Anda di halaman 1dari 5

Klasifikasi Hewan

Hewan atau binatang atau margasatwa atau satwa saja adalah kelompok organisme
yang diklasifikasikan dalam kerajaan Animalia atau Metazoa, adalah salah satu dari
berbagai makhluk hidup yang terdapat di alam semesta. Hewan dapat terdiri dari satu
sel (uniselular) atau pun banyak sel (multiselular).

Para ilmuwan mengklasifikasikan hewan kepada dua kelompok besar, yaitu hewan
bertulang belakang dan hewan tanpa tulang belakang.

* Hewan yang bertulang belakang disebut Vertebrata.


* Hewan tanpa tulang belakang disebut Invertebrata atau Avertebrata.

Hewan juga diklasifikasikan menurut makanan mereka.

* Hewan yang memakan daging dikenal sebagai hewan karnivora. Contoh:


anjing, kucing, harimau.
* Hewan yang memakan tumbuhan dikenal sebagai hewan herbivora.
Contoh: kambing, kuda.
* Hewan yang memakan daging dan tumbuhan dikenal sebagai hewan
omnivora.
* Hewan yang memakan serangga dikenal sebagai hewan insektivora.

Hewan atau animal yang kita kenal selama ini dapat dibagi manjadi sepuluh macam
filum / phylum yaitu protozoa, porifera, coelenterata, platyhelminthes,
nemathelminthes, annelida, mollusca, echinodermata, arthropoda dan chordata.

1. Phylum / Filum Protozoa atau Protosoa

Protozoa adalah hewan bersel satu karena hanya memiliki satu sel saja alias bersel
tunggal dengan ukuran yang mikroskopis hanya dapat dilihat dengan mikroskop.
Protozoa dapat hidup di air atau di dalam tubuh makhluk hidup atau organisme lain
sebagai parasit. Hidupnya dapat sendiri atau soliter atau beramai-ramai atau koloni.
Contohnya : amuba / amoeba.

2. Phylum / Filum Porifera

Porifera adalah binatang atau hewan berpori karena tubuhnya berpori-pori mirip spon
dengan bintang karakter terkenal spongebob squarepants hidup di air dengan
memakan makanan dari air yang disaring oleh organ tubuhnya. Contohnya : bunga
karang, spons, grantia.
3. Phylum / Filum Coelenterata atau Coelentrata

Coelenterata adalah hewan berongga bersel banyak yang memiliki tentakel contohnya
seperti ubur-ubur dan polip. Simetris tubuh coelenterata adalah simetris bilateral
hidup di laut. Contohnya yaitu hydra, koral, polip dan jellyfish atau ubur-ubur.

4. Phylum / Filum Platyhelminthes

Platyhelminthes adalah binatang sejenis cacing pipih dengan simetri tubuh simetris
bilateral tanpa peredaran darah dengan pusat syarah yang berpasangan. Cacing pipih
kebanyakan sebagai biang timbulnya penyakit karena hidup sebagai parasit pada
binatang / hewan atau manusia. Contohnya antara lain seperti planaria, cacing pita,
cacing hati, polikladida.

5. Phylum / Filum Nemathelminthes

Nemathelminthes atau cacing gilik / gilig adalah hewan yang memiliki tubuh simetris
bilateral dengan saluran pencernaan yang baik namun tiak ada sistem peredaran
darah. Contoh cacing gilik : cacing askaris, cacing akarm cacing tambang, cacing
filaria.

6. Phylum / Filum Annelida atau Anelida

Annelida adalah cacing gelang dengan tubuh yang terdiri atas segmen-segmen
dengan berbagai sistem organ tubuh yang baik dengan sistem peredaran darah
tertutup. Annelida sebagian besar memiliki dua kelamin sekaligus dalam satu tubuh
atau hermafrodit. Contohnya yakni cacing tanah, cacing pasir, cacing kipas, lintah /
leeches.

7. Phylum / Filum Mollusca atau Molusca / Moluska

Mollusca adalah hewan bertubuh lunak tanpa segmen dengan tubuh yang lunak dan
biasanya memiliki pelindung tubuh yang berbentuk cangkang atau cangkok yang
terbuat dari zat kapur untuk perlindungan diri dari serangan predator dan gangguan
lainnya. Contoh molluska : kerang, nautilus, gurita, cumi-cumi, sotong, siput darat,
siput laut, chiton.

8. Phylum / Filum Echinodermata atau Ecinodermata


Echinonermata adalah binatang berkulit duri yang hidup di wilayah laut dengan
jumlah lengan lima buah bersimetris tubuh simetris radial. Beberapa organ tubuh
echinodermata sudah berkembang dengan baik. Misalnya teripang / tripang / ketimun
laut, bulu babi, bintang ular, dolar pasir, bintang laut, lilia laut.

9. Phylum / Filum Arthropoda atau Atropoda

Arthropoda adalah hewan dengan kaki beruas-ruas dengan sistem saraf tali dan organ
tubuh telah berkembang dengan baik. Tubuh artropoda terbagi atas segmen-segmen
yang berbeda dengan sistem peredaran darah terbuka. Contoh : laba-laba, lipan,
kalajengking, jangkrik, belalang, caplak, bangsat, kaki seribu, udang, lalat / laler,
kecoa.

10. Phylum / Filum Chordata

Chordata adalah hewan yang memiliki notokorda atau chorde yaitu tali sumbu tubuh
syaraf belakang dengan rangka. Ukuran chordata beragam ada yang besar dan ada
yang kecil dengan otak yang terlindung tengkorak untuk berfikir. Contoh chordata
adalah manusia, cacing acorn, ikan lancet, ikan paus pembunuh, katak, burung puyuh,
kalkun, lemur, beruk, macan, kucing, dan lain sebagainya.

Ciri-Ciri Kehidupan

Ciri-ciri kehidupan mencakup keteraturan, reproduksi, pertumbuhan dan


perkembangan, pemanfaatan energi, respons terhadap lingkungan, homeostasis, dan
adaptasi evolusioner.[1]

Kehidupan tersusun sangat teratur; dalam hierarki yang terdiri dari tingkatan-
tingkatan struktural, setiap tingkat merupakan pengembangan dari tingkatan di
bawahnya. Diawali dari tingkat paling rendah, atom-atom disusun menjadi molekul-
molekul biologis yang kompleks yang kemudian tersusun menjadi organel, yang lalu
menjadi komponen-komponen sel. Terdapat organisme yang terdiri dari sel tunggal,
dan terdapat pula organisme lainnya yang merupakan agregat multiseluler dari
banyak tipe sel yang terspesialisasi dan saling bekerja sama. Pada organisme
multiseluler, sel-sel yang sama dikelompokkan menjadi jaringan, susunan spesifik
dari jaringan-jaringan yang berbeda membentuk organ, dan organ-organ bergabung
membentuk sistem organ. Individu organisme dari spesies yang sama dan hidup di
tempat tertentu dapat berkelompok membentuk suatu populasi; populasi-populasi dari
berbagai spesies berbeda yang hidup di daerah yang sama membentuk suatu
komunitas biologis, dan interaksi-interaksi komunitas yang juga menyertakan unsur-
unsur abiotik dari lingkungan membentuk suatu ekosistem. Setiap tingkatan struktur
biologis tersebut mempunyai sifat-sifat baru yang tidak dijumpai pada tingkat
organisasi di bawahnya yang dihasilkan dari interaksi antarkomponen pada suatu
tingkat.

Makhluk hidup mampu menghasilkan sendiri keturunannya melalui proses


reproduksi. Reproduksi dapat berupa pembelahan sebuah sel menjadi dua sel baru.
Istilah reproduksi umumnya digunakan untuk menyebut proses menghasilkan suatu
individu baru (secara aseksual, yaitu dari satu organisme induk, ataupun secara
seksual, yaitu dari dua organisme induk yang berbeda), walaupun istilah tersebut
sebenarnya juga menggambarkan proses menghasilkan sel-sel baru dalam proses
pertumbuhan.

Dalam proses pertumbuhan, suatu makhluk hidup mengalami peningkatan ukuran


pada semua atau sejumlah besar bagian tubuhnya. Pada organisme multiseluler,
pertumbuhan biasanya berarti pertumbuhan populasi sel akibat proses perbanyakan
sel. Pertumbuhan umumnya diiringi dengan perubahan bentuk dan fungsi bagian
tubuh makhluk hidup, yaitu dalam proses perkembangan.

Ciri kehidupan berikutnya ialah pemanfaatan energi, yaitu bahwa makhluk hidup
mengambil energi dan mentransformasinya sehingga dapat digunakan untuk
melakukan berbagai pekerjaan. Proses ini terwujud sebagai metabolisme, yaitu
pertukaran molekul secara terus-menerus di antara bagian-bagian organisme dan di
antara organisme dan alam sekitarnya.

Metabolisme terdiri dari penguraian bahan organik (katabolisme) dan pengubahan


bahan organik menjadi komponen selular (anabolisme).

Makhluk hidup juga tanggap terhadap macam perubahan tertentu di alam sekitarnya
yang bertindak sebagai stimuli. Tanggapan atau respons tersebut dapat berbentuk
macam-macam, dari kontraksi pada organisme bersel tunggal jika disentuh, sampai
reaksi kompleks yang melibatkan semua indera pada hewan tingkat tinggi.
Ketanggapan ini bergantung pada koordinasi aktivitas bagian-bagian organismenya,
yang pada organisme tingkat tinggi dapat dicapai dengan hormon (pada hewan dan
tumbuhan) dan dengan saraf serta otot (pada hewan saja).

Mekanisme-mekanisme pengatur menjaga agar lingkungan internal suatu organisme


tetap berada pada batas-batas yang sewajarnya walaupun lingkungan eksternalnya
terus berubah. Proses pengaturan ini dinamakan homeostasis. Contohnya ialah proses
berkeringat untuk menurunkan suhu tubuh.

Kehidupan terus berkembang sebagai hasil dari interaksi antara organisme dengan
lingkungannya. Kemampuan organisme untuk berubah seiring waktu menanggapi
lingkungan disebut adaptasi. Kemampuan ini merupakan dasar proses evolusi dan
ditentukan oleh hereditas organisme maupun komposisi zat yang dimetabolisme serta
faktor eksternal.

Anda mungkin juga menyukai