Anda di halaman 1dari 13

HUBUNGAN PERAN POS KESEHATAN PESANTREN (POSKESTREN)

DENGAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE REMAJA SANTRI


PONDOK PESANTREN DARUL HIKMAH AL-GHAZAALIE
KRANJINGAN KECAMATAN SUMBERSARI
KABUPATEN JEMBER

Artikel Jurnal

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat


Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan

OLEH

AHMAD FAUZI
NIM. 1011011032

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2014
HUBUNGAN PERAN POS KESEHATAN PESANTREN (POSKESTREN) DENGAN
PERILAKU PERSONAL HYGIENE REMAJA SNANTRI PONDOK PESANTREN
DARUL HIKMAH AL - GHAZAALIE KRANJINGAN KECAMATAN SUMBERSARI
KABUPATEN JEMBER

Ahmad Fauzi1, Ns. Supriyadi, S.Kep., M.Kes2

Fakultas Ilmu Kesehataan Program Studi S1 keperawatan Universitas Muhammadiyah


Jember

afaa_one1@yahoo.com

ABSTRAK
Introduksi: Peran Poskestren adalah salah satu wujud upaya kesehatan bersumberdaya
masyarakat (UKBM) di lingkungan pondok pesantren, dengan prinsip dari, oleh dan untuk
warga pesantren, yang mengutamakan pelayanan promotif (peningkatan) dan preventif
(pencegahan) tanpa mengabaikan aspek kuratif (pengobatan) dan rehabilitatif (pemulihan
kesehatan) dengan binaan puskesmas setempat.
Metodologi: Penelitian ini menggunakan desain studi corelasional dengan pendekatan cross
sectional yang bertujun untuk mengidentifikasi hubungan peran pos kesehatan pesantren
(Poskestren) dengan perilaku personal hygiene remaja santri pondok pesantren darul hikmah al
ghazaalie kranjingan kecamatan sumbersari kabupaten Jember. Populasi penelitian ini adalah
santri laki laki dan perempuan yang ada di Pondok Pesantren Darul Hikmah Al Ghazaalie
Kranjingan Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember dengan sampel sejumlah 58 responden.
Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan metode stratified random sampling.
Instrument dalam pengumpulan data berupa kuesioner yang telah dilakukan uji validitas dengan
menggunakan skala likert. Uji statistic yang digunakan, yaitu uji spermans rho.
Hasil: Hasil penelitian menunjukan bahwa peran Poskestren sebagian besar (58,6%) berperan
cukup sedangkan perilaku santri menunjukan bahwa Personal Hygiene sebagian besar remaja
santri (53,4%) berperilaku cukup. Analisis hubungan didapatkan (P value = 0,015 dengan nilai
koefisien korelasi r = 0,318, = 0,05).
Diskusi: Kesimpulan penelitian ini bahwa ada hubungan peran pos kesehatan pesantren
(Poskestren) dengan perilaku personal hygiene remaja snantri pondok pesantren Darul Hikmah
Al-Ghazaalie Kranjingan Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember. Rekomendasi hasil
penelitian ini, yaitu Poskestren lebih meningkatkan peran preventif dan peran promotifnya,
sehingga nantinya dihrapkan kesehatan santri semakin lebih baik.

Kata kunci : Peran Poskestren; Personal Hygiene; Perilaku


Daftar Pustaka : 30 (2002 2013).
ABSTRACT
Introduction: The role Poskestren is one manifestation of Community Based health efforts
(UKBM) in the boarding school environment, the principle of, by and for the people boarding,
which prioritizes health promotion (increased) and preventive (prevention) without ignoring the
curative aspects (treatment) and rehabilitative (health recovery) with built local clinic.
Method: This study uses corelasional study design with cross sectional approach to identify
relationships that bertujun role of health posts pesantren (Poskestren) with personal hygiene
behavior adolescent boarding school students lessons dar al - ghazaalie kranjingan Sumbersari
districts of Jember district. The population was male students - men and women who are in
Boarding School Darul Hikmah Al - Ghazaalie Kranjingan Sumbersari Jember District of the
sample of 58 respondents. The sampling technique using stratified random sampling method.
Data collection instrument in the form of a questionnaire that has been done to test the validity
of using a Likert scale. Statistical tests were used, namely the Spearman's rho test.
Results: The results showed that the role Poskestren most (58.6%) plays quite a while behavior
of students showed that most teens Personal Hygiene students (53.4%) to behave reasonably.
Analysis of the relationship is obtained (P value = 0.015 with a correlation coefficient of r =
0.318, = 0.05).
Discuss: It is concluded that there is a relationship role of health posts pesantren (Poskestren)
with personal hygiene behavior snantri teen boarding school Darul Hikmah Al-Ghazaalie
Kranjingan Sumbersari District of Jember. Recommendations resulting from this study, namely
Poskestren further improve preventive role and the role promotifnya, so that later students
dihrapkan health is getting better.

Key words: Role Poskestren; Personal Hygiene; behavior


Bibliography: 30 (2002-2013).

PENDAHULUAN dan inovator dalam pembangunan


Pondok Pesantren merupakan salah satu kesehatan, serta menjadi teladan dalam
bentuk lembaga pendidikan keagamaan berperilaku hidup bersih dan sehat bagi
yang tumbuh dan berkembang dari oleh masyarakat sekitar. Pondok Pesantren
dan untuk masyarakat yang berperan telah tumbuh dan berkembang hampir
penting dalam pengembangan sumber diseluruh daerah,maka diharapkan
daya manusia, diharapkan para santri dan kegiatan ini dapat menyebar secara merata
para pemimpin serta pengelola pondok di seluruh Indonesia. Pada umumnya
pesantren tidak saja mahir dalam aspek santri yang belajar di Pondok Pesantren
pembangunan moral dan spiritual dengan berusia antara 7-19 tahun, dan di beberapa
intelektual yang bernuansa agamis, namun pondok pesantren lainnya menampung
dapat pula menjadi penggerak motivator santri berusia dewasa (Permenkes, 2013)
Pada tahun 2007 Mentri Kesehatan telah presentase angka yakni, penyakit
meresmikan program pemberdayaan skabies 39,49%, Dermatitis 18,15%,
kesehatan pesantren sekaligus ISPA 18,47%, Diare 11,15%, Typhus
menyerahkan bantuan dana social pos 1,59%, Gastritis 7,33%, Alergi 3,82%,
kesehatan pesantren (poskestren), berupa dari data tersebut personal hygiene yang
200 unit pos kesehatan pesantren ke buruk menyebabkan timbulnya berbagai
pondok pesantren di Jawa Timur yang macam penyakit menular yang
meliputi 36 kota di Jawa Timur yang umumnya paling banyak menyerang
masing masing Pondok Pesantren kulit, saluran pernafasan, organ
mendapat bantuan dana sebesar 10 juta pencernaan dan bagian tubuh lainya.
rupiah. Di Jember ada tujuh Pondok
Berdasarkan studi pendahuluan yang
Pesantren yang mendapatkan bantuan
dilakukan oleh peneliti pada tanggal 13
dana sosial pos kesehatan pesantren
bulan Maret 2014, di Pondok Pesantren
(poskestren) tersebut yaitu meliputi:
Darul Hikmah Al-Ghazaalie Kranjingan
Nurul Islam (Antirogo Jember),
Jember. Dengan melakukan wawancara
Raudhatul Ulum (sukowono Jember), Al-
pada salah satu petugas Poskestren yang
Falah (kapel wuluhan Jember), Al-amin
kebetulan beliau juga alumni FIKes S1
(sabrang ambulu Jember), Al-qodiri
Keperawatan Universitas Muhammadiyah
(Gebang poreng Jember), Al-fattah
Jember, Mengatakan kalau Poskestren
(Talangsari jember), As sunniyah
tersebut telah berjalan satu tahun dan
(Kencong Jember) (KMK, 2002).
menjalankan perannya yang meliputi
Menurut data Balai Kesehatan Pondok Preventif, promotif, kuratif dan
Pesantren tahun 2003 2004. Penyakit Rehabilitatif dengan pengawasan dari
yang terjadi di Pondok Pesantren Puskesmas setempat. Akan tetapi dari
dipengaruhi oleh Personal Hygiene buku kunjungan santri yang sakit di
yang kurang, hunian yang padat serta poskestren tersebut, didapatkan data
sanitasi lingkungan yang buruk. Jenis selama tahun 2013, penyakit penderita
penyakit di Pondok Pesantren Wali Skabies dan Dermatitis menunjukan
Songo Ngabar Ponorogo dengan angka tertinggi yaitu sebanyak 45,7%
santri, dilanjutkan dengan penderita Populasi, Sampel, dan Sampling
penyekit ISPA sebesar 24,5% santri, Populasi adalah seluruh subyek dengan
kemudian penderita penyakit suspek karakteristik tertentu yang akan diteliti
Typoid sebanyak 17,3% santri, penyakit (Hidayat, 2009). Populasi dalam
Diare 7,5%, santri dan penyakit lainya 5% penelitian ini adalah semua santri yang
santri. Dari data inilah sehingga peneliti tergolong pada usia remaja 12 21 tahun
tertarik untuk melakukan penelitian yang meliputi 34 kamar dengan jumlah
tentang Hubungan Peran Pos Kesehatan santri sebanyak 286 orang yang mondok
Pesantren (Poskestren) Dengan Perilaku di lingkungan pondok pesantren Darul
Personal Hygiene Remaja Santri Pondok Hikmah Al-Ghazaalie Kranjingan
Pesantren Darul Hikmah Al-Ghazaalie Jember. Sampel adalah sebagian dari
Kranjingan Jember. jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut (Nursalam, 2011).
METODE PENILTIAN Sampel dalam penelitian ini adalah
Desain atau rancangan penelitian ini yang remaja santri yang diambil sebagian dari
digunakan adalah analitik korelasional populasi santri yang berumur 12 21 dari
dengan pendekatan Cross Sectional, 34 kamar dengan jumlah 58 responden.
dimana pengamatan dilakukan hanya Teknik pengambilan sampel dalam
sekali pada waktu bersamaan. Variabel penelitan ini adalah probability sampling
independent pada penelitian ini adalah dengan metode stratified random
Peran Pos Kesehatan Pesantren, variable sampling.
dependen adalah Perilaku Personal
HASIL PENELITIAN
Hygiene Remaja Santri. Desain yang
Analisa Univariat
digunakan oleh peneliti bertujuan untuk
Berdasarkan hasil penelitian dari 58
meneliti sejauh mana Hubungan Peran
responden didapatkan bahwa jumlah
Poskestren dengan Perilaku Personal
remaja santri di Pondok Pesantren
Hygiene Remaja Santri Pondok Pesantren
tersebut, yang berusia antara 15 17
Darul Hikmah Al-Ghazaalie Kraningan
tahun, memiliki jumlah terbanyak, yaitu
Jember.
sebanyak 32 (55,1%). Jumlah tertinggi
dari kararteristik jenis kelamin adalah Hikmah Al.Ghazaalie Kranjingan
responden perempuan sebanyak 36 Kecamatan Sumbersari Kabupaten
(62,1%) santri. Karakteristik Responden Jember, berperan cukup baik.
Berdasarkan Pendidikan menunjukan Berdasarkan Perilaku Personal Hygiene
bahwa tingkat pendidikan santri yang Remaja Santri tabel diatas, menunjukan
berada ditingkat sekolah MTs memiliki bahwa perilaku personal hygiene remaja
jumlah terbanyak, yaitu 20 (34,5%) santri di Pondok Pesantren tersebut,
santri. sebagian besar (53,4%) remaja santri
Analisa Bivariat berperilaku cukup baik.
Berdasarkan Peran Khusus Poskestren,
menunjukkan bahwa dari 58 responden,
sebagian besar (34,49%) santri
mempersepsikan peran khusus
Poskestren pada peran kuratif.
Berdasarkan Peran umum Poskestren,
menunjukkan bahwa sebagian besar
(58,6%) santri mempersepsikan
Poskestren di Pondok Pesantren Darul
Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Peran Khusus Poskestren di Pondok Pesantren
Darul Hikmah Al-Ghazaalie Kranjingan Kecamatan Sumbersari Kabupaten
Jember, 30 April 2014 (n = 58).

Perilaku
Kriteria Total P r
cukup baik
14 5 19
kurang
(73.7%) (26.3%) (100%)
16 18 34
Poskestren cukup
(47.1%) (52.9%) (100%)
0,015 0,318
1 4 5
baik
(20.0%) (80.0%) (100%)
31 27 58
Total
(53.4%) (46.6%) (100.0%)

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui yang terlihat pada P value dengan nilai
bahwa dari 19 santri Poskestren berperan 0,015, dan nilai r adalah 0,318. Apabila
kurang baik mempengaruhi perilaku nilai p lebih kecil dari (0,05) maka Ho
Personal Hygiene santri cukup baik ditolak dan H1 diterima. Dengan
sebesar 73.7% dan perilaku Personal demikian, uji statistik menunjukkan
Hygiene baik sebesar 26.3%, dari 34 bahwa ada hubungan antara peran pos
santri Poskestren berperan cukup baik kesehatan pesantren (poskestren) dengan
mempengaruhi perilaku Personal perilaku personal hygiene remaja santri
Hygiene santri cukup baik sebesar 47.1% pondok pesantren Darul Hikmah Al
dan perilaku Personal Hygiene baik Ghazaalie Kranjingan Jember. Namun
sebesar 52.9%, dari 5 santri Poskestren sesuai dengan parameter kekuatan
berperan baik mempengaruhi perilaku korelasi yang telah ditentukan bahwa
Personal Hygiene santri cukup baik nilai koefisien korelasi penelitian yang
sebesar 20.0% dan perilaku Personal telah dilakukan memiliki kekuatan
Hygiene baik sebesar 80.0%. Hasil korelasi sebesar 0,318 yang berarti
analisis uji statistik dengan Spearmasn rendah atau lemah tetapi pasti yaitu
Rho diperoleh angka signifikansi hitung diantara 0,20 < KK 0,40.
PEMBAHASAN promotif sebesar (22,00%), peran kuratif
Peran Poskestren sebesar (34,49%) dan peran rehabilitative
Pos Kesehatan Pesantren, yang sebesar (25,08%) dari hasil tersebut dapat
selanjutnya disebut Poskestren ditarik sebuah kesimpulan bahwa dari
merupakan salah satu wujud UKBM di empat peran, peran preventif dan peran
lingkungan pondok pesantren, dengan promotif masih kurang masksimal dalam
prinsip dari, oleh dan warga pondok memberikan pelayanannya kepada santri.
pesantren, yang mengutamakan
Hasil penelitian ini, dipengaruhi oleh
pelayanan promotif (peningkatan) dan
berbagai macam faktor, menurut
preventif (pencegahan) tanpa
Permenkes (2013) yang menyatakan
mengabaikan aspek kuratif (pengobatan)
bahwa kinerja Poskestren dipengaruhi
dan rehabilitatif (pemulihan kesehatan),
oleh faktor faktor, diantaranya ialah
dengan binaan Puskesmas setempat
faktor Kedudukan dan Hubungan Kerja
(KMK, 2007).
(Terhadap pondok pesantren, Terhadap
Berdasarkan tabel 5.9 menggambarkan Puskesmas, Terhadap Pemerintahan
hasil penelitian di Pondok Pesantren Al Desa/kelurahan/kecamatan, Terhadap
Ghazaalie Kranjingan Kecamatan Sesama UKBM), Pengelola Poskestren
Sumbersari Kabupaten Jember, dari 58 (Pengasuh, Ketua, Sekretaris, Bendahara
reponden diketahui bahwa Pos Kesehatan dan kader Poskestren yang merangkap
Pesantren (Poskestren), yaitu sebagian sebagai anggota), pembiayaan,
besar 34 (58,6%) responden, Poskestren Pembinaan, Pengembangan Poskestren,
berperan cukup baik. Penyelenggaraan Kegiatan Poskestren
(Promotif, Preventif, Kuratif,
Menurut tabel 5.8 peran Poskestren
Rehabilitatif) dan pelatian bagi para kader
secara khusus dari 58 responden,
atau anggota poskestren.
Poskestren yang ada di lingkungan
pondok pesantren darul hikmah Peneliti berpendapat bahwa hasil

Al.ghazaalie Kranjingan Kecamatan penelitian ini mununjukkan suatu keadaan

Sumbersari Kabupaten Jember, peran Poskestren yang ada dilingkungan

preventif sebesar (18,43%), peran pondok pesantren Al Ghazaalie


Kranjingan Kecamatan Sumbersari Perilaku Personal Hygiene
Kabupaten Jember ini, berperan cukup Menurut Poter. Perry (2005), Personal
baik dan berperan sebagaimana mestinya, hygiene adalah suatu tindakan untuk

namun lebih cendrung ke peran kuratif memelihara kebersihan dan kesehatan


seseorang untuk kesejahteraan fisik dan
dan rehabilitatif, dimana kegiatan tersebut
psikis, kurang perawatan diri adalah kondisi
merupakan rutinitas terlihat dengan
dimana seseorang tidak mampu melakukan
adanya berbagai aktifitas di poskestren
perawatan kebersihan untuk dirinya (dalam
seperti: santri yang berkunjung ke pos
Tarwoto & Wartonah, 2006).
kesehatan pesantren (Poskestren) untuk
mendapatkan pengobatan sesuai dengan Berdasarkan tabel 5.10 menggambarkan
kondisi kesehatnnya yang menurun, hasil penelitian di Pondok Pesantren Al
adanya pencatatan melalui buku Ghazaalie Kranjingan Kecamatan
kunjungan beserta diagnosa medisnya Sumbersari Kabupaten Jember dari 58
yang dilakukan oleh petugas poskestren reponden dapat diketahui bahwa perilaku
tersebut dengan binaan puskesmas personal hygiene remaja santri, yaitu
setempat dalam hal ini adalah Puskesmas sebagian besar 31 (53,4%) responden
Kecamatan Ajung Kabupaten Jember. berperilaku cukup baik. Menurut data
Meskipun demikian Poskestren Darul tersebut, perilaku personal hygiene
Hikmah Al Ghazaalie masih ada yang remaja santri yang ada di lingkungan
perlu di dibenahi dan ditingkatkan dari pondok pesantren Darul Hikmah Al
segi peran promotif dan preventif dengan Ghazaalie Kranjingan Kecamatan
bantuan dari berbagai pihak, stekholder Sumbersari Kabupaten Jember, termasuk
dan kerja sama dengan institusi kategori perilaku cukup baik, hasil ini di
kesehatan, meskipun peran kuratif dan pengaruhi oleh perilaku santri yang masih
rehabilitatif sebagai keharusan yang kurang dalam menjaga kebersihan diri
merupakan bagian dari pelayanan di atau personal hygiene, seperti: kebiasaan
Poskestren tersebut. menjemur tempat tidur, mengganti
pakaian sehabis mandi, mandi minimal
dua kali sehari, menyikat gigi minimal
dua kali sehari, menggunakan handuk
milik sendiri, membersihkan telinga dibandingkan dengan setahun sebelum
seminggu sekali dan memotong kuku adanya pos kesehatan pesantren, banyak
seminggu sekali atau sesuai kebutuhan. santri yang terkena penyakit kulit
menular dan penyakit menular lainnya
Menurut Notoatmodjo (2003) yang
dimana kejadian tersebut di pengaruhi
menyatakan faktor yang mempengaruhi
oleh perilaku yang kurang sehat yang
terbentuknya perilaku dibedakan menjadi
diterapkan oleh santri, sehingga kejadian
dua, yaitu faktor interna, meliputi:
penyakit kulit pada saat itu sangat tinggi
pengetahuan, kecerdasan, persepsi, emosi,
jumlahnya, hal ini juga dipengaruhi oleh
motivasi, dan sebagainya yang berfungsi
faktor aktifitas yang kebanyakan di
untuk mengolah rangsangan dari luar dan
pondok pesantren aktifitasnya dilakukan
faktor eksterna, meliputi : lingkungan
secara bersama sama, sehingga
sekitar, baik fisik maupun non fisik
penyakit atau agen penyakit mudah
seperti iklim, manusia, sosial ekonomi,
menyebar dan menular. Alasan inilah
kebudayaan dan sebagainya.
mengapa jumlah penyakit kulit dan

Peneliti berpendapat faktor faktor diatas penyakit menular lainya jumlahnya

tersebut merupakan penentu terjadinya sangat tinggi di Pondok Pesantren.

penyakit pada santri, akan tetapi dapat Namun seiring dengan bertambahnya

diminimalisir dengan perilaku sehat yang angka kesakitan atau kejadian penyakit

diterapkan oleh individu dalam pada santri, pondok pesantren mulai

kehidupan di Pesantren maupun di berbenah diri di bidang kesehatan yang

rumah. Dengan adanya pos kesehatan juga mendapat sorotan dan bantuan dari

yang ada di lingkungan pesantren, pemerintah baik bantuan berupa wadah

diharapkan perilaku santri berubah atau instansi (Poskestren) maupun

menjadi berperilaku hidup bersih dan bantuan dana untuk menggerakan

sehat dan penyakit yang menyerang santri Poskestren tersebut. Hal ini juga

bisa ditekan, tetapi knyataannya memang didukung oleh teori Perilaku kesehatan

masih ada sebagian yang terkena penyakit yang merupakan suatu respons seseorang

atau sakit akibat personal hygiene yang (organisme) terhadap stimulus yang

masih buruk walaupun demikian, kalau berkaitan dengan sakit dan penyakit,
sistem pelayanan kesehatan, makanan, santri untuk berperilaku cukup terhadap
serta lingkungan (Notoatmodjo, 2003). perilaku personal hygienenya. Hasil ini
juga menunjukkan bahwa peran
Hubungan Peran Poskestren dengan
Poskestren merupakan salah satu faktor
Perilaku Personal Hygiene Remaja
yang mempengaruhi perilaku baik dan
Santri.
buruk remaja santri dalam kesehatan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dirinya atau personal hygienenya dan
dilakukan uji Korelasi Spearmans Rho
masih banyak faktor lain yang
didapatkan hasil nilai koefisien korelasi (r)
mempengaruhi perilaku tersebut.
sebesar 0,318 dengan tingkat signifikansi (P)
sebesar 0,015. Sesuai dengan parameter
Hasil tersebut sesuai dengan pendapat
kekuatan korelasi yang telah ditentukan
Hidayat (2007) yang menyatakan bahwa
bahwa nilai koefisien korelasi memiliki
banyak faktor yang mempengaruhi
kekuatan korelasi rendah atau lemah tetapi
perilaku seseorang untuk tidak
pasti yaitu diantara 0,20 < KK 0,40.
Apabila nilai p lebih kecil dari (0,05) maka memelihara personal hygienenya dengan
Ho ditolak. Dengan demikian, uji statistik ini baik. Selain itu juga di pertegas oleh
menunjukkan bahwa ada hubungan antara Notoatmodjo (2003) yang menyatakan
Peran Poskestren dengan Perilaku Personal faktor yang mempengaruhi terbentuknya
Hygiene Remaja Santri Pondok Pesantren Al perilaku dibedakan menjadi dua, yaitu
Ghazaalie Kranjingan Jember. Hasil faktor interna, meliputi: pengetahuan,
tersebut beriringan dengan peran poskestren
kecerdasan, persepsi, emosi, motivasi,
yang cukup baik dan perilaku personal
dan sebagainya yang berfungsi untuk
hygiene remaja santri yang juga cukup baik.
mengolah rangsangan dari luar dan faktor
Berdasarkan hasil penelitian, peran
eksterna, meliputi : lingkungan sekitar,
Poskestren sebagian besar (58,6%)
baik fisik maupun non fisik seperti iklim,
berperan cukup dan sebagian besar pula
manusia, sosial ekonomi, kebudayaan dan
dari responden remaja santri (53,4%)
sebagainya.
perilaku personal hygiene cukup.
Menurut data tersebut, dapat dikatakan Peneliti berpendapat faktor-faktor di atas
bahwa Poskestren dengan peran yang merupakan faktor lain yang dapat
cukup mempengaruhi perilaku remaja mempengaruhi perilaku personal hygiene
remaja santri. Faktor inilah yang Al.ghazaalie Kranjingan Kecamatan
menyebabkan santri memiliki perilaku Sumbersari Kabupaten Jember.
personal hygiene cukup. Selain itu, Sebagian besar 53.4% santri
faktor-faktor tersebut merupakan salah berperilaku cukup baik
satu keterbatsan dalam penelitian yang 3. Ada hubungan antara peran
tidak dapat di kontrol, sehinga dapat poskestren dengan perilaku personal
menyebabkan bias. Jadi dari pembahasan hygiene remaja santri Pondok
ini dapat dikatakan bahwa perilaku Pesantren Al Ghazaalie Kranjingan
personal hygiene remaja santri Kecamatan Sumbersari Kabupaten
bergantung pada peran Poskestren, jika Jember.
peran Poskestren baik maka tingkat
pelaksanan personal hygiene santri akan B. Saran
baik juga, tidak menderita penyakit kulit 1. Bagi Poskestren dan Puskesmas
dan penyakit lainnya sebaliknya setempat
responden yang tingkat pelaksanaan Dalam meberikan pelayanan kepada
personal hygiene buruk akan menderita santri, diharapkan Poskestren lebih
penyakit kulit dan penyakit lainnya, akan memperhatikan peran promotif dan
tetapi banyak faktor yang sedikit preventif dengan meningkatkan
mempengaruhi perilaku personal hygiene pengontrolan kepada santri melalui
remaja santri. penyuluhan
2. Bagi Pengasuh Pondok Pesantren
KESIMPULAN DAN SARAN Perlu perhatian khusus untuk masalah

A. Kesimpulan kesehatan santri sehingga kebijakan

1. Peran Pos Kesehatan Pesantren yang akan dibuat dilingkungan

(Poskestren) dalam memberikan pondok pesantren tidak hanya fokus

pelayanan kepada santri sebagian pada pendidikannya saja tetapi

besar 58.6% Poskestren berperan kesehatan santri dan lingkungan

cukup baik. 3. Bagi Santri

2. Perilaku personal hygiene remaja Dalam memenuhi pemeliharaan

santri di pondok pesantren kesehatan santri, diharapkan lebih


memahami atau mengenali gangguan Kharein,R. (2011). Pola Hidup Sehat di
Pesantren. Jakarta:Balai
perkembangan kesehatan yang
Pustaka.
dialami santri sehingga mampu KMK. (2002).Nomor
1067/Menkes/SKB/VIII/2002,
mengambil keputusan untuk
Nomor 385 Tahun 2002, dan
melakukan tindakan kesehatan yang Nomor 37 Tahun tentang
Peningkatan Kesehatan Pondok
tepat bagi santri, mengajak santri
Pesantren dan Institusi
lainnya untuk memeriksakan Keagamaan Lainnya;
Notoatmodjo, Soekidjo. (2005).
kesehatan secara berkala dan teratur
Metodologi Penelitian
ke pusat pelayanan kesehatan Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta.
(Poskestren) dan lebih mengontrol
Nursalam. (2008). Konsep dan
santri untuk meninggalkan kebiasaan Penerapan Metodologi
Penelitian Ilmu Keperawatan.
yang buruk.
Jakarta : Salemba Medika.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya Permenkes. (2013). Penyelenggaraan
dan pembinaan pos kesehatan
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
pesantren. Nomer 1.hal. 8
dengan instrumen penelitian yang Potter dan Perry. (2010). Fundamental
Keperawatan. Jakarta: EGC.
lebih baik dan jumlah responden yang
Rohmah,Nikmatur. (2010). Buku Ajar
lebih banyak. Dasar dasar Keperawatan
Anak.
Sulthon, Masyhud. dkk. (2003).
DAFTAR PUSTAKA Manajemen Pondok Pesantren.
Jakarta: Diva Pustaka, cet. 1,
Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur hlm. 89.
Penelitian Suatu pendekatan Wijayanti, K. (2007). Peran Pos
Praktik. Jakarta : PT Rineka Kesehatan Pesantren dalam
Cipta. Meningkatkan Kesehatan
Hidayat, Alimul A. (2009). Metode Reproduksi Remaja,10 (175-
Penelitian Keperawatan dan 180) : Artikel
Teknik Analisis Data. Jakarta : Yuningsih. (2008). Pembinaan Nilai
Salemba Medika. Disiplin di Lingkungan
. (2009). Riset Keperawatan dan Pesantren tesis, Pesantren
Teknik Penulisan Ilmiah. Persatuan Islam No 67 Benda-
Jakarta: Salemba Medika. Nagarasari Kota Tasikmalaya.
:Artikel

Anda mungkin juga menyukai