Anda di halaman 1dari 42

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Salah satu hal yang menunjukan terjadinya perkembangan teknologi dunia

saat ini adalah lahirnya internet. Internet merupakan media teknologi utama yang

familiar dan menjadi faktor penting dalam memajukan perkembangan teknologi

dunia beberapa tahun terakhir.

Penggunaan media internet dunia mengalami peningkatan yang signifikan.

Data yang dilansir oleh Kompas menunjukan hasil riset pertumbuhan pengguna

internet di Indonesia yang terus meningkat. Tingkat mengenal internet yang sudah

mencapai 60 juta jiwa membuat peran internet bagi perekonomian sangat

signifikan. Pertumbuhan jumlah penggguna internet terbesar terjadi di China

dengan jumlah pengakses 513 juta orang per Maret 2012. (Ekonomi Internet

Kompas 8 Desember, 2012:17). Data tersebut secara jelas menunjukan

peningkatan pengguna internet dunia, termasuk di Indonesia beberapa tahun

terakhir.

Adanya peningkatan jumlah pengguna internet di dunia ternyata didukung

oleh adanya perangkat berbasis teknologi seperti personal computer (PC),

notebook, dan jenis gadget lainnya. Hadirnya berbagai macam perangkat berbasis

teknologi yang dilengkapi oleh fitur internet tersebut secara perlahan merubah

perilaku konsumen. Kini, konsumen tidak hanya dapat melakukan proses

1
2

pembelian di gerai atau toko, tetapi melalui media internet, konsumen dapat

melakukan proses pembelian secara online (online-shopping).

Perubahan perilaku konsumen dalam melakukan proses pembelian secara

online juga didorong oleh faktor iklan yang muncul melalui media internet. Zenith

Optimedia memperkirakan nilai belanja iklan global di tahun 2012 mencapai US$

495 miliar. Dari total belanja ini, internet mendapat porsi sebesar 17,6% dan

diperkirakan akan terus meningkat seiring dengan penurunan porsi dari media

lainnya. (Belanja Iklan Media Digital di Indonesia Marketing 12/XII/Desember,

2012: 8-9).

Kenaikan jumlah porsi internet sebagai media iklan yang terus

berkembang mempengaruhi perubahan proses pembelian konsumen. Konsumen

cenderung tertarik kepada iklan digital yang ditampilkan melalui media digital

seperti website. Selain bentuk iklan yang ditampilkan lebih atraktif dan menarik,

konsumen juga dapat secara cepat menjangkau produk dan jasa melalui proses

pembelian secara online.

Akhir-akhir ini kegiatan pembelian secara online berbagai jenis kategori

produk dan jasa mengalami perkembangan yang signifikan. Digital Marketing

memuat artikel mengenai hasil survey yang di terbitkan Nielsen Global Survey of

Digitals Influence on Grocery Shopping, Desember 2012, menunjukan berbagai

produk yang akan dibeli secara online dalam 3 sampai 6 bulan ke depan.

Hasil survey ini mengalami kenaikan yang signifikan hampir pada semua

kategori produk dibandingkan dengan tahun 2010. Untuk kategori travel service

reservation hanya mengalami penurunan sebesar 2% dari tahun 2010, yaitu dari
3

32% menjadi 30% di tahun 2012. Sedangkan untuk kategori entertainment ticket

mengalami kenaikan sebesar 10%, yaitu dari 20% di tahun 2010 menjadi 30% di

tahun 2012. (Memahami Prilaku Digital Shopper. Digital Marketing Volume 21

Desember, 2012: 134-135). Data survey di atas menunjukan adanya perubahan

perilaku konsumen yang cenderung lebih memilih menggunakan media internet

untuk melakukan proses pembelian produk dan jasa.

Pengaruh perubahan perilaku pembelian konsumen juga dirasakan pada

dunia bisnis aviasi atau penerbangan. Industri penerbangan Indonesia mengalami

perkembangan yang signifikan dalam 5 tahun terakhir. Jumlah penumpang pada

rute penerbangan domestik dan internasional terus mengalami peningkatan setiap

tahunnya.

Tabel 1.1
Jumlah Penumpang Angkutan Udara
Tahun 2008-2012
2008 2009 2010 2011 2012
Domestik 37.405.437 43.808.033 51.775.656 60.197.306 71.421.464
Internasional 4.102.210 5.004.056 6.614.937 8.152.133 9.938.291
Sumber : Kementerian Perhubungan, 2013.

Data dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara menunjukan adanya

kenaikan jumlah penumpang angkutan udara setiap tahunnya. Jumlah penumpang

untuk penerbangan rute domestik tahun 2008 hanya berjumlah 37.405.437 orang,

kemudian naik di tahun 2009 menjadi 43.808.033 orang dan terus mengalami

kenaikan di 3 tahun berikutnya. Tahun 2010 jumlah penumpang menjadi

51.775.656 orang, tahun 2011 berjumlah 60.197.306 orang, dan terakhir di tahun
4

2012 jumlah penumpang sebesar 71.421.464 orang (Kementerian Perhubungan,

2013)

Hal serupa juga terjadi pada penerbangan rute internasional. Menurut data

Dirjen Perhubungan Udara, penumpang di tahun 2008 yang hanya berjumlah

4.102.210 orang mengalami kenaikan di tahun 2009 menjadi 5.004.056 orang.

Kenaikan jumlah penumpang ini terus berlanjut pada tahun 2010, 2011, dan 2012.

Penumpang di tahun 2010 yang berjumlah 6.614.937 orang, pada tahun 2011 naik

menjadi 8.152.133 orang, dan tahun 2012 berjumlah 9.938.291 orang.

(Kementerian Perhubungan, 2013)

Peningkatan jumlah penumpang penerbangan secara signifikan setiap

tahunnya menggambarkan pertumbuhan industri penerbangan Indonesia ke arah

yang lebih baik. Hal ini juga ditandai dengan lahirnya beberapa maskapai

penerbangan Indonesia berbudget rendah yang ikut meramaikan persaingan dalam

industri penerbangan Indonesia. Persaingan yang kompetitif antar maskapai

penerbangan Indonesia kemudian melahirkan fenomena yang disebut perang

tarif.

Fenomena perang tarif yang terjadi antar maskapai penerbangan

kemudian menimbulkan sebuah konsep penerbangan berbiaya rendah yang

disebut dengan Low Cost Carriers (LCC). Low cost carriers adalah sebuah bentuk

ideal yang mempertemukan pihak konsumen sebagai buyer dan operator

sebagai seller pada tingkat harga yang sesuai dengan daya beli masyarakat.

Tujuan awal LCC adalah menciptakan pasar yang terjangkau oleh seluruh lapisan
5

masyarakat dengan membagi rute-rute yang pasarnya belum potensial (Indonesia

Aviation Outlook 2012).

Konsep low cost carriers menjadi landasan munculnya berbagai maskapai

penerbangan Indonesia yang berbiaya rendah. Maraknya low cost airlines di

Indonesia bermula pada tahun 2001, dimana ditandai dengan hadirnya maskapai

penerbangan baru, seperti Lion Air di bulan Juni 2000, Kartika di bulan Mei 2001,

Batavia di bulan Januari 2002, Wings Air pada Juni 2003, dan AirAsia pada

Desember 2005 (Indonesia Aviation Outlook 2012).

AirAsia, Lion Air, dan Garuda Indonesia melalui Citilink-nya adalah

beberapa low cost airlines yang menerapkan strategi low cost carriers dan

bersaing dalam industri penerbangan Indonesia dalam 5 tahun terakhir.

Tabel 1.2
Market Share Penumpang Angkutan Udara Dalam Negeri Berdasarkan
Badan Usaha Angkutan Udara Niaga Nasional
Tahun 2008-2012

Maskapai/Tahun 2008 2009 2010 2011 2012

Lion Air 9.213.333 13.377.826 19.698.493 24.971.795 29.441.502

Garuda Indonesia 7.665.390 8.398.017 9.993.272 13.701.879 15.304.472

Indonesia Air Asia 1.503.672 1.454.914 1.062.268 1.306.207 2.170.705


Sumber : Kementerian Perhubungan, 2013

Berdasarkan data Dirjen Perhubungan Udara, Indonesia Air Asia mampu

menerbangkan 1.503.672 orang untuk penerbangan domestik tahun 2008.

Kemudian jumlah ini mengalami penurunan di 2 tahun berikutnya, yaitu tahun

2009 menjadi 1.454.914 orang dan tahun 2010 berjumlah 1.062.268 orang. Di

tahun 2011 dan 2012, Indonesia Air Asia mampu menaikan jumlah penumpang

domestik mereka, dimana tahun 2011 berjumlah 1.306.207 orang dan di tahun
6

2012 menjadi 2.170.705 orang. Berdasarkan data tahun 2012, persentase market

share penumpang Indonesia Air Asia sebesar 3,04%, dimana persentase market

share penumpang Lion Air sebesar 41,22% dan Garuda Indonesia sebesar 21,43%

(Kementerian Perhubungan, 2013)

Sedangkan untuk penerbangan internasional, data dari Dirjen Perhubungan

Udara menunjukan Indonesia Air Asia sebagai pemimpin pasar untuk

penerbangan internasional tahun 2012.

Tabel 1.3
Market Share Penumpang Angkutan Udara Luar Negeri Berdasarkan
Badan Usaha Angkutan Udara Niaga Nasional
Tahun 2008-2012

Maskapai/Tahun 2008 2009 2010 2011 2012

Indonesia Air Asia 927.610 1.987.771 2.718.254 3.389.590 3.934.268

Garuda Indonesia 2.358.185 2.218.560 2.444.341 3.100.129 3.469.313

Lion Air 465.780 383.584 830.189 961.806 1.474.213


Sumber : Kementerian Perhubungan, 2013

Tahun 2008, Indonesia Air Asia menerbangkan 927.610 penumpang

dimana jumlah tersebut terus meningkat di 4 tahun berikutnya. Tahun 2009

berjumlah 1.987.771 penumpang, tahun 2010 berjumlah 2.718.254 penumpang,

tahun 2011 berjumlah 3.389.590 penumpang, dan tahun 2012 menjadi 3.934.268

penumpang. Berdasarkan data tahun 2012, Indonesia Air Asia memegang pangsa

pasar penerbangan rute internasional Indonesia dengan persentase 39,59%,

dimana Garuda Indonesia di posisi kedua dengan persentase 34,91%, dan Lion Air

di posisi ketiga dengan persentase 14,83% (Kementerian Perhubungan, 2013)


7

AirAsia adalah maskapai penerbangan yang menggunakan low cost

carrier sebagai strategi utama kegiatan pemasaran perusahaan. Salah satu bentuk

dari low cost carrier yang dilakukan oleh maskapai penerbangan AirAsia adalah

penerapan e-ticketing dalam sistem penjualan tiket maskapainya.

Selain menekan biaya operasional, keuntungan lain yang didapatkan ketika

maskapai penerbangan menerapkan e-ticketing adalah meningkatkan angka

penjualan dan mutu pelayanan jasa yang diberikan. Penerapan sistem penjualan

tiket secara online ini juga memberikan keuntungan bagi konsumen, yaitu

mengurangi biaya pembelian tiket dan memangkas waktu untuk melakukan

pemesanan tiket penerbangan.

Perubahan perilaku konsumen ketika melakukan pembelian tiket maskapai

penerbangan di gerai atau travel agent, menjadi pembelian tiket secara online

melalui sistem e-ticketing menjadi daya tarik peneliti untuk melakukan penelitian.

Adanya data yang menunjukan kenaikan jumlah nilai perdagangan melalui

internet di Indonesia menggambarkan prilaku konsumen di Indonesia yang

mencoba melakukan proses pembelian khususnya pembelian online tiket

maskapai penerbangan secara berkelanjutan.

Wen et al., (2011) mendefinisikan online repurchase intention sebagai a

endogenous factor instead of studying the online consumers' actual behavior

because.

Trust menurut Wen et al., (2011) adalah a multidimensional concept

related to various targets: sales person, product, company, and Internet consumer
8

trust. Semakin tinggi trust maka akan berpengaruh terhadap online repurchase

intention.

Perceived Usefulness menurut Davis (1989) dalam Wen et al., (2011)

adalah the extent to which a customer perceives that shopping at web-based

store will improve his or her shopping experience. Semakin tinggi perceived

usefulness maka akan berpengaruh terhadap online repurchase intention.

Definisi Satisfaction menurut Oliver, R.I. (1981) dalam Wen et al., (2011)

adalah the summary psychological state resulting when the emotion surrounding

disconfirmed expectations is coupled with the consumers prior feelings about the

consumption experience. Semakin tinggi satisfaction maka akan berpengaruh

terhadap online repurchase intention.

Menurut Wen et al., (2011) Perceived Enjoyment didefinisikan sebagai

experience the process of searching for information about products and

transactions using information systems. Semakin tinggi perceived enjoyment

maka berpengaruh terhadap online repurchase intention.

Adanya keinginan konsumen untuk melakukan pembelian kembali secara

online didasari oleh beberapa faktor, seperti trust, perceived usefulness,

satisfaction, dan perceived enjoyment. Faktor-faktor ini dianggap mempunyai

pengaruh penentu niat konsumen dalam melakukan proses pembelian online

secara berkelanjutan.

AirAsia adalah sebuah perusahaan maskapai penerbangan terdepan Asia

dibangun berdasar impian untuk memungkinkan semua orang dapat menikmati

layanan penerbangan. Sejak tahun 2001, AirAsia langsung mengubah norma-


9

norma perjalanan di dunia, dan muncul menjadi yang terbaik. Dengan jaringan

rute yang membentang di lebih dari 20 negara. AirAsia terus membuka jalan bagi

penerbangan berbiaya terjangkau lewat solusi inovatif, proses efisien dan

pendekatan yang baru dalam usaha ini. Air Asia siap membawa penerbangan

berharga terjangkau ke puncak pencapaian dengan keyakinan kami bahwa

"Sekarang, Semuanya Dapat Terbang".

Indonesia Air Asia yang dahulu dikenal sebagai PT. AWAIR (Air Wagon

International), berdiri pada bulan September 1999 adalah sebuah perusahaan

penerbangan swasta lokal Indonesia. Pada tahun 2001, PT. AWAIR International

mulai mengalami kemunduran akibat persaingan yang ketat dalam industri

penerbangan Indonesia. Pertengahan 2004, PT. AWAIR International diakuisisi

oleh Air Asia dengan mengambil alih saham sebesar 49%. Pada 1 Desember

2005, PT. AWAIR International berganti nama menjadi Indonesia Air Asia.

AirAsia saat ini menggunakan sistem e-ticketing yang merupakan bagian

dari low cost carrier sebagai strategi pemasaran untuk bersaing dengan

pesaingnya. Meskipun sistem e-ticketing yang digunakan AirAsia telah berjalan

baik, namun tidak dapat dipungkiri bahwa tingkat kecenderungan masyarakat

umum yang belum dapat menggunakan internet secara menyeluruh masih tinggi.

Maskapai penerbangan AirAsia memiliki tujuan rute penerbangan

domestik dan rute penerbangan internasional yang membentang di lebih dari 20

negara. Penelitian ini memfokuskan kepada 3 rute penerbangan internasional

AirAsia yaitu Malaysia, Singapura, dan Thailand.


10

Berdasarkan penjabaran diatas, penelitian ini mengangkat judul

PENGARUH TRUST, PERCEIVED USEFULNESS, SATISFACTION, DAN

PERCERIVED ENJOYMENT TERHADAP ONLINE REPURCHASE

INTENTION PADA PELANGGAN AIRASIA MELALUI

WWW.AIRASIA.COM.
11

1.2 Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijabarkan, maka dapat

dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

1) Apakah terdapat pengaruh trust terhadap online repurchase intention

pada pelanggan AirAsia melalui www.airasia.com?

2) Apakah terdapat pengaruh perceived usefulness terhadap online

repurchase intention pada pelanggan AirAsia melalui

www.airasia.com?

3) Apakah terdapat pengaruh satisfaction terhadap online repurchase

intention pada pelanggan AirAsia melalui www.airasia.com?

4) Apakah terdapat pengaruh perceived enjoyment terhadap online

repurchase intention pada pelanggan AirAsia melalui

www.airasia.com?

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan masalah penelitian yang telah dirumuskan, penelitian

dilakukan dengan tujuan :

1) Untuk mengetahui pengaruh trust terhadap online repurchase intention

pada pelanggan AirAsia melalui www.airasia.com.

2) Untuk mengetahui pengaruh perceived usefulness terhadap online

repurchase intention pada pelanggan AirAsia melalui

www.airasia.com.

3) Untuk mengetahui pengaruh satisfaction terhadap online repurchase

intention pada pelanggan AirAsia melalui www.airasia.com.


12

4) Untuk mengetahui pengaruh perceived enjoyment terhadap online

repurchase intention pada pelanggan AirAsia melalui

www.airasia.com.

1.4 Manfaat Penelitian

a. Manfaat bagi Perusahaan

Penelitian ini bermanfaat bagi perusahaan sebagai informasi untuk

mengetahui adanya pengaruh trust, perceived usefulness, satisfaction,

dan perceived enjoyment terhadap online repurchase intention guna

mengetahui faktor yang menentukan pembelian online konsumen.

b. Manfaat bagi Penulis

Memperdalam dan mengembangkan konsep keilmuan di bidang

manajemen pemasaran, khususnya online repurchase intention, trust,

perceived usefulness, satisfaction, dan perceived enjoyment.

c. Manfaat bagi Pihak Lain

Sebagai sumber refrensi dan informasi tambahan dan bahan

pertimbangan bagi para pihak yang ingin melakukan penelitian lebih

lanjut.

1.5 Sistematika Penulisan

Untuk memberikan gambran umum yang sistematis mengenai isi proposal

ini secara keseluruhan, berikut sistematika pembahasan yang disajikan secara

ringkas dan mencakup semua lingkup pembahasan dalam skripsi ini :


13

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini penulis memberikan gambaran mengenai latar

belakang penelitian, masalah penelitian, tujuan penelitian dan

manfaat penelitian, serta sistematika pembahasan yang

menguraikan mengenai bab-bab skripsi.

BAB II KERANGKA TEORITIS DAN PERUMUSAN

HIPOTESIS

Dalam bab ini, penulis menguraikan mengenai pandangan-

pandangan secara teoritis yang berhubungan dengan masalah

penelitian serta menjelaskan dari penelitian sebelumnya. Bab

ini juga menguraikan mengenai landasan teori yang

menjelaskan masing-masing variabel penelitian yang terdiri

dari trust, perceived usefulness, satisfaction, perceived

enjoyment, dan online repurchase intention, bentuk bentuk

kerangka pemikiran penelitian serta menguraikan perumusan

hipotesis yang digunakan oleh penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

Dalam bab ini, penulis menguraikan mengenai rancangan

penelitian yang menjelaskan sifat hubungan antar variabel yang

akan diteliti, objek penelitian, definisi operasional variabel,

cara pengukuran variabel, teknik pengumpulan data, serta

metode analisis data.

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN


14

Dalam bab ini, penulis akan menguraikan deskripsi objek

penelitian, karakteristik responden serta analisis pembahasan.

BAB V PENUTUP

Dalam bab ini, penulis akan menarik beberapa kesimpulan dan

saran serta memberitahukan keterbatasan yang terjadi dari hasil

penelitian yang dilakukan.


15

BAB II

KERANGKA TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

2.1. Tinjauan Pustaka

Pada bab ini, penulis mencoba untuk menguraikan uraian teoritis yang

akan digunakan oleh penulis dalam melakukan penelitian ini. Tinjauan pustaka

menjelaskan mengenai definisi-definisi yang berhubungan dengan masalah

penelitian. Adapun beberapa definisi yang akan digunakan oleh penulis pada bab

ini antara lain :

2.1.1. E-Commerce

E-Commerce didefinisikan oleh Kotler and Keller (2012:460) sebagai

uses a Web site to transact or facilitate the sale of products and services online.

Penjualan ritel secara online meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini

didasarkan pada kemampuan vendor online dalam memberikan kenyamanan,

informasi, dan mempersonalisasikan pengalaman yang berbeda untuk setiap

konsumen.

Dalam melakukan kegiatan pemasaran online, perusahaan merancang

website dengan menggabungkan tujuan perusahaan, sejarah, produk, dan visi yang

dapat menarik perhatian pembeli. Menurut Kotler and Keller (2012:563-564)

terdapat 7 desain website agar dapat menarik perhatian pembeli:

1. Context

2. Content

3. Community

4. Customization
16

5. Communication

6. Connection

7. Commerce

2.1.2. Trust

Di dalam konteks ruang lingkup e-commerce, trust mempunyai pengaruh

penting jika dibandingkan dengan bisnis tradisional. Trust didefinisikan oleh

Kotler and Keller (2012:225) sebagai The willingness of a firm to rely on a

business partner. It depend on a number of interpersonal and interorganizational

factors such as the firms perceived competence, integrity, honesty, and

benevolence. Online trust merupakan salah satu bentuk kepercayaan yang

dirasakan konsumen terhadap suatu vendor online. Membangun online trust akan

lebih sulit karena perusahaan biasanya memaksakan berbagai persyaratan kepada

konsumen online mereka.

Trust juga merupakan keadaan psikologis dimana seseorang memiliki

harapan positif tentang berbagai hal yang akan berubah. Hal ini didukung oleh

definisi trust menurut Robbins and Judge (2011:429) yaitu A positive expectation

that another will not act opportunistically.

Sedangkan menurut Lovelock and Wirtz (2011:244), trust adalah The

degree of goodwill they bear toward the organization. Lovelock and Wirtz

menambahkan bahwa trust sebagai kemampuan dan kesediaan konsumen dalam

menerima segala perubahan yang dilakukan oleh perusahaan terkait produk dan

jasa yang ditawarkan.


17

Dalam proses pembelian konsumen secara online, trust memegang

peranan penting. Sistem e-ticketing yang digunakan oleh AirAsia dapat

memberikan rasa kepercayaan kepada konsumen baik dalam hal privasi dan

kualitas dari produk yang ditawarkan.

Jadi dapat disimpulkan bahwa trust adalah kepercayaan seseorang

terhadap kinerja produk sesuai harapannya agar dapat memelihara hubungan

jangka panjang dengan perusahaan.

2.1.3. Perceived Usefulness

Perusahaan harus memberikan nilai atau manfaat yang dijanjikan kepada

pelanggan. Perceived value didefinisikan Kotler and Keller (2012:420) adalah

the value promised by the companys value proposition and perceived by the

customer. Penggunaan internet sebagai strategi pemasaran perusahaan

diharapkan dapat menyampaikan value di benak konsumen secara khusus.

Perceived usefulness menjadi salah satu dasar penentu utama dalam

pembentukan niat konsumen. Menurut Davis (1989) dalam Khalifa and Liu

(2007), perceived usefulness didefinisikan sebagai a central notion that explains

the usage or intended usage of information technologies. Konsumen akan

melakukan pembelian kembali ketika mereka menemukan keuntungan dalam

melakukan pembelian secara online.

Ketika konsumen menemukan kemudahan dalam berinteraksi dengan

website e-commerce, termasuk, mencari informasi mengenai produk dan

melakukan pembayaran secara online, maka mereka akan mempertimbangkan

untuk berbelanja secara online. Perceived Ease of Use menurut Davis (1989)
18

melalui Wen et al., (2011) didefinisikan sebagai as the extent to which consumer

perceives the ease of interaction with the e-commerce website and is able to

receive the product information that he or she needs.

Konsumen juga menggunakan aplikasi teknologi yang dirasakan dapat

membantu dalam mencari produk yang diinginkan. Malhotra (2010:740)

mendefinisikan perceived usefulness sebagai the degree to which the person

finds it useful to use the technology application. Perceived usefulness juga dapat

mempengaruhi sikap, niat, dan perilaku pembelian online konsumen secara aktual.

Pernyataan ini didukung oleh definisi Shang et al., (2005) mengenai perceived

usefulness, yaitu the users beliefs about whether he or she, when shopping

online, can search for and compare products, get information and a lower price,

and thus gain more from the transaction.

AirAsia adalah salah satu perusahaan yang menerapkan strategi pemasaran

dengan menggunakan website. Melalui sistem e-ticketing yang merupakan bentuk

dari e-commerce, AirAsia berhasil menyampaikan value yang berguna bagi

konsumen. Kumudahan penggunaan website dan biaya yang rendah memberikan

manfaat bagi konsumen.

Berdasarkan beberapa definisi yang dijabarkan, maka dapat disimpulkan

definisi perceived usefulness adalah manfaat dan kegunaan yang dirasakan

konsumen dalam menggunakan aplikasi teknologi.

2.1.4. Satisfaction

Perusahaan melakukan pengukuran secara sistematis tentang bagaimana

melayani konsumen. Salah satu kegiatan yang dilakukan adalah mengidentifikasi


19

faktor-faktor pembentuk kepuasan konsumen. Perusahaan diharapkan untuk

mengukur kepuasan konsumen secara teratur, dengan tujuan untuk

mempertahankan pelanggan.

Menurut Kotler and Keller (2012:150) satisfaction didefinisikan sebagai

A persons feelings of pleasure or disappointment that result from comparing a

products perceived performance or outcome to expectations. Konsumen akan

merasa tidak puas apabila kinerja perusahaan tidak sesuai dengan harapan

konsumen dan juga sebaliknya, jika kinerja perusahaan sesuai atau melebihi

harapan konsumen maka konsumen akan merasa puas.

Schiffman and Kanuk (2010:29) memaparkan satisfaction adalah Is an

individuals perception of the performance of the product or service in relation to

his or her expectations. Konsep dari kepuasan konsumen adalah fungsi dari

sebuah harapan atau ekspetasi. Apabila seorang konsumen memiliki pengalaman

yang buruk dan tidak sesuai harapannya, maka konsumen akan merasa kecewa

atau tidak puas.

Lovelock and Wirtz (2011:74) mendefinisikan satisfaction sebagai An

Attitude like judgement following a consumption experience. Kepuasan

konsumen ditentukan pada saat konsumen dihadapkan pada sebuah ekspetasi atau

harapan sebelum mengkonsumsi produk atau jasa. Oleh karena itu, pelanggan

dapat memprediksi sebelum melakukan konsumsi. Ekspetasi atau harapan

konsumen dapat dibedakan menjadi :

1. Possitive Disconfirmation

Pelayanan yang diberikan melebihi harapan konsumen


20

2. Negative Disconfirmation

Pelayanan yang diberikan tidak sesuai dengan harapan konsumen

3. Confirmation

Pelayanan yang diberikan sesuai dengan harapan konsumen

Konsumen mengevaluasi kinerja pelayanan dengan membandingkan apa

yang mereka harapkan dengan apa yang mereka terima dan rasakan dari

perusahaan tertentu.

Satisfaction atau kepuasan dapat dirasakan ketika konsumen merasa puas

akan pelayanan yang diberikan oleh perusahaan atau vendor. Penggunaan sistem

e-ticketing yang digunakan AirAsia bertujuan sebagai fasilitas untuk

meningkatkan mutu pelayanan konsumen sehingga konsumen merasa puas

terhadap pelayanan yang diberikan. Satisfaction merupakan unsur penting yang

dapat digunakan AirAsia dalam mendorong konsumen untuk melakukan

pembelian secara berkala.

Jadi dapat didefinisikan satisfaction adalah persepsi dan penilaian individu

mengenai produk dan jasa yang dirasakan berkaitan dengan harapannya.

2.1.5. Perceived Enjoyment

Csikszentmihalyi (1975) dalam Wen et al., (2011) mendefinisikan

enjoyment sebagai an awareness of holistic sensation when people are totally

involved in a certain activity. Konsumen akan kembali berbelanja di toko karena

mereka merasa senang dengan kegiatan berbelanja.

Ketika konsumen berbelanja dengan menggunakan website e-commerce,

mereka melakukan proses pencarian informasi produk dengan menggunakan


21

sistem informasi. Pencarian informasi terkait produk sangat dibutuhkan konsumen

guna membandingkan keunggulan dari masing-masing produk. Koufaris (2002)

dalam Wen et al., (2011) mendefinisikan online shopping enjoyment sebagai As

important as enjoyment in the physical shopping environment and has a crucial

influence on customer intention and behavior.

Dalam tahap pembelian konsumen, kenyamanan menjadi faktor penting

yang dapat mendukung keputusan pembelian. Wen et al., (2011) menggambarkan

enjoyment dalam konteks online sebagai is based on the design of the website

and the information provided. Dengan demikian, vendor harus mendesign

website dan menyajikan informasi produk yang dipasarkan.

Bentuk perceived enjoyment yang diberikan AirAsia kepada pelanggan

meliputi kemudahan dalam penggunaan, kenyamanan, keamanan dalam

bertransaksi dalam sistem e-ticketing yang digunakan. Pemberian manfaat-

manfaat tersebut bertujuan untuk mendorong proses pembelian pelanggan AirAsia

secara online.

Jadi dapat disimpulkan bahwa perceived enjoyment adalah manfaat yang

diberikan perusahaan kepada pelanggan dimana bertujuan untuk memberikan

kenyamanan dan kesenangan bagi pelanggan.

2.1.6. Online Repurchase Intention

Definisi diungkapkan Keller (2013:344) mengenai purchase intention,

yaitu is another set of possible measures closely related to brand attitudes and

consideration. Purchase intention mengukur kecenderungan konsumen untuk

membeli sebuah merk atau berpindah ke merk lain.


22

Konsumen akan dihadapkan pada 5 tahap dalam melakukan proses

pembelian, seperti yang dijabarkan oleh Kotler and Keller (2012:188) yaitu :

1. Problem Recognition

Konsumen menyadari masalah atau kebutuhan dipengaruhi oleh stimuli

yang diterima secara eksternal dan internal. Pemasar dapat mengumpulkan

informasi mengenai kebutuhan konsumen, lalu mengembangkan strategi

pemasaran agar menarik konsumen.

2. Information Search

Survei menunjukan bahwa konsumen cenderung mencari informasi

mengenai suatu produk secara menyeluruh. Sumber dari informasi terdiri

dari personal, commercial, public, dan experiential.

3. Evaluation of Alternative

Pada tahap ini, konsumen mencoba untuk memenuhi kebutuhan akan

sebuah produk dan jasa melalui beragai alternative yang ada

4. Purchase Decision

Pada tahap ini, konsumen akan membuat 5 keputusan terkait pembelian

product dan jasa. Keputusan tersebut adalah pemilihan merek, penentuan

vendor, jumlah produk, waktu pembelian, dan cara pembayaran.

5. Postpurchase Behavior

Setelah melakukan pembelian, konsumen mungkin akan mendapatkan

beberapa informasi mengenai merek lain yang mendukung keputusan

konsumen.
23

Repurchase atau pembelian kembali merupakan sebuah proses

menciptakan hubungan baik dengan konsumen melalui pembelian secara berkala.

Copeland (1923) dalam jurnal Khalifa and Liu (2007) mendefinisikan repurchase

intention sebagai the intention to repeatedly purchase a particular product or

service over time.

Online customer retention mempunyai pengaruh yang besar dalam dunia

IT dan pemasaran. Salah satu konteks dari online customer retention adalah online

repurchase intention. Wen et al., (2011) mendefinisikan online repurchase

intention sebagai is a contruct combining IS theory and marketing theory. In this

construct, the customer is not only an e-commercial website user, but is also a

consumer.

Definisi repurchase intention juga dikemukakan oleh Engel, Blackwell,

dan Miniard (2006:411), A specific type of purchase intentions is repurchase

intentions, which indicate whether consumers anticipate buying the same product

or brand again.

Repurchase intention merupakan sebuah bentuk pembelian konsumen

secara berkala. Munculnya niat konsumen untuk melakukan pembelian tiket

online maskapai AirAsia melalui sistem e-ticketing secara berkala

dilatarbelakangi oleh trust, perceived usefulness, satisfaction, dan perceived

enjoyment yang dialami konsumen.

Jadi dapat disimpulkan bahwa online repurchase intention adalah sebuah

tipe pembelian konsumen yang berkaitan erat dengan loyalitas pelanggan, dimana
24

konsumen melakukan pembelian secara berkala, bahkan menyebarkan informasi

positif yang mendukung penjualan.


25

2.2. Kerangka Penelitian

TRUST
(X1)

PERCEIVED H1
USEFULNESS
(X2) ONLINE
H2 REPURCHASE
INTENTION
SATISFACTION (Y)
H3
(X3)

H4
PERCEIVED
ENJOYMENT
(X4)

2.3. Pengembangan Hipotesis


26

Berdasarkan model penelitian diatas, maka dapat dikembangkan hipotesis

seperti berikut :

Ho1 : Tidak terdapat pengaruh trust terhadap online repurchase intention

pada pelanggan AirAsia melalui www.airasia.com.

Ha1 : Terdapat pengaruh trust terhadap online repurchase intention pada

pelanggan AirAsia melalui www.airasia.com.

Ho2 : Tidak terdapat pengaruh perceived usefulness terhadap online

repurchase intention pada pelanggan AirAsia melalui

www.airasia.com.

Ha2 : Terdapat pengaruh perceived usefulness terhadap online repurchase

intention pada pelanggan AirAsia melalui www.airasia.com.

Ho3 : Tidak terdapat pengaruh satisfaction terhadap online repurchase

intention pada pelanggan AirAsia melalui www.airasia.com.

Ha3 : Terdapat pengaruh satisfaction terhadap online repurchase intention

pada pelanggan AirAsia melalui www.airasia.com.

Ho4 : Tidak terdapat pengaruh perceived enjoyment terhadap online

repurchase intention pada pelanggan AirAsia melalui

www.airasia.com.

Ha4 : Terdapat pengaruh perceived enjoyment terhadap online repurchase

intention pada pelanggan AirAsia melalui www.airasia.com.


27

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan yaitu penelitian deskriptif dan

kausalitas. Karena penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara

Trust, Perceived Usefulness, Satisfaction, dan Perceived Enjoyment terhadap

Online Repurchase Intention pada pelanggan AirAsia melalui www.airasia.com.

Penelitian deskriptif menurut Sekaran dan Bougie (2010:105) ialah

undertaken in order to ascertain and be able to describe the characteristics of

the variables of interest in a situation. Tujuan dari penelitian deskriptif secara

lebih tepat adalah untuk menyajikan kepada peneliti sebuah profil atau beberapa

faktor fenomena yang menarik dari individu, organisasi, dan orientasi industri,

dan berbagai perspektif lain, Sekaran dan Bougie (2010:106). Penelitian kausalitas

menurut Sekaran dan Bougie (2010:110) ialah a study in which the researcher

wants to delineate the cause of one or more problems.

3.2. Obyek Penelitian

Obyek dalam penelitian ini adalah website maskapai penerbangan AirAsia,

yaitu www.airasia.com. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan

kuesioner yang disebarkan pada bulan Juni 2013 di Terminal Tiga Bandara

Soekarno-Hatta. Responden dalam penelitian adalah orang yang menggunakan

website www.airasia.com dengan kriteria sebagai berikut :


28

1. Responden berjenis kelamin laki-laki dan perempuan

2. Responden yang berumur minimal 25 tahun

3. Responden yang melakukan penerbangan rute internasional

4. Responden yang pernah menggunakan maskapai penerbangan AirAsia

sebanyak minimal 2x perjalanan (rute internasional pulang pergi) dalam 3

bulan terakhir

5. Responden yang membeli tiket penerbangan secara online melalui

www.airasia.com

6. Responden merupakan pengguna sekaligus pengambil keputusan

pembelian tiket AirAsia

7. Responden yang berada di Terminal Tiga Bandara Soekarno Hatta

3.3. Indikasi Variabel

Sekaran dan Bougie (2010:69) mendefinisikan variabel sebagai is

anything that can take on differing or varying values. The values can differ at

various times for the same object or person, or at the same time for different

objects or persons.

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel penelitian, yaitu variabel

dependen dan variabel independen. Definisi variabel dependen menurut Sekaran

dan Bougie (2010:70) adalah is the variable of primary interest to researcher.

Definisi variabel independen menurut Sekaran dan Bougie (2010:72) adalah is

one that influences the dependent variable in either a positive or negative way.

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari empat variabel indipenden dan

satu variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian ini adalah trust,
29

perceived usefulness, satisfaction, dan perceived enjoyment sedangkan variabel

dependen dalam penelitian ini adalah online repurchase intention.

3.4. Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya

Definisi operasional yang terdiri dari variabel independen atau variabel

bebas dan variabel dependen atau variabel terikat yang berhubungan dengan

pembahasan penelitian ini adalah :

1. Trust (X1), adalah kepercayaan seseorang terhadap kinerja produk sesuai

harapannya agar dapat memelihara hubungan jangka panjang dengan

perusahaan.

2. Perceived usefulness (X2), adalah manfaat dan kegunaan yang dirasakan

konsumen dalam menggunakan aplikasi teknologi.

3. Satisfaction (X3), adalah persepsi dan penilaian individu mengenai produk

dan jasa yang dirasakan berkaitan dengan harapannya.

4. Perceived enjoyment (X4), adalah manfaat yang diberikan perusahaan

kepada pelanggan dimana bertujuan untuk memberikan kenyamanan dan

kesenangan bagi pelanggan.

5. Online repurchase intention (Y), adalah sebuah tipe pembelian konsumen

yang berkaitan erat dengan loyalitas pelanggan, dimana konsumen

melakukan pembelian secara berkala, bahkan menyebarkan informasi

positif yang mendukung penjualan.

Skala yang digunakan dalam penelitian adalah skala likert. Menurut

Sekaran dan Bougie (2010:152), skala likert adalah likert scale is designed to

examine how strongly subjects agree or disagree with statements on a five point
30

with following anchors : strongly disagree, disagree, neither agree nor disagree,

agree, strongly agree. Skala likert membangi ketentuan skala menjadi 5 point

yang terdiri dari :

1. Sangat tidak setuju

2. Tidak setuju

3. Cukup setuju

4. Setuju

5. Sangat setuju

Tabel 3.1

Variabel dan Pengukurannya

No. Variabel Indikator Pernyataan Skala

1. Trust (X1) 1. Safe in transaction Likert


2. believe protect the privacy
3. honest
4. provide a good service
5. trustworthy
2. Perceived 1. finish shopping quickly Likert
Usefulness (X2) 2. better purchase decisions
3. easier to make purchases
4. save money
5. useful
3. Satisfaction (X3) 1. satisfied Likert
2. pleased
3. contented
4. absolutely delighted
4. Perceived 1. interesting
Enjoyment (X4) 2. entertaining
3. enjoyable
4. pleasant
31

5. Online 1. continue rather than Likert


Repurchase discontinue
Intention (Y) 2. using online shopping rather
than traditional shopping
3. shopping online as much as
possible
Sumber: Wen et al., 2011

3.5. Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber

data yang mempunyai hubungan langsung dengan masalah penelitian. Menurut

Sekaran dan Bougie (2010:180), definisi dari data primer adalah refer to

information obtained first-hand by the researcher on the variables of the interest

for the specific purpose of the study.

Data sekunder adalah data yang umumnya berupa bukti, catatan atau

laporan historis yang tersusun dalam arsip yang dipublikasikan. Data sekunder

yang digunakan dalam penelitian ini adalah jurnal dan buku-buku referensi. Data

sekunder menurut Sekaran dan Bougie (2010:180) adalah refer to information

gathered from sources that already exist.

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini diperoleh secara langsung

dari responden dengan cara membagikan kuesioner. Menurut Sekaran dan Bougie

(2010:197), definisi kuesioner adalah is a preformulated written set of questions

to which respondents record their answers, usually within rather closely defined

alternatives. Kuesioner merupakan sebuah metode pengumpulan data yang

efisien disaat peneliti mengetahui kebutuhan penelitian secara dapat dan mengerti
32

tentang bagaimana mengukur variabel. Kuesioner berisi daftar pertanyaan yang

digunakan untuk mewawancarai responden yang disesuaikan dengan kriteria yang

sudah ditentukan dalam penelitian.

3.6. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel digunakan dalam penelitian ini adalah non-

probability sampling yaitu metode purposive sampling. Sekaran dan Bougie

(2010:276) mendefinisikan non-probability sampling sebagai is sampling

method in which the elements in the population do not have probabilities attached

to their being chosen as sample subjects. Non-probability sampling adalah

teknik pengambilan sampel yang tidak memberi kesempatan yang sama kepada

setiap elemen di dalam sebuah populasi.

Metode penentuan sampel secara non probabilitas yang digunakan dalam

penelitian ini adalah purposive sampling. Menurut Sekaran dan Bougie

(2010:276) definisi purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan

pertimbangan tertentu dan mepunyai kriteria yang spesifik.

Jumlah sampel yang diambil oleh peneliti adalah sebanyak 100 responden.

Hair et al., (2010:102) menjelaskan The researcher generally would not factor

analyze a sample of fewer than 50 observation and preferably the sample size

should be 100 or large.

3.7. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

regresi. Menurut Hair et al., (2010:158) multiple regression is a regression

model with two or more independent variables.


33

Seluruh data yang telah dikumpulkan dari responden akan diolah dengan

menggunakan software SPSS (Statistical Package for Social Science) for

Windows 21th edition. Untuk melakukan pengujian pada hipotesis yang pertama

sampai pada yang ke empat menggunakan metode regresi sederhana dengan uji t

(t-test), dan untuk hipotesis kelima menggunakan metode regresi berganda uji F

(F-test).

3.8. Uji Instrument Penelitian

3.8.1. Uji Validitas

Validitas didefinisikan Hair et al., (2010:7) sebagai is the degree to

which a measure accurately represents what it is supposed to. Uji validitas

bertujuan untuk memastikan bahwa masing-masing pertanyaan akan terklarifikasi

pada variabel-variabel yang telah ditentukan. Artinya butir-butir pertanyaan akan

memiliki validitas yang tinggi jika pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat

mengukur apa yang seharusnya diukur.

Pengujian ini dapat dilakukan dengan membandingkan hasil r hitung

dengan r tabel, dimana nilai r tabel dicari dengan nilai df dengan rumus df = n

(k+1) pada tingkat alpha yang ditentukan (Hair et al., 2010:176).

Jika r hitung > r tabel, maka butir atau pertanyaan tersebut dinyatakan

valid. Jika butir pertanyaan dalam kuesioner dinyatakan valid, maka kuesioner

tersebut layak untuk digunakan dan dapat diinterpretasikan, artinya penelitian ini

mengukur apa yang seharusnya diukur. Jika butir-butir pertanyaan dalam

kuesioner tidak valid, maka kuesioner tersebut tidak layak digunakan karena tidak

mampu mengukur apa yang seharusnya diukur.


34

3.8.2. Uji Reliabilitas

Data dinyatakan reliabel apabila dua atau lebih peneliti dalam obyek yang

sama menghasilkan data yang sama. Hair et al., (2010:125) mendefinisikan

Reliabilitas sebagai Reliability is an assessment of the degree of consistency

between multiple measurement of a variable.

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pengukuran yang

telah dilakukan dalam penelitian dapat diandalkan sehingga dapat

mengindikasikan instrumen penelitian bekerja dengan baik pada situasi dan waktu

yang berbeda. Cara menentukan apakah suatu data reliabel atau tidak ialah nilai

Cronbach Alpha > 0,60.

Pengambilan keputusan mengenai uji reliabilitas berdasarkan pada:

1. Jika Cronbach Alpha > 0,60, maka dikatakan reliabel

2. Jika Cronbach Alpha < 0,60, maka dikatakan tidak reliabel

Jadi jika butir pertanyaan dalam kuesioner dinyatakan reliabel maka

kuesioner tersebut dapat digunakan dan dapat diinterpretasikan dalam penelitian

karena dapat mengukur butir-butir pertanyaan di dalam kuesioner apakah dapat

menghasilkan jawaban responden secara konsisten dari waktu ke waktu.

3.8.3. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah dalam

sebuah model regresi, variabel independen dan variabel dependen atau keduanya

berdistribusi normal atau tidak. Normalitas ialah is the degree to which the

distribution of the sample data corresponds to a normal distribution (Hair et al.,

2010:36).
35

Uji normalitas dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu metode grafik

dan nongrafik. Uji normalitas yang dilakukan dengan melihat grafik normal

probability plots. Pengambilan keputusannya didasarkan pada:

1. Jika titik-titik yang ada pada grafik menyebar disekitar garis diagonal dan

mengikuti arah garis diagonal, maka dapat dikatakan data berdistribusi

normal.

2. Jika titik-titik yang ada pada grafik menyebar jauh dari garis diagonal atau

tidak mengikuti arah garis diagonal, maka dikatakan data tidak

berdistribusi normal.

Lalu cara lain untuk menguji normalitas ialah dengan melihat nilai

zskewness dan zkurtosis. Nilai zskewness dan zkurtosis diperoleh dengan

menggunakan rumus

Zskewness = Skewness

6 / N

Zkurtosis = Kurtosis

24 / N

Dimana N adalah jumlah sampel.

Nilai zkewness dan zkusrtosis ini kita bandingkan dengan nilai alpha 0,05

nilai kritisnya ialah 1,96.

3.9. Uji Asumsi Klasik

3.9.1. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas menurut Gujarati (2009:320) There is no

multicollinearity among the regressors included in regression model. Uji


36

multikolinearitas merupakan pengujian yang dilakukan untuk mengetahui apakah

semua variabel independen pada model regresi, tidak berhubungan satu dengan

yang lain, karena model regresi yang baik adalah bebas dari multikolinearitas.

Pengukuran yang dapat digunakan untuk menguji multikolinieritas yaitu

perhitungan nilai tolerance dan VIF.

Untuk mendeteksi terjadi atau tidaknya suatu multikolinearitas (Gujarati,

2009:340) adalah :

1. Tidak terjadi multikolinearitas bila:

Nilai Tolerance > 10%

Nilai VIF (variance inflation factor) < 10

2. Terjadi multikolinearitas bila:

Nilai Tolerance < 10%

Nilai VIF (variance inflation factor >10 )

Model regresi yang baik adalah jika tidak terjadi multikolinieritas antar

variabel bebas dalam model regresi.

3.9.2. Uji Heteroskedastisitas

Menurut Gujarati (2009:365) Homoscedasticity or equal (homo) spread

(scedasticity) or equal variance, means that the Y populations corresponding to

various X values have the same variance, where the conditional variance of the Y

population varies with X. Uji heteroskedastisitas merupakan pengujian yang

dilakukan untuk mengetahui apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan

variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance

dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut
37

Homoscedasticity. Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya

heteroskedastisitas:

1. Grafik Scatter Plot

Dengan melihat grafik scatter plot antara nilai prediksi variabel terikat

dengan variabel bebas dengan dasar analisis. Jika tidak ada pola yang

jelas, serta titik-titik menyebar diatas, dan dibawah angka nol pada sumbu

Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Gujarati 2009:377).

2. Uji Gletser

Merupakan pengujian yang dilakukan untuk meregresi nilai absolute

residual terhadap variabel bebas.

Model regresi yang baik adalah model regresi yang tidak terjadi

heteroskedastisitas, yaitu nilai sig pada tabel coefficients(a) harus diatas tingkat

kepercayaan 0,05.

3.9.3. Uji Autokorelasi

Menurut Gujarati (2009:413), autocorrelation may be defined as

correlation between members of series of observation ordered in time (as in time

series data) or space (as in cross-sectional data). Uji autokorelasi dilakukan

untuk mengetahui apakah dalam suatu model regresi terdapat korelasi anatara

kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode

sebelumnya (t-1).
38

Tabel 3.2
Acuan Autokorelasi Durbin-Watson

Dengan melihat nilai Durbin-Watson, maka peneliti dapat menarik

kesimpulan mengenai terjadi atau tidaknya korelasi.

1. Bila nilai Durbin-Watson terletak antar batas atas (du) dan (4-du),

berarti tidak ada autokorelasi

2. Bilai nilai Durbin-Watson lebih rendah dari pada batas bawah (dl),

berarti autokorelasi positif.

3. Bila nilai Durbin-Watson lebih besar dari pada (4-dl), maka koefisien

autokorelasi negatif.

4. Bila nilai Durbin-Watson terletak di antara batas atas (du) dan batas

bawah (dl) atau Durbin-Watson terletak antara (4-du) dan (4-dl), maka

hasilnya tidak dapat disimpulkan.

Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi atau

tidak terjadi autokorelasi, dimana nilai Durbin-Watson terletak antar batas (du)

dan (4-du).
39

3.10. Uji Kelayakan Suatu Model

3.10.1. Koefisien Determinasi (R2)

Uji R2 digunakan untuk mengetahui besarnya variasi dari variabel

dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen dan sisanya yang tidak

dapat dijelaskan merupakan bagian variasi dari variabel lain yang tidak termasuk

dalam model Hair et al., (2010:156).

Menurut Hair et al (2010:165), nilai koefisien determinasi adalah antara

nol (tidak terprediksi) dan satu (terprediksi sempurna).

3.10.2. Koefisien Korelasi (R)

Menurut Hair et al. (2010,156), koefisien korelasi adalah Coefficient that

indicates the strengh of the association between any two metric variables.

Koefisien korelasi merupakan koefisien yg menunjukkan seberapa kuat hubungan

antar variabel bebas dengan variable terikat dengan melihat r pada tabel berikut:

Tabel 3.3

Interpretasi Koefisien korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan


0,00 Tidak ada Korelasi
0,00 - 0,199 Sangat Rendah
0,20 - 0,399 Rendah
0,40 - 0,599 Sedang
0,60 - 0,799 Kuat
0,80 - 0,999 Sangat Kuat
1,000 Korelasi Sempurna
(Sumber: Neolaka (2014: 129)
40

3.10.3. Analisis Regresi Berganda

Menurut Hair et al., (2010:158), mutiple regression is a regression model

with two ore more independent variables. Regresi linear berganda merupakan

pengujian yang dilakukan untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel

independen terhadap satu variabel dependen.

Oleh karena itu, persamaan regresi untuk penelitian ini adalah:

Y = a + b1X1 +b2X2 + b3X3+ b4X4+e

Keterangan:

Y : Online Repurchase Intention

a : Konstanta

b1 : Koefisien regresi Trust

X1 : Variabel Trust

b2 : Koefisien regresi Perceived Usefulness

X2 : Variabel Perceived Usefulness

b3 : Koefisien regresi Satisfaction

X3 : Variabel Satisfaction

b4 : Koefisien regresi Perceived Enjoyment

X4 : Variabel Perceived Enjoyment

e : Nilai residual
41

3.10.4. Uji F

Menurut Hair et al., (2010:159), Uji F pada dasarnya menunjukan apakah

semua variabel bebas yang dimaksudkan dalam model regresi mempunyai

pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen.

Terdapat dua hipotesis dalam uji F, yaitu:

Ho : Tidak terdapat pengaruh antara variabel independen secara bersama

sama terhadap variabel dependen.

Ha : Terdapat pengaruh antara variabel independen secara bersama

sama terhadap variabel dependen.

Dasar pengambilan keputusan uji F ialah:

1. Jika nilai signifikan < 0,05 dan F hitung > F tabel, maka variabel

independen secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap

variabel dependen, maka Ha tidak dapat ditolak.

2. Jika nilai signifikan > 0,05 dan F hitung < F tabel, maka variabel

independen secara bersama- sama tidak berpengaruh signifikan

terhadap variabel dependen, maka Ho tidak dapat ditolak.

3.10.5. Uji t

Uji t menurut Hair et al., (2010:442), Test to assess the statistical

significance of the difference between two sample means for a single dependent

variable. Uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen

terhadap variabel dependen secara individual. Terdapat dua hipotesis dalam uji t,

yaitu :
42

Ho : Tidak terdapat pengaruh variabel independen terhadap variabel

dependen.

Ha : Terdapat pengaruh variabel independen terhadap variabel

dependen.

Dasar pengambilan keputusan uji t ialah:

1. Jika nilai signifikansi < 0,05 dan t hitung > t tabel, maka variabel

independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen,

maka Ha tidak dapat ditolak.

2. Jika nilai signifikansi > 0,05 dan t hitung < t tabel, maka variabel

independen tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel

dependen, maka Ho tidak dapat ditolak.

Anda mungkin juga menyukai