Anda di halaman 1dari 4

Penyakit Ain, Sebab, Pencegahan dan

Terapinya
Rasulullah shallallahualaihi wa sallam bersabda,

Ain itu benar adanya, andaikan ada sesuatu yang dapat mendahului taqdir maka ain akan
mendahuluinya, dan apabila kalian diminta mandi (untuk mengobati orang yang kalian timpakan
penyakit ain) maka mandilah. [HR. Muslim dari Ibnu Abbas radhiyallahuanhuma]

Beberapa Pelajaran:

1) Penyakit ain, yaitu penyakit yang disebabkan oleh pandangan mata yang disertai sifat iri atau
rasa takjub terhadap yang dipandang, dapat terjadi dari orang yang dengki atau orang yang cinta,
dari orang yang jahat atau orang yang shalih. Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah berkata,

Ain adalah pandangan suka disertai hasad yang berasal dari kejelekan tabiat, yang dapat
menyebabkan orang yang dipandang itu tertimpa suatu bahaya. [Fathul Bari, 10/200]

Beliau rahimahullah juga berkata ketika menjelaskan diantara pelajaran dari kisah Sahl bin
Hunaif radhiyallahuanhu (lihat haditsnya di poin 5),

Bahwa ain dapat terjadi bersama rasa takjub walau tanpa adanya sifat iri, walau dari orang
yang mencintai dan dari seorang yang shalih (tanpa disengaja). [Fathul Baari, 10/205]

2) Penyakit ain tidak terjadi kecuali dengan izin Allah taala, dan telah Allah taala takdirkan.
Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah berkata,

Maknanya bahwa orang yang tertimpa bahaya karena sesuatu yang telah Allah taala tetapkan
ketika seseorang memandangnya, hakikatnya terjadi dengan takdir Allah taala yang telah
ditetapkan sebelumnya, bukan sesuatu yang baru saja diciptakan oleh orang yang memandang
terhadap yang dipandang. [Fathul Baari, 10/203]

3) Hadits yang mulia ini juga menunjukkan besarnya bahaya yang Allah taala ciptakan dalam
penyakit ain, bahkan bisa membunuh, maka jangan diremehkan. An-Nawawi rahimahullah
berkata,
Dalam hadits ini terdapat penetapan keimanan terhadap takdir Allah taala dan benarnya
perkara ain dan bahwasannya ia sangat berbahaya. [Fathul Baari, 10/204]

Ibnu Hajar rahimahullah berkata,

Bahwa menimpakan penyakit ain bisa saja membunuh, dan telah terjadi khilaf ulama tentang
penerapan hukum qishosh padanya. [Fathul Baari, 10/205]

4) Apabila seseorang melihat sesuatu yang mengagumkan pada diri saudaranya, hendaklah ia
mendoakan keberkahan untuknya (seperti mengucapkan: Baarokallaahu fiyk, Semoga Allah
memberkahimu), inilah cara untuk mencegah penyakit ain. Rasulullah shallallahualaihi wa
sallam bersabda,

Apabila seorang dari kalian melihat sesuatu dari saudaranya, atau melihat diri saudaranya, atau
melihat hartanya yang menakjubkan, maka hendaklah ia mendoakan keberkahan untuk
saudaranya tersebut, karena sesungguhnya penyakit ain benar-benar ada. [HR. Ahmad dari
Abdullah bin Amir, Ash-Shahihah, no. 2572]

5) Hadits Ibnu Abbas radhiyallahuanhuma di atas menjelaskan kepada kita salah satu cara untuk
mengobati penyakit ain adalah dengan meminta kepada orang yang memandang untuk mandi,
kemudian bekas air mandinya disiramkan kepada orang yang dipandangnya. Adapun tata
caranya dijelaskan dalam hadits berikut,

Dari Abu Umamah bin Sahl bin Hunaif, ia berkata: Amir bin Rabiah melewati Sahl bin Hunaif
ketika ia sedang mandi, lalu Amir berkata: Aku tidak melihat seperti hari ini; kulit yang lebih
mirip (keindahannya) dengan kulit wanita yang dipingit, maka tidak berapa lama kemudian Sahl
terjatuh, lalu beliau dibawa kepada Nabi shallallahualaihi wa sallam, seraya dikatakan:
Selamatkanlah Sahl yang sedang terbaring sakit. Beliau bersabda: Siapa yang kalian curigai
telah menyebabkan ini? Mereka berkata: Amir bin Rabiah. Beliau bersabda: Kenapakah
seorang dari kalian membunuh saudaranya? Seharusnya apabila seorang dari kalian melihat
sesuatu pada diri saudaranya yang menakjubkan, hendaklah ia mendoakan keberkahan
untuknya. Kemudian beliau meminta air, lalu menyuruh Amir untuk berwudhu, Amir mencuci
wajahnya, kedua tangannya sampai ke siku, dua lututnya dan bagian dalam sarungnya. Dan Nabi
shallallahualaihi wa sallam memerintahkannya untuk menyiramkan (bekas airnya) kepada
Sahl. Berkata Sufyan, berkata Mamar dari Az-Zuhri: Beliau memerintahkannya untuk
menyiramkan air dari arah belakangnya. [HR. Ibnu Majah dari Abu Umamah bin Sahl bin
Hunaif, Shahih Ibni Majah: 2828]
6) Cara pengobatan seperti ini adalah ketetapan syariat dan sesuai dengan tabiat, harus diyakini
kebenarannya walau pun banyak dokter tidak memahaminya, dan orang yang mengingkarinya
tidak akan mendapatkan manfaat darinya. Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata,

Cara pengobatan ini tidak akan dapat mengambil manfaatnya orang yang mengingkarinya,
orang yang memperolok-oloknya, orang yang meragukannya atau yang melakukannya sekedar
coba-coba tanpa meyakini. [Fathul Baari. 10/205]

7) Cara penyembuhan lainnya adalah dengan diruqyah. Rasulullah shallallahualaihi wa sallam


bersabda,

Tidak ada ruqyah (yang lebih bermanfaat) kecuali untuk penyakit ain atau penyakit yang
diakibatkan sengatan binatang berbisa. [HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Buraidah bin Al-
Hushaib radhiyallahuanhu]

8) Berlindung kepada Allah taala adalah pencegahan terbaik dari penyakit ain, bahkan dari
segala bahaya. Rasulullah shallallahualaihi wa sallam memperlindungkan Al-Hasan dan Al-
Husain radhiyallahuanhuma kepada Allah taala dari penyakit ain, sebagaimana dalam hadits
Ibnu Abbas radhiyallahuanhuma, beliau berkata,

Nabi shallallahualaihi wa sallam pernah memperlindungkan Al-Hasan dan Al-Husain (kepada


Allah taala) dan beliau berkata (kepada Al-Hasan dan Al-Husain), sesungguhnya bapak kalian
berdua (yaitu nabi Ibrahim alaihissalam) memperlindungkan Ismail dan Ishaq dengan membaca:

Uidzukuma bi kalimaatillaahit taammaati min kulli syaithonin wa haammatin wa min kulli


ainin laammatin.

Aku memperlindungkan kalian berdua dengan kalimat-kalimat Allah yang maha sempurna dari
setan, binatang berbisa dan mata yang dengki (makna yang lain: segala macam bahaya). [HR.
Al-Bukhari]

9) Apa kewajiban pemerintah? Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah berkata,

Ibnu Baththol rahimahullah telah menukil dari sebagian ulama bahwa sepatutnya bagi
pemerintah untuk mencegah orang yang bisa menimpakan penyakit ain agar tidak menemui
orang-orang, apabila memang ia sudah dikenal dengan itu, dan hendaklah ia tetap tinggal di
rumahnya, apabila ia fakir maka pemerintah hendaklah memberi santunan yang mencukupinya,
karena bahayanya lebih besar dibanding penderita kusta yang diperintahkan oleh Khalifah Umar
radhiyallahuanhu untuk tidak bergaul dengan orang-orang sebagaimana telah dijelaskan pada
babnya, dan juga ia lebih berbahaya dari orang yang makan bawang, yang telah dilarang oleh
penetap syariat untuk menghadiri sholat jamaah (hanya karena bau busuknya). An-Nawawi
rahimahullah berkata: Pendapat ini benar sekali, tidak ada ulama yang terang-terangan
menyelisihinya. [Fathul Baari, 10/206]

10) Mengenakan jimat untuk mencegah dan mengobati penyakit ain termasuk syirik, demikian
pula mendatangi dukun untuk mengobati peyakit ain termasuk syirik dan kufur kepada Allah
taala, dan syariat telah memberikan solusi yang terbaik, yaitu dengan bertawakkal kepada Allah
taala, berharap dan berdoa hanya kepada-Nya, disertai melakukan sebab-sebab pencegahan dan
pengobatan yang dibolehkan.

Sumber : http://sofyanruray.info/penyakit-ain-sebab-pencegahan-dan-terapi/

Anda mungkin juga menyukai