Anda di halaman 1dari 7

II

PEMBAHASAN

1. Pengertian dan Tujuan Pengolahan Pakan


Pengolahan pakan merupakan suatu kegiatan untuk mengubah pakan tunggal
atau campuran menjadi bahan pakan baru atau pakan olahan. Bahan pakan baru
yang dihasilkan dari proses pengolahan diharapkan mengalami peningkatan
kualitas. Proses pengolahan pakan ini mempunyai beberapa tujuan, diantaranya
adalah :
a. Meningkatkan Kualitas Bahan
Bahan pakan yang kualitasnya rendah (kandungan serat kasarnya tinggi dan
kandungan protein kasarnya rendah) dapat ditingkatkan kualitasnya melalui
pengolahan baik secara mekanik, fisik, biologi, kimia maupun gabungan berbagai
cara pengolahan.
b. Memudahkan Penyimpanan
Pengolahan pada bahan pakan dapat menjadikan suatu bahan pakan lebih kecil
ukurannya dan lebih homogen sehingga memudahkan dalam penyimpanan.
c. Pengawetan
Pengolahan dapat digunakan untuk tujuan pengawetan sehingga dapat
mempertahankan kualitas dari bahan pakan.
d. Meningkatkan Palatabilitas
Palatabilitas pakan dapat ditingkatkan melalui proses pengolahan pakan yang
sesuai dengan jenis, umur dan fase hidup ternak.
e. Meningkatkan Efisiensi Pakan
Peningkatan kualitas pakan melalui proses pengolahan akan meningkatkan
produktivitas ternak yang mencerminkan peningkatan efisiensi pakan.
f. Memudahkan Handling dan Mixing pada Pembuatan Pakan Jadi
Pembuatan pakan jadi meliputi tahapan persiapan bahan pakan, penimbangan
bahan pakan, penggilingan bahan pakan, pencampuran dan pengemasan pakan
jadi. Pengaturan tahapan proses pengolahan pakan tersebut akan menghasilkan
kualitas pakan jadi yang meningkat.

2. Pengolahan Pakan Secara Kimiawi


Pengolahan kimia merupakan upaya mengubah sifat pakan melalui
penambahan bahan kimia. Pengolahan kimia dapat dilakukan dengan
penambahan alkali, dan penambahan asam. Sebagai contoh pengolahan bahan
pakan secara kimiawi pada hijauan dengan menambahkan beberapa bahan
kimiawi agar dinding sel tanaman yang semula berstruktur sangat keras berubah
menjadi lunak sehingga memudahkan mikroba yang hidup didalam rumen untuk
mencernanya.

3. Perendaman (soaking)
Perendaman yang dilakukan terutama untuk biji-bijian yang keras sehingga
sulit dicerna. Cara perendaman bahan pakan akan memudahkan pakan untuk
dikunyah sehingga akan meningkatkan kecernaan. Perendaman singkat antara 12-
24 jam. Biji-bijian direndam dalam air selama 12-24 jam sudah lama digunakan
oleh peternak. Perendaman biasanya disertai pemanasan untuk melembutkan biji-
bijian, dengan proses penguapan yang menyebabkan produk lebih palatabilitas
setelah pengunaan ransum diberikan. Dari banyaknya penelitian yang berjalan
tidak menghasilkan peningkatan efisiensi pakan walaupun dengan berbagai
metode. Dalam segi kebutuhan pun mengalami banyak kendala mengenai
handling ataupun penanganan yang berpotensial dengan skala pemanasan yang
dihasilkan.
Metode lain yang sama dengan soaking yaitu reconstitution adalah proses
perendaman dengan air mendidih, pada biji kering bisa meningkatkan kelembaban
hingga 25% sampai dengan 30% dan bisa disimpan dalam keadaan basah dan
anaerob di dalam silo selama 14- 21 hari sebelum diberikan pada ternak. Proses
ini bisa berhasil dengan sorghum dan biji jagung yang bisa menigkatkan berat
badan dan konversi pakan khususnya sapi potong dengan ransum konsentrasi
bijinya yang tinggi, tetapi proses ini tidak akan berjalan seperti yang diharapkan
jika biji ini belum matang atau siap diproses. Dengan bantuan fermentasi maka
hasil yang diperoleh bisa bertahan cukup lama (awet). Dari berbagai kerugian
dalam penyimpanan dibutuhkan pertimbangan mengenai banyaknya pakan, dan
jika sorghum lah yang digunakan maka seharusnya digiling terlebih dahulu
sebalum diberikan pada ternak.

4. Penambahan alkali
Perlakuan alkali menyebabkan suasana basa dengan pH > 7,0 dengan
menggunakan bahan kimia alkali seperti NaOH, KOH, Ca(OH)2, ammonia
anhydrous (gas atau cairan), urea, garam ammonium ataupun bahan lain (manure
ayam, feses, urine, abu gosok). Perlakuan alkali diperlukan pada bahan pakan
limbah pertanian dengan kandungan serat kasar yang tinggi selain adanya ikatan
-1,4 glycosida juga terjadi lignifikasi dari bagian selulosa yang menyebabkan
sukar dicerna. Terdapat 2 cara perlakuan kimia dengan alkali, yaitu :
a. Cara basah (cara perendaman)
b. Cara kering (cara penyemprotan)

Pengolahan dengan penambahan alkali mampu meningkatkan koefisien cerna,


disebabkan :
a. Larutnya sebagian silikat dan lignin.
b. Bengkaknya jaringan akibat lepasnya sebagian ikatan hydrogen diantara
molekul selulosa
c. Terhidrolisisnya ikatan ester pada gugus asam uronat diantara selulosa dan
hemiselulosa yang memudahkan penetrasi enzim pencernaan

Pengolahan alkali dapat juga dilakukan dengan penambahan amonia yang


digunakan sebagai fungisidal dan bakterisida sehingga dapat berfungsi sebagai
pengawet. Amonia dapat berikatan dengan gugus asetat dari bahan pakan (jerami)
menjadi garam ammonium asetat dan dapat menjadi sumber nitrogen bagi
mikrobia rumen.
Keuntungan dari proses amoniasi :
a. Menambah kandungan protein kasar (ekivalen 3 10%) dalam bentuk
nitrogen bukan protein (NPN)

b. Meningkatkan jumlah zat makanan tercerna (TDN = Total Digestible


Nutrient sebesar 3 23 %)

c. Meningkatkan konsumsi pakan 20 27%

d. Mencegah tumbuhnya jamur dan tidak ada residu mineral pada produk
amoniasi .

5. Deskripsi Deproteinasi dan Demineralisasi


Deproteinasi merupakan suatu proses yang bertujuan untuk menghilangkan
atau melarutkan protein semaksimal mungkin dari substrat, biasa dilakukan
dengan menggunakan larutan kimia yang bersifat basa (Suryani dkk., 2005;
Kurnia, 2006). Larutan basa kuat NaOH merupakan alkali paling efektif dalam
meningkatkan kecernaan limbah pertanian dan industri karena mampu
membengkakkan ikatan lignoselulosa menjadi lebih besar sehingga kecernaannya
meningkat (Soedjono dkk., 1985). Demineralisasi merupakan suatu proses yang
bertujuan untuk menghilangkan atau melarutkan mineral semaksimal mungkin
dari substrat, biasa dilakukan dengan menggunakan larutan kimia yang bersifat
asam.
III
KESIMPULAN

1. Pengolahan pakan merupakan suatu kegiatan untuk mengubah pakan


tunggal atau campuran menjadi bahan pakan baru atau pakan olahan.
2. Pengolahan kimia merupakan upaya mengubah sifat pakan melalui
penambahan bahan kimia. Pengolahan kimia dapat dilakukan dengan
penambahan alkali, dan penambahan asam.
3. Perendaman yang dilakukan terutama untuk biji-bijian yang keras
sehingga sulit dicerna. Cara perendaman bahan pakan akan memudahkan
pakan untuk dikunyah sehingga akan meningkatkan kecernaan.
Perendaman singkat antara 12-24 jam.
4. Perlakuan alkali menyebabkan suasana basa dengan pH > 7,0 dengan
menggunakan bahan kimia alkali seperti NaOH, KOH, Ca(OH)2, ammonia
anhydrous (gas atau cairan), urea, garam ammonium ataupun bahan lain
(manure ayam, feses, urine, abu gosok).
DAFTAR PUSTAKA

Abun. 2009. Pengolahan Limbah Udang Windu Secara Kimiawi Dengan Naoh
Dan H2so4 Terhadap Protein Dan Mineral Terlarut. Jurusan Nutrisi Dan
Makanan Ternak. Fakultas Peternakan. Universitas Padjadjaran. Jatinangor
Soedjono, M., R. Utomo dam S.P.S. Budhi. 1985. Pengaruh Perlakuan Alkali
Terhadap Kecernaan In Vitro Bagasse. Proceeding Seminar Pemanfaatan
Limbah Tebu untuk Pakan Ternak. Pusat Penelitian Pengembangan
Peternakan, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian departemen
Pertanian, Bogor.
I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pakan bagi ternak, berperan untuk pertumbuhan ternak muda,
mempertahankan hidup dan menghasilkan produk (daging, susu dan anak) serta
tenaga bagi ternak dewasa. Pakan juga memelihara daya tahan tubuh dan
kesehatan ternak supaya ternak dapat tumbuh sesuai dengan yang diharapkan,
maka jenis pakan yang diberikan harus bermutu baik dan dalam jumlah yang
cukup. Pengolahan bahan pakan secara kimiawi dengan menambahkan beberapa
bahan kimiawi agar dinding sel tanaman yang semula berstruktur sangat keras
berubah menjadi lunak sehingga memudahkan mikroba yang hidup didalam
rumen untuk mencernanya
Ternak memerlukan nutrisi untuk kebutuhan hidup pokok, pertumbuhan,
reproduksi, laktasi, gerak dan kerja. Oleh karena itu, sebaiknya pemberian pakan
memperhitungkan semua kebutuhan tersebut, atau pemberian pakan disesuaikan
dengan kebutuhan ternak. Penambahan konsentrat secara kimiawi pada ternak
bertujuan untuk meningkatkan nilai pakan atau palatabilitas dan menambah
energi. Tingginya pemberian pakan berenergi menyebabkan peningkatan
konsumsi dan daya cerna dari biji - bijian atau hijauan kualitas rendah. Selain itu
pemberian konsentrat tertentu dapat menghasilkan asam amino essensial yang
dibutuhkan oleh tubuh. Penambahan konsentrat juga dapat bertujuan agar zat
makanan dapat langsung diserap di usus tanpa terfermentasi di rumen, mengingat
fermentasi rumen membutuhkan energi lebih banyak.

1.2. Maksud dan Tujuan


1. Mengetahui pengertian dan tujuan pengolahan pakan.
2. Mengetahui pengolahan pakan secara kimiawi.
3. Mengetahui proses pengolahan pakan secara soaking (perendaman).
4. Mengetahui proses penambahan alkali dalam pakan.

Anda mungkin juga menyukai