Anda di halaman 1dari 16

HUKUM DAN

GENDER

Oleh Kelompok 1 :
Monika Natalia
220110140001
Siti Hartinah
220110140018
Afifa Rachmani
220110140035
Intan Febryani R.
220110140052
Lis Heni Pujianti
220110140067
RenisaDosen
Apriani
Koordinator :
220110140083
Mira Trisyani, S.Kp., MSN
Annisa Riyanti
FAKULTAS KEPERAWATAN
220110140099
UNIVERSITAS
Suhayani
Putri PADJADJARAN
220110140115
2015

Latar Belakang

Isu-isu
perempuan
permasalahan
besar di
masyarakat
Kesadaran akan
ketidakadian
di kalangan
masyarakat

1
3
2

Berbagai upaya
telah ditempuh
demi
terwujudnya
keadilan

Strategi yang dilakukan :


1

Melibatkan
perempuan
dalam
pembangunan.
Strategi ini menjadi
dominan di tahun
70-an.
Dengan
mengatasnamakan HAM,
para aktivis perempuan
berusaha
mempengaruhi
pemerintah dalam
masalah kebijakan
sampai teknis
operasional

Pemerintah
Indonesia
mengesahkan
undang-undang
nomor
23
tahun
2004

Penyebab Utama Ketidakadilan


Rendahnya kualitas sumber daya kaum perempuan
yang mengakibatkan mereka tidak mampu bersaing
dengan kaum lelaki dalam pembangunan, sehingga
posisi penting dalam pemerintahan maupun dunia
usaha didominasi oleh kaum lelaki.
Lalu bagaimanakah kita menyikapi kondisi seperti
ini?

Apa itu GENDER?


Pertama kali diperkenalkan oleh Robert Stoller (1968)
untuk memisahkan pencirian manusia yang didasarkan
pada pendefinisian yang bersifat sosial budaya dengan
ciri-ciri fisik biologis.
Gender berarti perbedaan yang bukan biologis dan
bukan Kodrat Tuhan. (Ann Oakley, 1972)

Gender merupakan Behavioral Difference (perbedaan


perilaku) antara laki-laki dan perempuan yang
dikonstruksi secara sosial.

Secara etimologis kata gender berasal dari bahasa


Inggris yang berarti jenis kelamin (Echols dan Shadily,
1983: 265).
H.T. Wilson mengartikan gender sebagai suatu dasar
untuk menentukan perbedaan sumbangan laki-laki dan
perempuan pada kebudayaan dan kehidupan kolektif
yang sebagai akibatnya mereka menjadi laki-laki dan
perempuan.
Dari beberapa definisi di atas dapat
dipahami bahwa gender adalah suatu sifat
yang dijadikan dasar untuk mengidentifikasi
perbedaan antara laki-laki dan perempuan
dilihat dari segi kondisi sosial dan budaya.
Merupakan suatu bentuk rekayasa
masyarakat (social constructions), dan
bukan sesuatu yang bersifat kodrati.

Gender berbeda
dengan sex, meskipun
secara etimologis
artinya sama, yaitu
jenis kelamin (Echols
dan Shadily, 1983: 517)

Sex digunakan untuk


mengidentifikasi
perbedaan laki-laki dan
perempuan dari segi
anatomi biologis.

Perbedaan Sex dan


Gender
Gender lebih banyak
berkonsentrasi kepada
aspek sosial, budaya,
dan aspek-aspek
nonbiologis lainnya.

Sex (Jenis
Kelamin)
Perbedaan biologis antara
laki-laki dan perempuan.
Perempuan: mempunyai
vagina, sel telur, rahim, dan
alat untuk menyusui.
Laki-laki : memiliki penis,
testis, dan memproduksi
sperma.
Perbedaan ini bersifat
permanen atau sering sering
dikatakan sebagai KODRAT.

Gender
Perbedaan laki-laki dan
perempuan berdasarkan:
Peran, kedudukan, tanggung
jawab, hak dan kewajibannya
dalam suatu masyarakat.
Perbedaan ini terjadi akibat
konstruksi sosial maupun
budaya, bersifat tidak
permanen sejalan dengan
perkembangan masyarakat
tersebut.

ISU-ISU PEREMPUAN

MASALAH
KEMISKINAN

TKW LUAR
NEGERI

TRAFFICKING
PEREMPUAN&ANA
K

KDRT

HIV/AIDS

PORNOGRAFI

KESETARAAN GENDER
Kesetaraan gender adalah suatu kondisi dimana semua
manusia (baik laki-laki maupun perempuan) bebas
mengembangkan kemampuan personal mereka dan
membuat pilihan-pilihan tanpa dibatasi oleh stereotype,
peran gender yang kaku. Hal ini bukan berarti bahwa
perempuan dan laki-laki harus selalu sama, tetapi hak,
tanggung jawab dan kesempatannya tidak dipengaruhi
oleh apakah mereka dilahirkan sebagai laki-laki atau
perempuan) (Unesco, 2002).

KEADILAN GENDER
Suatu perlakuan adil terhadap perempuan dan lakilaki. Perbedaan biologis tidak bisa dijadikan dasar
untuk terjadinya diskriminasi mengenai hak sosial,
budaya, hukum dan politik terhadap satu jenis
kelamin tertentu.
Dengan keadilan gender berarti tidak ada pembakuan
peran, beban ganda, subordinasi, marginalisasi dan
kekerasan terhadap perempuan maupun laki-laki.

BENTUK-BENTUK KETIDAKADILAN

Faktor Penyebab Ketidakadilan Gend


Menurut Mohammad
Yasir Alimi, terjadinya
ketidakadilan gender
disebabkan oleh dua
faktor:
A.Faktor budaya
B.Faktor hukum, baik isi
hukum (content of law),
budaya hukum (culture
of law) maupun proses
pembuatan dan
penegakan hukum
(structure of law).

Menurut Iskandar Ritongga:


a. Adanya penafsiran
terhadap teks-teks
keagamaan (Islam) yang
bias gender
b. Adanya konstruksi sosial
(adat dan budaya) yang
menempatkan perempuan
pada posisi yang tidak
sederajat dengan laki-laki
c. Adanya pelebelan yang
merugikan kaum wanita
d. Adanya aturan hokum
yang diskriminatif gender

Aspek Hukum Kesetaraan Gender


1

UUD 1945

Inpres No. 9/2000 tentang Pengarusutamaan Gender


dalam Pembangunan Nasional

Rancangan Undang-Undang Kesetaraan dan Keadilan


Gender (RUU KKG)

UU No. 7 Tahun 1984 tentang Penghapusan Segala


Diskriminasi Terhadap Perempuan

Intruksi Presiden No. 5/1995 tentang Peningkatan


Peranan Wanita dalam Pembangunan Daerah

GBHN tahun 98 (Lembaga Menteri PerananWanita


(Meneg Pemberdayaan Perempuan)

KESIMPULAN
Untuk mewujudkan cita-cita negara
dalam rangka pembangunan nasional,
negara harus mampu mewujudkan
kesetaraan gender yang berguna untuk
memberikan kesempatan setiap orang
untuk mengapresiasi terhadap hal-hal
yang ada di sekitarnya.
Perbedaan kodrat antara laki-laki dan
perempuan berkaitan dengan fungsi
biologis dan perbedaan itu ada untuk
mereka saling melengkapi agar
menjadi utuh. Keduanya memiliki hak
yang sama sebagai manusia.

Thank You

Anda mungkin juga menyukai