Anda di halaman 1dari 39

Model Instalasi

Biogas Indonesia
Panduan Konstruksi

Agustus 2009
Model Instalasi
Biogas Indonesia
Panduan Konstruksi

Agustus 2009
Daftar Isi

1. TUJUAN BUKU PANDUAN 1


2. TANGGUNG JAWAB SEORANG TUKANG 2
3. KOMPONEN INSTALASI BIOGAS 3
4. LANGKAH-LANGKAH PEMASANGAN INSTALASI BIOGAS 4
4.1 PEMILIHAN UKURAN TEPAT UNTUK INSTALASI BIOGAS 4
4.2 PEMILIHAN LOKASI KONSTRUKSI 6
4.3 STANDAR MUTU BAHAN DAN PERLENGKAPAN 7
4.4 KONSTRUKSI INSTALASI BIOGAS YANG TEPAT 11
4.4.1. Lay out Instalasi 11
4.4.2. Penggalian lubang 12
4.4.3. Konstruksi tempat pengolahan biogas/digester 13
4.4.4. Konstruksi tempat penampung gas (kubah) 16
4.4.5. Memplester Digester dan kubah (penampung gas) 17
4.4.6. Konstruksi turret, manhole dan tangki outlet (keluar) 18
4.4.7. Konstruksi Tangki Inlet (Saluran masuk) 20
4.4.8. Pekerjaan perpipaan,Fitting dan Kelengkapan lain 22
4.4.9. Konstruksi lubang penampung kompos 24
4.4.10. Tahap Penyelesaian dan Anjuran kepada Pengguna 24
4.4.11. Pemeriksaan kekedapan Gas dan Air 25

5. KESIMPULAN 29
LAMPIRAN 30
Sketsa Instalasi Biogas
Tempat Pengolahan Berukuran 4 m3 30
Tempat Pengolahan Berukuran 6 m3 31
Tempat Pengolahan Berukuran 8 m3 32
Tempat Pengolahan Berukuran 10 m3 33
Tempat Pengolahan Berukuran 12 m3 34
Catatan untuk Kuantiti Bahan 1 Unit Biodigester 35
1. Tujuan Penulisan Manual

Tempat pengolahan secara anaerob biogas atau dikenal dengan nama digester
merupakan suatu bangunan yang dibangun di bawah tanah, terbuat dari semen,
batu-bata/batu, pasir dan pipa serta peralatan untuk me-ngurai bahan organik
dan menghasilkan biogas hal ini guna menambah sumber bahan bakar kon-
vensional. Digester ini juga menghasilkan slurry yakni kotoran ternak yang telah
diuraikan gasnya yang dapat digunakan sebagai pupuk untuk pertanian. Dengan
memasukkan kotoran hewan ternak dan air dalam jumlah yang cukup ke dalam 1
digester, maka gas bersih dapat dihasilkan. Bahan bakar ini umumnya diguna-
kan untuk memasak dan penerangan listrik dan pupuk yang dihasilkan dari ko-
toran hewan yang telah hilang gas nya (slurry) digunakan sebagai pupuk di kebun
sayuran dan lahan pertanian lainnya.

Keberhasilan atau kesuksesan suatu biodigester tergantung pada ketepatan ran-


cangan, kesesuaian wilayah untuk konstruksi dan kualitas pekerjaan konstruksi
termasuk di dalamnya kualitas bahan dan kinerja pekerja yang terlibat dalam
proses konstruksi. Buku panduan ini mengangkat kembali metode untuk pemi-
lihan ukuran dan wilayah yang tepat untuk konstruksi serta langkah-langkah
pekerjaan konstruksi sesuai dengan model pengembangan Biogas di Indonesia.
Manual ini dirancang untuk membantu para tukang dan pengawas pekerjaan guna
pencapaian kesuksesan dalam menjalankan peran mereka di suatu konstruksi
biodigester yang bermutu.
2. Tanggung Jawab seorang Tukang/
Mandor

Peran tukang/mandor sangatlah vital dalam keberhasilan pemasangan suatu bio-


digester. Berikut ini beberapa peran utama seorang tukang dan mandor:

Memberikan informasi tentang manfaat biodigester ke para pengguna dan


memotivasi mereka untuk instalasi biodigester.
Memilih ukuran yang tepat untuk biodigester berdasarkan ketersediaan ba-
2 han untuk mengisi biodigester tersebut.
Memastikan standar mutu bahan dan peralatan konstruksi sesuai.
Mengikuti sesuai rancangan dan gambar sket yang telah disediakan untuk
pembangunan biodigester.
Mematuhi Panduan Konstruksi pada saat pemasangan biodigester.
Membekali pengetahuan dan keterampilan dasar ke para pengguna untuk
mengoperasikan beberapa komponen biodigester.
Memastikan penyelesaian pekerjaan tepat waktu.
Rutin melaporkan perkembangan dan kesulitan yang ada, ke pengawas
pekerjaan/manajer.
Memastikan keterlibatan tukang yang telah terlatih dalam koontruksi ja-
ngan biarkan tukang yang belum terlatih mengepalai konstruksi biodiges-
ter.
Bekerja sebagai penyuluh dan promotor teknologi di area lokasi pekerjaan
Melakukan follow up rutin dan layanan setelah penjualan ke para peng-
guna guna memastikan bangunan yang telah dibangun berfungsi dengan
baik tanpa masalah.
3. Komponen Bangunan Instalasi Biogas

Ada 6 bagian utama dari sebuah digester: saluran masuk/Inlet (ruangan pencam-
pur) sebagai tempat kotoran hewan masuk, digester (ruang pe-nguraian anae-
rob), penampung gas (ruang penyimpanan), saluran keluar/outlet (ruang pemi-
sah), sistem pengangkut gas dan lubang kompos slurry.

Campuran kotoran dan air (dicampur dalam saluran masuk atau ruang pencam-
pur) mengalir melalui saluran pipa menuju digester. Pencampur menghasilkan 3
gas melalui proses penguraian di digester dan gas yang telah dihasilkan kemu-
dian disimpan dalam penampung gas (bagian atas kubah).

Slurry mengalir keluar dari digester ke tanki outlet/saluran keluar (ruang pemi-
sah) dan mengalir keluar ke lubang kompos melalui katup limpah di tangki salu-
ran keluar. Kemudian gas dipasok ke dapur melalui saluran pipa. Model Pengem-
bangan Biogas Indonesia umumnya terdiri dari bagian seperti berikut yang juga
ditunjukkan dalam sket gambar dalam lampiran:

1. Saluran inlet/masuk (Tangki Pencampur)


2. Pipa Masuk dimana terpisah antara kotoran hewan dan buangan dari
kakus
3. Digester
4. Penampung Gas (Kubah)
5. Manhole
6. Saluran keluar (Ruang Pemisah) dan pembuka luapan
7. Pipa Gas Utama dan turret
8. Katup Gas Utama
9. Saluran Pipa
10. Saluran Keluar Air/Outlet (Penampung atau saluran air)
11. Pengukur Tekanan
12. Keran Gas
13. Kompor Gas dengan pipa selang karet
14. Lampu (Pilihan)
15. Lubang Slurry
4. Langkah-Langkah Instalasi Tempat
Pengolahan Biogas

Tukang dan mandor harus melaksanakan kegiatan-kegiatan berikut secara ter-


atur pada saat memasang instalasi biogas di kawasan peternakan:

Pemilihan ukuran biodigester yang tepat


Pemilihan lokasi konstruksi
Pengumpulan bahan konstruksi yang memenuhi standar mutu
4 Layout dari instalasi
Penggalian Lubang (penggalian)
Menentukan diameter dan batas atas dinding batu bata (bagian bawah untuk
pekerjaan menggunakan batu-bata/batu) digester dan dinding manhole
Konstruksi dinding manhole digester
Instalasi pipa saluran inlet/masuk
Penimbunan tanah galian diseputaran dinding digester
Konstruksi balok bagian atas manhole (biasanya disebut sebagai beam)
Konstruksi penampung gas (persiapan cetakan, beton, penyesuaian pipa
kubah gas)
Konstruksi ruang inlet/saluran masuk
Konstruksi ruang outlet/saluran keluar dan penutup saluran keluar
Memplaster bagian dalam kubah
Konstruksi bagian turret
Pemasangan saluran pipa, perlengkapan dan peralatan
Uji coba kebocoran
Mengisi tempat pengolahan dengan bahan baku
Konstruksi lubang slurry
Menimbun tanah ke ruang kosong sekitar kubah dan bagian atas kubah
serta sisi-sisi saluran keluar
Pembersihan lokasi kerja
Orientasi pengguna tentang cara sederhana mengoperasikan dan pemeli-
haraan tempat pengolahan

Langkah-langkah ini dirincikan pada seksi-seksi berikut.

4.1. Pemilihan Ukuran yang Tepat untuk Instalasi Biogas

Instalasi biogas di Indonesia merupakan jenis rancangan kubah yang tidak


dapat dipindah-pindah atau disemen yang dikenal dengan istilah fixed
dome. 4, 6, 8 10 dan 12 m3 biodigester dengan model ini merupakan ukuran
yang layak untuk mendapat subsidi dari Program Biogas Rumah Tangga In-
donesia/Indonesia Domestic Biogas Programme (IDBP). Tidak ada ukuran
dan model lain yang layak menjadi penerima subsidi dari program ini. Tabel
berikut ini menunjukkan beberapa informasi dasar mengenai ukuran-uku-
ran biodigester yang coba dikenalkan.
Kuantitas Bahan Baku yang Dibutuhkan
Kotoran hewan yang Jumlah hewan
Kapasitas Produksi Gas per dibutuhkan per hari Air yang dibutuhkan ternak yang dibu-
SN Instalasi * (M3) Hari (M3) setiap hari (liter)
** (kG) tuhkan

1 4 0.8 - 1.6 20 - 40 20 - 40 3-4


2 6 1.6 - 2.4 40 - 60 40 - 60 5-6
3 8 2.4 - 3.2 60 - 80 60 - 80 7-8
4 10 3.2 - 4.2 80 - 100 80 - 100 9 - 10
5 12 4.2 - 4.8 100 - 120 100 - 120 11 - 12

* Kapasitas instalasi maksudnya volume digester dan kubah penyimpanan gas


** rata-rata waktu penyimpanan: 50 hari

Ukuran dan dimensi biodegester telah diputuskan berdasarkan jangka


waktu penyimpanan 50 hari dan 60% penyimpanan gas. Hal ini maksudnya
5
adalah bahan baku segar yang diisikan ke dalam digester harus berada di
dalam digester setidaknya 50 hari sebelum dikeluarkan melalui saluran ke-
luar. Dan juga tempat pengolahan mesti mampu menampung 60% gas yang
diproduksi dalam waktu 24 jam.

Oleh karena itu, ukuran biodigester diputuskan berdasarkan kuantitas ke-


tersediaan bahan paku harian. Sebelum memutuskan ukuran digester yang
akan dipasang, seluruh kotoran dari hewan ternak harus dikumpulkan ke-
mudian ditimbang sekurang-kurangnya selama satu minggu guna menge-
tahui seberapa banyak ketersedian bahan baku setiap harinya. Tabel berikut
ini menunjukkan kapasitas biodigester yang akan ditetapkan berdasarkan
ketersediaan bahan baku (kebanyakan kotoran hewan ternak).

Kuantitas bahan baku yang Ukuran Biodigester yang disa- Kuantitas bahan bakar kayu yang
tersedia setiap harinya (kg) rankan (cum) dapat dihemat per hari (kg)

20 - 40 4 4 hingga 8
41 - 60 6 8 hingga 12
61 - 80 8 12 hingga 16
81 - 100 10 16 hingga 20
lebih dari 100 12 lebih dari 20

Apabila instalasi tidak tepat sesuai kebutuhan, produksi gas akan lebih
kurang dari perkiraan secara teori. Apabila produksi gas berkurang, gas
yang dikumpulkan dalam penampung tidak akan memiliki tekanan yang
memadai untuk mendorong slurry yang telah melalui proses pengolahan
anerob ke dalam saluran keluar. Pada kasus seperti ini, tingkat slurry akan
naik dan malah akan memasuki penampung gas yang seharusnya mengalir
melalui saluran keluar. Pada saat katup gas utama dibuka pada keadaan
seperti ini, slurry bisa melintasi saluran pipa dan bercampur dengan gas.
Oleh karena itu, bila bahan baku cukup sesuai dengan tingkat yang disa-
rankan, biodigester yang lebih besar tidak perlu dipasang. Instalasi yang
kurang bahan baku dan terlalu besar hanya akan meningkatkan biaya pe-
masangan dan juga akan menimbulkan masalah dalam pengoperasian
nantinya. Yang paling penting yang harus diperhatikan pada saat memutus-
kan ukuran biodigester adalah dasar pertimbangan pemilihan ukuran yakni
ketersediaan kotoran hewan bukan mempertimbangkan jumlah keluarga
dan gas yang dibutuhkan. Apabila peternak memiliki jumlah hewan ternak
yang lebih banyak maka ukuran yang ditetapkan berdasarkan kebutuhan
gas berkisar antara 0.33 0.40 gas per orang per hari.

4.2. Pemilihan Lokasi Konstruksi

Pemilihan lokasi konstruksi umumnya berdasarkan faktor-faktor sebagai


berikut:

Lokasi kerja harus mempermudah pekerjaan konstruksi.


Lokasi yang dipilih harus sedemikian rupa sehingga biaya konstruksi
6 dapat diminimalisir.
Lokasi yang dipilih harus dapat menjamin kemudahan operasional
dan pemeliharaan seperti pengisian tempat pengolahan, penggu-
naan katup gas utama, pembuatan dan penggunaan slurry, pengece-
kan kebocoran gas,aliran air yang terhambat dari saluran pipa, dll.
Lokasi juga harus dapat menjamin keamanan tempat pengolahan

Berdasarkan faktor-faktor yang disebutkan diatas, maka direkomendasikan


untuk memilih lokasi dengan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut.
Perlu diingat bahwa mustahil dapat memenuhi seluruh pertimbangan yang
disebutkan dibawah ini, namun begitu harus diupayakan bahwa sebanyak
mungkin poin berikut dapat terpenuhi.

Untuk efektivitas fungsi biodigester, suhu yang benar (20-35C) ha-


rus dapat dijaga di bagian dalam digester. Oleh sebab itu kabut dan
tempat dingin harus dihindari- tempat dengan matahari yang bersi-
nar terang lebih baik.
Lokasi yang menjadi tempat konstruksi harus memiliki permukaan
yang datar.
Lokasi tersebut haruslah di dataran yang agak tinggi dibandingkan
area sekitarnya. Hal ini untuk mencegah genangan air. Dan juga me-
mastikan aliran slurry lancar dari luapan saluran keluar menuju ke
lubang pembuatan kompos.
Guna memudahkan instalasi dioperasikan dan menghindari bahan
baku mubazir, khususnya kotoran hewan, maka instalasi mesti ber-
lokasi sedekat mungkin dengan kandang hewan ternak.
Untuk mencampur kotoran dan air pertimbangkan jumlah air yang
dibutuhkan. Apabila sumber air terletak jauh dari instalasi, beban
mengambil air menjadi bertambah. Walau demkian, sumur atau
sumber mata air harus berjarak paling kurang 10 meter jauhnya dari
biodigester khususnya lubang slurry guna mencegah air terkena po-
lusi.
Apabila pipa gas yang digunakan lebih panjang, maka biaya akan
lebih besar seperti halnya sistem pengangkutan yang menelan biaya.
Lebih lanjut, saluran pipa yang panjang beresiko kebocoran gas. Katup
utama gas yang terpasang diatas penampung gas haruslah dibuka
dan ditutup sebelum dan sesudah biogas digunakan. Maka dari itu,
instalasi haruslah sedekat mungkin dengan tempat pemakaian.
Ujung instalasi setidaknya 2 meter jauhnya dari pondasi rumah atau
bangunan lainnya.
Lubang kompos harus memiliki ruang yang cukup luas karena bagian
ini merupakan bagian integral dari biodigester.
Lokasi juga harus cukup jauh dari pepohonan guna menghindari
kerusakan biodigester yang disebabkan oleh akar pohon.
Jenis tanah harus dapat menahan muatan untuk mencegah bangu-
nan instalasi biogas ambruk ke dalam tanah.
Apabila luas tempat menjadi masalah, kandang hewan ternak dapat
dibangun di atas tempat pengolahan setelah cor yang tepat dilaku-
kan.

4.3. Standar Mutu Bahan Konstruksi dan Peralatan 7


Apabila bahan kontruksi yang akan digunakan dalam pembangunan tempat
pengolahan tidak bermutu baik, biodigester tidak akan berfungsi dengan
baik walaupun rancangannya telah benar dan kinerja tukang yang terlibat
dalam pembangunan telah sangat baik. Tempat pengolahan tidak akan ber-
mutu tinggi apabila bahan kontruksi yang digunakan bermutu rendah. Guna
memilih bahan-bahan berkualitas tinggi, standar mutu dan spesifikasi yang
disyaratkan secara ringkas dijelaskan sebagai berikut:

Semen
Semen harus berkualitas tinggi merek Portland yang telah memiliki repu-
tasi baik. Semen harus segar, bebas dari gumpalan dan disimpan di tempat
yang kering. Semen yang bergumpal tidak boleh digunakan untuk kons-
truksi. Kantong semen tidak boleh di tumpuk langsung di atas lantai atau
disenderkan ke dinding. Plank kayu mesti digunakan di lantai sebagai alas
untuk mencegah semen menjadi lembab. Kantong semen ditumpuk berja-
rak sekitar 20 cm jauhnya dari dinding.

Pasir
Pasir harus bersih dan tidak bercampur dengan tanah atau bahan bangu-
nan lainnya. Pasir yang kotor berdampak sangat negatif pada ketahanan
bangunan nantinya. Apabila pasir memiliki tingkat campuran dengan bahan
lain sekitar 3%, maka pasir tersebut harus dicuci. Jumlah percampuran
dengan bahan lain, khususnya bercampur dengan lumpur, di dalam pasir
dapat ditentukan dengan tes botol sederhana. Sejumlah kecil pasir diisi ke
dalam botol transparan dan kemudian dituangkan air ke dalamnya. Botol
lalu dikocok sebentar. Kemudian botol diberdirikan untuk melihat partikel
pasir jatuh ke bagian bawah botol. Partikel-partikel pasir lebih berat dari-
pada tanah lumpur dan endapannya, maka partikel tersebut lebih cepat
ke bagian bawah botol dibandingkan endapan dan tanah lumpur. Setelah
30 menit, ada lapisan lumpur dan pasir di dalam botol yang diukur tanpa
menggoyangkan botol tersebut. Apabila kedalaman endapan lumpur lebih
dari 3% dari total kedalaman, maka dapat disimpulkan bahwa pasir terlalu
banyak mengandung lumpur. Apabila ini terjadi, pasir haruslah dicuci sebe-
lum digunakan. Pasir kasar dan berbutir kecil adalah pilihan yang terbaik
untuk bangunan beton, namun begitu pasir halus mesti digunakan dalam
proses memplaster.
Kerikil
Ukuran kerikil tidak boleh terlalu besar ataupun terlalu kecil. Ukurannya
tidak boleh melebihi dari 25% ketebalan produk beton yang digunakan.
Ketebalan lapisan beton di bagian pondasi dan pada lemping saluran ke-
luar tidak boleh lebih dari 7.5 cm (3), maka dari itu ukuran maksimum batu
kerikil harus 2 cm atau dari ukuran ketebalan lapisan beton. Batu kerikil
harus bersih, keras dan berbentuk bersiku-siku. apabila batu tersebut ko-
tor, maka harus dicuci dengan seksama terlebih dahulu sebelum diguna-
kan.

Air
Air kebanyakan dibutuhkan untuk membuat adukan semen untuk pekerjaan
pertukangan, pengecoran dan memplaster. Air juga digunakan untuk me-
8 rendam batu-bata sebelum digunakan. Selain itu, air juga dibutuhkan un-
tuk mencuci atau membersihkan bahan bangunan apabila bahan tersebut
ada yang kotor. Air dari kolam atau kanal bisa saja kotor maka lebih tidak
menggunakan air dari situ. Air yang kotor akan berdampak buruk pada ke-
tahanan bangunan. Air dari saluran air atau sumur atau sumber lainnya
yang memasok air bersih harus dijadikan pilihan.

Batu-Bata/Batu
Batu- bata memiliki peran penting dalam proses konstruksi khususnya
untuk biodigester model fixed dome. Batu- bata yang digunakan harus
berkualitas tinggi (no.1), biasanya tersedia di pasar setempat. Batu-bata
harus melalui proses pembakaran yang sempurna, lurus, ukuran dan ben-
tuknya teratur dan tidak boleh retak serta bagian yang rusak. Batu-batu
berkualitas tinggi memiliki bunyi metalik yang jelas ketika saling bertubru-
kan satu dengan yang lainnya. Batu- bata yang seperti ini mampu menahan
tekanan hingga 120 kg centimeter persegi. Sebelum digunakan, batu-bata
harus direndam terlebih dahulu dalam air bersih selama beberapa menit.
Batu-bata yang basah tidak akan menyerap air dari adukan semen yang
mana hal ini sangat dibutuhkan untuk kerekatan batu-bata dan semen
dengan baik. Di kawasan dimana batu-bata mahal dan tidak tersedia, batu
dapat digunakan untuk konstruksi tempat pengolahan biogas model Indo-
nesia. Batu yang digunakan untuk konstruksi lebih baik menggunakan batu
yang tersedia di kawasan setempat. Ketika dihempaskan salah satu batu
ke batu lainnya, batu yang bagus tidak akan pecah. Dan pada saat batu di-
garis dengan sesuatu seperti paku, tanda coretannya tidak boleh melebihi
1 mm. Apabila batunya kotor maka perlu dicuci. Sebelum digunakan, batu
juga harus direndam dalam air selama beberapa menit.

Cat Acrylic Emulsion


Cat ini digunakan untuk menjadikan penampung gas (kubah) biodigester
kedap uadara. Jenis cat ini harus memenuhi standar mutu dan disetujui
oleh Program Biogas Rumah Tangga Indonesia.

Besi Cor
Besi Cor digunakan untuk membangun tutup tangki saluran keluar dan ru-
ang saluran air. Besi ini harus memenuhi standar tekhnik yang biasanya
digunakan. Untuk tempat pengolahan yang berukuran 4, 6 dan 8 cum, ba-
tang baja ringan berdiameter 8 mm dan untuk tempat pengolahan dengan
ukuran 10 & 12 cum kapasitasnya maka batang baja dengan diameter 10
mm direkomendasikan. Besi cor harus bersih dari karat.

Pipa Gas Kubah Utama


Gas tersimpan dalam penampung gas yang dihubungkan ke saluran pipa
melalui pipa yang diletakkan di bagian paling atas kubah. Gabungan siku-
siku dengan pipa ini harus benar-benar tepat dan kedap menahan gas, jika
tidak kebocoran gas dari siku ini sangat sulit dihentikan. Oleh karena itu,
direkomendasikan potongan siku harus benar-benar pas ditempatnya un-
tuk menjamin udara kedap di gabungan tersebut. Pipa gas harus benar-
benar dilapisi seng atau digalvanasi dan disetujui oleh IDBP. Pipa ini harus
terbuat dari besi kualitas ringan dan batang baja harus disatukan di salah
satu titik dengan menggunakan beton pada saat pemasangan. Panjang pipa
sekurang-kurangnya adalah 60 cm.
9
Katup gas utama
Katup ini mengontrol aliran biogas di sa-
luran pipa dari penampung gas. Pada saat
katup dibuka bila sedang digunakan dan
ditutup setelah digunakan. Apabila katup
yang digunakan bermutu sedang, maka
akan selalu ada resiko kebocoran. Maka-
nya katup yang digunakan harus berkuali-
tas tinggi dan di-setujui oleh IDBP.

Pipa dan perkakas


Pipa yang digunakan untuk menyalurkan gas dari penampung gas ke alat
pengguna gas harus dipastikan bermutu tinggi seperti standar yang di-
gunakan di Pakistan. Mutu rendah pipa GI sangat sesuai untuk tujuan ini;
namun begitu pipa PVC berkualitas tinggi dapat juga digunakan. Diameter
pipa paling kurang adalah setengah inci. Untuk panjang diatas 60 m (30 m
apabila dua alat pembakaran digunakan pada waktu yang sama) pipa ber-
diameter inci harus digunakan. Apabila pipa GI yang digunakan, pipa
yang panjangnya enam meter harus memiliki berat sekurang-kurangya 6
kg. Fitting yang digunakan di saluran pipa biogas haruslah socket, elbow,
tee dan nipple. Perkakas ini harus memenuhi standar persyaratan.

Saluran outlet/ keluar air


Saluran ini mengalirkan air yang mengendap di dalam saluran pipa pada
saat biogas menyentuh pipa yang dingin. Ini merupakan komponen penting
dari tempat pengolahan biogas, maka ari itu kualitasnya harus benar-be-
nar dengan hati-hati dikontrol. Saluran ini harus mudah dioperasikan dan
kumpalan benang di dalamnya harus sempurna. Harus dipastikan bahwa
lubang baut dibor dengan seksama dan di tempat yang benar. Ketebalan
pencuci nilon harus 4mm baik itu tombol pegangan yang panjangnya 4 cm
atau pembuka knop yang tepat harus digunakan. Peralatan ini harus di-
setujui oleh IDBP.
Keran Gas
Keran gas untuk mengatur aliran gas ke kompor gas. Keran bermutu tinggi
perlu dipertimbangkan untuk dipasang. Kerap kali dikeluhkan oleh para
pengguna bahwa keran o diletakkan dengan benar dan diberi pelumas ke
semua bagian dan dilakukan teratur. Ke-ran gas tidak boleh terlalu ketat
atau terlau longgar untuk digunakan. Keran gas yang akan digunakan da-
lam biodigester harus disetujui oleh IDBP.

Pipa selang karet


Dihubungkan untuk me-
ngalirkan gas dari keran
gas ke kompor gas. Selang
ini terbuat dari karet neo-
prene berkualitas tinggi dan
10 tidak patah saat digulung.
Selang ini harus berdiameter
15 mm bagian luarnya dan
9 mm dia-meter bagian da-
lamnya. Ketebalan minimal
dinding selang adalah 2.5
mm.

Kompor Gas
Kompor gas bisa saja dengan dua tungku dan satu tungku. Secara umum
kompor gas satu tungku digunakan untuk kebutuhan rumah tangga de-
ngan jumlah gas 350 hingga 400 liter per jam. Efisiensi kompor gas sangat
penting untuk bisa berfungsinya suatu biodigester. Kompor harus bermu-
tu tinggi dan cukup kuat untuk langsung diletakkan di atas tanah. Asupan
utama udara dapat disesuaikan dengan mudah dan lubangnya harus tepat
diletakkan. Pemancar dan pipa menghidupkan tungku harus lurus dan dia-
tur secara benar. Lubang di dalam penutup tungku harus merata di seluruh
bagian.

Lampu Gas
Lampu gas adalah peralatan pen-
ting lainnya yang digunakan dalam
biodigester. Sering kali para peng-
guna mengeluh karena lampu gas
rusak. Lampu-lampu ini harus lam-
pu yang berkualitas tinggi dengan
tingkat hemat energi sekitar 60%.
Biasanya, lampu biogas memerlu-
kan 150 hingga 175 liter biogas per
jam. Lampu yang digunakan dalam
biodigester harus disetujui oleh
IDBP.

Meteran Tekanan Gas
Meteran tekanan berbentuk huruf
U (manometer) yang terbuat dari
tabung plastik atau kaca trans-
paran dan diisi dengan air ber-
warna atau tipe jam digital atau
analog meter tekanan harus di-
pasang dalam sistem aliran guna
memantau tekanan gas. Apapun
jenis alat dari beberapa yang telah
disebutkan diatas dapat dibeli di
pasar lokal dan harus memenuhi
rangkaian standar mutu, bila ada.

Mixer
11
Alat ini dipergunakan untuk mempersiap-
kan campuran yang baik antara air dan
kotoran hewan di dalam tangki saluran
masuk pada saat kotoran digunakan se-
bagai bahan baku. Biasanya untuk biodi-
gester biogas ukuran rumah tangga, Mi-
xer dipasang vertikal. Alat tersebut harus
bermutu bagus, seperti di dalam ranca-
ngan, dan bila pengaduk harus telah di-
lapisi seng. benar-benar telah di galva-
nized. Bilah pengaduk tersebut harus
sesuai untuk pencampuran yang merata.

4.4. Konstruksi Instalasi Biogas yang Tepat

4.4.1. Layout biodigester


Pekerjaan konstruksi biodigester dimulai dengan kerja lay out. Kegiatan
ini dilakukan untuk menandai dimensi tempat tersebut di tanah guna
memulai proses penggalian. Untuk tujuan ini, pertama-tama patok
kecil ditancapkan di tanah di tengah-tengah titik digester. Kemudian
ikuti langkah-langkah berikut:

Ratakan tanah dan tentukan lokasi digester, tangki saluran ke-


luar dan parit saluran masuk dan tarik garis lurus dimana pusat
saluran masuk, digester dan saluran keluar berlokasi (biasanya
disebut sebagai garis pertengahan).

Putuskan tinggi lokasi. Lebih baik


mengasumsikan tinggi tanah se-
bagai tinggi lokasi. Bagian atas
kubah (bagian luar) harus tepat
di tingkatan ini.

Masukkan tongkat kayu pancang ke garis tengah tadi untuk me-
nandai tengah dari lubang digester yang diusulkan. Pilih radius
luar dari lubang (diameter digester ditambah ketebalan dinding
ditambah ketebalan plaster ditambah ruang untuk kaki proyeksi
setidaknya 10 cm) untuk dinding batu-bata seperti yang ditunjuk-
kan dalam gambar dalam dimensi Rp dan ditandai dengan tali
atau kawat. Untuk pertukangan batu, 10 cm ini akan digunakan
sebagai ketebalan dinding dikarenakan dinding batu tidak dapat
dibangun dengan ketebalan 10 cm. Dengan adanya pancang dan
kawat yang dipersiapkan terlebih dahulu, buatlah lingkaran, yang
menandakan wilayah yang harus digali.

Dari titik tengah dimana garis tengah bertemu dengan perime-


ter digester, gambarlah garis singgung dan ukur panjang sama
12 de-ngan setengah ukuran lubang got (setengah dari 60 = 30 cm) di-
tambah ketebalan dinding dan ketebalan plaster. Sekarang, ukur
ukuran lubang got ditambah ketebalan dinding ditambah keteba-
lan plaster di garis tengah untuk memutuskan peletakan lubang
got. Menandai lubang got menjamin bahwa ukuran bagian dalam
adalah 60 cm x 60 cm.

Untuk memutuskan lokasi saluran keluar, ambil setengah luas


saluran keluar kemudian tambah dengan ketebalan dinding dita-
mbah ketebalan plaster dan tandai titik-titik di kedua sisi titik te-
ngah dimana garis tengah bertemu dengan garis perimeter (per-
panjangan garis gambar lubang got). Dari tengah, ukur panjang
saluran keluar ditambah dengan ketebalan dinding dan plaster
guna memutuskan dimensi luar dari sisi panjang saluran keluar.

Periksa ukuran secara diagonal untuk memastikan sudut benar-


benar bersiku 90 derjat.

Gunakan tepung warna-warni untuk menandakan dimensi.

Tentukan lokasi lubang slurry sembari menyiapkan lay-out di-


gester dan saluran keluar.

4.4.2. Penggalian lubang


Setelah kerja lay-out rampung, kemudian penggalian lubang harus
dimulai. Peralatan seperti linggis, pencongkel, sekop, pendorong dan
keranjang harus ada di tempat. Poin-poin berikut ini harus diikuti un-
tuk menggali lubang.

Penggalian dilakukan per dimensi yang


ditetapkan di lay-out.
Selama hal itu praktis, pemotongan di tanah harus dilakukan
secara vertikal, namun demikian jika kepadatan tanah kurang
dan letak sudut perlu dipotong, dilipat mungkin bisa dilakukan.
Apabila genangan air lumayan dalam dan penggalian lebih dalam
sulit, lubang yang lebih dalam harus dibuat disamping lubang di-
gester. Air yang tergenang dalam digester harus dialirkan ke da-
lam lubang ini melalui pipa di bawah tanah. Kemudian air harus
disedot dari lubang ini.

Apabila kedalaman galian telah sama dengan dimensi Dp seperti


yang ditunjukkan di gambar, pekerjaan meratakan dan mengikat
bagian dasar harus dilakukan. Dasar lubang harus diratakan dan
tanahnya harus tidak tersentuh.

Selalu pastikan tanah yang telah digali tersimpan setidaknya 2m


13
jauhnya dari lubang di setiap sisinya untuk memudahkan peker-
jaan konstruksi.

Berhati-hati menghindari kecelakaan pada saat menggali di dekat


sisi-sisi lubang dimana tanah bisa saja runtuh.

Gali pondasi manhole (aliran saluran keluar) sepanjang pondasi


digester seperti dimensi dalam gambar layout.

Sekarang tiang horizontal harus ditempatkan di tanah bersila-


ngan satu sama lain bersiku 90 derjat di tengah. Pastikan tiang-
tiang ditancapkan di tanah yang telah rata. Tiang vertikal akan
memandu konstruksi dinding digester.

Apabila karena ada batu keras atau ada air di bawah tanah, keda-
laman yang benar tidak dapat dicapai, maka lubang harus dibuat
sedalam mungkin, sedangkan setelah bangunan selesai bebera-
pa jalan perlindungan harus dibangun sehingga dinding saluran
keluar dan kubah dikokohkan dari luar.

4.4.3. Konstruksi digester


Setelah lubang selesai dikerjakan, konstruksi dinding digester dimu-
lai. Tiang kayu tengah dan kawat panduan harus digunakan dalam
pekerjaan ini. Poin-poin berikut mesti diikuti pada saat membangun
digester dan penampung gas.

Rendam batu-bata/batu di dalam air selama 10-15 menit sebe-


lum digunakan.

Siapkan adukan untuk konstruksi dinding batu-bata/batu dengan


rasio 1 bagian semen berbanding 3 bagian pasir.

Di tengah-tengan lubang, batang atau pipa lurus (pipa gas 0.5


GI) harus diletakkan tepat pada posisi vertikal. Tiang atau pipa
berat harus diletakkan horizontal di dataran tanah seperti yang
disebutkan sebelumnya di tengah-tengah lubang. Pipa vertikal
sekarang dapat diamankan ke pipa atau tiang horizontal. Setelah
diamankan, pipa vertikal harus kembali dicek apakah masih da-
lam posisi yang benar. Sekarang, paskan radius dinding di lantai
dengan menggunakan benang atau kawat yang ada pada tiang
atau pipa vertikal. Panjang benang atau kawat dapat dilihat pada
gambar dalam dimensi Rd. Ketebalan plaster (1.5 hingga 2 cm)
harus ditambah ke panjang ini untuk menyisakan ruang untuk
proses plaster. Batu-bata atau batu yang diletakkan di dinding
bundar harus benar-benar berjarak (Rd+ketebalan plaster) dari
pipa vertikal. Setelah memutuskan radius digester, bentuk ling-
karan harus digambar untuk memutuskan bundaran dinding
sekitar. Sekarang, dasar dinding berbentuk lingkaran (bagian le-
her) dibangun. Bagian leher merupakan lapisan tebal terdiri dari
adukan setebal 2.5-3 cm yang diletakkan pada tanah yang tidak
tersentuh di bagian lantiai dari lubang yang telah diekskavasi
14 sepanjang lingkaran.

Konstruksi dinding bundar harus dimulai pada bagian manhole


terlebih dahulu. Pertama-tama, ruang selebar 60 cm ditam-
bah ketebalan plaster harus ditandai dan kemudian konstruksi
dinding dimulai. Pertama-tama letakkan batu-bata/batu dengan
mengikuti panduan benang pandu. Konstruksi dinding dilakukan
hanya dari satu sisi, baik itu searah jarum jam ataupun berla-
wanan arah jarum jam. Bagian depan dinding harus dipelihara di
dalam sembari dinding dibangun. Jika menggunakan batu-bata,
barisan pertama harus diposisikan disisinya sehingga dasar de-
ngan ukuran 5 cm tinggi, 20 cm lebar dapat dibangun. Barisan
pertama penting benar-benar diletakkan pada tanah yang padat
dan tidak tersentuh. Barisan selanjutnya dapat diletakkan sesuai
panjangnya sehingga ketebalan dinding mencapai 4.5. Tidak be-
gitu penting membangun pilar di dinding namun pengecoran di
antara kedua dinding dan sisi lubang harus dipadatkan dengan
hati-hati. Pengecoran ini harus dilakukan pada pagi hari sebelum
kerja kontruksi dilakukan. Tanah harus benar-benar dipadatkan
dengan menambahkan air dan dihantukkan sepanjang lingkaran
digester. Kurangnya kepadatan dapat menyebabkan keretakan di
dinding keliling dan kubah.

Apabila batu digunakan dalam konstruksi dinding keliling, maka


dinding harus bertolak belakang dengan sisi lubang karena su-
lit untuk melakukan backfilling yang benar dikarenakan bentuk
yang tidak teratur dari batu bahagian luar dinding. Adukan se-
men yang digunakan harus menggunakan 1 bahagian semen 3
bahagian pasir atau 1 bahagian semen 4 bahagian pasir tergan-
tung kwalitas pasir.

Pada saat peletakan batu-bata/batu pastikan jarak (siku) antara


batu-bata atau batu diisi dengan adukan, dengan seksama dipa-
datkan. Ketebalan adukan untuk bagian siku sekurang-kurangnya
adalah 15 mm. Pastikan adukan siku pada dua lapisan batu-bata
siku tidak membentuk garis vertikal.
Pada saat ketinggian dinding bulat mencapai 30 cm (untuk tem-
pat pengolahan berukuran 4 dan 6 cum) dan 35 cm (untuk ukuran
tempat 8, 10 & 12 cum), pasang 2 pipa saluran masuk (satu untuk
mengalirkan kotoran hewan dan satuya lagi untuk kotoran ma-
nusia). Pipa-pipa ini harus bersaluran tepat pada dua sisi yang
berbeda dari pembukaan parit. Kemiringan tanah untuk pipa ini
sekurang-kurangnya adalah 60 diatas permukaan tanah. Pasti-
kan panjang pipa saluran masuk memadai untuk konstruksi lan-
tai saluran masuk yang sekurang-kurangnya 15 cm lebih tinggi
dari tingkat katup limpahan slurry di dinding saluran keluar. Un-
tuk mengurangi resiko tersumbat, pipa saluran masuk diletak-
kan dengan arah vertikal sepraktis mungkin.

Tinggi dinding bundar da- 15


pat dilihat di gambar den-
gan dimensi Hc pada saat
diukur dari lantai yang
telah selesai dikerjakan.
Konstruksi dinding bun-
dar harus terus dikerjakan
hingga tingginya adalahan
Hc+ketebalan lantai yang
biasanya adalah 7-10 cm.
Apabila pondasi dibangun sebelum dinding bundar, tinggi dinding
bundar harus sama dengan Hc.

Tepat berhadapan dengan pipa saluran masuk, pembukaan se-


luas 60 cm harus disisakan di dinding bundar yang berfungsi
sebagai manhole. Slurry yang telah melalui proses pencerna-
kan anaerob juga mengalir keluar menuju tangki saluran keluar
melalui pembukaan ini. Pipa saluran masuk dari kakus harus
diletakkan sedekat mungkin dengan pipa saluran masuk kotoran
hewan dengan jarak maksimal 30 derjat dari saluran masuk ko-
toran hewan di garis tengah lubang got.

Sekarang konstruksi selanjutnya adalah lantai. Dalam hal ini,


pengesolan pecahan batu-bata atau batu harus dilakukan di lan-
tai yang telah dipadatkan. Setelah proses tumbukan untuk pe-
madatan lapisan batu dilakukan dengan benar, lapisan beton den-
gan perbandingan 1:2:4 PCC harus dikerjakan dan diselesaikan
dengan baik. Diwilayah yang tanahnya memiliki daya tahan berat
yang rendah atau genangan air relatif lebih tinggi, lantai harus
dibangun dengan beton semen tanpa campuran (1:2:4) sebelum
pengerjaan dinding bundar. Catatan : Untuk daerah gempa kon-
struksi lantai dapat dibuat dengan bentuk melengkung (spheri-
cal)

Pada saat dinding bundar mencapai tinggi yang benar, bagian da-
lam harus diplaster dengan lapisan adukan semen halus dengan
percampuran 1 bagian semen 3 bagian pasir.
4.4.4. Konstruksi penampungan gas (kubah)
Ketika pekerjaan konstruksi dari din-
ding melingkar sebagaimana dijelaskan
diatas selesai kemudian bentuk me-
lengkung (bentuk kubah) dari penam-
pung gas harus dibangun. Pembangu-
nan tempat penampung gas ini dengan
campuran semen Portland : Pasir : Ke-
rikil de-ngan ratio 1:2:3 dibantu dengan
cetakan tanah yang disiapkan dari tanah
timbun disekitar.

Sebelum menimbun lubang dengan tanah untuk membuat cetakan
untuk kubah, bagian dalam dinding melingkar harus diisi dengan
16 timbunan tanah yang dipadatkan. Jika hal ini tidak dilakukan, maka
tekanan tanah pada cetakan dapat menyebabkan retak retak pada
dinding melingkar, sebuah tanda harus dibuat pada jarak Hall tam-
bah 2.5 cm (ketebalan dari lapisan plasteran dalam), sesuai dengan
gambar, dari penyelesaian lantai. Sekarang tanah diisi didalam di-
gester yang telah selesai hingga pada ketinggian yang telah ditan-
dai. Setelah pengisian tanah selesai, pipa vertical dapat dikeluarkan
dengan cara ditarik. Pipa itu diganti dengan pipa yang lebih pendek
diameter 0.5, panjang kira kira 1 meter,didalam tanah tepatnya
pada lokasi yang sama.Sekarang cetakan kubah dapat digunakan un-
tuk membuat bentuk kubah.Bagian atas dinding harus bersih ketika
cetakan digunakan. Cetakan itu bias diperiksa dengan memastikan
bagian atas horizontal dan bagian sisi samping vertical. Lebih jauh
lagi, bagian template yang mengenai dnding melingkar harus di po-
sisi yang sama disekeliling dinding.Hal yang penting ketika cetakan
tanah selesai dipadatkan. Jika tanah lebih ditekan setelah mengecor
kubah, dengan beban sendiri dan beban coran,dapat menyebabkan
retak.Tanah yang dipakai untuk cetakan harus lembab untuk mence-
gah tanah menyerap air semen.Ketika cetakan tanah telah menyeru-
pai bentuk cetakan,lapisan tipis pasir disebar dipermukaan cetakan
kubah.Kelebihan dari pasir ataupun tanah diatas dinding meling-
kar harus segera dibuang.Sebelum memulai pekerjaan pengecoran
harus tersedia pekerja yang cukup dan bahan bahan material seperti
pasir,kerikil,semen telah tersedia.

Pengecoran dilakukan sece-
pat dan serapi mungkin tanpa
ada jeda waktu.Setiap ada jeda
waktu akan menimbulkan efek
kurang bagus untuk kuali-
tas pengecoran.Secara terus
menerus,pasokan beton yang
cukup (campuran : 1 semen : 2
pasir : 3 kerikil) harus disiapkan
oleh tukang batu. Tidak diijin-
kan untuk campuran yang telah
lebih dari 30 menit diaduk untuk
digunakan sebagai bahan pengecoran.Bagian atas dari dinding harus
disiram dengan air semen sebelum memulai pengecoranPengecoran
kubah dimulai dari atas manhole dimana ada balok tebal 15 cm yang
harus dicor untuk berfungsi sebagai pondasi bagi dinding outlet.Per-
hatian khusus harus dilakukan untuk menjaga ketebalan dari kubah
ketika dicor, contoh, ketebalan di ujung harus lebih dari ketebalan
ditengah. Untuk digester volume 4 dan 6 m3, ketebalan di ujung ha-
rus 15 cm dan ditengah 7 cm.Begitu juga untuk digester ukuran 8,10
dan 12 m3, ketebalan di ujung harus 20 cm dan ketebalan ditengah 7
cm.Pipa kecil diatas cetakan harus ditinggal hingga pipa gas utama
dipasang,untuk menjamin pipa gas utama tepat berposisikan dite-
ngah.

Setelah pengecoran, beton harus terlindung dari sinar matahari lang-


sung dengan menutupnya dengan karung semen atau tikar jerami.
Perlindungan ini harus dibiarkan selama paling tidak 1 minggu.dan
17
juga setelah pengecoran kubah harus dipercik air selama 3 atau 4 kali
sehari yang disebut curing.

4.4.5. Memplaster digester dan kubah penampung gas


Kepekatan gas dari penampung gas merupakan hal yang sangat
penting untuk fungsi efektif suatu biodigester. Jika gas disimpan di
dalam penampung gas,keluar dari lubang sebesar pori-pori kecil,
maka pengguna tidak akan dapat memperoleh gas pada saat akan
digunakan. Keseluruhan investasi akan jadi sia-sia apabila penam-
pung gas tidak dibangun sesempurna mungkin untuk kepekatan gas.
Setelah kira-kira seminggu, tergantung pada suhu tanah cetakan
maka tanah dapat dipindahkan dari lubang got. Ketika semua tanah
sudah dipindahkan, permukaan penampung gas harus dibersihkan
dengan menggosok dengan air dan sikat besi. Seluruh permukaan
konkrit kubah harus dibersihkan sebelum memulai diplaster. Setelah
dibersihkan, lapisan selanjutnya setelah plaster harus dipasang un-
tuk menjadikan penampung gas mampu menahan gas dengan sem-
purna.

Menggosok dan menggaruk (mengikis)


5 lapisan pekerjaan kubah:
I. Lapisan-1: semen kosong disirami air (1 bagian semen dan 5
bagian air), diratakan dengan sapu
II. Lapisan -2: 10 mm plaster tipis dengan adukan semen pasir
(1 bagian semen dan 3 bagian pasir) diplaster menggunakan
sekop
III. Lapisan -3: 3 sampai 5 mm tebalnya semen-campuran pasir
(1 bagian semen dan 2 bagian pasir ) dengan sekop plaster
IV. Lapisan -4: memplaster dengan semen dan cat acrylic emul-
sion paint mix (1 bagian cat dan 10 bagian semen) 3 sampai 5
mm diplaster tipis menggunakan sekop
V. Lapisan -5: dicat menggunakan lapisan tebal tersusun dari
semen-acrylic emulsion paint (1 bagian cat dan 2 bagian se-
men) diratakan dengan kuas (lebar 10 cm) Lapisan cat harus
benar-benar kering sebelum lapisan selanjutnya ditambah.
Selang waktu 1 hari untuk lapisan ke 3 dan ke 4 berdampak
baik bagi kepadatan gas. Ketika memasang lapisan plaster,
pekerjaan harus benar-benar teliti dan tidak terganggu satu
apapun. Setiap lapisan harus halus dan baik. Pengawetan
harus dilakukan dengan tepat pada tiap-tiap permukaan
sebelum menambahkan lapisan yang lain. Berfungsinya
tempat pengolahan dengan baik sangat tergantung pada ke-
pekatan gas dalam kubah dan bahkan pekerjaan memplaster
setiap lapisan harus dilakukan dengan sangat hati-hati se-
perti yang disyaratkan dalam standar mutu.

4.4.6. Konstruksi turret, Manhole dan Tangki outlet/ saluran keluar

18

Turret
Turret dibangun untuk melindungi kubah pipa gas. Hari setelah
kubah diberi lapisan, menara kecil harus dibangun. Apabila ada ke-
terlambatan dapat menyebabkan kebocoran antara pipa gas utama
dan kubah. Kontruksi menara kecil harus dilakukan pada saat beton
di permukaan luar kubah telah kering. Ukuran turret harus diputus-
kan berdasarkan ukuran batu dan batu bata. Turret boleh berbentuk
persegi atau lingkaran. Ukuran persegi paling kecil adalah 20 cm.
apabila bentuknya lingkaran diameternya harus 20 cm. tinggi turret
paling kurang adalah 40 cm. Turret dapat dibangun menggunakan
beton apabila ada sisa adukan dari lapisan kubah.

Manhole dan Tangki outlet/ saluran keluar


Untuk membangun tangki saluran keluar yang juga disebut dengan
ruang pemisah, Penggalian harus dilakukan di belakang lubang got.
Penting secara akurat harus sesuai dengan dimensi tangki yang me-
nentukan kapasitas kegunaan penampung gas. Hal-hal berikut harus
dilakukan pada saat membangun tangki ini:

Tepatnya kedalaman harus menjadi kedalaman bahagian da-


lam dari saluran keluar ditambah kedalaman plaster ditambah
ketebalan lantai (Ho+7.5 hingga 10 cm) membentuk bahagian
dasar. Ketika dilapisi pada kedalaman ini, bahagian atas lantai
akan mencapai bahagian atas lobang got. Tanah di dasar saluran
keluar, di belakang got harus benar-benar padat untuk mence-
gah keretakan di masa yang akan dating. Dimensi bahagian da-
lam ruang saluran keluar dapat dilihat pada gambar di bahagian
panjang, luas dan kedalaman (Lo, B0 dan Ho). Panjang dan luas
galian harus sesuai dimensi bahagian dalam ditambah ketebalan
dinding dan lapisan plaster. Pastikan jarak dari lantai lubang got
hingga lantai pada bahagian akhir saluran keluar sama dengan
tinggi Hop/ lompatan pada gambar.

Setelah pelapisan selesai, lantai padat dan hamparan serpihan


batu atau batu bata di lantai. Setelah memadatkan lantai batu
atau batu bata, sebarkan lapisan tebal adukan dasar semen dan
pasir (1:4). Permukaan yang telah selesai harus rata dan halus.
Pada permukaan ini, saat adukan telah kering, dinding saluran
keluar dibangun. Dimensi bahagian dalam saluran keluar seperti
yang ditunjukkan dalam gambar (Lo dan Bo). Sembari menye-
19
suaikan dimensi sisakan sekitar 1.5-2 cm untuk proses plaster
(di setiap sisinya). Bubuhkan adukan lapisan pertama (1 semen:
3 pasir) dan mulai bangun dinding. Pertama-tama letakkan batu
bata di 4 sudut dinding tangki dan gunakan seutas tali untuk me-
mandu peletakan batu bata yang dilakukan dengan mengikat tali
tersebut ke batu bata di sudut-sudut yang ada. Dinding harus ver-
tikal dan akhiri dengan lapisan plaster semen halus (1 semen: 3
pasir). Bahagian luar dinding harus padat untuk mencegah re-
tak yang diakibatkan oleh tekanan slurry dari dalam. Tidak perlu
memplaster bahagian luar dinding tangki saluran keluar.

Tingkat surplus di dinding saluran keluar harus ditinggikan dari


ketinggian tanah semula. Hal ini dilakukan untuk mencegah
aliran dari wilayah sekitar yang masuk kedalam saluran keluar,
khususnya pada musim hujan.

Lebih baik saluran keluar diatur seperti itu dimana panjangnya


parallel ke garis tengah. Apabila ada hambatan yang diakibatkan
oleh tanah maka bisa saja dilakukan dengan gaya berbeda. Selalu
bangun katup limpah pada dinding yang lebih rendah.

Lempeng penutup sa-


luran keluar dilapisi
pada saat proses
membeton penam-
pung gas. Lempeng
dapat dilapisi di ta-
nah yang rata sesuai
dimensi yang diberi-
kan untuk beberapa
kapasitas tempat pe-
ngolahan yang berbe-
da-beda. Perhatikan
dengan seksama proses memadatkan campuran beton pada saat
pelapisan lempeng karena lubang kecil yang tertinggal dapat
menyebabkan proses terjadinya uap karat yang masuk ke slurry
dalam tangki saluran keluar. Uap ini akan menyebabkan penga-
ratan yang dalam jangka waktu lama lempeng bisa saja rubuh.
Meskipun hanya ada beberapa lubang, tetapi lubang-lubang
tersebut harus ditutup menggunakan lapisan plaster. Lempeng
harus dibersihkan setidaknya 5 hari sebelum digunakan. Lem-
peng itu juga harus setebal 5.5 cm dengan tancapan yang bagus
setinggi 2 cm dari dasar. Ukurannya adalah seukuran benda yang
mudah dibawa oleh 3-4 orang. Lempeng penutup saluran keluar
sangat penting untuk menghindari manusia khususnya anak-
anak dan hewan yang dapat jatuh kedalamnya. Dan lagi lempeng
ini juga menghambat air hujan memasuki digester dan memban-
tu mencegah penguapan slurry pada musim kering dan musim
panas.

Dimensi slab sebagai cover outlet/saluran keluar dijelaskan dalam table berikut.
20 Ukuran
Ukuran slab dalam cm jumlah potongan Berat besi yang
tempat pen- diameter besi
Panjang luas slab tersedia
golahan

4 164 62 3 8 12
6 174 68 3 8 14
8 184 72 3 8 18
10 204 78 3 10 20
12 3 10 22

Untuk semua slab:


Tebal: 6 hingga 7.5 cm (2.5-3)
penutup (dasar) : 2-2.5 cm (1)
baja pemisah yang diletakkan membujur: 15 cm (6)
baja pemisah pada bahagian persimpangan: 30 cm (12)
rasio beton: 1 bagian semen, 2 bagian pasir dan 4 bagian batu
kerikil
masa pengawetan: paling kurang 5 hari

4.4.7. Konstruksi inlet/tangki saluran masuk


Biasanya saluran masuk dibangun setelah tangki saluran keluar se-
lesai dikerjakan; namun bisa saja kedua tangki ini dikerjakan bersa-
maan. Apabila bahan bakunya adalah kotoran hewan, maka tangki
saluran masuk dibangun. Tangki ini berguna untuk mencampur ko-
toran hewan dan air dan menghasilkan pasta yang dibutuhkan de-
ngan kandungan padat sekitar 8-10% di dalam campuran tersebut.
Berikut ini adalah beberapa fakta yang harus dipertimbangkan pada
saat membangun tangki saluran masuk untuk pengisian kotoran he-
wan ke dalam digester.

Pondasi lubang saluran masuk dapat ditempatkan di permukaan


yang kokoh dan rata.

Pada permukaan yang berbenturan tangki saluran terlebih dahu-


lu masuk yang berbentuk empat persegi panjang dibangun. Ke-
tinggian dasar bangunan dapat ditentukan dengan cara dimana
lantai tanki saluran masuk harus lebih tinggi kira-kira 15 cm di
atas bagian keluar.
Setelah dasar bangunannya dibangun, bahagian bundar dari tanki
saluran masuk harus dibangun dimana kotoran dan air bercam-
pur. Sebelum memulai kontruksi dari dinding yang mengelilingi
untuk bahagian masuk, persiapan-persiapan dapat dilakukan
pada dasar bangunannya di tempat (rumah) proses percampuran
bertemu, apabila tempat bertemunya campuran akan dibangun.
Pembangunan tempat bertemunya campuran sebaiknya tidak
hanya atas pertimbangan kemudahan beroperasi tetapi juga un-
tuk memperbaiki kualitas campuran. Untuk menentukan posisi
ketepatan tempat bertemunya campuran, poros harus diletak-
kan ditengah-tengah lantai saluran masuk. Kemudian lantai dari
saluran masuk dibangun. Pada permukaan yang telah selesai
dikerjakan, buatlah tanda bundar dengan menggunakan benang
atau kawat untuk menentukan bagian dalam tangki.
21
Dinding bundar saluran masuk seka-
rang sudah dapat dibangun dengan
memakai batu bata ditempatkan de-
ngan bentuk membundar mengikuti
tanda yang telah dibuat. Pada saat
ketinggian bundaran lubang telah
mencapai 45 cm, keranjang besi ha-
rus dipaskan untuk mengencangkan
alat pencampur, apabila alat tersebut
perlu dipasang. Alat pencampur ha-
rus benar bersatu dengan bangunan
tersebut, mudah untuk digunakan, efektif dalam proses pencam-
puran dan tahan karat. Bagian baja yang mencampur slurry perlu
dilapisi seng dengan tepat.

Tinggi dinding saluran masuk harus mencapai 60 cm. Tinggi ke-


seluruhan termasuk dasar saluran adalah 90 cm. Pada kasus ter-
tentu, tinggi diukur dari tanah harus diatas 100 cm.

Pada saat dinding bundar telah dibangun, sisakan waktu yang cu-
kup untuk membiarkan adukan kering sempura. Kedua bagian
tangki diplaster menggunakan adukan semen (1 bagian semen
dengan 3 bagian pasir).

Bagian dasar tangki setidaknya harus 15 cm diatas katup limpah


dinding saluran keluar.

Posisi pipa saluran masuk di lantai harus sedemikian rupa se-


hingga tiang dan batatangan pipa dapat masuk tanpa ada penga-
ruh besar apabila penutupan sementara perlu dilakukan. Apabila
pipa saluran masuk tidak pada posisi yang benar, dinding saluran
tersebut harus dibuka lapisannya untuk memasukkan batangan
atau tiang ke dalamnya.

Pada kasus toilet yang bergabung dengan tempat pengolahan,


maka lebih baik membangun tempat tanpa saluran atau pengum-
pul karena tempat dengan saluran membutuhkan lebih banyak air
untuk mengalirkan kotoran yang kemungkinan dapat menyebab-
kan air di dalam digester mempengaruhi masa genangan hidrolik
dan jumlah zat padat di dalam slurry. Maka tidak mungkin untuk
memblok kembali pipa apabila pengumpul digunakan. Pipa salu-
ran masuk dari toilet tidak boleh berjaraka radius 30 dari garis
tengah. Selain itu tingkat tampungan toilet sekurang-kurangnya
adalah 20 cm diatus katup limpah dinding salurang keluar.

4.4.8. Penyesuaian saluran pipa dan peralatan


Biogas diproduksi di digester dan disimpan di penampung gas ke-
mudian dialirkan melalui saluran pipa. Apabila lapisan dan siku pipa
tidak dikerjakan dengan benar, gas yang dihasilkan tidak dapat dialir-
kan dengan sempurna ke titik penggunaan. Langkah-langkah berikut
harus dilakukan pada saat memasang pipa dan peralatan lainnya:
22
Sebelum meletakkan pipa, jajaran pipa dari tempat pengolahan
biogas hingga ke titik aplikasi (dapur) harus diputuskan. Sejauh
mungkin rute tadi diusahakan sependek mungkin dengan resiko
kerusakan saluran pipa karena faktor luar menjadi kecil.

Ketika jajaran yang benar telah dipilih, maka penggalian parit


tempat pipa dapat dimulai. Kemiringan parit tidak terlalu curam
dan tepat sehingga peletakan pipa ke dalamnya dapat dilakukan
pada kemiringan tertentu.

Pertama-tama katup pipa harus dipaskan posisinya. Perhatikan


tidak ada perkakas selain saluran pipa antara pipa gas utama
yang telah terpasang di kubah dan katup gas utama. Hal ini untuk
menghindari resiko kebocoran gas.

Sebelum meletakkan saluran pipa, panjang pipa dan jumlah


perkakas yang dibutuhkan harus diputuskan terlebih dahulu. Pipa
harus telah dipotong sesuai dengan bagian yang dibutuhkan de-
ngan menggunakan mata pisau potong. Urutan pipa harus dibuat
seterampil mungkin apabila menggunakan pipa GI. Untuk mem-
buat urutan dalam pipa, penanda dan pewarna dapat digunakan.
Minyak dapat digunakan untuk pelumas yang memudahkan pro-
ses pemotongan. Hal ini juga membantu urutan terbentuk sem-
purna. Pada saat urutan dibuat dan peralatan ditetapkan, kerja
peletakan pipa dan menggabungkan pipa dimulai. Namun begitu,
pipa mutu terbaik PVC dapat juga digunakan untuk menghemat
biaya. Penggabungan dua pipa PVC harus benar-benar direkat-
kan dengan benar dengan perekat. Perlengkapan yang harus di-
pasang pada saluran pipa harus direkatkan dengan dempul seng,
selotip teflon atau gabungan goni dan cat untuk pipa GI dan Lem
pipa dengan mutu terbaik untuk pipa PVC. Perekat jenis lain se-
perti minyak, cat kosong, sabun, tanah lempung, dll, tidak boleh
digunakan. Untuk mengurangi resiko kebocoran, penggunaan
perlengkapan tambahan harus seminimal mungkin. Ikatan tidak
boleh digunakan.
Saluran pipa yang menyalurkan biogas dari tempat pengolahan
ke alat pengguna rentan rusak karena ulah manusia, binatang
peliharaan dan hewan pengerat, maka dari itu beberapa cara
perlindungan diadopsi untuk mencegah kerusakan. Oleh karena
itu, sangat direkomendasikan untuk menggunakan pipa besi yang
telah digalvanasikan (GI) dan ditanam minimal 30 cm di dalam ta-
nah. Namun begitu, pipa PVC kualitas terbaik bisa juga digunakan
seperti yang telah dijelaskan diatas.

Biogas yang dialirkan dari penampungnya telah bercampur den-


gan uapan air. Air menguap pada saat mengenai dinding pipa.
Apabila air yang menguap tidak teralirkan dengan lancar, maka
sudah bisa dipastikan akan menyumbat saluran pipa. Maka sa-
luran keluar untuk mengalirkan air harus dipasang pada pipa.
Posisi saluran air harus vertikal dibawah titik paling rendah dari
23
saluran pipa sehingga air otomatis akan mengalir karena daya
terikan gravitasi ke saluran keluar. Air harus dialirkan berkala
dan oleh sebab itu saluran keluar air harus dipasang dengan
baik. Saluran keluar harus dilindungi dengan baik dalam sebuah
ruangan (panjang 30 cm, luas 30 cm dan kedalaman 50 cm). Tu-
tup ruangan ini harus dilapisi pada saat pelapisan lempeng untuk
tangki saluran keluar.

Pada saat pipa yang diletakkan di tanah dilakukan dengan benar


dari kubah ke dapur, langkah selanjutnya adalah untuk menye-
suaikan kompos gas dan lampu. Setelah mengatur posisi keran,
pipa selang karet neoprene digunakan untuk menghubungkan
keran dan kompor gas. Tidak ada yang boleh digunakan selain
pipa selang yang telah disetujui. Pipa selang karet dengan mutu
terbaik harus digunakan dalam hal ini. Seperti yang disyaratkan
bagi sang pengguna, lampu gas harus sesuai. Proses menyatu-
kan beberapa bagian dari lampu gas harus dilakukan dengan
teliti.

Sekarang pasang meteran gas. Meteran pengukur tekanan ber-


bentuk huruf U (manometer) yang terbuat dari tabung plastik atau
kaca transparan dan diisi dengan air warna-warni atau tipe jam
digital atau analog tekanan harus dipasang. Untuk manometer,
salah satu ujung dari meteran ukur U dihubungkan ke saluran
pipa gas dan ujung satunya lagi ditempelkan ke botol kosong ke
atmosfir. Apabila tekanan gas dalam digester nol, permukaan air
warna-warni di dua cabang meteran gas berada di tengah-tengah
kolom air. Pada saat biogas memasuki meter tekanan, level air
warna-warni di cabang yang tertutup bergerak turun, sedangkan
air yang di cabang satunya lagi bergerak naik. Perbedaan level di
dua air berwarna tadi menunjukkan tekanan gas dalam ukuran
cm kolom air. Meteran tekanan juga merupakan katup keamanan
untuk mencegah kebanjiran gas. Pada saat tekanan gas di di-
gester melampaui nilai yang telah tercatat, air di salah satu ca-
bang meteran ukur tertekan masuk ke botol dan gas keluar. Pada
saat tekanan gas di digester normal kembali, air yang ada di botol
akan kembali mengalir ke tempat semula dalam meteran ukur
tekanan. Meteran berbentuk jam digital mudah dipasang dan
dibaca. Meteran jenis ini dapat langsung dipasang di saluran pipa
menggunakan persimpangan T. Meteran ukur tekanan gas harus
dipasang dekat dengan titik penggunaan gas.

Sesegera mungkin setelah ada produksi gas, penghubung dan


katup (keran) harus dicek apakah ada kebocoran dengan meng-
gunakan cairan kental air dicampur dengan sabun. Apabila ada
kebocoran, busa yang ada di penghubung akan bergerak atau
pecah. Apabila hal ini terjadi, penghubung tersebut harus benar-
benar direkatkan kembali.

4.4.9. Konstruksi lubang kompos


Lubang kompos adalah bagian tak terpisahkan dari suatu biodigest-
24 er; tempat pengolahan tidak sempurna tanpa lubang ini. Minimal dua
lubang kompos harus digali di dekat katup pembuangan saluran ke-
luar sedemikian rupa sehingga slurry dapat dengan mudah mengalir
ke lubang tersebut. Namun demikian, sekurang-kurangnya 100 cm
luas tempat harus disisakan antara dinding saluran keluar dan lubang
kompos untuk mencegah dinding saluran keluar retak. Kedua lubang
ini bergantian digunakan untuk saluran keluar slurry dari digester.
Jumlah volume dari kedua lubang kompos setidaknya sama dengan
volume tempat pengolahan. Kedalaman lubang kompos tidak boleh
melebihi 1 meter dan jarak antara kedua lubang tidak boleh diatas 50
cm. Panjang dan lebar di bagian atas harus melebihi bagian bawah
dan 10 cm lumpur harus ditambahkan di semua sisi untuk meninggi-
kan tingginya tanah guna mencegah air hujan masuk ke lubang kom-
pos. Angka-angka berikut menggambarkan dimensi rinci lubang yang
dibangun sesuai dengan kapasitas tempat pengolahan. Namun begitu,
kebanyakan dimensi akan disesuaikan dengan ketersediaan tanah.
Dengan volume dan tinggi memiliki angka tetap, panjang dan luas
lubang dapat ditentukan berdasarkan kondisi wilayah. Untuk meng-
hasilkan pupuk yang potensial dan mudah digunakan, lubang kompos
harus diisi dengan sisa pertanian yang dicampur dengan slurry dari
tempat pengolahan. Disarankan untuk membangun atap peneduh di-
atas lubang kompos guna menghindari sinar matahari langsung. Atap
peneduh ini bisa dimanfaatkan untuk penanaman sayuran menggu-
nakan sayuran yang merambat.

4.4.10. Tahap akhir pengerjaan dan petunjuk penggunaan ke para pengguna


Apabila pekerjaan kontruksi telah selesai, wilayah pembangunan
harus dibersihkan. Sisa bahan bangunan harus dibuang di tempat
pembuangan. Bagian atas kubah harus diisi dengan tanah yang ber-
fungsi sebagai insulin perlindungan tempat pengolahan. Bagian luar
saluran keluar dan dasar saluran masuk harus diisi dengan tanah
dan kemudian dipadatkan. Sistem drainase yang baik harus dijalank-
an untuk menghindari air hujan masuk ke dalam biodigester. Setelah
pekerjaan kontruksi benar-benar selesai, sang mandor harus mem-
berikan orientasi ke para pengguna mengenai pengoperasian dan
pemeliharaan tempat pengolahan. Pentingnya memasukkan bahan
baku seperti yang disyaratkan per harinya, pengoperasian beberapa
alat, hal-hal utama yang harus diperhatikan pada saat mengoperasi-
kan tempat pengolahan, dll, harus dijelaskan ke para pengguna sebe-
lum mandor meninggalkan tempat pembangunan.

Informasi berkaitan dengan aspek-aspek kegiatan operasional beri-


kut harus disampaikan ke para pengguna:

pengisian bahan baku awal dan harian untuk tempat pengolahan


penggunaaan katup utama
pemeriksaan kebocoran
penggunaan saluran air
pembersihan saluran keluar
proses kompos/pemeliharaan lubang kompos
pelumasan keran gas
pembersihan kompor gas
25
pembersihan lampu gas
masuk ke lapisan scum
membaca meteran ukur tekanan gas dan menyesuaikan aliran
gas seperti yang ada pada meteran

4.4.11. Pemeriksaan Kerapatan Gas dan Air


Setelah pekejaan komponen bangunan dan instalasi pipa dan perala-
tan pendukung telah selesai, dan sebelum memasukkan bahan baku
kotoran dan air, tempat pengolahan biogas harus diperiksa kerapa-
tan air (digester) dan juga kerapatan gas (penampung gas kubah dan
sistem pengaliran pipa dan peralatan). Apabila tempat pengolahan
tidak mampu menahan air, maka terdapat resiko kebocoran isi slurry
dan juga berubahnya rasio kotoran-air yang berdampak terbalik bagi
proses Retensi Hidrolik. Tempat pengolahan biogas yang bocor juga
menyebabkan kerusakan mutu pupuk alaminya. Sama halnya, apabila
penampung gas tidak kedap gas, gas yang diproduksi akan terbang ke
atmosfir yang menyebabkan kurangnya ketersediaan gas (pada skala
kecil) dan bahaya untuk lingkungan (pada skala besar). Dengan kata
lain, efisiensi dan efektivitas tempat pengolahan biogas sangat ter-
gantung pada tingkat tampungan atau kedap gas dari tangki penyim-
panan gas serta pipa dan peralatan pendukung lainnya, dan kedap air
dari digester. Unit produksi biogas kecil yang digunakan dibekali dari
kredit pengurangan CO2. Bagaimanapun, unit tersebut memproduksi
metana, CH4, yang lebih kuat dari rumah kaca gas. Maka dari itu, pe-
nyebaran gas (kebocoran metana) dari unit ini sangat penting bukan
hanya dari sudut pandang efiisienci produksi dan keamanan, namun
jun iklim. Banyak dari unit ini, kecuali Nepal, terdiri dari kubah batu,
yang sebagian dibangun di tanah, dimana metana diproduksi.

Ada beberapa metodologi yang dapat dipraktekkan untuk mengecek


kekedapan air dan gas dari bangunan seperti tempat pengolahan
biogas. Namun begitu, uji coba tempat pengolahan biogas harus se-
sederhana mungkin sehingga dapat dilaksanakan di tingkat bawah
sekalipun dengan kebutuhan waktu dan tenaga dalam jumlah kecil.
Cara paling sederhana untuk uji coba dijelaskan dibawah ini
Mengecek kekedapan air
Setelah pekerjaan tahap akhir dalam digester selesai, harus benar-
benar dicek apabila ada retak meski retak kecil di dinding dan lantai.
Apabila ada retak terlihat maka dapat diperbaiki dengan memplaster
dan mendempul. Bila tidak ada retak, langkah-langkah berikut harus
diikuti untuk mengecek kekedapan air:

I. Isi digester dengan air hingga mencapai katup limpah slurry pada
tangki saluran keluar. Biarkan begitu saja hingga 3-4 jam se-
hingga dinding yang telah dibangun dapat menyerap air.

II. Tandai tingginya air atau slurry pada dinding saluran keluar pada
saat tingginya air telah stabil.
26 III. Biarkan begitu saja selama 24 jam dan kembali cek tingginya
air.

IV. Amati perubahan tingginya air setelah 24 jam. Ukur perbedaan


level air. Apabila tingkat susutnya air lebih kecil dari 3 cm di tem-
pat pengolahan yang lebih kecil (4 dan 6 cum) dan kurang dari 4
cm di tempat pengolahan yang lebih besar (8 dan 10 cum), maka
digester dikatakan kedap air. Namun begitu, apabila tingkat
susutnya air melebihi dari 4 cm dalam waktu 24 jam, maka di-
gester tidak kedap air.

V. Apabila tingkat susutnya air turun secara bertahap, tunggu sam-


pai level air menjadi statis. Apabila air susut dan kemudian ber-
henti pada ketinggian tertentu, hal ini mengindikasikan bahwa
kebocoran terjadi diatas level air tersebut. Apabila level air terus
menyusut hingga ke bagian lantai, maka kebocoran mungkin bisa
di bagian dasar dinding atau di lantai.

VI. Lapisan tipis plaster (5-7 mm) (1:3) dengan kemampuan tahan
air harus digunakan di dinding digester untuk mencegah kebo-
coran.

Mengecek kekedapan gas

Penampung gas

Untuk memeriksa kekedapan penampung gas langkah-langkah beri-


kut dapat dilakukan:

I. Pastikan digester dan tangki outlet(saluran keluar) kedap air.

II. Dari instalasi yang telah diisi (untuk memeriksai kekedapan air),
keluarkan sejumlah air dari situ, sehingga tingginya air 15 cm di
bawah katup limpahan.

III. Buka katup utama yang terletak di bagian paling atas kubah.

IV. Pompa udara melalui sistem pipa (lebih disarankan dengan cara
membuka koneksi kompor dan selang pipa karet) dengan meng-
gunakan pompa ukuran kecil sebesar tangan/kaki yang mirip
dengan pompa ban sepeda hingga tingginya air mencapai ting-
ginya katup limpahan buangan di saluran keluar. Selain itu, te-
kanan dapat diamati pada meteran ukur tekanan yang terpasang
pada saluran pipa gas.

V. Tutup katup utama gas. Periksai bila ada kebocoran pada katup
gas utama dan pastikan bahwa tidak ada kebocoan di dalamnya.

VI. Tandai tingginya air pada tangki saluran keluar. Juga perhati-
kan cara baca ukuran tekanan yang terpasang pada saluran pipa
gas.

VII. Tunggu selama 4 jam lebih.


27

VIII. Setelah 4 jam, tingginya air di saluran keluar juga yang ada pada
meteran ukur.

IX. Apabila tingkat susutnya air di tangki saluran keluar lebih ren-
dah dari 2 cm, maka penampung gas kedap gas. Dan jika me-
teran menunjukkan dalam empat jam kolom air tidak berbeda
dari 2 cm, maka penampung tersebut kedap udara. Apabila ting-
kat susutnya melebihi 2 cm, kubah sekali harus diperbaiki untuk
kekedapan gas.

catatan: Pada saat memeriksai kekedapan gas di tempat penampung


yang relatif besar seperti tempat pengolah biogas, tempo ukur harus
selama mungkin untuk hasil yang lebih baik (24 jam). Penting kita
mengalokasikan waktu sehingga gas yang ada di dalam tempat pen-
golahan dapat stabil telebih dahulu. Terlebih lagi, kebocoran kecil
saja dapat mengakibatkan perubahan tekanan udara, dan hal ini tidak
dideteksi oleh peralatan yang sensitif sekalipun kecuali dalam waktu
cukup lama.

Dapat juga dilakukan, pengecekan kekedapan udara dari penampung


menggunakan tes asap. Untuk tes ini, asap yang memproduksi zat-zat
seperti sulfur, sebagian debu kering atau sekam padi dapat ditempat-
kan dalam wadah yang mengapung di air dalam digester guna meng-
hasilkan asap atau asap dapat diinjeksi dari saluran pipa ke tempat
pengolahan. Jika ada kebocoran di penampung gas, asap akan keluar
dengan mudah.

Sistem pengaliran (Pipa dan peralatan lainnya)

Untuk memeriksa kebocoran dari pipa dan peralatan, ikutilah lang-


kah-langkah berikut:

Pastikan tidak ada kebocoran dari katup gas utama.

I. Tutup katup gas utama; keran gas, buangan air atau katup yang
lain di saluran pipa.
II. Pompa udara di sistem pengalir melalui selang karet yang ter-
sambung ke kompor dan saluran pipa hingga tekanan yang ter-
baca di meteran ukur meningkat hingga 20 cm kolom air.

III. Tunggu selama 2 jam.

IV. Setelah 2 jam, catat tekanan yang terbaca pada meteran ukur.

V. Apabila tekanan berkurang lebih dari 2 cm kolom air, maka dapat


dipastikan ada kebocoran pada sistem pengaliran.

VI. Untuk mendapatkan titik kebocoran, gunakan air sabun pada se-
tiap sambungan dan peralatan pendukung.
28 VII. Balon busa air sabun akan bergoyang dengan sangat cepat atau
pecah bila ada kebocoran.

VII. Juga bisa dilakukan cara lain yaitu dengan menyemprotkan asap
ke dalam saluran pipa guna memeriksa kebocoran di dalamnya.

IX. Perbaki apabila ada kebocoran yang terdeteksi.


5. KESIMPULAN

Apabila mandor/tukang pipa yang perduli dan patuh mengikuti instruksi seperti
yang dicantumkan dalam panduan konstruksi ini pada saat masa kontruksi, bio-
digester akan berfungsi dengan efisiensi yang telah diperkirakan. Sang pemilik
akan mendapatkan buah investasinya. Hal ini akan mendorong para keluarga dan
tetangganya untuk juga akan memasang biodigester. Namun demikian, apabila
biodigester kurang berfungsi dengan baik, maka tidak ada yang akan termoti-
vasi untuk ikut memasang biodigester. Tempat pengolahan dengan mutu yang 29
rendah akan membahayakan reputasi teknologi biogas dan akan berdampak sa-
ngat negatif dalam hal promosi dan penyuluhan. Maka dari itu, seorang mandor
harus sadar dan memahami bahwa mutu tempat yang pengolahan yang tinggi
akan membantu menaikkan tingkat pemasangan yang dibuktikan langsung dari
dampak keuntungan bagi pemasang itu sendiri, para petani dan pada skala yang
besar juga berdampak baik terhadap negara.
LAMPIRAN

Tempat Pengolahan Berukuran 4 m3


30
Tempat Pengolahan Berukuran 6 m3
31
Tempat Pengolahan Berukuran 8 m3
32
Tempat Pengolahan Berukuran10 m3
33
Tempat Pengolahan Berukuran12 m3
34
Catatan untuk Kuantiti Bahan 1 Unit Biodigester
35
cooperating Organisations:

For further information please contact :

Indonesia Domestic Biogas Programme


Jl. Kemang Selatan XII No. 1
funded by: supported by: Jakarta Selatan
Tel./Fax: +62-21 7808115
Email : biogas-info@hivos.or.id
Embassy of Kingdom
of the Netherland

Anda mungkin juga menyukai