TUTORIAL E
Detail survei faktor risiko NCD di negara anggota yang memiliki data pada level
tekanan darah
Kesadaran, pengobatan dan pengendalian hipertensi di negara-negara anggota
kawasan SEA
No Strategi
1 Memperkuat dasar hukum pelaksanaan pelayanan kesehatan lanjut usia.
Rencana aksi pada setiap strategi dilakukan, dalam upaya untuk mencapai
tujuan dalam rangka mewujudkan peningkatan kualitas hidup lanjut usia adalah
sebagai berikut:
Rencana aksi nasional dan indikator pada strategi 1 adalah sebagai berikut:
Rencana aksi nasional dan indikator pada strategi 3 adalah sebagai berikut:
Rencana aksi nasional dan indikator pada strategi 4 adalah sebagai berikut:
Rencana aksi nasional dan indikator pada strategi 5 adalah sebagai berikut:
Rencana aksi nasional dan indikator pada strategi 6 adalah sebagai berikut:
(Gambar 1. Peta Strategi Peningkatan Kesehatan Lanjut Usia, Kemenkes RI, 2016)
Negara Indonesia memiliki Program Indonesia Sehat yang merupakan program yang
bertujuan untuk Pembangunan kesehatan dalamperiode 2015-2019. Kemenkes membuat
kebijakan dalam pengendalian PTM (Penyakit Tidak Menular) melalui :
1. Memperkuat dan meningkatkan Kegiatan deteksi dini hipertensi secara aktif
(skrining).
2. Optimalisasi akses masyarakat dalam pelayanan deteksi dini melalui kegiatan
Posbindu PTM.
3. Meningkatkan akses penderita terhadap pengobatan hipertensi
Melalui revitalisasi Puskesmas untuk pengendalian PTM melalui
Peningkatan sumberdaya tenaga kesehatan yang profesional dan kompenten
dalam upaya pengendalian PTM khususnya tatalaksana PTM di fasilitas
pelayanan kesehatan dasar seperti Puskesmas; Peningkatan manajemen
pelayanan pengendalian PTM secara komprehensif (terutama promotif dan
preventif) dan holistik; serta Peningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana
promotif-preventif, maupun sarana prasarana diagnostik dan pengobatan.
Kegiatan deteksi dini pada Posbindu PTM dilakukan melalui monitoring
faktor risiko secara terintegrasi, rutin dan periodik. Kegiatan monitoring
mencakup kegiatan minimal yaitu hanya memantau masalah konsumsi
sayur/buah dan lemak, aktifitas fisik, indeks masa tubuh (IMT), dan tekanan
darah, dan kegiatan monitoring lengkap yaitu memantau kadar glukosa darah,
dan kolesterol darah, pemeriksaan uji fungsi paru sederhana dan IVA. Tindak
lanjut dini berupa peningkatan pengetahuan masyarakat tentang cara mencegah
dan mengendalikan faktor risiko PTM dilakukan melalui penyuluhan / dialog
interaktif secara massal dan / atau konseling faktor risiko secara terintegrasi
pada individu dengan faktor risiko, sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Kebijakan Kementerian Kesehatan dalam pelayanan kesehatan lanjut
usia bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan lanjut usia yang
berkualitas melalui penyediaan sarana pelayanan kesehatan yang ramah bagi
lanjut usia untuk mencapai lanjut usia yang berdayaguna bagi keluarga dan
masyarakat. Upaya yang dikembangkan untuk mendukung kebijakan tersebut
antara lain meningkatkan upaya kesehatan bagi lanjut usia di pelayanan
kesehatan dasar dengan pendekatan Pelayanan Santun lanjut usia, meningkatkan
upaya rujukan kesehatan bagi lanjut usia melalui pengembangan Poliklinik
Geriatri Terpadu di Rumah Sakit, dan menyediakan sarana dan prasarana yang
ramah bagi lanjut usia. (Kementerian Kesehatan RI)
Pada tahun 2013 angka kejadian tekanan darah tinggi (hipertensi)
sebanyak 25,8% dan menteri kesehatan menetapkan target yang harus di capai
dalam program Pembangunan Kesehatan 2015-2019, angka kejadian hipertensi
di tahun 2019 diharapkan turun hingga ke angka 23,4%. Untuk mengetahui
sampai seberapa jauh keberhasilan pelaksanaan strategi penanggulangan PTM
secara umum, ada beberapa patokan yang dapat dipergunakan untuk monitoring
dan evaluasi melalui system pencatatan dan pelaporan kegiatan pencegahan dan
penanggulangan PTM. Indikator keberhasilan strategi promosi dan pencegahan
PTM :
Indikator Umum
a) Menurunnya angka kematian (mortalitas) penderita PTM utama.
b) Menurunnya angka kesakitan (morbiditas) penderita PTM utama.
c) Menurunnya angka kecacatan (disabilitas) penderita PTM utama.
d) Menurunnya angka faktor risiko bersama PTM utama.
Indikator Khusus
a) Penurunan 3 faktor risiko utama PTM (merokok, kurang aktifitas fisik dan
konsumsi rendah serat).
b) Penurunan proporsi penduduk yang mengalami obesitas, penyalahgunaan
alcohol dan BBLR.
c) Peningkatan kebijakan dan regulasi lintas sector yang mendukung
penanggulangan PTM.
d) Peningkatan bina suasana melalui kemitraan dalam pemberdayaan potensi
masyarakat.
e) Tersedianya model-model intervensi yang efektif dalam promosi dan
pencegahan PTM.
f) Peningkatan pelaksanaan promosi dan pencegahan di institusi pelayanan.
2. Regional (Jawa Barat)
Secara umum, WHO menetapkan standar kesehatan Global yang dinilai dari
indikator sebgai berikut:
1. Angka harapan hidup dan angka kematian
2. Cause-Specific mortalitas dan morbiditas
3. Data penyakit infeksius
4. Pelayanan kesehatan yang memadai
5. Faktor resiko penyebab penyakit
6. Petugas kesehatan, infrastruktur, dan pengobatan yang diperlukan
7. Pengeluaran dalam bidang kesehatan
8. Ketidakadilan hukum yang berlaku dalam bidang kesehatan
9. Statistic demografi dan sosial ekonomi
10. Sistem informasi kesehatan dan ketersediaannya data yang menunjang
Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI. (2013). Gambaran Kesehatan Lanjut Usia di
Indonesia. Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan ISSN 2088 270 X.
Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI. (2013). Infodatin Hipertensi. Kementrian
Kesehatan RI.
World Health Organization. (2013). A global health brief on Hypertension World
Health Day 2012. World Health Organization, 1-40.
https://doi.org/10.1136/bmj.1.4815.882-a
World Health Organization. (2012). Global Health Indicatos Part III. World Statistic
2012, Halaman 45-176.