NIM : 22115059
Kelas : PWK-B
A. Preferensi Konsumen
1. Pendekatan Kardinal
Pendekatan kardinal menganggap bahwa kepuasan konsumen bisa di
kuantitatifkan. Pendekatan ini beranggapan bahwa semakin banyak barang yang
dikonsumsi maka semakin besar kepuasan. Disini tingkat kepuasan diukur degan
banyaknya barang yang dikonsumsi maka tingkat kepuasan akan semakin besar.
Pendekatan ini memiliki kekurangan yaitu kepuasan konsumen dari mengkonsumsi
suatu barang yang diukur dengan satuan kepuasan sangat sulit untuk dilakukan.
Adapun asumsi-asumsi dari pendekatan ini adalah sebagai berikut:
Kepuasan konsumsi dapat diukur dengan satuan ukur.
Makin banyak barang dikonsumsi makin besar kepuasan.
Terjadi hukum The Law of Deminishing Marginal Utility pada
tambahan kepuasan setiap satu satuan.
2. Pendekatan Ordinal
Pendekatan ordinal mengukur kepuasan konsumen dengan angka ordinal
(relatif). Maksimisasi Kepuasan konsumen dibatasi garis anggaran (budget line).
Dimana tibgkat kepuasan konsumen diukur dengan kurva indiferens (kurva yang
menunjukkan tingkat kombinasi jumlah barang yang dikonsumsi yang menghasilkan
tingkat kepuasan yang sama).
Adapun asumsi-asumsi dari pendekatan ini adalah sebagai berikut:
Adapun Kurva Indifferens adalah sebuah pusat titik yang menunjukan berbagai
kombinasi barang-barang yang menghasilkan tingkat kepuasan konsumen yang sama.
Seperti bisa kita lihat pada kurva berikut:
Garis Anggaran
Menurut Mankiw (2012: 440) Garis Anggaran adalah the limit on the consumption
bundles that a consumer can afford. Apabila diterjemahkan, kurang lebih: Garis Anggaran
adalah berbagai kemungkinan kombinasi konsumsi yang mampu diperoleh konsumen
dengan pendapatannya.
Garis Anggaran menunjukkan semua kombinasi jumlah barang atau jasa (X dan Y)
yang dapat dibeli konsumen per tahun. Kemiringan pada setiap titik menunjukkan berapa
banyak satu barang yang harus diberikan untuk mendapatkan unit tambahan yang lain.
Jika pendapatan naik, maka garis anggaran akan lebih jauh dari asal dan
sebaliknya.
Suatu keseimbangan (ekuilibrium) akan terjadi pada suatu titik, di mana garis
anggaran dan kurva indiferen bersinggungan.
Bila terjadi perubahan hargayang baik (misalnya harga daging sapi turun setengahnya),
konsumen terpengaruh dengan dua cara yang berbeda
Konsumen dapat membeli daging sapi dengan jumlah yang sama seperti
sebelumnya dan masih memiliki sisa pendapatan yang harus dikeluarkan
untuk barang dan jasa lainnya.
Jadi, ketika harga daging sapi menurun, akibat pengaruh pendapatan, akan
memperluas pembelian daging sapi jika memang makanannya normal
E. Penerapan Aplikasi
Kasus: Keputusan penawaran tenaga kerja individu yang terkait dengan perubahan tingkat
upah dengan asumsi:
Semakin banyak jam kerja, semakin sedikit waktu senggang yang tersedia
Semakin banyak waktu luang, semakin sedikit waktu yang tersedia untuk
digunakan di tempat kerja
Dimana
Kenaikan tingkat upah memiliki dua dampak pada keputusan pasokan tenaga kerja :
Dampak pendapatan: tingkat upah yang lebih tinggi meningkatkan pendapatan pekerja
untuk sejumlah tenaga kerja. Dengan demikian, hal tersebut mendorong peningkatan
konsumsi waktu luang (reduce work effort).
Dampak substitusi: di sisi lain, mendorong usaha kerja yang lebih besar.
Toll goods adalah barang dan jasa yang bersifat dapat dipisahkan (excludable)
tetapi tidak dapat dibagi (non-divisibel) misalnya adalah tiket masuk kawasan di mana
hanya yang membayar yang dapat masuk tetapi barang dan jasa tersebut tidak habis dibagi.
Ada 2 karakteristik yaitu:
Common pool adalah barang dan jasa yang bersifat tidak dapat dipisahkan (non-
excludable) tetapi dapat dibagi (divisible). Contohnya: bioskop. Ada 2 karakteristik yaitu:
1. Rivalrous Consumptions
2. Non-Excludable Ownership dimana seolah-seolah kepemilikan barang dan jasa ini tidak
dapat dikecualikan.
Stabilitas Ekonomi
Adalah kondisi ekonomi dimana tidak terjadi perubahan yang terlalu besar
atau fluktuasi di makroekonomi. Ada juga kebijakan untuk menjaga stabilitas
ekonomi
Kebijakan Moneter
Kebijakan Fisikal
Alokasi Sumberdaya
Dalam hal ini dibutuhkan pengelolaan yang baik (Efektif dan efisien).
Dalam pengalokasian sumber daya yang ada baik itu sumberdaya manusia maupun
alam diperlukan penyusunan suatu anggaran supaya pengalokasian nya pas, karena
dalam pengalokasiannya sangat dibutuhkan dana.
Redistribusi Pendapatan
Pendapatan sangatlah mempengaruhi perekonomian setiap wilayah dan
juga berdampak pada pembangunan maupun kondisi masyrakatnya.Pajak juga
sangat berpengaruh dalm pembiayaan dan pembangunan yang ada. Cth: Pajak jika
dibayar secara rutin akan meningkatkan pendapatan Negara. Dalam hal ini akan
dibahas tentang effect pajak pendapatan terhadap daya pembelian tiap masyrakat.
Setiap orang mendapat penghasilan sama dengan apa yang ia andalkan terhadap
total pendapatan.
Penjualan online
Government Failure
Kebijakan reditributif dapat memiliki dua efek yang tidak diinginkan
1. Peraturan pemasukan redistribusi tidak efisien. Seperti kebijakan yang
seharusnya menguntungkan masyarakat banyak namun menguntungkan
masyarakat atas.
2. Belum tentu tepat guna. Pada saat redistribusi pemerintah tidak memusatkan
manfaat pada orang yang tepat.
Dalam konteks pembiayaan pembangunan, ekonomi makro ini (baik dari stabilisasi
ekonomi, alokasi sumberdaya sampai pada redistribusi pendapatan) sangat perlu kita kitahui
supaya dalam perencanaan maupun dalam memenejem pembiayaan pembangunan dimasa
sekarang/masa depan dapat tepat sasaran. Jika ekonomi tidak stabil, manejemen alokasi sumber
daya tidak efektif dan efisien sampai dengan redistribusi pendapatan yang tidak tepat maka akan
mempengaruhi baik buruknya perencanaan pembiayaan pembangunan tersebut.
GOVERNMENT REVENUES
A. Pengertian Pajak
Menurut Adam Smith:A contribution from the citizen to support of the state
Sedangakan menurut UUD 1945: Pajak adalah iuran wajib rakyat/masyarakat kepada kas negara
berdasarkan undang-undang yang dapat dipaksakan dengan tidak mendapat balas jasa secara
langsung dan digunakan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran pemerintah.
Dari definisi pajak di atas, maka pajak memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
B. Jenis-Jenis Pajak
1. Pajak Langsung, adalah pajak yang pembayarannya harus ditanggung sendiri oleh wajib
pajak dan tidak dapat dialihkan kepada pihak lain. Contoh: PPh, PBB.
2. Pajak Tidak Langsung, adalah pajak yang pembayarannya dapat dialihkan kepada pihak
lain. Contoh: Pajak Penjualan, PPN, PPn-BM, Bea Materai dan Cukai.
1. Pajak Negara atau Pajak Pusat, adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat. Pajak
pusat merupakan salah satu sumber penerimaan negara. Contoh: PPh, PPN, PPn dan Bea
Materai.
1. Pajak Subjektif, adalah pajak yang memperhatikan kondisi keadaan wajib pajak. Dalam
hal ini penentuan besarnya pajak harus ada alasan-alasan objektif yang berhubungan erat
dengan kemampuan membayar wajib pajak. Conto: PPh.
2. Pajak Objektif, adalah pajak yang berdasarkan pada objeknya tanpa memperhatikan
keadaan diri wajib pajak. Contoh: PPN, PBB, PPn-BM.
C. Unsur-Unsur Pajak
1. Subjek Pajak / Wajib Pajak, adalah : Orang atau badan usaha yang menurut undang-undang
wajib membayar pajak kepada negara. Setiap wajib pajak harus memiliki NPWP.
2. Objek Pajak, adalah segala sesuatu yang menurut Undang-Undang dijadikan dasar atau
sasaran pemungutan pajak.
3. Tarif Pajak, adalah dasar pengenaan pajak terhadap objek pajak yang menjadi
tanggungannya. Tarif pajak biasanya berupa persentase (%).Menurut UU No.17 tahun
2000, tarif pajak wajib pajak pribadi dalam negeri, adalah :
Sebagai alat pengatur kegiatan ekonomi (Fungsi Reguler). Pajak dikatakan alat
pengatur kegiatan ekonomi, karena pajak dapat mempengaruhi naik turunnya biaya.
Insidensi diferensial, membandingkan kejadian satu pajak dengan kejadian pajak lain
yang memiliki jumlah pendapatan yang sama.
PERUBAHAN PAJAK
o pajak progresif: beban pajak/pendapatan meningkat saat pendapatan naik
o pajak proporsional: beban pajak/pendapatan akan konstan seiring dengan kenaikan
pendapatan
o pajak regresif: beban pajak/pendapatan akan turun seiring dengan kenaikan
pendapatan
TAX EFFICIENCY
Satu-satunya cara untuk menghindari pajak (legal) adalah dengan mengubah perilaku diri sendiri
Pajak penjualan bensin dapat dihindari atau digeser oleh perusahaan hanya jika produsen
menjual lebih sedikit bensin atau menjualnya di yurisdiksi pajak yang lebih rendah.
1. Azas Keadilan artinya pemungutan pajak harus adil disesuaikan dengan kemampuan wajib
pajak;
2. Azas Yuridis artinya pemungutan pajak harus diatur UU perpajakan dan memberikan
jaminan hukum untuk menyatakan keadilan bagi negara maupun warganya.
4. Azas Financial artinya biaya pemungutan harus seefisien mungkin. Hal ini harus
mempertimbangkan agar biaya pemungutan tidak melebihi hasil pemungutan pajak;
5. Azas kelayakan artinya pemungutan pajak jangan sekali-kali memberatkan wajib pajak;
6. Azas Kepastian artinya pemungutan pajak harus jelas, tegas dan pasti, sehingga dimengerti
wajib pajak dan akan mempermudah dalam perhitungan.
Penghasilan adalah biaya yang tersisa setelah dipakai untuk biaya hidup dalam jangka
waktu tertentu (biasanya per tahun). Pajak Penghasilan (biasa disingkat dengan PPh) adalah salah
satu jenis pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat. Secara teori perpajakan, PPh adalah jenis
pajak yang paling adil. Penghasilan kena pajak adalah definisi tentang pendapatan pajak, dan
jumlah inilah yang sebenarnya dikenai pajakPenghasilan kena pajak jauh lebih kecil dari pada
ukuran komprehensif pendapatan. Penghasilan kena pajak jauh lebih kacil daripada jumlah total
penghasilan seseorang.
Menurut Standar Penilaian Indonesia (SPI) properti didefinisikan sebagai konsep hukum
yang meliputi seluruh kepentingan, hak dan keuntungan dari suatu kepemilikan.
Dasar Penghitungan PBB telah diatur dalam UU No.12 Tahun 1994 dan PP No.25
Tahun 2002. Dasar penghitungan PBB adalah Nilai Jual Kena Pajak atau NJKP, yaitu suatu
persentase tertentu dari nilai jual sebenarnya.
Pajak ini hanya dikenakan satu kali pada saat membeli properti baru, baik dari
developer maupun perorangan. Jika membeli properti dari developer, untuk pembayaran
dan pelaporan biasanya dilakukan melalui developer.
Bea ini dikenakan terhadap semua transaksi properti, baik properti baru maupun
lama yang dibeli dari developer atau perorangan.
2. Siapa yang lebih lebih berkompeten (lebih efisien) untuk menyediakan kebutuhan
public tersebut.
4. Pelayanan publk apa saja yang tidak hars dilakukan oleh pemerintah namun dapat
ditangani oleh swasta.
-Sepatu -Bioskop
-Lampu jalan
Catatan konsekuensi :
2. Transportas public
4. Jalan tol
5. Pendidikan
7. Perumahan Rakyat
8. Fasilitas wisata
9. Pelayanan kesehatan
a. Barang Privat
Barang-barang kebutuhan masyarakat yang manfaat barang atau jasa tersebut hanya
dinikmati secara individual oleh yang membelinya, Sedangkan yang tidak
mengkonsumsi tidak dapat menikmati barang/jasa tersebut. Contoh:
Makanan,Listrik,TeleponDsb.
b. Barang Publik Barang-barang kebutuhan masyarakat yang manfaat barang atau jasa
dinikmati oleh seluruh masyarakat secara bersama-sama. Contoh: Pertahanan Nasional,
Pengendalian Penyakit Dsb.
c. Campuran Antara Barang Privat Dan Barang Publik Barang-barang kebutuhan
masyarakat yang merupakan campuran antara barang privat dan barang publik. Contoh:
Pendidikan, Pelayanan kesehatan Dsb
2. Efisiensi ekonomi
Ketika setiap individu bebas menentukan banyaknya barang dan jasa yang mereka
ingin konsumsi, mekanisme harga memiliki perang penting dalam mengalokasikan sumber
daya melalui:
3. Prinsip Keuntungan
Ketika Pelayanan tidak dinikmati oleh semua orang, pembebanan langsung kepada
masyarakat yang menerima jasa tersebut dianggap wajar bila didasarkan prinsio bahwa
yang tidak menikmati manfaat tidak perlu membayar. Jadi pembebanan hanya dikenakan
kepada masyarakat atau mereka yang diuntungkanoleh pelayanan tersebut.
b. Ada tidaknya keuntungan finansial yang diperoleh pemegang ijin atau lisensi atas
ijin atau lisensi yang dimiliki.
Sumber pendapatan asli daerah untuk pembangunan daerah tersebut adalah: (Undang-
Undang No. 28 Tahun 2009 ):
1. Pajak daerah
2. Retribusi Daerah
Pajak dan retrbusi daerah adalah sumber penerimaan PAD yang terbesar. PAD sendiri
adalah komponen penting dalam APBD apalagi di era otonomi daerah, meskipun masih ada daerah
yang masih mengandalkan bantuan dari pusat. (sumber: Pengantar ekonomi makro, 2003).
Kontribusi wajib kepada Daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang
bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara
langsung dan digunakan untuk keperluan Daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
1. Pajak hotel ditetapkan maksimal sebesar 10% dan ditetapkan dengan peraturan daerah
2. Pajak restoran ditetapkan masimal sebesar 10% dan ditetapkan dengan peraturan
daerah
3. Pajak Hiburan ditetapkan paling tinggi sebesar 35%, khusus hiburan kesenian rakyat
4. pajak hiburan sebesar 10% dan tarif pajak ditetapkan dengan peraturan daerah
5. Pajak Reklame ditetaokan paling tinggi sebesar 25% dan ditetapkan dengan peraturan
daerah
6. Pajak penerangan jalan maksimal 10% dan ditetapkan dengan peraturan daerah
7. Pajak mineral bukan logam dan batuan ditetapkan maksimal 25% dan ditetapkan
dengan peraturan daerah
9. Pajak sarang burung walet maksimal 10% dan ditetapkan dengan peraturan daerah
Teori Pigou Penyediaan barang publik oleh pemerintah yang pembiayaannya dari
pembayaran PAJAK oleh masyarakat.
Barang publik harus disediakan sampai suatu tingkat dimana kepuasan marginal akan
barang publik sama dengan ketidakpuasan marginal akan pajak yang dipungut untuk
membiayai program pemerintah(menyediakan barang publik).
Semakin banyak pajak yang dipungut, semakin besar rasa ketidakpuasan marginal
masyarakat
Pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus
disediakan dan diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan.
Fungsi retribusi daerah untuk pembiayaan penyelenggaraan negara yang hasilnya langsung dapat
dirasakan oleh rakyat.
Obyek Retribusi
1. Retribusi Jasa Usaha
Pelayanan perizinan tertentu oleh pemerintah daerah kepada orang pribadi atau badan
yang dimasudkan untuk pengaturan dan pengawasan dari kegiatan pemanfaatan ruang,
penggunaan sumber daya alam, barang, prasarana, sarana, atau fasilitas tertentu guna
melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan. Cth: retribusi izin
Mendirikan bangunan, izin trayek, izin usaha perikanan dll
Pelayanan yang disediakan pemerintah daerah untuk kepentingan dan manfaat umum
serta dapat dinikmati oleh orang pribadi attau badan. cth: retribusi kesehatan, kebersihan, dll.
Pelayanan yang disediakan oleh Pemerintahan Daerah dengan menganut prinsip komersial,
yang meliputi Pelayanan dengan menggunakan kekayaan daerah yang belum dimanfaatkan
secara optimal dan pelayanan oleh pemerintah daerah selama belum disediakan secara
memeadai oleh pihak swasta. Cth: retribusi pasar grosir, retribusi tempat khusu parkir, dll.
Perbedaan dari Public Good and Service Provision and Public Provide Goods and Service
Provision:
Eksternalitas adalah suatu efek negatif atau positif pasar pada pihak-pihak yang tidak
terlibat sama sekali dalam proses produksi atau konsumsi barang.
1. Eksternalitas positif, merupakan keuntungan yang dirasakan tetapi tidak masuk dalam
biaya produksi. Cth: ketika jalan yang dilalui dalam kondisi baik karena dibangun dari uang
masyarakat disekitar jalan tersebut, kita dapat melalui jalan tersebut dengan aman.
2. Eksternalitas negatif, merupakan kerugian atau biaya dampak sosial yang tidak
dimasukkan kedalam perhitungan. Cth: Sampah masyarakat yang dibuang sembarangan
dapat merusak keindahan dilingkungan sekitar dan menyebabkan kualitas lingkung
menururn.