Obat-obat ini memberi respon pada kehamilan mulai dari kontraksi spontan,
kontraksi ritmis sampai tetani.
Contoh obat oksitosik :
a. Alkaloid ergot dan derivatnya.
b. Oksitosin dan derivatnya.
c. Prostaglandin semi sintetik.
b. Oksitosin
- Fisiologi :
Merupakan hormon yang dilepaskan oleh hipofisis posterior yang
berfungsi merangsang otot polos uterus dan kelenjar mama, perangsangan
ini bersifat selektif dan cukup kuat.
Memberikan kemudahan dalam persalinan dan memegang peranan penting
dalam refleks ejeksi susu.
- Farmakologi
1. Pada uterus
Oksitosin merangsang frekwensi dan kekuatan kontraksi otot polos uterus,
efek ini tergantung pada konsentrasi estrogen. sensitivitas uterus terhadap
oksitosin meninggi bersama dengan bertambahnya kehamilan.
2. Pada kelenjar mama mioepitel dikontrol oleh oksitosin maka oksitosin
berguna untuk memperlancar ejeksi susu bila oksitosin endogen tidak
cukup juga untuk mengurangi pembengkakan payudara pasca persalinan.
3. Pada sistem kardiovaskuler
Pada dosisi besar menurunkan tekanan darah, takikardia dan peninggian
curah jantung.
- Farmakokinetika
Oksitosin memberi hasil baik pada pemberian parenteral dapat diberikan juga
secara intranasal (oksigen diabsorpsi dengan cepat melalui mukosa mulut dan
bukal) sehingga dapat diberi sebagai tablet hisap. Cara ini untuk penggunaan
pasca persalinan.
- Sediaan-sediaan :
a. Pitocin (injeksi) : 10 unit USP/ml im/iv
b. Syntocinon (semprot hidung) : 40 unit USP/ml untuk memacu pengeluaran
air susu dan mencegah radang payudara.
c. Pitocinon untuk induksi partus.
- Perbedaan oksitosin & PG
PG dapat merangsang terjadinya persalinan pada setiap usia kehamilan (PG
berperanan penting dalam peristiwa persalinan)
Untuk induksi persalinan, oksitosin sebagai obat pilihan utama
Untuk mengontrol perdarahan pasca persalinan diberikan Ergonovin atau
Metilergonovin.
c. Prostaglandin
- Ditemukan pada ovarium, miometrium dan cairan menstruat dengan
konsentrasi berbeda selama siklus haid.
- Pada kehamilan aterm/sewaktu persalinan kadar PG meningkat dalam
cairan amnion dan pembuluh umbilikus dan dijumpai pula dalam peredaran
darah ibu.
- PG dapat merangsang terjadinya persalinan, pada setiap usia kehamilan.
- Penghambat sintesis PG (Aspirin dan Indometasin) dapat memperpanjang
masa persalinan spontan.
- PG yang terdapat pada uterus : PGE dan PGF (PGE2 dan PGF2)
PGF merangsang kontraksi uterus baik hamil maupun tidak.
PGE2 merelaksasi jaringan uterus tidak hamil tetapi memperlihatkan efek
oksitosik (Trimester II dan III).
Untuk memulai persalinan aterm PGE2 sama efektifnya dengan PGF2 dan
oksitosin
- Efek samping :
Dosis besar (misal untuk menghentikan kehamilan muda) hipertoni
uterus, mual, muntah diare.
Peningkatan suhu tubuh sekilasn (PGE2 & PGF2)
Hipertensi (dosisi besar PGF2)
- Sediaan :
1. Karbopros Trometamin : injeksi 250 g/ml
Awal 1 ml im, ulangi setelah 1,5-3,5 jam, dosis boleh ditingkatkan sampai
500 g, dosis total tidak lebih dari 12 mg.
2. Dinoproston (PGE2) : supp. vaginal 20 mg.
- Menginduksi kontraksi uterus setiap kehamilan.
- Digunakan bila induksi partus diperlukan, sedang serviks belum
terbuka (misal kematian janin atau ketuban pecah).
- Juga digunakan untuk missed abortion serta mola hidatiform benigna
3. Gameprost pesan 1 mg diberi 3 jam sebelum tindakan
- Digunakan untuk melunakkan rahim dan mendilatasi serviks sebelum
pembedahan.
4. Sulproston im, iv atau lokal (injeksi im : 3-4 x 500 mg)
- Merupakan derivate dinoproston