Anda di halaman 1dari 16

1.

TAHAP INFORMASI AWAL

Pada tahap informasi awal ini, saya melihat bahwasanya artikel jurnal penelitian ini
sudah lengkap dan baik, informasiinformasi yang paling mendasar dari sebuah artikel
penelitian ilmiah sudah disajikan, seperti :

a. NAMA PENULIS
Sudah ditulis semua penulisnya secara keseluruhan, yang berkontribusi dalam artikel
( kontribusi dalam studi atau urutan abjad ), dan sudah ada dilampirkan keterangan
siapa yang akan menjadi alamat kontak jika terjadi komunikasi ilmiah.
Nama penulis-penulisnya, yaitu Aminullah, Puji Lestari, dan Sigit Tripambudi
Alamat kontak :
PT. Multi Prima Entakai, Jalan Semuntai Kabupaten Sangau Kapuas Provinsi
Kalimantan Barat, Nomor Telpon (0274) 485268, 085251999111,
Email: mramincoolz@gmail.com, 2 Program Studi Ilmu Komunikasi, FISIP,
Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta, Jl. Babarsari No. 2
Tambakbayan Sleman Yogyakarta, No Telp (0274) 485268, alamat email :
puji.lestari@upnyk.ac.id

b. JUDUL ARTIKEL JURNAL


Judul artikel jurnal penelitian ini sudah singkat, padat, dan dapat secara jelas
menggambarkan isi dari naskah tersebut, yaitu :
Model komunikasi antar budaya etnik madura dan etnik melayu

c. NAMA JURNAL
yaitu Jurnal Komunikasi Aspikom

d. NOMOR DAN VOLUME ARTIKEL JURNAL


yaitu nomor 4, volume 2

e. BULAN, TAHUN DAN NOMOR HALAMAN


yaitu bulan Januari, tahun 2015, dan nomor halaman 272-281, hanya saja tanggal
artikel jurnal tidak ditampilkan.

1
f. GAYA PENULISAN

Diartikel jurnal ini sistematika penulisannya sudah tersusun dengan baik dan
jelas mulai dari judul penelitian, nama penulis yang melakukan penelitian, abstrak
penelitian, pendahuluan, gambaran masalah yang akan diteliti, metode penelitian yang
dipakai, hasil penelitian yang didapat serta pembahasannya, dan juga kesimpulan
akhir dari penelitian, terdapat juga kata kunci didalam penelitian, tipe penulisan dan
penggunaan tanda-tanda baca sudah tepat serta bahasa yang digunakan didalam
penulisan penelitian juga sudah ilmiah dan teknis.

2. TAHAP REVIEW

a. PENDAHULUAN

Pada bagian ini latar belakang penulisan penelitian artikel jurnal sudah ada
dan sudah menyajikan tentang pentingnya ataupun signifikansinya masalah yang
dikaji, latar belakang sudah menyajikan tujuan yang akan menjadi kajian dari
penelitian, akan tetapi tidak didapat menyajikan kaitan penelitian dengan teori-teori
ataupun studi sejenis yang pernah ada dan tidak menjelaskan bagaimana status atau
posisi studi yang dilakukan.

Point latar belakang hanya bercerita dan menjelaskan secara umum tentang
tujuan penelitian yang menjadi isu permasalahan, seharusnya dilatar belakang tersebut
sudah disajikan mengenai data-data kongkrit dan faktual yang berdasarkan kepada
realitas, dan juga seharusnya sudah memaparkan sekilas solusi penyelesaian yang
mesti dipilih ataupun dilakukan untuk kemudian diterapkan yang berangkat dari
realita tersebut.

Contoh jika terkait isu penelitian artikel jurnal tersebut, peneliti bisa menyajikan data-
data seperti :

i. Seberapa sering terjadi konflik-konflik budaya antar etnik dalam kurun waktu
terdahulu sampai sekarang ?
ii. Seberapa banyak korban, baik yang meninggal dan terluka dari kedua etnik
yang bertikai ?
iii. Seberapa banyak kerugian materi dari kedua belah pihak ?

2
iv. Bagaimana peran serta tokoh masyarakat, pemerintah daerah setempat dalam
mengatasi konflik-konflik yang terjadi ?
v. Berhasil atau gagalkah proses perdamaian kedua belah etnik yang bertikai ?
vi. Kalau berhasil berapa lama perjanjian itu bisa bertahan dan kalau gagal apa
yang sering menjadi sebab kegagalan dan rusaknya rekonsiliasi kedua belah
etnik yang bertikai ?

Data-data tersebut penting untuk juga disajikan didalam penulisan, khususnya


pada bagian latar belakang, sebab dengan adanya data-data tersebut yang merupakan
sebuah realitas yang terjadi dan sudah teruji kebenarannya, tentu akan sangat
membantu proses penelitian, peneliti akan dengan mudah mendeskripsikan tentang
apa-apa yang menjadi titik point utama dari permasalahan.Yang pada akhirnya akan
membangun sebuah konstruksi dari penelitian tersebut.
Instrument dari Konstruksi sendiri antara lain :

i. Kritis terhadap permasalahan yang menjadi isu penelitian


ii. Adanya data yang faktual
iii. Adanya teori / paradigma sebagai penguat dan pembanding penelitian yang
dilakukan
iv. Adanya suatu usaha untuk mengenali ( karakter utama / khas lokasi penelitan /
subjek penelitian secara lebih mendalam )
v. Adanya kebenaran atas penelitian dimana pengetahuan itu dibangun, yang
diharapkan pada akhirnya hasil penelitian tersebut bisa diadopsi oleh mereka
yang membutuhkan (masyarakat, tokoh-tokoh masyarakat, etnik-etnik yang
ada, budaya, pemerintah setempat ) untuk diterapkan dan bisa menghasilkan
sebuah perubahan-perubahan yang diinginkan.

b. JUDUL
Pada bagian ini judul penelitian yang diambil sudah bagus, akan tetapi perlu
disempurnakan. Judul ini dilihat dan dicermati masih belum sesuai dan cakupan
penelitian ini masih terlalu sempit, yang melalui artikel jurnal tersebut dijelaskan
sering terjadi konflik budaya antar kedua etnik.
Sebagai catatan penelitian ini dilakukan di provinsi kalimantan barat, konflik-
konflik budaya antar etnik yang terjadi di provinsi kalimantan barat itu banyak, tidak
hanya sebatas konflik antar etnik madura dengan etnik melayu, akan tetapi juga ada
3
konflik-konflik budaya antar etnik-etnik lainnya seperti etnik madura dengan etnik
dayak, etnik melayu dengan etnik tionghoa, etnik dayak dengan etnik tionghoa, yang
tentu sangat kompleks sekali penyebabnya.
Meskipun jika penelitian ini diharapkan dikemudian hari bisa dijadikan
sebagai penelitian terapan untuk konflik-konflik budaya etnik-etnik lainnya di
provinsi kalimantan barat, bagi saya tetap tidak relevan, sebab bagaimana mungkin
budaya etnik madura ataupun etnik melayu bisa disamakan dengan budaya dan kultur
etnik dayak dan etnik tionghoa maupun etnik-etnik lainnya yang sangat berlainan
sekali satu sama lain.
Idealnya penelitian ini bisa saja diubah dengan berfokus kepada cakupan yang
lebih luas lagi sehingga judul penelitian artikel jurnal tersebut bisa berupa menjadi
model komunikasi antar budaya etnik dayak, melayu, madura dan tionghoa di
provinsi kalimantan barat, sebab keempat etnik ini adalah etnik-etnik yang dominan
dan mayoritas di provinsi kalimantan barat, dan sering sekali terjadi gesekan-gesekan
budaya diantara etnik-etnik tersebut.
Sehingga diharapkan penelitian ini bisa tepat sasaran dan akan menghasilkan
suatu solusi yang tepat dan berjangka panjang. Serta yang menjadi catatan di judul
artikel jurnal penelitian ini tidak dicantumkan juga mengenai masalah lokasi
penelitian, sehingga orang-orang yang membaca artikel jurnal penelitian ini harus
membaca ke bagian abstark dan bagian perumusan masalahnya, seharusnya dibawah
penulisan judul artikel jurnal penelitian juga ditulis mengenai lokasi yang menjadi
studi penelitian, sehingga orang-orang yang membaca artikel jurnal penelitian
menjadi jelas dan langsung tahu dimana penelitian ini dilakukan.

c. ABSTRAK
Pada bagian ini, mengenai isi abstraknya sudah tergambarkan secara spesifik,
akan tetapi tidak representatif dengan isi yang terkandung didalam artikel jurnal
penelitian, sebab yang saya lihat isi di abstrak tersebut lebih condong kepada
mengarah kepada satu arah saja, melihat dari perspektif satu etnik saja dalam hal ini
perspektif etnik melayu terhadap etnik madura, seharusnya bisa dipaparkan melalui
masing-masing perspektif atau dua arah biar data yang disajikan berimbang.
Di abstrak hanya dipaparkan mengenai hal-hal negatif dari etnik madura yang
menjadi faktor gangguan penghambat terciptanya proses komunikasi budaya yang
baik antara kedua etnik, sedangkan di artikel jurnal penelitian, peneliti juga
4
memaparkan mengenai hal-hal negatif dari etnik melayu yang juga menjadi faktor
gangguan penghambat terciptanya proses komunikasi budaya yang baik antara kedua
etnik, bisa dilihat di bagian tentang persepsi etnik melayu terhadap etnik madura
dan pada kerangka berpikir, gambar 1. Model komunikasi antar budaya melayu dan
madura.
Format penulisan abstrak sudah ringkas, jelas, tepat, informasi yang
terkandung sudah berdasarkan fakta yang ada dilapangan, adanya argumentasi secara
logis mengenai hasil dari observasi untuk penelitian dalam memecahkan masalah
penelitian dan ruang lingkupnya, adanya metode pemecahan masalah yang digunakan,
adanya tujuan penelitian, hasil yang dicapai didalam penelitian serta kesimpulan yang
diperoleh.
Dan yang terakhir adanya kata kunci yang menjadi kata pokok, untuk
menggambarkan daerah masalah yang diteliti, istilah-istilah yang dipakai yang
merupakan dasar pemikiran dan gagasan dari penelitian. Hanya saja abstrak penelitian
artikel jurnal tersebut masih belum berdiri sendiri atau objektif.

d. TUJUAN PENELITIAN
Dibagian ini jenis penelitiannya sudah bagus dan tepat, sebab sudah menjawab
apa yang menjadi permasalahan yang ada didalam penelitian ini. Penelitian ini setelah
dicermati adalah jenis penelitian yang bersifat eksperimental dengan desain faktorial.
Jika dilihat dari bagian judul dan bagian perumusan masalah penelitian ini membahas
bagaimana model komunikasi antar budaya etnik madura dan melayu, yang melalui
artikel jurnal ini dijelaskan sering terjadi konflik budaya antar kedua etnik.
Akan tetapi menurut saya tujuan penelitian ini masih perlu diperluas lagi,
banyak faktor-faktor lain selain model komunikasi yang bisa dijadikan sebagai
indikator konflik budaya antar etnik di provinsi kalimantan barat. Penelitian ini
dilakukan di provinsi kalimantan barat, konflik-konflik budaya antar etnik yang
terjadi di provinsi kalimantan barat itu banyak, tidak hanya sebatas konflik antar etnik
madura dengan etnik melayu, akan tetapi juga ada konflik-konflik budaya antar etnik-
etnik lainnya seperti etnik madura dengan etnik dayak, etnik melayu dengan etnik
tionghoa, etnik dayak dengan etnik tionghoa, yang tentu sangat kompleks sekali
penyebabnya.
Jika tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor apa saja
yang menjadi sumber konflik, dan mencoba mencari faktor-faktor gangguan yang
5
menghambat dalam proses komunikasi antar budaya antara kedua etnik, yang dari
hasil penelitian tersebut kemudian akan diterapkan sebagai solusi penawar
permasalahan yang ada diantara kedua etnik dan etnik-etnik lainnya di provinsi
kalimantan barat, maka saya merasa belum tepat sasaran, sebab bagaimana mungkin
budaya etnik madura ataupun etnik melayu bisa disamakan dengan budaya etnik
dayak dan etnik tionghoa maupun etnik-etnik lainnya yang sangat berlainan sekali
satu sama lain.

Tujuan penelitian memang sudah dipaparkan secara jelas dan singkat yaitu
mengenai cara untuk menemukan model komunikasi antar budaya dan mencari
hambatan-hambatan komunikasi antar budaya antara etnik madura dan etnik melayu
di roban, Singkawang Kalimantan Barat. Ide maupun isu yang dijadikan penelitian,
dinilai juga masih relevan dan penting menurut saya, sebab isu-isu mengenai konflik-
konflik antar budaya, konflik-konflik antar etnik sampai saat ini masih saja terjadi di
provinsi kalimantan barat.

Tercatat dari data-data kepustakaan yang ada, ( kalimantan review, No.45 )


telah terjadi beberapa kali konflik-konflik antar budaya, dan antar etnik di provinsi
kalimantan barat antara lain :

i. Tahun 1770-1790 konflik antara etnik tionghoa dan etnik melayu


ii. Tahun 1952 konflik antara etnik melayu dengan etnik dayak
iii. Tahun 1967 konflik antara etnik dayak dan etnik tionghoa yang
mengakibatkan pengusiran besar-besaran etnik tionghoa keluar dari wilayah
pedalaman.
iv. Tahun 1950 sampai 1999 12 kali konflik antara etnik dayak dan etnik madura,
tahun 1997 adalah konflik terbesar kedua etnik, sehingga meluas hampir ke
seluruh kabupaten di kalimantan barat, dan mengakibatkan pengusiran secara
besar-besaran etnik madura keluar dari wilayah pedalaman.
v. Tahun 1999 terjadi konflik etnik dayak dengan etnik madura, kemudian
disusul konflik etnik melayu dengan etnik madura secara bersamaan yang
merupakan konflik terbesar dan mengakibatkan pengusiran secara besar-
besaran etnik madura bukan hanya dari pedalaman tetapi sudah meluas
sampai ke beberapa kabupaten di provinsi kalimantan barat.

6
vi. Tahun 2000, 2001, 2002 terjadi konflik secara sporadis antara etnik melayu
dengan etnik madura, etnik dayak dengan etnik madura

Rangkaian konflik-konflik yang terus menerus terjadi berulangkali ini telah


memperkuat stereotipe etnik dalam kepercayaan budaya masing-masing komunitas
etnik, sedangkan dilain sisi praktek-praktek sosial dan politik menyuburkan sikap
kesukuan yang radikal dan ekslusif. Dampak konflik juga telah memunculkan
fenomena kekerasan yang akan terus menerus diwariskan kepada generasi berikutnya.
Perubahan situasi politik dan ekonomi juga memberikan kontribusi baru terhadap
munculnya konflik atas nama identitas etnik diprovinsi kalimantan barat.
Dari pengalaman sejarah, konflik kekerasan antar komunitas etnik di Kalbar
ini dapat dengan mudah meluas. Kejadian di satu wilayah ( mulai dari desa sampai
kabupaten ) dapat dengan mudah meluas di wilayah-wilayah lainnya. Akar konflik
yang belum selesai, rekonsiliasi yang masih macet, sterotipe yang menguat, spiral
kekerasan, legitimasi budaya melalui kekerasan, pola pemukiman yang terkotak-
kotak, terbatasnya sarana informasi dan komunikasi budaya, merupakan diantara
faktor utama yang akan dapat memicu konflik kekerasan dimasa depan.
Sehingga dimasa mendatang, benturan-benturan kecil pun akan sangat mudah
meluas menjadi konflik kekerasan dengan simbol etnis.
Faktor-faktor diatas jelas menggambarkan kerentanan provinsi Kalimantan Barat
dalam hubungan antar komunitas etniknya. Dan sampai saat belum ada satu pihak pun
yang secara sistematis melakukan terobosan baru dalam upaya mencegah terjadinya
kekerasan dan mengelola konflik di provinsi kalimantan barat.
Jika faktor-faktor tersebut diatas tidak segera di tindaklanjuti maka konflik
kekerasan antar komunitas etnik di Kalbar akan sangat mudah berulang kembali.
Akibatnya konflik kekerasan ini tentu akan membawa dampak destuktif yang lebih
luas di Kalimantan Barat karena faktor-faktor penyebabnya lebih bersifat akumulatif
dari persoalan masa lalu yang tak terselesaikan.
Untuk itu saya rasa penelitian terkait isu-isu yang dipaparkan diatas tadi perlu
juga dilakukan penelitian diluar isu mengenai model komunikasi antar budaya antara
etnik yang bertikai seperti di artikel jurnal penelitian tersebut. Supaya ada usaha yang
sistematis dalam mengidentifikasi masalah dan gejala munculnya konflik, bisa
menganalisis dan menyimpulkan mengenai peluang akan terjadinya suatu konflik.

7
Yang bisa dilihat dari kecenderungan utama interaksi sosial, budaya antar etnik
masyarakat di provinsi kalimantan barat.
Upaya ini perlu dilakukan untuk sedapat mungkin bisa memberikan peringatan
dini akan peluang terjadinya suatu konflik kekerasan antar komunitas etnik yang ada.
Sehingga lebih jauh dapat mencegah dan setidaknya mengurangi dampak yang terjadi
dari adanya konflik-konflik kekerasan tersebut.

e. RUMUSAN MASALAH
Pada bagian rumusan masalah yang diangkat memiliki kalimat dalam bentuk
pertanyaan, seharusnya rumusan masalah yang disajikan memiliki kalimat dalam
bentuk pernyataan.

f. METODE PENELITIAN :
a) Jenis Penelitian
Dibagian ini metode penelitian yang dipakai sudah benar yaitu penelitian
kualitatif, yang disajikan dalam bentuk analisis deskriptif, sebab desain penelitian
sudah sesuai dengan tujuan penelitian, yang sangat membutuhkan masukan serta
saran yang didapat dari observasi dan wawancara.
Penelitian artikel jurnal ini juga membutuhkan data lapangan yang aktual dan
konseptual, agar kemudian bisa menjelaskan dan menggambarkan suatu fenomena,
sehingga penelitian dilakukan lebih sistematis. Dipenelitian ini, peneliti meninjau
langsung objek penelitian, mencari data dan memecahkan masalah yang sedang
dihadapi berdasarkan faktor yang tampak untuk kemudian dianalisis sehingga dapat
menghasilkan rekomendasi yang dapat menjawab dan mengatasi permasalahan yang
ada.

b) Lokasi dan Fokus Penelitian

Dibagian ini menurut saya pemilihan lokasi sudah tepat, sebab isu-isu
mengenai konflik antar budaya, konflik antar etnik sampai saat ini masih saja terjadi
di provinsi kalimantan barat. Rangkaian konflik yang terus menerus terjadi
berulangkali ini telah memperkuat stereotipe etnik dalam kepercayaan budaya
masing-masing komunitas etnik.

8
Fokus penelitian juga sudah jelas mencoba meneliti mengenai model
komunikasi yang terjadi antar budaya antara etnik yang tidak berjalan baik sehingga
sering memunculkan fenomena kekerasan yang akan terus menerus diwariskan
kepada generasi berikutnya. Dan juga mencari faktor-faktor gangguan yang menjadi
penghambat dalam proses komunikasi antar budaya antara kedua etnik.

c) Subjek Penelitian
Dibagian ini subjek penelitian yang diambil sudah bagus, sebab subjek
penelitian adalah masyarakat setempat yang berdomisili di lokasi penelitian, yang
menjadi tujuan utama dari penelitian, kemudian subjek penelitian juga berasal dari
informan kedua belah etnik yang berkonflik, sehingga data yang didapatkan jadi lebih
relevan sebab berasal dari dua arah.
Selain masyarakat subjek penelitian lainnya yang tak kalah penting yang harus
dilibatkan didalam penelitian ini juga telah diikutsertakan, antara lain para tokoh-
tokoh masyarakat dari kedua belah pihak etnik, untuk menyelesaikan segala
permasalahan dengan cara musyawarah untuk mufakat, berusaha untuk mencari
kesamaan, sehingga dengan adanya kesamaan tersebut diharapkan akan tercipta rasa
persaudaraan diantara keduanya.
Hanya saja di jurnal artikel penelitian ini tidak dijelaskan subjek penelitian
yang tak kalah pentingnya untuk dilibatkan didalam proses penelitian yaitu pihak
pemerintah daerah setempat baik dari tingkatan ketua RT dan RW, lurah, camat,
sampai ketingkatan kepala daerah setempat beserta dinas-dinas terkait semacam dinas
sosial, dinas perhubungan dan komunikasi, lembaga-lembaga sosial masyarakat.
Kenapa, sebab penelitian ini mengacu kepada masalah sosial kemasyarakatan
yang tentu sudah sangat kompleks sekali untuk diselesaikan. Sehingga seharusnya
diperlukan juga penelitian mengenai bagaimana peran serta pemerintah daerah
setempat baik itu mengenai regulasi, kebijakan, peran nyata, kontribusi, didalam
menyelesaikan masalah sosial ini yang sudah terjadi begitu lama dan berulang-ulang
secara terus menerus.

d) Teknik Pengumpulan Data


i. Observasi
Pada bagian teknik pengumpulan datanya yang menggunakan teknik observasi
dilihat masih belum maksimal, sebab observasi hanya dilakukan di lingkup

9
masyarakat setempat yang berdomisili di lokasi penelitian, informan dari kedua belah
pihak etnik yang bermasalah, para tokoh-tokoh masyarakat dari kedua belah pihak
etnik, tanpa melakukan observasi kepada pihak pemerintah daerah setempat baik dari
tingkatan ketua RT dan RW, lurah, camat, sampai ketingkatan bupati daerah setempat
beserta dinas-dinas terkait semacam dinas sosial, dinas perhubungan dan komunikasi,
lembaga-lembaga sosial masyarakat, sehingga data yang disajikan bisa menjadi
kurang lengkap, kurang akurat, dan bias.

ii. Wawancara
Pada bagian wawancara juga sama seperti teknik pengumpulan data melalui
observasi masih belum maksimal, sebab wawancara hanya dilakukan di lingkup
masyarakat setempat yang berdomisili di lokasi penelitian, informan dari kedua belah
pihak etnik yang bermasalah, para tokoh-tokoh masyarakat dari kedua belah pihak
etnik, tanpa melakukan wawancara kepada pihak pemerintah daerah setempat baik
dari tingkatan ketua RT dan RW, lurah, camat, sampai ketingkatan bupati daerah
setempat beserta dinas-dinas terkait semacam dinas sosial, dinas perhubungan dan
komunikasi, lembaga-lembaga sosial masyarakat, baik itu mengenai regulasi,
kebijakan, peran nyata, kontribusi, didalam menyelesaikan masalah sosial.

Teknik pengumpulan data di artikel jurnal ini hanya mengambil dari data-data
primer seharusnya peneliti juga mengambil dari data-data yang berasal dari sumber
sekunder, semacam studi kepustakaan untuk mendapatkan data yang tidak didapatkan
dari hasil observasi dan wawancara, data-data sekunder bisa didapatkan peneliti dari
berbagai sumber, literatur, perpustakaan, dan data yang tersedia di lokasi penelitian.

Peneliti bisa melihat dari sejarah masa lalu dari rangkaian konflik-konflik
yang pernah terjadi berulangkali, apakah konflik-konflik tersebut hanya disebabkan
oleh faktor perbedaan budaya antara etnik, pola pemukiman yang ekslusif, jenis
pekerjaan, dan frekuensi interaksi dengan ingroup maupun outgroup-nya atau ada
faktor-faktor lainnya seperti, akar konflik yang belum selesai, rekonsiliasi yang masih
macet, sterotipe yang menguat, spiral kekerasan, legitimasi budaya melalui kekerasan,
terbatasnya sarana informasi dan komunikasi budaya, maupun praktek-praktek sosial
dan politik menyuburkan sikap kesukuan yang radikal dan ekslusif.

10
Bisa juga ditambah dengan data-data lain hasil penelitian dan pencatatan pada
waktu yang lalu, ataupun mengambil dari artikel jurnal lain yang terkait dengan
penelitian, transkrip wawancara dan foto-foto dokumentasi sebagai sumber informasi.

Dengan demikian diharapkan data-data sekunder ini bisa digunakan untuk


melengkapi data primer yang didapatkan dan digunakan untuk mendukung dan
memperkuat gambaran mengenai objek penelitian terkait segala macam materi dalam
bentuk tertulis dan berkaitan dengan masalah dan tujuan penelitian seperti tulisan,
gambar, foto, dan catatan lapangan.

e) Alat Pengumpulan Data


i. Catatan Hasil Observasi

Dari penulisan hasil penelitian di artikel jurnal tersebut sudah bagus, karena
dari hasil penyajian penulisan terlihat sudah melalui tahap editing, hanya
menampilkan informasi yang diperlukan saja, data-data yang didapat dilapangan
sudah diperiksa untuk kemudian diperbaiki susunan katanya, kalimatnya, untuk
dipaparkan di penelitian artikel jurnal.

Penulisan hasil penelitian juga telah melakukan pengklasifikasian, sebab


diartikel jurnal peneliti juga sudah mengelompokkan jawaban dari hasil wawancara
dan data yang didapat kedalam beberapa variabel, baru kemudian dikerucutkan
kedalam indikator yang digunakan, sehingga data bisa terkumpul dengan rapi dan
mudah diidentifikasi.

Setelah itu peneliti juga sudah mengolah data-data yang kemudian ditafsirkan
atau dianalisis agar dapat memberikan gambaran mengenai fenomena yang sedang
diteliti, mereduksi data dengan merangkum, menyederhanakan, memilih hal-hal
pokok, memfokuskan pada hal-hal penting, membuang data yang tidak diperlukan,
dan mencari tema serta polanya kemudian menyajikan data kegiatan untuk
mengorganisasikan dan menyusun data dalam pola hubungan tertentu, tujuannya
adalah agar data bisa dengan mudah dipahami, sehingga bisa merencanakan
rancangan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang sudah dipahami.

11
ii. Pedoman wawancara

Dari penulisan hasil penelitian di artikel jurnal tersebut sudah baik, sebab
dilihat dari hasil pembahasan pokok-pokok pertanyaan sudah berkisar pada objek
penelitian, akan tetapi perlu disempurnakan dengan menambah subjek penelitian yang
diwawancara dan penelitian juga mengambil dari data-data sumber sekunder
semacam studi kepustakaan seperti literatur, perpustakaan, dan data yang tersedia di
lokasi penelitian. foto-foto dokumentasi sebagai sumber informasi, gambar, catatan
lapangan sebagai penguat data penelitian.

f) Analisis Data
Penggunaan analisis data dalam penelitian ini sudah bagus karena sudah
menggunakan data primer melalui observasi dan wawancara cuma perlu
disempurnakan dengan tambahan dari data-data sekunder. Data yang disajikan juga
sederhana tidak kompleks dan berputar-putar, sebab data yang ada sudah direduksi,
diorganisasi, dan diinterpretasikan. Hanya saja untuk analisis data hasil penelitian
belum relevan dengan kesimpulan dan saran yang dibuat.

g. HASIL PEMBAHASAN DAN TEMUAN

Dibagian ini sudah menyajikan data-data yang telah diolah dan sudah
dijelaskan dalam bentuk analisis deskriptif hanya saja akan lebih baik jika hasil
penelitian dan temuan tersebut disajikan dalam bentuk matrik, agar lebih sederhana
dan mudah dipahami oleh pembaca artikel jurnal penelitian ini, yang kemudian dapat
ditambahi dengan uraian atau penjelasan ringkas, yang menggambarkan dan
menginterpretasikan tentang makna dan mendiskusikan hasil dari analisis, kemudian
akan menghubungkan dan membandingkan hasil analisis tersebut dengan hasil kajian
sebelumnya, yang akan menyajikan hasil-hasil dari kajian yang baru.

Hasil pembahasan juga sudah baik dan lengkap, sebab peneliti sudah bisa
mendapatkan informasi, mendeskripsikan dan menganalisa data-data dari kedua belah
pihak dalam hal ini etnik madura dan etnik melayu, tentang apa-apa yang menjadi
sumber permasalahan. Yaitu secara garis besar hasil penelitian dan pembahasan
adalah kurangnya komunikasi budaya antar etnik sehingga memunculkan persepsi
diantara kedua etnik rasa saling tidak percaya, curiga dalam hal hal yang terkait
dengan isu sosial, budaya, dan ekonomi.

12
Masing-masing etnik masih memiliki rasa primordialisme dan etnosentrisme
terhadap budayanya. Adanya faktor gangguan yang menjadi penghambat dalam
proses komunikasi antar budaya etnik madura dan melayu, dengan variabel- variabel
seperti pola pemukiman, jenis pekerjaan, dan masih kurangnya frekuensi interaksi
dengan ingroup maupun outgroup-nya.

Hasil penelitian dan pembahasan diartikel jurnal tersebut sudah baik, tidak
terdapat kesalahan atas fakta yang diperoleh dilapangan, akan tetapi perlu digali
kembali mengenai fakta-fakta lain yang turut mempengaruhi tentang isu yang
diangkat, dipenelitian artikel jurnal ini masih terlalu sederhana jika kita hanya
meneliti mengenai metode komunikasi antar budaya antara kedua etnik sebab isu
mengenai konflik budaya dan etnik ini bukan baru terjadi sekarang, sudah terjadi dari
dahulu, dan ironisnya selalu berulang-ulang sampai sekarang, banyak sekali faktor-
faktor lain yang turut mempengaruhi mengapa perdamaian antar budaya dan antar
etnik di roban, kabupaten singkawang khususnya dan provinsi kalimantan barat
umumnya sulit tercapai dan direalisasikan, dan terkesan konflik-konflik kekerasan
tersebut justru menjadi sesuatu yang diwariskan ke generasi selanjutnya.
Interprestasi dari hasil penelitian juga dinilai sudah lumayan baik, akan tetapi
hendaknya interprestasi data perlu di perdalam dan diperluas lagi dengan mengajukan
pertanyaan berkenaan dengan hubungan, perbedaan antara hasil analisis, penyebab,
implikasi dari hasil analisis sebelumnya. Dan adanya hubungan temuan dengan
pengalaman pribadi, pandangan yang kritis dan lebih objektif dari hasil analisis
penelitian yang dilakukan, hubungkan dan lakukan peninjauan terhadap teori yang
relevan dengan permasalahan yang diteliti.

h. KESIMPULAN

Secara ringkas kesimpulan sudah menekankan studi penelitian berdasar tujuan


penelitian, kesimpulan juga sudah relevan dengan hasil penelitian dan temuan utama,
hanya saja sebab di penelitian ini saya melihat tidak ada teori yang ditampilkan,
sehingga masih terdapat keraguan apakah hasil dari kesimpulan sudah sesuai dengan
teori yang ada. Kesimpulan penelitian artikel jurnal tersebut juga sudah jelas, singkat
dan padat serta sudah merefleksikan hasil temuan / hasil penelitian.

13
Kesimpulan penelitian sudah memberikan jawaban dari masalah penelitian.
Bukan hanya sebatas rangkuman penelitian atau rangkuman penulisan dan sudah
difahami sebagai konklusi dari masalah yang dimunculkan.

Urutan dari kesimpulan juga sudah sistematisasi dari keseluruhan aspek


penelitian yang terdiri dari masalah, kerangka teoritis, metodologi penelitian dan
penemuan penelitian dan pembahasan hasil penelitian, didalam kesimpulan juga
sudah diterangkan mengenai tafsiran peneliti dan teknik analisis data yang
dipergunakan, yang bersifat terpadu dan menyeluruh.

Berdasarkan observasi dan wawancara terhadap kedua etnis yang berbeda ini
dapat dilihat adanya faktor gangguan yang menjadi penghambat dalam proses
komunikasi antar budaya etnis di Kalimantan Barat, dengan variabel variabel seperti
pola pemukiman, jenis pekerjaan, dan frekuensi interaksi dengan ingroup maupun
outgroup-nya.

Solusi yang digunakan ialah antar etnis melakukan komunikasi antar budaya
dengan percakapan tatap muka yaitu saling berdialog dan bertukar pendapat di dalam
hubungannya. Efek atau fed backnya adalah integrasi sikap dan perilaku budaya yang
terlihat dari kesediaan untuk menyesuaikan diri dengan etnis etnis yang ada di
lingkungannya, misalnya dengan mempelajari bahasa, membiasakan diri dengan
masakan dari ingroup maupun outgroup, mengadopsi nilai-nilai budaya dari masing
masing etnis, sehingga terdapat sikap saling tenggang rasa, tidak memperbesar
perbedaan, berusaha untuk menyelesaikan setiap permasalahan dengan pertemuan
atau dialog, melakukan pertemuan dan diskusi dengan tokoh-tokoh masyarakat yang
mewakili masing masing etnis untuk menyelesaikan segala permasalahan dengan cara
musyawarah untuk mufakat, berusaha untuk mencari kesamaan, sehingga dengan
adaya kesamaan tersebut diharapkan akan tercipta rasa persaudaraan diantara
keduanya.

Implikasi hasil penelitian ini adalah bahwa komunikasi antar etnis sangat
diperlukan untuk mengurangi konflik komunikasi. Komunikator harus mengerti
karakteristik etnik komunikan dan sebaliknya. Tujuan komunikasi antar etnik untuk
meningkatkan keharmonisan antar etnik.

14
Adanya Justifikasi terhadap metode, sikap dan aktivitas ilmiah yang
digunakan sebagai sarana pemecahan masalah, yang akan memperkuat hasil
penelitian. Kesimpulan sudah memberikan jawaban dari sesuatu yang dianggap
sebagai masalah atau dapat disebut sebagai pemahaman yang didapatkan sebagai hasil
dari pemecahan masalah.

Tapi disini kesimpulan bukan berarti titik akhir dari suatu penelitian.
Kesimpulan tidak dapat dipegang secara dogmatis. Sebab sejarah ilmu menunjukkan
bahwa apa yang dianggap benar pada hari ini, benar dalam konteks tertentu dan benar
dalam tempat tertentu, bisa jadi dianggap salah untuk masa yang akan datang, konteks
dan situasi dan tempat yang berbeda akan membedakan hasil penelitian.

Sebuah catatan kecil bagi peneliti mengenai kesimpulan diartikel jurnal ini,
yaitu belum bisa memberikan rekomendasi tentang hal-hal apa saja yang belum dapat
dikerjakan, dan ditemukan oleh peneliti, untuk memberi bekal atau bahan kepada
peneliti yang akan datang. Sebab dampak hasil dari penelitian, setiap kesimpulan
dapat salah (fallible), namun ia dapat dijadikan sebagai premis untuk penyelidikan
lebih lanjut.

Dari kesimpulan ini kemudian akan dirumuskan sebuah rekomendasi ilmiah


yang akan meyarankan kepada peneliti berikutnya tentang objek yang mungkin
selesai dipecahkan melalui penelitian yang akan dilakukan di masa yang akan datang,
baik oleh dirinya maupun orang lain.

Peneliti juga sudah membuat suatu langkah terakhir yang harus dilakukan,
yaitu mencoba menelaah dampak bagi kehidupan manusia, dari ilmu yang tadinya
sebagai sebuah hasil penelitian yang berhasil dilahirkan oleh peneliti. Setidaknya dari
hasil penelitian itu dapat menghasilkan dua persoalan yang mungkin dapat
menghasilkan dampak dari ilmu pengetahuan yang didapatkan. Kedua dampak itu
adalah:

1) Dampak ilmu, transportasi, komunikasi, informasi, melalui ilmu terapan,

2) Dampak ilmu di dalam hubungan sosial, ekonomi, politik di masyarakat dan

peradaban.

15
Mengenai saran yang diberikan dalam jurnal ini sudah cukup baik dan dan
sudah membangun. Saran sudah mengacu pada kesimpulan sebab sering terjadi saran
di luar tujuan penelitian sehingga menjadi tidak jelas dan tidak operasional, saran
yang dipaparkan juga sudah memiliki kontribusi secara akademik, mempunyai
implikasi terhadap kebijakan dan bahkan saran di artikel jurnal peneltian ini sudah
mencakup kedua aspek tersebut.

Terakhir referensi kepustakaan yang diambil juga sudah disajikan dengan baik dan
jelas.

16

Anda mungkin juga menyukai