Disusun Oleh :
NPM : 10414499
KELAS : 4IB01A
- Gardu Transmisi,
Merupakan gardu listrik yang mentransmisikan listrik dengan masukan daya
dari saluran pembangkit suatu sistem tenaga listrik untuk kemudian disalurkan
ke Gardu Distribusi. Dan hanya melayani untuk TET dan TT
- Gardu Distribusi,
Merupakan gardu listrik yang mendistribusikan listrik dengan masukan daya
dari saluran transimisi atau Sub transimisi suatu sistem tenaga listrik untuk
kemudian menyalurkan ke daerah beban seperti (industri,kota dan sebagainya)
melalui saluran distribusi primer. Dan hanya melayani untuk TM
A. Transformator Utama
Trafo utama dipakai untuk menurunkan atau menaikkan tegangan. Di pusat
pembangkit ia menaikkan tegangan dan di pusat beban ia menurunkan tegangan.
Trafo yang digunakan adalah trafo tiga fasa karena sangat menguntungkan. Jika
transformator 3-fasa dibandingkan dengan 3 buah transformator 1-fasa yang
kapasitasnya sama, maka ternyata bahwa berat transforemator 3-fasa kira-kira 80 %
dari berat transformator 1-fasa. Transformator 3-fasa juga lebih menguntungkan
dalah hal pondasi, pengawatan (wiring) dan ruang yang diperlukan. Pada sekarang ini
transformator 3-fasalah banyak dipasang. Untuk klas 500 kV, transformator 1-fasa
yang dipakai karena sulitnya pengangkutan. Untuk menanggulangi masalah
pengangkutan dipakai transformator 3-fasa khusus, yang dapat diangkut dalam 1-fasa
dan yang kemudian dihubungkan menjadi 3-fasa di dalam minyak, dengan busingnya
dipasang di tempat.
Hubungan transformator dikenal dengan hubungan bintang-bintang (Y Y),
bintang-segitiag (Y-) atau segitiga bintang (-Y). Untuk mengatur/mengubah
tegangan maka pada transformator dilengkapi dengan Pengubah Tap berbeban,
dimana pada salah satu atau kedua sisi lilitan transformator tadi dibuat tap
(penyadap) dan perbandingan transformasinya diubah oleh pengubah tap berbeban
atau dengan memasang mengatur tegangan berbeban secara seri dan terpisah dari
transformator utama. Keduanya mempunyai mekanisme yang dapat mengubah tap
dalam keadaan transformator berbeban.
B. Alat Pengubah Fasa
Alat pengubah fasa dipakai untuk mengatur jatuh tegangan pada saluran atau
transformatror dengan mengatur daya reaktip, atau untuk menurunkan rugi daya
dengan memperbaiki faktor-daya. Alat tersebut ada yang berputar, ada yang
stasioner. Yang berputar adalah kondensator sinkron dan kondensator asinkron,
sedang yang stasioner adalah kondensator statis dan reaktror shunt. Yang berputar
dipakai baik untuk fasa terdahulu (leading) atau terbelakang (lagging) dan dapat
diatur secara kontinu. Tetapi alat ini sangat mahal dan pemeliharaanya sangat rumit.
Alat yang stasioner sekarang ini banyak dipakai menggantikan alat yang berputar,
sebab teknik pembuatannya telah banyak mengalami kemajuan pesat; tegangannya
dapat diatur tanpa kesulitan dengan menyetel daya reaktip secara bertingkat
mengikuti perluasan system tenaga listrik.
C. Peralatan Penghubung
Saluran transmisi dan distribusi dihubungkan dengan GI. Jadi GI ini merupakan
tempat pemusatan dari tenaga yang dibangkitkan dan interkoneksi dari system
transmisi dan dsistribusi kepada para pelanggan. Saluran transmisi dan distribusi ini
dihubungkan dengan ril (bus) melalui transformator utama; setiap saluran
mempunyai pemutus beban (circuit breaker) dan pemisah (disconnecting switch)
pada sisi keluarnya. Pemutusan beban ini dipakai untuk menghubungkan atau
melepaskan beban. Jika terjadi gangguan pada saluran transmisi atau alat lain,
pemutus-beban ini dipakai untuk memutuskan hubungan secara otomatis. Jika
saluran transmisi dan distribusi, transformator, pemutus beban dan sebagainya
mengalami perbaikan atau pemeriksaan, pemisah dipakai untuk memisahkan untuk
memisahkan saluran dan peralatan tadi. Pemutus beban dan pemisah dinamakan
peralatan penghubung (switchgear).
E. Alat Pelindung
Alat pelindung (protective device) dalam arti luas, di samping pemutus beban dan
rele pengaman, adalah sebagai berikut : Arreseter mengamankan peralatan GI
terhadap tegangan lebih abnormal yang bersifat kejutan (surja, surge), misalnya
kejutan petir dan surja hubung. Beberapa peralatan netral sering dipakai di titik
netral trafo untuk pengamanan pada waktu terjadi gangguan tanah. Tahanan
pembumian netral dipakai untuk tegangan-lebih abnormal dan untuk memastikan
bekerjanya rele pengaman. Bila terjadi gangguan (hubung singkat) tanah atau
gangguan petir, potensial tanah dari GI mungkin naik abnormal sehingga
menyebabkan arang dan binatang yang ada di dekatnya, atau menyebabkan rusaknya
alat. Untuk menghindari risiko ini, ditanamlah penghantar pengetanahan dengan
tahanan tanah yang diusuhakan sekecil mungkin. Semua peralatan dan bangunan luar
dihubungkan pada peralatan pembumian tadi
F. Peralatan Lain-Lain
Disamping peralatan tersebut diatas ada peralatan pembantu (auxiliary), seperti alat
pendingin, alat pencuci isolator, batere, pengisi batere, compressor, sumbner tenaga,
alat peneranagnn dan sebagainya. Dalam operasi GI berhubungan dengan pusat
pembagi beban. Oleh karena itu harus ada pula peralatan komunikasi. Gardu-gardu
yang tua kebanyakan dilengkapi pula dengan peralatan yang diperlukan untuk
pemeliharaan seperti ruang bongkar transformator, fasilitas untuk pemindah
transformator, bengkel dan sebagainya. Sekarang fasilitas-fasilitas demikian sudah
jarang dipasang, sebab keandalan peralatan GI sudah makin baik dan
pemeliharaannya menjadi lebih mudah.
G. Sistem Pendingin
Jika dalam suatu gardu induk dipakai transformator dengan pendinginan air atu
kondensator sinkron dengan pendinginan gas zat air, maka air pendinginnya diambil
dari sungai, air bawah tanah, bak pendingin atau menara pendingin yang dibangun
untuk sirkulasi air pendingin itu. Dalam hal yang terakhir, air bawah tanah atau air
minim kota dipakai untuk penambahan. Air minum kota karena mahal. Jarang
dipakai, kecuali jika cadangan air bawah tanahnya terbatas.
Suhu dan banyaknya air yang diperlukan ditetapkan sebagai standar, di Jepang suhu
air pendingin untuk peralatan ditetapkan tidak lebih dari 250C.
A. Busbar Tunggal
Busbar tunggal adalah sistim Busbar yang paling sederhana. Karena hanya
memerlukan sedikit peralatan dan ruang maka dari segi ekonomis sistim ini
sangat menguntungkan.
C. Ril Gelang
Ril gelang hanya memerlukan ruang yang kecil dan baik untuk pemutusan
sebagian dari pelayanan dan pemeriksaan pemutus beban. Sistim ini jarang
dipakai di Jepang karena mempunyai kerugian bahwa dari segi operasi sistim
tenaga ia tidak begitu leluasa seperti sistim rua-ril; lagi pula rangkaian kontrol
dan pengamanannya menjadi lebih kompleks, dan kapasitas arus dari alat-alat
yang terpasang seri harus lebih besar.
A. Pengertian
Pada G.I. penaik tegangan (step-up) sisi primernya adalah rangkaian tegangan
generator
A. Pengertian
sisi sekundernya adalah rangkaian tegangan transmisi, dan jika transformatornya
mempunyai lilitan tersier, maka inilah yang merupakan sisi tersiernya
Gbr. 2.4 Satu Rangkaian Penerima dengan Satu atau Dua Transformator
Gbr. 2.5 Sistim Hubungan Sisi Sekunder
3. Peralatan Listrik
3.1. Transformator
A. Pengertian
Transformator daya adalah suatu peralatan tenaga listrik yang berfungsi untuk
menyalurkan daya listrik dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau sebaliknya
(mentransformasikan tegangan).
Dalam operasi umumnya, trafo trafo daya ditanahkan pada titik netralnya sesuai
dengan kebutuhan untuk sistem pengamanan/proteksi, sebagai contoh transformator
150/70 kV ditanahkan secara langsung disisi netral 150 kV, dan transformator 70/20
kV ditanahkan dengan tahanan disisi netral 20 kVnya.
B. Prinsip Kerja
Trafo bekerja atas dasar pembangkit tegangan induksi bolak-balik di dalam kumparan
yang melingkupi fluksi yang berubah-ubah. Apabila lilitan primer diberi tegangan
bolak-balik E1 maka akan timbul arus I2 (pada trafo tak berbeban : I0) pada belitan
primer, yang kemudian akan membangkitkan fluksi bolak-balik pada inti trafo.
Kemudian fluksi ini membangkitkan primer dan arus I2 pada sekunder, bila trafo
berbeban.
b. Kumparan Transformator
Terdiri dari beberapa lilitan berisolasi yang membentuk suatu kumparan. Kumparan
tersebut diisolasi baik terhadap inti besi maupun terhadap kumparan lain dengan
isolasi padat seperti karton, pertinax, dan lain lain.
Umumnya pada trafo terdapat kumparan primer dan sekunder. Bila kumparan
primer dihubungkan dengan tegangan/arus bolak balik maka pada kumparan
tersebut timbul fluksi. Fluksi ini akan menginduksikan tegangan, dan bila pada
rangkaian sekunder ditutup (bila ada rangkaian beban) maka akan menghasilkan
arus pada kumparan ini. Jadi kumparan sebagai alat transformasi tegangan dan arus.
c. Minyak Transformator
Minyak transformator disini berfungsi sebagai pengisolasi (isolator) dan pendingin.
Minyak sebagai isolator berfungsi mengisolasi kumparan di dalam transformator
supaya tidak terjadi loncatan bunga api listrik akibat tegangan tinggi. Minyak
sebagai pendingin berfungsi mengambil panas yang ditimbulkan saat transformator
berbeban lalu melepaskannya dan melindungi komponen di dalamnya terhadap
oksidasi dan korosi.
d. Bushing
Hubungan antara transformator ke jaringan luar melalui sebuah bushing yaitu
sebuah konduktor yang diselubungi oleh isolator, yang sekaligus berfungsi sebagai
penyekat antara konduktor tersebut dengan tangki transformator
e. Tengki Konsevator
Pada umumnya bagian bagian transformator yang terendam minyak trafo
ditempatkan di dalam tangki. Untuk menampung pemuaian minyak trafo, tangki
dilengkapi dengan konservator
2. Peralatan Bantu
a. Pendingin
Pada inti besi dalam kumparan kumparan akan timbul panas akibat rugi besi dan
rugi tembaga. Apabila panas tersebut mengakibatkan kenaikan suhu yang
berlebihan, akan merusak isolasi di dalam trafo. Untuk mengurangi kenaikan suhu
transformator yang berlebihan, maka perlu dilengkapi dengan alat pendingin/sistem
pendingin untuk menyalurkan panas keluar transformator.
Media yang dipakai pada pendingin dapat berupa :
- Udara/gas
- Minyak
- Air
d. Indikator
Untuk mengawasi selama transformator beroperasi, maka perlu adanya indikator
pada transformator sebagai berikut :
- Indikator suhu minyak
- Indikator permukaan minyak
- Indikator suhu winding
- Indikator kedudukan tap
A. Kondensator putar
Kondensator putar terdiri dari berbagai jenis, diantaranya :
1. Kondensator Sinkron
Kondensator ini merupakan jenis kondensator yang umum
dipakai.Perbandingan phasa terbelakang (lagging) dan kapasitas phasa
terdahulu( l e ad i n g) bi as a n ya s e ki t a r 0 , 5 0 ,8 . T e t ap i un t u k
me n c e ga h p e n gu a t a n sendiri (self excitation) pada waktu percobaan
pemuatan (charging test) s al u r a n t r a ns mi s i ya n g p a nj a n g, d i pe r l u ka n
ko n d e n s a t or si n kr o n d e n ga n kapasitas phasa terbelakang yang besar dan
yang mempunyai perbandingan kapasitas 1,0. Makin besar kapasitas phasa
terbelakangnya makin besar pula perbandingan hubung singkatnya (short
circuit ratio). Jika sebuah saluran t r a n s mi s i d i be r i t e ga n ga n d e n ga n
ko n d e n s a t or si n kr o n , ma ka mu n g ki n t e r j a di p e n gu a t a n s e n di r i ol e h
a r u s p e n gu a t an s en d i r i o l e h p e mu a t da r i saluran transmisi itu.
2. Kondensator asinkron
Reaktor ini mempunyai keuntungan yang besar antara lain, dapat dimulai
lebih mudah, hanya sedikit menyumbang arus hubung singkat dan
stabilitasnya baik.
B. Kapasitor Shunt
Saluran distribusi dapat dipakai 3 phasa. Jika tegangan sistim tinggi dan
kapasitasnya besar, kapasitor 1 phasa dihubungkan secara
b i n t a n g . Sekarang, kapasitor unit sampai 1,667 kVA telah dibuat di Jepang.
Susunan kapasitor terdiri dari :
1. Kapasitor unit itu sendiri
2. Reaktor Seri
3. Kumparan pelepasan (discharge)
4. Isolator penyangga (untuk tegangan lebih dari 60 kVA)
C. Reaktor Shunt
Ada 2 macam reactor shunt yaitu :
1. Reaktor berinti besi dengan celah udara
2. Reaktor berinti udara
Referensi
1. https://www.scribd.com/archive/plans?doc=124336076&metadata=%7B%22context
%22%3A%22archive_view_restricted%22%2C%22page%22%3A%22read%22%2C
%22action%22%3Afalse%2C%22platform%22%3A%22web%22%2C%22logged_i
n%22%3Atrue%7D
2. http://kontens-listrik.blogspot.co.id/2012/03/fasilitas-dan-peralatan-gardu-induk.html
3. http://www.info-elektro.com/2013/07/sistem-busbar-pada-transmisi-tenaga.html
4. http://elektro-unimal.blogspot.co.id/2011/11/gardu-induk-sistem-rel-busbar.html
5. http://psbtik.smkn1cms.net/elektro/teknik_listrik_transmisi/panel_busbar.pdf
6. http://www.elektro.undip.ac.id/el_kpta/wpcontent/uploads/2012/05/L2F007034_MK
P.pdf
7. http://papuaelectrical.blogspot.co.id/2015/01/pengubah-fasa.html