PENDAHULUAN 1.1.
Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi dan masyarakat kelas menengah di Indonesia
menumbuhkan minat masyarakat melakukan perjalanan termasuk jasa penerbangan. Daya beli
masyarakat semakin tinggi, keinginan berpergian meningkat dan menuntut waktu yang cepat
tanpa menunggu lama. Karena itu penerbangan menjadi salah satu pilihan. Dengan pertumbuhan
penumpang tersebut, maskapai penerbangan tidak memiliki pilihan selain harus menumbuhkan
bisnis, termasuk memperluas jaringan penerbangannya. Hubungan antara pertumbuhan ekonomi
dengan minat berpergian masyarakat sangat erat. Semakin tinggi pendapatan perkapita
masyarakat, pertumbuhan perjalanan juga akan semakin cepat. Pertumbuhan ekonomi Indonesia
memiliki kecenderungan menaik dan berdampak pada peningkatan pertumbuhan industri
penerbangan nasional, diantaranya akan bisa menempatkan Indonesia pada peringkat kelima
pasar penerbangan domestik dunia. Satu kekuatan penting Indonesia adalah besaran
penduduknya, yang saat ini sekitar 240 juta jiwa dan luasan wilayahnya yang memerlukan sarana
tranportasi udara yang handal. Pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan angkutan udara di Asia
dan Indonesia berkembang pesat. Asia dengan kawasan ASEAN dan terutama Indonesia telah
menjadi kawasan dengan skala industri penerbangan yang tumbuh luar biasa. Khususnya
Indonesia, pertumbuhan industri penerbangan pada 2013 tercatat 15% dan tetap stabil setelah
bertahun-tahun. Persaingan industri penerbangan di Indonesia tidak hanya disebabkan karena
globalisasi, tetapi lebih di sebabkan karena pelanggan semakin cerdas, sadar harga dan banyak
menuntut. Kemajuan teknologi dan komunikasi juga berperan meningkatkan intensitas
persaingan. Pertumbuhan industri penerbangan melonjak tajam dalam satu dekade terakhir di
Indonesia. Sejumlah armada bersaing ketat merebut pasar domestik dan regional. Pemerintah
harus tegas dan konsisten menegakkan aturan agar menciptakan kenyamanan dan persaingan
sehat. Konsumen diharapkan lebih memilih penerbangan yang memberikan prioritas pada
keamanan dan pelayanan. Perkembangan bisnis yang mengarah pada ruang lingkup global
membuat persaingan pada industri maskapai penerbangan domestik di Indonesia semakin ketat.
Hal tersebut menyebabkan terjadinya perang tarif di antara maskapai penerbangan. Perang tarif
tersebut tentunya merupakan usaha yang sangat tepat untuk mengurangi laba dari pihak
saingannya. yaitu memberikan tarif semurah mungkin kepada masyarakat dan pasti tentunya
mengurangi beberapa komponen penting dalam pelayanan dalam bentuk fisik maupun non fisik.
Namun nampaknya,ada juga beberapa armada yang tetap bertahan dengan visi misi awal yang
dimiliki. Tetap bertahan dengan harga yang relatif tinggi dibandingkan maskapai penerbangan
lain, tanpa khawatir akan ditinggalkan masyarakat. Karena dari sana, ada keunggulan kompetitif
lain yang dimilliki yaitu dari segi kenyamanan dan pelayanan. Menggunakan alat transfortasi
udara adalah cara tercepat dan paling nyaman untuk menuju salah satu tempat di Nusantara.
Indonesia memilik 61 bandara internasional dan domestik yang menyediakan penerbangan ke
semua kota besar di Negara kepulauan ini. Bandar Soekarno Hatta adalah pusat jaringan
penerbangan utama di Indonesia. Berada 20 km kearah barat laut kota Jakarta dan menjadi
markas sejumlah maskapai penerbangan internasional dan domestik seperti Garuda Indonesia.
Maskapai penerbangan lainnya adalah Lion Air, Mandala Arlines, Merpati Nusantara, Sriwijaya
Air, dan berbagai maskapai penerbangan lainnya. Bandara internasional lain yang ada di
Indonesia adalah Bandar udara Ngurah Rai di Bali, berada di 15 km dari pusat kota Denpasar
yang menyediakan penerbangan langsung dari Australia, Asia, dan Eropa. Sejumlah maskapai
penerbangan internasional juga terbang langsung ke beberapa kota besar, yaitu Medan, Padang,
Bandung, Surabaya, Solo, dan Manado. Garuda Indonesia, maskapai penerbangan nasional
terbesar di Indonesia menyediakan penerbangan ke 24 negara, di antaranya Bangkok, Beijing,
Hong Kong, Ho Chi Minh City, Kuala Lumpur, Seoul, Sydney, Melbourne, Jeddah, Singapore,
Shanghai, Guangzhou (Canton), Tokyo, Nagoya, Osaka, Dubai, dan Amsterdam. Garuda
Indonesia juga berencana membuka jaringan penerbangan ke Eropa termasuk Frankfurt, London,
Paris, dan Roma. Sebagai bagian dari upaya peningkatan mutu hidup serta sejalan dengan visi
untuk mencapai pertumbuhan berkelanjutan di sektor transportasi udara yang diselaraskan
dengan lingkungan hidup, Garuda Indonesia berkomitmen untuk melaksanakan program Garuda
Indonesia Green Efforts. Program ini merupakan bagian dari tanggung jawab Garuda Indonesia
untuk mewujudkan lingkungan yang sehat melalui aksi nyata di udara dan darat. Garuda
Indonesia menyadari, bisnis tidak dapat berjalan baik jika berada di lingkungan yang tidak sehat.
Setiap perusahaan harus mempertimbangkan efek bisnisnya terhadap lingkungan dan
bertanggung jawab untuk meminimalisir dampak negatif yang ditimbulkan. Komitmen ini
dijalankan perusahaan berdasarkan Occupational Safety, Health & Environmental Policy yang
diawasi langsung oleh President dan CEO Garuda Indonesia Emirsyah Satar. Kebijakan ini
menegaskan bahwa seluruh karyawan, mitra bisnis, kontraktor, dan suplier Garuda Indonesia
wajib berpartisipasi dalam Occupational Safety, Health & Environmental Management System.
Proses dan sistem ini diterapkan dalam rangka menjaga berlangsungnya pengoperasian bisnis
berwawasan lingkungan yang bertujuan untuk menurunkan tingkat emisi dan limbah serta
menghemat penggunaan energi dan sumber daya alam lainnya. Hal itu juga sejalan dengan visi
IATA dalam IATA Annual General Meeting 2007 yang menargetkan efisiensi penggunaan
bahan bakar sebesar 1,5 persen setiap tahun mulai 2009 hingga 2020, pertumbuhan nol persen
karbon pada tahun 2020, dan penurunan tingkat emisi hingga 50 persen pada tahun 2050. Target
itu ditetapkan mengingat industri penerbangan global saat ini menyumbang 2 persen pencemaran
gas rumah kaca dari emisi karbon yang dihasilkan manusia. Angka ini diperkirakan naik menjadi
3 persen pada tahun 2050 seiring dengan semakin berkembangnya industri penerbangan dunia.
Kebijakan dan visi tersebut dimanifestasikan dalam berbagai program yang mencakup tiga aspek
utama, yaitu operasional penerbangan, bangunan perkantoran yang ramah lingkungan, serta gaya
hidup hijau. Di sisi lain, Garuda Indonesia bersama-sama dengan beberapa perusahaan lain terus
mempromosikan pembangunan berkelanjutan melalui Indonesia Business Council for
Sustainable Development (IBCSD). Menteri Perhubungan (Menhub) EE mangindaan
mengungkapkan, industri penerbangan Indonesia mencatatkan pertumbuhan yang pesat dalam
tiga tahun terakhir ini. "Berdasarkan data kita, pada tiga tahun terakhir ini, tejadi peningkatan
jumlah penumpang angkutan udara yang cukup signifikan setiap tahunnya," ucapnya di
Kemenhub, Jakarta, Rabu (11/12/2013). Pada tahun 2011, total jumlah penumpang adalah
68.349.439 orang yaitu penumpang domestik sebesar 60.197.306 orang dan internasional
8.152.133 orang. Sedangkan total jumlah penumpang angkutan udara pada tahun 2012 adalah
81.359.755 orang yaitu penumpang domestik sebesar 71.421.464 orang dan internasional sebesar
9.938.291 orang dengan presentase pertumbuhan sebesar 19,03 persen yaitu 18,64 persen untuk
domestic dan 21,91 persen untuk internasional. Untuk tahun 2013 sampai September 2013, total
jumlah penumpang angkutan udara adalah 49.081.891 orang yaitu 43.002.808 untuk penumpang
domestik dan 6.079.083 penumpang internasional, Pertumbuhan jumlah penumpang angkutan
udara tersebut diikuti oleh penambahan rute penerbangan komersial domestik menjadi 270 rute
pada tahun 2013 dibandingkan dengan 2012 yaitu 249 rute. Berikut adalah data jumlah
pertumbuhan penumpang angkutan udara yang signifikan setiap tahunnya: Table 1.1 Jumlah
Pertumbuhan Penumpang Angkutan Udara Tahun Domestik Internasional 2011 60.197.306
8.152.133 2012 71.421.464 9.938.291 2013 43.002.808 6.079.083 Sumber : Departemen
Perhubungan Persaingan industri penerbangan nasional kian ketat. Setiap maskapai, menawarkan
pelayanan terbaik guna menarik simpati konsumennya. Hasilnya cukup bagus, dan masyarakat
diuntungkan dengan pelayanan jasa angkutan udara nasional yang terus membaik. Jumlah
penumpang udara yang diangkut setiap maskapai juga terus meningkat. Data Kementerian
Perhubungan menunjukkan, Lion Air menguasai pangsa pasar penumpang domestik dengan
menerbangkan 13,97 juta penumpang domestik atau 41,51% sepanjang Semester I-2012. Di
peringkat kedua terdapat maskapai BUMN, PT Garuda Indonesia menerbangkan 7,80 juta
penumpang domestik atau 23,20%. Menyusul di belakang Garuda Indonsia adalah Sriwijaya Air
sebanyak 3,90 juta penumpang atau 16,49%. Di peringkat keempat terdapat PT Metro Batavia
selaku operator maskapai Batavia Air dengan menerbangkan 3,51 juta penumpang atau
menguasai market share 10,45%. Sedangkan peringkat kelima terdapat maskapai penerbangan
perintis Merpati Nusantara Airlines yang menerbangkan 1,13 juta penumpang atau 8,35%.
Dibawah ini adalah persaingan industri penerbangan nasional dengan pangsa pasar : Tabel 1.2
Persaingan Industri Penerbangan Nama Industri Penerbangan Penumpang Domestik
Pertumbuhan Lion Air 13,97 juta 41,51% PT. Garuda Indonesia 7,80 juta 23,20% Sriwijaya Air
3,90 juta 16,49% PT. Metro Batavia (Batavia Air) 3,51 juta 10,45% Merpati Nusantara Airlines
1,13 juta 8,35% Sumber : Departemen Perhubungan Market share Maskapai Penerbangan
Indonesia 1-2012 Penerbangan % Lion Air 41,51% Garuda Indonesia 23,20% Sriwijaya Air
16,49% Batavia Air 10,45% Merpati 08.35% Di atas menjelaskan bahwa Lion Air menguasai
pangsa pasar sebesar 13,97 juta penumpang domestik atau 41,51%. Dan PT. Garuda Indonesia
sebagai market challenger dengan jumlah penumpang domestik sebesar 7,80 juta atau 23,20%.
Garuda Indonesia adalah maskapai penerbangan Indonesia yang berkonsep sebagai full service
airline (maskapai dengan pelayanan penuh). Saat ini Garuda Indonesia mengoperasikan 82
armada untuk melayani 33 rute domestik dan 18 rute internasional termasuk Asia (Regional Asia
Tenggara, Timur Tengah, China, Jepang dan Korea Selatan), Australia serta Eropa (Belanda).
Sebagai bentuk kepeduliannya akan keselamatan, Garuda Indonesia telah mendapatkan
sertifikasi IATA Operational Safety Audit (IOSA). Hal ini membuktikan bahwa maskapai ini
telah memenuhi standar internasional di bidang keselamatan dan keamanan. Garuda Indonesia
telah meluncurkan layanan baru yang disebut "Garuda Indonesia Experience".Layanan baru ini
menawarkan konsep yang mencerminkan keramahan asli Indonesia dalam segala aspek.Untuk
mendukung layanan ini, semua armada baru dilengkapi dengan interior paling mutakhir, yang
dilengkapi LCD TV layar sentuh individual di seluruh Business Class dan Economy Class.Selain
itu, penumpang juga dimanjakan dengan Audio and Video on Demand (AVOD), yaitu sistem
hiburan yang menawarkan berbagai pilihan film atau lagu, sesuai pilihan masing-masing
penumpang. Berbagai penghargaan pun telah diterima oleh Garuda Indonesia sebagai bukti dari
keunggulannya.Pada tahun 2010, Skytrax menobatkan Garuda Indonesia sebagai “Four Star
Airline” dan sebagai “The World's Most Best Improved Airline”. Selanjutnya pada Juli 2012,
Garuda Indonesia mendapatkan penghargaan sebagai “World's Best Regional Airline” dan
“Maskapai Regional Terbaik di Dunia”. Sebuah lembaga konsultasi penerbangan bernama
Centre for Asia Aviation (CAPA), yang berpusat di Sydney, juga memberikan penghargaan
kepada Garuda Indonesia sebagai "Maskapai yang Paling Mengubah Haluan Tahun Ini", pada
tahun 2010. Sedangkan Roy Morgan, lembaga peneliti independen di Australia, juga
memberikan penghargaan kepada Garuda Indonesia sebagai “The Best International Airline”
pada bulan Januari, Februari dan Juli 2012. Garuda Indonesia memang telah berhasil mengubah
haluannya, sehingga terhindar dari kegagalan di masa krisis dan meraih kesuksesan pada era
2006 hingga 2010.Setelah melalui masa-masa sulit, kini Garuda Indonesia melanjutkan
kesuksesan dengan menjalankan program 5 tahun ekspansi secara agresif. Program ini dikenal
dengan nama ‘Quantum Leap’. Program ini diharapkan akan membawa perusahaan menjadi
lebih besar lagi, dengan jaringan yang lebih luas dan diiringi dengan kualitas pelayanan yang
semakin baik. Saat ini Garuda Indonesia memiliki tiga hub di Indonesia.Pertama adalah hub
bisnis yang berada di Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta.Kedua adalah hub di daerah pariwisata
yang berada di Bandara Ngurah Rai, Denpasar, Bali.Kemudian untuk meningkatkan frekuensi
penerbangan ke bagian timur Indonesia, Garuda Indonesia juga memiliki hub di Bandara Sultan
Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan. Terlepas dari bisnis utamanya sebagai maskapai
penerbangan, Garuda Indonesia juga memiliki unit bisnis (Strategic Business Unit/SBU) dan
anak perusahaan. Pada bulan Februari 2011, Garuda Indonesia telah menjadi Perusahaan Publik
dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Maskapai penerbangan adalah sebuah organisasi yang
menyediakan jasa penerbangan bagi penumpang atau barang. Perusahaan maskapai tersebut
menyewa atau memiliki pesawat terbang untuk menyediakan jasa transportasi. Airlines juga
dapat membentuk kerja sama atau aliansi dengan maskapai lainnya unutk memperkuat cakupan
jalur penerbangannya melalui konsep hub dan spoke. Tujuh bauran pemasaran pada bisnis jasa
penerbangan Garuda Indonesia atau 7P dapat dijelaskan sebagai berikut: Produk
(product),Produk yang dibahas di sini adalah maskapai penerbangan nasional Indonesia yang
terdiri dari
(a) kualitas produk ini dipandang sebagai produk pelayanan nomor satu di Indonesia.
Terbukti bahwa dari sejak tahun 1949 hingga saat ini produk pelayanan jasa ini
menjadi nomor satu di Indonesia sebagai perusahaan penerbangan yang dipercaya,
(b) keistimewaan maskapai penerbangan ini cukup terbukti, mulai dari pelayanan baik di
luar maupun di dalam pesawat,
(c) pilihan produk Garuda Indonesia adalah maskapai penerbangan nasional Indonesia.
Garuda adalah nama burung mitos dalam legenda pewayangan. Garuda Indonesia dipilih
sebagai maskapai terbesar dan terbaik Indonesia karena atas prestasi serta pelayanannya,
(d) nama merek (Brand Name) Pada tanggal 25 Desember 1949, saat presiden Indonesia
pertama akan terbang ke Yogyakarta, Dr. Konijnenburg wakil dari KLM melapor bahwa
pesawat yang akan dinaiki Soekarno harus diberi nama dan dicat sesuai nama yang
diberikan presiden,
(e) kemasan tentu menjadi hal yang penting dalam rangka menciptakan image dan sebagai
pembeda dengan produk lain.
Dalam hal ini, garuda Indonesia memiliki logo yang lebih menjadi ciri khas lambang negara,
yakni burung garuda. Harga (price) yang ditawarkan tentu menyeimbangi dengan pelayanan
(service) dari perusahaan. Ini juga yang dilakukan oleh Perusahaan Garuda Indonesia,
(a) harga bagi harga tiket Pesawat Garuda juga diberikan, terutama pada saat momentum
tertentu,
(b) pemberian hadiah dilakukan oleh perusahaan sebagai bentuk penghargaan bagi anak
bangsa. Contohnya, pada Turnamen Womens Circuit Garuda Indonesia Championships
menyediakan hadiah uang total 25.000 dollar AS atau Rp 221,2 juta,
(c) sistem pembayaran untuk pembelian tiket pesawat Garuda Indonesia sendiri bisa
dilakukan dengan melalui online ataupun pemesanan melalui telepon.
(d) tenggang waktu (Credit Term) dalam pemesanan tiket, biasanya harga tiket yang sudah
lewat tanggalnya tidak bisa dilihat lagi di sistem reservasi, kecuali harga tiket yang telah
di issued/dibuka dengan menggunakan kode booking atau nomor tiket.
Tempat (Place), sebagai produk pelayanan jasa penerbangan yang paling terkemuka di
Indonesia, maskapai penerbangan ini terus mengembangkan pelayanannya dari segi jangkauan
penerbangan (tempat).
(a) Saluran Distribusi (distribusi channel) dalam hal ini bukan berarti
produk, melainkan lebih kepada pelayanan jasa,
(b) jangkauan wilayah penerbangan
pesawat Garuda Indonesia sendiri sudah sejajar dengan penerbangan internasional seperti
Malaysia Airlines ataupun Singapura Airline,
(c) lokasi penerbangan sendiri yakni berpusat di
Jakarta, tepatnya di bandara Soekarno-Hatta,
(d) Inventory/stok produk seiring kemajuan serta
kepercayaan konsumen terhadap Garuda Indonesia, perusahaan ini juga menambah
armada pesawatnya guna memperlancarpelayanan terhadap penumpang,
(e) transportasi sebagai perusahaan penerbangan terkemuka dan nomor satu di Indonesia,
perusahaan Garuda Indonesia juga memberikan kemudahan fasilitas transportasi bagi
para pengguna jasa.
Orang (People), maksudnya adalah jasa sebagian besar diberikan oleh orang, sehingga seleksi,
pelatihan dan motivasi pegawai dapat membuat perbedaan besar dalam kepuasan pelanggan. .
Idealnya, pegawai harus memperhatikan kompetensi, sikap memperhatikan, responsif, inisiatif,
kemampuan memecahkan masalah dan niat baik. Physical Evidence.Kualitas jasa dapat
ditunjukkan melalui bukti fisik dan penyajian. Jadi suatu bisnis penerbangan akan
mengembangkan suatu penampilan dan gaya yang dapat diamati dalam menangani
pelanggannya, sehingga dapat menyampaikan nilai yang diharapkan bagi konsumen, baik itu
kebersihan, kecepatan atau manfaat lainnya.