Anda di halaman 1dari 6

II.

Landasan Teori
Lemak di dalam darah terdiri dari kolesterol, trigliserida, fosfolipid, dan asam lemak
bebas. Tiga fraksi (unsur) lemak yang pertama berikatan dengan protein khusus yang
bernama apoprotein menjadi kompleks lipid-protein atau lipoprotein. Ikatan itulah yang
menyebabkan lemak bisa larut, menyatu dan mengalir di peredaran darah. Unsur lemak yang
terakhir, yaitu asam lemak bebas berikatan dengan albumin (Dalimartha, 2008).
Lipid plasma yang utama yaitu kolesterol, trigliserida, fosfolipid dan asam lemak
bebas tidak larut dalam cairan plasma. Agar lipid plasma dapat diangkut dalam sirkulasi,
maka susunan molekul lipid tersebut harus dimodifikasi, yaitu dalam bentuk lipoprotein yang
bersifat larut dalam air. Pada inti lipoprotein terdapat ester kolesterol dan trigliserida,
dikelilingi oleh fosfolipid, kolesterol non-ester dan apolipoprotein. Zat-zat tersebut beredar
dalam darah sebagai lipoprotein larut plasma. Lipoprotein ini bertugas mengangkut lipid dari
tempat sintesisnya menuju tempat penggunaannya. Apoolipoprotein berfungsi untuk
mempertahankan struktur lipoprotein dan mengarahkan metabolisme lipid tersebut. Diagnosis
hiperlipidemia aterogenik yang tepat membutuhkan penentuan abnormalitas lipoprotein yang
spesifik dan pengobatan diarahkan untuk memperbaiki kelainan lipoprotein, bukan hanya
menurunkan kadar total kolesterol dan trigliserida plasma saja (Gunawan, 2012).
Lipoprotein terbagi menjadi 5 fraksi sesuai dengan berat jenisnya yang dibedakan
dengan cara ultrasentrifugasi. Kelima fraksi tersebut adalah kilomikron, very low density
lioprotein (VLDL), intermediate density lipoprotein (IDL), low density lipoprotein (LDL),
dan high density lipoprotein (HDL). Lipoprotein juga bisa dibedakan dengan cara
elektroforesis menjadi beta lipoprotein (LDL), pre-beta lipoprotein (VLDL), broad beta (beta
VLDL), dan alpha lipoprotein (HDL) (Dalimartha, 2008).
1. Kilomikron
Lipoprotein dengan berat molekul terbesar ini lebih dari 80% komponennya terdiri
dari trigliserida dan kurang dari 5% kolesterol ester. Kilomikron membawa trigliserida dari
makanan ke jaringan lemak dan otot rangka, juga membawa kolesterol makanan ke hati
trigliserida dari kilomikron akan mengalami hidrolisis oleh lipoprotein lipase (LPL), sehingga
diameter lipoprotein ini mengecil. Komponen lipid permukaan dan apoprotein ditransfer ke
HDL; kilomikron remnant mengalami endositosis lewat reseptor di hepatosit.
Kilomikronemia pasca makan (postprandial) mereda 8-10 jam sesudah makan. Adanya
kilomikron dalam plasma sewaktu puasa, dianggap abnormal (Gunawan, 2012).
2. Lipoprotein Densitas Sangat Rendah (VLDL)
Lipoprotein ini terdiri dari 60% trigliserida (endogen) dan 10-15% kolesterol. VLDL
disekresi oleh hati untuk mengangkut trigliserida ke jaringan perifer. Trigliserida VLDL
dihidrolisis oleh LPL menghasilkan asam lemak bebas untuk disimpan dalam jaringan
adiposa dan bahan oksidasi di jantung dan otot skelet. Sebagian VLDL remnant akan diubah
menjadi LDL, sehingga dapat terjadi peningkatan kadar LDL serum mengikuti penurunan
hipertrigliserida (delta shift). Karena asam lemak bebas dan gliserol dapat disintesis dari
karbohidrat, maka makanan kaya karbohidrat akan meningkatkan jumlah VLDL. Efek
aterogenik VLDL belum begitu jelas, tetapi hipertrigliseridemia mungkin merupakan tanda
bahwa kadar HDL kolesterol rendah dan sering dihubungkan dengan kegemukan, intoleransi
glukosa, dan hiperurisemia (Gunawan, 2012).
3. Lipoprotein Densitas Sedang (IDL)
IDL ini kurang mengandung trigliserida (30%), lebih banyak kolesterol (20%) dan
relatif lebih banyak mengandung apoprotein B dan E. IDL adalah zat perantara yang terjadi
sewaktu VLDL dikatabolisme menjadi LDL, tidak terdapat dalam kadar yang besar kecuali
bila terjadi hambatan konversi lebih lanjut. Bila terdapat dalam jumlah banyak IDL akan
terlihat sebagai kekeruhan dalam plasma yang didinginkan meskipun ultra sentrifugasi perlu
dilakukan untuk memastikan adanya IDL (Gunawan, 2012).
4. Lipoprotein Densitas Rendah (LDL)
LDL merupakan lipoprotein pengangkut kolesterol terbesar pada manusia (70% total).
Partikel LDL mengandung trigliserida sebanyak 10% dan kolesterol 50%. Jalur utama
katabolisme LDL berlangsung lewat receptor-mediated endocytosis di hati dan sel lain. Ester
kolesterol dari inti LDL dihidrolisis menghasilkan kolesterol bebas untuk sintesis sel
membran dan hormon steroid. Selain lewat proses endositosis sel juga mendapat kolesterol
dari sintesis de novo lewat enzim HMG-CoA reduktase. Produksi enzim ini dan reseptor LDL
diatur lewat transkripsi genetik berdasarkan tinggi rendahnya kadar kolesterol dalam sel
(Gunawan, 2012).
5. Lipoprotein Densitas Tinggi (HDL)
HDL dapat disubklasifikasikan ke dalam HDL1, HDL2, HDL3 dan berdasarkan
kandungan Apo A-I dan A-II nya. Metabolisme HDL kompleks dan terdapat petunjuk bahwa
Apo A-I plasma yang merupakan apoprotein utama HDL merupakan inverse predictor untuk
resiko penyakit jantung koroner yang lebih baik daripada kadar HDL. Kadar HDL kira-kira
sama pada pria dan wanita sampai pubertas, kemudian menurun pada kegemukan, perokok,
pasien diabetes yang tidak terkontrol dan pada pemakai kombinasi estrogen-progestin. Pada
individu dengan nilai lipid yang normal, kadar HDL relatif menetap sesudah dewasa (kira-
kira 45 mg/dL pada pria dan 54 mg/dL pada wanita). HDL merupakan lipoprotein protektif
yang menurunkan penyakit jantung koroner. Efek protektifnya diduga karena mengangkut
kolesterol dari perifer untuk dimetabolisasi di hati dan menghambat modifikasi oksidatif LDL
melalui paraoksonase, suatu protein antioksidan yang berasosiasi dengan HDL (Gunawan,
2012).
Untuk mengetahui profil lemak darah seseorang, umumnya dilakukan pemeriksaan
fraksi lemak darah di laboratorium. Fraksi lemak yang perlu diperiksa adalah kadar
trigliserida, kadar kolesterol total, kolesterol-LDL, dan kolesterol-HDL. Kadar kol-LDL
sebaiknya diukur secara langsung. Namun, untuk memperingan biaya pemeriksaan, kol-LDL
dapat juga dihitung dengan rumus Friedewald, dengan syarat kadar trigliserida < 400 mg/dl.
Rumusnya sebagai berikut (Dalimartha, 2008):
Kadar kol-LDL = kol-total kol-HDL 1/5 trigliserida (mg/dl)
Sebelum dilakukan pemeriksaan darah perlu dilakukan persiapan terlebih dahulu agar
hasilnya akurat. Untuk pemeriksaan trigliserida, diperlukan puasa 12 jam (semalam). Selama
puasa boleh minum air putih, berkumur, atau sikat gigi. Untuk pemeriksaan kolesterol total,
kolesterol LDL, maupun kolesterol HDL, tidak perlu puasa. Darah yang diambil untuk
pemeriksaan adalah darah vena. Orang yang akan diperiksa harus duduk sedikitnya 10 menit
sebelum contoh darah diambil (Dalimartha, 2008).
Harga Normal Kolesterol
Menurut Kee, berikut adalah daftar kadar kolesterol total dalam mg/dl.
Tabel 1. Daftar kolesterol total
Tahapan Nilai Rujukan
Normal <200 mg/dl
Resiko sedang 200 240 mg/dl
Resiko tinggi 240 mg/dl
Bila kolesterol dalam tubuh benlebihan akan tertimbun didalam dinding pembuluh
darah dan menimbulkan suatu kondisi yag disebut aterokierosis yaitu penyempitan atau
pengerasan pembuluh darah. Kondisi ini merupakan cikal bakal terjadinya penyakit jantung
dan stroke (Kartikawati. 2012).
Fungsi Kolesterol
Fungsi kolesterol antara lain adalah sebagai berikut:
a. Untuk membentuk struktural khusus di seluruh sel tubuh, terutama untuk
pembentukan membran.
b. Kolesterol berkonjungasi dengan zat lain untuk membentuk garam empedu yang
membantu pencernaan dan absorpsi.
c. Kolesterol dipakai oleh kelenjar adrenal untuk membentuk hormon adrenokartikal,
ovarium untuk membentuk progesteron dan esterogen, oleh testis untuk membentuk
tertosteron.
d. Membantu mencegah evaporasi air dan kulit.
(Guyton, 1997)
Metabolisme Kolesterol
Kolesterol diserap dari usus dan digabung ke dalam kilomikron yang dibentuk di
dalam mukosa. Setelah kilomikron melepaskan trigliseridanya di dalam jaringan adiposus,
maka sisa kilomikron membawa kolesterol ke dalam hati. Hati dan jaringan lain juga
mensintesis kolesterol. Sebagian kolesterol di dalam hati diekskresikan di dalam empedu,
keduanya dalam bentuk bebas dan sebagai asam empedu. Sejumlah kolesterol empedu
diserap kembali dan usus. Kebanyakan kolesterol di dalam hati digabung ke dalam VLDL
dan semuanya bersirkulasi di dalam komplek lipoprotein. Kolesterol memberikan umpan
balik menghambat sintesisnya sendiri dengan menghambat hidroksi- metilgiutaril- K0A
reduktase, enzim yang mengubah -hidroksi--metilglutaril-KoA ke asam mevalonat. Jadi,
kalau intake kolesterol diet tinggi, sintesis kolesterol hati menurun serta sebaliknya. Akan
tetapi, kompensasi umpan balik tidak sempurna, karena diet yang rendah kolesterol dan
lemak jenuh hanya menyebabkan penurunan dalam kolesterol darah yang bersirkulasi
(Ganong, 1995).
Seperempat dan kolesterol yang terkandung dalam darah berasal langsung dan saluran
pencernaan yang diserap dan makanan, sisanya merupakan hash produksi tubuh sendiri oleh
sel-sel hati. Lemak yang masuk ke dalam tubuh bersama makanan akan diubah menjadi
kolesterol, trigiserida, fosfolipid dan asam lemak bebas. Pengubahan ini terjadi pada saat prus
dan masuk kedalam darah. Kolesterol dan unsur lemak lain tidak larut dalam darah. Supaya
kolesterol dan lemak yang lain (trigliserida dan fosspolipid) dapat diangkut dalam darah,
maka mereka harus saling mengikat diri. Tujuannya untuk membentuk senyawa yang larut.
Kilomikron merupakan lipoprotein yang bertugas untuk mengangkut lemak menuju hati,
sampai di dlam hati unsur lemak yang saling berikatan akan diubah kembah sehingga tidak
saling mengikat lagi. Terbentuknya asam lemak dalam proses itu akan disimpan sebagai
sumber energi. Jika kandungan kolesterol tidak memadai, maka akan diproduksi oleh sel hati.
Hasil produksi sel hati ini yang akan dibawa oleh lipoprotein ke jaringan tubuh yang
memerlukannya, seperti sel otot jantung dan otak. Apabila kandungan kolesterol yang dibawa
oleh lipoprotein terlalu banyak ke jaringan tubuh, maka akan diangkat kembali ke hati.
Sampai di hati diubah kembali atau diuraikan dan dibuang ke kandungan empedu sebagai
cairan empedu (Nurrahmani, 2012).
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kadar Kolesterol
a. Pola makan
Kolesterol dalam darah umumnya berasal dan menu makanan yang dikomsumsi. Semakin
banyak konsumsi makanan benlemak, maka akan semakin besar peluangnya untuk
menaikkan kadar kolesterol (Kartikawati, 2012).
b. Kegemukan
Kegemukan memerlukan kolesterol 20% lebih tinggi, sehingga dapat meningkatkan kadar
kolesterol dalam darah (Sitepoe, 1992).
c. Kurang bergerak
Ketidakseimbangan pemasukan dan pengeluaran kalori, sehingga terjadi penumpukan kalori
(Sitepoe, 1992).
d. Umur dan Jenis Kelamin
Semakin dewasa dan tua peningkatan kadar kolesterol bagi pria dan kadar lebih tinggi
sehingga dapat meningkatkan faktor resiko (Sitepoe, 1992). Kadar kolesterol dalam darah
manusia beragam dan mengalami peningkatan dengan bertambahnya umur. Penambahan
kolesterol darah berbeda menurut jenis kelamin. Pada wanita dimulai umur dua puluhan,
sementara pada pria dapat lebih awal (Departemen Gizi dan Departemen Kesehatan
Masyarakat, 2013).
e. Penyakit Tertentu
Kekurangan insulin atau hormon tiroid rneningkatkan konsentrasi kolesterol darah,
sedangkan kelebihan horrnon tiroid menurunkan konsentrasi (Guyton. 1997).
Sampel Pemeriksaan
1. Perbedaan Sampel Serum dan Plasma
Plasma adalah bagian darah yang cair. Di luar sistem vaskuler, darah dapat tetap cair
bila fibrinogen dikeluarkan atau bila darah dibubuhi antikoagulan yang mencegah pembekuan
dengan cara mengikat kalsium (Widmann, 1995).
Serum adalah cairan yang tersisa setelah darah dibiarkan menggumpal di dalam
sebuah tabung. Serum yang menyerupai plasma kecuali bahwa fibrinogen dan faktor-faktor
koagulasi lain berkurang akibat proses pembentukan bekuan (Chandrasoma, 2005). Pada
serum yang diperoleh setelah sampel darah dibekukan dan bekuannya dipisahkan dengan
pemusingan. Dalam pengambilan sampel serum kita harus selalu berhati-hati agar tidak
terjadi hemolisis. Hemolisis khususnya dapat meningkatkan konsentrasi kalium dan laktat
dehidrogenase dalam serum dan dapat menyebabkan gangguan terhadap metodologi tes lain
akibat dibebaskanya pigmen hemoglobin.
2. Pemeriksaan Kadar Kolesterol Total Dengan Sampel Serum dan Plasma EDTA
Pemakaian serum sebagai pengganti plasma juga mencegah pencemaran spesimen
oleh antikoagulan yang mungkin mempengaruhi satu atau lebih tes (Sacher, 2004). Serum
yang memenuhi syarat harus tidak lipemik (keruh) dan tidak kelihatan merah.
Penggunaan plasma EDTA yang lebih keruh dan serum yang lipemik akan menyebabkan
hasil rendah palsu pada pengukuran kadar kolesterol.
3. Antikoagulan EDTA (Ethylene Diamine Tetra Acetic Acid)
Antikoagulan dipakai untuk menghambat pembentukan bekuan darah. Tidak seperti
trombolitik, zat ini tidak melarutkan bekuan yang sudah ada tetapi bekerja sebagai
pencegahan pembentukan bekuan baru (Evelyn, 1996). Antikoagulan EDTA (Ethylene
Diamine Tetra Acetic Acid), sebagai garam natrium atau kaliumnya. Garam garam itu
mengubah ion calcium dan darah menjadi bentuk ion. EDTA tidak berpengaruh terhadap
besar dan tuknya enitrosit dan tidak juga terhadap bentuk leukosit. Tiap 1 mg EDTA
menghindarkan membekunya 1 ml darah. EDTA sering dipakai dalam bentuk larutan 10%.
Kalau ingin menghindari terjadi pengenceran darah, zat kering pun boleh di pakai, akan tetapi
dalam terakhir ini perlu sekali menggoncangkan tabung berisi darah dan EDTA selama 1-2
menit sebab EDTA kering lambat melarut (Gandasoebrata, 2007).

Anda mungkin juga menyukai