Anda di halaman 1dari 7

KRISIS ENERGI

MAKALAH

disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Tahapan Persiapan Bersama


Fakultas pengampu Matematika Ilmu Pengetahuan Alam
oleh:
Diani Fahanshah (220110170145)
Elga Nurmutia (210610170023)
Fauzi Rulandi Aviantara G. (170104170053)
Muhammad Wildan (20110170113)
Mutia Adawiyyah (210110170053)
Shabrina Kiasati (130110170265)
Vidya Utami Handanu (210110170023)

Direktorat Pendidikan dan Kemahasiswaan


Universitas Padjadajaran
Jatinangor
2017
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Saat ini energi seperti listrik, panas, dan sebagainya, merupakan
kebutuhan penting manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup. Permintaan
akan energi semakin hari semakin meningkat seiring meningkatnya
kebutuhan manusia. Hal ini menimbulkan kecemasan manusia, karena
kebanyakan energi yang dipakai saat ini menggunakan sumber energi
sekali pakai dan tidak ramah lingkungan. Jika sumber energi yang sekarang
terus dipakai tidak dicari penggantinya, maka ada kemungkinan terjadi
masalah, yaitu krisis energi.
Krisis energi merupakan fenomena kekurangan sumber energi.
Sumber energi yang dimaksud adalah sumber energi sekali pakai dan atau
tidak dapat diperbaharui. Krisis energi terjadi karena utamanya
dikarenakan kesalahan dalam penggunaan energi. Diperlukan kerja sama
semua pihak untuk pengentasan krisis energi, utamanya pemerintah dengan
rakyat. Juga kerja sama sebagai warga dunia.
1.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah makalah ini yaitu:
1.2.1. Siapa yang bertanggungjawab dalam penyelesaian krisis energi?
1.2.2. Apa peran tiap pihak yang bertanggungjawab?
1.2.3. Bagaimana cara menyelesaikan krisis energi?
1.2.4. Dalam perspektif agama, kontribusi apa yang dapat dilakukan agar
krisis energi dapat terselesaikan?
BAB 2
PEMBAHASAN
Saat ini energi seperti listrik, panas, dan sebagainya, merupakan
kebutuhan penting manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup. Energi
digunakan di berbagai sektor, seperti sektor industri, sektor ekonomi,
sektor pendidikan, sektor pertanian dan peternakan, dan sektor lainnya.
Permintaan akan energi semakin hari semakin meningkat seiring
meningkatnya kebutuhan manusia. Hal ini menimbulkan kecemasan
manusia, karena kebanyakan energi yang dipakai saat ini menggunakan
sumber energi sekali pakai dan tidak ramah lingkungan. Jika sumber energi
yang sekarang terus dipakai tidak dicari penggantinya, maka ada
kemungkinan terjadi masalah, yaitu krisis energi.
Krisis energi merupakan fenomena kekurangan sumber energi.
Sumber energi yang dimaksud adalah sumber energi sekali pakai dan atau
tidak dapat diperbaharui, seperti minyak bumi, listrik, gas bumi, dan air
bersih. Krisis energi terjadi karena banyak, utamanya dikarenakan
kesalahan dalam penggunaan energi. Contohnya, tingginya penggunaan
energi yang menggunakan sumber tidak dapat diperbaharui. Selain itu,
manusia masih boros dalam menggunakan energi, sehingga permintaan
energi terus tinggi.
Krisis energi merupakan tanggung jawab bersama yang harus
dipikul oleh pemerintah, masyarakat, dan organisasi dunia. Mengapa ketiga
pihak tersebut menjadi yang bertanggung jawab? Karena dalam pengaturan
dan pemakaian energi, ketiga pihak tersebut adalah pengatur sekaligus
pemakai energi. Pemerintah bertanggung jawab dalam pengaturan,
pengelolaan, dan konservasi energi dan sumber dayanya. Masyarakat
bertanggung jawab dalam pemakaian energi. Organisasi dunia bertanggung
jawab dalam konsolidasi pengaturan, pengelolaan, dan konservasi energi
di level internasional.
Pemerintah sebagai pengatur di negara bertanggung jawab dalam
pengaturan dan pengawasan energi. Pengaturan yang dimaksud adalah
pemerintah mengatur bagaimana energi dikelola dan dimanfaatkan agar
dapat dimanfaatkan rakyatnya. Pemerintah membuat segelintir peraturan
yang mengatur mengenai energi, baik itu undang-undang, keputusan
presiden, maupun peraturan menteri. Diharapkan peraturan yang dibuat itu
dapat mengatur mengenai energi, sehingga energi dapat dioptimalkan
dengan baik.
Selain membuat peraturan, pemerintah bertanggung jawab dalam
pengawasan pengelolaan energi. Maksud pengawasan adalah pengawasan
produksi energi dan penyebaran hasil produksi energi, dengan itu dapat
ditinjau energi sampai ke rakyat, sehingga kegiatan masyarakat, khususnya
kegiatan ekonomi terus berjalan. Pengawasan juga meninjau sumber-
sumber energi yang ada di wilayahnya. Mengawasi berapa jumlah sumber
energi yang tersedia dan mengawasi cadangan sumber energi.
Masyarakat sebagai pengguna utama energi turut bertanggung
jawab dalam penyelesaian krisis energi. Hal yang paling bisa dilakukan
masyarakat adalah melakukan konservasi energi, khususnya energi minyak
bumi, listrik, dan air. Untuk menghemat energi minyak bumi, masyarakat
bisa mengurangi pemakaian kendaraan bermotor. Untuk menghemat energi
listrik, masyarakat dapat mengurangi pemakaian listrik, baik di industri
maupun di rumah tangga. Untuk menghemat air, masyarakat perlu bijak
menggunakan air. Gunakan air bersih sesuai kebutuhan, lalu masyarakat
juga bisa menggunakan air hujan untuk kebutuhan (tentunya bila
dikonsumsi harus disterilkan dahulu).
Organisasi internasional bertanggung jawab dalam menyatukan
dunia/negara-negara agar sadar fenomena krisis energi ini. Organisasi
internasional berperan dalam konsolidasi antarnegara dalam penyelesaian
krisis energi, dengan mensosialisasikan krisis energi, membuat langkah-
langkah solusi jangka pendek dan atau jangka panjang, dan mencari sumber
energi terbaru. Organisasi internasional perlu menyadarkan tiap negara
bahwa energi adalah kebutuhan bersama, begitu pula juga krisis energi
yang terjadi. Penyelesaian tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri oleh setiap
negara, perlu dilakukan bersama, karena ini adalah masa depan bersama
warga dunia.
Seperti disebutkan sebelumnya, kunci utama penyelesaian krisis
energi adalah dengan penghematan energi dan pencarian energi terbarukan.
Penghematan energi dilakukan agar permintaan energi sedikit berkurang
dan penggunaan energi juga dapat dioptimalkan. Penghematan energi
dilakukan sebagai solusi jangka pendek. Selain penghematan energi,
pencarian energi terbarukan merupakan solusi jangka panjang. Pemerintah
bersama masyarakat dan juga organisasi internasional harus mencari
sumber energi baru yang dapat diperbaharui dan ramah lingkungan.
Banyak sekali di lingkungan yang sumber energinya sesuai kriteria
tersebut. Contoh sumber energi, yaitu tenaga air, tenaga ombak, pasang
surut air, sinar matahari, angin, biomassa, dan lainnya.
Hambatan dalam penggunaan energi terbarukan adalah masih
mahalnya alat-alat pengolah sumber energi tersebut. Hal itu masih menjadi
hambatan, khususnya di negara-negara berkembang. Selain itu, tingginya
ego setiap negara akan penguasaan sumber energi menjadi salah satu
penghambat adanya energi terbarukan.
Dari perspektif Islam, sejak Al-Quran turun ke bumi, sudah
dianjurkan penghematan energi. Pertama: Dan berikanlah kepada
keluarga yang dekat, akan haknya, kepada orang-orang miskin, dan orang-
orang dalam perjalanan. Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan
hartamu secara berlebih-lebihan (boros),(QS.17:26). Kedua:
Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan dan
setan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya, (QS. 17: 27). Ketiga:
Dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan,(QS.6:141). Keempat :
Dan makanlah dan minumlah dan jangan berlebih-lebihan. Sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan, (QS.7:31).
Dari ayat Al-Quran tersebut, apa yang dapat dilakukan oleh umat
untuk menyelesaikan krisis energi? Utamanya yang dapat dilakukan
adalah tidak melakukan pemborosan dan berlebihan dalam penggunaan
energi. Kedua hal itu tidak disukai Allah SWT. Jadi, harus bijak dalam
penggunaan energi, karena itu adalah hak orang lain juga
BAB 3
PENUTUP
3.1. Simpulan
Permintaan akan energi semakin hari semakin meningkat seiring
meningkatnya kebutuhan manusia. Hal ini menimbulkan kecemasan
manusia, karena kebanyakan energi yang dipakai saat ini menggunakan
sumber energi sekali pakai dan tidak ramah lingkungan. Jika sumber energi
yang sekarang terus dipakai tidak dicari penggantinya, maka ada
kemungkinan terjadi masalah, yaitu krisis energi.
Krisis energi merupakan tanggung jawab bersama yang harus
dipikul oleh pemerintah, masyarakat, dan organisasi dunia. Pemerintah
sebagai pengatur di negara bertanggung jawab dalam pengaturan dan
pengawasan energi. Masyarakat sebagai pengguna utama energi turut
bertanggung jawab dalam penyelesaian krisis energi. Hal yang paling bisa
dilakukan masyarakat adalah melakukan konservasi energi, khususnya
energi minyak bumi, listrik, dan air. Organisasi internasional bertanggung
jawab dalam menyatukan dunia/negara-negara agar sadar fenomena krisis
energi ini. Organisasi internasional berperan dalam konsolidasi antarnegara
dalam penyelesaian krisis energi, dengan mensosialisasikan krisis energi,
membuat langkah-langkah solusi jangka pendek dan atau jangka panjang,
dan mencari sumber energi terbaru.
Kunci utama penyelesaian krisis energi adalah dengan penghematan
energi dan pencarian energi terbarukan. Selain penghematan energi,
pencarian energi terbarukan merupakan solusi jangka panjang. Pemerintah
bersama masyarakat dan juga organisasi internasional harus mencari
sumber energi baru yang dapat diperbaharui dan ramah lingkungan.
Dari perspektif Islam, sejak Al-Quran turun ke bumi, sudah
dianjurkan penghematan energi. Utamanya yang dapat dilakukan adalah
tidak melakukan pemborosan dan berlebihan dalam penggunaan energi.
Kedua hal itu tidak disukai Allah SWT. Jadi, harus bijak dalam penggunaan
energi, karena itu adalah hak orang lain juga.
LAMPIRAN

Referensi
Husein, H. M. (2007, November 10). Hemat Energi dalam Islam. Dipetik October
23, 2017, dari Islam Itu Indah: http://islam-itu-
indah.blogspot.co.id/2007/11/hemat-energi-dalam-islam.html
jktisme. (2012, May 10). Apa itu Konservasi Energi ? Dipetik October 23, 2017,
dari blog detik: http://jktisme.blogdetik.com/2012/05/10/apa-itu-
konservasi-energi

Anda mungkin juga menyukai