Artikel Jurnal
OLEH
AHMAD FAUZI
NIM. 1011011032
afaa_one1@yahoo.com
ABSTRAK
Introduksi: Peran Poskestren adalah salah satu wujud upaya kesehatan bersumberdaya
masyarakat (UKBM) di lingkungan pondok pesantren, dengan prinsip dari, oleh dan untuk
warga pesantren, yang mengutamakan pelayanan promotif (peningkatan) dan preventif
(pencegahan) tanpa mengabaikan aspek kuratif (pengobatan) dan rehabilitatif (pemulihan
kesehatan) dengan binaan puskesmas setempat.
Metodologi: Penelitian ini menggunakan desain studi corelasional dengan pendekatan cross
sectional yang bertujun untuk mengidentifikasi hubungan peran pos kesehatan pesantren
(Poskestren) dengan perilaku personal hygiene remaja santri pondok pesantren darul hikmah al
ghazaalie kranjingan kecamatan sumbersari kabupaten Jember. Populasi penelitian ini adalah
santri laki laki dan perempuan yang ada di Pondok Pesantren Darul Hikmah Al Ghazaalie
Kranjingan Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember dengan sampel sejumlah 58 responden.
Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan metode stratified random sampling.
Instrument dalam pengumpulan data berupa kuesioner yang telah dilakukan uji validitas dengan
menggunakan skala likert. Uji statistic yang digunakan, yaitu uji spermans rho.
Hasil: Hasil penelitian menunjukan bahwa peran Poskestren sebagian besar (58,6%) berperan
cukup sedangkan perilaku santri menunjukan bahwa Personal Hygiene sebagian besar remaja
santri (53,4%) berperilaku cukup. Analisis hubungan didapatkan (P value = 0,015 dengan nilai
koefisien korelasi r = 0,318, = 0,05).
Diskusi: Kesimpulan penelitian ini bahwa ada hubungan peran pos kesehatan pesantren
(Poskestren) dengan perilaku personal hygiene remaja snantri pondok pesantren Darul Hikmah
Al-Ghazaalie Kranjingan Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember. Rekomendasi hasil
penelitian ini, yaitu Poskestren lebih meningkatkan peran preventif dan peran promotifnya,
sehingga nantinya dihrapkan kesehatan santri semakin lebih baik.
Perilaku
Kriteria Total P r
cukup baik
14 5 19
kurang
(73.7%) (26.3%) (100%)
16 18 34
Poskestren cukup
(47.1%) (52.9%) (100%)
0,015 0,318
1 4 5
baik
(20.0%) (80.0%) (100%)
31 27 58
Total
(53.4%) (46.6%) (100.0%)
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui yang terlihat pada P value dengan nilai
bahwa dari 19 santri Poskestren berperan 0,015, dan nilai r adalah 0,318. Apabila
kurang baik mempengaruhi perilaku nilai p lebih kecil dari (0,05) maka Ho
Personal Hygiene santri cukup baik ditolak dan H1 diterima. Dengan
sebesar 73.7% dan perilaku Personal demikian, uji statistik menunjukkan
Hygiene baik sebesar 26.3%, dari 34 bahwa ada hubungan antara peran pos
santri Poskestren berperan cukup baik kesehatan pesantren (poskestren) dengan
mempengaruhi perilaku Personal perilaku personal hygiene remaja santri
Hygiene santri cukup baik sebesar 47.1% pondok pesantren Darul Hikmah Al
dan perilaku Personal Hygiene baik Ghazaalie Kranjingan Jember. Namun
sebesar 52.9%, dari 5 santri Poskestren sesuai dengan parameter kekuatan
berperan baik mempengaruhi perilaku korelasi yang telah ditentukan bahwa
Personal Hygiene santri cukup baik nilai koefisien korelasi penelitian yang
sebesar 20.0% dan perilaku Personal telah dilakukan memiliki kekuatan
Hygiene baik sebesar 80.0%. Hasil korelasi sebesar 0,318 yang berarti
analisis uji statistik dengan Spearmasn rendah atau lemah tetapi pasti yaitu
Rho diperoleh angka signifikansi hitung diantara 0,20 < KK 0,40.
PEMBAHASAN promotif sebesar (22,00%), peran kuratif
Peran Poskestren sebesar (34,49%) dan peran rehabilitative
Pos Kesehatan Pesantren, yang sebesar (25,08%) dari hasil tersebut dapat
selanjutnya disebut Poskestren ditarik sebuah kesimpulan bahwa dari
merupakan salah satu wujud UKBM di empat peran, peran preventif dan peran
lingkungan pondok pesantren, dengan promotif masih kurang masksimal dalam
prinsip dari, oleh dan warga pondok memberikan pelayanannya kepada santri.
pesantren, yang mengutamakan
Hasil penelitian ini, dipengaruhi oleh
pelayanan promotif (peningkatan) dan
berbagai macam faktor, menurut
preventif (pencegahan) tanpa
Permenkes (2013) yang menyatakan
mengabaikan aspek kuratif (pengobatan)
bahwa kinerja Poskestren dipengaruhi
dan rehabilitatif (pemulihan kesehatan),
oleh faktor faktor, diantaranya ialah
dengan binaan Puskesmas setempat
faktor Kedudukan dan Hubungan Kerja
(KMK, 2007).
(Terhadap pondok pesantren, Terhadap
Berdasarkan tabel 5.9 menggambarkan Puskesmas, Terhadap Pemerintahan
hasil penelitian di Pondok Pesantren Al Desa/kelurahan/kecamatan, Terhadap
Ghazaalie Kranjingan Kecamatan Sesama UKBM), Pengelola Poskestren
Sumbersari Kabupaten Jember, dari 58 (Pengasuh, Ketua, Sekretaris, Bendahara
reponden diketahui bahwa Pos Kesehatan dan kader Poskestren yang merangkap
Pesantren (Poskestren), yaitu sebagian sebagai anggota), pembiayaan,
besar 34 (58,6%) responden, Poskestren Pembinaan, Pengembangan Poskestren,
berperan cukup baik. Penyelenggaraan Kegiatan Poskestren
(Promotif, Preventif, Kuratif,
Menurut tabel 5.8 peran Poskestren
Rehabilitatif) dan pelatian bagi para kader
secara khusus dari 58 responden,
atau anggota poskestren.
Poskestren yang ada di lingkungan
pondok pesantren darul hikmah Peneliti berpendapat bahwa hasil
penyakit pada santri, akan tetapi dapat Namun seiring dengan bertambahnya
diminimalisir dengan perilaku sehat yang angka kesakitan atau kejadian penyakit
rumah. Dengan adanya pos kesehatan juga mendapat sorotan dan bantuan dari
sehat dan penyakit yang menyerang santri Poskestren tersebut. Hal ini juga
bisa ditekan, tetapi knyataannya memang didukung oleh teori Perilaku kesehatan
masih ada sebagian yang terkena penyakit yang merupakan suatu respons seseorang
atau sakit akibat personal hygiene yang (organisme) terhadap stimulus yang
masih buruk walaupun demikian, kalau berkaitan dengan sakit dan penyakit,
sistem pelayanan kesehatan, makanan, santri untuk berperilaku cukup terhadap
serta lingkungan (Notoatmodjo, 2003). perilaku personal hygienenya. Hasil ini
juga menunjukkan bahwa peran
Hubungan Peran Poskestren dengan
Poskestren merupakan salah satu faktor
Perilaku Personal Hygiene Remaja
yang mempengaruhi perilaku baik dan
Santri.
buruk remaja santri dalam kesehatan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dirinya atau personal hygienenya dan
dilakukan uji Korelasi Spearmans Rho
masih banyak faktor lain yang
didapatkan hasil nilai koefisien korelasi (r)
mempengaruhi perilaku tersebut.
sebesar 0,318 dengan tingkat signifikansi (P)
sebesar 0,015. Sesuai dengan parameter
Hasil tersebut sesuai dengan pendapat
kekuatan korelasi yang telah ditentukan
Hidayat (2007) yang menyatakan bahwa
bahwa nilai koefisien korelasi memiliki
banyak faktor yang mempengaruhi
kekuatan korelasi rendah atau lemah tetapi
perilaku seseorang untuk tidak
pasti yaitu diantara 0,20 < KK 0,40.
Apabila nilai p lebih kecil dari (0,05) maka memelihara personal hygienenya dengan
Ho ditolak. Dengan demikian, uji statistik ini baik. Selain itu juga di pertegas oleh
menunjukkan bahwa ada hubungan antara Notoatmodjo (2003) yang menyatakan
Peran Poskestren dengan Perilaku Personal faktor yang mempengaruhi terbentuknya
Hygiene Remaja Santri Pondok Pesantren Al perilaku dibedakan menjadi dua, yaitu
Ghazaalie Kranjingan Jember. Hasil faktor interna, meliputi: pengetahuan,
tersebut beriringan dengan peran poskestren
kecerdasan, persepsi, emosi, motivasi,
yang cukup baik dan perilaku personal
dan sebagainya yang berfungsi untuk
hygiene remaja santri yang juga cukup baik.
mengolah rangsangan dari luar dan faktor
Berdasarkan hasil penelitian, peran
eksterna, meliputi : lingkungan sekitar,
Poskestren sebagian besar (58,6%)
baik fisik maupun non fisik seperti iklim,
berperan cukup dan sebagian besar pula
manusia, sosial ekonomi, kebudayaan dan
dari responden remaja santri (53,4%)
sebagainya.
perilaku personal hygiene cukup.
Menurut data tersebut, dapat dikatakan Peneliti berpendapat faktor-faktor di atas
bahwa Poskestren dengan peran yang merupakan faktor lain yang dapat
cukup mempengaruhi perilaku remaja mempengaruhi perilaku personal hygiene
remaja santri. Faktor inilah yang Al.ghazaalie Kranjingan Kecamatan
menyebabkan santri memiliki perilaku Sumbersari Kabupaten Jember.
personal hygiene cukup. Selain itu, Sebagian besar 53.4% santri
faktor-faktor tersebut merupakan salah berperilaku cukup baik
satu keterbatsan dalam penelitian yang 3. Ada hubungan antara peran
tidak dapat di kontrol, sehinga dapat poskestren dengan perilaku personal
menyebabkan bias. Jadi dari pembahasan hygiene remaja santri Pondok
ini dapat dikatakan bahwa perilaku Pesantren Al Ghazaalie Kranjingan
personal hygiene remaja santri Kecamatan Sumbersari Kabupaten
bergantung pada peran Poskestren, jika Jember.
peran Poskestren baik maka tingkat
pelaksanan personal hygiene santri akan B. Saran
baik juga, tidak menderita penyakit kulit 1. Bagi Poskestren dan Puskesmas
dan penyakit lainnya sebaliknya setempat
responden yang tingkat pelaksanaan Dalam meberikan pelayanan kepada
personal hygiene buruk akan menderita santri, diharapkan Poskestren lebih
penyakit kulit dan penyakit lainnya, akan memperhatikan peran promotif dan
tetapi banyak faktor yang sedikit preventif dengan meningkatkan
mempengaruhi perilaku personal hygiene pengontrolan kepada santri melalui
remaja santri. penyuluhan
2. Bagi Pengasuh Pondok Pesantren
KESIMPULAN DAN SARAN Perlu perhatian khusus untuk masalah