Anda di halaman 1dari 21

Makalah

konversi energy listrik

DI SUSUN OLEH :

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sepanjang sejarah manusia, kemajuan-kemajuan besar dalam kebudayaan selalu
diikuti oleh meningkatnya konsumsi energi. Sekarang, konsumsi energi kelihatannya
berhubungan langsung dengan tingkat kehidupan penduduk serta derajat
industrialisasi suatu negara. Negara-negara yang mempunyai persediaan suplai
energi yang besar ternyata mengalami pula laju pertumbuhan industri serta
kenaikan produk nasional bruto yang sebanding. Dalam banyak kasus, tersedianya
energi dengan harga murah telah mengakibatkan pemakaian energi yang tidak
efisien dan di beberapa tempat menyebabkan terjadinya kerusakan ekologi. Namun,
adalah jelas bahwa untuk menaikkan tingkat kehidupan bagian terbesar penduduk
dunia, konsumsi energi sekarang ini rnestilah betul-betui ditingkatkan. Gambar 1-1
menunjukkan hubungan antara konsumsi energi per kapita dengan tingkat
kehidupan, yang diukur dengan besarnya produk nasional bruto per kapita dari
berbagai negara di dunia.
Pada masa kini, beberapa negara yang kebetulan mempunyai suplai energi
berharga murah menggunakan pula kekayaannya itu sebagai senjata politik dan
ekonomi yang potensial guna mencapai tujuan-tujuan politik yang tak akan tercapai
dengan cara-cara diplomatik biasa. Oleh karena "pemerasan energi" (energy
blackmail) ini, penduduk negara-negara yang mempunyai ketergantungan pada
energi menjadi semakin sadar akan perlunya konversi, konservasi dan
pengembangan sumber-sumber energi baru.
Upaya pencarian, pengembangan dan penggalian sumber-sumber baru ini adalah
tanggung jawab para ilmuwan, insinyur-insinyur ketenagaan serta para teknisi.
Untuk memenuhi hal ini, tentulah mereka harus mempunyai pengetahuan yang
cukup ten-tang berbagai bentuk, sumber-sumber, teknik pengkonversian serta
metoda-metoda konservasi energi tersebut, berikut batasan-batasan dan masalahmasalah yang ber-kaitan dengannya.
Pada pertengahan pertama abad keduapuluh, sumber-sumber energi digali dengan
pertimbangan utama adalah faktor ekonomi biaya rendah. Sekarang, para insinyur
ketenagaan harus memperhatikan tiga "E", yakni energi, ekonomi dan ekologi. Jadi,
insinyur modern harus mengembangkan sistem-sistem yang dapat memproduksi
energi dalam jumlah yang besar, dengan biaya yang rendah serta mempunyai
dampak minimal terhadap lingkungan. Menyetimbangkan ketiga "E" ini secara
tepat, adalah tantangan utama teknologi masa kini.

1.2 Rumusan Masalah

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Pengertian Energi !
Macam macam klasifikasi energy !
Sumber sumber energy !
Hubungan massa dengan energy
Pemanfaatan dari energy
Konsumsi dan pembangkit tenaga listrik
Laju pertumbuhan untuk cadangan energy

1.3 Tujuan Makalah


1. Untuk Memenuhi tugas yang di berikan Dosen mata kuliah Konversi Energi
Listrik
2. Untuk Menjelaskan klasifikasi dari energy , sumber sumber dari energy ,
hubungan energy dan massa , pemanfaatan energy dan juga pertumbuhan
energy dan cadangan energy.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dari Energi


Ketika mendengar kata energi, apa yang terpikir oleh kita? Barangkali yang
terbayangkan adalah sesuatu yang bergerak, sesuatu yang menggerakkan, atau
sesuatu yang memiliki kemampuan untuk melakukan usaha. Secara harfiah
energi artinya adalah tenaga.
Kalau menurut definisi dalam Undang-undang Republik Indonesia No. 30 Tahun
2007, energi adalah kemampuan untuk melakukan kerja yang dapat berupa panas,
cahaya, mekanika, kimia, dan elektromagnetika.
Energi panas (kalori) hasil pembakaran bahan bakar minyak (BBM) mampu
menggerakkan poros mesin kendaraan. Selanjutnya lewat mekanisme tertentu
energi putaran mesin ditransfer ke roda-roda kendaraan. Akhirnya kendaraan
tersebut melaju di jalan-jalan. Contoh lain adalah energi yang terkandung pada air
terjun. Karena menyimpan energi mekanik (potensial dan kinetik), air terjun mampu
menggerakkan turbin. Selanjutnya energi mekanik hasil putaran pada turbin
dikonversikan menjadi energi listrik. Tiba di rumah-rumah pemukiman atau
perkantoran listrik tersebut bisa menyalakan lampu, menyalakan pendingin
ruangan, memanaskan alat-alat listrik, dan mendinginkan lemari es.
Bicara tentang energi, mungkin di antara kita ada yang pernah mendengar istilah
energi primer, energi sekunder, sumber daya energi, dan sumber energi. Lalu ada
lagi istilah energi fosil, energi non fosil, energi terbarukan, dan energi tak
terbarukan. Kita coba bahas secara singkat pengertian istilah-istilah tersebut.

2.2 Klasifikasi Energi


Ada dua jenis umum energi energi transisional (transitional energy) dan energi
tersimpan (stored energy). Energi transisional adalah energi yang sedang bergerak,
dan dapat berpindah melintasi suatu batas sistem. Energi tersimpan, sebagaimana
yang ditunjukkan oleh namanya, adalah energi yang mewujud sebagai massa,
posisi dalam medan gaya, dan lain-lain. Bentuk tersimpan ini biasanya dapat
dengan mudah dikonversi ke dalam bentuk energi transisional.

Energi dapat di klasifikasi kan menjadi beberapa hal di lihat dari Berdasarkan
ketersediaannya , Berdasar kan jenis nya , berdasarkan pemakaian nya ,
berdasarkan nilai komersial nya dan berdasarkan sumber nya .

2.2.1 Klasifikasi Berdasarkan Ketersediaan nya


Berdasarkan ketersediaannya sumber daya alam ada yang sifatnya terbarukan
(renewable resource) dan ada yang tidak terbarukan (non renewable resource).
Demikian pula hanya dengan sumber energi, ada energi terbarukan (renewable
energy) dan energi tak terbarukan (non renewable energy). Pengklasifikasian
seperti ini sangat dipengaruhi oleh peran variabel waktu. Sumber daya alam yang
dapat diperbarui merupakan sumber daya yang terus-menerus tersedia sebagai
input produksi dengan batas waktu tak terhingga. Termasuk sumber daya alam
yang dapat diperbarui adalah panas matahari, angin, panas bumi, dan air laut
(ombak). Sedangkan sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui adalah sumber
daya yang yang persediannya sebagai input produksi terbatas dalam jangka waktu
tertentu. Termasuk disini adalah minyak bumi, gas bumi, dan batubara.
Bicara mengenai rentang waktu, laju pemakaian (produksi), serta pembentukan
kembali (generation), pada akhirnya sumber daya yang terbarukan bisa berubah
menjadi sumber daya tak terbarukan. Air sungai, misalnya, jika laju pemakaiannya
jauh lebih besar dari debit dan kualitas air dari arah hulu atau dari sumber mata
airnya, maka lama-kelamaan sungai tersebut akan mengalami kekeringan sampai
airnya habis. Begitu juga dengan hutan. Dibutuhkan waktu paling tidak 10-20 tahun
untuk membesarkan pepohonan yang memiliki nilai ekonomi. Jika laju produksi
hutan (penebangan kayu) lebih besar dari laju pertumbuhan kembali pepohonan,
maka sumber daya hutan tersebut akan habis.

Sumber daya alam seperti minyak bumi, gas bumi, dan batubara membtuhkan
waktu jutaan tahun untuk proses pembentukannya. Dengan jumlah ketersediaan
yang terbatas di alam artinya bisa dikuantifisir dan dengan laju produksi yang
besar serta skala waktu produksinya harian (jauh lebih kecil dari skala waktu jutaan
tahun), maka tentu saja sumber daya alam ini makin lama makin tipis
persediaannya hingga akhirnya habis.
Pada akhirnya klasifikasi sumber daya alam terbarukan dan tak terbarukan akan
sangat tergantung juga pada manajemen pemanfaatannya, yaitu sejauh mana
besarnya laju produksi dibandingkan dengan laju pembentukan kembali. Sumber
daya akan menjadi tak bebarukan apabila laju produksi (production rate) lebih besar
dari laju pembentukan kembali (generation rate) di alam.

2.2.2 Klasifikasi berdasarkan jenisnya

1. Energi Mekanik
Didefiniskan sebagai suatu energi yang dapat digunakan untuk mengangkat (menggerakkan)
suatu benda, dalam bentuk transisional (perpindahan) disebut dengan kerja. Energi mekanik
dapat disimpan dalam bentuk energi potensial maupun energi kinetik. Dikatakan potensial karena
energi ini diperoleh oleh material tertentu sebagai akibat dari posisi tinggi benda dalam suatu
medan gaya. Secara sederhana misalnya energi potensial ditentukan oleh ketinggian h suatu
massa benda m.
Benda dengan massa m dan medan gravitasi g berada pada ketinggian h dari permukaan bumi.
Berarti benda ini menyimpan energi sebesar mgh.
Rumusnya : Ep = m.g.h
2. Energi Listrik
Jenis energi yang berkaitan dengan arus dan akumulasi elektron. Energi jenis ini umumnya
dinyatakan dengan satuan daya P dan waktu t. Bentuk transisional dari energi listik adalah aliran
elektron, biasanya melalui sebuah konduktor dari jenis tertentu. Energi listrik dapat disimpan
sebagai energi medan elektrostatik atau sebagai energi induksi.
Energi listrik dapat disimpan dalam batu baterai. contoh dalam senter menggunakan baterai bila
ditekan saklarnya listrik akan terpakai dan berakibat lampu menjadi hidup.
Rumusnya :
P = daya dalam watt
t = waktu dalam detik
E = energi dalam joule atau watt detik
Kita harus memehami bahwasanya ada keterkaitan antara arus I, hambatan R, tegangan V, waktu
t, dan daya P dengan energi E.
3. Energi Elektromagnetik

Suatu bentuk energi yang berkaitan dengan radiasi elektromagnetik. Energi radiasi biasanya
dinyatakan dengan satuan energi yang sangat kecil seperti elektrovolt (eV). Satuan energi ini juga
biasa dipakai pada evaluasi energi nuklir. Radiasi elektromagnetik adalah suatu bentuk energi
murni, artinya tidak berkaitan dengan massa. Energi ini terjadi hanya sebagai energi transisional
yang bergerak dengan kecepatan cahaya, c. Energi E dari gelonbang-gelombang ini berbanding
langsung dengan frekuensi radiasi v.

4. Energi Kimia
Energi kimia merupakan energi yang keluar sebagai hasil interaksi elektron di mana dua atau
lebih atom dan/ atau molekul-molekul berkombinasi menghasilkan senyawa kimia yang stabil.
Energi kimia hanya dapat terjadi dalam bentuk energi tersimpan. Jika energi dilepaskan dalam
suatu reaksi kimia, reaksi tersebut dinamakan reaksi eksotermis. contoh dapat di lihat di buku
paket atau di google.
5. Energi Nuklir
Energi nuklir merupakan bentuk energi yang ada sebagai energi tersimpan yang bisa dilepas
akibat interaksi partikel dengan di dalam inti atom. Energi dilepaskan sebagai hasil usaha
partikel-partikel untuk mendapatkan konfigurasi yang stabil. Reaksi nuklir secara umum dapat
dibagi menjadi tiga jenis, yakni berikut ini.
a. Peluruhan radioaktif : contoh peluruhan alpha (a), betha (B), dan gamma (y).
1) Peluruhan alpha:
238 U92 -------> 234 U90 + 4He 2
b. Fisi (Pembelahan)
c. Fusi (Penggabungan)
6. Energi Panas (Termal)
Bentuk energi dasar dengan arti kata, semua bentuk energi lain dapat dikonversi secara penuh ke
energi ini. tetapi pengonversian energi termal menjadi bentuk energi lain dibatasi oleh hukum ke
dua termodinamika. Bentuk transisional dari energi termal adalah panas. Hukum kedua
termodinamika dapat dirumuskan dengan tiga cara yang masing-masing sama dengan yang
lainnya:
a) Kalor secara spontan akan mengalir dari benda yang panas ke benda yang dingin, dan bukan
sebaliknya;
b) Jika suatu sistem mengalami perubahan spontan, maka perubahan akan berarah sedemikian
rupa ketidaktertiban sistem akan bertambah, atau bertahan pada nilai semulanya.
c) Jika suatu sistem mengalami perubahan spontan, maka perubahan akan berarah sedemikian
rupa sehingga entropi sistem akan bertambah, atau akan bertahan pada nilai sebelumnya.

2.2.3 Klasifikasi berdasarkan pemakaian nya

Dari segi pemakaian sumber energi terdiri atas energi primer dan energi sekunder.
Energi yang langsung diberikan oleh alam dalam wujud aslinya dan belum
mengalami perubahan (konversi) disebut sebagai energi primer. Sementara energi
sekunder adalah energi primer yang telah mengalami proses lebih lanjut.
Minyak bumi jika baru digali (baru diproduksikan ke permukaan), gas bumi, batu
bara, uranium (nuklir), tenaga air, biomassa, panas bumi, radiasi panas matahari
(solar), tenaga angin, dan tenaga air laut dalam wujud aslinya disebut sebagai
energi primer. Hasil olahan minyak bumi seperti bahan bakar minyak dan LPG
disebut sebagai energi sekunder. Air terjun apabila belum diolah masuk klasifikasi
energi primer. Apabila sudah dipasang pembangkit tenaga listrik maka hasil
olahannya, yaitu energi listrik, disebut sebagai energi sekunder. Pada dasarnya
energi sekunder berasal dari olahan energi primer.

2.2.4 Klasifikasi berdasarkan nilai komersial nya

Bila dilihat dari nilai komersial, sumber energi bisa diklasifikasikan sebagai
komersial, non komersial, dan energi baru. Energi komersial adalah energi yang
sudah dapat dipakai dan diperdagangkan dalam skala ekonomis. Energi non
komersial adalah energi yang sudah dapat dipakai dan dapat diperdagangkan tetapi
belum mencapai skala eknomis. Sedangkan energi baru adalah energi yang
pemanfaatannya masih sangat terbatas dan sedang dalam tahap pengembangan
(pilot project). Energi ini belum dapat diperdagangkan karena belum mencapai
skala ekonomis. Klasifikasi berdasarkan nilai ekonomi ini bisa berbeda-beda
berdasarkan waktu dan tempat. Energi non komersial atau energi baru bisa saja
suatu saat menjadi energi komersial. Atau energi non komersial di suatu tempat
bisa saja menjadi energi komersial di tempat lain.

2.2.5 Klasifikasi berdasarkan sumber nya

Berdasarkan asal-muasalnya sumber daya energi bisa diklasifikasikan sebagai fosil


dan non fosil. Minyak bumi, gas bumi, dan batubara disebut sebagai sumber energi
fosil karena, menurut teori yang berlaku hingga saat ini, berasal dari jasad-jasad
organik (makhluk hidup) yang mengalami proses sedimentasi selama jutaan tahun.
Sedangkan energi non fosil adalah sumber energi yang pembentukannya bukan
berasal dari jasad organik. Termasuk sumber energi non fosil adalah sinar matahari,
air, angin, dan panas bumi.

2.3 Sumber sumber Energi

Berdasarkan definisi dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 30 Tahun 2007


Bab I Pasal 1, sumber energi adalah sesuatu yang dapat menghasilkan energi baik
secara langsung maupun melalui proses konversi. Sedangkan sumber daya energi
adalah sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan baik sebagai sumber energi
maupun sebagai energi.
Sumber-sumber energi dapat dikelompokkan ke dalam dua kategori umum energi
celestial atau energi perolehan (income energy), yakni energi yang mencapai bumi
dari angkasa luar, dan energi modal (capital energy), yakni energi yang telah ada
pada, atau di dalam bumi. Energi perolehan termasuk di antaranya adalah energi
surya dan energi bulan, sedangkan sumber-sumber energi modal di antaranya
adalah sumber energi atom dan panas bumi (geotermal).
Sumber-sumber energi celestial sebenarnya termasuk semua sumber yang mungkin menyediakan energi untuk bumi dari angkasa luar. Di antaranya adalah elektromagnetik, energi partikel dan gravitasional dari bintang-bintang, planet-planet dan
bulan, begitu juga energi potensial meteor yang sedang memasuki atmosfir bumi.
Sumber energi celestial yang berguna hanyalah energi elektromagnetik dari
mataharinya bumi, yang disebut sebagai energi surya langsung, serta energi
potensial dari bulannya bumi yang menghasilkan aliran pasang. Pemakaian energi
celestial sangatlah atraktif karena sumbernya yang kontinu atau tak terhabiskan
(non depletable) dan karenanya sifat-nya yang relatifbebas polusi suatu
pertimbangan yang sangat penting.
Berdasarkan asal-muasalnya sumber daya energi bisa diklasifikasikan sebagai fosil
dan non fosil. Minyak bumi, gas bumi, dan batubara disebut sebagai sumber energi
fosil karena, menurut teori yang berlaku hingga saat ini, berasal dari jasad-jasad
organik (makhluk hidup) yang mengalami proses sedimentasi selama jutaan tahun.
Sedangkan energi non fosil adalah sumber energi yang pembentukannya bukan
berasal dari jasad organik. Termasuk sumber energi non fosil adalah sinar matahari,
air, angin, dan panas bumi.

2.4 Hubungan Massa dengan Energi

HUBUNGAN MASSA - ENERGI


Pemyataan hukum pertama termodinamika pada mulanya menyatakan bahwa,
energi haruslah lestari dalam setiap proses. Postulat yang sehubungan dengan ini
menyatakan bahwa massa tak dapat diciptakan maupun dimusnahkan. Namun,
pada tahun 1922, Albert Einstein membuat hipotesis bahwa energi sebenarnya
dihubungkan dengan persamaan berikut :
E=
mc2
di mana :

(1.1)

E adalah energi yang dilepaskan, dalam joule


m adalah massa sebenarnya, dalam kilogram, yang dikonversi menjadi energi
c adalah kecepatan cahaya (3 X 108 m/det).
Persamaan ini sebenarnya menunjukkan proses yang reversibel, namun yang
penting adalah bahwa jumlah massa dan energi mesti tetap kekal dalam setiap
proses konversi energi.
Bila Persamaan (1.1) dipakai, akan kelihatan bahwa sejumlah kecil massa yang
benar-benar ada menghasilkan sejumlah besar energi. Sebuah pembangkit tenaga
dengan pembakaran batubara berkapasitas 600.000 kWe (subskrip e menunjukkan
bahwa yang dimaksud adalah energi listrik) yang bekerja secara kontinu,
mengkonsumsi sekitar 220 ton batubara per jam atau sekitar 2.000.000 ton
batubara per tahun. Sebuah pembangkit tenaga nuklir, yang bekerja secara kontinu
dengan kapasitas 600.000 kWe , mengkonsumsi sekitar 1 ton bahan bakar
uranium per tahun. Massa bahan bakar aktual yang dikonversi menjadi energi
pada kedua sistem ini adalah sekitar 640 g atau kurang dari 1 1/2 lb per tahun.
Jika energi diproduksi atau dilepaskan, seperti pada reaksikimia atau nuklir,
mestilah ada pengurangan massa yang sebanding mengikuti proses tersebut, Pada
buku ini tidak dibedakan antara energi aktual atau massa yang dikonversi menjadi
energi. Bila rujukan dibuat bagi energi nuklir atau kimia, itu sebenarnya akan berarti
merujuk ke massa total dari reaktan yang dapat dikonversi menjadi bentuk-bentuk
yang lain me-lalui suatu jenis proses konversi.

2.5 Pemanfaatan Energi


Energi surya langsung juga membangkitkan beberapa sumber-sumber energi tak
langsung yang tak terhabiskan. Pemanasan surya bersama dengan rotasi bumi,
meng-hasilkan beberapa arus konveksi besar dalam bentuk angin di atmosfir dan
arus laut di samudera. Penyerapan energi surya juga membangkitkan gradien panas
yang besar dalam lautan yang, tentu saja, potensial untuk memproduksi tenaga.
Sebagai tam-bahan, penguapan permukaan air menimbulkan awan, yang, bila
terkondensasi men-jadi hujan pada ketinggian yang cukup, akan menjadi sumber
hidroelektrik atau tenaga air. Angin juga menimbulkan gelombang-gelombang
lautan yang besar dan mem-punyai potensi untuk membangkitkan energi.
Sumber utama lainnya dari energi celestial atau energi perolehan ialah energi
bulan, terutama yang berupa energi gravitasi bulan. Energi gravitasi bulan ini
dimani-festasikan terutama dalam bentuk gelombang air-pasang yang mempunyai
variasi dari beberapa inci hingga sekitar 25 atau 30 feet di pantai Passamaquoddy
yang merupa-kan suatu bagian dari pantai Fundy yang terletak antara Maine di
Amerika Serikat dengan New Brunswick di Kanada.
Telah ada beberapa proposal yang dibuat untuk memanfaatkan tenaga air pa-sang
ini untuk memproduksi listrik, termasuk di antaranya sebuah rancangan suatu

sistem listrik air pasang berdaya 800 hingga 14.000 MWg di pantai Passamaquoddy.
Sistem tersebut terdiri dari sebuah dam yang menghadap ke arah datangnya
gelombang pasang dan dapat menyalurkan air keluar-masuk melalui sejumlah
turbin air reversibel di dalam dam.
Dua sistem listrik air pasang telah selesai dibangun. Rusia membangun sebuah
pusat tenaga listrik air pasang kecil berdaya 2 MV/g di Kislaya Guba, kira-kira 600
mi ke arah utara Murmanks. Prancis telah pula membangun sistem listrik air pasang
ini di Ranee Estuary di lepas pantai channel-island, Prancis, berdaya 240 MWg.
Sistem yang menggunakan 24 turbin ini ditunjukkan pada Gambar 1.3, dan pusat
pembangkit ini juga dipakai sebagai sebuah pumped storage system. Pada waktu
kebutuhan daya rendah, unit-unit motor-generator dibalikkan dan air laut
dipompakan ke dalam muara yang nantinya akan melepaskannya ke laut pada
waktu kebutuhan daya mencapai puncak.
Potensi total dari seluruh sistem tenaga air pasang dunia diperkirakan sekitar '
64.000 MWe. Walaupun ini adalah daya yang sangat besar, namun bila
dibandingkan dengan kapasitas pembangkit listrik di Amerika Serikat tahun 1970
yang sebesar 356.800 MWg itu, tentulah ini relatif kecil. Meskipun pemakaian
tenaga air pasang bukanlah merupakan penyelesaian bagi kebutuhan energi dunia,
namun sumber ini bersifat "tak terhabiskan" dan energi tersebut pada dasarnya
adalah bebas polusi.
Sumber utama energi modal yang digunakan sekarang ini adalah energi atom.
Istilah energi atom, seperti yang dipakai di sini, mempunyai arti sebagai suatu
energi yang dilepaskan sebagai hasil dari suatu reaksi tertentu yang melibatkan
atom-atom -> termasuk energi nuklir dan kimia. Energi nuklir dan kimia telah
dibahas sampai batas tertentu sebelum ini, dan pengkonversian dari bentuk-bentuk
energi ini akan dijelaskan lebih terperinci pada bab-bab selanjutnya.

2.6 Konsumsi dan Pembangkit Tenaga Listrik

Konsumsi listrik Indonesia secara rata rata adalah 473 kWh/kapita pada 2003. Angka ini masih
tergolong rendah dibandingkan rata rata konsumsi listrik dunia yang mencapai 2215 kWh/kapita
(perkiraan 2005). Dalam daftar yang dikeluarkan oleh The World Fact Book, Indonesia
menempati urutan 154 dari 216 negar.
Karena terus meningkatnya konsumsi listrik disetiap daerah, hal ini merupakan suatu motivasi
penting untuk bisa mengembangkan pembangkit listrik diindonesia.
Menyoroti masalah ketergantungan suatu negara pada hanya satu jenis energi yang diimpor yaitu
minyak. Hal ini menyebabkan terjadinya permintaan untuk pusat-pusat pembangkit tenaga listrik
yang dapat mempergunakan jenis bahan bakar lain. Pada saat ini terdapat lima jenis bahan bakar
untuk pembangkitan tenaga listrik, yaitu batubara, gas, hidro, nuklir dan minyak. Kemudian
berkembang tuntutan-tuntutan lain, yaitu keperluan peningkatan efisiensi pembangkitan dan
perlunya teknologi yang lebih bersahabat lingkungan.
Setelah pulih dari krisis moneter pada tahun 1998, Indonesia mengalami lonjakan hebat dalam

konsumsi energi. Dari tahun 2000 hingga tahun 2004 konsumsi energi primer Indonesia
meningkat sebesar 5.2 % per tahunnya. Peningkatan ini cukup signifikan apabila dibandingkan
dengan peningkatan kebutuhan energi pada tahun 1995 hingga tahun 2000, yakni sebesar 2.9 %
pertahun. Dengan keadaan yang seperti ini, diperkirakan kebutuhan listrik indonesia akan terus
bertambah sebesar 4.6 % setiap tahunnya, hingga diperkirakan mencapai tiga kali lipat pada
tahun 2030. Seperti terlihat pada gambar berikut:
Tentunya pemerintah pun tidak tinggal diam dalam menghadapi lonjakan kebutuhan energi,
terutama energi listrik. Salah satu langkah awal yang pemerintah lakukan adalah dengan
membuat blueprint Pengelolaan Energi Nasional 2006 2025 (Keputusan Presiden RI nomer 5
tahun 2006). Secara garis besar, dalam blueprint tersebut ada dua macam solusi yang dilakukan
secara bertahap hingga tahun 2025, yaitu peningkatan efisiensi penggunaan energi
(penghematan) dan pemanfaatan sumber-sumber energi baru (diversifikasi energi). Mengingat
rasio elektrifikasi yang masih relatif rendah, yaitu 63 % pada tahun 2005, sedangkan Indonesia
menargetkan rasio elektrifikasi 95 % pada tahun 2025.
TINJAUAN PUSTAKA
Tenaga listrik kini merupakan landasan bagi kehidupan modern, dan tersedianya dalam jumlah
dan mutu yang cukup menjadi syarat bagi suatu masyarakat yang memiliki taraf kehidupan yang
baik dan perkembangan industri yang maju. Dalam merencanakan suatu sistem penyediaan
tenaga listrik, lokasi fisik pusat tenaga listrik, saluran transmisi dan gardu induk perlu ditentukan
dengan tepat, agar dapat diperoleh suatu sistem yang baik, ekonomis dan dapat diterima
masyarakat.
Berikut adalah skematis Prinsip Penyediaan Tenaga Listrik

Penyediaan tenaga listrik


Untuk sitem penyediaan tenaga listrik yang besar pada umumnya dapat disebut tiga jenis tenaga
listrik, yaitu:
1.Pusat listrik tenaga air
2.Pusat listrik tenaga termal
3.Pusat listrik tenaga nuklir
Kini juga dikembangkan berbagai pusat tenaga listrik yang menggunakan jenis-jenis sumber
daya energi lain, seperti angin, surya dan panas laut.
Lingkungan hidup
Pengelolaan energi dan demikian juga penyediaan tenaga listrik berpengaruh paa lingkungan
hidup, dan pada gilirannya berpengaruh negatif pada mutu kehidupan. Di lain pihak, energi
listrik diperlukan untuk meningkatkan taraf kemakmuran masyarakat. Tergantung dari sumber
energi rimer yang dipakai, unsur-unsur pencemar lingkungan hidup yang diproduksi adalah
karbondioksida (CO2), karbonmonoksida (CO), sulfurdioksida (SO2), berbagai nitrogenoksida
(NOx), dan radiasi nuklir. Pencemaran-pencemaran karbondioksida dan nitrogenoksida sering
dinamakan gas-gas rumah kaca (greenhouse gases) karena memberi kontribusi kepada efek

rumah kaca (greenhouse gases) yang merupakan penyebab dari apa yang disebut pemanasan
global (global warming).
PUSAT PEMBANGKIT DAN OPERASI EKONOMISNYA
Pusat pembangkit berfungsi untuk mengkonversikan sumber daya energi primer menjadi energi
listrik. Pusat pembangkit listrik konvensional mencangkup:
1. Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU); minyak, gas alam, dan batubara.
2. Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA).
3. Pusat Listrik Tenaga Gas (PLTG).
4. Pusat Listrik Tenaga Diesel (PLTD).
5. Pusat Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP).
6. Pusat Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).
Di samping pembangkit listrik konvensional tersebut, saat ini tengah dikembangkan beberapa
teknologi konversi untuk sumberdaya energi baru seperti: biomassa, solar, limbah kayu, angi,
gelombang laut, dan sebagainya.
Pembangkit listrik melalui cara megnetohidrodinamik (MHD) pada saat ini juga sedang
memasuki tahap penelitian dan pengembangan yang intensif.
Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU).
Pada pembangkit listrik ini, bahan baker minyak, gas alam, atau batubara dipakai untuk
membangkitakan panas dan uap pada boiler. Uap tersebut kemudian dipakai untuk memutar
turbin yang dikopelkan langsung dengan sebuah generator sinkron. Setelah melewai turbin, uap
yang bertekanan dan bertemperatur tinggi tadi muncul menjadi uap bertekanan dan bertempratur
rendah. Panas yang disadap oleh kondensor menyebabkan uap berubah menjadi air yang
kemudian dipompakan kembali menuju boiler. Siklus lengkap proses ini terlihat pada gambar
berikut:

sisa panas yang dibuang oleh kondensor mencapai setengah jumlah panas semula yang masuk.
Hal ini mengakibatkan efisien termodinamika suatu turbin uap bernilai kecil dari 50%. Turbin
uap yang modern mempunyai temperatur boiler sekitar 500 sampai 600 derajat celcius dan
temperatur kondensor antara 20 sampai 30 derajat celcius.
Pusat Listrik Tenaga Gas (PLTG)
Seperti juga pada PLTD, PLTG atau turbin gas merupakan mesin dengan proses pembakaran
dalam (internal combustion). Bahan bakar berupa minyak atau gas alam dibakar di dalam ruang
pembakar (combustor). Udara yang memasuki kompresor setelah mengalami tekanan bersamasama dengan bahan baker disemprotkan ke ruang pembakar untuk melakukan proses
pembakaran. Gas panas hasil pembakaran ini berfungsi sebagai fluida kerja yang memutar roda
turbin bersudu yang terkopel dengan generator sinkron. Generator sinkron kemudian mengubah
energi mekanis menjadi energi listrik. Lihat gambar berikut:

Berbeda dengan pada PLTD, pada PLTG tidak terdapat bagian mesin yang bergerak Translasi
(bolak-balik) karena itu ia merupakan mesin yang bebas dari getaran. meskipun temperatur
turbin gas (1000 derajat celcius) jauh lebih tinggi daripada temperatur turbin uap (530 derajat
celcius), namun efisien konversi termalnya hanya mencapai 20% 30%. karena biaya modal
yang rendah, serta biaya bahan bakar yang tinggi, maka PLTG berfungsi memikul beban puncak.
Pusat Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)
Pada reactor air tekan (pressurized water reactor) terdapat dua rangkaian yang seolah-olah
terpisah. Pada rangkaian pertama bahan baker uranium-235 yang diperkaya dan tersusun dalam
pipa-pipa berkelompok, tersudut untuk menghasilkan panas dalam reactor. Karena air dalam
bejana penuh, maka tidak terjadi pembentukan uap, melainkan air menjadi panas dan bertekanan.
Air panas yang bertekanan tersebut kemudian mengalir ke rangkaian kedua melalui suatu
generator uap yang terbuat dari baja. Generator uap menghasilkan uap yang memutar turbin dan
proses selanjutnya mengikuti siklus tertutup sebagaimana berlangsung pada turbin uap PLTU.
Keuntungan reactor air tekan yang mempunyai dua rangkaian ini terletak pada pemisahan
rangkaian pertama yang merupakan reactor radioaktif dari proses konversi turbin uap yang
berlangsung pada rangkaian kedua. Dengan demikian, uap yang masuk ke dalam turbin dan
kondensor merupakan uap bersih yang tidak tercemar radioaktif. PLTN yang mempunyai biaya
modal tinggi dan biaya bahan baker rendah itu seyogyanya beroprasi untuk beban dasar (70008000 jam pertahun).

Pusat Tenaga Listrik Air (PLTA)


penggunaan tenaga air mungkin merupakan konversi energi tertua yang pernah dikenal manusia.
perbedaan veritikal antara batas asa dengan batas bawah bendungan di mana terletak turbin air,
dikenal sebagai tinggi terjun. Tinggi terjun ini mengakibatkan air yang mengalir akan
memperoleh energi kinetik yang kemudian mendesak sudu-sudu turbin. Bergantung pada tinggi
terjun dan debit air, dikenal tiga macam turbin yaitu:
Pelton
Francis
Kalpan
Karena tidak menggunakan bahan bakar, biaya operasi PLTA sangat rendah, namun hal ini
dibarengi dengan biaya investasi yang sangat tinggi untuk kontruksi pekerjaan sipilnya.
Bergantung pada ketersediaan sumber energi air, PLTA dapat berfungsi untuk memikul beban
puncak ataupun beban dasar. Sebagai sumberdaya energi yang dapat pulih, sumber potensi
tenaga air sangat menarik untuk dikembangkan. Tetapi pemanfaatanya secara luas sangat dibatasi
oleh kondisi geografis setempat dan permasalahan lokasi yang biasanya jauh dari opusat beban.
Dari 77 863 MW potensi tenaga air terbesar diseluruh Indonesia, sampai dengan periode pelita
IV ini baru sekitar 2000 MW saja yang telah dimanfaatkan.
Dengan memperhatikan bahwa setiap pusat pembangkit mempunyai perbedaan yang cukup

berarti dilihat dari aspek biaya modal, biaya operasi, maupun efisiensinya, maka seorang
insinyur listrik harus mampu memilih alternatif susunan gabungan pembangkit (generation-mix)
yang paling ekonomis untuk dioperasikan. Mengingat beban bervariasi secara ekstrem dari saat
ke saat dan brsamaan dengan itu penyediaan (supply) sistem pembangkit diharapkan selalu
mencukupi kebutuhan beban yang berfluktuasi tadi, maka terdapat interelasi antara parameter
ekonomis pusat-pusat pembangkit dengan dinamika beban. susunan kapasitas terpasang
pembangkit PLN menurut jenisnya untuk keadaaan akhir pelita IV (1988/89) terlihat pada tabel
berikut:

Susunan Kapasitas Terpasang Pembangkit PLN Menurut Jenisnya untuk Keadaan Akhir Pelita
IV (19988/89)
PEMBAHASAN
Pembangkit tenaga listrik dilakukan dengan berbagai aspek dan juga alternatif. Semua bahan
yang digunakan sebagai pembangkit tenaga listrik pada dasarnya memiliki kelebihan dan
kekurangan.
Pembangkit Listrik Tenaga Surya
Perlu dipahami, kebutuhan energi global dalam 30 tahun ke depan akan meningkat dua kali lipat
per tahunnya. Pada 40 tahun mendatang, kebutuhan meningkat lagi menjadi tiga kali lipat atau
setara dengan energi 20 miliar ton minyak bumi. Memang selama ini menurut Energy
Information Administration (EIA) memperkirakan pemakaian energi hingga tahun 2025 masih
didominasi bahan bakar fosil, yakni minyak bumi, gas alam, dan batubara. Permasalahannya
yaitu menurut data Departemen ESDM juga menyebutkan, cadangan minyak bumi di Indonesia
hanya cukup untuk 18 tahun kedepan, sedangkan gas bumi masih bisa mencukupi hingga 61
tahun lagi. Kemudian cadangan batubara diperkirakan habis dalam waktu 147 tahun lagi.
Salah satu langkah konkrit PLN yang akan diwujudkan hingga tahun 2009 adalah dengan
membangun proyek PLTU 10.000 MW. Mungkin beberapa alasan memilih solusi ini karena
selama ini kebutuhan listrik Negara 30 % disumbang oleh PLTU Suralaya yang berbahan baku
batubara dan seperti yang dikemukakan diatas bahwa cadangan batubara nasional cukup tinggi.
Permasalahannya adalah sumber utama penghasil emisi karbondioksida secara global, yaitu
pembangkit listrik bertenaga batubara. Pembangkit listrik ini membuang energi dua kali lipat dari
energi yang dihasilkan. Semisal, energi yang digunakan 100 unit, sementara energi yang
dihasilkan 35 unit. Maka, energi yang terbuang adalah 65 unit! Setiap 1000 megawatt yang
dihasilkan dari pembangkit listrik bertenaga batubara akan mengemisikan 5,6 juta ton
karbondioksida per tahun yang merupakan salah satu gas rumah kaca penyebab global warming.
Sebagai salah satu solusi masalah energi diatas yaitu energi matahari atau tenaga surya. Energi
matahari yang dipancarkan ke planet bumi adalah 15.000 kali lebih besar dibandingkan dengan
penggunaan energi global dan 100 kali lebih besar dibandingkan dengan cadangan batubara, gas,
dan minyak bumi. Permasalahan energi matahari ini mungkin sedikit banyak mirip dengan energi
nuklir. Sebenarnya secara teknologi bangsa Indonesia sudah mampu mengelolanya. Bahkan
teknologi mutakhir telah mampu mengubah 10-20 % pancaran sinar matahari menjadi tenaga
surya. Secara teoritis untuk mencukupi kebutuhan energi global, penempatan peralatan tersebut

hanya memerlukan kurang dari satu persen permukaan bumi, bukankah suatu hal yang efisien.
Pemanfaatan energi matahari selama ini baru digunakan sebagai pemanas air di rumah-rumah
mewah maupun hotel, itupun masih produk impor. Padahal, di negara-negara Eropa utara yang
relatif miskin sinar matahari, justru banyak memanfaatkan energi matahari sebagai energi
terbaharukan, ramah lingkungan, dan murah.
Gambar. 2 Pemanfaat tenaga surya
Pembangkit Listrik Tenaga Angin
Angin adalah salah satu bentuk energi yang tersedia di alam, Pembangkit Listrik Tenaga Angin
mengkonversikan energi angin menjadi energi listrik dengan menggunakan turbin angin atau
kincir angin. Cara kerjanya cukup sederhana, energi angin yang memutar turbin angin,
diteruskan untuk memutar rotor pada generator dibagian belakang turbin angin, sehingga akan
menghasilkan energi listrik. Energi Listrik ini biasanya akan disimpan kedalam baterai sebelum
dapat dimanfaatkan. Secara sederhana sketsa kincir angin adalah sebagai berikut :
Indonesia, negara kepulauan yang 2/3 wilayahnya adalah lautan dan mempunyai garis pantai
terpanjang di dunia yaitu 80.791,42 Km merupakan wilayah potensial untuk pengembangan
pembanglit listrik tenaga angin, namun sayang potensi ini nampaknya belum dilirik oleh
pemerintah. Sungguh ironis, disaat Indonesia menjadi tuan rumah konfrensi dunia mengenai
pemanasan global di Nusa Dua, Bali pada akhir tahun 2007, pemerintah justru akan membangun
pembangkit listrik berbahan bakar batubara yang merupakan penyebab nomor 1 pemanasan
global.
Pemanfaatan energi angin merupakan pemanfaatan energi terbarukan yang paling berkembang
saat ini. Berdasarkan data dari WWEA (World Wind Energy Association), sampai dengan tahun
2007 perkiraan energi listrik yang dihasilkan oleh turbin angin mencapai 93.85 GigaWatts,
menghasilkan lebih dari 1% dari total kelistrikan secara global. Amerika, Spanyol dan China
merupakan negara terdepan dalam pemanfaatan energi angin.
Di tengah potensi angin melimpah di kawasan pesisir Indonesia, total kapasitas terpasang dalam
sistem konversi energi angin saat ini kurang dari 800 kilowatt. Di seluruh Indonesia, lima unit
kincir angin pembangkit berkapasitas masing-masing 80 kilowatt (kW) sudah dibangun.
Tahun 2007, tujuh unit dengan kapasitas sama menyusul dibangun di empat lokasi, masingmasing di Pulau Selayar tiga unit, Sulawesi Utara dua unit, dan Nusa Penida, Bali, serta Bangka
Belitung, masing-masing satu unit. Mengacu pada kebijakan energi nasional, maka pembangkit
listrik tenaga bayu (PLTB) ditargetkan mencapai 250 megawatt (MW) pada tahun 2025.
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir
Energi nuklir akan dikembangkan di Indonesia. Menurut Menteri Energi dan Sumber Daya
Mineral (ESDM) Purnomo Yusgiantoro berdasarkan roadmap pengembangan yang disiapkan
pemerintah Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) mulai dibangun tahun 2016. Sedang tahun
2017 diharapkan mulai bisa beroperasi. Energi nuklir merupakan bagian dari pengembangan
energi baru dan terbarukan dalam kebijakan energi di Indonesia. Batubara merupakan bahan
bakar utama pembangkit listrik di Indonesia. Selain itu juga dikembangkan energi baru dan
terbarukan termasuk energi nuklir. Indonesia memiliki cadangan mineral radioaktif yang tersebar
diberbagai lokasi. Di kawasan Kayan, Kalimantan Barat, misalnya, saat ini terdapat cadangan
sekitar 24,110 ton yang bisa untuk memproduksi 3 GWh selama 11 tahun. Cadangan lainnya

tersebar di Sumatera, Sulawesi serta Papua.


Peran energi nuklir diperkirakan akan sangat penting bersama sumber energi baru dan terbarukan
lainnya dalam menjamin pasokan dan keamanan energi listrik di Indonesia. Sebagaimana terjadi
diberbagai negara lain pengembangan energi nuklir umumnya diiringi dengan menurunnya
kontribusi bahan bakar lain untuk pembangkit listrik.
Perkembangan energi nuklir untuk pembangkit listrik mengalami perkembangan yang cepat
dalam beberapa tahun belakangan. Saat ini sedikitnya terdapat sekitar 426 PLTN yang
dioperasikan diberbagai negara. Amerika, Jepang dan Korea merupakan negara yang
membangun PLTN dalam jumlah besar. Selain itu PLTN juga dikembangkan oleh India, China,
Brasil, dan Finlandia.
Berikut ini adalah keuntungan dan kerugian mengunakan energi nuklir:
Keuntungan PLTN dibandingkan dengan pembangkit daya utama lainnya adalah:
1. Tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca (selama operasi normal) gas rumah kaca
hanya dikeluarkan ketika Generator Diesel Darurat dinyalakan dan hanya sedikit
menghasilkan gas)
2. Tidak mencemari udara tidak menghasilkan gas-gas berbahaya sepert karbon
monoksida, sulfur dioksida, aerosol, mercury, nitrogen oksida, partikulate atau asap
fotokimia
3. Sedikit menghasilkan limbah padat (selama operasi normal)
4. Biaya bahan bakar rendah hanya sedikit bahan bakar yang diperlukan
5. Ketersedian bahan bakar yang melimpah sekali lagi, karena sangat sedikit bahan bakar
yang diperlukan
6. Baterai nuklir (lihat SSTAR)
Berikut ini berberapa hal yang menjadi kekurangan PLTN:
1. Risiko kecelakaan nuklir kecelakaan nuklir terbesar adalah kecelakaan Chernobyl (yang
tidak mempunyai containment building)
2. Limbah nuklir limbah radioaktif tingkat tinggi yang dihasilkan dapat bertahan hingga
ribuan tahun
Pembangkit Listrik Tenaga Arus Sungai/Laut
PLTA yang umum kita ketahui adalah pembangkit listrik yang energi penggerak utamanya
bersumber dari air yang dibuat sedemikian hingga agar mampu menggerakan turbin. PLTA
merupakan jenis pembangkit sumber energi terbarukan dan tanpa menimbulkan emisi. Tetapi
untuk skala besar masih banyak masalah-masalah yang harus dihadapi dari pengembangan PLTA
ini. Permasahan yang sering timbul adalah, besarnya biaya untuk pembangunan dan
pemeliharaan PLTA,kebutuhan lahan yang sangat luas dan efek samping yang diakibatkan

terhadap lingkungan juga menjadi kendala.


Karena alasan tersebut, akhir-akhir ini banyak yang mengembangkan alternatif teknologi baru
sistem pembangkit listrik yang menggunakan tenaga air untuk mengahasilkan enegi listrik, salah
satunya adalah Pembangkit Listrik Tenaga Arus Sungai/Laut.
Menurut beberapa sumber yang dibaca, arus sungai mempunyai kelebihan dibandingkan dengan
angin ataupun matahari yang cenderung lebih dipengaruhi oleh cuaca, sementara arus sungai
mempunyai aliran yang tetap dan tidak banyak mengalami perubahan hingga ratusan tahun.
Selain itu, air mempunyai berat jenis yang lebih besar dibandingkan dengan udara, dan hal itu
berarti bahwa potensi energi yang bisa dihasilkan 321.800 km sungai-sungai besar di dunia lebih
besar dibandingkan dengan energi yang bersumber dari angin.
Berbeda dengan arus sungai, arus laut juga mempunyai kandungan energi yang bisa
dimanfaatkan sebagai energi terbarukan. Namun arus laut cenderung mengalami perputaran atau
biasa disebut juga arus putar sehingga cenderung pula untuk merusak. Pada selat, teluk dan
tempat-tempat lainnya dimana arus laut mengalami penyempitan berupa bottle neck, arus laut
akan sangat kuat sehinga sangat potensial untuk dimanfaatkan energinya.
2.7 Laju Pertumbuhan untuk Cadangan Energi

Dalam kesempatan ini, Menko menegaskan bahwa industri minyak dan gas merupakan sektor
strategis dalam menggerakkan sektor-sektor usaha lain untuk meningkatkan pertumbuhan
ekonomi Indonesia. Sumbangan minyak dan gas mempunyai peranan strategis dan sangat
signifikan dalam pembangunan di Indonesia, yaitu sekitar Rp 320,25 triliun atau setara 18% dari
total penerimaan negara di dalam APBN Perubahan 2014.
Industri minyak dan gas Indonesia tidak hanya menjadi sumber pendapatan negara, akan tetapi
sebagai mesin penggerak pertumbuhan ekonomi karena industri ini mempunyai kontribusi yang
besar dalam menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan masyarakat, dan
menggerakkan pertumbuhan industri lokal, papar Menko.
Seiring dengan meningkatnya konsumsi energi Indonesia yang melampaui laju pertumbuhan
hasil produksi, maka saat ini industri minyak dan gas Indonesia memiliki tantangan tersendiri,
yaitu meningkatkan penemuan cadangan minyak dan gas baru. Sebagaimana dijelaskan Menko
Kemaritiman dalam sambutannnya, Saat ini, produksi minyak terus mengalami penurunan
karena sebagian besar minyak diproduksi dari lapangan-lapangan tua yang ditemukan di era
tahun 1970 -an, sehingga saya mengajak seluruh pemangku kepentingan di industri minyak dan
gas untuk berperan lebih aktif dalam menjawab tantangan yang ada.
Selaras dengan penjelasan Menko Kemaritiman, Menteri ESDM menyampaikan bahwa
permasalahan mendasar bagi industri hulu
minyak dan gas Indonesia adalah sangat
rendahnya rasio penggantian cadangan minyak dan gas yang kini berkisar 2:1 untuk produksi
minyak dan 1:0,9 untuk produksi gas. Rendahnya rasio penggantian cadangan migas Indonesia
disebabkan oleh kurang berkembangnya usaha eksplorasi migas. Ditambah dengan krisis industri

migas dunia, yaitu harga minyak yang turun drastis, jelas Menteri ESDM.
Untuk menjawab krisis energi yang ada, Pemerintah memiliki langkah-langkah prioritas
pembangunan bidang energi, yaitu:
1. Meningkatkan pasokan energi ke depan baik migas, batubara, dan energi
terbarukan.
2. Mempercepat pembangunan infrastruktur energi terutama infrastruktur
migas dan pengembangan infrastruktur energi terbarukan secara masif.
3.

Pengendalian konsumsi energi (melalui regulasi, pengendalian subsidi dan


kebijakan harga).

4. Menjalankan program diversifikasi energi dengan mengembangkan energi


baru terbarukan, serta melakukan penghematan pemakaian energi melalui
program konservasi energi.

Kementerian ESDM juga memiliki langkah-langkah guna menyelesaikan tantangan krisis energi
saat ini, yaitu:
1. Mewujudkan kedaulatan energi yang berkeadilan untuk menjamin
ketersediaan dan kesinambungan pasokan energi hingga mampu menjadi
roda penggerak pembangunan dan ketahanan energi nasional.
2. Mengembalikan Indonesia ke peta minyak dan gas dunia melalui sejumlah
upaya, di antaranya: menyelesaikan wilayah kerja yang masa kontraknya
akan habis dan memperkenalkan bentuk-bentuk kontrak kerjasama baru
sesuai tingkat risiko lapangan migas.
3. Bertindak segera atas terbatasnya, dan belum terintegrasinya jaringan,
prasarana gas nasional.
4. Membangun publik pada Kementerian ESDM dengan menjadikannya sebagai
lembaga pelayan publik.

Kementerian ESDM akan lebih mendorong keterbukaan dan penyederhanaan perizinan melalui
penerapan teknologi informasi serta penerapan prinsip tata kelola pemerintahan yang baik
(good government), jelas Menteri ESDM.
Pemerintah mengajak seluruh pemangku kepentingan minyak dan gas, baik nasional maupun
internasional, untuk bersama-sama berkontribusi dalam mengatasi krisis energi yang ada.
Tentunya kami berharap, komitmen bersama yang baru demi meningkatkan cadangan dan
produksi migas nasional dapat ditelurkan. Dengan demikian, kemandirian dan bahkan ketahanan
energi Indonesia tidak perlu waktu lama untuk terwujud, tutup Menteri ESDM.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari penjelassan di atas dapat disimpulkan bahwa Energi sangat dibutuhkan dalam
hidup , terlebih sebagai penggerak untuk suatu kehidupan .Di alam semesta ini
sangat banyak terdapat energy yang menjadi penunjang kehidupan .sebanding
dengan pertumbuhan manusia yang semakin hari semakin besar. Kita harus sebaik
mungkin untuk memanfaat energy. Dilihat dari keanekaragaman klasifikasi nya
maka semakin banyak energy yang dapat kita manfaatkan . Termasuklah di
Indonesia Negara kita tercinta ini .terdapat banyak sekali sumber energy , andai
kita bisa menggunakan nya dsan mengkonversikan nya se maksimal mungkin
.suatu pembangkit tenaga listrik tidak hanya dibuat karena aspek kebutuhan,
namun juga harus dilihat dari aspek lingkungannya. Karena, hal ini berdampak
sangat besar terhadap lingkungan. Semua hal harus benar-benar dihitung dari
segala aspek. Dan dari semua pembangkit tenaga listrik yang ada, masing-masing
memiliki kekurangan dan kelebihan sendiri.
Pemerintah mengajak seluruh pemangku kepentingan minyak dan gas, baik
nasional maupun internasional, untuk bersama-sama berkontribusi dalam
mengatasi krisis energi yang ada. Tentunya kami berharap, komitmen bersama
yang baru demi meningkatkan cadangan dan produksi migas nasional dapat
ditelurkan. Dengan demikian, kemandirian dan bahkan ketahanan energi Indonesia
tidak perlu waktu lama untuk terwujud, tutup Menteri ESDM.

3.2 Saran
Kami segenap dari redaksi berharap agar pembaca dapat memahami sebaik
mungkin dan turut memberikan apresiasi dalam makalah kami ini.. saran sangat di
butuhkan dalam memperbaiki penulisan kami kedepan nya . pendapat dari
pembaca sangat kami butuhkan dengan objektif .

DAFTAR PUSTAKA
jambogle.blogspot.com/2011/.../klasifikasi-energi.htm..
gamil-opinion.blogspot.com/.../klasifikasi-sumber-ene..
https://ml.scribd.com/doc/45071666/Klasifikasi-Energi
www.academia.edu/.../MAKALAH_pen...
dodirullyandapgsd.blogspot.com/.../klasifikasi-dan-jen...

http://www.esdm.go.id/siaran-pers/55-siaran-pers/7316-menteri-esdm-ketahananenergi-indonesia-tidak-perlu-waktu-lama-untuk-terwujud.html
https://guntria.wordpress.com/instalasi-2/pembangkit-tenaga-listrik/

Anda mungkin juga menyukai