Kesehatan Dan Keselamatan Kerja
Kesehatan Dan Keselamatan Kerja
A. PENGERTIAN UMUM
Pengertian kesehatan dan keselamatan kerja adalah suatu usaha untuk
menciptakan keadaan lingkungan kerja yang aman, bebas dari kecelakaan.
Sedangkan kecelakaan sendiri adalah suatu kejadian atau peristiwa yang tidak
diinginkan atau tidak disengaja serba tiba-tiba dan menimbulkan kerugian baik
harta (material) maupun jiwa/manusia.
Tuntutan pekerjaan yang semakin kompleks disertai penggunaan
teknologi yang makin canggih selain menyebabkan kenyamanan dan
kemudahan dalam bekerja, tetapi juga mengandung resiko bahaya yang lebih
besar akibat penggunaan bahan, alat dan teknologi. Bahaya-bahaya yang dapat
mengancam antara lain kecelakaan kerja, pencemaran udara, kebisingan, dan
kebakaran. Oleh sebab itu perlu dilakukan upaya peningkatan keselamatan dan
kesehatan kerja dalam bentuk usaha pencegahan.
Pencegahan adalah segala daya upaya yang dilakukan secara
berencana untuk mencegah terjadinya kecelakaan. Dengan demikian usaha
pencegahan harus dilakukan oleh setiap individu dan unit kerja agar jumlah
peristiwa kecelakaan kerja, penyebab kecelakaan dan jumlah kecelakaan dapat
dikurangi sekecil mungkin melalui perencanaan yang baik.
B. DASAR HUKUM
Keselamatan dan Kesehatan Kerja didasarkan pada Undang-Undang
Keselamatan kerja No.1 Tahun 1970, Undang-undang No. 2 Tahun 1963, dan
peraturan-peraturan pelaksanaannya. Dengan dasar hukum yang kuat tesebut,
setiap perusahaan berkewajiban untuk melindungi keselamatan karyawannya,
sedangkan dilain pihak karyawanpun berkewajiban untuk mentaati dan
mematuhi ketentuan-ketentuan/peraturan-peraturan keselamatan kerja yang
telah ditetapkan. Oleh karena itu, untuk pelaksanaan undang-undang ini, setiap
tempat kerja/perusahaan perlu dibentuk bahagian kursus keselamatan kerja
yang menangani langsung usaha-usaha pencegahan kecelakaan tersebut.
1. Manusia
Seorang karyawan yang ahli (skill) diperoleh melalui proses waktu yang
panjang (pendidikan dan pengalaman) serta dengan biaya yang tidak sedikit,
karena itu merupakan aset (kekayaan/harta benda)yang sangat bernilai bagi
perusahaan. Bila seorang karyawan/pekerja mengalami kecelakaan, ia
mengalami cidera dan tidak mampu bekerja sementara atau mungkin untuk
keselamatannya. Dengan demikian, bila yang bersangkutan mendapat cidera,
maka harus ada atau dicari penggantinya, jelas hal ini merupakan kerugian yang
tidak ternilai, disamping itu sipekerja sendiri akan menderita dan tak mampu
bekerja yang membawa efek terhadap penghasilannya, yang kemudian
berpengaruh terhadap keluarganya, apalagi jika karyawan tersebut tidak mampu
bekerja untuk selama-lamanya.
3. Waktu
Akibat kecelakaan kerja dapat menyebabkan terganggunya rencana
produksi yang telah disusun, pekerjaan terhenti seketika sehingga
mengakibatkan kerugian yang tidak sedikit.
4. Kepercayaan (goodwill)
Akibat kecelakaan kerja dapat menyebabkan kepercayaan masyarakat
juga akan berkurang yang dapat dilihat dari nilai premi asuransinya, apabila
perusahaan itu tidak aman, maka nilai premi asuransinya akan tinggi
(meningkat). Bila suatu perusahaan sering mengalami kecelakaan, semangat
serta gairah kerja karyawannya akan menurun (selalu dihinggapi rasa takut) dan
membawa akibat terhadap efisiensi serta produktivitas.
D. SEBAB-SEBAB KECELAKAAN
Dalam sejarahnya sebagian besar kecelakaan kerja diakibatkan oleh
faktor manusia yang bekerja, misalnya mata pekerja terkena beram hasil
pengerindaan, terkena beram hasil pembubutan dan pengeboran. Kecelakaan
tersebut disebabkan manusia yang bekerja tidak mau mengunakan alat-alat
keselamatan kerja, yaitu kacamata.
1. Tidak mematuhi peraturan tentang keselamatan kerja, seperti tidak memakai
baju kerja, tidak menggunakan sarung tangan, tidak memakai kaca mata,dan
alat-alat yang lainnya.
3. Pekerja tidak tahu cara mengoperasikan alat/mesin dengan benar, dan malu
untuk bertanya.
6
4. Keadaan lingkungan kerja yang tidak aman, seperti bekerja dekat dengan
ketell-ketel uap, bekerja dekat dengan bahan-bahan kimia yang berbahaya
dan sebagainya.
Sedangkan apabila ditinjau dari segi jenis kecelakaan yang sering terjadi
didalam bengkel kerja mesin atau perusahaan adalah dapat diperlihatkan pada
pernyataan sebagai berikut :
1. Jatuh 20%
2. Objek jatuh, bergerak, atau akan mengangkat 10%
3. Mesin 9%
4. Peralatan tangan 10%
5. Menabrak benda diam 6%
6. Alat angkat 5%
7. Terkena arus listrik 2%
8. Terbakar 2%
9. Terluka akibat mengangkat barang 30%
10. Lain-lain 6%
keselamatan kerja. Dengan demikian bahaya luka akibat terkena bahan kimia
yang berbahaya sewaktu pengangkutan bisa dihindari.
Semua kegiatan yang telah dilakukan seperti yang dibicarakan diatas
tidak akan berhasil tanpa adanya dukungan dan sikap dari para pekerjaan itu
sendiri, maka sudah waktunya diperlukan suatu peraturan atau intruksi agar
semua pekerja selalu mentaati segala peraturan yang berlaku mengenai
masalah keselamatan kerja. Dan diharuskan semua pekerja memakai alat-alat
keselamatan kerja sesuai dengan jenis pekerjaan yang telah dilakukan.
M. PERALATAN-PERALATAN KESELAMATAN
KERJA
1. Peralatan Pelindung Kepala.
Walaupun setiap pekerja diharuskan memakai pelindung kepala (helmet),
tetapi kadang-kadang mereka melalaikannya. Pemakaian pelindung kepala
sangat diperlukan bagi para pekerja konstruksi, pekerja galanggan kapal, pekerja
penambang pohon, pertambangan dan industri logam. Peralatan pelindung
kepala dirancang atau dibuat dari bahan-bahan yang baik agar dapat dihasilkan
helmet yang benar-benar dapat melindungi luka akibat benturan, terkena atau
kejatuhan benda, terkena benda kerja yang melayang, bahaya listrik dan lain
sebagainya. Disamping itu juga dibuat helmet khusus yang harus dapat
melindungi kepala dan muka dari bahan-bahan kimia atau cairan yang panas.
Helmet diklasifikasikan menjadi dua yaitu: helmet yang mempunyai
bagian pinggir seluruh lingkarannya dan yang kedua adalah helmet dengan
pinggir hanya pada bahagian depannya. Dari kedua klasifikasi tersebut helmet
masih dibagi dalam empat kelas yaitu :
a. Kelas A, yaitu helmet untuk keperluan umum. Helmet ini hanya mempunyai
tahanan kelistrikan yang rendah.
b. Kelas B, yaitu helmet untuk jenis pekerjaan dengan resiko terkena tegangan
listrik yang besar (mempunyai tahanan terhadap tegangan yang tinggi), atau
helmet ini tahan terhadap tegangan listrik yang tinggi.
c. Kelas C, adalah metalik helmet, dipakai untuk pekerja yang terkerja pada
kondisi kerja yang panas, seperti pada pengecoran logam, atau pada dapur-
dapur pembakaran.
d. Kelas D adalah helmet dengan daya tahan yang kecil terhadap api, sehingga
harus dihindari dari percikan api.
Bahan pembuat helmet tersebut pada umumnya terdiri dari lapisan plastik
dan dicetak pada tekanan yang tinggi, Dengan demikian helmet menjadi tahan
terhadap air, minyak, tumbukan dan arus listrik. Khusus untuk helmet metal
dibuat dari bahan metal yang kuat, tetapi ringan. Sebagai contoh helmet dari
12
Khusus bagi pekerja yang bekerja pada malam hari helmet yang cocok
untuknya ialah jenis helmet yang dapat mengeluarkan sinar pada malam hari
atau memancarkan sinar pada daerah yang gelap. Khusus untuk helmet yang
akan digunakan untuk daerah yang kecendrungan terjadi kecelakaan akibat arus
listrik maka helmet tersebut harus selalu diperiksa secara teratur sifat hambatnya
terhadap listrik.
Bagian dalam dari helmet dilengkapi dengan pelapisan dan tempat
kedudukan kepala. Lapisan dipilih yang dapat menyebabkan rasa nyaman bagi
pemakainya dan tempat kedudukan kepala hendaknya bisa distel besar kecilnya
sehingga sesuai dengan ukuran kepala pemakainya.
Untuk pekerja wanita dan pekerja pria yang mempunyai rambut panjang
dan mereka bekerja di daerah dimana banyak bagian-bagian mesin yang
berputar seperti rantai, dan ban diharuskan memakai alat pelindung rambut.
Fungsi alat tersebut adalah agar rambut bisa ditutupi secara sempurna, sehingga
kecelakaan kerja akibat terbelitnya rambut pada bagian-bagian mesin yang
berputar dapat dihindari.
Alat pelindung rambut atau penutup rambut yang dipakai ialah sorban,
jala rambut dan penutup kepala yang dapat menutup secara sempurna.
Pemakaian jaring rambut kurang aman apabila pekerja tersebut bekerja pada
daerah dimana percikan api sering terjadi. Untuk itu jenis penutup rambut yang
cocok adalah jenis penutup kepala. Syarat penutup kepala ialah :
a. Tahan terhadap bahan kimia.
b. Tahan panas.
c. Enak dipakai (nyaman/sejuk).
d. Tahan terhadap pukulan.
e. Ringan dan kuat.
f. Berwarna menarik.
g. Mempunyai ventilasi apabila tidak untuk perlindungan terhadap debu.
3. Pelindung Mata.
Luka pada mata dapat diakibatkan oleh adanya bahan atau beram yang
masuk ke mata akibat pekerjaan pemotongan bahan, percikan bunga api
sewaktu pengelasan,debu-debu, radiasi dan sinar ultraviolet lainnya. Kecelakaan
pada mata dapat mengakibatkan cacat seumur hidup, dimana mata tidak dapat
berfungsi lain atau dengan kata lain orang menjadi buta. Dengan demikian
kecelakaan pada mata akan dapat menimbulkan kerugian yang sangat besar
baik bagi perusahaan maupun bagi pekerja itu sendiri.
Dalam suatu survey diperoleh data bahwa kecelakaan atau luka pada
mata diakibatkan oleh :
a. Obyek atau bahan yang mengenai mata (pecahan logam, beragam-ragam,
pecahan batu gerinda, paku, percikan bunga api, dan lain sebagainya).
b. Debu dari penggerindaan
c. Karat.
d. Sinar atau cahaya.
e. Percikan logam.
f. Gas beracun atau asap beracun.
Banyak jenis peralatan yang digunakan untuk melindungi mata yang
disesuaikan dengan kebutuhan perlindungan yang dibutuhkan.
Jenis kaca mata yang banyak digunakan dalam industri ialah :
mata tersebut tidak tahan terhadap sinar yang panas atau kena bahan kimia.
Apabila lensa kaca mata tersebut kena panas maka ia akan pecah atau rusak,
sehingga kaca mata tersebut tidak dapat berfungsi lagi. Pemakaian cover glass
ini terutama pada penggerindaan berat, pekerjaan pengecoran logam, dan
pekerjaan pemesinan berat lainnya, serta pada pengelasan.
Bentuk kaca mata untuk las asetelin dan kaca mata untuk las listrik bisa
sama, tetapi lensa yang dipasang tidak sama. Hal tersebut dikarenakan sinar
yang dihasilkan oleh api las listrik lebih tajam dibandingkan sinar yang dihasilkan
oleh api las asetelin. Perbedaannya hanya pada warna lensanya. Selain bentuk
kaca mata pada pengelasan listrik disediakan khusus peralatan untuk melindungi
muka dan mata dari sinar api las listrik yang dikenal dengan masker las.
4. Pelindung Muka
Banyak jenis peralatan dibuat untuk melindungi muka para pekerja.
Biasanya alat tersebut juga berfungsi sebagai pelindung kepala dan leher
sekaligus. Alat tersebut berfungsi melindungi muka dari cairan bahan kimia,
logam panas dan percikan bunga api, dan luka lainnya yang akan terjadi pada
kepala, leher dan muka pekerja.
Bahan untuk alat pelindung muka biasanya dari plastik transparant,
sehingga mata masih dapat tetap melihat kegiatan yang dilakukan. Misalnya
pada penggerindaan, pengangkutan bahan-bahan kimia dan pada saat
melakukan penggergajian. Pelindung muka yang akan digabungkan dengan
penutup kepala harus mudah diganti bila terjadi kerusakan atau sudah tidak
jelas lagi/tidak transparant. Pelindung muka ini harus dapat diatur
kedudukannya, sehingga para pemakainya merasa nyaman.
Jenis alat pelindung kepala dan muka seperti babbitting helmet (helmet
dari bahan babbit), yang dapat melindungi kepala dan muka dari percikan logam
panas dan radiasi panas. Bentuk helmet ini dilengkapi dengan jendela dan
penutup dagu serta penutup rambut.
Peralatan lain untuk pelindung muka adalah masker las. Jenis peralatan
ini digunakan untuk melindungi mata dan muka dari percikan api las dan
percikan logam cair hasil pengelasan. Pada jendela kacanya dilengkapi dengan
17
lensa tambahan untuk menjaga agar lensa yang gelap tidak rusak kena panas
/percikan api las dan percikan logam cair hasil pengelasan. Bahan untuk
membuat masker las harus tahan terhadap panas dan benturan-benturan
ringan. Ia juga harus dapat menahan panas dengan baik, sehingga muka pekerja
tidak merasa panas. Disamping itu juga harus tahan terhadap arus listrik atau
non konduktor, jenis masker las ini ada yang dipegang dengan tangan sewaktu
memakainya dan ada yang ditempatkan dikepala pekerja. Untuk masker las
yang ditempatkan dikepala pekerja dilengkapi dengan tempat dudukan kepala.
Syarat tempat dudukan kepala ini harus bisa diatur, sehingga pekerja merasa
nyaman dalam memakainya.
5. Pelindung Tangan
Jari-jari tangan merupakan bahagian tubuh yang sering kali mengalami
luka akibat kerja, seperti : tepotong oleh pisau, luka terbakar karena memegang
benda panas, tergores oleh permukaan benda yang tidak halus, dan masih
banyak lagi bentuk luka lainnya. Untuk itu tangan dan jari-jari sangat perlu
dilindungi dengan baik, karena semua pekerjaan seluruhnya dikerjakan dengan
mengunakan tangan. Alat pelindung tangan yang biasa digunakan ialah
a. Sarung tangan dari bahan asbes, digunakan untuk melindungi tangan dari
panas. Jenis sarung tangan ini fleksibel sehingga sangat enak dipakainya.
b. Sarung tangan dengan bahan kulit, digunakan untuk melindungi tangan dari
percikan api atau keadaan benda kerja yang tak terlalu panas, beram-beram
dan benda kerja yang kasar permukaannya. Biasanya sarung tangan dari
bahan kulit yang telah disamak dapat dipakai untuk pekerjaan pengelasan.
c. Sarung tangan dari bahan karet, digunakan oleh pekerja bagian kelistrikan.
d. Sarung tangan yang terbuat dari bahan campuran karet, neoprene, dan vinyl,
digunakan untuk pekerjaan pengangkutan bahan-bahan kimia. Sedangkan
18
Disamping sarung tangan ada bahan lain yang dapat melindungi kulit
tangan dan kulit lengan dan luka pedih, yaitu sejenis cream. Cream ini dioleskan
pada tangan dan lengan agar kulit terhindar dari bahan-bahan yang dapat
melukai kulit.
6. Pelindung Kaki
Sepatu kerja atau alat pelindung kaki yang harus digunakan pada
bengkel kerja mesin, harus memenuhi persyaratan tertentu, yaitu: harus dapat
melindungi kaki pekerja dari luka kejatuhan benda berat, terkena beram, benda
panas/pijar, bahan-bahan kimia yang berbahaya, dan lain kecelakaan yang
mungkin timbul dan menyebabkan luka bagi pekerja.
Konstruksi sepatu kerja pada bengkel kerja mesin adalah, pada bagian
ujung sepatu dipasang atau dilapisi dengan plat baja, agar mampu menahan
benda yang jatuh menimpa kaki. Dengan adanya penahan tersebut, maka kaki
tidak mengalami luka. Bagian alasnya harus cukup kuat dan tidak mudah
tergelincir. Bahan yang umum dipakai dalam pembuatan sepatu kerja adalah
kulit yang telah disamak. Khusus untuk pekerja bidang kelistrikan, maka bahan
pembuat sepatu hendak dipilih bahan non conduktor.
19
8. Baju Kerja.
Baju kerja atau pakaian kerja adalah pakaian yang khusus dibuat untuk
digunakan bekerja didalam bengkel atau laboratorium. Bahannya harus cukup
kuat dan bentuknya harus sesuai dengan jenis pekerjaan yang dikerjakan. Baju
kerja harus dapat melindungi pekerja yang luka akibat beram, serpihan benda
kerja, goresan-goresan dan panas. Pakaian harus benar-benar terikat atau pas
dengan pemakaiannya. Sewaktu bekerja pakaian harus terkancing secara
sempurna, sehingga tidak ada bagian-bagian anggota badan yang terbuka atau
tidak dilindungi.
agar penyesuaian bidang gesek dari pad dengan piringan atau tromol lebih
baik.
g. Bila terjadi penggantian sepatu rem/pad yang baru, maka perlu dijelaskan
pada pemilik bahwa dianjurkan tidak melakukan pengereman dengan keras
jika kendaraan berjalan pada kecepatan 150 km.
h. Sangat dianjurkan tidak membersihkan silinder master, silinder roda atau
silinder kaliper dengan amplas atau pasta gosok, membersihkan dilakukan
hanya dengan cairan rem itu sendiri atau dengan alkohol, jika terpaksa
dilakukan pembersihan dengan pasta gosok maka pakailah jenis yang
diperbolehkan/yang paling halus.
i. Selalu perhatikan dengan seksama baut-baut atau pengunci atau pipa/selang
rem yang rusak atau cacat harus diganti baru.
j. Segala permukaan yang bergesekan pada pad, sepatu rem atau tromol rem
harus dijaga dari kemungkinan terkena pelumas, vet atau gemuk lainnya.
k. Dilarang membersihkan debu sistem rem dengan udara tekan, karena debu
pada sepatu/pad rem yang mengandung asbes dan karbon sangat
berbahaya, bersihkanlah dengan air yang ditampung pada bak.
l. Semua pekerjaan atau komponen yang dikerjakan harus selalu dalam
keadaan besih.
m. Pemasangan semua komponen harus dengan teliti dan benar.
n. Rem adalah kelengkapan utama sistem pengaman kendaraan, oleh karena
itu setelah pekerjaan selesai pastikan dengan seksama tidak ada kebocoran
minyak rem yang terjadi pada instalasi rem.
o. Khusus pada sistem rem dengan ABS, jika dilakukan pengelasan pada bodi
kendaraan, maka unit kontrol elektronik ABS harus dilepas.
p. Perhatian ! Unit kontrol elektronik ABS dapat rusak jika suhunya mencapai
80 oC.
q. Minyak rem beracun, iritasi pada kulit dan mudah terbakar, hati-hati bekerja
dengan minyak rem, selalu bersihkan segera bagian-bagian tubuh yang
terkena minyak rem dengan air
r. Dilarang mengobati luka dengan minyak rem.
s. Dilarang memakai minyak rem bekas.
t. Minyak rem harus diganti baru paling lama setiap 2 tahun sekali, atau telah
mengandung uap air dengan melakukan pengujian pada minyak rem.
u. Dilarang membuang minyak rem bekas di tanah atau air dapat merusak
lingkungan, bakarlah minyak rem bersama dengan sampah.
v. Hindari tumpahan minyak rem pada cat atau lantai, segera bilas dengan air
tumpahan minyak rem tersebut.
O. RANGKUMAN
Keselamatan kerja tidak hanya untuk dipelajari, tetapi harus dihayati dan
dilaksanakan, karena keselamatan kerja adalah merupakan bagian yang sangat
penting dalam bekerja di bengkel. Keselamatan kerja bukan hanya
diperuntukkan bagi orang yang bekerja, tetapi juga diperuntukkan bagi peralatan
atau mesin yang digunakan untuk bekerja.
Mempelajari bagaimana bekerja dengan baik dan berhasil, harus selalu
diikuti dengan mempelajari bagaimana bekerja dengan selamat. Bekerja dengan
selamat adalah merupakan tujuan utama dari manusia yang bekerja.
Menciptakan keadaan atau kondisi kerja yang aman, bukanlah hanya
tanggung jawab para instruktur atau kepala bengkel, tetapi menjadi tanggung
jawab antara pekerja/siswa dan instruktur/kepala bengkel. Para siswa atau
pekerja harus belajar bagaimana bekerja tanpa menimbulkan
kecelakaan/melukai dirinya atau melukai orang lain yang bekerja disekitarnya,
serta menimbulkan kerusakan pada mesin atau peralatan yang digunakan untuk
bekerja.
24
P. EVALUASI
1. Sebutkan 3 (tiga) kegiatan yang harus dilakukan sebelum melakukan
pekerjaan pada bengkel, agar tidak terjadi kecelakaan kerja.
2. Sebutkan 6 (enam) kerugian yang diderita baik oleh pekerja, perusahaan,
dan alat/mesin akibat terjadinya kecelakaan kerja.
3. Sebutkan 3 (tiga) faktor utama yang sering menimbulkan kecelakaan kerja.
4. Sebutkan jenis peralatan pada keselamatan kerja
5. Jelaskan klasifikasi helmet yang anda ketahui.