Ular dapat menelan mangsa yang lebih besar dari ukuran kepalanya secara bulat-bulat. Hal tersebut dikarenakan ulara dapat melepaskan rahang bawahnya.
Adaptasi tingkah laku ular
Ketika seekor ular sedang menjulurkan lidah garpunya mungkin tampak konyol bagi manusia, akan tetapi sebenarnya itu ada gunanya karena ular tersebut sebenarnya sedang mencium atau merasakan sekelilingnya. Seekor ular menggunakan lidahnya untuk mengumpulkan partikel yang melayang di udara. Lidah yang berlapis tersebut kemudian ditempelkan ke suatu lubang istimewa di langit-langit mulutnya yang di sebut organ Jacobsons. Disana kemudian bau-bauan dari partikel yang di masukkan di proses dan diterjemahkan kedalam sinyal listrik yang dikirimkan ke otak ular sehingga ular mampu mengetahui keadaan sekelilingnya. ular melakukan adaptasi pada lingkungan panas dengan bersembunyi dibawah tanah atau dalam liangnya.
Adaptasi anatomi bunglon
Bunglon memiliki getah pada lidahnya. Getah pada lidah bunglon bersifat lengket, sehingga dapat menjerat mangsanya.
Adaptasi tingkah laku bunglon
Bunglon akan melakukan mimikri, mengubah warna tubuhnya sesuai lingkungan bila dalam keadaan bahaya. Mimikri adalah teknik manipulasi warna kulit pada binatang seperti misalnya bunglon yang dapat berubah-ubah sesuai warna benda di sekitarnya agar dapat mengelabuhi binatang predator / pemangsa sehingga sulit mendeteksi keberadaan bunglon untuk dimangsa. Jika bunglon dekat dengan dedaunan hijau maka dia akan berubah warna kulit menjadi hijau, jika dekat batang pohon warna coklat, dia juga ikut ganti warna menjadi coklat, dan lain sebagainya.
Adaptasi tingkah laku
kura-kura, dan penyu melindungi diri dari musuhnya dengan cara memasukkan tubuhnya kedalam cangkang.