Anda di halaman 1dari 4

HORMON PADA SERANGGA

Kelompok : 9
Namam Anggota : 1. Evita Anggraini (A420180140)
2. Anis Risalatul Husna (A420180141)
3. Azizah Putri Wardani (A420180142)
4. Afifah (A420180143)
Kelas : 5C

1. Kemukakan argument anda bersama kelompok tentang ke-5 pertanyaan pada


PPT
Jawab :
1. Fungsi Hormon Ekdison
Jawab: Hormon otak disebut juga ecdysiotropin, disimpan didalam corpora cardiace,
sedangkan hormon molting (Ekdison) dihasilkan oleh kelenjar protoraks, yaitu
suatu segmen pada tubuh serangga yang mempunyai pasangan kaki terdepan
dari ketiga pasangan kaki terdepan serangga, oleh karena itu maka hormon ini
juga dinamakan hormon protoracic gland atau disingkat menjadi PGH. Secara
berkala sel-sel neurosekretori didalam otak menggunakan suatu hormon otak
(Ecdysiotropin), hormon ini merangsang kelenjar protoraks untuk
menghasilkan ecdyson. Selanjutnya ecdyson ini merangsang pertumbuhan dan
menyebabkan epidermis menggetahkan suatu kutikula baru yang
menyebabkan dimulainya proses pengelupasan kulit (molting). Jika otak dari
larva tersebut dibedah secara mikro, maka ecdyson tidak akan dihasilkan lagi
dan sementara itu pertumbuhan dan proses pengelupasan kulit terhenti.
Ecdyson secara kontinu dihasilkan sampai pengelupasan kulit menjadi
dewasa, ecdyson berperan merangsang sintesa RNA dan protein yang
diperlukan pada proses pembentukan kepingan- kepingan imaginal. Pada
serangga dewasa tidak terdapat ecdyson untuk pengelupasan kulit, karena
kelenjar-kelenjar protoraknya sudah mengalami degenerasi setelah
metamorfosis, namun corpora allata akan menggetahkan hormon juvenil
kembali setelah pengelupasan kulit pendewasaan.

2. Fungsi Hormon Juveni?


Jawab: Hormon juvenil (JH) dihasilkan oleh corpora allata, yaitu sepasang kelenjar
endokrin yang terletak di dekat otak. Selain oleh pengaruh ecdyson, maka
proses pengelupasan kulit dan pertumbuhan juga dipengaruhi oleh hormon
juvenil, selama terdapat hormon juvenil rangkaian pengelupasan kulit yang
terjadi dibawah pengaruh ecdyson itu hanyalah akan menghasilkan bentuk
stadium tidak dewasa saja. Jika konsentrasi hormon juvenil relatif lebih tinggi
daripada ecdyson maka akan merangsang perkembangan larva, dan mencegah
proses pembentukan pupa, namun mencegah proses pembentukan larva. Jika
suatu serangga mengelupas kulitnya tanpa adanya hormon juvenil maka hewan
tersebut akan berdiferensiasi menjadi bentuk dewasa. Hormon juvenil ini akan
mempengaruhi metabolisme protein dan lemak, serta membentuk protein-
protein vitelogenik.

3. Bagaimana Hormon Mempengaruhi Serangga Dalam Fase Ulat?


Jawab: Peristiwa metamorfosisi merupakan ekspresi fenotipik kerja gen yang
berurutan. Hormon- hormon yang berperan dalam metarmofosisi adalah
produk dari kerja gen secara bergantian mengontrol kerja gen lain dalam
merangsang proses diferensiasi dan proliferasi sel. Dengan demikian maka
hormon merupakan agent dari agen, yang mengontrol program perkembangan.
Proses transformasi dari larva ke pupa ditandai dengan perubahan pola-pola
yang diambil dari kelenjar ludah hewan diptera yang menunjukkan
terbentuknya puff, pada pita-pita kromosom tertentu. Yang dimaksud dengan
puff adalah tempat berlangsungnya sintesis RNA. Sebanyak 200 puff terdapat
pada kromosom sel-sel kelenjar ludah selama transformasi dari larva ke pupa.
Pita-pita yang mengalami pembentukan puff dan regresi didalam polanya
dipengaruhi oleh konsentrasi ecdyson dan berhubungan dengan perkembangan
dari tahap larva ke pupa.

4. Bagaimana hormon mempengaruhi serangga dalam fase Pupa?


Jawab: Pembentukan pupa tidak lepas dari hormon utama yaitu hormon ekdison
dibutuhkan ketika adanya pergantian kulit dan apabila terlalu tinggi akan
mempercepat prosesnya sedangkan hormon dan bilah rendah proses
pergantian kulit terganggu juvenil dibutuhkan untuk mempertahankan bentuk
serangga. Kecepatan pupa dapat disebabkan karena tubuh serangga tidak
mampu memproduksi hormon juvenil secara stabil

5. Bagaimana hormon mempengaruhi dalam fase Kupu-Kupu dewasa?


Jawab: Fase imago adalah proses terakhir pada hewan yang mengalami
metamorphosis. Fase imago biasanya hewan dewasa yang sudah mengalami
fase-fase sebelumnya. Pada fase ini hewan sudah tumbuh menjadi hewan
dengan pertumbuhan aslinya. Proses metabolisme di dalam tubuh kupu- kupu
dipengaruhi oleh hormon. Hormon ekdison yang disekresikan oleh kelenjar
protoraks (belakang kepala ulat) akan merangsang prosesmolting atau
pergantian kulit pada saat fase larva. Selain itu, ekdison juga merangsang
untuk mendorong perubahan dari ulat menjadi kupu- kupu. Sekresi hormon
ekdison ini dikontrol oleh hormon otak (brain hormone). Hormon juvenil,
merupakan hormon yang mempertahankan bentuk larva disekresi oleh kelenjar
alat yang terletak di belakang otak. Hormon ini berungsi mempertahankan
bentuk larvanya. Sehingga jika suatu larva memiliki konsentrasi juvenil yang
tinggi, maka perubahan menjadi kupu- kupu akan terhambat. Fase pupa terjadi
ketika konsentrasi juvenil berkurang sehingga ekdison akan merangsang ke
tahapan selanjutnya, pupa.
2. Mengapa ahli biologi penting mempelajari hormon pada serangga?
Jawab : Menurut kami, seorang ahli biologi adalah seorang yang mendalami semua
ilmu yang berhubungan dengan kehidupan, mulai dari kehidupan tingkat terendah sel
hingga organisme. Oleh karena itu, seorang ahli biologi penting mempelajari hormon
pada serangga karena ahli biologi merupakan tokoh utama sumber pengetahuan untuk
masyarakat maupun pelajar atas semua hal yang berhubungan dengan makhluk hidup
yang bersumber dari penelitian dan pengamatan yang dilakukan mereka

3. Nilai penting apa mempelajari metamorphosis pada serangga dan hormon pada
serangga untuk para petani?
Jawab : Sebagaimana yang diketahui bahwa serangga memiliki peran sebagai parasit
dan ada pula yang menguntungkan dalam pertanian. Sehingga ketika petani
mengetahui dan memahami tentang metamorphosis pada serangga serta hormon pada
serangga maka diharapkan petani dapat menangani problematika yang diakibatkan
oleh serangga saat masa tanam, dengan harapan hal ini dapat pula meningkatka
produktivitas hasil paanen petani.

4. Nilai penting apa mempelajari metamorphosis pada serangga dan hormon pada
serangga untuk para ahli serangga?
Jawab: Serangga amat bermanfaat atau berjasa kepada ilmu pengetahuan dalam
menambah khazanah pemahaman tentang jasad hidup dan berbagai interaksi yang
terjadi pada jasad hidup, termasuk manusia. Peran serangga dalam bioteknologi
kedokteran, tidak hanya terbatas sebagai serangga vektor yang dibiakkan untuk
mempermudah mempelajari penyakit-penyakit seperti malaria, demam berdarah
Dengue ataupun penyakit terbawa vektor serangga lainnya.

5. Nilai penting apa Anda sebagai calon guru mempelajarai hormon pada serangga?
Jawab: Mempelajari materi hormon pada serangga penting bagi calon guru biologi,
karena dapat digunakan sebagai modal ketika mengajarkan tentang hormon pada
serangga guna menjadi guru yang profesional. Penguasaan materi yang akan diajarkan
merupakan suatu hal yang sangat fundamental bagi calon guru. Sehingga nilai penting
mempelajari hormon pada serangga bagi calon guru biologi antara lain:
a. untuk mempermudah penguasaan materi oleh guru
b. untuk memudahkan proses belajar mengajar
c. untuk tercapainya tujuan pembelajaran serta guna menjadi guru yang profesional
Referensi

Agustina, Putri., Sundari, Puput Putri Kus., dan Ardani, Dewi Eri. (2016). Kemampuan
Mahasiswa Calon Guru Biologi dalam Merancang Pembelajaran Berbasis Praktikum:
Studi Kasus Mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP UMS. In Proceeding Biology
Education Conference: Biology, Science, Enviromental, and Learning. 13 (1): 536-
540.
Lukman, Aprizal. (2009). “Peran Hormon Dalam Metamorfosis Serangga”. Biospecies. 2 (1):
42-45.
Martono, Edhi. (2013). Resensi Menggunakan Serangga Untuk Memahami Kehidupan. Jurnal
Teknosains, 1 (3) : 74-75.
Putro, Sulistyo Dwi Kartini., Lestari Umie., dan Lukiati Betty. 2016. Perkembangan
Konsentrasi Hormon Pertumbuhan Untuk Metamorfosis Ulat Sutera (Bombyx mori
L). Seminar Nasional Pendidikan dan Saintek 2016. Hal: 376-383.

Anda mungkin juga menyukai