Gigi bungsu / wisdom teeth/ geraham ketiga/ impacted teeth sering tumbuh tidak sempurna sehingga
perlu dicabut dengan operasi untuk mencegah komplikasi yang lebih parah. Beberapa kalangan enggan
melakukan tindakan operasi mengingat kekhawatiran akan efek sampingnya.
Benarkah demikian?
Gigi geraham ketiga sering disebut juga gigi geraham bungsu erupsi atau tumbuh terakhir yaitu antara
umur 17-21 tahun. Gigi ini sering menimbulkan masalah karena mulai erupsi di saat pertumbuhan
rahang kita sudah berhenti sehingga tidak mendapat cukup ruangan untuk erupsi. Dengan demikian gigi
ini tumbuh tidak sempurna dengan posisi yang tidak tepat atau impaksi.
gbr 1 ro-panoramic
Seorang ahli bernama Ricketts (1980) menyatakan bahwa evolusi manusia menyebabkan berkurangnya
ukuran rahang yang berhubungan dengan kondisi dan kebiasaan diet/makanan. Jadi ukuran rahang
manusia sekarang cenderung makin kecil sehingga kasus gigi geraham bungsu yang impaksi sekarang
cenderung meningkat.
gbr 2
Gigi geraham bungsu ini dapat saja tidak menimbulkan sakit saat atau sesudah erupsi sehingga kita
sering tidak menyadari adanya gigi tersebut. Namun setelah timbul gejala-gejala seperti sakit kepala,
telinga berdengung, sakit leher (gambar 2), rematik, kencing manis, gangguan jantung, gangguan pada
kulit, badan cepat lelah atau gejala-gejala lain pada tubuh yang tidak bisa diobati maka gigi ini mulai
dicurigai sebagai penyebab, sehingga penderita dirujuk ke dokter gigi. Tindakan ini memang tepat
mengingat gigi bungsu bisa menimbulkan bermacam-macam masalah baik sistemik (seperti gejala-gejala
tersebut di atas) maupun gejala lokal, seperti:
1. Pericoronitis.
Posisi gigi yang belum erupsi sempurna akan memudahkan makanan, debris dan bakteri terjebak di
bawah gusi yang di bawahnya terdapat gigi bungsu sehingga menyebabkan infeksi pada gusi yang disebut
pericoronitis. Jika tidak segera ditangani infeksi tersebut akan menyebar ke tenggorokan atau leher.
*gbr 3 pericoronitis
*gbr 4 abses subkutan
3. Gigi berlubang
Posisi gigi impaksi sulit dijangkau sehingga sulit dibersihkan dan menjadi berlubang.
(gambar 6).
7. Tumor / Karsinoma.
*gbr 8 tumor
Mengingat komplikasi yang ditimbulkan oleh gigi geraham impaksi maka kita perlu mengetahui waktu
terbaik gigi tersebut dicabut.
Kalsifikasi gigi geraham bungsu terjadi mulai umur 9 tahun dan mahkota gigi selesai terbentuk umur 12-
15 tahun. Jadi gigi geraham bungsu sudah dapat dilihat melalui rontgen pada umur 12-15 tahun
walaupun gigi tersebut belum tumbuh.(gambar 9)
Dengan demikian pencabutan gigi geraham bungsu yang impaksi dapat dilakukan antara umur 12-18
tahun atau setelah gigi molar / geraham kedua tumbuh. Tentu saja persiapannya dilakukan rontgen foto
sebelum dilakukan pencabutan. Pencabutan gigi geraham bungsu pada usia 12-18 tahun dikenal dengan
pencabutan preventif dan ini sangat dianjurkan mengingat pada usia tersebut akar gigi masih pendek
sehingga memudahkan operasi dan mempercepat waktu penyembuhan dan menghindari terkenanya
saraf pada rahang (Gambar 10a dan 10b).
*gbr 10 a akar gigi, gbr 10b
Setelah operasi gigi geraham bungsu pasien akan mengalami pembengkakan 3-4 hari
yang merupakan reaksi normal dari tubuh untuk penyembuhan. Pasien tidak perlu khawatir Karena
pembengkakan yang tidak disertai demam bukan merupakan gejala infeksi dan pembengkakan ini akan
hilang tanpa meninggalkan bekas. Pasien yang menjalani operasi gigi geraham bungsu cukup mendapat
antibiotika, analgetik / penahan sakit dan obat anti inflamasi / anti radang. Selama pembengkakan pasien
dapat makan (lunak), aktivitas sehari-hari seperti sekolah atau bekerja. Tapi tidak diperkenankan untuk
olah raga terlebih dahulu. Setelah satu minggu benang jahitan dapat dibuka dan obat sudah dapat
dihentikan.
Dengan demikian pencabutan gigi geraham bungsu merupakan tindakan yang bijaksana sebab mencegah
komplikasi yang lebih buruk dan kekhawatiran akan efek operasi tidak akan terjadi sebab dilakukan pada
usia yang tepat.
Saran dari drg Djoko Micni, SpBM, FICOI dari Dentia Dental Care Center: Bagi remaja usia 12-18 tahun,
lakukan regular check up ke dokter gigi dan lakukan rontgen foto panoramik untuk mengetahui ada
tidaknya gigi geraham bungsu. Bagaimanapun, mencegah lebih baik dari pada mengobati.