1306409375
Jika suatu benda memiliki gradient suhu maka akan terjadi perpindahan panas dari suhu yang tinggi
ke yang rendah. Satuan SI untuk panas adalah joule. Konduksi adalah perpindahan kalor/panas melalui
perantara, di mana zat perantaranya tidak ikut berpindah. Dalam arti lain, konduksi/hantaran yaitu
perpindahan kalor pada suatu zat tanpa disertai dengan perpindahan partikel-partikelnya. Nilai dari laju
kalo tersebut bernilai minus karena untuk memenuhi hukum kedua termodinamika yaitu kalor mengalir
dari yang lebih rendah ke yang tinggi
Contoh Soal
Sebuah lempeng baja mempunyai luas penampang 20 cm 2 panjang 50 cm. Jika
perubahan suhu yang terjadi antara 2 titik yang jaraknya 1 m pada lempeng baja tersebut adalah
50o C dan Konduktivitas kalor dari lempeng baja tersebut adalah 0,16 W/mK. Berapa laju
perpindahan kalor?
Jawab
= densitas, Kg / m3
Atau
Persamaan di atas berlaku untuk konduksi kalor satu dimensi. Untuk yang lebih dari satu,
kalor yang dihantarkan ke dalam dan keluar satuan volume itu dalam ketiga arah kordinat,
seperti gambar 1-3a
Pada suatu dinding datar, dimana kita akan menerapkan hukum fourier.
Bilamana konduktivitas termal di anggap tetap. Tebal dinding adalah x, sedangkan T1, dan T2 adalah
suhu muka dinding. Jika konduktivitas termal berubah menurut hubungan linear dengan suhu, sperti
k = ko (1 + T), maka persamaan aliran kalor menjadi:
Jika dalam sistem lebih dari satu macam bahan, seperti pada gambar 2-1
Aliran kalor =
Dalam persamaan (2-1) tahanan termal ialah x / kA, dan dalam persamaan (2-3) tahanan ialah
jumlah ketiga suku dalam pembagi. Persamaan aliran kalor satu dimensi dapat di tuliskan sebagai
berikut
Penyelesaian persamaan di atas akan memberikan suhu benda dua dimensi sebagai fungsi sebagai
fungsi dari dua kordinat ruang x dan y yang tidak saling bergantung satu sama lain. Jadi aliran pada
arah x dan y dihitung dengan persamaan fourier :
Besaran aliran kalor tersebut mempunyai arah x atau y. Aliran kalor total pada setiap titik dalam
bahan tersebut ialah resultant dari qx dan qy di titik itu. Jadi vector aliran kalor total mempunyai
arah sedemikian rupa sehingga tegak lurus terhadap garis garis suhu tetap, sebagaimana terlihat
pada gambar 3-1. Jadi jika distribusi suhu dalam bahan kita ketahui maka dengan mudah kita dapat
menetapkan aliran kalornya.