Anda di halaman 1dari 12

Kontrol Hormonal:

METAMORFOSIS
Frida Fadwa
Talitha Zakia
Hormon menjadi subyek sejumlah besar penelitian, untuk
kemungkinan cara yang spesifik dalam mengontrol populasi
insekta dengan hormon. hormon tentu saja merupakan kandidat
besar karena mengontrol perkembangan insekta, terlibat dalam
pengaturan proses fisiologis seperti metamorfosis dan
reproduksi pada sebagian besar insekta.
Hormone
• Hormon bertindak sebagai "pembawa pesan" dan dibawa oleh
aliran darah ke berbagai sel dalam tubuh, yang selanjutnya akan
menerjemahkan pesan tersebut menjadi suatu tindakan.
• Hormon berperan sebagai pembawa pesan untuk
mengkoordinasikan kegiatan berbagai organ tubuh. Berbagai
makhluk hidup mempunyai hormon untuk mengkoordinasikan
kegiatan dalam tubuhnya.
• Hormon yang mengendalikan metamorfosis pada serangga
hemimetabola dan holometabola adalah juvenile hormon (JH) dan
ecdysone
Type Metamorfosis
1 2 3
Ametaboli Hemimetaboli Holometaboli
Tidak mengalami perubahan Serangga ini menetas sbg Serangga ini menetas sbg larva
signifikan dalam morfologi nimfa yg secara morfologi yg sangat berbeda secara
selama siklus hidup mereka mirip dg serangga dewasa, morfologi dari serangga dewasa,
dan terus mengalami tumbuh melalui instar nimfa, tumbuh melalui instar larva dg
pergantian kulit, lalu mjd pupa
perkembangan setelah dan mengalami pergantian
yg diam sblm akhirnya
mencapai kematangan kulit mjd dewasa, biasanya
berkembang mjd serangga
reproduksi. Ex: dengan perbedaan utama pd
dewasa dg sayap terbang & alat
Archaeognatha dan sayap dan alat kelamin. Ex:
kelamin yang fungsional, tanpa
Zygentoma Palaeoptera, Polyneoptera, mengalami pergantian kulit
dan Paraneoptera lebih lanjut. Ex: pd berbagai
kelompok serangga
Peran PTTH dalam Pengendalian Ecdyson
• Hormon prothoracicotropic (PTTH) di hasilkan di dalam sel neurosekretori di
otak serangga sebagai respons terhadap sinyal saraf, hormonal, atau
lingkungan.
• PTTH (peptida prothoracicotropic) adalah hormon peptida dengan berat
molekul sekitar 40.000.
• PTTH merangsang kelenjar prothoracic untuk menghasilkan dan melepaskan
ecdysone
• PTTH juga merangsang corpora allata untuk memproduksi juvenile hormon
jenis seskuiterpenoid.
Ecdyson
● Hormon ecdysone: hormon utama dalam perkembangan serangga yang
mengoordinasikan peralihan dari satu tahap ke tahap berikutnya.
● Hormon Ecdyson dihasilkan oleh kelenjar prothoracic dan diatur oleh hormon peptida
prothoracicotropic (PTTH) yang disekresikan dari otak.
● Alpha-ecdysone adalah sejenis hormon steroid yang dihasilkan oleh kelenjar
prothoracic, dan hormon ini mengalami perubahan menjadi 20-hydroxyecdysone
(20E) di bagian periferi.
● Hormon ini memulai dan mengatur proses molting
● Ecdyson adalah suatu sterol yang biosintesisnya berasal dari kolesterol, maka
dibutuhkan makanan yang cukup mengandung kolesterol supaya serangga dapat
memiliki cukup ecdyson.
Juvenile Hormon (JH)
● Hormon ini dijumpai hampir pada semua Insecta. JH dipergunakan untuk mempertahankan
stadium muda, shingga apabila dalam suatu instar pradewasa dijumpai titer JH yang sangat
rendah, artinya stadium larvanya menjelang selesai.
● JH merupakan suatu senyawa steroid dengan gugus epoksida disalah satu ujungnya.
● Dikenal beberapa bentuk/macam JH, misalnya JH diol, hidro JH, metil JH, iso JH dIl. Ini
disebabkan karena beberapa ujung merupakan gugus yang reaktif, sehingga dalam
lingkungan berbeda akan mengikat senyawa lain yang berbeda pula.
● Sementara itu, meski pada akhir instar pradewasa JH bisa nol sama sekali, tetapi pada
stadium dewasa, JH juga kembali disintesis, dan digunakan untuk memberi tanda pada
badan lemak bahwa saatnya telah tiba untuk Menyusun vitellogenin, suatu senyawa kimia
yang merupakan penanda dimulainya proses pemasakan telur, misalya seperti yang
dijumpai pada nyamuk.
Peran JH dan Ecdyson pd Metamorfosis dan Molting

● Pada insekta pertumbuhan dan perkembangan diselingi dengan


periode molting yang diatur oleh molting hormon: JH & Ecdyson.
● Molting adalah suatu proses penggantian eksoskeleton dalam
rangka pertumbuhan.
● Semua perubahan yang melibatkan pertumbuhan, molting dan
pematangan dikenal sebagai morfogenesis.
● Selama proses molting keberadaan JH mencegah diferensiasi
seluler dan pematangan.
Peran JH dan Ecdyson pd Metamorfosis dan Molting
• Untuk metamorfosis dari larva ke dewasa atau pupa ke dewasa, periode
sensitive biasanya sekitar seperempat dari masa instar.
• Metamorfosis larva ke pupa lebih komplek instar larva sebelumnya
mempunyai masa sensitif yang berbeda untuk bagian tubuh yang berbeda
dan organ yang berbeda, dan akibatnya hanya pemberian JH dalam
jangka waktu yang lama dapat menghasilkan efek penuh, seperti
terbentuknya larva yang sangat besar
• Peran JH pada insekta premetamorphik adalah memodulasi sel merespon
pada molting hormone yaitu 20-OH-Ecdysone (20E).
• Paparan dengan JH berefek pada sel-sel dari larva insekta tetapi ketika JH
hadir bersama molting hormon, gen-gen karakteristik dari tahap larva
diekspresikan kembali sementara gen-gen karakteristik dari metamorfosis
dan dewasa dipertahankan dalam represi.
Peran JH dan Ecdyson pd Proses
Reproduksi
● Pada serangga dewasa, baik hormon ecdysone (20E) maupun JH memengaruhi proses
reproduksi betina, termasuk perkembangan ovarium, pematangan oosit, dan
vitellogenesis.
● JH memainkan peran penting dalam proses vitellogenesis dan oogenesis serangga
melalui Kr-h1. Jalur sinyal 20E tetap konservatif selama proses metamorfosis dan
oogenesis di berbagai ordo serangga dalam sejarah evolusi.
● Vitelogenesis merujuk pada proses pembentukan kuning telur dalam suatu telur. Tahap
ini mencakup pembuatan dan penyimpanan kuning telur dalam oosit, biasanya dimulai
setelah pembelahan meiosis pertama.
● Regulasi vitelogenesis pada kelompok serangga dipengaruhi oleh hormon juvenil (JH).
● Pola sinyal JH dapat berbeda di antara spesies, tetapi keduanya memiliki dampak
signifikan pada reproduksi serangga
Peran JH dan Ecdyson pd Transkripsi Gen

• Pada gambar mengilustrasikan regulasi hormonal


dalam proses metamorfosis dan oogenesis pada
serangga.
• Hormon Ecdyson (20E) bertindak melalui reseptor
EcR/USP untuk mengaktifkan transkripsi gen yang
merespons 20E pada tahap awal, seperti E74, E75, Br-
C, E93, dan Ftz-f1, serta memulai proses perubahan
dari larva ke pupa/nimfa ke dewasa.
• Kompleks reseptor JH-Met/Tai mengaktifkan
transkripsi gen awal yang merespons hormon juvenil
(JH) utama, seperti Kr-h1.
• Kr-h1 menghambat transformasi larva yang belum
matang menjadi larva-pupa yang tidak normal dengan
menghambat ekspresi Br-C pd Ametaboli.
• Kr-h1 juga mencegah proses metamorfosis dewasa
yang tidak wajar dengan menekan ekspresi E93 pada
serangga hemimetabola dan holometabola.
TERIMAKAS
IH

Anda mungkin juga menyukai