Pencacah Geiger Muller
Pencacah Geiger Muller
A. TUJUAN PERCOBAAN
1. Membawa watak pencacah Geiger Muller
2. Membuat kurva Plateau dan menentukan tegangan kerja
3. Menentukan waktu mati detektor
4. Menentukan watak statistik proses cacahan (counting)
B. ALAT DAN BAHAN PERCOBAAN
1. Detektor Geiger-Muller
2. Alat cacah(counting)
3. Sumber radioaktif (Cs-137 dan kaos lampu)
C. DASAR TEORI
Detektor Geiger-Muller terdiri dari suatu tabung logam atau gelas yang dilapisi
logam yang diisi dengan gas mulia dan gas poliatom atau gas halogen.Pada proses
tabung terdapat kawat logam yang berlaku sebagai anoda, sedangkan dinding tabung
berlaku sebagai katoda.
Secara sederhana dapat digambarkan sebagai berikut:
Bila ke dalam tabung masuk zarah pengion alfa atau beta maka akan terjadi
ionisasi dan eksitasi pada atom-ataom gas isian.Banyaknya pasangan ion yang terjadi
sebanding dengan dengan tenaga zarah yang datang. Hasil ionisasi ini disebut
dengan ion-ion primer. Adanya tegangan tinggi menyebabkan elektron tertarik ke
anoda, dan ion positif tertarik ke katoda. Dalam perjalanan menuju ke anoda,
elektron mendapatkan tenaga gerak dan medan listrik. Bila tenaganya sudah cukup
kuat ,elektron tersebut mampu mengionisasikan atom-atom gas isian, sehingga
terjadi ionisasi sekunder yang menimbulkan pasangan elektron-ion
sekunder.Elektron-elektron ini pun akan mendapat tambahan tenaga dan akhirnya
juga mampu mengionisasi atom-atom gas isian.Dengan demikian jumlah elektron
yang terkumpul di Anoda jauh lebih banyak dari jumlah elektron yang terjadi pada
ionisasi primer.Peristiwa terjadinya ionisasi yang terus menerus ini disebut
Avalanche.
Disamping itu ionisasi juga terjadi karena atom-atom yang tereksitasi akan
memancarkan foton.Foton tersebut dapat menimbulkan foto elektron lewat
fotolistrik.
Ion-ion positif yang timbul adanya ionisasi akan membentuk selubung disekitar
anoda,sehingga sesuadah sebagian besar elektron terkumpul di anoda,kuat medan
listrik di sekitar anoda akan mengalami penurunan.Akibatnya elektron yang masih
bergerak ke anoda tak lagi mampu mengadakan avalanche.
Oleh karena itu jumlah elektron yang terkumpul di anoda mula-mula sedikit ,lalu
naik sampai maksimal kemudian turun sampai elektron terkumpul, terjadilah satu
pulsa setiap terjadi ionisasi primer.Tetapi pulsa detektor GM tidak tergantung pada
banyaknya ion primer yang terjadi, dengan demikian juga tidak tergantung pada
tenaga zarah yang datang .Akibatnya detektor GM tidak mengukur besarnya tenaga
dan hanya dapat mendeteksi banyaknya radiasi yang datang.
Jika ion-ion positif sampai di dekat katoda, maka akan menarik elektron keluar
dari katoda untuk membentuk atom netral. Dalam penetralan ini ada kelebihan
tenaga yang dipancarkan sebagai foton. Foton ini akan membebaskan eelektron
sehingga akan dapat mengakibatkan terjadinya avalanche yang tidak dikehendaki.
Untuk menghindarkan terjadinya avalance ini, dapat digunakan suatu rangkaian
elektronik (rangkaian Nehr Harper), atau dengan menambahkan kedalam tabung gas
poliataom atau gas halogen yang biasa disebut sebagai gas quenching . Detektor
yang menggunakan gas quenching dikenal dengan detektor self quenching. Sedang
yang menggunakan rangkaian elektronik dikenal dengan detektor non self
quenching.
a. Membuat Kurva Plateau
Setiap ada zarah pengion masuk kedalam tabung, maka di anoda akan timbul
pulsa yang tingginya beberapa volt, sehingga dapat langsung dicacah dengan alat
cacah ( counter ). Kurva karakteristik detektor GM, yang menggambarkan hubungan
antara tegangan tinggi (HV) dengan laju cacah, dapat dilihat pada gambar berikut:
Tegangan terendah dimana pulsa mulai dapat tercacah pada counter disebut dengan
starting voltage (Vs).Jika tegangan dinaikkan, jumlah cacah akan naik dengan
lambat. Tegangan ini disebut sebagai threshold voltage (V t).
Rangkaian pencacah telah dibuat dalam satu unit yaitu sistem pencacah nuklir (
SPN-BNF-761 ), seperti pada gambar berikut :
Keterangan gambar :
1. Knop pemilih waktu cacah
2. Knop ambang
3. Saklar operasi otomatis
4. Tombol atur lagi (reset)
5. Tombol mulai (start)
6. Tombol henti (stop)
7. Tombol test
8. Pengatur tegangan tinggi DC
9. Saklar sumberdaya
10. Panel meter tegangan tinggi DC
11. Display cacah
12. Display waktu cacah
13. Indikator pemilih waktu cacah
14. Sekering (fuse)
15. Fan
16. Ke detektor GM
17. Ke sumber daya 220 volt
18. Ke osiloskop
Apabila tegangan terus dinaikkan, maka mulai tegangan Vb ( breakdown
voltage) jumlah cacah naik dengan sangat cepat dan terjadi continu discharge.
Detektor yang di operaqsikan di atas tegangan Breakdown voltage akan mengalami
kerusakan. Daerah kurva yang mendatar disebut plateau dan kemiringannya disebut
slope. Lebar plateau beserta nilai slope merupakan ukuran baik buruknya suatu
detektor GM. Lebar plateau dapat ditentukan dengan melihat kurva karakteristik
detektor GM, sedang nilai slope dapat dihitung dengan rumus :
2 1 100 1%
= 1
2 1 100
cacah/volt
Jumlah waktu mati dan waktu pulih detektor GM biasa disebut sebagai resolving
time. Selama selang waktu ini ini sistim deteksi dengan detektor GM tidak mampu
mendeteksi pulsa yang datang berikutnya. Selang waktu inilah yang biasa sebagai
waktu mati sistim deteksi. Adanya waktu mati ini menyebabkan perlunya koreksi
terhadap hasil pencacahan yaitu:
=
1
1 + 2 + 12
=2
(1+ 2 )12
Dengan ;
N1 = cacah pulsa dari sumber 1 setelah dikoreksi dengan cacah latar
N2 = cacah pulsa dari sumber 2 seteleah dikoreksi cacah latar
N1,2 = cacah pulsa dari sumber 1 dan 2 bersama setelah dikoreksi cacah latar.
c. Statistik Pencacahan
Sebagaimana diketahui proses pancaran radiasi suatu peluruhan zat radioaktif
bersifat tidak menentu ( random ). Untuk proses tersebut keboleh jadiannya akan
mengikuti grafik fungsi Poisson.Peristiwa ini sangat jelas kelihatan apabila
digunakan sumber radiasi yang lemah dan waktu pencacah yang pendek. Untuk ini
digunakan pencacahan dengan waktu yang singkat misalnya 10 detik sampai 100
kali dari suatu sumber yang lemah atau cacah latar. Dari hasil yang dapat dilakukan
pengelompokan sehingga akan diperoleh N(m) yaitu banyaknya hasil pencacahan
yang menghasilkan cacah sebesar m sebanyak n persatuan waktu dengan m =
1,2,3...maks.Kemudian dibuat grafik P(m) = N(m)/ 100 vs. m,dimana P(m) adalah
kebolehjadian pencacahan persatuan waktu yang mengasilkan cacah sebesar m.
Grafik tersebut dapat dibandingkan dengan grafik distribusi Poisson:
P(m) = !
3. Penentuan Plateau HV
a. Lakukan pencacahan dengan waktu pencacahan 60 s dan tegangan HV di
variasi dengan interval 25 V, dengan sumber Cs-137. Jangan
menggunakan tegangan HV lebih dari 1250 V, pencacah akan rusak.
b. Buatlah kurva pencacah terhadap HV (jangan lupa ralat masing-masing
pencacah), dan perkirakan tegangan pemula, tegangan ambang plateau
dan tegangan dadal kemudian tentukan tegangan kerja pencacah dan
gradient relative plateau dalam satuan persen % (persen)
5. Statistik Pencacahan
a. Gunakan salah satu kaos lampu sebagai sumber dan lakukan pencacahan
cukup banyak (misalnya 100 kali) dengan waktu 10s
b. Buatlah table frekuensi pencacahan f untuk bermacam-macam m yang
muncul, hitung P(m) dari pencocokan dan dari distribusi Poisson, serta
gambarlah pada kertas grafik yang sama. Apakah secara visual ada
kecocokan antara teori dan percobaan ?
c. Lakukan analisis Uji dan dengan bantuan table buatlah kesimpulan
apakah hasil percobaan cocok dengan distribusi Poisson ?