Anda di halaman 1dari 35

Dokter Penangung Jawab Pasien: Dokter Pendamping Internship

dr. Abdul Hakam, M.Si.Med, Sp.A dr. Nuria Meida

Status Epileptikus
Disusun oleh: Iip Alifatu Zulfah
Identitas
Identitas Pasien IDENTITAS ORANG TUA

• No. RM : 750.474
Ayah Ibu
• Nama : An. S S
• Umur : 17 Bulan Nama Tn. B Ny. SA
• Jenis kelamin : Perempuan Pekerjaan Wiraswasta Ibu rumah
• Agama : islam
tangga
• Alamat :
Kedungsari 05/10 Kudus Agama Islam Islam
• DPJP : Perkawinan 1 1
dr. Abdul Hakam, M.Si.Med, Sp.A
Alamat Kedungsari Kedungsari
05/10 05/10
Kudus Kudus
Anamnesis
Anamnesis : Allo anamnesis ( 15 Oktober 2017 pk. 03.15)

Keluhan • Kejang > 30 menit


utama

• Demam saat kejang


Keluhan berlangsung
tambahan • batuk
Riwayat Penyakit Sekarang

• Pasien datang dibawa oleh orang tuanya dengan


keluhan kejang sekitar 30 menit SMRS
• Kejang seluruh tubuh, kaki dan tangan bergetar
seperti orang menggigil. mata mendelik ke atas,
pasien seperti menyeringai, tidak keluar busa
dari mulut pasien dan lidah tidak tergigit. Saat
kejang pasien tidak sadar
• deman didapati saat pertengahan kejang dengan
suhu 38oC.
• ± 6 hari SMRS pasien batuk dan sudah berobat
Anamnesis
Riwayat
• kejang yang didahului demam pada
penyakit umur 3 bulan, 9 bulan, 14 bulan.
dahulu
Riwayat
• Kedua orangtua dan kakak pasien tidak
Penyakit memiliki riwayat kejang
keluarga

Riwayat • Ibu pasien memeriksakan kehamilannya


kebidan, namun tidak setiap bulan.
Kehamilan • Sakit selama hamil (-),
Anamnesis

Riwayat • spontan, RSUD Kudus, Ditolong oleh bidan,cukup


bulan
Persalinan • BBL : 3500 gr, PBL : 52 cm, Lahir normal, langsung
nangis, sianosis (-), kejang (-), kelainan bawaan (-)

Riwayat • Lengkap
Imunisasi • Belum imunisasi Campak, usia belum cukup

Riwayat • Sesuai dengan anak-anak sebayanya


Tumbuh • Berdiri sendiri tanpa berpegangan, memanggil mama,
kaka, bertepuk tangan
Kembang
Pemeriksaan Fisik
03.00 Setelah tatalaksana awal

Airway Airway
• Bebas
• Bebas
Breathing Breathing
• Spontan, RR 44x /menit • Spontan, RR 50x /menit
• Retraksi otot bantu pernafasan +/+ • Retraksi otot bantu pernafasan +/+
• Saturasi O2 70% • Saturasi O2 80% dengan oksigen 3 lpm
Circulation Circulation
• HR: 157X/menit, reguler, kuat • HR: 157X/menit, reguler, kuat

Disability Disability
• GCS: Sulit dinilai • GCS: sopor E3 V2 M4= 9

Exposure Exposure
Pemeriksaan Fisik
Data Antropometri Status Gizi *
▫ Berat Badan : 12,5 kg • PB/U: z-score = 2,6Normal
▫ Tinggi Badan : 85 cm • BB/U: z-score =1,3 Normal
▫ Lingkar Kepala : 47 cm • BB/PB:z-score = 1,8Normal
▫ Lingkar Dada : 55 cm
▫ Lingkar perut : 56 cm

*Standar Antropometri Status gizi anak, KeMenKes RI no: 1995 /MENKES/SK/XII/2010


PF-Status Generalis
Kepala : bulat, normocephali, ubun-ubun kecil tidak cekung, ubun-ubun besar tidak
membenjol, rambut hitam
Mata : Konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik, pupil isokor, simetris, refleks
cahaya +/+, edema palpebra -/-
Telinga : Normotia, liang telinga lapang/lapang, serumen -/-, sekret -/-

Hidung : Lapang, sekret -/-, deviasi septum (-), pernafasan cuping hidung (-)

Leher : Kaku kuduk (-), Pembesaran kelenjar getah bening tidak teraba
PF-Status Generalis
Thorax
Inspeksi : Pergerakan dinding dada kiri dan kanan simetris.
Retraksi (+): retraksi suprasternal +/+, retraksi intercostal +/+,
retraksi sub sternal +/+

Palpasi : Vokal fremitus kiri dan kanan sama

Perkusi : Perkusi perbandingan kiri dan kanan sama sonor

Auskultasi : Bising napas dasar vesikuler


Ronki +/+, Wheezing -/-
Bunyi Jantung I dan II normal, murmur (-), gallop (-)
PF-Status Generalis
abdomen
• Inspeksi: tampak datar • Kulit : ikterik (-),
• Perkusi : timpani sianotik (-)
• Palpasi: supel, nyeri tekan (-), • Ekstremitas : Akral
undulasi (-), turgor kembali hangat, sianosis (-), capillary
cepat, limpa dan hepar tidak refill < 2 detik
teraba membesar
• Auskultasi : Bu (+) normal
PF-Status Neurologis
GCS : E2 V3 M4= 9 • Saraf kranial: kesan tidak
Tanda rangsang meningeal terdapat defisit neurologis
• Kaku kuduk : - • Motorik 455/554
• Tanda laseq : >70o / >70o 455/554
• Tanda kerniq: >135o / >135o • Sensorik : tidak dilakukan
• Brudzinski I : - • Refleks fisiologis:
• Brudzinski II: - ▫ Bisep: n=n
• Brudzinski III: -/- ▫ trisep : n=n
• Brudzinski IV: -/- ▫ Kpr: n=n
▫ Apr :n=n
• Reflek patologis
▫ Babinski -/-
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS KERJA DIAGNOSIS BANDING

• Status Epileptikus • Status epileptikus dengan +


• Bronkopneumonia Bronkopneumonia
• Encepalopati e.c susp electrolit
imbalance + Bronkopneumonia
• Enchefalitis +
Bronkopneumonia
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• LABORATORIUM
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan

 Leukosit  25,8 4000-12000/µl


 HB  11,6 10-16.5 gr/dl
 Hematokrit  37 33.0-38.0%
 Trombosit  519 15000-39000/mm3

 HbSAg  - -

Elektrolit Mmol/l
 Ca ion  2,69 7.6-11.0
 K  4,2 3.5-5.0
 Na  139 136-145
 Mg  1,0 1,5-12,5
 Cl  107 98-106
PEMERIKSAAN PENUNJANG
RADIOLOGI
• Cor: bentuk dan letak normal,
tak membesar
• Pulmo: Corakan
bronkovaskular normal,
Tampak bercak infiltrate
dikedua paru
• Sinus diafragma normal
 bronkopneumonia
TATALAKSANA-TATALAKSANA AWAL
1. Oksigen : O2 3-5 Liter/menit
2. Menghentikan aktivitas bangkitan
• - Diazepam supositoria 10 Mg perrectal
• Kejang tetap berlanjut, setelah observasi 10 menit
• - Diazepam Intravena 2 mg iv
3. IVFD : RL 12 tetes per menit
4. Inf. Paracetamol 3 x 150 mg
5. Inj. Ceftriaxone 2 x 500mg
6. Inj. Dexametasone 3 x ½ amp
7. Inj. Ranitidin 2 x ½ AMP
8. Pemasangan NGT
9. Pro Rawat PICU
10. Konsul dr. Spesialis anak
TATALAKSANA
TERAPI DOKTER SPESIALIS ANAK
• terapi dilanjutkan, bila masih kejang dapat diberikan midazolam 2
mg iv.
• Acc Rawat PICU
• Pemantauan kejang
• Cek EEG
PROGNOSA
Ad vitam : Ad bonam
Ad functionam : dubia ad bonam
Ad sanactionam : dubia ad malam
STATUS EPILEPTIKUS
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
• Status epileptikus adalah bangkitan yang terjadi
terus menerus > 30 menit berupa bangkitan
fokal atau umum, konvulsi atau nonkonvulsi
atau dalam 30 menit terjadi beberapa kali
bangkitan tanpa ada pemulihan kesadaran di
antara bangkitan
KLASIFIKASI
Etiologi Manifestasi klinis
• Epilepsi idiopatik • Kejang umum
• Epilepsi simtomatik • Kejang parsial
• Epilepsi yang diprovokasi • Kejang tanpa seab yang
• Epilepsi kriptogenik diketahui
KLASIFIKASI STATUS EPILEPTIKUS
• SE Umum Konvulsif
• SE Nonkonvulsif
▫ SE Absans
▫ SE Parsial Kompleks
• SE Parsial Sederhana
PATOFISIOLOGI STATUS EPILEPTIKUS
Perubahan konsentrasi ion di ruang ekstraseluler
Rangsang mekanis, kimiawi dan aliran listrik dari sekitarnya
Perubahan patologis dari membran krn penyakit / keturunan

Perbedaan potensial

Ion natrium berdifusi mll membran ( depolarisasi > repolarisasi)

Hipereksitasi neuron

Peningkatan pelepasan neurotransmitter

Kejang ( berlangsung lebih 30 menit )

Status Epileptikus
PATOFISIOLOGI
Fase I (0-30 menit) – Fase II (>30 menit) – tdk
terkompensasi terkompensasi.
• Pelepasan adrenalin dan • Kegagalan autoregulasi
noradrenalin serebral/ edema otak
• Peningkatan cerebral blood • Depresi pernafasan
flow dan metabolisme • Disritmia jantung, hipotensi
• Hipertensi, hiperpireksia • Hipoglikemia, hiponatremia
• Hiperventilasi, takikardia, • Gagal ginjal, rhabdomyolisis,
asidosis laktat hipertermia dan DIC
TATALAKSANA
• Fase stabilisasi (0-5 menit): primary survey,
standar penanganan pertama untuk kejang,
penilaian dan monitor tanda vital.
• Fase terapi inisial (5-20 menit) saat jelas bahwa
bangkitan memerlukan intervensi medis. Pilihan
obat ialah obat-obat golongan benzodiazepine.
• Fase terapi kedua (20-40 menit) dimana respon dari
terapi sudah terlihat. Jika tidak merespon, dapat
digunakan fosphenytoin, asam valproat dan
levetiracetam.
• Fase terapi ketiga (40+ menit)
ABC, Tanda Vital, cari Jalur intra vena NaCl 0,9%,
diazepam 0,3-0,5/ kgBB iv* ambil darah untuk lab

Diazepam 0,3-0,5 mg/kgBB iv. Kec 1mg/mnt

Fenitoin 20 mg/kgBB dlm NaCl 0,9% bolus iv


lambat kec 1 mg/kgBB

FENOBARBITAL 20 mg/kgBB kec <50 mg/mnt

MIDAZOLAM 0,15 mg/kgBB bolus iv

Anda mungkin juga menyukai