NIM: 070810631
Universitas Airlangga
ABSTRAKSI
Gerakan mahasiswa telah memberikan sumbangsih yang luar biasa terhadap perubahan
sosial yang ada di Indonesia. Sejarah mencatat gerakan mahasiswa bergreak secara
dinamis dengan pasang surutnya. Hal ini terjadi bagaimana gerakan mahasiswa merespon
tantangan zaman. gerakan mahasiswa mengalami puncak kejayaannya di era 98 dengan
menumbangkan rezim orde baru. Pasca reformasi, gerakan mahasiswa mengalami
beberapa perubahan.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pola berpikir para aktivis mahasiswa Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Teori konstruksi sosial milk Peter L. Berger dijadikan pisau
analisis dlam mengungkap realitas yang terjadi. Temuan data bersifat deskriptif dar
konsrtuksi sosial para informan karena peneliti menggunakan metodologi kualitatif yang
berparadigma interpretatif.
Dari penelitian ini ditemukan beberapa data yang sesuai dengan teori Berger. Masuknya
pengetahuan baru terhadap dinamika gerakan mahasiswa menjadi sebuah bentuk
eksternalisasi yang memunculkan gagasan FISIP sebagai kampus gerakan. Selain itu,
akibat intensnya para aktivis mahasiswa bersinggungan dengan dunia pergerakan, maka
par aktivis sepakat bahwa saat ini gerakan mahasiswa mengalami kemunduran, maka
sosialisasi yang kerap mereka dapati adalah dengan menyelenggarakan kaderisasi dan
pemantapan ideologi, selain itu juga mengubah orientasi gerakan menjadi lebih
mengutamakan pada pengabdian masyarakat. Maka pada proses internalisasi para aktivis
mahasiswa melakukan revitalisasi gerakan mahasiswa dengan jalan kaderisasi dan
pemantapan ideologi, sedagkan beberapa lainnya dengan reorientasi gerakan mahasiswa.
ABSTRACT
The student movement has proved to be exceptional to social change in Indonesia. History
records the student movement moves dynamically with the ebb and flow. This happens how
the student movement responding to the challenges of the times. student movement
experienced its peak at age 98 with subvert the New Order regime. Post-reform, the student
movement experienced some changes.
This study aims to analyze the pattern of student activists think the Faculty of Social and
Political Sciences. Social construction theory belongs Peter L. Berger made knives analysis in
uncovering the reality that happens. Findings of data descriptive of the social construction of
the informants because researchers using qualitative methodology interpretive paradigm.
From this research found that some of the data in accordance with the theory of Berger. The
entry of new knowledge on the dynamics of the student movement into a form that gave rise
to the idea of externalizing FISIP as campus movement. In addition, due to intense student
activists in contact with the world movement, the activists agreed that the current student
movement suffered a setback, the socialization that often they find is to organize the
regeneration and strengthening of ideology, but it also changed the orientation of the
movement to be more emphasis on devotion society. So in the process of internalizing the
student activists to revitalize the student movement with the regeneration and strengthening
of ideology, some other sedagkan with reorientation of the student movement.
1
Arief Budiman, Peranan Mahasiswa sebagai 2
A. Prasetyantoko dan Wahyu Indriyo. 2001.
Inteligensia, dalam Aswab Mahasin dan Ismet Gerakan Mahasiswa dan Demokrasi di Indonesia.
Natsir (peny.) Cendekiawan dan Politik, LP3ES, Jakarta: Yayasan Hak Azasi Manusia, Demokrasi
1983. dan Supremasi Hukum
abad Ke-13.3 Semboyan mereka saat itu diterjemahkan dalam bentuk penguasaan
perjuangannya. Mahasiswa tidak mampu bukanlah sesuatu yang terjadi, tapi sejarah
menjadi agen perubahan dengan hanya adalah sesuatu yang terjadi dan memiliki
usaha untuk menguasai ilmu dan emasnya sebagai avant garde dalam setiap
kemahiran yang dapat direalisasikan dalam perubahan yang terjadi dalam tubuh
antaranya sebagai agent of change, iron pada jenjang terakhir. Mahasiswa memiliki
stock, social control dan moral force seperangkat ilmu pengetahuan yang dapat
kepada masyarakat dalam arti luas. Oleh karena itu mahasiswa akan memiliki
terdidik mesti merespon apa sebenarnya kebenaran itu. Sehingga apabila ada
yang sedang terjadi di masyarakat. Berikut sesuatu yang tidak benar, mahasiswa akan
tentang agent of change, iron stock, social mahasiswa adalah pendekatan yang ideal,
terlena dalam euforia reformasi sehingga berafiliasi kepada partai yang sudah ada,
cenderung lebih sering berkutat dengan sehingga pola gerakan dan isu yang
bangsa ini. Menurut Yozar Anwar, pada kemunduruan gerakan mahasiswa, karena
sangat luas. Oleh karena itu mereka tidak kepentingan rakyat, bukan golongannya.
boleh cepat puas dengan hasil yang Ketidakpastian politik di negeri ini, pasca
mahasiswa saat ini? 2)Bagaimana aktifis (subjektif, Weber dan Schutz) sehingga
Untuk relevansi analisis, maka antar aliran Positivistik dan Kritis dalam
Peter L. Berger dan Thomas Lukmann melibatkan diri dalam pertentangan antar
tentang kostruksi Sosial. Peter L. Berger paradigma, namun mencari benang merah
dalam penelitian ini berfungsi untuk merah itu yang kemudian menjadikan
Sosiologi merupakan suatu disiplin yang berusaha untuk hidup dalam suatu
meyakini secara substantif bahwa realitas 2. Makna manusia pada dasarnya bukan
merupakan hasil ciptaan manusia kreatif hanya dapat dipahami oleh dirinya
melalui kekuatan konstruksi sosial sendiri, tetapi juga dapat dipahami oleh
terhadap dunia sosial di seklilingnya, orang lain.
reality is sosially constructed.8
3. Terhadap makna, beberapa kategorisasi
Fokus studi Sosiologi menurut dapat dilakukan, Pertama, makna
Berger adalah interaksi antara individu dapat digolongkan menjadi makna
dengan masyarakat. Yaitu, interaksi dalam yang secara langsung dapat digunakan
kehidupan sehari-hari. Selain itu, menurut dalam kehidupan sehari-hari
Berger, Sosiologi berbeda dengan ilmu pemiliknya; dan makna yang tidak
alam. Ilmu alam mempelajari gejala alam, segera tersedia secara at-hand bagi
sedangkan Sosiologi mempelajari gejala individu untuk keperluan praktis
sosial yang sarat oleh makna para aktor membimbing tindakan dalam
yang terlibat dalam gejala sosial itu.9 kehidupan sehari-hari. Kedua, makna
mengacu pada tiga poin penting dalam tafsiran orang awam, dan makna hasil
kerangka teori Berger, yang berkaitan tafsiran ilmuwan sosial. Ketiga, makna
dengan arti penting makna yang dimiliki dapat dibedakan menjadi makna yang
institusi masyarakat tercipta dan dari perspektif teori Berger & Luckman
tindakan dan interaksi manusia. Meskipun dialektis dari tiga bentuk realitas yang
masyarakat dan institusi sosial terlihat menjadi entry concept, yakni subjective
nyata secara obyektif, namun pada reality, simbolic reality dan objective
kenyataan semuanya dibangun dalam reality. Selain itu juga berlangsung dalam
definisi subjektif melalui proses interaksi. suatu proses dengan tiga momen simultan,
oleh orang lain yang memiliki definisi a. Objective reality, merupakan suatu
subyektif yang sama. Pada tingkat kompleksitas definisi realitas
generalitas yang paling tinggi, manusia (termasuk ideologi dan keyakinan )
menciptakan dunia dalam makna simbolis serta rutinitas tindakan dan tingkah
yang universal, yaitu pandangan hidupnya laku yang telah mapan terpola,
yang menyeluruh, yang memberi yang kesemuanya dihayati oleh
legitimasi dan mengatur bentuk-bentuk
individu secara umum sebagai
fakta.
10
Margaret M. Poloma, dalam bukunya: Sosiologi
11
Kontemporer (2007) mengemukakan metodologi
Peter L. Berger dan Thomas Luckmann. 1990.
dari Peter L. Berger dalam 3 premisa yang Tafsir Sosial Atas Kenyataan; Risalah tentang
berkaitan dengan arti penting makna yang dimiliki Sosiologi Pengetahuan. Jakarta: LP3ES.
12
aktor sosial.
Ibid
yang dihayati sebagai objective pengetahuan, dapat diringkas kedalam
didapat dari Marx, teori Berger yang pendekatan kualitatif. Pendekatan ini
menekuni makna realitas dan diarahkan pada latar belakang dan individu
15
tersebut secara holistik (utuh). Tipe
13
Dedy N Hidayat, Konstruksi Sosial Industri
Penyiaran : Kerangka Teori Mengamati
14
Pertarungan di Sektor Penyiaran, Makalah dalam
Op.
Cit
15
diskusi UU Penyiaran, KPI dan Kebebasan Pers,
Lexy J. Moleong. Metodologi Penelitian
di Salemba. 8 Maret 2003 Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya, 1998.
penelitian yang digunakan dalam lain-lain). Langkah berikutnya adalah
Pendekatan deskriptif dapat diartikan yang dilakukan dengan beberapa cara yaitu
pendukung seperti buku, buku, jurnal, dan dari berbagai aliran yang berkembang
dalam pemikiran imu sosial. Seperti Berger merupakan bagian penting
objektif atau subjektif, namun lebih Dengan kata lain ekternalisasi terjadi
sebagai kenyataan sosial ganda yang pada tahap yang mendasar. Dalam satu
tahap interaksi antara makna dengan Perlu diingat lagi, bahwa dalam proses
aktor terjadi pengenalan dan ini hanya ada hubungan satu arah yakni
kenyataan itu sebagai hal yang objektif mulai muncul dalam proses penelaahan
mahasiswa itu.
Dalam proses objektivasi ini
mana dunia sosial menjadi suatu kembali atas realitas yang terbentuk di
subjektif.
Seluruh informan sepakat
bahwa saat ini gerakan mahasiswa Ada dua tahap penting sebelum
mengalami kemunduran, hal ini bisa merujuk pada proses bagaimana aktivis
selanjutnya.
Mengembalikan peran vitasl
mahasiswa. Untuk merespon gerakan mahasiswa menjadi solusi karena saat ini
mahasiswa yang semakin melemah ini gerakan mahasiswa menuju titik jenuh jika
adalah dengan reorientasi gerakan hanya fokus pada isu-isu politik. Padahal
gerakan mahasiswa, dalam hal gerakan mahasiswa yang terlalu larut dalam agenda
mahasiswa yang selama ini terjebak politik, khususnya politik kampus tidak
dalam ranah politik bergeser ke ranah akan menarik minta dari mahasiswa lain.
Rosdakarya, 1998.