Anda di halaman 1dari 16

TUGAS

TEKNOLOGI GARDU INDUK

DOSEN : NAFTATY RUTH SAMUCTY

Disusun Oleh :

NAMA : Agus Idam Romadhon

NPM : 10414499

KELAS : 4IB01A

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS GUNADARMA
2017
1. GARDU INDUK

1.1. Jenis Gardu Induk


A. Gardu induk menurut layanannya dapat diklasifikasikan menjadi :
- Gardu pembangkit,
Merupakan gardu listrik yang menyalurkan listrik dari keluaran generator
pembangkit ke gardu transmisi atau bisa langsung ke beban(yang jaraknya dekat
dengan pembangkit)

- Gardu Transmisi,
Merupakan gardu listrik yang mentransmisikan listrik dengan masukan daya
dari saluran pembangkit suatu sistem tenaga listrik untuk kemudian disalurkan
ke Gardu Distribusi. Dan hanya melayani untuk TET dan TT

- Gardu Distribusi,
Merupakan gardu listrik yang mendistribusikan listrik dengan masukan daya
dari saluran transimisi atau Sub transimisi suatu sistem tenaga listrik untuk
kemudian menyalurkan ke daerah beban seperti (industri,kota dan sebagainya)
melalui saluran distribusi primer. Dan hanya melayani untuk TM

- Gardu induk mobil (Mobile Substation)


Gardu induk jenis ini adalah gardu yang peralatanya terletak diatas suatu
mobil atau truck dan dipakai dalam keadaan ganguan di suatu gardu guna
pencegahan beban lebih berkala.dan berguna untuk pemakaian sementara di
tempat pembangunan gardu induk.
Gardu Induk ini tidak dapat dipakai secara meluas melainkan sebagai
transformator atau peralatan penghubung yang mudah di pindah-pindah diatas
mobil atau truck untuk memenuh kebutuhan dalam kondisi darurat.

B. Gardu Induk menurut Pemasangannya


- Gardu Induk Jenis Pasang Luar (Outdor)
Gardu induk jenis Pasang Luar adalah gardu induk yang peralatan tegangan
tingginya.Seperti Transformator utama,peralatan penghubung dan peralatan
lainnya terletak di luar bangunan pengontrol.Sedangkan peralatan pengontrol
seperti meja hubung baterai diletakan di dalam bangunan,gardu jenis ini biasanya
biaya pembangunannya relative lebih murah dan sistem pendinginya lebih
mudah dibandingkan dengan gardu induk jenis pasang dalam,Karena
memerlukan tanah yang luas biasanya gardu jenis ini di bangun di daerah pinggir
kota yang harga tanahnya relative lebih murah.
- Gardu Induk Jenis Pasang Dalam (Indoor)
Gardu induk ini semua peralatanya baik peralatan tegangan tinggi seperti
trafo Utama peralatan penghubung serta peralatan kontrolnya terletak di dalam
bangunan.Gardu induk jenis ini biasanya terletak di kota dimana harga tanahnya
relative lebih mahal dan di daerah pantai dimana ada pengaruh kontaminasi
garam.Disamping itu gardu induk jenis ini juga dipakai untuk menjaga factor
estetika dengan daerah sekitar,menghindari ganguan suara,serta menghindari
kebakaran.

- Gardu Induk Jenis Setengah Pasang Luar (Semi Outdor Substation).


Gardu induk jenis ini adalah gardu induk yang sebagian peralatan tegangan
tingginya berada di luar dan sebagian lagi berada di dalam bangunan.Gardu
induk jenis ini biasanya di pakai dengan mempertimbangkan segi
ekonomis,menghindari ganguan suara dan ganguan-ganguan lainya.

- Gardu Induk Jenis Pasang Bawah Tanah


Pada gardu induk jenis ini hampir semua peralatanya dibangun di bawah
tanah,kecuali alat pendingin yang biasanya terletak diatas Tanah. Gardu Induk
jenis ini sering di jumpai di pusat kota dimana daerah yang tanahnya sukar di
dapat misalnya di bagian kota yang ramai,kebanyakan gardu induk ini di bangun
di bawah jalan raya.

C. Gardu Induk menurut Isolasinya


- Gardu induk yang menggunakan udara(AIS/Air Insulated Switchgear) guna
mengisolir bagian-bagian yang bertegangan dan bagian bertegangan lainnya dan
dengan bagian yang tidak bertegangan/tanah.
- Gardu induk yang menggunakan gas (GIS/Gas Insulated switchgear) guna
mengisolir bagian-bagian yang bertegangan dan bagian bertegangan lainnya dan
dengan bagian yang tidak bertegangan/tanah. Isolasi gas yang digunakan adalah
gas SF6 pada tekanan tertentu.
D. Gardu Induk menurut REL
- Gardu induk dengan satu rel (single busbar)
semua perlengkapan peralatan listrik dihubungkan hanya pada satu / single
busbar pada umumnya gardu dengan sistem ini adalah gardu induk diujung atau
akhir dari suatu transmisi.

- Gardu induk dengan dua rel (double busbar)


Adalah gardu induk yang mempunyai dua / double busbar . Sistem ini sangat
umum, hamper semua gardu induk menggunakan sistem ini karena sangat efektif
untuk mengurangi pemadaman beban pada saat melakukan perubahan.
- Gardu induk dengan dua rel sistem 1,5 PMT (one and half circuit breaker)
gardu induk dengan konfigurasi seperti ini mempunyai dua busbar juga sama
seperti pada busbar ganda, tapi konfigurasi busbar seperti ini dipakai pada Gardu
induk Pembangkitan dan gardu induk yang sangat besar, karena sangat efektif
dalam segi operasional dan dapat mengurangi pemadaman beban pada saat
melakukan perubahan sistem. Sistem ini menggunakan 3 buah PMT didalam satu
diagonal yang terpasang secara seri

1.2. Fasilitas dan Peralatan Gardu Induk


Gardu induk dilengkapi dengan fasilitas dan peralatan yang diperlukan sesuai dengan
tujuannya dan mempunyai fasilitas untuk operasi dan pemeliharaannya.

A. Transformator Utama
Trafo utama dipakai untuk menurunkan atau menaikkan tegangan. Di pusat
pembangkit ia menaikkan tegangan dan di pusat beban ia menurunkan tegangan.
Trafo yang digunakan adalah trafo tiga fasa karena sangat menguntungkan. Jika
transformator 3-fasa dibandingkan dengan 3 buah transformator 1-fasa yang
kapasitasnya sama, maka ternyata bahwa berat transforemator 3-fasa kira-kira 80 %
dari berat transformator 1-fasa. Transformator 3-fasa juga lebih menguntungkan
dalah hal pondasi, pengawatan (wiring) dan ruang yang diperlukan. Pada sekarang ini
transformator 3-fasalah banyak dipasang. Untuk klas 500 kV, transformator 1-fasa
yang dipakai karena sulitnya pengangkutan. Untuk menanggulangi masalah
pengangkutan dipakai transformator 3-fasa khusus, yang dapat diangkut dalam 1-fasa
dan yang kemudian dihubungkan menjadi 3-fasa di dalam minyak, dengan busingnya
dipasang di tempat.
Hubungan transformator dikenal dengan hubungan bintang-bintang (Y Y),
bintang-segitiag (Y-) atau segitiga bintang (-Y). Untuk mengatur/mengubah
tegangan maka pada transformator dilengkapi dengan Pengubah Tap berbeban,
dimana pada salah satu atau kedua sisi lilitan transformator tadi dibuat tap
(penyadap) dan perbandingan transformasinya diubah oleh pengubah tap berbeban
atau dengan memasang mengatur tegangan berbeban secara seri dan terpisah dari
transformator utama. Keduanya mempunyai mekanisme yang dapat mengubah tap
dalam keadaan transformator berbeban.
B. Alat Pengubah Fasa
Alat pengubah fasa dipakai untuk mengatur jatuh tegangan pada saluran atau
transformatror dengan mengatur daya reaktip, atau untuk menurunkan rugi daya
dengan memperbaiki faktor-daya. Alat tersebut ada yang berputar, ada yang
stasioner. Yang berputar adalah kondensator sinkron dan kondensator asinkron,
sedang yang stasioner adalah kondensator statis dan reaktror shunt. Yang berputar
dipakai baik untuk fasa terdahulu (leading) atau terbelakang (lagging) dan dapat
diatur secara kontinu. Tetapi alat ini sangat mahal dan pemeliharaanya sangat rumit.
Alat yang stasioner sekarang ini banyak dipakai menggantikan alat yang berputar,
sebab teknik pembuatannya telah banyak mengalami kemajuan pesat; tegangannya
dapat diatur tanpa kesulitan dengan menyetel daya reaktip secara bertingkat
mengikuti perluasan system tenaga listrik.

C. Peralatan Penghubung
Saluran transmisi dan distribusi dihubungkan dengan GI. Jadi GI ini merupakan
tempat pemusatan dari tenaga yang dibangkitkan dan interkoneksi dari system
transmisi dan dsistribusi kepada para pelanggan. Saluran transmisi dan distribusi ini
dihubungkan dengan ril (bus) melalui transformator utama; setiap saluran
mempunyai pemutus beban (circuit breaker) dan pemisah (disconnecting switch)
pada sisi keluarnya. Pemutusan beban ini dipakai untuk menghubungkan atau
melepaskan beban. Jika terjadi gangguan pada saluran transmisi atau alat lain,
pemutus-beban ini dipakai untuk memutuskan hubungan secara otomatis. Jika
saluran transmisi dan distribusi, transformator, pemutus beban dan sebagainya
mengalami perbaikan atau pemeriksaan, pemisah dipakai untuk memisahkan untuk
memisahkan saluran dan peralatan tadi. Pemutus beban dan pemisah dinamakan
peralatan penghubung (switchgear).

D. Panel-Hubung dan Trafo Ukur


Panel hubung (meja hubung, switchboard) merupakan pusat syaraf bagi suatu GI.
Pada panel hubung inilah operator dapat mengamati keadaan peralatan, melakukan
operasi peralatan serta pengukuran-pengukuran tegangan, arus dan daya dan
sebagainya, setiap waktu bila dipandang perlu. Bila terjadi gangguan, panel-hubung
itu membuka pemutus beban (secara otomatis) melaui rele pengaman dan
memisahkan bagian yang terganggu. Karena tegangan dan arus tidak dapat diukur
langsung pada sisi tegangan tinggi, maka transformator ukur (instrument)
mengubahnya menjadi tegangan dan arus yang rendah, dan sekaligus memisahkan
alat-alat ukur dari sisi teganagan tinggi.

E. Alat Pelindung
Alat pelindung (protective device) dalam arti luas, di samping pemutus beban dan
rele pengaman, adalah sebagai berikut : Arreseter mengamankan peralatan GI
terhadap tegangan lebih abnormal yang bersifat kejutan (surja, surge), misalnya
kejutan petir dan surja hubung. Beberapa peralatan netral sering dipakai di titik
netral trafo untuk pengamanan pada waktu terjadi gangguan tanah. Tahanan
pembumian netral dipakai untuk tegangan-lebih abnormal dan untuk memastikan
bekerjanya rele pengaman. Bila terjadi gangguan (hubung singkat) tanah atau
gangguan petir, potensial tanah dari GI mungkin naik abnormal sehingga
menyebabkan arang dan binatang yang ada di dekatnya, atau menyebabkan rusaknya
alat. Untuk menghindari risiko ini, ditanamlah penghantar pengetanahan dengan
tahanan tanah yang diusuhakan sekecil mungkin. Semua peralatan dan bangunan luar
dihubungkan pada peralatan pembumian tadi

F. Peralatan Lain-Lain
Disamping peralatan tersebut diatas ada peralatan pembantu (auxiliary), seperti alat
pendingin, alat pencuci isolator, batere, pengisi batere, compressor, sumbner tenaga,
alat peneranagnn dan sebagainya. Dalam operasi GI berhubungan dengan pusat
pembagi beban. Oleh karena itu harus ada pula peralatan komunikasi. Gardu-gardu
yang tua kebanyakan dilengkapi pula dengan peralatan yang diperlukan untuk
pemeliharaan seperti ruang bongkar transformator, fasilitas untuk pemindah
transformator, bengkel dan sebagainya. Sekarang fasilitas-fasilitas demikian sudah
jarang dipasang, sebab keandalan peralatan GI sudah makin baik dan
pemeliharaannya menjadi lebih mudah.

G. Sistem Pendingin
Jika dalam suatu gardu induk dipakai transformator dengan pendinginan air atu
kondensator sinkron dengan pendinginan gas zat air, maka air pendinginnya diambil
dari sungai, air bawah tanah, bak pendingin atau menara pendingin yang dibangun
untuk sirkulasi air pendingin itu. Dalam hal yang terakhir, air bawah tanah atau air
minim kota dipakai untuk penambahan. Air minum kota karena mahal. Jarang
dipakai, kecuali jika cadangan air bawah tanahnya terbatas.
Suhu dan banyaknya air yang diperlukan ditetapkan sebagai standar, di Jepang suhu
air pendingin untuk peralatan ditetapkan tidak lebih dari 250C.

H. Circuit Breaker (CB) :


Circuit breaker adalah peralatan pemutus, yang berfungsi untuk memutus rangkaian
listrik dalam keadaan berbeban. Circuit breaker (CB) dapat dioperasikan pada saat
jaringan dalam kondisi normal maupun pada saat terjadi gangguan. Kerena pada saat
bekerja, CB mengeluarkan (menyebabkan timbulnya) busur api, maka pada CB
dilengkapi dengan pemadam busur api. Pemadam busur api berupa:
- Minyak (OCB)
- Udara (ACB)
- Gas (GCB)

2. Sistem Hubungan Rangkaian

2.1. Sistem Ril


Semua peralatan di gardu induk dihubungkan pada dan mengelilingi busbar, corak
dasar dari hubungan rangkaian dalam gardu induk ditentukan oleh sistim busbarnya.
Dalam sistim busbar ada busbar tunggal (single bus), busbar ganda (multiple bus)
dan ring gelang (ring bus). Kadang-kadang busbar mungkin dapat dihilangkan sesuai
dengan komposisi sistim tenaga listrik. Penggolongan jenis Busbar :

A. Busbar Tunggal
Busbar tunggal adalah sistim Busbar yang paling sederhana. Karena hanya
memerlukan sedikit peralatan dan ruang maka dari segi ekonomis sistim ini
sangat menguntungkan.

Gambar 2.1 Busbar Tunggal


Sistim ini dipakai untuk gardu induk. skala kecil yang hanya mempunyai
sedikit saluran keluar dan tidak memerlukan pindah-hubungan sistim tenaga.
Namun, jika terjadi gangguang pada ril, isolator pada sisi ril, pemutus beban dan
peralatan diantaranya, maka pelayanan aliran tenaga listrik akan terputus sama
sekali. Jika dipandang perlu mencegah pemutusan pelayanan total, maka
dipasang pemutus beban dan pemisah bagian (section) komposisi dari sistim
tenaga harus disesuaikan seperlunya.

B. Busbar Ganda/ril ganda


Busbar ganda terdiri dari dua ril, tiga ril atau empat ril, kedua jenis terkahir ini
tidak lazim dipakai. Dengan ini pemeriksaan alat dan operasi sistim tenaga
menjadi lebih mudah. Tidak bekerjanya satu ril tidak diikuti dengan tidak
bekerjanya transformator atau saluran transmisi. Di Jepang bila dipakai
saluran transmisi rangkap (double circuit), maka biasanya rangkaian pertama
dihubungkan dengan ril A dan rangkaian kedua dengan ril B, sehingga beban
kedua rangkaian itu seimbang. Dengan cara demikian maka dimungkinkan
untuk membatasi pemutusan pelayanan dan arus hubung- singkat dengan
membuka pemutus beban penghubung kedua ril itu bila gangguan terjadi pada
salah satu rangkaian. Juga bila ril A dan ril B dikerjakan terpisah maka
dimungkinkan beroperasinya sistim tenaga yang berlainan. Oleh karena itu sistim
dua ril ini pada umumnya dipakai pada gardu induk yang kedudukannya penting
dalam sistim tenaga.

Gambar 2.2 Busbar rangkap sistim 4 bagian

C. Ril Gelang
Ril gelang hanya memerlukan ruang yang kecil dan baik untuk pemutusan
sebagian dari pelayanan dan pemeriksaan pemutus beban. Sistim ini jarang
dipakai di Jepang karena mempunyai kerugian bahwa dari segi operasi sistim
tenaga ia tidak begitu leluasa seperti sistim rua-ril; lagi pula rangkaian kontrol
dan pengamanannya menjadi lebih kompleks, dan kapasitas arus dari alat-alat
yang terpasang seri harus lebih besar.

D. Sistim Tanpa Ril


Akhir-akhir ini, sistim unit (periksa Gbr.1.2) dengan menghilangkan ril mulai
banyak dipakai karena adanya kemajuan dalam keandalan alat-alat, meluasnya
sistim transmisi bawah tanah di kota- kota, dan penyederhanaan instalasi
karena sukarnya memperoleh tanah.

2.2. Kebijaksanaan dalam pemilihan system hubungan rangkaian


Transformator 3 fasa pada dasarnya merupakan Transformator 1 fase yang disusun
menjadi 3 buah dan mempunyai 2 belitan, yaitu belitan primer dan belitan sekunder.
Ada dua metode utama untuk menghubungkan belitan primer yaitu hubungan
segitiga dan bintang (delta dan wye). Sedangkan pada belitan sekundernya dapat
dihubungkan secara segitiga, bintang dan zig-zag (Delta, Wye dan Zig-zag). Ada
juga hubungan dalam bentuk khusus yaitu hubungan open-delta (VV connection)

2.3. Sistem hubung rangkaian sisi primer

A. Pengertian
Pada G.I. penaik tegangan (step-up) sisi primernya adalah rangkaian tegangan
generator

B. Busbar di Gardu Induk Penurun Tegangan


Pada G.I. di mana dihubungkan banyak saluran penghubung (tie line), banyak
dipakai sistim dua-busbar standar. Kadang-kadang dipakai juga pemutus beban
bagian (section circuit breaker) pada busbarl, jika direncanakan banyak saluran
transmisi pada perluasan kelak (Gbr.1.3). Jika saluran transmisinya hanya berjumlah
kira-kira 4 rangkaian, busbarl tunggal dengan pemisah bagian (section disconnect
switch) sering dipakai (lihat Gbr.2.1). Jika kelak diharapkan banyak rangkaian
hubungan, maka busbarl rangkap (atau busbar tunggal yang kelak dapat diubah
menjadi ril rangkap) kadang-kadang dipakai juga. Pemutus beban kadangkadang
ditiadakan atau sistim ril inspeksi seperti yang dipakai.
Jika saluran transmisinya terdiri dari dua rangkaian dipakai ril tunggal (seperti
Gbr.2.1) dan pemutus beban pada saluran keluar atau pemutus beban bagian
(section circuit breaker) dapat ditiadakan. Gbr.2.1 dan (b) pada umumnya dipakai
untuk sistim penerima rangkaian rangkap paralel atau sistim penerima rangkaian
tertutup (loop). Gbr.9(c)-(e) dipakai untuk sistim penerima rangkaian tunggal.
Perbandingan antara kedua sistim itu diperlihatkan dalam Tabel 2. Ini adalah contoh-
contoh untuk 3 transformator; untuk 2 transformator, sistim dari Gbr..2.1berubah
menjadi seperti Gbr..2.2 dan untuk satu transformator sistim dari Gbr.2.1,(e) berubah
menjadi seperti Gbr.2.2 dan (c). Sistim penerima rangkaian tunggal umumnya
berbentuk seperti Gbr.2.2
Gambar 2.1 Sistem rangkaian penerima
Pada saluran transmisi bawah-tanah, kadang-kadang dipakai sistim unit seperti
Gbr.1.7; kedua ril dan pemutus tenaga untuk penerimaan ditiadakan. Ini dipakai di
G.I. di pusat kota; jika terjadi gangguan pada transformator atau saluran transmisi,
pemutus beban dari G.I. pengirim dibuka, dan jika perlu pemutus tenaga sisi
sekunder dari transformator dibuka juga.

Gambar. 2.2 Dua Rangkaian Penerima dengan Tiga Transformator

Gambar 2.3 Dua rangkaian penerima


C. Gardu Induk Penaik Tegangan
G.I. penaik tegangan pada umumnya dibangun bersama-sama dengan pusat listrik
(power station). Tegangan sisi primernya umumnya sama dengan tegangan
generator. Jika kapasitas generatornya kecil dan jumlahnya agak banyak, daya yang
dibangkitkan dikumpulkan melalui ril rangkap atau ril tunggal dan tegangan
dinaikkan oleh trafo. Tetapi akhir-akhir ini dengan makin besarnya kapasitas
generator sistim ini diganti dengan sistim unit; dalam hal ini ril dan pemutus tenaga
di sisi primer ditiadakan.

2.4. Sistem hubung rangkaian sisi sekunder

A. Pengertian
sisi sekundernya adalah rangkaian tegangan transmisi, dan jika transformatornya
mempunyai lilitan tersier, maka inilah yang merupakan sisi tersiernya

B. Gardu Induk Penurun Tegangan


Pada G.I. di mana dihubungkan banyak SUTT, yang umum dipakai di Jepang adalah
ril rangkap standar. Pemisah bagian umumnya dipakai jika saluran transmisinya lebih
banyak, kapasitas transformatornya lebih besar dan jika saluran transmisi dari pusat
listrik dihubungkan pada sisi sekunder. Jika yang dihubungkan saluran transmisi
bawah tanah maka dapat dipakai pula sistim yang sama seperti saluran udara. Jika
G.I. bawah-tanah aalah sistim unit, umumnya dipakai sistim ril tunggal yang
dilengkapi dengan pemisah bagian (section switch). Untuk sisi sekunder G.I.
distribusi sistim yang lazim dipakai adalah ril tunggal atau ril inspeksi; contohnya
terlihat pada Gbr.12.

Gbr. 2.4 Satu Rangkaian Penerima dengan Satu atau Dua Transformator
Gbr. 2.5 Sistim Hubungan Sisi Sekunder

C. Gardu Induk Penaik Tegangan


Hubungan sekunder pada G.I. penaik tegangan hampir serupa dengan hubungan
primer pada G.I. penurun tegangan. Pada P.L.T.U. yang besar kini kadang-kadang
dipakai sistim ril gelang.

2.5. System hubungan transformator tegangan


Transformator tegangan dihubungkan pada ril atau saluran cabang dengan
memperhatikan sistim pengamanan dan kontrol, beban dari meter, rele pengaman,dan
sebagainya. Transformator ini biasanya dihubungkan langsung dengan rangkaian
utama tanpa pemisah. Memasang transformator arus pada kedua sisi pemutus beban
adalah sangat ideal dipandang dari segi pengamanan, karena dengan demikian tidak
terdapat daerah yang tak dilindungi (blind spot). Tetapi ini banyak memerlukan
transformator arus, dan karenanya sangat mahal. Oleh karena itu letak pemasangan
transformator arus dipilih, dengan memperhatikan kebolehjadian gangguan,
ekonomi, dan pentingnya pengamanan. Pada umumnya transformator arus dipasang
hanya pada satu sisi dari pemutus beban. Pengamanan terhadap daerah mati
dipercayakan kepada pengamanan cadangan dari rele pengaman.

3. Peralatan Listrik
3.1. Transformator
A. Pengertian
Transformator daya adalah suatu peralatan tenaga listrik yang berfungsi untuk
menyalurkan daya listrik dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau sebaliknya
(mentransformasikan tegangan).
Dalam operasi umumnya, trafo trafo daya ditanahkan pada titik netralnya sesuai
dengan kebutuhan untuk sistem pengamanan/proteksi, sebagai contoh transformator
150/70 kV ditanahkan secara langsung disisi netral 150 kV, dan transformator 70/20
kV ditanahkan dengan tahanan disisi netral 20 kVnya.

B. Prinsip Kerja
Trafo bekerja atas dasar pembangkit tegangan induksi bolak-balik di dalam kumparan
yang melingkupi fluksi yang berubah-ubah. Apabila lilitan primer diberi tegangan
bolak-balik E1 maka akan timbul arus I2 (pada trafo tak berbeban : I0) pada belitan
primer, yang kemudian akan membangkitkan fluksi bolak-balik pada inti trafo.
Kemudian fluksi ini membangkitkan primer dan arus I2 pada sekunder, bila trafo
berbeban.

Gambar 2.1 Lilitan Trafo Daya


Keterangan :
E1 : Tegangan primer
E2 : Tegangan sekunder
I1 : Arus primer
I2 : Arus sekunder
N1 : Lilitan primer
N2 : Lilitan sekunder
e1 : Tegangan Induksi Primer
e2 : Tegangan Induksi Sekunder
: Fluksi

C. Bagian bagian dari Transformator


1. Bagian utama
a. Inti besi
Inti besi berfungsi untuk mempermudah jalan fluksi yang ditimbulkan oleh arus
listrik yang melalui kumparan. Dibuat dari lempengan lempengan besi tipis yang
berisolasi, untuk mengurangi panas (sebagai rugi rugi besi) yang ditimbulkan oleh
arus eddy (Eddy Current).

b. Kumparan Transformator
Terdiri dari beberapa lilitan berisolasi yang membentuk suatu kumparan. Kumparan
tersebut diisolasi baik terhadap inti besi maupun terhadap kumparan lain dengan
isolasi padat seperti karton, pertinax, dan lain lain.
Umumnya pada trafo terdapat kumparan primer dan sekunder. Bila kumparan
primer dihubungkan dengan tegangan/arus bolak balik maka pada kumparan
tersebut timbul fluksi. Fluksi ini akan menginduksikan tegangan, dan bila pada
rangkaian sekunder ditutup (bila ada rangkaian beban) maka akan menghasilkan
arus pada kumparan ini. Jadi kumparan sebagai alat transformasi tegangan dan arus.

c. Minyak Transformator
Minyak transformator disini berfungsi sebagai pengisolasi (isolator) dan pendingin.
Minyak sebagai isolator berfungsi mengisolasi kumparan di dalam transformator
supaya tidak terjadi loncatan bunga api listrik akibat tegangan tinggi. Minyak
sebagai pendingin berfungsi mengambil panas yang ditimbulkan saat transformator
berbeban lalu melepaskannya dan melindungi komponen di dalamnya terhadap
oksidasi dan korosi.

d. Bushing
Hubungan antara transformator ke jaringan luar melalui sebuah bushing yaitu
sebuah konduktor yang diselubungi oleh isolator, yang sekaligus berfungsi sebagai
penyekat antara konduktor tersebut dengan tangki transformator

e. Tengki Konsevator
Pada umumnya bagian bagian transformator yang terendam minyak trafo
ditempatkan di dalam tangki. Untuk menampung pemuaian minyak trafo, tangki
dilengkapi dengan konservator

2. Peralatan Bantu
a. Pendingin
Pada inti besi dalam kumparan kumparan akan timbul panas akibat rugi besi dan
rugi tembaga. Apabila panas tersebut mengakibatkan kenaikan suhu yang
berlebihan, akan merusak isolasi di dalam trafo. Untuk mengurangi kenaikan suhu
transformator yang berlebihan, maka perlu dilengkapi dengan alat pendingin/sistem
pendingin untuk menyalurkan panas keluar transformator.
Media yang dipakai pada pendingin dapat berupa :
- Udara/gas
- Minyak
- Air

b. Tap Changer ( Perubah Tap )


Tap changer adalah alat perubah perbandingan transformasi untuk mendapatkan
tegangan operasi sekunder yang diinginkan dari jaringan tegangan primer yang
berubah ubah. Tap changer yang bisa beroperasi untuk memindahkan tap
transformator dalam keadaan transformator tidak berbeban disebut Off Load Tap
Changer dan hanya dapat dioperasikan secara manual. Tap changer yang dapat
beroperasi untuk memindahkan tap transformator dalam keadaan berbeban disebut
On Load Tap Changer dan dapat dioperasikan secara manual maupun otomatis.
c. Alat Pernafasan (Dehydrating Breather)
Akibat pernafasan transformator tersebut maka permukaan minyak akan selalu
bersinggungan dengan udara luar. Udara luar yang lembab akan menurunkan nilai
tegangan tembus minyak transformator, maka untuk mencegah hal tersebut pada
ujung pipa penghubung udara luar dilengkapi dengan alat pernafasan berupa tabung
berisi kristal zat hygroskopis.

d. Indikator
Untuk mengawasi selama transformator beroperasi, maka perlu adanya indikator
pada transformator sebagai berikut :
- Indikator suhu minyak
- Indikator permukaan minyak
- Indikator suhu winding
- Indikator kedudukan tap

3.2. Pengubah Fasa


Alat pengubah fasa dipakai untuk mengatur jatuh tegangan pada saluran atau
transformatror dengan mengatur daya reaktip, atau untuk menurunkan rugi daya
dengan memperbaiki faktor-daya, ada beberapa jenis untuk alat pengubah fasa yaitu :

A. Kondensator putar
Kondensator putar terdiri dari berbagai jenis, diantaranya :
1. Kondensator Sinkron
Kondensator ini merupakan jenis kondensator yang umum
dipakai.Perbandingan phasa terbelakang (lagging) dan kapasitas phasa
terdahulu( l e ad i n g) bi as a n ya s e ki t a r 0 , 5 0 ,8 . T e t ap i un t u k
me n c e ga h p e n gu a t a n sendiri (self excitation) pada waktu percobaan
pemuatan (charging test) s al u r a n t r a ns mi s i ya n g p a nj a n g, d i pe r l u ka n
ko n d e n s a t or si n kr o n d e n ga n kapasitas phasa terbelakang yang besar dan
yang mempunyai perbandingan kapasitas 1,0. Makin besar kapasitas phasa
terbelakangnya makin besar pula perbandingan hubung singkatnya (short
circuit ratio). Jika sebuah saluran t r a n s mi s i d i be r i t e ga n ga n d e n ga n
ko n d e n s a t or si n kr o n , ma ka mu n g ki n t e r j a di p e n gu a t a n s e n di r i ol e h
a r u s p e n gu a t an s en d i r i o l e h p e mu a t da r i saluran transmisi itu.

2. Kondensator asinkron
Reaktor ini mempunyai keuntungan yang besar antara lain, dapat dimulai
lebih mudah, hanya sedikit menyumbang arus hubung singkat dan
stabilitasnya baik.

B. Kapasitor Shunt
Saluran distribusi dapat dipakai 3 phasa. Jika tegangan sistim tinggi dan
kapasitasnya besar, kapasitor 1 phasa dihubungkan secara
b i n t a n g . Sekarang, kapasitor unit sampai 1,667 kVA telah dibuat di Jepang.
Susunan kapasitor terdiri dari :
1. Kapasitor unit itu sendiri
2. Reaktor Seri
3. Kumparan pelepasan (discharge)
4. Isolator penyangga (untuk tegangan lebih dari 60 kVA)

C. Reaktor Shunt
Ada 2 macam reactor shunt yaitu :
1. Reaktor berinti besi dengan celah udara
2. Reaktor berinti udara

Dibandingkan dengan transformator, getaran dan suara dengungnya l e b i h


b e s ar . O l eh ka r e n a i t u p a d a u mu mn ya ke p a d a t a n f l u x i n t i b es i n ya
dibuat rendah.

Referensi

1. https://www.scribd.com/archive/plans?doc=124336076&metadata=%7B%22context
%22%3A%22archive_view_restricted%22%2C%22page%22%3A%22read%22%2C
%22action%22%3Afalse%2C%22platform%22%3A%22web%22%2C%22logged_i
n%22%3Atrue%7D
2. http://kontens-listrik.blogspot.co.id/2012/03/fasilitas-dan-peralatan-gardu-induk.html
3. http://www.info-elektro.com/2013/07/sistem-busbar-pada-transmisi-tenaga.html
4. http://elektro-unimal.blogspot.co.id/2011/11/gardu-induk-sistem-rel-busbar.html
5. http://psbtik.smkn1cms.net/elektro/teknik_listrik_transmisi/panel_busbar.pdf
6. http://www.elektro.undip.ac.id/el_kpta/wpcontent/uploads/2012/05/L2F007034_MK
P.pdf
7. http://papuaelectrical.blogspot.co.id/2015/01/pengubah-fasa.html

Anda mungkin juga menyukai