TINJAUAN PUSTAKA
Pertemuan II
1. Persalinan
a) Tanda-tanda persalinan
b) Tanda bahaya persalinan
c) Proses persalinan
2. Perawatan nifas
a) Apa yang dilakukan ibu nifas agar dapat menyusui ASI eksklusif?
b) Bagaimana menjaga kesehatan ibu nifas?
c) Tanda-tanda bahaya dan penyakit ibu nifas
d) KB pasca persalinan
Pertemuan III
1. Perawatan bayi
a. Perawatan bayi baru lahir (BBL)
b. Pemberian K1 injeksi pada BBL
c. Tanda bahaya BBL
d. Pengamatan perkembangan bayi/anak
e. Pemberian imunisasi pada BBL
2. Mitos
Penggalian dan penelusuran mitos yang berkaitan dengan kesehatan
ibu dan anak.
3. Penyakit menular
a. Infeksi menular seksual (IMS)
b. Informasi dasar HIV/AIDS
c. Pencegahan dan penanganan malaria pada ibu hamil
d. Akte kelahiran
4. Pentingnya akte kelahiran.
Sumber lain
Dana Desa
Dana Desa adalah dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD) Kabupaten yang dialokasikan dengan tujuan
pemerataan kemampuan keuangan antar desa untuk mendanai kebutuhan
desa dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan
pembangunan serta pelayanan masyarakat.
Pada tahun anggaran 2016 prioritas penggunaan Dana Desa masih
diutamakan untuk mendanai program atau kegiatan bidang pelaksanaan
pembangunan desa dan pemberdayaan masyarakat desa. Untuk program
atau kegiatan selain pada dua bidang kewenangan tersebut, pendanaanya
bersumber pada sumber lainnya seperti Alokasi Dana Desa (ADD) yang
bersumber pada APBD, Bagi hasil pajak dan retribusi dan Pendapatan Asli
Desa (PADes).
Alokasi Dana Desa (ADD) diarahkan untuk membiayai berbagai
kegiatan, salah satunya yakni Pemberdayaan Masyarakat dengan prioritas
kegiatan seperti:
Peningkatan Sumber Daya Manusia Kepala Desa dan Perangkat Desa
meliputi Pendidikan, Pelatihan, Pembekalan, Studi Banding.
Biaya operasional Tim Pelaksana Bidang Pemerintahan.
Biaya tunjangan Kepala Desa, Perangkat Desa, tunjangan dan
operasional BPD, Honor ketua RT dan RW serta penguatan
kelembagaan RT / RW
Biaya perawatan kantor dan lingkungan Kantor Kepala Desa.
Biaya penyediaan data dan pembuatan pelaporan, pertanggung
jawaban meliputi:
Pembuatan/Perbaikan monografi, peta dan lain-lain data dinding.
Penyusunan APBDes, LPPD dan LKPJ, pelaporan dan
pertanggung jawaban penggunaan Alokasi Dana Desa (ADD).
Biaya lain-lain yang perlu dan mendesak, misalnya Penanganan
keadaan darurat seperti bencana alam, kebakaran dan sebagainya.
Integrasi pemanfaatan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK), Dana Kapitasi
JKN dan APBD lainnya untuk Pendanaan di Puskesmas.
Pemerintah Daerah sebagai pelaksana urusan kesehatan di wilayahnya, wajib
berperan aktif dalam pelaksanaan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan
Keluarga. Puskesmas sebagai Unit Teknis dibawah Pemerintah Daerah dan pelaksana
pendekatan keluarga, harus didukung penuh pendanaan dari Pemerintah Daerah.
Dalam melaksanakan kegiatan tersebut, Puskesmas dapat menggunakan berbagai
sumber pendanaan yang ada di Puskesmas.
Untuk dapat mengintegrasikan sumber pendanaan yang ada di Puskesmas,
Puskesmas dapat melaksanakan langkah-langkah sebagai berikut:
Puskesmas melakukan identifikasi seluruh kegiatan menurut jenis, tujuan, sasaran
dan rincian kegiatan yang akan dilaksanakan selama suatu periode secara rinci.
Identifikasi jenis kegiatan tersebut dilakukan pada setiap tahapan, mulai dari tahap
sosialisasi, pengorganisasian, perencanaan, penggerakan-pelaksanaan, dan
pengawasan - pengendalian - penilaian.
Puskesmas mengidentifikasi sumber pendanaan yang didapatkan pada suatu Periode
sesuai ketentuan yang berlaku. Ketentuan tersebut meliputi pemanfaatan,
mekanisme penyaluran dana, penganggaran, pelaksanaan dan penatausahaan, serta
Dana BOK adalah bantuan pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk
mendukung operasional Puskesmas dalam rangka pencapaian program kesehatan
prioritas nasional. Dana BOK yang diterima dapat digunakan untuk kegiatan-kegiatan
promotive dan preventif, slah satunya adalah program kelas ibu hamil.
Alur penerimaan dana BOK sampai dapat dimanfaatkan untuk program kelas
ibu hamil di Puskesmas Kuala Lempuing adalah sebagai berikut :
Bendahara Dinas
Pembuatan POA, melalui Puskesmas mengajukan Kesehatan akan
lokakarya mini dana ke Pemerintah Kota mencairkan dana
Dana sampai ke
Diterima oleh bendahara
Terlaksananya Kegiatan penanggung jawab
Puskesmas
program
Dari grafik didapatkan bahwa alur penerimaan dana BOK di Puskesmas Kuala
Lempuing sudah sesuai dengan teori yang ada. Pertama pembuatan POA berdasarkan
hasil lokakarya mini. Selanjutnya Puskesmas mengajukan dana ke pemerintahan kota,
lalu bendahara Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota akan mencairkan permintaan dana
Puskesmas berdasarkan persetujuan atas hasil verifikasi Tim Pengelola Jamkesmas
dan BOK Tingkat Kota. Setelah itu Dana akan diterima oleh Bendahara Puskesmas
dan akan disalurkan ke penanggung jawab program.
Di UPTD Puskesmas Kuala Lempuing didapatkan bahwa pembiayaan yang
dianggarkan tidak sesuai dengan jumlah kegiatan yang dilaksanakan. Contohnya pada
pendampingan kelas ibu hamil, dalam anggaran dana tertulis bahwa program
pendampingan kelas ibu hamil dilaksanakan 6 kali dalam setahun, padahal dalam
kenyataannya program pendampingan kelas ibu hamil tersebut dilakukan 12 kali
dalam setahun atau setiap bulan yaitu setiap tanggal 28. Hal yang sama juga terjadi
pada program kunjungan ibu hamil resiko tinggi. Anggaran dana hanya diberikan
untuk 6 kali pertemuan sementara dalam kenyataannya kunjungan ibu hamil resiko
tinggi ini dilakukan setiap bulan. Untuk menutupi hal ini, penanggung jawab program
mengaku bahwa mereka terkadang menggunakan dana pribadi agar kegiatan dapat
terus terlaksana.
Selanjutnya masalah juga terjadi pada pembiayaan program sosialisasi kelas
ibu hamil. Program sosialisasi kelas ibu hamil membutuhkan banyak biaya seperti
rincian pada tabel 3.1, program ini seharunya terlaksana di bulan Juli 2017, akan
tetapi sampai saat ini dana yang dibutuhkan belum juga tersedia, sehingga program ini
mengalami kemunduran jadwal dari yang seharusnya.
Masalah yang terjadi ini diakibatkan karena kurangnya komunikasi antara
petugas. Di UPTD Puskesmas Kuala Lempuing. Sebaiknya hal ini disampaikan pada
lokakarya mini yang telah dilaksanakan agar dana yang sampai sesuai dengan jumlah
kegiatan.