Anda di halaman 1dari 28

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa karena atas

Rahmat dan Karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan

tepat pada waktunya.

Makalah ini berjudul “Konsep Asuhan Keperawatan Pada Pasien Stroke”,

yang disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Medikal

Bedah di Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran Bandung. Secara

langsung ataupun tidak langsung dalam penulisan makalah ini banyak mendapatkan

bantuan berupa arahan, bimbingan serta dorongan dari berbagai pihak yang

mendukung dalam proses penyusunan makalah ini, dalam kesempatan prakata ini

kelompok penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu dalam menyelesaikan makalah ini.

Kami sadari pembuatan makalah ini masih banyak keterbatasan baik dari

segi tekhnis atau non tekhnis. Semoga makalah ini bermanfaat bagi mahasiswa

keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran Bandung dan bagi

perawat pada umumnya.

Bandung, 17 Oktober 2017

Kelompok
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................... Error! Bookmark not defined.


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL .................................................. Error! Bookmark not defined.
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2. Tujuan ................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN TEORI ................................................................................... 4
2.1. Pengertian Stroke ..................................................................................... 4
2.2. Manifestasi Klinis Stroke ......................................................................... 5
2.3. Patofisiologi dan Patomekanisme Stroke ................................................. 7
2.4. Diagnostik ................................................................................................ 9
2.5. Penatalaksanaan pada Pasien Stroke ...................................................... 10
2.6. Therapi Medik dan Pasien Stroke .......................................................... 10
(Setyopranoto, 2011) ..................................................................................... 10
BAB III TINJAUAN KASUS................................ Error! Bookmark not defined.
3.1. PENGKAJIAN ........................................ Error! Bookmark not defined.
Identitas .......................................................... Error! Bookmark not defined.
Keluhan Utama............................................... Error! Bookmark not defined.
Riwayat Kesehatan Sekarang ......................... Error! Bookmark not defined.
Riwayat Kesehatan Keluarga ......................... Error! Bookmark not defined.
Biasanya klien mempunyai riwayat penyakit HT jantung koroner DM. Klien
mengalami kelebihan berat badan .................. Error! Bookmark not defined.
Pemeriksaan Fisik .......................................... Error! Bookmark not defined.
Pemeriksaan Penunjang ................................. Error! Bookmark not defined.
Aspek Psikososial .......................................... Error! Bookmark not defined.
Aspek Spiritual ............................................... Error! Bookmark not defined.
Analisa Data ................................................... Error! Bookmark not defined.
Diagnosa Keperawatan................................... Error! Bookmark not defined.
3.2. PERENCANAAN ................................... Error! Bookmark not defined.
3.3. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN ... Error! Bookmark not defined.
3.4. EVALUASI DANCATATAN PERKEMBANGANError! Bookmark
not defined.
BAB IV PEMBAHASAN ...................................... Error! Bookmark not defined.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ...................... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA ............................................ Error! Bookmark not defined.
LAMPIRAN ........................................................... Error! Bookmark not defined.
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Stroke merupakan masalah kesehatan yang utama bagi masyarakat modern

saat ini. Dewasa ini, stroke semakin menjadi masalah serius yang dihadapi hampir

diseluruh dunia. Hal tersebut dikarenakan serangan stroke yang mendadak dapat

mengakibatkan kematian, kecacatan fisik dan mental baik pada usia produktif

maupun usia lanjut (Junaidi, 2011).

Menurut WHO (World Health Organization) tahun 2012, kematian akibat

stroke sebesar 51% di seluruh dunia disebabkan oleh tekanan darah tinggi. Selain

itu, diperkirakan sebesar 16% kematian stroke disebabkan tingginya kadar glukosa

darah dalam tubuh. Tingginya kadar gula darah dalam tubuh secara patologis

berperan dalam peningkatan konsentrasi glikoprotein, yang merupakan pencetus

beberapa penyakit vaskuler. Kadar glukosa darah yang tinggi pada saat stroke akan

memperbesar kemungkinan meluasnya area infark karena terbentuknya asam laktat

akibat metabolisme glukosa secara anaerobik yang merusak jaringan otak.

Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2013, prevalensi penyakit stroke di

Indonesia meningkat seiring bertambahnya umur. Kasus stroke tertinggi yang

terdiagnosis tenaga kesehatan adalah usia 75 tahun keatas (43,1%) dan terendah

pada kelompok usia 15-24 tahun yaitu sebesar 0,2%. Prevalensi stroke berdasarkan

jenis kelamin lebih banyak laki-laki (7,1%) dibandingkan dengan perempuan


(6,8%). Berdasarkan tempat tinggal, prevalensi stroke di perkotaan lebih tinggi

(8,2%) dibandingkan dengan daerah pedesaan (5,7%).

Berdasarkan data 10 besar penyakit terbanyak di Indonesia tahun 2013,

prevalensi kasus stroke di Indonesia berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan

sebesar 7,0 per mill dan 12,1 per mill untuk yang terdiagnosis memiliki gejala

stroke. Prevalensi kasus stroke tertinggi terdapat di Provinsi Sulawesi Utara

(10,8%) dan terendah di Provinsi Papua (2,3%), sedangkan Provinsi Jawa Tengah

sebesar 7,7%. Prevalensi stroke antara laki-laki dengan perempuan hampir sama

(Kemenkes, 2013).

Berdasarkan data yang didapatkan dari profil kesehata Jawa Barat tahun

2012, stroke merupakan penyakit perawatan inap di RS kedua terbanyak dengan

jumlah 7674 (4,04%).

Berdasarkan data diatas penyusun mengambil asuhan keperawatan kepada

Ny.T dengan stroke non hemoragik di ruang Arafah RS Muhammadiyah Bandung.

1.2. Tujuan

1.2.1 Tujuan umum

Untuk mendapatkan pemahaman kepada mahasiswa tentang konsep

Asuhan Keperawatan pada Ny.T dengan stroke non hemoragik.

1.2.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus dalam makalah ini adalah agar mahasiswa dapat:

1.2.2.1. Menganalisa pengkajian pada pasien stroke.

1.2.2.2. Menganalisa perumusan diagnosis keperawatan pada pasien

stroke.
1.2.2.3. Menganalisa intervensi pada pasien stroke.

1.2.2.4. Menganalisa implementasi pada pasien stroke.

1.2.2.5. Menganalisa evaluasi pada pasien stroke.

1.3. Kegunaan
Sebagai salah satu sumber rujukan mahasiwa keperawatan dalam mempelajari

tentang asuhan keperawatan pada pasien stroke untuk mengurangi risiko

penyebaran infeksi.
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1. Pengertian dan Etiologi Stroke

Stroke adalah penyakit vaskular serebral yang merupakan gangguan sirkulasi serebral

yang diakibatkan proses patologis yang dialami pembuluh darah serebral. Gangguan peredaran

darah diotak (GPDO) atau dikenal dengan CVA (Cerebro Vaskular Accident) adalah gangguan

fungsi syaraf yang disebabkan oleh gangguan aliran darah dalam otak yang dapat timbul secara

mendadak (dalam beberapa detik) atau secara cepat (dalam beberapa jam) dengan gejala atau

tanda yang sesuai dengan daerah yang terganggu. (Harsono, 1996)

Stroke atau cedera cerebrovaskuler adalah kehilangan fungsi otak yang diakibatkan

oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak dan yang sering ini adalah kulminasi penyakit

cerebrovaskuler selama beberapa tahun. (Smeltzer, C, S, 2002)

Tabel 1. Factor resiko stroke (Setyopranoto, 2011)

Tidak bisa
Bisa dikendalikan Potensial bisa dikendalikan
dikendalikan
1. Hipertensi 1. Diabetes Melitus 1. Umur
2. Penyakit Jantung 2. Hiperhomosisteinemia 2. Jenis kelamin
3. Fibrilasi atrium
4. Endokarditis 3. Hipertrofi ventrikel kiri 3. Herediter
5. Stenosis mitralis 4. Ras dan etnis
6. Infark jantung 5. Geografi
7. Merokok
8. Anemia sel sabit
9. Transient Ischemic Attack
(TIA)
10. Stenosis karotis
asimtomatik
Penyebab stroke misalnya trombosis, embolus, ruptur dinding pembuluh darah, dan

penyakit dasar vaskuler (arterosklerosis, arteritis, trauma, aneuresma dan kelainan

perkembangan)

2.2. Manifestasi Klinis Stroke

Gejala - gejala CVA muncul akibat daerah tertentu tak berfungsi yang disebabkan oleh

terganggunya aliran darah ke tempat tersebut. Gejala itu muncul bervariasi, bergantung bagian

otak yang terganggu (Harsono, 1996). Gejala-gejala itu antara lain bersifat:

2.2.1. Sementara

Timbul hanya sebentar selama beberapa menit sampai beberapa jam dan hilang sendiri

dengan atau tanpa pengobatan. Hal ini disebut Transient Ischemic Attack (TIA).

Serangan bisa muncul lagi dalam wujud sama, memperberat atau malah menetap.

2.2.2. Sementara, namun lebih dari 24 jam Gejala timbul lebih dari 24 jam dan ini

disebut Reversible Ischemic Neurologic Defisit (RIND)

2.2.3. Gejala makin lama makin berat (Progresif). Hal ini desebabkan gangguan aliran darah

makin lama makin berat yang disebut Progressing Stroke atau Stroke Inevolution

2.2.4. Sudah menetap/permanen


Tabel 2. Manufestasi klinis stroke

Lokasi arteri yang


Gejala
terkena
Vertebro-basilaris kelemahan salah satu anggota tubuh, peningkatan refleks
(sirkulasi posterior, tendon, ataksia, tanda babinski bilateral, tanda-tanda sereberal,
biasanya bilateral) disfagia,disatria, sinkop, stupor, koma, pusing, gangguan
ingatan, gangguan penglihatan (diplopia, nistagmus, ptosis,
paralisis gerakan satu mata), muka terasa baal.

Arteri karotis interna kebutaan monokular, gejala sensoris dan motoris anggota tubuh
(terdiri dari. Oftalmika, kontralateral, tangan terasa lemah dan baal,wajah terasa lemah,
a. Komunikans afasia ekspresif (bila mengenai daerah percakapan-motoris
posterior, a. Koroidae Broca)
anterior, a.serebri
media)
Arteria serebri anterior gejala yang paling primer adalah kebingungan, rasa lemah
kontralateral, gerakan volunter pada tungkai yang terganggu,
gangguan sensoris kontralateral, demensia, refleks
mencengkram dan refleks patologis (disfungsi lobus posterior)

Arteri serebria posterior koma, hemiparese kontralatera, afasia fisual atau buta kata
(dalam lobus otak (aleksia), kelumpuhan saraf kranial ketiga (hemianopsia, koreo-
tengah dan talamus) athetosis).
Arteria serebri media monoparese atau hemiparese kontralateral (biasanya mengenai
lengan), kadang hemianopsi kontralateral (kebutaan), afasia
global, disfagia.
2.3. Patofisiologi

Stroke iskemik terjadi apabila terjadi oklusi atau penyempitan aliran darah ke otak

dimana otak membutuhkan oksigen dan glukosa sebagai suber energi agar fungsinya tetap baik.

Aliran drah otak atau Cerebral Blood Flow (CBF) dijaga pada kecepatan konstan antara 50 -

150 mmHg (Price, 2006).

Aliran darah ke otak dipengaruhi oleh:

2.3.1. Keadaan pembuluh darah

Bila menyempit akibat stenosis atau ateroma atau tersumbat oleh trombus atau embolus

maka aliran darah ke otak terganggu.

2.3.2. Keadaan darah

Viskositas darah meningkat, polisitemia menyebabkan aliran darah ke otak lebih

lambat, anemia yang berat dapat menyebabkan oksigenasi otak menurun.

2.3.3. Tekanan darah sistemi

Autoregulasi serebral merupakan kemampuan intrinsik otak untuk mempertahankan

aliran darah ke otak tetap konstan walaupun ada perubahan tekanan perfusi otak.

2.3.4. Kelainan jantung

Kelainan jantung berupa atrial fibrilasi, blok jantung menyebabkan

menurunnya curah jantung. Selain itu lepasnya embolus juga menimbulkan iskemia di otak

akibat okulsi lumen pembuluh darah.

Jika CBF tersumbat secara parsial, maka daerah yang bersangkutan langsung menderita

karena kekurangan oksigen. Daerah tersebut dinamakan daerah iskemik. Infark otak, kematian

neuron, glia, dan vaskular disebabkan oleh tidak adanya oksigen dan nutrien atau terganggunya

metabolisme (Robbins, 2007).


2.4. Patway Stroke Non Hemoragik
2.5. Diagnostik

2.5.1. CT Scan : Memperlihatkan adanya edema , hematoma, iskemia dan adanya infark

2.5.2. Angiografi serebral : membantu menentukan penyebab stroke secara spesifik seperti

perdarahan atau obstruksi arteri Pungsi Lumbal

2.5.3. MRI : Menunjukan daerah yang mengalami infark, hemoragik.

2.5.4. EEG: Memperlihatkan daerah lesi yang spesifik

2.5.5. Ultrasonografi Dopler : Mengidentifikasi penyakit arteriovenal

2.5.6. Sinar X Tengkorak : Menggambarkan perubahan kelenjar lempeng pineal (Doengoes,

2000)

CT Scan (Computerized Axial Tomografi) adalah suatu prosedur yang digunakan untuk

mendapatkan gambaran dari berbagai sudut kecil dari tulang tengkorak dan otak. Berat badan

klien merupakan suatu hal yang harus dipertimbangkan. Berat badan klien yang dapat

dilakukan pemeriksaan CT Scan adalah klien dengan berat badan dibawah 145 kg. Hal ini

dipertimbangkan dengan tingkat kekuatan scanner. Sebelum dilakukan pemeriksaan CT scan

pada klien, harus dilakukan test apakah klien mempunyai kesanggupan untuk diam tanpa

mengadakan perubahan selama 20-25 menit, karena hal ini berhubungan dengan lamanya

pemeriksaan yang dibutuhkan. Harus dilakukan pengkajian terhadap klien sebelum dilakukan

pemeriksaan untuk menentukan apakah klien bebas dari alergi iodine, sebab pada klien yang

akan dilakukan pemeriksaan CT.Scan disuntik dengan zat kontras berupa iodine based kontras

material sebanyak 30 ml. Bila klien ada riwayat alergi atau dalam pemeriksaan ditemukan

adanya alergi maka pemberian zat kontras iodine harus distop pemberiannya. Karena eliminasi

zat kontras sudah harus terjadi dalam 24 jam. Maka ginjal klien harus dalam keadaan normal.
2.6. Penatalaksanaan pada Pasien Stroke
1. Stabilisasi tanda-tanda vital (perbaiki hipo / hipertensi)
2. Cegah atau atasi aritmia jantung
3. Cegah atau atasi komplikasi
a. Hisap lendir untuk mempertahankan airway O2 adekuat
b. Personal higiene adekuat untuk mengurangi resiko infeksi
c. Mobilisasi miring kanan-miring kiri-telentang tiap 2 jam untuk mencegah dekubitus
d. Latihan aktif /pasif ROM untuk mencegah kontraktur
4. Pasang NGT bila refleks menelan ↓, diit lunak/ zonde (rendah lemak/rendah garam/diit
jantung/diit DM)
5. Oksigen sesuai kebutuhan
6. Posisi head up 30º terutama pada stroke dengan perdarahan
7. Observasi kesadaran
8. Manitol (untuk edema serebri), dan terapi suportif lain sesuai kebutuhan
9. Cegah / koreksi elektrolit
10. Anti agregasi trombosit/ trombolitik
11. Pembedahan

2.6. Therapi Medik dan Pasien Stroke

Secepatnya pada terapeutik window (waktu dari serangan hingga mendapatkan

pengobatan maksimal). Therapeutik window ini ada 3 konsensus:

a. Konsensus amerika : 6 jam

b. Konsensus eropa: 1,5 jam

c. Konsensus asia: 12 jam

Prinsip pengobatan pada therapeutic window adalah Jaringan penubra ada aliran lagi

sehingga jaringan penubra tidak menjadi iskhemik, dan meminimalisir jaringan iskhemik yang

terjadi (Setyopranoto, 2011).


2.6.1 Stadium Hiperakut

Tindakan pada stadium ini dilakukan di Instalasi Rawat Darurat dan merupakan

tindakan resusitasi serebro-kardio-pulmonal bertujuan agar kerusakan jaringan otak tidak

meluas. Pada stadium ini, pasien diberi oksigen 2 L/menit dan cairan kristaloid/koloid; hindari

pemberian cairan dekstrosa atau salin dalam H2O.

Dilakukan pemeriksaan CT scan otak, elektrokardiografi, foto toraks, darah perifer

lengkap dan jumlah trombosit, protrombin time/INR, APTT, glukosa darah, kimia darah

(termasuk elektrolit); jika hipoksia, dilakukan analisis gas darah. Tindakan lain di Instalasi

Rawat Darurat adalah memberikan dukungan mental kepada pasien serta memberikan

penjelasan pada keluarganya agar tetap tenang.

2.6.2 Stadium Akut

Pada stadium ini, dilakukan penanganan faktorfaktor etiologik maupun penyulit. Juga

dilakukan tindakan terapi fisik, okupasi, wicara dan psikologis serta telaah sosial untuk

membantu pemulihan pasien. Penjelasan dan edukasi kepada keluarga pasien perlu,

menyangkut dampak stroke terhadap pasien dan keluarga serta tata cara perawatan pasien yang

dapat dilakukan keluarga.

2.6.3 Stroke Iskemik

Terapi umum:

Letakkan kepala pasien pada posisi 30º, kepala dan dada pada satu bidang; ubah posisi

tidur setiap 2 jam; mobilisasi dimulai bertahap bila hemodinamik sudah stabil.

Selanjutnya, bebaskan jalan napas, beri oksigen 1-2 liter/menit sampai didapatkan hasil

analisis gas darah. Jika perlu, dilakukan intubasi. Demam diatasi dengan kompres dan

antipiretik, kemudian dicari penyebabnya; jika kandung kemih penuh, dikosongkan (sebaiknya

dengan kateter intermiten).


Pemberian nutrisi dengan cairan isotonik, kristaloid atau koloid 1500-2000 mL dan

elektrolit sesuai kebutuhan, hindari cairan mengandung glukosa atau salin isotonik. Pemberian

nutrisi per oral hanya jika fungsi menelannya baik; jika didapatkan gangguan menelan atau

kesadaran menurun, dianjurkan melalui slang nasogastrik.

Kadar gula darah >150 mg% harus dikoreksi sampai batas gula darah sewaktu 150 mg%

dengan insulin drip intravena kontinu selama 2-3 hari pertama. Hipoglikemia (kadar gula darah

< 60 mg% atau < 80 mg% dengan gejala) diatasi segera dengan dekstrosa 40% iv sampai

kembali normal dan harus dicari penyebabnya.

Nyeri kepala atau mual dan muntah diatasi dengan pemberian obat- obatan sesuai

gejala. Tekanan darah tidak perlu segera diturunkan, kecuali bila tekanan sistolik ≥220 mmHg,

diastolik ≥120 mmHg, Mean Arterial Blood Pressure (MAP) ≥ 130 mmHg (pada 2 kali

pengukuran dengan selang waktu 30 menit), atau didapatkan infark miokard akut, gagal

jantung kongestif serta gagal ginjal. Penurunan tekanan darah maksimal adalah 20%, dan obat

yang direkomendasikan: natrium nitroprusid, penyekat reseptor alfa-beta, penyekat ACE, atau

antagonis kalsium.

Jika terjadi hipotensi, yaitu tekanan sistolik ≤ 90 mm Hg, diastolik ≤70 mmHg, diberi

NaCl 0,9% 250 mL selama 1 jam, dilanjutkan 500 mL selama 4 jam dan 500 mL selama 8 jam

atau sampai hipotensi dapat diatasi. Jika belum terkoreksi, yaitu tekanan darah sistolik masih

< 90 mmHg, dapat diberi dopamin 2-20 μg/kg/menit sampai tekanan darah sistolik ≥ 110

mmHg. Jika kejang, diberi diazepam 5-20 mg iv pelanpelan selama 3 menit, maksimal 100 mg

per hari; dilanjutkan pemberian antikonvulsan per oral (fenitoin, karbamazepin).

Jika kejang muncul setelah 2 minggu, diberikan antikonvulsan peroral jangka panjang.

Jika didapatkan tekanan intrakranial meningkat, diberi manitol bolus intravena 0,25 sampai 1

g/ kgBB per 30 menit, dan jika dicurigai fenomena rebound atau keadaan umum memburuk,

dilanjutkan 0,25g/kgBB per 30 menit setiap 6 jam selama 3-5 hari. Harus dilakukan
pemantauan osmolalitas (<320 mmol); sebagai alternatif, dapat diberikan larutan hipertonik

(NaCl 3%) atau furosemid.

Terapi khusus:

Ditujukan untuk reperfusi dengan pemberian antiplatelet seperti aspirin dan anti

koagulan, atau yang dianjurkan dengan trombolitik rt-PA (recombinant tissue Plasminogen

Activator). Dapat juga diberi agen neuroproteksi, yaitu sitikolin atau pirasetam (jika didapatkan

afasia).

BAB II
TINJAUAN KASUS

A. PENGKAJIAN
1. IDENTITAS
a. Pasien
Nama : Ny.T
Umur : 57 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT
Alamat : JL.Inten Mulia
Tanggal Masuk RS : 14 Oktober 2017 jam 02.30
Tanggal Pengkajian : 17 Oktober 2017 jam 15.30
Diagnosa Medis : Stroke non hemoragik
No Medrec : 743521

b. Penanggung Jawab Pasien


Nama : Tn. R
Umur : 73 Tahun
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : JL.Inten Mulia
Hubungan dg Pasien : Suami

2. RIWAYAT KESEHATAN
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
1) Keluhan Utama
Pasien merasakan tangan dan kaki kirinya sulit digerakan.

2) Riwayat Keluhan Utama


Jumat sore pasien merasakan tangan dan kaki kirinya sulit digerakan,
sehingga terjatuh ke lantai lalu di temukan oleh suaminya dan langsung
dibawa oleh keluarganya ke RS.A dengan hasil pemeriksaan TD : 230/100
dan diberikan obat penurun TD, karena ruangan penuh pasien di rujuk ke
RSMB tetapi pasien mengalami kesulitan alat transportasi sehingga pasien
dan suami pulang lagi ke rumah,pada pukul 22.00 pasien berangkat ke
RSMB dan langsung diberikan penanganan.

3) Riwayat kesehatan dahulu


± 2 tahun yang lalu menderita penyakit hipertensi dan stroke.

4) Riwayat Kesehatan Keluarga


Pasien mengatakan ibunya mempunyai riwayat penyakit hipertensi.

B. PENGKAJIAN FISIK
1. Keadaan Umum
a. Tingkat Kesadaran : Composmentis
b. GCS : 15 (E: 4 , M: 6 , V: 5)
c. BB sebelum sakit : 60 Kg
d. BB saat ini : 52 Kg
e. Tinggi Badan : 156 cm
f. IMT : 19 cm
g. Tanda-tanda vital
i. Tekanan Darah : 130/90mmHg
ii. Nadi : 88 x/menit
iii. Respirasi : 22 x/menit
iv. Suhu : 37,10 C

2. Pemeriksaan Fisik
a. Sistem Respirasi
Pernafasan melalui hidung, tidak ada pernafasan cuping hidung (pch).
Ukuran dan bentuk hidung simetris, tidak ada sekret, terdapat bulu hidung
(fibrise), Tidak terdapat polip, pola nafas reguler, frekwensi 22x/menit, tidak
terpasang oksigen, posisi terlentang. Pasien tidak mengeluhan sesak.
Pergerakan dada simetris antara kanan dan kiri, tidak ada nyeri tekan, suara
nafas vestikular.

b. Sistem Cardiovaskuler
Konjungtiva kemerahan,tidak tampak sianosis, tidak ada peningkatan
JVP, akral teraba hangat, auskultasi bunyi jantung terdengar normal, tidak ada
clubing finger, tensi darah 130/90 mmHg, Nadi 88x/ menit, CRT < 2 detik.

c. Sistem Gastrointestinal
Bentuk bibir simetris,pasien tidak bisa tersenyum, keadaan bibir
lembab, gigi Tidak lengkap, gigi geraham bawah tinggal sebagian, uvula
berada ditengah tidak ada pembesaran tonsil, saat diinspeksi daerah abdomen
datar , auskultasi bising usus 12 x/menit, saat dipalpasi abdomen normal, tidak
ada benjolan. BAB saat di rumah 1x/hari dan saat dirawat belum BAB , lidah
bersih, porsi makan diet stroke 1500 kcal,rendah garam konsistensi lunak,
jumlah intake (makan minum,cairan infus) : 1100 cc/14 jam.

d. Sistem Genitourinari
1. Perkemihan
Pada saat dikaji pasien terpasang DC, produksi banyak, warna kuning
jernih. Pasien merasa sakit pada saat ingin BAK, jumlah output urin : 1200
cc/14 jam.
2. Genitalia
Tidak Terkaji

e. Sistem Muskuloskeletal
Ekstremitas Atas dan bawah
Kedua tangan simetris, tidak ada massa atau lesi, terpasang IV line
ditangan kiri dengan cairan infus 2A 15tt/menit, tetesan lancar, tidak terdapat
tanda-tanda infeksi seperti kemerahan, nyeri, maupun flebitis, ROM tangan kiri
dan kaki kiri sulit digerakan, ROM tangan kanan dan kaki kanan aktif, reflex
bisep (+/,+),reflex patella (+/+) reflex trisep (+/+), turgor kulit normal, CRT <
2 detik, akral hangat.

5 3

5 1

f. Sistem Integumen
Saat diinspeksi warna kulit klien merata, sensasi kulit normal, turgor
kulitnormal, akral hangat, suhu tubuh pasien 37,10 C .

g. Sistem Endokrin
Tidak terdapat pembesaran kelenjar getah bening, limfa, dan tiroid. Pasien
memiliki riwayat penyakit Hipertensi.

h. Sistem Reproduksi
Tidak terkaji.

i. Sistem Saraf Pusat


1) Fungsi Serebral dan Kortikal
GCS pasien 15, pasien bisa mengingat memori jangka panjang dan jangka
pendek
2) Fungsi Saraf Kranial
i. NI (Olfaktorius)
Tidak ada masalah dengan fungsi penciuman (dapat menyebutkan bau
yang diberikan).
ii. NII (Optikus)
Fungsi penglihatan pasien normal tapi kadang menggunakan alat bantu
(kaca mata)
iii. N III (Okulomotorius)
Refleks pupil (+), ketika terkena sinar pupil mata mengecil, klien dapat
membuka mata, dan mengangkat kedua alis
iv. NIV (Trochlearis)
Bola mata dapat bergerak ke kanan dan ke dalam minimal
v. NV (Abdusen)
Refleks pupil berkontriksi saat diberikan rangsangan cahaya, pupil
bulat.
vi. NVI (Trigeminus)
Fungsi gerakan mengunyah dan menelan baik.

vii. NVII (Fasialis)


Pasien dapat mengangkat alis mampu mengerutkan dahi.tidak dapat
tersenyum dan dapat menyebutkan rasa manis.
viii. NVIII (Akustikus)
Pasien dapat mendengar bisikan yang diberikan perawat dan pasien
dapat mengulanginya.
ix. NIX (Glosofaringus)
Saat dikaji letak uvula berada ditengah-tengah
x. NX (Vagus)
Kemampuan pasien untuk menelan baik
xi. NXI (Aksesorius)
Pasien dapat menggerakan bahu dan melawat tahanan yang diberikan.
xii. NXII (Hypoglosus)
Pasien dapat menggerakan lidah ke semua sisi.

C. Pola Aktivitas Sehari-hari

NO. ADL DI RUMAH DI RS


1. Nutrisi
a. Makan

 Jenis Nasi dan lauk pauk


Diet stroke 1500
3x Sehari
kcal,rendah garam
Tidak ada
 Frekuensi konsistensi lunak
3x sehari
 Keluhan
Habis 1/5 porsi

b. Minum
Air putih, the manis, kopi
Teh manis, Air putih
 Jenis
5-6x sehari
 Frekuensi ± 1 Lt/ hari
Tidak ada
Tidak ada
 Keluhan

2. Eliminasi
a. BAB 1x/hari sekali Belum

 Frekuensi
Biasa
 Konsistensi Tidak Terkaji
Tidak ada tidak ada
 Warna

 Keluhan

b. BAK

 Frekuensi 4-5 x/ hari dipasang DC


Kuning jernih kuning jernih (output
 Warna
Tidak ada 1200 cc/14 jam)

 Keluhan sakit saat mau bak

3. Istirahat Tidur
a. Siang jarang 2-3 x
20.30 19.00
b. Malam

4. Personal Hygiene
a. Mandi 1-2x sehari Diseka pagi dan sore

2 hari sekali oleh keluarga


b. Keramas
Tiap mandi Belum pernah
c. Gosok gigi

5. Aktivitas Olahraga Rutin melakukan senam Fisioterapi

D. Riwayat Psikologi dan Spiritual


a. Data Sosial
Klien dapat berinteraksi verbal baik dengan perawat, pengunjung, dan
keluarga. Pasien ditunggui oleh suami pasien.
b. Data Psikologis
a. Status emosi dan gaya komunikasi
Pasien mengatakan ada konflik dengan keluarga, dapat berinteraksi
menggunakan bahasa verbal, dengan menggunakan bahasa Indonesia dan
bahasa Sunda dalam berkomunikasi sehari-hari.
b. Konsep diri
a) Body image
Pasien merasa khawatir atas keadaan sakit yang dideritanya
b) Harga diri
Pasien merasa diperhatikan oleh keluarga dalam kondisi sakit yang
sedang menimpanya.
c) Ideal diri
Klien merasa seharusnya dia yang melayani suami.
d) Peran diri
Pasien sebagai seorang istri dan ibu dikeluarganya merasa lemah saat
sakit dan tidak bisa menjalankan peraan tersebut.
e) Koping kehidupan
Pasien hanya bisa berdoa semoga cepat disembuhkan dari penyakit
yang dideritanya
c. Data Spiritual
Pasien beragam islam, sebelum sakit pasien rutin sholat lima waktu setelah
masuk RS pasien belum pernah melakukan shalat lima waktu.

E. DATA PENUNJANG

1. Hasil Pemeriksaan CT SCAN


Pada tanggal 14 Oktober 2017
Infark celebri ganglia basalis kiri.
2. Hasil Laboratorium
Pada tanggal 14 Oktober 2017 jam 03.15
PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI KET
NORMAL
Hemoglobin 15,7 gr/dl 12-16

Leukosit 12.900 mm3 4.000-10.000

Trombosit 291.000 /mm3 150.000-400.000

Hematokrit 47 % 36 – 48

DIABETES
Gula darah sewaktu 137 Mg/dl Sampai 1600

FAAL HATI
Ureum 21,7 Mg/dl 15,0 – 1,13

Kreatinin 0,80 Mg/dl 0,57 – 1,13

LEMAK

Kolesterol 196 Mg/dl <= 200

Trigliserin 199 Mg/dl 40 – 140

HDL Kolesterol 34 Mg/dl 30 – 85

LDL Kolesterol 128 Mg/dl <130

F.THERAPY
NO TANGGAL NAMA OBAT PEMBERIAN WAKTU PEMBERIAN

1 14 – 10 - 2017 CPG (Clopidogrel) Oral 17.00


1 x 75 mg Oral 17.00
Neurocol 1x1 tab
2 14 – 10 -2017
15 – 10 -2017
16 – 10 -2017 Citicolin 2x500 mg IV 12.00, 24.00
17 – 10 -2017
DAFTAR PUSTAKA

Abbas,A.K., Aster, J.C., dan Kumar. V. Buku ajar patologi Robbins. Edisi 9.Singapura :

Elsevier Saunders.

Junaidi,Iskandar (2011). Stroke Waspadai Ancamannya.Yogyakarta : ANDI

Word Health Organization (2012) Death From Stroke Avaible From :

Http://www.who.int/cardiovasculardistaste/Dinkes. 20 Oktober 2017

KemenkesRI (2013).Riset kesehatan dasar.Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan

Kesehatan Kementrian Kesehatan RI

Price,S.A & Willson, L.M (2006). Patofisiologi : Kondep Klinis Proses – proses penyakit,

Edisi 6, Vol.1. Jakarta : EGC

Smeltzer,C.S. & Bare,G.B (2002). Buku ajar keperawatan medikal bedah Brunner & Suddarth.

Jakarta : EGC

Mardjono, M dan Sidharta P.2014. Neurologi Klinis dasar. Jakarta : Dian rakyat

Anda mungkin juga menyukai