KEWARGANEGARAAN
GEOPOLITIK DAN GEOSTRATEGI
KELOMPOK 1
DOSEN PEMBINA
Yulimasni, M.H
Bahasa Indonesia 1A
1. Afdola Wahidah
2. Naini Muldiza
3. Nurlela Wilsia
4. Komar Hapidin
5. Yocha Rizki Verdana
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat serta
karunia-nya kepada kita semua. Shalawat dan Salam kita hadiahkan pahalanaya kepada Nabi
Muhammad SAW, yang telah berhasil menegakkan kalimat tauhid lailahaillallah di muka bumi
ini.
banyak terdapat kekurangan baik dalam penulisan, tata bahasa, juga dalam pembahasan materi
dalam makalah ini. Sebab kami dari penulis masih dalam pembelajaran. Sebelumnya penulis
mohon maaf bila terdapat kesalahan nantinya, harapan kami makalah ini dapat membantu dalam
proses perkuliahan dan tentunya bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari bagi kita semua.
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
KATA PENGANTAR..................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................ 1
A. Latar Belakang................................................................................. 1
B. Rumusan masalah............................................................................. 2
C. Tujuan penulisan............................................................................... 2
D. metode dan teknik penulisan……………………………………… 2
E. Sistematika penulisan……………………………………………... 3
BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 4
A. Geopolitik dan Geostrategi................................................................ 4
1. Pengertian Geostrategi dan geostrategi …………………… 4
2. Pengertian geostrategic indonesia …………………………. 4
3. Perkembangan Konsep Geostrategi Indonesia…………….. 4
B. Ketahanan Nasional……………………………………………….. 5
1. Pengertian Ketahanan Nasional……………………………. 5
2. Ciri-ciri Ketahan Nasional…………………………………. 5
3. Hakikat Ketahanan Nasional………………………………. 6
4. Sifat-sifat Ketahanan Nasional…………………………….. 6
5. Konsepsi Dasar Ketahanan Nasional………………………. 7
C. Indonesia Dan Perdamaian Dunia…………………………………. 8
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….. 17
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam hubungan dengan kehidupan manusia dalam suatu Negara dalam hubungannya
dengan lingkungan alam, kehidupan manusia di dunia mempunyai kedudukan sebagai hamba
Tuhan Yang Maha Esa dan sebagai wakil Tuhan (khlifatullah) di bumi yang menerima
amanatnya untuk mengelola kekayaan alam. Sebagai hamba Tuhan mempunyai kewajiban untuk
beribadah dan menyembah Tuhan sang pencipta dengan penuh ketulusan. Adapun sebagai wakil
Tuhan di bumi, manusia dalam hidupnya berkewajiban memelihara dan dan memanfaatkan
segenap karunia kekayaan alam dengan sebaik-baiknya untuk kebutuhan hidupnya. Kedudukan
manusia tersebut mencakup tiga segi hubungan, yaitu: Hubungan antara manusia dengan Tuhan,
hubungan antar manusia, dan hubungan antara manusia dengan makhluk lainnya. Bangsa
Indonesia sebagai umat manusia religious dengan sendirinya harus dapat berperan sesuai dengan
kedudukan tersebut.
Sebagai Negara kepulauan dengan masyarakatnya yang beraneka ragam, Negara
Indonesia memiliki unsur - unsur kekuatan dan sekaligus kelemahan. Kekuatannya terletak pada
posisi dan keadaan geografi yang strategi dan kaya akan sumber daya alam. Sementara
kelemahannya terletak pada wujud kepulauan dan keanekaragaman masyarakat yang harus
disatukan dalam satu bangsa dan satu tanah air, sebagaimana telah diperjuangkan oleh para
pendiri Negara.
Dalam pelaksanannya bangsa Indonesia tidak bebas dari pengaruh interaksi dan interelasi
dengan lingkungan sekitarnya, baik lingkungan regional maupun internasional.Dalam hal ini
bangsa Indonesia perlu memiliki prinsip-prinsip dasar sebagai pedoman agar tidak terombang-
ambing dalam memperjuangkan kepentingan nasional untuk mencapai cita-cita dan tujuan
nasionalnya.Salah satu pedoman bangsa Indonesia adalah wawasan nasional yang berpijak pada
wujud wilayah nusantara.
B. Rumusan masalah
Dari latar belakang yang telah ada, penulis merumuskan beberapa permasalahan
diantaranya :
1. Apa yang dimaksud dengan Geopolitik ( Wawasan Nusantara ) dan Geostrategi Indonesia?
2. Bagaimana contoh implementasi Wawasan Nusantara dalam kehidupan?
3. Bagaimana hubungan Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah:
1. Untuk memenuhi tugas kelompok Pendidikan Kewarganegaraan.
2. Untuk dijadikan bahan dalam kegiatan diskusi kelompok.
3. Untuk mengetahui hubungan Wawasan Nusantara dengan Ketahanan Nasional.
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan karya tulis ini adalah sebagai berikut :
Bab I : Merupakan bagian pendahuluan yang latar belakang masalah, perumusan masalah,
tujuan penelitian, metode dan teknik penulisan serta sistematika penulisan.
Bab II : Merupakan pembahasan yang menguraikan tentang tema yang dibahas berdasarkan
hasil pengolahan data dan informasi dari berbagai sumber.
Bab III : Merupakan bagian akhir dari karya tulis ini dalam bentuk kesimpulan hasil dan saran –
saran yang disampaikan penulis.
BAB II
PEMBAHASAN
2. Masalah Internasional
Masalah internasional terjadi karena suasana dunia masih jauh dari rasa aman dan damai,
kemerdekaan bangsa-bangsa masih terkekang, aspirasi rakyat terhambat dan ketidakadilan
ekonomi masih terus berlanjut setelah perang dunia ke II.Sehingga Negara-negara berkembang
dihadapkan pada tantangan bersejarah yang diakibatkan oleh kenyataan-kenyataan baru dalam
bidang politik dan ekonomi.
a. Bidang Politik
Salah satu akibat dari saling pendekatan antar Negara besar adalah bahaya disintegrasi dan
pecahnya Negara-negara diberbagai dunia.Pecahnya perang saudara disulut oleh pertentangan
etnis dan agama. Seperti yang terjadi akibat dari Agresi Amerika Serikat yang menyebabkan
berjuta-juta rakyat Irak yang tidak berdosa kehilangan nyawa, serta perjuangan rakyat Palestina
terhadap Baitulmaqdis yang menyebkan kematian Presiden Yasir Arafat pada akhir tahun 2004
menunjukkan bahwa belum ada tanda-tanda perdamaian dunia yang makin membaik.
Masalah agresi yang terjadi, sebenarnya merupakan pemborosan terhadap ekonomi
nasional dan internasional.Sementara dibelahan bumi lainnya masih banyak rakyat yang miskin
dan kekurangan gizi serta membutuhkan modal pembangunan ekonomi.Oleh karenanya, hal ini
malah menjadi masalah yang memprihatinkan bagi dunia.
b. Bidang Ekonomi
Pembicaraan ekonomi dunia menunjukkan bahwa tantangan lama belum teratasi sedangkan
masalah baru seperti masalah-masalah kemiskinan dan keterbelakangan telah bermunculan.
Globalisasi perekonomian internasional yang meningkat serta kemajuan pesat ilmu
pengetahun dan teknologi telah mengubah secra drastis pola-pola produksi, perdagangan dan
keuangan.Secara potensial sebenarnya dapat membuka peluang yang lebih besar bagi kemajuan
bersama.Akan tetapi hal tersebut telah berdampak negative terhadap Negara-negara berkembang.
3. Peran Indonesia dalam Menciptakan Perdamaian Dunia
a. Pemerintah Indonesia tetap akan terlibat aktif dalam menciptakan perdamaian dunia sesuai
dengan amanat Undang-Undang Dasar 1945. Hal itu dibuktikan dengan keseriusan pemerintah
Indonesia sebagai tuan rumah Konferensi Asia-Afrika Untuk Pembangunan Sumber Daya
Manusia Palestina yang akan diadakan di Jakarta pertengahan tahun 2008 ini. Presiden Republik
Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono, dalam acara konferensi pers seusai Konferensi
Organisasi Konferensi Islam di Senegal mengatakan, selain mengadakan pertemuan dengan
Presiden Palestina, pemerintah Indonesia juga telah mengadakan pertemuan dengan Presiden
Sudan dalam rangka pengiriman bantuan kemanusiaan bagi rakyat Sudan. Lebih jauh Presiden
menjelaskan, pemerintah Sudan juga telah melakukan kerjasama dengan pemerintah Indonesia di
bidang minyak dan gas bumi melalui Badan Usaha Milik Negara Pertamina Medco di Provinsi
Banten. Diharapakan, semua kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia dapat
memberikan kebaikan dan keadilan bagi negara Sudan dan negara-negara konflik lainnya di
dunia (Sumber: Liputan Jakarta-VOI NEWS)
b. Pada tanggal 24 sampai 30 Juni 2008, Pemuda Indonesia yang tergabung dalam Center for
Religion and Civilization Studies (CRCS), initiative of change Indonesia dan YMCA
menyelenggarakan International Youth Forum (IYF) di Bandung dan Kabupaten Garut. Latar
belakangan sebuah kenyataan yang sangat memprihatinkan, setelah terjadinya peristiwa 11
September 2001 mejadi carut marut.Wacana terorisme menjadi salah satu isu central kebijakan
politik beberapa negara besar, yang berakibat negatif terhadap tatanan kehidupan dan
perdamaian masyarakat dunia yang berkepanjangan. Kerukunan umat beragama menjadi
ternoda, penanggulangan kemiskinan, peningkatan kualitas pendidikan dan dialog-dialog
kebudayaan menjadi terhambat Disisi lain masyarakat internasional sedang menghadapi
persoalan yang tidak kalah penting. Fenomena global warming; disharmonitas dan destabilitas
alam yang menjadi ancaman serius terhadap eksistensi kehidupan masyarakat dunia pada saat
ini.Sehingga diperlukan upaya-upaya serius dan nyata menghadapi persoalan diatas. Dalam
konteks inilah Pemuda Indonesia dan forum Pemuda-Pemudi lintas agama, negara dan budaya se
dunia ini mendapat peran urgennya, kata A. Fajar Kurniawan selaku panitia kegiatan
tersebut.Mencari strategi dan solusi alternatif yang konstruktif partisipatif, dalam upaya
menciptakan perdamaian dunia. Merekomendasikan rekonsiliasi internasional, reaktualisasi
dialog lintas agama, negara dan budaya serta sosialisasi program Milennium Development Goals
(MDG’s) dalam upaya perlindungan hak asasi manusia dan penanggulangan kerusakan alam.
Kegiatan ini mangambil tema “ The Role of Youth; Action on Millennium Development Goals
Toward a Peaceful World” ini, didukung sepenuhnya oleh Kementerian Koordinator
Kesejahteraan Rakyat, Departemen Pemuda dan Olah Raga sebagai institusi pemerintah yang
memberdayakan pemuda di Indonesia, Departemen Sosial, Departemen Pendidikan
Nasional, Departemen Kesehatan, Depertemen Kehutanan, Kementerian Negera Pemberdayaan
Perempuan, Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat dan Pemerintah Kabupaten Garut. (Sumber:
Chandra’s Weblog).
c. Sebuah forum internasional dengan tema menciptakan perdamaian talah berlangsung tiga hari di
Bali (22-24 Januari 2008). Forum yang diselenggarakan Departemen Komunikasi dan Informasi
Republik Indonesia bekerja sama dengan Unesco, yang melibatkan sekitar 300 peserta dari 30
negara. Tema lengkapnya adalah “The Power of Peace: Using the Tools of Information and
Communication”. Yang mengangkat peranan media, dengan latar belakang bahwa salah satu
faktor yang menyebabkan dunia semakin rawan konflik karena pemberitaan yang tidak
berimbang, bahkan pemberitaan yang sesat.Dengan latar belakang itu, Bali Global Forum
mengimbau media menjadi mitra perdamaian dunia. Yaitu, antara lain dengan
mempertimbangkan dampak pemberitaan atau tayangan yang mempromosikan kekerasan. Wakil
Presiden Jusuf Kalla bahkan dengan terus terang mengajak insan pers untuk mengurangi
pemberitaan yang dapat memacu radikalisme.“Pena wartawan lebih tajam dari bayonet serdadu,”
katanya ketika membuka Bali Global Forum, kemarin. Dalam bahasa lain media kembali
diingatkan untuk mengusung jurnalisme damai. Yaitu, sebuah genre jurnalistik yang antara lain
memilih sudut pandang memihak kepada korban konflik dengan menunjukkan dalamnya dampak
negatif yang ditimbulkan oleh konflik. Sasaran liputan adalah anak-anak, kaum perempuan, serta
orang-orang lanjut usia yang umumnya menjadi korban konflik. Sudah tentu, Bali Global Forum
diharapkan memiliki manfaat yang sangat nyata bagi negeri ini.Forum internasional itu kiranya
semakin mempertegas kepada dunia bahwa Bali telah kembali aman sebagai tujuan
wisata.Pulihnya citra Bali sangat penting bagi pulihnya industri pariwisata Indonesia.Salah satu
faktor yang dapat mempercepat bersinarnya kembali citra Pulau Dewata adalah maraknya
penyelenggaraan forum internasional di Bali.Terlebih, forum yang mengusung tema
perdamaian.Bali Global Forum telah menggelindingkan misi penting bagaimana media turut
menciptakan perdamaian dunia.Sambil menyelam minum air, juga mengabarkan kepada dunia
sesuatu yang sangat riil, sangat konkret, bahwa damai yang indah itu telah bersemi kembali di
Pulau Dewata. (Sumber: Media Indonesia .
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut ilmuwan politik dan militer, istilah geopolitik didefinisikan sebagai wawasan
nasional sebagai wujud dari kesatuan cara pandang dan pengetahuan yang berguna untuk
mempertahankan ruang hidup suatu bangsa. Namun konsep wawasan nasional yang ada di setiap
bangsa pada kenyataannya berbeda-beda.Hal ini berkaitan dengan dua unsur pokok dalam
konsepsi geopolitik, yakni profil diri bangsa (sejarah, pandangan hidup, ideologi, budaya) dan
geografi.
Geopolitik juga tidak hanya memandang ciri-ciri khusus suatu negara (geografis) dari
segi politik negara semata, melainkan juga perilaku manusia di dalamnya saat menghadapi
tantangan yang timbul berdasarkan bentuk geografinya. Menurut Srijanti, dkk (2008), adapun
geopolitik Indonesia yang dinamakan Wawasan Nusantara bertujuan untuk mewujudkan
nasionalisme yang tinggi di segala aspek kehidupan rakyat Indonesia. Kemudian, pelaksanaan
geopolitik dalam suatu negara disebut dengan geostrategi.
Pada awalnya, istilah strategi hanya terbatas pada kepentingan militer saja.Akan tetapi,
lebih lanjut geostrategi didefinisikan sebagai kebijakan untuk menentukan upaya-upaya dalam
menguasai sumber daya (terutama sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui) dengan
tujuan kelangsungan hidup bangsa.
Ditinjau dari aspek kewilayahan nusantara menurut Srijanti, dkk dalam Etika Berwarga
Negara (2008), pengaruh geografi dalam suatu negara merupakan fenomena yang mutlak
diperhitungkan karena mengandung beraneka ragam kekayaan alam, baik di atas maupun di
bawah permukaan bumi, serta memiliki jumlah penduduk yang besar. Dengan demikian, kondisi
geografi Indonesia yang memiliki keunggulan sekaligus kerawanan sudah sepatutnya
diperhitungkan dalam geopolitik Indonesia.
Ketika geopolitik Indonesia (dalam hal ini disebut Wawasan Nusantara) bertujuan untuk
mewujudkan rasa nasionalisme yang tinggi di segala aspek kehidupan, maka sudah seharusnya
merupakan kewajiban bagi kita untuk menjaga dan melestarikan sumber daya alam kita yang
melimpah.
Namun pada kenyataannya, yang terjadi justru sebaliknya.Eksploitasi terhadap hutan
terus terjadi dimana-mana, dan kesadaran masyarakat juga sangat rendah untuk menjaga dan
melestarikan lingkungannya.Hal ini tentunya menjadi perhatian bagi kita untuk mengembangkan
sumber daya manusia agar sumber daya alam dapat dikelola dengan baik dan memadai.
Maka, langkah yang perlu dilakukan adalah dengan meningkatkatkan sumber daya
manusia yang jumlahnya besar tersebut serta menumbuhkan kepedulian pemerintah dan
masyarakat mengenai pentingnya menjaga dan melestarikan lingkungan.Langkah ini pun harus
diterapkan kepada generasi penerus sejak dini melalui pendidikan lingkungan hidup di sekolah
mereka.
Sebab, ketika isu pemanasan global terus mendorong negara-negara untuk melakukan
program-program dan gerakan penyelamatan lingkungan, perilaku masyarakat kita pada
umumnya tetap saja tidak berubah.Selama dampak dari pemanasan global itu belum dirasakan,
maka tidak perlu mengambil tindakan untuk mulai memelihara lingkungan.Pandangan seperti ini
tentunya tidak tepat dan harus segera diubah, karena sangatlah disayangkan jika bencana-
bencana seperti banjir dan longsor terus terjadi di sekitar kita akibat kesalahan kita sendiri.
Maka, mulailah dari sekarang untuk memahami dan menghayati Wawasan Nusantara
melalui penghargaan akan lingkungan dengan melestarikannya agar tidak tercipta keindahan
harmoni yang sesaat saja.
B. Saran
Dalam makalah ini masih banyak kekurangan-kekurangan dikarenakan keterbatasan ilmu
yang penulis miliki dan penulis sanagat mengharapakan kritik dan saran yang sifatnya
membangun.Dengan demikian penulis ucapkan terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA