Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

Tujuan dari prinsip-prinsip pengelolaan keuangan adalah

menyediakan pemahaman tentang cara perusahaan/lembaga bisnis

memperoleh dan mengalokasikan dana yang dimilikinya dikenal dengan

keputusan pembelanjaan, menyediakan pemahaman tentang menguji

kelayakan suatu investasi yang disebut dengan keputusan investasi dan

kebijakan tentang pemberian deviden kepada pemegang saham atau

yang disebut dengan keputusan deviden. Dari ketiga keputusan tersebut

merupakan hal yang harus diputuskan oleh pengelola keuangan di dalam

menjalankan bisnisnya.

Kombinasi dari ketiga keputusan tersebut, keputusan investasi

sebagai keputusan yang paling penting bagi pengelolaan keuangan.

Semua bagian dari perusahaan yaitu produksi, pemasaran dan lain-lain,

juga sangat terpengaruh oleh keputusan investasi ini. Dengan demikian

semua eksekutif terlepas dari tanggung jawab utamanya, harus

mengetahui bagaimana keputusan investasi dilakukan.

Di samping itu keputusan investasi sering mempunyai pengaruh

yang cukup besar terhadap perkembangan/pertumbuhan usaha tersebut

atau bahkan perkembangan suatu negara. Seperti keadaan Indonesia,

Pemerintah selalu mendorong usaha penanaman modal ini dengan

memberikan berbagai fasilitas, terutama untuk bidang-bidang yang

dianggap masih perlu dikembangkan, seperti fasilitas PMA maupun

PMDN (Penanaman Modal Asing dan Penanaman Modal Dalam Negeri).


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Investasi

Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya

lain yang dilakukan saat ini dengan tujuan memperoleh keuntungan di

masa datang.

Investasi adalah aktifitas penempatan modal ke dalam sebuah

usaha tertentu yang memiliki tujuan untuk memperoleh tambahan

penghasilan atau keuntungan.

Suatu Investasi menguntungkan (profitable) kalau investasi

tersebut bisa membuat pemodal menjadi lebih kaya. Dengan kata lain,

kemakmuran pemodal menjadi lebih besar setelah melakukan investasi.

Pengertian ini konsisten dengan tujuan memaksimumkan nilai perusahaan

Macam-Macam bentuk investasi :

1. Investasi pada asset riil (Real Assets) misalnya : tanah, emas, mesin,

bangunan dll.

2. Investasi pada asset finansial (financial assets):

a. Investasi di pasar uang : deposito, sertifikat BI, dllb.

b. Investasi di pasar modal : saham, obligasi, opsi, warrant dll

Tujuan Investasi: meningkatkan kesejahteraan investor

(kesejahteraan moneter)

Sumber dana untuk investasi :

1. Asset yang dimiliki saat ini

2. Pinjaman dari pihak lain

3. Tabungan
Dasar keputusan investasi :

1. Return : tingkat keuntungan investasi

a. Expected return (return yang diharapkan)

b. Realized return (return aktual)

2. Risiko : kemungkinan return aktual berbeda dengan return yang

diharapkan

a. Risiko sistematis (systematic risk) atau risiko pasar (general risk)

b. Risiko tidak sistematis (unsystematic risk ) atau

c. Risiko perusahaan (risiko spesifik)

B. Pentingnya Keputusan Investasi

Keputusan investasi mempunyai dimensi waktu jangka panjang,

sehingga keputusan yang diambil harus dipertimbangkan dengan baik

karena mempunyai konsekusnei berjangka panjang pula. Keputusan

investasi ini sering juga disebut sebagai capital budgeting yakni

keseluruhan proses perencanaan dan pengambilan keputusan mengenai

pengeluaran dana yang jangka waktu kembalinya dana tersebut melebihi

satu tahun atau berjangka panjang. Perencanaan terhadap keputusan

investasi ini sangat penting karena beberapa hal sebagai berikut:

1. Dana yang dikeluarkan untuk keperluan investasi sangat besar, dan

jumlah dana yang besar tersebut tidak bisa diperoleh kembali dalam

jangka pendek atau diperoleh sekaligus.

2. Dana yang dikeluarkan akan terikat dalam jangka panjang, sehingga

perusahaan harus menunggu selama jangka cukup lama untuk bisa

memperoleh kembali dana tersebut. Dengan demikian akan

mempengaruhi penyediaan dana untuk keperluan sehari-hari.


3. Keputusan investasi menyangkut harapan terhadap hasil keuntungan

di masa yang akan datang. Kesalahan dalam mengadakan peramalan

akan dapat mengakibatkan terjadinya over atau under investment,

yang akhirnya akan merugikan perusahaan. Misalnya proyeksi

penjualan terlalu besar sehingga membeli peralatan yang besar

dengan investasi juga besar, ternyata permintaan kecil, akhirnya

banyak kapasitas yang menganggur dan biaya tetap (penyusutan)

sangat besar, demikian sebaliknya.

4. Keputusan investasi berjangka panjang, sehingga kesalahan dalam

pengambilan keputusan akan mempunyai akibat yang panjang dan

berat, serta kesalahan dalam keputusan ini tidak dapat diperbaiki

tanpa adanya kerugian yang besar.

C. Aliran Kas (Cash Flow)

Keuntungan atau laba yang akan digunakan untuk menutup

investasi bisa dalam dua pengertian yakni (1) laba akuntansi yaitu

merupakan laba yang terdapat dalam laporan keuangan yang disusun

oleh bagian akuntansi yakni cukup dilihat dari laba pada Laporan Rugi-

Laba, (2) Laba tunai yaitu laba yang berupa aliran kas atau cashflow.

Dalam investasi lebih banyak menggunakan konsep laba tunai atau

cashflow, sebab laba yang dilaporkan dalam laporan akuntansi belum

pasti dalam bentuk kas, sehingga dengan demikian perusahaan dapat

mempunyai jumlah kas yang lebih besar daripada keuntungan yang

dilaporkan dalam laporan akuntansi.


Dalam laporan rugi-laba, biaya yang diperhitungkan semua biaya

baik yang dikeluarkan secara tunai seperti bahan baku, upah, gaji, biaya

promosi, komisi, biaya administrasi dan umum, maupun biaya yang

dikeluarkan tidak tunai seperti penyusutan.

Penggolongan Cashflow

Cashflow yang berhubungan dengan suatu keputusan investasi

bisa dikelompokkan dalam 3 macam aliran kas yaitu (1) Initial cashflow,

(2) Operational cashflow, dan (3) Terminal cashflow.

1. Initial Cashflow

Initial cashflow adalah aliran kas yang berhubungan dengan

pengeluaran-pengeluaran kas untuk keperluan investasi, seperti

pengeluaran kas untuk pembelian tanah, pembangunan pabrik, pembelian

mesin, pembelian peralatan lain, pembelian kendaraan, dan pengeluaran

kas lain dalam rangka mendapatkan aktiva tetap. Termasuk dalam initial

cashflow ini adalah kebutuhan dana yang akan digunakan untuk modal

kerja. Initial cashflow biasanya dikeluarkan pada saat awal pendirian suatu

proyek investasi.

2. Operational Cashflow

Operational cashflow merupakan aliran kas yang akan digunakan

untuk menutup investasi. Operational cashflow biasanya diterima setiap

tahun selama usia investasi, dan berupa aliran kas bersih. Operational

cashflow inilah yang sering disebut sebagai cashflow saja. Dengan

demikian operational cashflow dapat dihitung dengan menambahkan laba

akuntansi (EAT) dengan penyusutan.


Permasalahan operational cashflow ini muncul bila dalam kputusan

investasi sumber dana yang dipergunakan berasal dari hutang, yang

mengakibatkan laba setelah pajak (EAT) berbeda, dan tentunya akan

mengakibatkan cashflow-nya menjadi berbeda antara bila dibelanjai

dngan modal sendiri dan dibelanjai dengan hutang.

Dalam menaksir operational cashflow tidak boleh mencampur-

adukkan keputusan pembiayaan dengan keputsan investasi. Keputusan

investasi suatu proyek adalah layak atau tidak layak. Sedangkan bila

layak, maka bisa dibelanjai baik dengan modal sendiri maupun dengan

modal asing.

3. Terminal Cashflow

Terminal cashflow merupakan aliran kas yang diterima sebagai

akibat habisnya umur ekonomis suatu proyek investasi. Apabila proyek

investasi habis umur ekonomisnya biasanya masih ada penerimaan kas,

misalnya dari penjualan aktiva tetap yang masih digunakan, juga dana

yang digunakan sebagai modal kerja. Oleh karena itu yang termasuk

dalam kelompok terminal cashflow adalah nilai residu dan modal kerja.

Nilai residu adalah taksiran harga jual aktiva tetap bila usia ekonomis

proyek habis. Modal kerja merupakan dana yang digunakan untuk

membiayai operasi perusahaan sehari-hari. Modal kerja ini selalu

berputar, sehingga pada akhir umur proyk akan diperhitungkan kmbali

sebagai penerimaan kas. Terminal cashflow ini akan diterima pada akhir

umur ekonomis, sehingga nantinya akan diperhitungkan sebagai cashflow

di tahun terakhir.
D. Metode Penilaian Investasi

Ada beberapa alat analisa atau metode dalam menilai keputusan

investasi. Metode-metode penilaian investasi tersebut antara lain adalah:

1. Metode Accounting Rate of Return

Metode accounting rate of return adalah metode penilaian investasi

yang mengukur seberapa besar tingkat keuntungan dari investasi. Metode

ini menggunakan dasar laba akuntansi, sehingga angka yang

dipergunakan adalah laba setelah pajak (EAT) yang dibandingkan dengan

rata-rata investasi.
Rata Rata EAT
ARR = x 100%
Rata Rata Investasi
Untuk menghitung rata-rata EAT dengan cara menjumlahkan EAT

(laba setelah pajak) selama umur investasi dibagi dengan umur investasi.

Sedangkan untuk menghitung rata-rata investasi adalah investasi

ditambah dengan nilai residu dibagi 2.

Apabila angka accounting rate of return lebih besar dibandingkan

dengan keuntungan yang disyaratkan, maka proyek investasi ini

menguntungkan, apabila lebih kecil daripada tingkat keuntungan yang

disyaratkan proyek ini tidak layak.

2. Metode Payback Period

Untuk mengukur lamanya dana investasi yang ditanamkan kembali

seperti semula disebut sebagai payback period. Payback period adalah

suatu periode yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran

investasi dengan menggunakan aliran kas yang diterima.

Untuk mengetahui kelayakan investasi dengan metode ini adalah

membandingkan masa payback period dengan target lamanya kembalian


investasi. Bila payback period lebih kecil dibanding dengan target

kembalinya investasi, maka proyek investasi layak, sedangkan bila lebih

besar proyek tidak layak. Dalam menghitung payback period laba yang

digunakan adalah laba tunai atau cashflow.

Kelemahan metode ini adalah (1) mengabaikan time value of

money, (2) mengabaikan penerimaan-penerimaan investasi setelah

payback period tercapai.

3. Metode Net Present Value

Net Present Value (NPV) adalah selisih antara nilai sekarang dari

cashflow dengan nilai sekarang dari investasi. Untuk menghitung NPV,

pertama menghitung present value dari penerimaan atau cashflow dengan

tingkat discount rate tertentu, kemudian dibandingkan dengan present

value dari investasi. Bila selisih antara PV dari cashflow lebih besar berarti

terdapat NPV positif, artinya proyek investasi layak, sebaliknya bila PV

dari cashflow lebih kecil dibanding PV investasi, maka NPV negatif dan

investasi dipandang tidak layak.

4. Metode Internal Rate of Return (IRR)

Metode Internal Rate of Return mencari discount rate yang dapat

menyamakan antara present value dari aliran kas dengan present value

dari investasi. Dengan demikian Internal rate of return (IRR) adalah tingkat

discount rate yang dapat menyamakan PV of cashflow dengan PV of

investment.

Untuk mencari besarnya IRR diperlukan data NPV yang

mempunyai dua kutub, positif dan negative. Setelah didapatkan NPV pada
dua kutub positif dan negative selanjutnya dibuat interpolasi atau digitung

dengan rumus sebagai berikut:

NPV rr
IRR = rr + x (rt rr)
TPV rr TPV rt
Setelah nilai IRR ditemukan, untuk menilai apakah proyek layak

dijalankan atau ditolak, maka nilai IRR dibandingkan dengan tingkat

keuntungan yang disyaratkan. Bila IRR lebih besar dibanding keuntungan

yang disyaratkan berarti layak, demikian sebaliknya bila IRR lebih kecil

dibanding keuntungan yang disyaratkan berarti proyek investasi kurang

baik.

5. Metode Profitability Index

Metode profitability index (PI) ini menghitung perbandingan antara

present value dari penerimaan dengan present value dari investasi. Bila

profitability index ini lebih besar dari 1, maka proyek investasi dianggap

layak untuk dijalankan. Metode ini lebih sering digunakan untuk

merangking beberapa proyek yang akan dipilih dari beberapa alternative

proyek yang ada. Untuk memilih proyek dari beberapa alternatif proyek,

yang diutamakan adalah yang mempunyai profitability index paling besar.

E. Investasi Penggantian

Investasi penggantian adalah mengganti aktiva tetap lama yang

masih mempunyai umur ekonomis dengan aktiva tetap baru yang lebih

menguntungkan. Karena aktiva tetap lama mempunyai umur ekonomis,

artinya aktiva tetap lama tersebut mempunyai nilai buku, yaitu selisih

harga perolehan aktiva dikurangi dengan akumulasi penyusutan. Aktiva

tetap lama juga mempunyai harga jual, sehingga bila diganti dengan
aktiva tetap baru perlu dihitung laba atau rugi atas penjualan aktiva tetap

lama tersebut. Laba didapatkan bila harga jual aktiva tetap lebih tinggi

dibanding dengan nilai bukunya. Demikian pula sebaliknya.

Untuk menilai penggantian aktiva tetap layak atau tidak layak,

maka perlu menghitung (1) investasi bersih dan (2) tambahan cashflow.

1. Investasi Bersih

Pada penilaian investasi penggantian, yang dianalisis adalah

besarnya tambahan keuntungan dan tambahan investasi. Tambahan

investasi atau sering disebut investasi bersih ini didapatkan dari harga beli

aktiva tetap baru dengan penerimaan bersih atas penjualan aktiva tetap

lama. Dengan demikian perhitungan investasi bersih sebagai berikut:

a. Perhitungan penjualan aktiva tetap lama


Harga beli aktiva tetap lama xxx
Akumulasi penyusutan xxx
Nilai buku xxx
Harga jual aktiva tetap lama xxx
Laba (rugi) penjualan AT lama xxx
Pajak xxx
Laba bersih penjualan AT lama xxx

b. Perhitungan penerimaan bersih dan investasi bersih


Nilai buku aktiva tetap lama xxx
Laba (rugi) penjualan AT lama xxx
Penerimaan bersih xxx
Harga beli aktiva tetap baru xxx
Investasi bersih xxx

Investasi bersih atau net investment inilah nantinya yang akan

menjadi initial cashflow yang harus ditutup dengan aliran kas yang

diterima dari penggantian.


2. Tambahan Cashflow

Untuk menilai kelayakann investasi penggantian, aliran kas yang

digunakan adalah aliran kas tambahan (incremental cashflow) yang

disebabkan penggantian aktiva tetap tersebut. Tambahan aliran kas ini

bisa disebabkan karena adanya penghematan biaya tunai seperti

turunnya biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja, dan juga karena

peningkatan penjualan yang disebabkan aktiva tetap baru. Penghematan-

penghematan ini akan menjadi tambahan penghasilan, sehingga perlu

dikurangi dengan kenaikan biaya, seperti kenaikan biaya penyusutan

(penyusutan mesin baru penyusutan mesin lama).

F. Pemilihan Investasi Dengan Umur Berbeda

Dalam keputusan investasi penggantian, kadang-kadang umur

ekonomis dari aktiva tetap yang akan diganti dengan aktiva tetap

pengganti berbeda. Bisa juga dalam mengganti aktiva tetap ada dua

alternatif aktiva tetap yang mempunyai umur ekonomis yang berbeda.

Untuk penyelesaian hal tersebut bisa menggunakan (1)

Replacement Chain Approach atau (2) equivalent annual annuity

approach.

1. Replacement Chain Approach

Replacement Chain Approach ini sering disebut dengan common

life approach merupakan metode yang menjadikan dua mesin yang

umurnya berbeda dibuat menjadi sama dengan mengasumsikan membeli

mesin tersebut beberapa kali, sehingga menghasilkan umur yang sama.


Selanjutnya mesin-mesin tersebut dianalisis dengan net present value dan

IRR, proyek yang menghasilkan NPV dan IRR yang lebih besar yang

dianggap lebih baik.

2. Equivalent Annual Annuity Method

Dengan menggunakan pendekatan equivalent annual annuity,

masing-masing proyek perlu dicari net present valuenya, yang kemudian

dibuat rata-rata tahunan dengan membaginya dengan discount faktor

anuitetnya selama umur ekonomis masing-masing proyek. Dengan

demikian langkah yang perlu diambil adalah :

a. Menghitung NPV masing-masing proyek dengan tingkat diskonto

tertentu.

b. Menghitung discount faktor annuity masing-masing proyek dengan

discount rate sama dengan untuk mencari NPV.

c. Selanjutnya menghitung Equivalent Annual Annuity (EAA) masing-

masing proyek dengan jalan membagi NPV proyek dengan discount

faktor annuitynya.

G. Capital Rationing

Tingkat keuntungan proyek diukur dari profitability indexnya, proyek

yang mempunyai profitability index paling besar menempati rangking

pertama, demikian seterusnya disusul yang lebih rendah. Pada

kenyataannya tidak semua proyek bersifat independen, ada proyek-

proyek yang mempunyai keterkaitan tertentu. Sifat-sifat proyek tersebut

antara lain adalah:


1. Independen

Proyek yang bersifat independen adalah sekumpulan proyek yang

tidak mempunyai hubungan keterkaitan. Karena tidak ada hubungan

keterkaitan, maka penentuan pilihan dilakukan dengan membuat rangking

proyek dari yang tingkat profitability indexnya yang paling tinggi sampai

yang paling rendah.

2. Kontinjensi

Proyek yang bersifat kontinjensi merupakan proyek yang

mempunyai hubungan keterkaitan, dimana bila satu proyek diterima maka

lainnya juga harus diterima. Sebaliknya bila suatu proyek ditolak proyek

lainnya juga harus ditolak.

3. Mutually Exclusive

Proyek yang bersifat mutually exclusive adalah proyek yang

mempunyai hubungan keterkaitan yang saling meniadakan. Bila dua

proyek A dan B bersifat mutually exclusive, artinya jika proyek A diterima,

maka proyek B harus ditolak, demikian sebaliknya bila proyek B yang

diterima proyek A harus ditolak. Dari proyek-proyek yang bersifat mutually

exclusive, akan dipilih yang PI-nya paling tinggi.

Dari beberapa proyek yang akan dipilih beserta sifat-sifat proyek

dan keterbatasan dana, maka untuk memilih proyek mana saja yang

sebaiknya dilaksanakan, juga perlu pertimbangan apakah pelaksanaan

proyek bisa ditunda atau tidak bisa ditunda. Apabila proyek-proyek

tersebut tidak bisa ditunda, maka analisisnya menggunakan analisis waktu

tangal, sedangkan bila bisa ditunda bisa menggunakan analisis waktu

ganda.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

a. Investasi adalah aktifitas penempatan modal ke dalam sebuah usaha

tertentu yang memiliki tujuan untuk memperoleh tambahan

penghasilan atau keuntungan

b. Pentingnya perencanaan keputusan investasi karena beberapa hal:

- Dana yang dikeluarkan untuk keperluan investasi sangat besar

- Dana yang dikeluarkan akan terikat dalam jangka panjang,

- Keputusan investasi menyangkut harapan terhadap hasil

keuntungan di masa yang akan datang.

- Keputusan investasi berjangka panjang, sehingga kesalahan dalam

pengambilan keputusan akan mempunyai akibat yang panjang dan

berat

c. Cashflow yang berhubungan dengan suatu keputusan investasi bisa

dikelompokkan dalam 3 macam aliran kas yaitu (1) Initial cashflow, (2)

Operational cashflow, dan (3) Terminal cashflow.

d. Metode Penilaian Investasi

- Accounting Rate of Return - Internal Rate of Return (IRR)

- Metode Payback Period - Metode Profitability Index

- Metode Net Present Value

e. Untuk menilai penggantian aktiva tetap layak atau tidak layak, maka

perlu menghitung (1) investasi bersih dan (2) tambahan cashflow.

f. Pemilihan Investasi Dengan Umur Berbeda bisa menggunakan (1)

Replacement Chain Approach (2) equivalent annual annuity approach.


DAFTAR PUSTAKA

Sutrisno. 2001. Manajemen Keuangan, Teori, Konsep dan Aplikasi.


Jogyakarta. Ekonisia Fakultas UII Jakarta.
KATA PENGANTAR

Ucapan syukur Alhamdulillah setinggi-tingginya atas setiap nikmat

dan anugerah yang telah diberikan Allah SWT. kepada penyusun dalam

menyelesaikan makalah ini. Tak lupa salam dan taslim kepada junjungan

Nabiullah Muhammad Saw. beserta para sahabat yang membawa cahaya

iman kepada segenap umat manusia,

Makalah yang disusun ini merupakan pengenalan lebih lanjut pada

mata bidang Manajemen Keuangan. Dalam makalah ini penyusun

mengangkat judul Keputusan Investasi.

Penyusun berharap makalah ini memberikan manfaat positif bagi

pembaca dalam mengenal Investasi. Namun tak ada gading yang tak

retak, begitupun makalah ini tentunya masih banyak kekurangan, oleh

karena itu kritik dan saran sangat diharapkan demi perbaikan makalah

selanjutnya.

Maros, 23 November 2013

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................... i

Daftar Isi ............................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN .................................................................... 2

A. Pengertian Investasi ....................................................... 2

B. Pentingnya Keputusan Investasi ..................................... 3

C. Aliran Kas ....................................................................... 4

D. Metode Penilaian Investasi ............................................. 7

E. Investasi Penggantian ..................................................... 9

F. Pemilihan Investasi Dengan Umur Berbeda ................... 11

G. Capital Rationing ............................................................ 12

BAB III PENUTUP ............................................................................ 14

Kesimpulan .......................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 11


Makalah Diskusi Kelompok

Disusun Oleh :
Kelompok VI

ASRIADI 1061201122
HARUNA 1061201072
NURFAIZAH ASHARI. R 1061201075
FITRIANA 1061201073

SEKOLAH TINGGI ILMU MANAJEMEN


YAYASAN PERGURUAN ISLAM MAROS
2013 / 2014

Anda mungkin juga menyukai