Annex 2 - Construction Manual PDF
Annex 2 - Construction Manual PDF
Biogas Indonesia
Panduan Konstruksi
Agustus 2009
Model Instalasi
Biogas Indonesia
Panduan Konstruksi
Agustus 2009
Daftar Isi
5. KESIMPULAN 29
LAMPIRAN 30
Sketsa Instalasi Biogas
Tempat Pengolahan Berukuran 4 m3 30
Tempat Pengolahan Berukuran 6 m3 31
Tempat Pengolahan Berukuran 8 m3 32
Tempat Pengolahan Berukuran 10 m3 33
Tempat Pengolahan Berukuran 12 m3 34
Catatan untuk Kuantiti Bahan 1 Unit Biodigester 35
1. Tujuan Penulisan Manual
Tempat pengolahan secara anaerob biogas atau dikenal dengan nama digester
merupakan suatu bangunan yang dibangun di bawah tanah, terbuat dari semen,
batu-bata/batu, pasir dan pipa serta peralatan untuk me-ngurai bahan organik
dan menghasilkan biogas hal ini guna menambah sumber bahan bakar kon-
vensional. Digester ini juga menghasilkan slurry yakni kotoran ternak yang telah
diuraikan gasnya yang dapat digunakan sebagai pupuk untuk pertanian. Dengan
memasukkan kotoran hewan ternak dan air dalam jumlah yang cukup ke dalam 1
digester, maka gas bersih dapat dihasilkan. Bahan bakar ini umumnya diguna-
kan untuk memasak dan penerangan listrik dan pupuk yang dihasilkan dari ko-
toran hewan yang telah hilang gas nya (slurry) digunakan sebagai pupuk di kebun
sayuran dan lahan pertanian lainnya.
Ada 6 bagian utama dari sebuah digester: saluran masuk/Inlet (ruangan pencam-
pur) sebagai tempat kotoran hewan masuk, digester (ruang pe-nguraian anae-
rob), penampung gas (ruang penyimpanan), saluran keluar/outlet (ruang pemi-
sah), sistem pengangkut gas dan lubang kompos slurry.
Campuran kotoran dan air (dicampur dalam saluran masuk atau ruang pencam-
pur) mengalir melalui saluran pipa menuju digester. Pencampur menghasilkan 3
gas melalui proses penguraian di digester dan gas yang telah dihasilkan kemu-
dian disimpan dalam penampung gas (bagian atas kubah).
Slurry mengalir keluar dari digester ke tanki outlet/saluran keluar (ruang pemi-
sah) dan mengalir keluar ke lubang kompos melalui katup limpah di tangki salu-
ran keluar. Kemudian gas dipasok ke dapur melalui saluran pipa. Model Pengem-
bangan Biogas Indonesia umumnya terdiri dari bagian seperti berikut yang juga
ditunjukkan dalam sket gambar dalam lampiran:
Kuantitas bahan baku yang Ukuran Biodigester yang disa- Kuantitas bahan bakar kayu yang
tersedia setiap harinya (kg) rankan (cum) dapat dihemat per hari (kg)
20 - 40 4 4 hingga 8
41 - 60 6 8 hingga 12
61 - 80 8 12 hingga 16
81 - 100 10 16 hingga 20
lebih dari 100 12 lebih dari 20
Apabila instalasi tidak tepat sesuai kebutuhan, produksi gas akan lebih
kurang dari perkiraan secara teori. Apabila produksi gas berkurang, gas
yang dikumpulkan dalam penampung tidak akan memiliki tekanan yang
memadai untuk mendorong slurry yang telah melalui proses pengolahan
anerob ke dalam saluran keluar. Pada kasus seperti ini, tingkat slurry akan
naik dan malah akan memasuki penampung gas yang seharusnya mengalir
melalui saluran keluar. Pada saat katup gas utama dibuka pada keadaan
seperti ini, slurry bisa melintasi saluran pipa dan bercampur dengan gas.
Oleh karena itu, bila bahan baku cukup sesuai dengan tingkat yang disa-
rankan, biodigester yang lebih besar tidak perlu dipasang. Instalasi yang
kurang bahan baku dan terlalu besar hanya akan meningkatkan biaya pe-
masangan dan juga akan menimbulkan masalah dalam pengoperasian
nantinya. Yang paling penting yang harus diperhatikan pada saat memutus-
kan ukuran biodigester adalah dasar pertimbangan pemilihan ukuran yakni
ketersediaan kotoran hewan bukan mempertimbangkan jumlah keluarga
dan gas yang dibutuhkan. Apabila peternak memiliki jumlah hewan ternak
yang lebih banyak maka ukuran yang ditetapkan berdasarkan kebutuhan
gas berkisar antara 0.33 0.40 gas per orang per hari.
Semen
Semen harus berkualitas tinggi merek Portland yang telah memiliki repu-
tasi baik. Semen harus segar, bebas dari gumpalan dan disimpan di tempat
yang kering. Semen yang bergumpal tidak boleh digunakan untuk kons-
truksi. Kantong semen tidak boleh di tumpuk langsung di atas lantai atau
disenderkan ke dinding. Plank kayu mesti digunakan di lantai sebagai alas
untuk mencegah semen menjadi lembab. Kantong semen ditumpuk berja-
rak sekitar 20 cm jauhnya dari dinding.
Pasir
Pasir harus bersih dan tidak bercampur dengan tanah atau bahan bangu-
nan lainnya. Pasir yang kotor berdampak sangat negatif pada ketahanan
bangunan nantinya. Apabila pasir memiliki tingkat campuran dengan bahan
lain sekitar 3%, maka pasir tersebut harus dicuci. Jumlah percampuran
dengan bahan lain, khususnya bercampur dengan lumpur, di dalam pasir
dapat ditentukan dengan tes botol sederhana. Sejumlah kecil pasir diisi ke
dalam botol transparan dan kemudian dituangkan air ke dalamnya. Botol
lalu dikocok sebentar. Kemudian botol diberdirikan untuk melihat partikel
pasir jatuh ke bagian bawah botol. Partikel-partikel pasir lebih berat dari-
pada tanah lumpur dan endapannya, maka partikel tersebut lebih cepat
ke bagian bawah botol dibandingkan endapan dan tanah lumpur. Setelah
30 menit, ada lapisan lumpur dan pasir di dalam botol yang diukur tanpa
menggoyangkan botol tersebut. Apabila kedalaman endapan lumpur lebih
dari 3% dari total kedalaman, maka dapat disimpulkan bahwa pasir terlalu
banyak mengandung lumpur. Apabila ini terjadi, pasir haruslah dicuci sebe-
lum digunakan. Pasir kasar dan berbutir kecil adalah pilihan yang terbaik
untuk bangunan beton, namun begitu pasir halus mesti digunakan dalam
proses memplaster.
Kerikil
Ukuran kerikil tidak boleh terlalu besar ataupun terlalu kecil. Ukurannya
tidak boleh melebihi dari 25% ketebalan produk beton yang digunakan.
Ketebalan lapisan beton di bagian pondasi dan pada lemping saluran ke-
luar tidak boleh lebih dari 7.5 cm (3), maka dari itu ukuran maksimum batu
kerikil harus 2 cm atau dari ukuran ketebalan lapisan beton. Batu kerikil
harus bersih, keras dan berbentuk bersiku-siku. apabila batu tersebut ko-
tor, maka harus dicuci dengan seksama terlebih dahulu sebelum diguna-
kan.
Air
Air kebanyakan dibutuhkan untuk membuat adukan semen untuk pekerjaan
pertukangan, pengecoran dan memplaster. Air juga digunakan untuk me-
8 rendam batu-bata sebelum digunakan. Selain itu, air juga dibutuhkan un-
tuk mencuci atau membersihkan bahan bangunan apabila bahan tersebut
ada yang kotor. Air dari kolam atau kanal bisa saja kotor maka lebih tidak
menggunakan air dari situ. Air yang kotor akan berdampak buruk pada ke-
tahanan bangunan. Air dari saluran air atau sumur atau sumber lainnya
yang memasok air bersih harus dijadikan pilihan.
Batu-Bata/Batu
Batu- bata memiliki peran penting dalam proses konstruksi khususnya
untuk biodigester model fixed dome. Batu- bata yang digunakan harus
berkualitas tinggi (no.1), biasanya tersedia di pasar setempat. Batu-bata
harus melalui proses pembakaran yang sempurna, lurus, ukuran dan ben-
tuknya teratur dan tidak boleh retak serta bagian yang rusak. Batu-batu
berkualitas tinggi memiliki bunyi metalik yang jelas ketika saling bertubru-
kan satu dengan yang lainnya. Batu- bata yang seperti ini mampu menahan
tekanan hingga 120 kg centimeter persegi. Sebelum digunakan, batu-bata
harus direndam terlebih dahulu dalam air bersih selama beberapa menit.
Batu-bata yang basah tidak akan menyerap air dari adukan semen yang
mana hal ini sangat dibutuhkan untuk kerekatan batu-bata dan semen
dengan baik. Di kawasan dimana batu-bata mahal dan tidak tersedia, batu
dapat digunakan untuk konstruksi tempat pengolahan biogas model Indo-
nesia. Batu yang digunakan untuk konstruksi lebih baik menggunakan batu
yang tersedia di kawasan setempat. Ketika dihempaskan salah satu batu
ke batu lainnya, batu yang bagus tidak akan pecah. Dan pada saat batu di-
garis dengan sesuatu seperti paku, tanda coretannya tidak boleh melebihi
1 mm. Apabila batunya kotor maka perlu dicuci. Sebelum digunakan, batu
juga harus direndam dalam air selama beberapa menit.
Besi Cor
Besi Cor digunakan untuk membangun tutup tangki saluran keluar dan ru-
ang saluran air. Besi ini harus memenuhi standar tekhnik yang biasanya
digunakan. Untuk tempat pengolahan yang berukuran 4, 6 dan 8 cum, ba-
tang baja ringan berdiameter 8 mm dan untuk tempat pengolahan dengan
ukuran 10 & 12 cum kapasitasnya maka batang baja dengan diameter 10
mm direkomendasikan. Besi cor harus bersih dari karat.
Kompor Gas
Kompor gas bisa saja dengan dua tungku dan satu tungku. Secara umum
kompor gas satu tungku digunakan untuk kebutuhan rumah tangga de-
ngan jumlah gas 350 hingga 400 liter per jam. Efisiensi kompor gas sangat
penting untuk bisa berfungsinya suatu biodigester. Kompor harus bermu-
tu tinggi dan cukup kuat untuk langsung diletakkan di atas tanah. Asupan
utama udara dapat disesuaikan dengan mudah dan lubangnya harus tepat
diletakkan. Pemancar dan pipa menghidupkan tungku harus lurus dan dia-
tur secara benar. Lubang di dalam penutup tungku harus merata di seluruh
bagian.
Lampu Gas
Lampu gas adalah peralatan pen-
ting lainnya yang digunakan dalam
biodigester. Sering kali para peng-
guna mengeluh karena lampu gas
rusak. Lampu-lampu ini harus lam-
pu yang berkualitas tinggi dengan
tingkat hemat energi sekitar 60%.
Biasanya, lampu biogas memerlu-
kan 150 hingga 175 liter biogas per
jam. Lampu yang digunakan dalam
biodigester harus disetujui oleh
IDBP.
Meteran Tekanan Gas
Meteran tekanan berbentuk huruf
U (manometer) yang terbuat dari
tabung plastik atau kaca trans-
paran dan diisi dengan air ber-
warna atau tipe jam digital atau
analog meter tekanan harus di-
pasang dalam sistem aliran guna
memantau tekanan gas. Apapun
jenis alat dari beberapa yang telah
disebutkan diatas dapat dibeli di
pasar lokal dan harus memenuhi
rangkaian standar mutu, bila ada.
Mixer
11
Alat ini dipergunakan untuk mempersiap-
kan campuran yang baik antara air dan
kotoran hewan di dalam tangki saluran
masuk pada saat kotoran digunakan se-
bagai bahan baku. Biasanya untuk biodi-
gester biogas ukuran rumah tangga, Mi-
xer dipasang vertikal. Alat tersebut harus
bermutu bagus, seperti di dalam ranca-
ngan, dan bila pengaduk harus telah di-
lapisi seng. benar-benar telah di galva-
nized. Bilah pengaduk tersebut harus
sesuai untuk pencampuran yang merata.
Apabila karena ada batu keras atau ada air di bawah tanah, keda-
laman yang benar tidak dapat dicapai, maka lubang harus dibuat
sedalam mungkin, sedangkan setelah bangunan selesai bebera-
pa jalan perlindungan harus dibangun sehingga dinding saluran
keluar dan kubah dikokohkan dari luar.
Pada saat dinding bundar mencapai tinggi yang benar, bagian da-
lam harus diplaster dengan lapisan adukan semen halus dengan
percampuran 1 bagian semen 3 bagian pasir.
4.4.4. Konstruksi penampungan gas (kubah)
Ketika pekerjaan konstruksi dari din-
ding melingkar sebagaimana dijelaskan
diatas selesai kemudian bentuk me-
lengkung (bentuk kubah) dari penam-
pung gas harus dibangun. Pembangu-
nan tempat penampung gas ini dengan
campuran semen Portland : Pasir : Ke-
rikil de-ngan ratio 1:2:3 dibantu dengan
cetakan tanah yang disiapkan dari tanah
timbun disekitar.
Sebelum menimbun lubang dengan tanah untuk membuat cetakan
untuk kubah, bagian dalam dinding melingkar harus diisi dengan
16 timbunan tanah yang dipadatkan. Jika hal ini tidak dilakukan, maka
tekanan tanah pada cetakan dapat menyebabkan retak retak pada
dinding melingkar, sebuah tanda harus dibuat pada jarak Hall tam-
bah 2.5 cm (ketebalan dari lapisan plasteran dalam), sesuai dengan
gambar, dari penyelesaian lantai. Sekarang tanah diisi didalam di-
gester yang telah selesai hingga pada ketinggian yang telah ditan-
dai. Setelah pengisian tanah selesai, pipa vertical dapat dikeluarkan
dengan cara ditarik. Pipa itu diganti dengan pipa yang lebih pendek
diameter 0.5, panjang kira kira 1 meter,didalam tanah tepatnya
pada lokasi yang sama.Sekarang cetakan kubah dapat digunakan un-
tuk membuat bentuk kubah.Bagian atas dinding harus bersih ketika
cetakan digunakan. Cetakan itu bias diperiksa dengan memastikan
bagian atas horizontal dan bagian sisi samping vertical. Lebih jauh
lagi, bagian template yang mengenai dnding melingkar harus di po-
sisi yang sama disekeliling dinding.Hal yang penting ketika cetakan
tanah selesai dipadatkan. Jika tanah lebih ditekan setelah mengecor
kubah, dengan beban sendiri dan beban coran,dapat menyebabkan
retak.Tanah yang dipakai untuk cetakan harus lembab untuk mence-
gah tanah menyerap air semen.Ketika cetakan tanah telah menyeru-
pai bentuk cetakan,lapisan tipis pasir disebar dipermukaan cetakan
kubah.Kelebihan dari pasir ataupun tanah diatas dinding meling-
kar harus segera dibuang.Sebelum memulai pekerjaan pengecoran
harus tersedia pekerja yang cukup dan bahan bahan material seperti
pasir,kerikil,semen telah tersedia.
Pengecoran dilakukan sece-
pat dan serapi mungkin tanpa
ada jeda waktu.Setiap ada jeda
waktu akan menimbulkan efek
kurang bagus untuk kuali-
tas pengecoran.Secara terus
menerus,pasokan beton yang
cukup (campuran : 1 semen : 2
pasir : 3 kerikil) harus disiapkan
oleh tukang batu. Tidak diijin-
kan untuk campuran yang telah
lebih dari 30 menit diaduk untuk
digunakan sebagai bahan pengecoran.Bagian atas dari dinding harus
disiram dengan air semen sebelum memulai pengecoranPengecoran
kubah dimulai dari atas manhole dimana ada balok tebal 15 cm yang
harus dicor untuk berfungsi sebagai pondasi bagi dinding outlet.Per-
hatian khusus harus dilakukan untuk menjaga ketebalan dari kubah
ketika dicor, contoh, ketebalan di ujung harus lebih dari ketebalan
ditengah. Untuk digester volume 4 dan 6 m3, ketebalan di ujung ha-
rus 15 cm dan ditengah 7 cm.Begitu juga untuk digester ukuran 8,10
dan 12 m3, ketebalan di ujung harus 20 cm dan ketebalan ditengah 7
cm.Pipa kecil diatas cetakan harus ditinggal hingga pipa gas utama
dipasang,untuk menjamin pipa gas utama tepat berposisikan dite-
ngah.
18
Turret
Turret dibangun untuk melindungi kubah pipa gas. Hari setelah
kubah diberi lapisan, menara kecil harus dibangun. Apabila ada ke-
terlambatan dapat menyebabkan kebocoran antara pipa gas utama
dan kubah. Kontruksi menara kecil harus dilakukan pada saat beton
di permukaan luar kubah telah kering. Ukuran turret harus diputus-
kan berdasarkan ukuran batu dan batu bata. Turret boleh berbentuk
persegi atau lingkaran. Ukuran persegi paling kecil adalah 20 cm.
apabila bentuknya lingkaran diameternya harus 20 cm. tinggi turret
paling kurang adalah 40 cm. Turret dapat dibangun menggunakan
beton apabila ada sisa adukan dari lapisan kubah.
Dimensi slab sebagai cover outlet/saluran keluar dijelaskan dalam table berikut.
20 Ukuran
Ukuran slab dalam cm jumlah potongan Berat besi yang
tempat pen- diameter besi
Panjang luas slab tersedia
golahan
4 164 62 3 8 12
6 174 68 3 8 14
8 184 72 3 8 18
10 204 78 3 10 20
12 3 10 22
Pada saat dinding bundar telah dibangun, sisakan waktu yang cu-
kup untuk membiarkan adukan kering sempura. Kedua bagian
tangki diplaster menggunakan adukan semen (1 bagian semen
dengan 3 bagian pasir).
I. Isi digester dengan air hingga mencapai katup limpah slurry pada
tangki saluran keluar. Biarkan begitu saja hingga 3-4 jam se-
hingga dinding yang telah dibangun dapat menyerap air.
II. Tandai tingginya air atau slurry pada dinding saluran keluar pada
saat tingginya air telah stabil.
26 III. Biarkan begitu saja selama 24 jam dan kembali cek tingginya
air.
VI. Lapisan tipis plaster (5-7 mm) (1:3) dengan kemampuan tahan
air harus digunakan di dinding digester untuk mencegah kebo-
coran.
Penampung gas
II. Dari instalasi yang telah diisi (untuk memeriksai kekedapan air),
keluarkan sejumlah air dari situ, sehingga tingginya air 15 cm di
bawah katup limpahan.
III. Buka katup utama yang terletak di bagian paling atas kubah.
IV. Pompa udara melalui sistem pipa (lebih disarankan dengan cara
membuka koneksi kompor dan selang pipa karet) dengan meng-
gunakan pompa ukuran kecil sebesar tangan/kaki yang mirip
dengan pompa ban sepeda hingga tingginya air mencapai ting-
ginya katup limpahan buangan di saluran keluar. Selain itu, te-
kanan dapat diamati pada meteran ukur tekanan yang terpasang
pada saluran pipa gas.
V. Tutup katup utama gas. Periksai bila ada kebocoran pada katup
gas utama dan pastikan bahwa tidak ada kebocoan di dalamnya.
VI. Tandai tingginya air pada tangki saluran keluar. Juga perhati-
kan cara baca ukuran tekanan yang terpasang pada saluran pipa
gas.
VIII. Setelah 4 jam, tingginya air di saluran keluar juga yang ada pada
meteran ukur.
IX. Apabila tingkat susutnya air di tangki saluran keluar lebih ren-
dah dari 2 cm, maka penampung gas kedap gas. Dan jika me-
teran menunjukkan dalam empat jam kolom air tidak berbeda
dari 2 cm, maka penampung tersebut kedap udara. Apabila ting-
kat susutnya melebihi 2 cm, kubah sekali harus diperbaiki untuk
kekedapan gas.
I. Tutup katup gas utama; keran gas, buangan air atau katup yang
lain di saluran pipa.
II. Pompa udara di sistem pengalir melalui selang karet yang ter-
sambung ke kompor dan saluran pipa hingga tekanan yang ter-
baca di meteran ukur meningkat hingga 20 cm kolom air.
IV. Setelah 2 jam, catat tekanan yang terbaca pada meteran ukur.
VI. Untuk mendapatkan titik kebocoran, gunakan air sabun pada se-
tiap sambungan dan peralatan pendukung.
28 VII. Balon busa air sabun akan bergoyang dengan sangat cepat atau
pecah bila ada kebocoran.
VII. Juga bisa dilakukan cara lain yaitu dengan menyemprotkan asap
ke dalam saluran pipa guna memeriksa kebocoran di dalamnya.
Apabila mandor/tukang pipa yang perduli dan patuh mengikuti instruksi seperti
yang dicantumkan dalam panduan konstruksi ini pada saat masa kontruksi, bio-
digester akan berfungsi dengan efisiensi yang telah diperkirakan. Sang pemilik
akan mendapatkan buah investasinya. Hal ini akan mendorong para keluarga dan
tetangganya untuk juga akan memasang biodigester. Namun demikian, apabila
biodigester kurang berfungsi dengan baik, maka tidak ada yang akan termoti-
vasi untuk ikut memasang biodigester. Tempat pengolahan dengan mutu yang 29
rendah akan membahayakan reputasi teknologi biogas dan akan berdampak sa-
ngat negatif dalam hal promosi dan penyuluhan. Maka dari itu, seorang mandor
harus sadar dan memahami bahwa mutu tempat yang pengolahan yang tinggi
akan membantu menaikkan tingkat pemasangan yang dibuktikan langsung dari
dampak keuntungan bagi pemasang itu sendiri, para petani dan pada skala yang
besar juga berdampak baik terhadap negara.
LAMPIRAN