TINJAUAN TEORI
A. TINJAUAN MATERI\
2.1.PENGERTIAN
Hyperbilirubinemia ( icterus pada bayi baru lahir) adalah meningginya kadar bilirubin
di dalam jaringan ekstravaskuler, sehingga kulit, konjungtiva, mukosa, dan alat tubuh lainnya
berwarna kuning. (Ngastiyah, 2010).
2.2.KLASIFIKASI
a. Ikterus Fisiologis
Ikterus fisiologis adalah icterus yang timbul pada hari kedua dan ketiga yang tidak
mempunyai dasar patologis, kadarnya tidak melewati kadar yang membahayakan atau
mempunyai potensi menjadi kernicterus dan tidak menyebabkan suatu morbiditas pada bayi.
Ikterus patologik adalah ikterus yang mempunyai dasar patologis atau kadar
Iktrus pada neonatus tidak selamanya patologis. Ikterus fisiologis adalah icterus yang
c) Konsentrasi bilirubin serum sewaktu 10 mg % pada neonatus < bulan dan 12,5
e) Ikterus disertai berat lahir < 2000 gr, masa gestasi < 36 minggu, asfiksia,
darah.
b. Ikterus Patologis/Hiperbilirubinemia
Adalah suatu keadaan dimana kadar konsentrasi bilirubin dalam darah mencapai suatu
nilai yang mempunyai potensi untuk menimbulkan kern ikterus kalau tidak ditanggulangi
dengan baik, atau mempunyai hubungan dengan keadaan yang patologis. Brown menetapkan
Adalah suatu kerusakan otak akibat perlengketan bilirubin indirek pada otak terutama
pada korpus striatum, thalamus, nucleus subtalamus, hipokampus, nucleus merah, dan nucleus
Kern ikterus ensefalopati bilirubin yang biasanya ditemukan pada neonatus cukup
bulan dengan ikterus berat (bilirubin > 20 mg %) dan disertai penyakit hemolitik berat dan
pada autopsy ditemukan bercak bilirubin pada otak. Kern ikterus secara klinis terbentuk
2.3.ETIOLOGI
Peningkatan produksi :
dan ABO.
Sulfadiasine.
3. Gangguan fungsi Hati yang disebabkan oleh beberapa mikroorganisme atau
toksin yang dapat langsung merusak sel hati dan darah merah seperti infeksi,
Toksoplasmosis, Siphilis.
1. Tampak ikterus pada sklera, kuku atau kulit dan membran mukosa
2. Jaundice yang tampak dalam 24 jam pertama disebabkan oleh penyakit hemolitik
pada bayi baru lahir, sepsis, atau ibu dengan diabetik atau infeksi.
3. Jaundice yang tampak pada hari kedua atau ketiga, dan mencapai puncak pada hari
ketiga keempat dan menurun pada hari kelima ketujuh yang biasanya
4. Ikterus adalah pengendapan bilirubin indirek pada kulit yang cenderung tampak
kuning terang atau orange, ikterus pada tipe obstruksi (bilirubin direk) kulit
berwarna kuning kehujauan atau keruh. Perbedaan ini hanya dapat dilihat pada
5. Muntah, anoksia, fatigue, warna urine gelap dan warna tinja pucat seperti dempul
10. Bila bayi hidup pada umur lebih lanjut dapat disertai spasme otot, epistotonus,
Kremer telah membuat suatu hubungan antara kadar bilirubin total serum dengan luas
daerah ikterus pada bayi baru lahir, yang selama ini banyak dipakai sebagai acuan penilaian
derajat ikterus.
Ikterus dimulai dari kepala, leher, dan seterusnya. Dan membagi tubuh bayi baru lahir
dalam lima bagian bawah sampai lutut, tumit-pergelangan kaki dan bahu, pergelangan tangan
dan kaki serta tangan termasuk telapak kaki dan telapak tangan.
Cara pemeriksaannya ialah dengan menekan jari telunjuk di tempat yang tulangnya
(diatas lutut)
2.6. PATOFISIOLOGI
Peningkatan kadar bilirubin tubuh dapat terjadi pada beberapa keadaan. Kejadian yang
sering ditemukan adalah apabila terdapat beban bilirubin pada sel hepar yang berlebihan. Hal
ini dapat ditemukan bila terdapat peningkatan penghancuran eritrosit, polisitemia.Gangguan
pemecahan bilirubin plasma juga dapat menimbulkan peningkatan kadar bilirubin tubuh. Hal
ini dapat terjadi apabila kadar protein berkurang, atau pada bayi hipoksia, asidosis. Keadaan
lain yang memperlihatkan peningkatan kadar bilirubin adalah apabila ditemukan gangguan
konjugasi hepar atau neonatus yang mengalami gangguan ekskresi misalnya sumbatan saluran
empedu.
Pada derajat tertentu bilirubin akan bersifat toksik dan merusak jaringan tubuh. Toksisitas
terutama ditemukan pada bilirubin indirek yang bersifat sukar larut dalam air tapi mudah larut
dalam lemak. Sifat ini memungkinkan terjadinya efek patologis pada sel otak apabila bilirubin
tadi dapat menembus sawar darah otak. Kelainan yang terjadi di otak disebut kernikterus. Pada
umumnya dianggap bahwa kadar bilirubin indirek lebih dari 20mg/dl.Mudah tidaknya kadar
bilirubin melewati sawar darah otak ternyata tidak hanya tergantung pada keadaan neonatus.
Bilirubin indirek akan mudah melalui sawar darah otak apabila bayi terdapat keadaan berat
badan lahir rendah, hipoksia, dan hipoglikemia
2.8. PENATALAKSANAAN
1. Pengawasan antenatal dengan baik dan pemberian makanan sejak dini (pemberian
ASI)
2. Menghindari obat yang meningkatkan ikterus pada masa kelahiran, misalnya sulfa
furokolin
4. Fenobarbital
6. Fototerapi
untuk menurunkan bilirubin dikulit melalui tinja dan urine dengan oksidasi foto pada
7. Transfusi tukar
Transfuse tukar dilakukan bila sudah tidak dapat ditangani dengan fototerapi
B. KONSEP KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas pasien dan keluarga
b. Keadaan umum lemah, TTV tidak stabil terutama suhu tubuh (hipertermi). Reflek
hisap pada bayi menurun, BB turun, pemeriksaan tonus otot (kejang/tremor). Hidrasi
bayi mengalami penurunan. Kulit tampak kuning dan mengelupas (skin resh), sclera
mata kuning (kadang-kadang terjadi kerusakan pada retina) perubahan warna urine dan
feses.
c. Riwayat Keperawatan
a) Riwayat Kehamilan
Kurangnya antenatal care yang baik. Penggunaan obat obat yang
meningkatkan ikterus ex: salisilat sulkaturosic oxitosin yang dapat
mempercepat proses konjungasi sebelum ibu partus.
b) Riwayat Persalinan
Persalinan dilakukan oleh dukun, bidan, dokter. Atau data obyektif :
lahir prematur/kurang bulan, riwayat trauma persalinan, hipoksia dan asfiksia