Anda di halaman 1dari 5

Nama : Evita Anggraini

NIM : A420180140
Kelas : 5C

TUGAS INDIVIDU SISTEM INDRA PADA HEWAN

Reseptor Sensoris
Reseptor Sensoris mentransduksikan energi stimulus dan menghantarkan sinyal ke
sistem saraf, reseptor sensoris dikategorikan berddasarkan jenis energi yang ditransduksikan

Reseptor sendoris pada kulit manusia


Tiap mekanoreseptor merupakan neuron sensoris yang termodifikasi. Sebagian besar
reseptor pada lapisan bagian dalam kulit terbungkus oleh satu atau lebih lapisan jaringan ikat.
Pada lapisan kulit bagian luar dan reseptor sentuhan yang melilit di sekitar dasar rambut
terdapat dendrit yang telanjang.

Fotoreseptor
Fotoreseptor yang beragam telah dievolusikan pada oinvertebrata. Vertebrata
mempunyai mata berlensa tunggal. Pigmen rhodopsin yang menyerap cahaya beroperasi
melalui transduksi sinyal. Retina membantu korteks serebral dalam pengolahan informasi
visual. Dalam penampang longitudinal mata ini, viterous humor yang mirip jeli digambarkan
hanya pada paruh bagian bawah mata. Membran mukosa atau konjungtiva, yang mengelilingi
sklera (bagian putih mata) tidak ditunjukkan. Fotoreseptoryang disebut sel batang sangat
sensitif terhadap cahaya dan berfungsi dalam penglihatan hitam putih pada malam hari. Sel-sel
kerucut bertugas dalam penglihatan warna selama siang hari. Rhodopsin, membran visual pada
membran cakram sel batang, terdiri atas molekul retinal penyerap cahaya yang berkaitan
dengan sejenis protein membran spesifik, opsin. Opsin mempunyai tujuh bagian heliks alfa
yang menembus membran cakram. Cahaya harus melewati beberapa lapisan sel yang relatif
transparan sebelum mencapai sel batang dan sel kerucut, Fotoreseptor ini berkomunikasi
dengan sel ganglion melalui sel bipolar. Pengolahan informasi visual dimulai di retina itu
sendiri. Akson sel batang dan sel kerucut bersinapsis dengan neuron yang disebut sel bipolar,
yang selanjutnya bersinapsis dengan sel ganglion.

Jalur Neuron Untuk Penglihatan


Karena susunan neuron dalam retina, saraf optik, dan klasma optik, maka sisi kanan
otak dapat menerima informasi sensoris mengenai benda di medan visual kiri, sementara sisi
kiri otak menerima informasi dan media viusal kanan. Masing-masing sarag optik mengandung
ssekitar sejuta akson yang bersinapsis dengan interneuron pada nukleus genikulata lateral.
Nukleus merelasi sensasi ke korteks visual, yang diyakini merupakan pertama dari banyak
pusat otak yang bekerja sama dalam membentuk presepsi visual kita.

Pendengarandan Kesetimbangan
Organ pendengaran mamalia berada didalam telinga bagian dalam, Telinga bagian
dalam juga mengandung organ kesetimbangan Sistem gurat sisi dan telingan bagian dalam
mendeteksi gelombang tekanan pada sebagian besar ikan dan amfibi air. Banyak invertebrata
mempunyai sensor gravitasi dan sensitif terhadap suara

Struktur Fungsi Telinga Manusia


1. Daun telinga dan saluran auditoris telinga bagian luar mengumpulkan gelombang suara
2. Gelombang suara menciptakan vibrasi dalam membran timpanik yang dihantarkan
melalui tiga tulang kecil pada telinga bagian tengah ke bagian dalam yang ada
kokleamya
3. Penampang melintang koklea menunjukkan tiga saluran
4. Sel-sel reseptor (sel-sel rambut) adalah bagian dari organ Corti

Organ Keseimbangan Pada Telinga bagian Dalam


1. Tiga struktur telinga bagian dalam, utrikel dan skul di bagian vesibula dan saluran
semisirkuler, mengandung sel-sel rambut yang sensitif terhadap kesetimbangan dan
posisi tubuh.
2. Masing-masing saluran mempunyai pembengkakan pada bagian dasarnya yang disebut
ampula, yang mengandung sekelompok sel rambut dengan rambut yang menjulur
kedalam tudung bergelatin yang disebut kupula.
3. Kutikula kepala mengubah laju rotasinya, kelembaman mencegah endolimfa dalam
saluran semisirkuler agar tidak bergerak seiring dengan gerakan kepala, sehingga cairan
tersebut menekan kupula yang membengkokkan sel rambut.

Penciuman pada manusia


1. Pengikatan spesifik molekul dengan molekul reseptor spesifik pada membran plasma
sel kemoreseptor memicu potensial aksi
2. Potensial aksi dikirimkan ke neuron pada kuncup olfaktoris otak melalui akson sel-sel
reseptor

 Indra pada Mamalia


Kucing memiliki tiga macam indra istimewa, yaitu indra penglihat, pendengar,
dan peraba. Mata kucing dapat melihat dengan baik meskipun pencahayaan di
lingkungan redup atau agak gelap pada malam hari. Dalam keadaan demikian, sinar
matanya berwarna kehijauan. Warna hijau itu berasal dari pantulan suatu lapisan di
bagian belakang matanya. Pendengaran kucing sangat tajam karena daun telinganya
mampu menangkap getaran bunyi sebanyak-banyaknya. Kucing juga memiliki kumis
yang panjang dan kaku sebagai indra peraba yang sangat peka.
Indra pendengar kelelawar sangat baik, namun indra penglihatnya kurang
berkembang. Ketika terbang di malam han, kelelawar mengeluarkan bunyi berfrekuensi
lebih tinggi daripada 20.000 getaran tiap detik (ultrasonik) yang tidak dapat didengar
oleh manusia. Gelombang bunyi yang dikeluarkan akan mengenai mangsa atau
rintangan di sekitamya dan dipantulkan kembali kepadanya. Pantulan gelombang bunyi
tersebut diterima telinga kelelawar yang berukuran besar kemudian disampaikan ke
pusat pendengaran di otak. Melalui cara inilah kelelawar mengetahui keberadaan
mangsa atau rintangan di sekitamya. Prinsip semacam ini juga dipakai oleh manusia
dalam membuat radar.
 Indra pada aves
Indra penglihat dan indra keseimbangan burung berkembang dengan baik.
Kedua macam indra tersebut memungkinkan burung dapat terbang lurus, menukik, atau
membelok dengan cepat. Indra keseimbangan burung terletak di dalam rongga telinga
dan berhubungan dengan otak kecil. Mata burung mampu berakomodasi dengan cara
mengubah bentuk lensa matanya. Pada saat burung melihat benda yang jauh, lensa mata
burung akan memipih. Sebaliknya, pada saat burung melihat benda yang dekat, lensa
mata burung akan mencembung.
 Indra pada Reptilia
Indra pada reptilia yang berkembang dengan baik adalah indra pencium. Kadal,
komodo, dan ular memiliki indra pencium yang disebut organ Jacobson. Organ
Jacobson ditemukan pertama kali pada abad ke-19 oleh seorang ilmuwan Denmark
yang bernama L.L. Jacobson. Indra tersebut terletak di langit-langit rongga mulut.
Kadal, ular, dan komodo sering menjulurkan lidahnya untuk mencium bau mangsa
dengan cara mengambil bau yang telah ditinggalkan mangsanya di udara dan di tanah.
Lidah itu kemudian ditarik dan ditempelkan pada organ Jacobson untuk menyampaikan
bau. Sebagai pemakan bangkai, kornodo memiliki indra pencium yang sangat tajam.
Hewan ini dapat mencium darah segar dari jarak empat kilometer. Namun, indra reptilia
yang lain belum berkembang dengan baik. Beberapajenis ular, misalnya ular derik,
memiliki indra yang peka terhadap rangsang panas. Indra itu begitu peka sehingga dapat
membedakan dua benda dengan suhu yang hanya berbeda sepersepuluh ribü derajat
celsius. Dengan indra tersebut, ular dapat berburu mangsa pada waktu gelap.

 Indra pada Amfibi


Pada amfibi, misalnya katak, indra yang berkembang dengan cukup baik ialah
indra penglihat dan pendengar. Mata katak berbentuk bulat serta dilindungi oleh
kelopak mata atas dan bawah. Bagian sebelah dalam mata terdapat membran niktitans,
yaitu suatu selaput tipis yang tembus cahaya. Membran niktitans berfungsi untuk
menjaga agar komea mata tetap lembap ketika berada di darat dan menghindari gesekan
ketika katak menyelam dalam air. Hal itu merupakan bentuk penyesuaian sifat katak
sebagai hewan amfibi. Lensa mata katak tidak dapat berakomodasi. Oleh karena itu,
katak hanya dapat melihat benda dengan jarak tertentu saja. Indra pendengar katak
adalah teliñga yang terdiri atas telinga luar dan telinga dalam. Telinga luar berupa
sepasang selaput pendengar di sebelah kanan dan kiri kepala. Selaput pendengar
berbentuk segitiga yang melebar di bagian luarnya. Apabila terkena getaran atau bunyi,
selaput pendengar akan bergetar. Getaran dan selaput pendengar diteruskan oleh tulang
pendengar ketingkap jorong. Selanjutnya, getaran dari tingkap jorong akan diteruskan
oleh cairan limfa ke saraf pendengar. Akhirnya, getaran oleh saraf pendengar diteruskan
ke otak dalam bentuk impuls saraf.
 Indra pada Ikan
Indra ikan yang berkembang dengan baik adalah indra penglihat, pencium, dan
pendengar. Indra penglihat ikan terletak di kedua sisi kepalanya. Bola mata ikan tidak
dilindungi oleh kelopak, tetapi dilindungi oleh selaput tipis yang tembus cahaya. Ikan
dapat melihat dengan jelas di dalam air karena baik air maupun kornea ikan
membiaskan cahaya pada sudut yang sama. Sel-sel saraf penglihat pada ikan terdiri atas
sel-sel batang dan sel-sel kerucut. Sel- sel batang menyebabkan ikan dapat melihat
dengan jelas di tempat yang kurang menerima cahaya. Ikan juga dapat melihat warna
walaupun hanya sampai tahap tertentu. Ikan mudah melihat warna merah dan kuning,
tetapi lebih sulit membedakan warna hijau, biru, dan hitam.
Mata ikan dapat berakomodasi dengan cara mengubah kedudukan lensa mata
ke belakang (mundur) dan ke depan (maju). Gerakan itu dilakukan oleh otot kecil yang
disebut retraktor lentis. Ketika melihat benda dekat, otot retraktor lentis berelaksasi
(mengendur) sehingga lensa bergerak ke depan. Sebaliknya, ketika melihat benda jauh,
retraktor lentis berkontraksi (mengerut) sehingga lensa tertarik ke belakang. Indra
pencium ikan juga berkembang dengan baik. Indra pencium tersebut terletak di ruang
kecil tepat di depan mata. Ikan menggunakan indra tersebut untuk mencari makanan,
menghindari musuh, dan menemukan pasangan untuk kawin. Indra pendengar ikan
mirip dengan telinga dalam manusia dan tidak terlihat dari luar karena terletak di dalam
tengkorak. Telinga ikan membantu mendeteksi bunyi, menjaga keseimbangan tubuh
ikan, serta membantu ikan merasakan perubahan kecepatan dan arah sewaktu berenang.
Ikan mempunyai indra tambahan yang disebut gurat sisi. Gurat sisi juga disebut
indra keenam. Fungsi gurat sisi adalah untuk mengetahui tekanan air. Selain itu, alat ini
dapat mendeteksi gangguan sekecil apa pun dilingkungannya. Gurat sisi secara tepat
dapat menentukan arah gangguan itu dan memberi peringatan kalau ikan hampir
menabrak karang atau benda lain. Ketika baru dilempar ke dalam air akan menyebabkan
terjadinya perubahan lingkungan. Perubahan tersebut terdeteksi oleh gurat sisi ikan
yang terdapat disamping kanan dan kiri tubuh ikan. Ikan menganggap isyarat perubahan
itu sebagai tanda bahaya.

 Indra pada Serangga


Sebagian besar serangga memiliki indra penglihat, pendengar, dan peraba yang
berkembang dengan baik. Pada umumnya, serangga memiliki mata majemuk (faset)
sebagai indra penglihatnya. Mata majemuk ini terdiri atas ribuan unit-unit visual atau
alat penerima rangsang cahaya yang disebut omatidium (jamak: omatidia). Tiap-tiap
omatidium memiliki satu lensa yang hanya mampu menerima rangsang cahaya yang
jatuh tegak lurus padanya. Mata majemuk ini memungkinkan serangga untuk melihat
objek yang bergerak dengan cepat. Itulah sebabnya kita sulit menangkap lalat atau
serangga yang lain.
Selain mata majemuk, serangga juga memiliki mata\tunggal yang disebut
oselus. (jamak: oseli). Oselus tidak dapat mengindra bayangan sejati. Oselus berfungsi
untuk menangkap perubahan intensitas cahaya kemudian serangga menanggapi dengan
meningkatkan atau mengurangi aktivitasnya. Rangsang cahaya yang jatuh di oselus
akan meningkatkan kecepatan berjalan atau terbang serangga. Mata serangga dapat
membedakan wama dan bentuk benda.Indra pendengar pada beberapa jenis serangga,
misalnya jangkrik dan belalang, terdapat di kedua kaki depannya, sedangkan indra
pendengar serangga jenis ngengat terletak di bagian antarruas dada. Indra pendengar
tersebut berupa selaput mirip gendang telinga.Kemampuan mendengar pada serangga
sangat bervariasi. Misalnya, kupu-kupu mampu mendengar suara yang berfrekuensi
lebih rendah daripada frekuensi suara yang dapat didengar manusia. Lebah dapat
mendengar suara dengan frekuensi 250 getaran per detik, belalang bahkan dapat
mendengar bunyi yang berfrekuensi antara 2.000-1.000.000 getaran per detik. Semua
serangga dilengkapi dengan sepasang antena sebagai indra peraba. Antena pada
beberapa serangga juga berfungsi sebagai indra pencium. Bahkan, antena pada
beberapa jenis lalat dan beberapa jenis kupu-kupu dapat menerima gelombang bunyi.
Antena membantu serangga menemukan makanan, membedakan kawan atau lawan,
dan mencari pasangan untuk kawin.

 Indra pada Cacing


Indra cacing tanah yang berkembang cukup baik adalah indra penerima
rangsang cahaya. Indra tersebut terdapat di seluruh permukaan tubuh dan hanya
berfungsi untuk membedakan gelap dan terang, tidak dapat membedakan warna. Indra
penerima rangsang cahaya pada cacing tanah tersusun oleh sel-sel yang peka cahaya.
Sel-sel tersebut terletak pada permukaan tubuh cacing terutama di bagian punggung
(dorsal). Tanggapan atau respon cacing tanah ketika menerima cahaya yang kuat ialah
menjauhi sumber cahaya. Hal itu merupakan bentuk adaptasi cacing tanah yang
menyukai tempat-tempat yang teduh dan lembap agar permukaan kulit tetap basah atau
lembap. Indra lain pada cacing tanah yang telah diketahui berkembang dengan baik
adalah indra pengecap. Melalui indra pengecap, cacing dapat membedakan kol hijau
dan kol merah atau seledri dan wortel. Cacing pipih, misalnya planaria, mempunyai
sepasang bintik mata yang peka terhadap cahaya. Meskipun tidak dapat digunakan
untuk melihat, kedua bintik mata tersebut dapat membantu planaria untuk mengenali
lingkungan. Pada kedua sisi tubuh bagian depan (anterior) juga terdapat indra penerima
rangsang yang dapat membantu planaria menemukan makanan.

 Indra pada Protozoa


Protozoa memiliki kepekaan terhadap rangsangan yang berupa zat kimia. Hal
ini terbukti dan bergeraknya Amoeba sp. apabila menemukan makanan. Selain itu,
Amoeba sp. juga peka terhadap rangsang sentuhan dan cahaya. Sentuhan dan cahaya
yang kuat akan merangsang Amoeba sp. untuk bergerak menjauh. Euglena sp. yang
merupakan hewan bersel satu, berbulu cambuk, dan berkiorofil akan bergerak ke arah
datangnya cahaya. Respon ini penting untuk membantu berlangsungnya fotosintesis.
Akan tetapi, Euglena sp. akan menjauh apabila mendapat cahaya secara langsung.

Anda mungkin juga menyukai