BAB I
PENDAHULUAN
Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang sering dialami oleh para
lansia, dan dapat memicu timbulnya penyakit degenerative seperti gagal
ginjal dan gagal jantung kongestif.(Palmer, 2007)
Data WHO tahun 2000 menunjukkan, di seluruh dunia, sekitar 972 juta
orang atau 26,4% penghuni bumi mengidap hipertensi dengan perbandingan
26,6% pria dan 26,1% wanita. Angka ini kemungkinan akan meningkat
menjadi 29,2% di tahun 2025. Dari 972 juta pengidap hipertensi, 333 juta
berada di negara maju dan 639 sisanya berada di negara sedang berkembang,
temasuk Indonesia (WHO, 2007)
1.2 Tujuan
1. Melakukan research kasus yang ada di Puskesmas Nelayan dengan
membagikan kuisioner.
2. Melakukan Penyuluhan ke sasaran yang tepat sesuai dengan kasus yang di
kaji di salah satu BAPERKAM wilayah kerja Puskesmas Nelayan.
3. Melakukan kegiatan rutinitas di balai pengobatan umum (BP Umum),
KIA, dan Farmasi di Puskesmas Nelayan.
BAB II
diketahui, apa yang telah didengar, dan seberapa jauh apa yang diketahui
serta dari mana mereka tahu, dan sebagainya.
A. Pengatahuan
7. Menjauhkan diri dari stress salah satu cara untuk mencegah tekanan darah
tinggi
Benar (2) Salah (1)
9. Meminum obat anti hipertensi secara teratur dan mengontrol pola makan
adalah usaha mencegah kekambuhan penyakit tekanan darah tinggi
Benar (2) Salah (1)
10. Menjaga berat badan dalam kisaran normal bisa mengurangi risiko
terjadinya penyakit hipertensi
Benar (2) Salah (1)
B. Aspek Sikap
Petunjuk pengisian :
Berilah tanda () pada kolom yang paling sesuai dengan pilihan anda!
Keterangan
No Pertanyaan S TS
1 Jika merasa pusing dan tengkuk terasa berat dalam jangka 2 1
waktu yang lama sebaiknya memeriksakan diri ke pelayanan
kesehatan terdekat.
2 Penderita hipertensi sebaiknya memeriksakan tekanan darah 2 1
secara teratur tiap bulan dan mengontrol pola makan.
3 Kurang istirahat dan banyak beban pikian dapat 2 1
menyebabkan tekanan darah meningkat.
4 Penderita tekanan darah tinggi boleh melakukan olahraga 2 1
5
Berilah tanda () pada kolom yang paling sesuai dengan pilihan anda!
Keterangan :
Melakukan
Tidak melakukan
BAB III
ANALISIS MASALAH
III.1Definisi
III.2Etiologi
III.3 Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah
terletak dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini
bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan
keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen.
Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak
ke bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini,
neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut
saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya
noreepineprin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor
seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh
darah terhadap rangsang vasokonstriksi. Individu dengan hipertensi sangat
sensitiv terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas
mengapa hal tersebut bisa terjadi.(Price, 2005)
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang
pembuluh darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga
terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla
adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks
adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat
respons vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan
penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan rennin. Renin
merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi
angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang
sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi
10
natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intra
vaskuler. Semua faktor ini cenderung mencetuskan keadaan hipertensi.(Price,
2005)
Sebagai pertimbangan gerontologis dimana terjadi perubahan struktural
dan fungsional pada system pembuluh perifer bertanggungjawab pada
perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut
meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan
dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan
kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya,
aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi
volume darah yang dipompa oleh jantung (volume sekuncup) mengakibatkan
penurunan curang jantung dan peningkatan tahanan perifer (Price, 2005).
III.4Klasifikasi
III.5Gejala Hipertensi
b. Sering gelisah
c. Wajah merah
e. Mudah marah
14
f. Telinga berdengung
g. Sukar tidur
h. Sesak napas
j. Mudah lelah
k. Mata berkunang-kunang
III.6Faktor Risiko
1) Jenis kelamin
Hipertensi lebih banyak terjadi pada pria bila terjadi pada usia
dewasa muda. Tetapi lebih banyak menyerang wanita setelah umur 55
tahun, sekitar 60% penderita hipertensi adalah wanita. Hal ini sering
dikaitkan dengan perubahan hormon setelah menopause (Sustrani,
2006).
2) Umur
3) Keturunan (Genetik)
1) Obesitas
2) Kurang olahraga
keras dan sering jantung harus memompa semakin besar pula kekuaan
yang mendesak arteri. Latihan fisik berupa berjalan kaki selama 30-60
menit setiap hari sangat bermanfaat untuk menjaga jantung dan
peredaran darah. Bagi penderita tekanan darah tinggi, jantung atau
masalah pada peredaran darah, sebaiknya tidak menggunakan beban
waktu jalan. Riset di Oregon Health Science kelompok laki-laki dengan
wanita yang kurang aktivitas fisik dengan kelompok yang beraktifitas
fisik dapat menurunkan sekitar 6,5% kolesterol LDL (Low Density
Lipoprotein) faktor penting penyebab pergeseran arteri (Rohaendi,
2008).
3) Kebiasaan Merokok
5) Minum alkohol
6) Minum kopi
7) Stress
b. Payah jantung
c. Stroke
d. Kerusakan ginjal
e. Kerusakan penglihatan
d. Olahraga teratur.
gulat, atau angkat besi, karena latihan yang berat bahkan dapat
menimbulkan hipertensi.
o Menyelesaikan satu tugas pada satu saat saja, biarkan orang lain
menyelesaikan bagiannya.
DAFTAR PUSTAKA
Prakoso, A. 2011. Panduan Hidup Sehat untuk Mencegah Penyakit Jantung dan
Kematian Mendadak . Dinamika Media. Jakarta
Price, AW. 2006. Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit edisi 6 vol 2.
EGC. Jakarta
Setiawati & Bustami. 2012. Anti Hipertensi dalam Farmakologi dan Terapi.
FKUI. Jakarta
Sudoyo, AW. 2015. Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II Edisi 6. Internal Publishing.
Jakarta