Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Asma Bronkial merupakan penyakit kronis yang menyerang saluran nafas

bagian atas yang seringkali dijumpai pada anak-anak.(1,2,3) Penyakit ini cukup

mendapat perhatian serius karena prevalensinya yang cukup tinggi di berbagai negara

berkembang.(2) Berdasarkan sebuah penelitian tentang asma yang dilakukan di

Amerika Serikat, pada anak-anak usia berkisar 12 tahun di South Wales, prevalensi

riwayat mengi (wheezing) mengalami peningkatan dari 17 % pada tahun 1973

menjadi 22 % pada tahun 1988. Sedangkan dalam prevalensi penyakit asma di dunia

ternyata populasi penduduk Cina yang mengidap penyakit asma lebih rendah

dibandingkan dengan negara-negara Barat. (4)

Adapun beberapa hal yang diduga menjadi penyebab meningkatnya prevalensi

asma maupun meningkatnya penyakit alergi diantaranya yaitu tingginya tingkat polusi

udara baik di dalam ruangan (indoor) maupun di luar ruangan (outdoor).(5,6) Polusi

udara yang terjadi di dalam ruangan yang jarang dibersihkan dan juga kadang-kadang

asap rokok. Sedangkan polusi yang terjadi di luar ruangan seperti asap yang

disebabkan oleh kendaraan bermotor, pabrik, maupun rokok. Polutan-polutan tersebut

akan berfek pada peningkatan hiperresponsitivitas bronkus yang menimbulkan gejala

klinis berupa sesak nafas. Oleh sebab itulah faktor lingkungan sangat memegang

peranan penting dalam menentukan manifestasi penyakit ini. (2,5)

Pada penyakit ini akan dijumpai peningkatan kepekaan saluran nafas yang

memicu terjadinya periode mengi yang berulang, sesak nafas, dan batuk yang sering

terjadi pada waktu malam hari. Gejala-gejala ini berhubungan dengan luasnya
inflamasi, hal ini bisa menyebabkan obstruksi saluran nafas dengan derajat yang

bervariasi dan bersifat reversible, baik secara spontan maupun dengan

pengobatan.(1,6,7) Hal tersebut bisa diperberat jika ditemukan adanya infeksi pada

saluran nafas yang bisa menyebabkan terjadinya eksaserbasi asma, baik pada anak-

anak maupun dewasa. Penyebab tersering infeksi saluran nafas adalah infeksi virus

saluran nafas biasanya rhinovirus, coronavirus, atau influenza.(8)

Asma selalu dihubungkan dengan gangguan pada mediator otot polos di

saluran nafas dan kelainan struktur anatomi mukosa saluran nafas. Dalam beberapa

tahun terakhir, telah dikemukakan pada sistem mediator imun, seperti halnya

leukotrien, prostaglandin, faktor pengaktifasi platelet, serta beberapa faktor seperti

histamin dan bronkokonstriktor lainnya juga mampu meningkatkan kepekaan sistem

mediator imun pada saluran nafas sehingga menimbulkan kontraksi otot polos pada

brochus.(1,6,7,9) Meskipun begitu, penyebab-penyebab terjadinya penyakit asma

dikategorikan menjadi penyebab alergi dan non alergi, tetapi tidak menutup

kemungkinan bisa disebabkan oleh kedua faktor tersebut.(7)

Tonsilofaringitis akut adalah peradangan akut pada tonsil dan faring yang

sering ditemukan pada anak-anak dan ditandai dengan adanya hiperemi, vaskuler

injeksi dan eksudat peradangan. Dapat disebabkan oleh virus dari saluran nafas atas,

kuman yang ikut makanan atau minuman dan juga lewat udara pernafasan. Paling

sering disebabkan oleh Beta Streptococcus hemolyticus. Dapat juga disebabkan

Streptococcus pyogenes, Streptococcus viridans maupun virus.

Berikut ini sebuah laporan kasus anak dengan asma akut serangan sedang

episodik jarang, tonsilofaringitis akut, dan gizi baik yang mendapatkan perawatan

rawat inap di bangsal C1L1 Anak RSUP Dr. Kariadi.

2
1.2. TUJUAN

Tujuan penulisan laporan ini adalah untuk mengetahui cara menegakkan

diagnosis, melakukan pengelolaan penderita ashma bronkial, serta tindakan

pengobatan yang diberikan sesuai dengan penulisan ilmiah berdasar kepustakaan atau

prosedur yang ada.

1. Tujuan umum

Untuk mengetahui cara mendiagnosis dan mengelola pasien dengan

asma bronkial, tonsilofaringitis akut dan gizi baik perawakan normal sesuai

kepustakaan yang ada.

2. Tujuan Khusus

a) Mahasiswa mampu melakukan alloanamnesis, pemeriksaan

fisik dan pemeriksaan penunjang kepada pasien dengan asma bronkial.

b) Mahasiswa mampu melakukan alloanamnesis, pemeriksaan

fisik dan pemeriksaan penunjang kepada pasien dengan

tonsilofaringitis akut

c) Mahasiswa mampu melakukan alloanamnesis, pemeriksaan

fisik dan pemeriksaan penunjang kepada pasien dengan gizi baik

perawakan normal.

d) Mahasiswa mampu menilai status pertumbuhan dan

perkembangan anak.

e) Mahasiswa mampu melakukan pengelolaan secara

komprehensif dan holistik pada kasus ini.

3
1.3. MANFAAT

1. Penulisan laporan ini diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam

proses belajar menegakkan diagnosis dan melakukan pengelolaan pada

pasien asma bronkial.

2. Penulisan laporan ini diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam

proses belajar menegakkan diagnosis dan melakukan pengelolaan pada

pasien tonsilofaringitis akut.

3. Penulisan laporan ini diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam

proses belajar menegakkan diagnosis dan melakukan pengelolaan pada

pasien baik perawakan normal.

Anda mungkin juga menyukai