Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa karena atas
Rahmat dan Karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan
yang disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Medikal
langsung ataupun tidak langsung dalam penulisan makalah ini banyak mendapatkan
bantuan berupa arahan, bimbingan serta dorongan dari berbagai pihak yang
mendukung dalam proses penyusunan makalah ini, dalam kesempatan prakata ini
kelompok penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
Kami sadari pembuatan makalah ini masih banyak keterbatasan baik dari
segi tekhnis atau non tekhnis. Semoga makalah ini bermanfaat bagi mahasiswa
Kelompok
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
saat ini. Dewasa ini, stroke semakin menjadi masalah serius yang dihadapi hampir
diseluruh dunia. Hal tersebut dikarenakan serangan stroke yang mendadak dapat
mengakibatkan kematian, kecacatan fisik dan mental baik pada usia produktif
stroke sebesar 51% di seluruh dunia disebabkan oleh tekanan darah tinggi. Selain
itu, diperkirakan sebesar 16% kematian stroke disebabkan tingginya kadar glukosa
darah dalam tubuh. Tingginya kadar gula darah dalam tubuh secara patologis
beberapa penyakit vaskuler. Kadar glukosa darah yang tinggi pada saat stroke akan
terdiagnosis tenaga kesehatan adalah usia 75 tahun keatas (43,1%) dan terendah
pada kelompok usia 15-24 tahun yaitu sebesar 0,2%. Prevalensi stroke berdasarkan
sebesar 7,0 per mill dan 12,1 per mill untuk yang terdiagnosis memiliki gejala
(10,8%) dan terendah di Provinsi Papua (2,3%), sedangkan Provinsi Jawa Tengah
sebesar 7,7%. Prevalensi stroke antara laki-laki dengan perempuan hampir sama
(Kemenkes, 2013).
Berdasarkan data yang didapatkan dari profil kesehata Jawa Barat tahun
1.2. Tujuan
stroke.
1.2.2.3. Menganalisa intervensi pada pasien stroke.
1.3. Kegunaan
Sebagai salah satu sumber rujukan mahasiwa keperawatan dalam mempelajari
penyebaran infeksi.
BAB II
TINJAUAN TEORI
Stroke adalah penyakit vaskular serebral yang merupakan gangguan sirkulasi serebral
yang diakibatkan proses patologis yang dialami pembuluh darah serebral. Gangguan peredaran
darah diotak (GPDO) atau dikenal dengan CVA (Cerebro Vaskular Accident) adalah gangguan
fungsi syaraf yang disebabkan oleh gangguan aliran darah dalam otak yang dapat timbul secara
mendadak (dalam beberapa detik) atau secara cepat (dalam beberapa jam) dengan gejala atau
Stroke atau cedera cerebrovaskuler adalah kehilangan fungsi otak yang diakibatkan
oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak dan yang sering ini adalah kulminasi penyakit
Tidak bisa
Bisa dikendalikan Potensial bisa dikendalikan
dikendalikan
1. Hipertensi 1. Diabetes Melitus 1. Umur
2. Penyakit Jantung 2. Hiperhomosisteinemia 2. Jenis kelamin
3. Fibrilasi atrium
4. Endokarditis 3. Hipertrofi ventrikel kiri 3. Herediter
5. Stenosis mitralis 4. Ras dan etnis
6. Infark jantung 5. Geografi
7. Merokok
8. Anemia sel sabit
9. Transient Ischemic Attack
(TIA)
10. Stenosis karotis
asimtomatik
Penyebab stroke misalnya trombosis, embolus, ruptur dinding pembuluh darah, dan
perkembangan)
Gejala - gejala CVA muncul akibat daerah tertentu tak berfungsi yang disebabkan oleh
terganggunya aliran darah ke tempat tersebut. Gejala itu muncul bervariasi, bergantung bagian
otak yang terganggu (Harsono, 1996). Gejala-gejala itu antara lain bersifat:
2.2.1. Sementara
Timbul hanya sebentar selama beberapa menit sampai beberapa jam dan hilang sendiri
dengan atau tanpa pengobatan. Hal ini disebut Transient Ischemic Attack (TIA).
Serangan bisa muncul lagi dalam wujud sama, memperberat atau malah menetap.
2.2.2. Sementara, namun lebih dari 24 jam Gejala timbul lebih dari 24 jam dan ini
2.2.3. Gejala makin lama makin berat (Progresif). Hal ini desebabkan gangguan aliran darah
makin lama makin berat yang disebut Progressing Stroke atau Stroke Inevolution
Arteri karotis interna kebutaan monokular, gejala sensoris dan motoris anggota tubuh
(terdiri dari. Oftalmika, kontralateral, tangan terasa lemah dan baal,wajah terasa lemah,
a. Komunikans afasia ekspresif (bila mengenai daerah percakapan-motoris
posterior, a. Koroidae Broca)
anterior, a.serebri
media)
Arteria serebri anterior gejala yang paling primer adalah kebingungan, rasa lemah
kontralateral, gerakan volunter pada tungkai yang terganggu,
gangguan sensoris kontralateral, demensia, refleks
mencengkram dan refleks patologis (disfungsi lobus posterior)
Arteri serebria posterior koma, hemiparese kontralatera, afasia fisual atau buta kata
(dalam lobus otak (aleksia), kelumpuhan saraf kranial ketiga (hemianopsia, koreo-
tengah dan talamus) athetosis).
Arteria serebri media monoparese atau hemiparese kontralateral (biasanya mengenai
lengan), kadang hemianopsi kontralateral (kebutaan), afasia
global, disfagia.
2.3. Patofisiologi
Stroke iskemik terjadi apabila terjadi oklusi atau penyempitan aliran darah ke otak
dimana otak membutuhkan oksigen dan glukosa sebagai suber energi agar fungsinya tetap baik.
Aliran drah otak atau Cerebral Blood Flow (CBF) dijaga pada kecepatan konstan antara 50 -
Bila menyempit akibat stenosis atau ateroma atau tersumbat oleh trombus atau embolus
aliran darah ke otak tetap konstan walaupun ada perubahan tekanan perfusi otak.
menurunnya curah jantung. Selain itu lepasnya embolus juga menimbulkan iskemia di otak
Jika CBF tersumbat secara parsial, maka daerah yang bersangkutan langsung menderita
karena kekurangan oksigen. Daerah tersebut dinamakan daerah iskemik. Infark otak, kematian
neuron, glia, dan vaskular disebabkan oleh tidak adanya oksigen dan nutrien atau terganggunya
2.5.1. CT Scan : Memperlihatkan adanya edema , hematoma, iskemia dan adanya infark
2.5.2. Angiografi serebral : membantu menentukan penyebab stroke secara spesifik seperti
2000)
CT Scan (Computerized Axial Tomografi) adalah suatu prosedur yang digunakan untuk
mendapatkan gambaran dari berbagai sudut kecil dari tulang tengkorak dan otak. Berat badan
klien merupakan suatu hal yang harus dipertimbangkan. Berat badan klien yang dapat
dilakukan pemeriksaan CT Scan adalah klien dengan berat badan dibawah 145 kg. Hal ini
pada klien, harus dilakukan test apakah klien mempunyai kesanggupan untuk diam tanpa
mengadakan perubahan selama 20-25 menit, karena hal ini berhubungan dengan lamanya
pemeriksaan yang dibutuhkan. Harus dilakukan pengkajian terhadap klien sebelum dilakukan
pemeriksaan untuk menentukan apakah klien bebas dari alergi iodine, sebab pada klien yang
akan dilakukan pemeriksaan CT.Scan disuntik dengan zat kontras berupa iodine based kontras
material sebanyak 30 ml. Bila klien ada riwayat alergi atau dalam pemeriksaan ditemukan
adanya alergi maka pemberian zat kontras iodine harus distop pemberiannya. Karena eliminasi
zat kontras sudah harus terjadi dalam 24 jam. Maka ginjal klien harus dalam keadaan normal.
2.6. Penatalaksanaan pada Pasien Stroke
1. Stabilisasi tanda-tanda vital (perbaiki hipo / hipertensi)
2. Cegah atau atasi aritmia jantung
3. Cegah atau atasi komplikasi
a. Hisap lendir untuk mempertahankan airway O2 adekuat
b. Personal higiene adekuat untuk mengurangi resiko infeksi
c. Mobilisasi miring kanan-miring kiri-telentang tiap 2 jam untuk mencegah dekubitus
d. Latihan aktif /pasif ROM untuk mencegah kontraktur
4. Pasang NGT bila refleks menelan ↓, diit lunak/ zonde (rendah lemak/rendah garam/diit
jantung/diit DM)
5. Oksigen sesuai kebutuhan
6. Posisi head up 30º terutama pada stroke dengan perdarahan
7. Observasi kesadaran
8. Manitol (untuk edema serebri), dan terapi suportif lain sesuai kebutuhan
9. Cegah / koreksi elektrolit
10. Anti agregasi trombosit/ trombolitik
11. Pembedahan
Prinsip pengobatan pada therapeutic window adalah Jaringan penubra ada aliran lagi
sehingga jaringan penubra tidak menjadi iskhemik, dan meminimalisir jaringan iskhemik yang
Tindakan pada stadium ini dilakukan di Instalasi Rawat Darurat dan merupakan
meluas. Pada stadium ini, pasien diberi oksigen 2 L/menit dan cairan kristaloid/koloid; hindari
lengkap dan jumlah trombosit, protrombin time/INR, APTT, glukosa darah, kimia darah
(termasuk elektrolit); jika hipoksia, dilakukan analisis gas darah. Tindakan lain di Instalasi
Rawat Darurat adalah memberikan dukungan mental kepada pasien serta memberikan
Pada stadium ini, dilakukan penanganan faktorfaktor etiologik maupun penyulit. Juga
dilakukan tindakan terapi fisik, okupasi, wicara dan psikologis serta telaah sosial untuk
membantu pemulihan pasien. Penjelasan dan edukasi kepada keluarga pasien perlu,
menyangkut dampak stroke terhadap pasien dan keluarga serta tata cara perawatan pasien yang
Terapi umum:
Letakkan kepala pasien pada posisi 30º, kepala dan dada pada satu bidang; ubah posisi
tidur setiap 2 jam; mobilisasi dimulai bertahap bila hemodinamik sudah stabil.
Selanjutnya, bebaskan jalan napas, beri oksigen 1-2 liter/menit sampai didapatkan hasil
analisis gas darah. Jika perlu, dilakukan intubasi. Demam diatasi dengan kompres dan
antipiretik, kemudian dicari penyebabnya; jika kandung kemih penuh, dikosongkan (sebaiknya
elektrolit sesuai kebutuhan, hindari cairan mengandung glukosa atau salin isotonik. Pemberian
nutrisi per oral hanya jika fungsi menelannya baik; jika didapatkan gangguan menelan atau
Kadar gula darah >150 mg% harus dikoreksi sampai batas gula darah sewaktu 150 mg%
dengan insulin drip intravena kontinu selama 2-3 hari pertama. Hipoglikemia (kadar gula darah
< 60 mg% atau < 80 mg% dengan gejala) diatasi segera dengan dekstrosa 40% iv sampai
Nyeri kepala atau mual dan muntah diatasi dengan pemberian obat- obatan sesuai
gejala. Tekanan darah tidak perlu segera diturunkan, kecuali bila tekanan sistolik ≥220 mmHg,
diastolik ≥120 mmHg, Mean Arterial Blood Pressure (MAP) ≥ 130 mmHg (pada 2 kali
pengukuran dengan selang waktu 30 menit), atau didapatkan infark miokard akut, gagal
jantung kongestif serta gagal ginjal. Penurunan tekanan darah maksimal adalah 20%, dan obat
yang direkomendasikan: natrium nitroprusid, penyekat reseptor alfa-beta, penyekat ACE, atau
antagonis kalsium.
Jika terjadi hipotensi, yaitu tekanan sistolik ≤ 90 mm Hg, diastolik ≤70 mmHg, diberi
NaCl 0,9% 250 mL selama 1 jam, dilanjutkan 500 mL selama 4 jam dan 500 mL selama 8 jam
atau sampai hipotensi dapat diatasi. Jika belum terkoreksi, yaitu tekanan darah sistolik masih
< 90 mmHg, dapat diberi dopamin 2-20 μg/kg/menit sampai tekanan darah sistolik ≥ 110
mmHg. Jika kejang, diberi diazepam 5-20 mg iv pelanpelan selama 3 menit, maksimal 100 mg
Jika kejang muncul setelah 2 minggu, diberikan antikonvulsan peroral jangka panjang.
Jika didapatkan tekanan intrakranial meningkat, diberi manitol bolus intravena 0,25 sampai 1
g/ kgBB per 30 menit, dan jika dicurigai fenomena rebound atau keadaan umum memburuk,
dilanjutkan 0,25g/kgBB per 30 menit setiap 6 jam selama 3-5 hari. Harus dilakukan
pemantauan osmolalitas (<320 mmol); sebagai alternatif, dapat diberikan larutan hipertonik
Terapi khusus:
Ditujukan untuk reperfusi dengan pemberian antiplatelet seperti aspirin dan anti
koagulan, atau yang dianjurkan dengan trombolitik rt-PA (recombinant tissue Plasminogen
Activator). Dapat juga diberi agen neuroproteksi, yaitu sitikolin atau pirasetam (jika didapatkan
afasia).
BAB II
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN
1. IDENTITAS
a. Pasien
Nama : Ny.T
Umur : 57 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT
Alamat : JL.Inten Mulia
Tanggal Masuk RS : 14 Oktober 2017 jam 02.30
Tanggal Pengkajian : 17 Oktober 2017 jam 15.30
Diagnosa Medis : Stroke non hemoragik
No Medrec : 743521
2. RIWAYAT KESEHATAN
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
1) Keluhan Utama
Pasien merasakan tangan dan kaki kirinya sulit digerakan.
B. PENGKAJIAN FISIK
1. Keadaan Umum
a. Tingkat Kesadaran : Composmentis
b. GCS : 15 (E: 4 , M: 6 , V: 5)
c. BB sebelum sakit : 60 Kg
d. BB saat ini : 52 Kg
e. Tinggi Badan : 156 cm
f. IMT : 19 cm
g. Tanda-tanda vital
i. Tekanan Darah : 130/90mmHg
ii. Nadi : 88 x/menit
iii. Respirasi : 22 x/menit
iv. Suhu : 37,10 C
2. Pemeriksaan Fisik
a. Sistem Respirasi
Pernafasan melalui hidung, tidak ada pernafasan cuping hidung (pch).
Ukuran dan bentuk hidung simetris, tidak ada sekret, terdapat bulu hidung
(fibrise), Tidak terdapat polip, pola nafas reguler, frekwensi 22x/menit, tidak
terpasang oksigen, posisi terlentang. Pasien tidak mengeluhan sesak.
Pergerakan dada simetris antara kanan dan kiri, tidak ada nyeri tekan, suara
nafas vestikular.
b. Sistem Cardiovaskuler
Konjungtiva kemerahan,tidak tampak sianosis, tidak ada peningkatan
JVP, akral teraba hangat, auskultasi bunyi jantung terdengar normal, tidak ada
clubing finger, tensi darah 130/90 mmHg, Nadi 88x/ menit, CRT < 2 detik.
c. Sistem Gastrointestinal
Bentuk bibir simetris,pasien tidak bisa tersenyum, keadaan bibir
lembab, gigi Tidak lengkap, gigi geraham bawah tinggal sebagian, uvula
berada ditengah tidak ada pembesaran tonsil, saat diinspeksi daerah abdomen
datar , auskultasi bising usus 12 x/menit, saat dipalpasi abdomen normal, tidak
ada benjolan. BAB saat di rumah 1x/hari dan saat dirawat belum BAB , lidah
bersih, porsi makan diet stroke 1500 kcal,rendah garam konsistensi lunak,
jumlah intake (makan minum,cairan infus) : 1100 cc/14 jam.
d. Sistem Genitourinari
1. Perkemihan
Pada saat dikaji pasien terpasang DC, produksi banyak, warna kuning
jernih. Pasien merasa sakit pada saat ingin BAK, jumlah output urin : 1200
cc/14 jam.
2. Genitalia
Tidak Terkaji
e. Sistem Muskuloskeletal
Ekstremitas Atas dan bawah
Kedua tangan simetris, tidak ada massa atau lesi, terpasang IV line
ditangan kiri dengan cairan infus 2A 15tt/menit, tetesan lancar, tidak terdapat
tanda-tanda infeksi seperti kemerahan, nyeri, maupun flebitis, ROM tangan kiri
dan kaki kiri sulit digerakan, ROM tangan kanan dan kaki kanan aktif, reflex
bisep (+/,+),reflex patella (+/+) reflex trisep (+/+), turgor kulit normal, CRT <
2 detik, akral hangat.
5 3
5 1
f. Sistem Integumen
Saat diinspeksi warna kulit klien merata, sensasi kulit normal, turgor
kulitnormal, akral hangat, suhu tubuh pasien 37,10 C .
g. Sistem Endokrin
Tidak terdapat pembesaran kelenjar getah bening, limfa, dan tiroid. Pasien
memiliki riwayat penyakit Hipertensi.
h. Sistem Reproduksi
Tidak terkaji.
b. Minum
Air putih, the manis, kopi
Teh manis, Air putih
Jenis
5-6x sehari
Frekuensi ± 1 Lt/ hari
Tidak ada
Tidak ada
Keluhan
2. Eliminasi
a. BAB 1x/hari sekali Belum
Frekuensi
Biasa
Konsistensi Tidak Terkaji
Tidak ada tidak ada
Warna
Keluhan
b. BAK
3. Istirahat Tidur
a. Siang jarang 2-3 x
20.30 19.00
b. Malam
4. Personal Hygiene
a. Mandi 1-2x sehari Diseka pagi dan sore
E. DATA PENUNJANG
Hematokrit 47 % 36 – 48
DIABETES
Gula darah sewaktu 137 Mg/dl Sampai 1600
FAAL HATI
Ureum 21,7 Mg/dl 15,0 – 1,13
LEMAK
F.THERAPY
NO TANGGAL NAMA OBAT PEMBERIAN WAKTU PEMBERIAN
Abbas,A.K., Aster, J.C., dan Kumar. V. Buku ajar patologi Robbins. Edisi 9.Singapura :
Elsevier Saunders.
Price,S.A & Willson, L.M (2006). Patofisiologi : Kondep Klinis Proses – proses penyakit,
Smeltzer,C.S. & Bare,G.B (2002). Buku ajar keperawatan medikal bedah Brunner & Suddarth.
Jakarta : EGC
Mardjono, M dan Sidharta P.2014. Neurologi Klinis dasar. Jakarta : Dian rakyat