Anda di halaman 1dari 20

PENGERTIAN WAWASAN NUSANTARA Secara Etimologis - Secara Etimologis,

Pengertian Wawasan Nusantara adalah cara pandang terhadap kesatuan kepulauan


yang terletak antara dua benua yaitu asia dan australia dan dua samudra yaitu samura
hindia dan samudra pasifik. Istilah wawasan nusantara berasal dari
kata Wawas (Bahasa Jawa) yang artinya "pandangan, tinjauan atau penglihatan
indrawi", dan kemudian ditambahkan akhiran an , sehingga arti wawasan adalah cara
pandang, cara tinjau, cara melihat. Sedangkan kata Nusantara terdiri dari dua kata
yaitu nusa yang berarti "pulau atau kesatuan kepulauan" dan antara yang berarti "letak
antara dua unsur yaitu dua benua dan dua samudra". Sehingga arti dari
kata nusantara adalah kesatuan kepulauan yang terletak dari dua benua yaitu asia dan
australia dan dua samudra yaitu samudra hindia dan pasifik.

1. Pengertian Wawasan Nusantara Menurut Definisi Para Ahli - Setelah arti umum dan
etimologis wawasan nusantara, jika ditinjau dari pengertian wawasan nusantara
menurut para ahli antara lain sebagai berikut...

Prof. Dr. Wan Usman, Pengertian wawasan nusantara menurut definisi prof. Dr. Wan
Usman adalah cara pandang bangsa Indonesia mengenai diri dan tanah airnya sebagai
negara kepulauan dengan semua aspek kehidupan yang beragam.

Kel. Kerja LEMHANAS, Pengertian wawasan nusantara menurut definisi Kel. Kerja
LEMHANAS (Lembaga Pertahanan Nasional) 1999 adalah cara pandang dan sikap
bangsa indonesia mengenai diri dan lingkungan yang beragam dan bernilai startegis
dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa dan kesatuan wilayah dalam
menyelenggarakan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara untuk
mencapai tujuan nasional.

Tap MPR Tahun 1993 dan 1998 Tentang GBHN, Pengertian wawasan nusantara
menurut definisi Tap MPR tahun 1993 dan 1998 tentang GBHN adalah cara pandang
dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungan dengan mengutamakan
persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam menyelenggarakan
kehidupan masyarakat, berbangsa, dan bernegara untuk mencapai tujuan nasional.

2. Fungsi Wawasan Nusantara - Terdapat berbagai fungsi wawasan nusantara yang


baik secara umum, menurut pendapat para ahli dan pembagiannya antara lain sebagai
berikut..

a. Fungsi Wawasan Nusantara Secara umum - Wawasan nusantara berfungsi sebagai


pedoman, motivasi, dorongan serta rambu-rambu dalam menentukan segala
kebijaksanaan, keputusan, tindakan, dan perbuatan bagi penyelenggaraan Negara di
pusat dan daerah maupun bagi seluruh rakyat Indonesia dalam kehidupan masyarakat,
berbangsa dan bernegara.
b. Fungsi Wawasan Nusantara Menurut Cristine S.T. Kansil, S.H., MH dkk yang
mengutarakan pendapatnya dalam bukunya pendidikan kewarganegaraan di perguruan
tinggi antara lain sebagai berikut..

Membentuk dan membina persatuan dan kesatuan bangsa dan negara Indonesia

Merupakan ajaran dasar nasional yang melandasi kebijakan dan strategi pembagunan
nasional

c. Fungsi Wawasan Nusantara dibedakan dalam beberapa pandangan antara lain


sebagai berikut..

Fungsi wawasan nusantara sebagai konsepsi ketahanan nasional adalah sebagai


konsep dalam pembangunan, pertahanan keamanan dan kewilahayan

Fungsi wawasan nusantara sebagai pembangunan nasional adalah mencakup


kesatuan politik, sosial dan ekonomi, sosial dan politik, dan kesatuan pertahanan dan
keamanan.

Fungsi wawasan nusantara sebagai pertahanan dan keamanan adalah pandangan


geopolitik Indonesia sebagai satu kesatuan pada seluruh wilayah dan segenap
kekuatan negara.

Fungsi wawasan nusantara sebagai wawasan kewilayahan adalah pembatasan negara


untuk menghindari adanya sengketa antarnegara tetangga.

3. Tujuan Wawasan Nusantara - Tujuan wawasan nusantara adalah mewujudkan


nasionalisme yang tinggi dari segala aspek kehidupan rakyat indonesia yang
mengutamakan kepentingan nasional dari pada kepentingan perorangan, kelompok,
golongan, suku bangsa atau daerah. Kepentingan tersebut tetap dihargai agar tidak
bertentangan dari kepentingan nasional.

4. Latar Belakang Wawasan Nusantara - Wawasan nusantara dilatar belakang dalam


beberapa aspek antara lain sebagai berikut..

a. Falsafah Pancasila, Pancasila merupakan dasar dalam terjadinya wawasan


nusantara dari nilai-nilai yang terdapat dalam Pancasila. Nilai-nilai tersebut antara lain
sebagai berikut..

Penerapan HAM (Hak Asasi Manusia). misalnya pemberian kesempatan dalam


menjalankan ibadah sesuai dengan agama yang dianutnya.

Mengutamakan pada kepentingan masyarakat dari pada kepentingan indivud dan


golongan
Pengambilan keputusan berdasarkan dalam musyawarah mufakat.

b. Aspek Kewiilayahan Nusantara, aspek kewilayahan nusantara dalam hal ini pada
pengaruh geografi karena indonesia kaya akan SDA dan suku bangsa

c. Aspek Sosial Budaya, aspek sosial budaya dimana dalam hal ini dapat terjadi karena
indonesia terdapat ratusan suku bangsa yang keseluruhan memiliki adat istiadat,
bahasa, agama dan kepercayaan yang berbeda-beda, yang menjadikan tata kehidupan
nasional memiliki hubungan interaksi antara golongan karena dapat menyebabkan
konflik yang besar dari keberagaman budaya.

d. Aspek Sejarah, Dapat mengacuh kepada aspek sejarah karena indonesia memiliki
banyak pengalaman sejarah yang tidak ingin terulangnya perpecahan dalam bangsa
dan negara Indonesia. Dimana kemerdekaan yang didapatkan merupakan hasil
semangat persatuan dan kesatuan bangsa indonesia, sehingga harus dipertahankan
untuk persatuan bangsa dan menjaga wilayah kesatuan indonesia

5. Penerapan/Implementasi Wawasan Nusantara - Dalam implementasi wawasan


nusantara, perlunya memperhatikan hal-hal berikut..

a. Kehidupan Politik

1. Pelaksanaan politik diatur dalam UU partai politik, pemilihan umum, pemilihan


presiden dimana pelaksanaannya sesuai hukum dan mementingkan persatuan
bangsa. Misalnya dalam pemilihan presiden, DPR, dan kepala daerah harus
menjalankan prinsip demokratis dan keadilan, agar tidak menghancurkan
persatuan dan kesatuan bangsa indonesia.
2. Pelaksanaan kehidupa bermasyarakat dan bernegara harus sesuai dengan
hukum yang berlaku di Indonesia tanpa pengecualian.
3. Mengembangkan sikap HAM dan pluralisme dalam mempersatukan dan
mempertahankan berbagai suku, agama, dan bahasa, sehingga terciptanya dan
menumbuhkan rasa toleransi.
4. Memperkuat komitmen politik dalam partai politik dan pada lembaga
pemerintahan untuk meningkatkan kebangsaan, persatuan dan kesatuan.
5. Meningkatkan peran indonesia dalam dunia internasional dan memperkuat korps
diplomatik dalam upaya penjagaan wilayah Indonesia khususnya pulau terluar
dan pulau kosong.

b. Kehidupan Ekonomi
1) Harus sesuai berorientasi pada sektor pemerintahan, perindustrian, dan
pertanian
2) Pembangunan ekonomi harus memperhatikan keadilan dan keseimbangan
antara daerah, sehingga dari adanya otonomi daerah dapat menciptakan upaya
dalam keadilan ekonomi.
3) Pembangunan ekonomi harus melibatkan partisipasi rakyat, seperti dengan
memberikan fasilitas kredit mikro dalam pengembangan usaha kecil.

c. Kehidupan Sosial

Mengembangkan kehidupan bangsa yang serasi antara masyarakat yang


berbeda, dari segi budaya, status sosial, maupun daerah.
Pengembangan budaya Indonesia untuk melestarikan kekayaan Indonesia, serta
dapat dijadikan kegiatan pariwisata yang memberikan sumber pendapatan
nasional maupun daerah.

d. Kehidupan Pertahanan dan Keamanan

Memberikan kesempatan kepada setiap warga negara untuk beperan aktif


karena merupakan kewajiban setiap warga negara seperti meningkatkan
kemampuan disiplin, memelihara lingkungan, dan melaporkan hal-hal yang
mengganggu kepada aparat dan belajar kemiliteran.
Membangun rasa persatuan dengan membangun rasa solidaritas dan hubungan
erat antara warga negara berbeda daerah dengan kekuatan keamanan agar
ancaman suatu daerah atau pulau menjadi ancaman bagi daerah lain untuk
membantu daerah yang diancam tersebut.
Membangun TNI profesional dan menyediakan sarana dan prasarana bagi
kegiatan pengamanan wilayah indonesia, khususnya pulau dan wilayah terluar
Indonesia.

6. Kedudukan Wawasan Nusantara - Dalam paradigma nasional, kedudukan wawasan


nusantara adalah sebagai berikut...

Pancasila sebagai falsaah, ideologi bangsa dan dasar negara berkedudukan sebagai
landasan idil

UUD 1945 adalah landasan konstitusi negara yang berkedudukan sebagai landasan
konstitusional.

Sebagai visi nasional yang berkedudukan sebagai landasan visional

Ketahanan nasional sebagai konsepsi nasional yang berkedudukan sebagai landasan


konsepsional
GBHN (garis-garis besar haluan negara) sebagai politik dan strategi nasional atau
sebagai kebijakan dasar nasional yang berkedudukan sebagai landasan operasioal.

7. Landasan Wawasan Nusantara - Wawasan nusantara dilandasi dengan dua


landasan antara lain sebagai berikut..

Landasan Idil adalah pancasila

Landasan Konstitusional adalah UUD 1945

8. Asas Wawasan Nusantara - Asas wawasan nusantara adalah ketentuan dasar yang
harus dipatuhi, ditaati, dipelihara demi mewujudkan ketaatan dan kesetiaan kepada
setiap komponen atau unsur pembentuk bangsa Indonesia (golongan/suku) terhadap
kesepakatan (commitmen) bersama. Macam-macam asas wawasan nusantara adalah
sebagai berikut...

Kepentingan/tujuan yang sama

Keadilan

Kejujuran

Solidaritas

Kerja sama

Kesetiaan terhadap kesepakatan

9. Hakikat Wawasan Nusantara - Hakikat wawasan nusantara adalah hakikat yang


selalu utuh dengan menyeluruh dalam lingkup nusantara untuk kepentingan nasional,
tanpa menghilangkan kepentingan lainnya sepert kepentingan daerah, golongan, dan
perorangan.

10. Dasar Hukum Wawasan Nusantara - Dasar hukum wawasan nusantara diterima
sebagai konsepsi politik kewarganegaraan yang tercantum dalam dasar-dasar hukum
antara lain sebagai berikut..
Tap MPR. No. IV/MPR/1973 pada tanggal 22 maret 1973
Tap MPR. No IV/1978/22/Maret/1978/ tentang GBHN
Tap MPR. No. II/MPR/1983/12/Maret/1983
DEMOKRASI

Kata demokrasi berasal dari dua kata, yaitu demos yang berarti rakyat, dan
kratos/cratein yang berarti pemerintahan, sehingga dapat diartikan sebagai
pemerintahan rakyat, atau yang lebih kita kenal sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh
rakyat dan untuk rakyat.

Sedangkan pengertian demokrasi menurut para ahli diantaranya:

Demokrasi menurut Montesque, kekuasaan negara harus dibagi dan dilaksanakan oleh
tiga lembaga atau institusi yang berbeda dan terpisah satu sama lainnya, yaitu pertama,
legislatif yang merupakan pemegang kekuasaaan untuk membuat undang-undang,
kedua, eksekutif yang memiliki kekuasaan dalam melaksanakan undang-undang, dan
ketiga adalah yudikatif, yang memegang kekuasaan untuk mengadili pelaksanaan
undang-undang. Dan masing-masing institusi tersebut berdiri secara independen tanpa
dipengaruhi oleh institusi lainnya.

Demokrasi menurut Abraham Lincoln yaitu pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan
untuk rakyat.

Demokrasi menurut Aristoteles mengemukakan ialah suatu kebebasan atau prinsip


demokrasi ialah kebebasan, karena hanya melalui kebebasanlah setiap warga negara
bisa saling berbagi kekuasaan didalam negaranya. Aristoteles pun mengatakan apabila
seseorang hidup tanpa kebebasan dalam memilih cara hidupnya, maka sama saja
seperti budak.

Demokrasi menurut H. Harris Soche ialah suatu bentuk pemerintahan rakyat,


karenanya kekuasaan pemerintahan melekat pada rakyat juga merupakan HAM bagi
rakyat untuk mempertahankan, mengatur dan melindungi diri dari setiap paksaan dalam
suatu badan yang diserahkan untuk memerintah.

Demokrasi menurut International Commission of Juris tadalah bentuk pemerintahan


dimana hak dalam membuat suatu keputusan politik harus diselenggarakan oleh rakyat
melalui para wakil yang terpilih dalam suatu proses pemilu.

B. Ciri-Ciri Demokrasi

Setelah membahas pengertian demokrasi, mari kita bahas ciri-ciri demokrasi. Berikut
penjelasan ciri-ciri demokrasi menurut UUD 1945 dan ciri demokrasi menurut ahli.

Ciri-ciri demokrasi menurut UUD 1945:

Adanya jaminan HAM (pasal 28A-J UUD 1945)


Adanya jaminan kemerdekaan bagi warga Negara untuk berkumpuldan beroposisi

Perlakuan dan kedudukan sama bagi seluruh warga negara dalam hukum (pasal 27
ayat 1 UUD)

Kekuasaan yang dikontrol oleh rakyat melalui perwakilan yang dipilih rakyat

Jaminan kekuasaan yang telah disepakati bersama

Ciri-ciri Demokrasi menurut political performance Bingham Powel Jr., sebagai berikut:

Legitimasi pemerintah didasarkan pada klaim bahwa pemerintah tersebut mewakili


keinginan rakyatnya.

Pengaturan yang mengorganisasikan perundingan untuk memperoleh legitimasi


didasarkan melalui pemilihan umum yang kompetitif. Pada prakteknya minimal terdapat
dua partai politik.

Sebagian besar orang dewasa dapat ikut serta dalam proses pemilihan, baik sebagai
calon maupun sebagai pemilih

pemilihan secara rahasia dan tanpa dipaksa

adanya hak-hak dasar seperti kebebasan berbicara, berkumpul, berorganisasi dan


kebebasan pers.

C. Prinsip-prinsip Demokrasi

Ada beberapa prinsip demokrasi yang penting, yaitu:

1. Keterlibatan warga Negara dalam pembuatan keputusan politik

2. Tingkat persamaan tertentu di anatara warga Negara

3. Tingkat kebebasan atau kemerdekaan tertentu yang diakui dan dipakai oleh
warga Negara.

4. Suatu system perwakilan

5. Suatu system pemilihan kekuasaan mayoritas

6. Kekuasaan pemerintah dibatasi oleh konstitusi


7. Pemilu yang bebas, jujur, dan adil (agar mendapat wakil rakyat yang sesuai
aspirasi rakyat)

8. Jaminan Hak Asasi Manusia

9. Persamaan kedudukan di depan hukum

10. Peradilan yang jujur dan tidak memihak untuk mencapai keadilan

11. Kebebasan berserikat dan mengeluarkan pendapat

12. Kebebasan pers.

D. Jenis-jenis Demokrasi.

Demokrasi dapat dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan berbagai aspek.


Berikut jenis-jenis demokrasi yang ada di berbagai negara:

Jenis-jenis Demokrasi berdasarkan cara penyaluran aspirasi rakyat

Demokrasi Langsung: Demokrasi langsung adalah sistem demokrasi yang memberikan


kesempatan kepada seluruh warga negaranya dalam permusyawaratan saat
menentukan arah kebijakan umum dari negara atau undang-undang. Bisa dikatakan
demokrasi langsung adalah demokrasi yang bersih karena rakyat diberikan hak mutlak
untuk memberikan aspirasinya.

Demokrasi Tidak Langsung: Demokrasi tidak langsung adalah sistem demokrasi yang
dijalankan menggunakan sistem perwakilan.

Jenis-jenis Demokrasi berdasarkan yang dijadikan prioritas atau titik perhatian

Demokrasi Material

Demokrasi Formal

Demokrasi Campuran

Jenis-jenis Demokrasi berdasarkan prinsip ideologi

Demokrasi Rakyat: Demokrasi rakyat(proletar) adalah sistem demokrasi yang tidak


mengenal kelas sosial dalam kehidupan. Tidak ada pengakuan hak milik pribadi tanpa
ada paksaan atau penindasan tetapi untuk mencapai masyarakat yang dicita-citakan
tersebut dilakukan dengan cara kekerasan atau paksa atau dengan kata lain negara
adalah alat untuk mencapai cita-cita kepentingan kolektif.
Demokrasi Konstitusional: Demokrasi konstitusional adalah demokrasi yang
dilandaskan kebebasan setiap orang atau manusia sebagai makhluk sosial. Hobbe,
Lockdan Rousseaue mengemukakan pemikirannya tentang negara demokrasi bahwa
negara terbentuk disebabkan oleh benturan kepentingan hidup orang yang hidup
bermasyarakat. Ini mengakibatkan terjadinya penindasan diantara mereka. Oleh sebab
itu kumpulan orang tersebut membentuk komunitas yang dinamakan negara atas dasar
kepentingan bersama. Akan tetapi fakta yang terjadi kemudian adalah munculnya
kekuasaan berlebih atau otoriterianisme.

Jenis-jenis Demokrasi berdasarkan kewenangan dan hubungan antara alat


kelengkapan negara

1. Demokrasi Sistem Parlementer

2. Demokrasi Sistem Presidensial

Jenis-jenis Demokrasi berdasarkan penyaluran kehendak masyarakat, terbagi menjadi


dua yaitu :

Demokrasi Langsung : Suatu sistem demokrasi yang melibatkan seluruh rakyat secara
langsung dalam menentukan berbagai kebijakan umum, urusan negara dan
permusyawaratan dalam suatu negara.

Demokrasi Tidak langsung : Demokrasi tidak langsung ialah suatu sistem demokrasi
untuk menyalurkan keinginan warga atau rakyatnya melalui perwakilan dari parlemen.

Jenis-jenis Demokrasi berdasarkan hubungan antar alat negara

Demokrasi perwakilan dengan sistem referendum yang merupakan salah satu macam
demokrasi dimana rakyat memilih perwakilannya untuk menjabat di parlemen, akan
tetapi tetap terkontrol oleh pengaruh rakyat.

Sistem parlementer yang merupakan demokrasi perwakilan dimana adanya hubungan


yang kuat antara badan eksekutif dan badan legislatif. Ciri utama sebuah negara yang
menganut sistem parlementer ialah adanya parlemen dalam sistem pemerintahannya.

Sistem pemisahan kekuasaan yang merupakan demokrasi perwakilan dimana jabatan


legislatif terpisah dari eksekutif, sehingga keduanya tidak berkaitan secara langsung
seperti sistem demokrasi parlementer.

Sistem referendum dan inisiatif rakyat yang dimaksud ialah gabungan antara demokrasi
perwakilan dengan demokrasi langsung.
Jenis-jenis Demokrasi berdasarkan prinsip ideologi

Demokrasi Liberal merupakan Kebebasan individu yang lebih ditekankan dan


mengabaikan kepentingan umum

Demokrasi Rakyat merupakan demokrasi yang didasarkan pada paham sosialisme dan
komunisme dan lebih mengutamakan kepentingan umum atau negara.

Demokrasi Pancasila merupakan demokrasi yang ada di Indonesia bersumberkan


pada nilai-nilai sosial budaya bangsa serta berazaskan musyawarah mufakat dengan
memprioritaskan kepentingan seluruh msyarakat atau warga negara. Demokrasi
pancasila fokus pada kepentingan dan aspirasi serta hati nurani rakyat. Sampai saat ini
Indonesia menganut demokrasi pancasila yang bersumber pada falsafah pancasila.

NEGARA HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

A. KONSEP DAN CIRI NEGARA HUKUM

1. Pengertian Negara Hukum

Negara Hukum adalah negara yang penyelenggaraan kekuasaan pemerintahannya


didasarkan atas hukum. Di dalamnya pemerintah dan lembaga-lembaga lain dalam
melaksanakan tindakan apa pun harus dilandasi oleh hukum dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Dalam negara hukum, kekuasaan menjalankan
pemerintahan berdasarkan kedaulatan hukum (supremasi hukum) dan bertujuan untuk
menyelenggarakan ketertiban hukum (Mustafa Kamal Pasha, 2003)

Negara berdasar atas hukum menempatkan hukum sebagai hal yang tertinggi
(supreme) sehingga ada istilah supremasi hukum. Supremasi hukum harus tidak boleh
mengabaikan tiga ide dasar hukum yaitu keadilan, kemanfaatan dan kepastian
(Achmad Ali,2002). Apabila Negara berdasar atas hukum, pemerintahan Negara itu
juga harus berdasar atas suatu konstitusi atau undang-undang dasar sebagai landasan
penyelenggaraan pemerintahan. Konstitusi dalam negara hukum adalah konstitusi yang
bercirikan gagasan kostitusionalisme yaitu adanya pembatasan atas kekuasaan dan
jaminan hak dasar warga negara.

2. Negara Hukum Formil dan Negara Hukum Materiil


Negara hukum formil adalah Negara hukum dalam arti sempit yaitu negara yang warga
negara. Urusan ekonomi diserahkan pada warga dengan dalil laissez faire, laissez aller
yang berarti bila warga dibiarkan mengurus kepentingan ekonominya sendiri maka
dengan sendirinya perekonomian negara akan sehat.

Materiil atau Negara hukum dalam arti luas. Dalam negara hukum materiil atau dapat
disebut Negara hukum modern, pemerintah diberi tugas membangun kesejahteraan
umum di berbagai lapangan kehidupan. Untuk itu pemerintah diberi kewenangan atau
kemerdekaan untuk turut campur dalam urusan warga Negara. Pemerintah diberi
Freies Ermessen yaitu kemerdekaan yang dimiliki pemerintah untuk turut serta dalam
kehidupan ekonomi social dan keleluasaan untuk tidak terikat pada produk legislasi
parlemen.

Negara hukum materiil atau dapat disebut Welfare State adalah Negara yang
pemerintahannya memiliki keleluasaan untuk turut campur tangan dalam urusan warga
dengan dasar bahwa pemerintah ikut bertanggung jawab terhadap kesejahteraan
rakyat. Negara bersifat aktif dan mandiri dalam upaya membangun kesejahteraan
rakyat.

3. Ciri-ciri Negara Hukum

Fredrich Julius stahl dari kalangan ahli hukum eropa continental memberikan cirri-ciri
rechtsstaat sebagai berikut.

1. Hak asasi manusia

2. Pemisahan atau pembagian kekuasaan untuk menjamin hak asai manusia yang
biasa dikenal sebagai trias politika.

3. Pemerintahan berdasarkan peraturan peraturan.

4. Peradilan administrasi dalam perselisihan


Adapun AV Dicey dari kalangan ahli hukum Anglo Saxon member ciri-ciri Rule of law
sebagai berikut :

1. Supremasi hukum ,dalam arti tidak boleh ada kesewenwng-wenangan,sehingga


seseorang hanya boleh dihukum jika melanggar hukum

2. Kedudukan yang sama di depan hukum,baik bagi rakyat biasa maupun bagi pejabat

3. Terjaminnya hak-hak manusia dalam undang-undang atau keputusan pengadilan.

Prof.Sudargo Gautama mengemukakan ada 3(tiga) ciri atau unsur dari negara hukum,
yakni sebagai berikut :

a. Terdapat pembatasan kekuasaan Negara terhadap perorangan, maksudnya Negara


tidak dapat bertindak sewenang-wenang . Tindakan Negara dibatasi oleh hukum,
individual mempunyai hak terhadap Negara atau rakyat mempunyai hak terhadap
penguasa.

b. Asas legalitas

Setiap tindakan Negara harus berdasarkan hukum yang telah diadakan terlebih dahulu
yang harus ditaati juga oleh pemerintah atau aparaturnya.

c. Pemisahan kekuasaan

Agar hak-hak asasi itu betul-betul terlindungi , diadakan pemisahan kekuasaan yaitu
badan yang membuat peraturan peundang-undangan, melaksanakan dan badan yang
mengadili harus terpisah satu sama lain tidak berada dalam satu Negara.

Franz Magins Suseno (1997) mengemukakan adanya 5 (lima) cirri negara hukum
sebagai salah satu cirri hakiki Negara demokrasi. Kelima cirri Negara hukum tersebut
adalah sebagai berikut:

1. Fungsi kenegaraan dijalankan oleh lembaga yang bersangkutan sesuai dengan


ketetapan sebuah undang-undang dasar.
2. Undang-undang dasar menjamin hak asasi manusia yang paling penting.Karena
tanpa jaminan tersebut , hukum akan menjadi sarana penindasan. Jaminan hak asasi
manusia memastikan bahwa pemerintah tidak dapat menyalahgunakan hukum untuk
tindakan yang tidak adil atau tercela.

3. Badan-badan Negara menjalankan kekuasaan masing-masing selalu dan hanya taat


pada dasar hukum yang berlaku.

4. Terhadap tindakan badan Negara, masyarakat dapat mengadu ke pengadilan dan


putusan pengadilan dilaksanakan oleh badan Negara.

5. Badan kehakiman bebas dan tidak memihak.

Mustafa Kamal Pasha (2003) menyatakan adanya tiga ciri khas Negara hukum, yaitu :

a. Pengakuan dan perlindungan terhadap hak asasi manusia

b. Peradilan yang bebas dari pengaruh kekuasaan lain dan tidak memihak

c. Legalitas dalam arti hukum dalam segala betuknya

B. NEGARA HUKUM INDONESIA

1. Landasan Yuridis Negara Hukum Indonesia

Dasar pijakan bahwa Negara Indonesia adalah Negara hukum sekarang ini tertuang
dengan jelas pada pasal 1 ayat 3 UUD 1945 Negara Indonesia adalah Negara hukum.

Perumusan Negara hukum Indonesia adalah:

a. Negara berdasar atas hukum ,bukan berdasar atas kekuasaan belaka

b. Pemerintah Negara berdasar atas suattu konstitusi dangan kekuasaan pemerintahan


terbatas ,tidak absolute.
Dasar lain yang dapat dijadikan landasan bahwa Indonesia adalah Negara hukum
dalam arti materiil terdapat dalam bagian pasal-pasal UUD 1945, sebagai berikut :

a. Pada Bab XIV tentang Perekonomian Negara dan Kesejahteraan Sosial Pasal 33
dan 34 UUD 1945, yang menegaskan bahwa Negara turut aktif dan bertanggungjawab
atas perekonomian Negara dan kesejahteraan rakyat.

b. Pada bagian penjelasan umum tentang pokok-pokok pikiran dalam pembukaan juga
dinyatakan perlunya turut serta dalam kesejahteraan rakyat.

2. Perwujudan Negara Hukum di Indonesia

Adapun tata urutan perundangan adalah sebagai berikut.

a. Undang-undang dasar 1945

b. Ketetepan majelis permusyawaratan rakyat republic Indonesia

c. Undang-uundang

d. Peraturan pemerintah pengganti undang-undang(perpu)

e. Peraturan pemerintah :

1) Keputusan presiden

2) Peraturan pemerintah .

Jenis hierarki peraturan perundang-undangan di Indonesia menurut undang-undang


no.10 tahun 2004 adalah sebagia berikut:

1) Undang-undang dasar 1945

2) Undang-undang (UU) atau peraturan pemerintah pengganti pengganti undang-


undang (perpu)

3) Peraturan pemerintah(PP)

4) Peraturan presiden

5) Peraturan daerah

Negara hukum Indonesia menurut UUD 1945,mengandung prinsip-prinsip sbb:

1) Norma hukumnya bersumber pada Pancasila sebagi hukum dasar nasional dan
adanya hierarki jenjang norma hukum
2) Menggunakan system konstitusi

3) Kedaulatan rakyat atau prinsip democrat

4) Prinsip persamaan keduukan dalam hukum dan pemerintahan

5) Adanya organ pembentuk undang-undang(presiden dan DPR)

6) System pemerintahannya adalah presidensil

7) Kekuasaan kehakiman yang bebas dari kekuasaan lain(Eksekutif)

8) Hukum bertujuan untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluru tumpah
darah Indonesia,memajukan kesejahteraan umum,mencerdaskan kehidupan bangsa
dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan perdamaian
abadi dan keadilan social.

9) Adanya jaminan akan hak asasi dan kewajiban dasar manusia

3. Hubungan Negara Hukum dengan Demokrasi

Hubungan antara Negara hukum dengan demokrasi dapat dinyatakan bahwa Negara
demokrasi pada dasarnya adalah negaraa hukum .kelima cirri Negara demokrasi
tersebut adalah

1) Negara hukum

2) Pemerintahan dibawah control nyata masyarakat

3) Pemilihan umum yang bebas

4) Prinsip mayoritas

5) Adanya jaminan terhadap hak-hak demokratis

C. HAKIKAT HAK ASASI MANUSIA

1. Pengertian Hak Asasi Manusia


Hak asasi manusia merupakan hak dasar yang melekat dan dimiliki setiap manusia
sebagi anugerah tuhan yang maha esa.kesadaran akan hak asasi manusia
didasaarkan pada pengakuan bahwa semua manusia sebagai makhluk tuhan memilki
drajat dan martabat yang sama,maka setiap manusia memiliki hak dasar yang disebut
hak asai manusia.jadi kesadaran akan adanya hak asai manusia tumbuh dari
pengakuan manusia sendiri bahwa mereka adalah sama dan sederajat.

Pengakuan terhadap HAM memiliki dua landasan sebagai berikut .

1) Landasan yang langsung dan pertama yakni kodrat manusia

2) Landaskan kedua dan yang lebih dalam :tuhan menciptakan manusia

2. Macam Hak Asasi Manusia

Berdasarkan pengertian HAM,ciri pokok dari hakikat HAM adalah;

HAM tidak perlu diberikan ,dibeli,ataupun diwarisi.

HAM berlaku bagi semua orang

HAM tidak boleh dilanggar

HAM meliputi berbagai bidang,sebagai berikut.

a) Hak asasi pribadi (personal rights)

b) Hak asasi politik (political rights)

c) Hak asasi ekonomi (property rights)

d) Hak asasi social dan kebudayaan (social and cultural rights)

e) Hak untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan
(rights of legal equality)

f) Hak untuk mendapat perlakuan yang sama dalam tatacara peradilan dan
perlindungan ( procedural rights)
D. SEJARAH PERKEMBANGAN HAK ASASI MANUSIA

a. Perkembangan Hak Asasi Manusia pada Masa Sejarah

b. Perkembangan Hak Asasi Manusia di Inggris

c. Perkembangan Hak Asasi Manusia di Amerika Serikat

d. Perkembangan Hak Asasi Manusia di Prancis

e. Atlantic Charter Tahun 1941

f. Pengakuan Hak Asasi Manusia oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa

g. Hasil Sidang Majelis Umum PBB Tahun 1966

E. HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA

1. Pengakuan Bangsa Indonesia Akan Hak Asasi Manusia

a. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 Alinea Pertama

b. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 Alinea Keempat

c. Batang Tubuh Undang-Undang Dasar 1945

d. Ketatapan MPR

e. Peraturan Perundang-undangan

2. Penegakan Hak Asasi Manusia

a. Kelembagaan yang menangani masalah yang berkaitan dengan penegakan hak


asasi manusia, antara lain :

Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), yang bertujuan :


1. Mengembangkan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan hak asasi manusia sesuai
dengan Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945 dan Piagam Perserikatan Bangsa-
Bangsa, serta Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia;

2. Meningkatkan Perlindungan dan Penegakan hak asasi manusia guna perkembangan


pribadi manusia Indonesia seutuhnya dan kemampuannya berpartisipasi dalam
berbagai bidang kehidupan.

b. Pengadilan Hak Asasi Manusia dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 26


Tahun 2000 tentang pengadilan hak asasi manusia. Pengadilan Hak Aasi Manusia
merupakan pengadilan khusus yang berada di lingkungan pengadilan umum dan
berkedudukan di daerah kabupaten atau kota. Pengadilan HAM adalah pengadilan
khusus terhadap pelanggaran hak asasi manusia yang berat.

c. Pengadilan Hak Asasi Manusia Ad Hoc dibentuk atas usul DPR berdasarkan
peristiwa tertentu dengan Keputusan Presiden.

d. Komisi kebenaran dan Rekonsiliasi : memberikan alternative bahwa penyelesaian


pelanggaran Hak Asasi Manusia yang berat dapat dilakukan di luar Pengadilan Hak
Asasi Manusia yaitu melalui Komisi Keberadaan dan Rekonsiilasi yang dibentuk
berdasarkan undang-undang.

Beberapa contoh lembaga swadaya masyarakat (LSM) :

1. KONTRAS ( Komisi untuk orang hilang dan tindak kekerasan)

2. YLBHI (Yayasan lembaga bantuan hukum Indonesia)

3. Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat (ELSAM) dan

4. Human Rights Watch (HRW)

3. Konvensi Internasional tentang Hak Asasi Manusia

Beberapa Konvensi yang berhasil diciptakan adalah sebagai berkut :

1. Universal Declaration of Human Rights (Pernyataan hak asasi manusia sedunia)


dihasilkan dalam siding umum PBB 10 Desember 1945.
2. International Covenant of Civil and Political Rights (Perjanjian Internasional tentang
Hak Sipil dan Politik) dan International Covenant of Economic, Social and Cultural
Rights (Perjanjian Internasional tentang Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya) pada Tahun
1996.

3. Declaration on the Rights of peoples to Peace (Deklarasi Hak Bangsa atas


Perdamaian) pada tahun 1984 dan Declaration on the Rights to Development
(Deklarasi Hak atas Pembangunan) pada tahun 1986.

4. African Charter on Human and Peoples Rights (Banjul Charter) oleh Negara Africa
yang tergabung dalam Persatuan Afrika (OAU) pada tahun 1981.

4. Keikutsertaan Indonesia dalam konvensi internasional

Beberapa macam konvensi internasional tentang hak asasi manusia yang sudah
diratifikasi Indonesia adalah sebagai beikut :

a. Konvensi Jenewa 12 Agustus 1949, (diratifikasi dengan Undang-Undang Nomor 59


Tahun 1958).

b. Konvensi tentang Hak Politik Kaum Perempuan Convention on The Political Rights
of Women (diratifikasi dengan Undang-Undang Nomor 68 Tahun 1958).

c. Konvensi tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan


Convention on The Elimination of Descrimination Against Women (diratifikasi dengan
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1984).

d. Konvensi Hak Anak Convention on The Rights of The Child (diratifikasi dengan
Keppres No.36 Tahun 1990).

e. Konvensi Pelarangan, Pengembangan, Produksi dan Penyimpanan Senjata Biologis


dan Beracun srta Pemusnahannya Convention on the Destruction (diratifikasi dengan
Keppres No.58 Tahun 1991).

f. Konvensi Internasional terhadap Antipartheid dalam Olahraga International


Convention Against Apartheid in Sprots (diratifikasi dengan Undang-Undang Nomor 48
Tahun 1993).
g. Konvensi Menentang Penyiksaan dan Perlakuan atau Penghukuman Lain yang
Kejam, Tidak Manusiawi atau Merendahkan Martabat Manusia Torture Convention
(diratifikasi dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1998).

h. Konvensi Organisasi Buruh Internasional Nomor 87 Tahun 19998 tentang


Kebebasan Berserikat dan Perlindungan Hak untuk Berorganisasi ILO Convention
No.87 Concerning Freedom of Association and Protection on the Rights to Organise
(diratifikasi dengan Undang-Undang Nomor 83 Tahun 1998).

i. Konvensi Internasional tentang Penghapusan Semua Bentuk Diskriminasi Rasial


Convention on the Elimination of Racial Discrimination (diratifikasi dengan Undang-
Undang Nomor 29 Tahun 1999).

j. Kovenan Internasional tentang Hak-Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya (International


Covenant on Economic, Social and Culture Rights): Diratifikasi dengan Undang-Undang
No.11 Tahun 2005.

k. Kovenan Internasional tentang Hak-Hak Sipil dan Politik (International Covenant On


Civil and Political Rights). Diratifikasi dengan Undang-Undang No.12 Tahun 2005.

Anda mungkin juga menyukai