Anda di halaman 1dari 5

KASUS 1

REPRODUKSI I

Seorang perempuan berusia 36 tahun, pendidikan terakhir SMP, pekerjaan: ibu rumah
tangga, suku sunda, HPHT: 7 Juli 2016, TP: 14 April 2017 paritas G3P1A1, usia kehamilan
saat ini 36 minggu. Pasien datang ke puskesmas pada tanggal 14 Maret 2016 untuk
melakukan kontrol rutin, Pasien mengatakan imunisasi TT ke-2 belum dilakukan, beberapa
hari ini klien mengatakan BAK menjadi sering, dan sulit bernafas. Pasien mengatakan selalu
membawa gunting dan bawang putih dibungkus kain hitam dan disematkan di pakaian bagian
dalamnya untuk menghindari roh jahat. Hasil pemeriksaan fisik: keadaan umum baik,
kesadaran: compos mentis, BB: 65 Kg (sebelum hamil BB 55 Kg) TB: 150 cm, TD: 130/80
mmHg, nadi: 80 x/menit, RR: 22 x/menit, Suhu 36.5 ºcelcius, muka tampak cloasma
gravidarum, kolostrum (+), abdomen tidak simetris, tampak linea nigra dan striae
gravidarum, hasil pemeriksaan Leopold: TFU 3 jari di bawah PX, teraba agak bundar, lunak
dan kurang melenting, teraba bagian datar memanjang di sebelah kiri ibu, presentasi teraba
keras dan melenting, sudah masuk PAP, DJJ:140 x/menit, tidak ada varises vagina., reflek
patella (+/+). Hasil USG: bayi tunggal, hidup,cairan amnion cukup.

Jawaban Learning Objektif:


1. Jelaskan istilah-istilah yang ada di kasus!
Sumber : (Kalish & Chervenak, 2009) Sonographic Determintion of Gestational Age)
[HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir)] secara luas telah digunakan sebagai
patokan utama dalam memperkirakan usia kehamilan, dengan perkiraan tanggal
persalinan 280 hari ke depan.
[TP (Taksiran Persalinan)] / Taksiran tanggal persalinan dapat juga dihitung
dengan rumus Naegele dengan menambahkan tujuh hari ke hari pertama haid terakhir dan
menghitung mundur tiga bulan. Rumus Naegele dilakukan dengan asumsi bahwa siklus
haid rata-rata adalah 28 hari dengan ovulasi terjadi pada hari ke-14 dan lama kehamilan
rata-rata 280 hari dari hari pertama haid terakhir.
Penentuan usia kehamilan menggunakan siklus menstruasi sering tidak akurat.
Salah satu hambatan dalam menggunakan periode menstruasi terakhir adalah panjang fase
follikular yang bervariasi dan fakta bahwa banyak wanita tidak mengalami siklus
menstruasi regular. Chiazze et al. melakukan penelitian dengan mengumpulkan lebih dari
30.000 siklus menstruasi yang tercatat dari 2.316 wanita dan menemukan hanya 77%
wanita yang memiliki panjang siklus rata-rata antara 25 sampai 31 hari.
Hambatan lain dalam menggunakan riwayat menstruasi adalah banyak wanita
yang tidak secara rutin mencatat atau mengingat tanggal HPHT-nya. Campbell et al.
menemukan bahwa pada lebih dari 4.000 ibu hamil, 45% tidak yakin mengenai tanggal
HPHT-nya sebagai akibat dari ingatan yang buruk, siklus yang irregular, perdarahan di
awal kehamilan atau penggunaan kontrasepsi dalam 2 bulan sejak konsepsi.
[Paritas] adalah banyaknya kelahiran hidup yang dipunyai oleh seorang
wanita (BKKBN, 2006). Menurut Prawirohardjo (2009), paritas dapat dibedakan
menjadi primipara, multipara dan grandemultipara.
Paritas adalah jumlah kehamilan yang menghasilkan janin yang mampu
hidup diluar rahim (28 minggu) (JHPIEGO, 2008).
Sedangkan menurut Manuaba (2008), paritas adalah wanita yang pernah
melahirkan bayi aterm
Klasifikasi
1. Primipara
Primipara adalah wanita yang telah melahirkan seorang anak, yang cukup besar untuk
hidup di dunia luar (Varney, 2006).
2. Multipara
Multipara adalah wanita yang telah melahirkan seorang anak lebih dari satu kali
(Prawirohardjo, 2009).
Multipara adalah wanita yang pernah melahirkan bayi viabel (hidup) beberapa kali
(Manuaba, 2008).
Multigravida adalah wanita yang sudah hamil, dua kali atau lebih (Varney, 2006).
3. Grandemultipara
Grandemultipara adalah wanita yang telah melahirkan 5 orang anak atau lebih dan
biasanya mengalami penyulit dalam kehamilan dan persalinan (Manuaba, 2008).
Grandemultipara adalah wanita yang pernah melahirkan bayi 6 kali atau lebih hidup
atau mati (Rustam, 2005).
Grandemultipara adalah wanita yang telah melahirkan 5 orang anak atau lebih
(Varney, 2006)

Pada kasus, terdapat G3P1A1 yang merupakan interpretasi data, dimana G3


(gravida) berarti kehamilan yang ketiga, P1 (partus) berarti sudah pernah mengalami
partus satu kali, A1 (abortus) berarti sudah mengalami abortus satu kali.
[imunisasi TT] Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas
Kesehatan Dasar dan Rujukan, KEMENKES RI, 2013)
Ibu hamil diberi vaksin TT (Tetanus Toksid) sesuai status imunisasinya. Pemberian
imunisasi pada wanita usia subur/ibu hamil harus didahului dengan skrinning untuk
mengetahui jumlah dosis (dan status) imunisasi tetanus toksid yang telah diperoleh
selama hidupnya. Pemberian imunisasi TT tidak mempunyai interval (selang waktu)
maksimal, hanya terdapat interval minimal antar dosis.
Jika ibu belum pernah imunisasi atau status imunisasinya tidak dikeahui, berikan
dosis (0,5 ml dengan IM) di lengan atas) sesuai tabel berikut :
PEMBERIAN SELANG WAKTU MINIMAL
TT1 Saat kunjungan pertama (sedini mungkin pada kehamilan)
TT2 4 minggu setelah TT 1 (pada kehamilan)
TT3 6 bulan setelah TT 2 (pada kehamilan, jika selang waktu
minimal terpenuhi)
TT4 1 tahun setelah TT3
TT5 1 tahun setelah TT4

Dosis booster mungkin diperlukan pada bumil yang sudah pernah diimunisasi.
Pemberian dosis booster 0,5 ml IM disesuaikan dengan jumlah vaksinasi yang pernah
diterima sebelumnya seperti pada tabel berikut :
PERNAH PEMBERIAN, SELANG WAKTU MINIMAL
1 kali TT 2, 4 minggu setelah TT 1 (pada kehamilan)
2 kali TT 3, 6 bulan setelah TT2 (pada kehamilan, jika selang
waktu minimal terpenuhi)
3 kali TT 4, 1 tahun setelah TT3
4 kali TT 5, 1 tahun setelah TT4
5 kali Tidak perlu lagi

Vaksin TT merupakan vaksin yang aman dan tidak mempunyai kontraindikasi dalam
pemberiannya. Meskipun demikian, jangan diberikan pada ibu dengan riwayat reaksi
berat terhadap imunisasi TT pada masa lalunya (contoh : kejang,koma,demam >40
deraja Celcius, nyeri/bengkak ekstensif di lokasi bekas suntikan). Ibu dengan panas
tinggi dan sakit berat dapat diimunisasi segera setelah sembuh.
[pemeriksaan Leopold: TFU 3 jari di bawah PX] Sumber : Asuhan Ibu Dalam
Masa Kehamilan, Buku Ajar Kebidanan (Antenatal Care), 2017
Pemeriksaan Leopold merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk menentukan
TFU (Tinggi Fundus Uteri), letak janin, DJJ (Denyut Jantung Janin, dan kondisi janin.
Leopold ini dapat dilakukan pada usia kehamilan diatas 22 minggu sehingga dapat
menentukan bagian janin, misalnya kepala,bokong, punggung, dan bagian terkeil
janin. PX (PROCESSUS XIPHOIDEUS), : titik acuan tetap pengukuran tinggi
fundus
a. Leopold I : Untuk mengindetifikasi bagian janin yang terdapat di bagian fundus
uteri dan menentukan tinggi fundus uteri. Umumnya, yang terdapat pada bagian
fundus uteri yaitu bagian kepala dan bokong. Pengukuran tinggi fundus uteri
dilakukan dari tepi atas tulang simfisis pubis sd. bagian fundus uteri.
b. Leopold II : Mengidentifikasi lokasi Punggung, dalam menentukan lokasi DJJ dan
bagian terkecil janin
c. Leopold III : Mengidentifikasi bagian terendah janin yang terletak di pintu atas
panggul (PAP) dan apakah bagian terendah janin telah masuk pintu atas panggul
atau belum.
d. Leopold IV : Mengidentifikasi apakah kepala janin telah masuk (divergen) pintu
atas panggul (PAP) atau belum (konvergen).
[sudah masuk PAP]
Jika telah masuk PAP, maka dapat diukur seberapa jauh bagian terendah janin
masuk PAP dengan cara menggunakan perlimaan jari. Jika bagian kepala telah
masuk PAP dan teraba oleh 3 jari, maka 2/5 bagian kepala telah masuk ke dalam
PAP.
[DJJ:140 x/menit] Denyut Jantung Janin normal 120-160 dpm
[cloasma gravidarum]
[linea nigra]
[striae gravidarum]
2. Bagaimana adaptasi ibu terhadap kehamilan?
Sistem Reproduksi dan Payudara
a. Uterus : Berat naik 20-50 gram
b. Sistem Kardiovaskuler
Peningkatan pada sistem kardiovaskular tidak terlepas dari pengaruh peningkatan
kadar estrogen, progesteron, dan prostaglandin. Akibat perubahan yang terjadi,
sistem ini akan beradaptasi selama kehamilan.
c. Sistem Respirasi
d. Sistem Perkemihan
e. Sistem Integumen
f. Sistem Muskuloskeletal
g. Sistem Neurologi
h. SistemPencernaan
i. Sistem Endokrin
3. Bagaimana kebutuhan nutrisi selama kehamilan?
a. Kebutuhan nutrisi ibu hamil
b. Peningkatan berat badan selama kehamilan
c. Pola peningkatan berat badan selama kehamilan
4. Imunisasi apa saja yang diperlukan selama kehamilan?
5. Faktor yang mempengaruhi perawatan ibu hamil?
(Nilai dan keyakinan (budaya) selama kehamilan)
6. Apa saja masalah kesehatan yang mungkin muncul berdasarkan trimester beserta
penatalaksanaannya?
7. Pendidikan kesehatan apa saja yang dibutuhkan oleh ibu hamil?
8. Pengkajian: anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan
penunjang.
9. Diagnosa Keperawatan

Anda mungkin juga menyukai