Anda di halaman 1dari 20

M O D E L E VAL

UASI
Kelas Evaluasi Penyuluhan Komunikasi
Pertanian 2015
ANGGOTA
KELOMPOK

01 Anggi Dwi Satrio (12740)


02 Vinni Aditya Fitri (12742)

03 Putri Maesa Aryani (12749)

04 M Rom Ali Fikri (12756)


05 M Fandy Praseta (12758)

06 Asep Mulyana Dian D P (12842)


LATAR BELAKANG
Evaluasi adalah proses menentukan tingkat pencapaian tujuan. Semua program harus
punya sistem evaluasi untuk mengetahui bagaimana hasil kegiatan yang dilakukan. Evaluasi
merupakan proses kontinyu yang disamping mengukur hasil akhir juga dapat menjamin
semua tahap kegiatan berjalan benar.

Evaluasi dapat dilakukan dengan berbagai macam cara dan metode, semisal tes tertulis,
wawancara atau tes secara lisan, pengamatan, dll.

Semua model atau metode evaluasi memiliki fungsi yang sama yaitu untuk menilik apakah
program yang berjalan sudah sesuai tujuan, sebagai dasar untuk pembuatan program
selanjutnya, menindaklanjuti keberlangsungan program, dan mengetahui sejauh mana dampak
program bermanfaat atau tidak.
Model – Model Evaluasi
Martinez (1982), 3 model

A. Evaluasi Prestasi B. Model CIPP


( Context, Input, Process,
Product )

C. Evaluasi Formatif
dan Sumatif
A. Evaluasi Prestasi
A. Evaluasi Prestasi

Menetapkan kriteria tertentu atau standar minimum sebagai dasar untuk analisis dan
pengambilan keputusan.

Dapat diterapkan untuk menentukan tingkat prestasi, pengaruh pada pengetahuan


peserta, atau dampak atau tingkat perubahan yang dilakukan.

Contoh: program pelatihan dapat dianggap efektif jika menyelesaikan 90% dari tujuan dan
sasaran yang ditetapkan, atau jika peserta pelatihan telah memperoleh tingkat kelas
minimal 90%.
B. Model CIPP
( Context, Input, Process, Product )
B. Model CIPP
( Context, Input, Process, Product )
1. Evaluasi konteks (context evaluation) untuk menilai kebutuhan, masalah, aset, dan peluang guna
membantu pembuat kebijakan menetapkan tujuan dan prioritas, serta membantu kelompok pengguna
lainnya untuk mengetahui tujuan, peluang, dan hasilnya.
Contoh pertanyaan:
Kebutuhan apa saja yang belum terpenuhi oleh program, misalnya jenis makanan dan siswa yang belum
menerima ?
2. Evaluasi masukan (input evaluation) untuk menilai alternative pendekatan, rencana tindak,
rencana staf dan pembiayaan bagi kelangsungan program dalam memenuhi kebutuhan kelompok
sasaran serta mencapai tujuan yang ditetapkan.
Contoh Pertanyaan:
Bagaimana reaksi siswa terhadap pelajaran setelah menerima makanan tambahan?
B. Model CIPP
( Context, Input, Process, Product )
3. Evaluasi proses (process evaluation) untuk menilai implementasi dari rencana yang telah
ditetapkan guna membantu para pelaksana dalam menjalankan kegiatan dan kemudian akan dapat
membantu kelompok pengguna lainnya untuk mengetahui kinerja program dan memperkirakan hasilnya.
Contoh Pertanyaan:
Apakah sarana dan prasarana yang disediakan dimanfaatkan secara maksimal ?
4. Evaluasi hasil (product evaluation) untuk mengidentifikasi dan menilai hasil yang dicapai yang
diharapkan dan tidak diharapkan, jangka pendek dan jangka panjang baik bagi pelaksana kegiatan agar
dapat memfokuskan diri dalam mencapai sasaran program maupun bagi pengguna lainnya dalam
menghimpun upaya untuk memenuhi kebutuhan kelompok sasaran.
Contoh Pertanyaan:
Apakah tujuan-tujuan yang ditetapkan sudah tercapai ?
C. Evaluasi Formatif dan
Sumatif
C. Evaluasi Formatif dan Sumatif

• Evaluasi Formatif
Penilaian dibuat sebelum atau selama penetapan program.

• Evaluasi Sumatif
Penilaian dibuat setelah atau sesudah program.
Konstruksi Kuesioner
Dalam pelaksanaan monitoring dan evaluasi proyek pembangunan pertanian dan pedesaan,
kuesioner biasanya diperlukan untuk memperoleh dan mencatat data yang berkaitan dengan tujuan
monitoring dan evaluasi. Data ini mencakup data rumah tangga, demografi, dan karakteristik ekonomi,
pola pertanian dan ekonomi petani, informasi sosial yang dimanfaatkan oleh komunitas mereka.

Jenis-jenis kuesioner yang diterapkan untuk menunjukkan data diatas sangat bervariasi, dan tata
letak kuesioner tergantung pada tingkat pengetahuan responden, pengalaman pelaksana, sarana
pengelolaan yang digunakan (Casley and Lury, 1981).
JENIS-JENIS
PERTANYAAN
Pertanyaan dapat juga digunakan untuk menentukan pendapat, sikap,
pemahaman, atau pandangan responden. Bentuk yang paling sederhana adalah adalah
dengan mengajukan pertanyaan langsung seperti: “Apa pendapat Anda tentang produk
program yang baru?”.

Contoh Pengembangan:
Bagaimana perasaan Anda tentang jadwal pertemuan yang baru? Apakah Anda tertarik?
_____Iya _____Tidak
a. Jika iya, berapa ketertarikannya?
_____Banyak _____Sedikit _____Sedang
b. Apakah pertemuan informatif?
_____Selalu
_____Sebagian besar waktunya
_____kadang-kadang
Dsb.
Pertanyaan rumit dapat dibuat mudah dengan mengajukan serangkaian pertanyaan
dengan alternatif jawaban yang sederhana, atau dengan memotong pertanyaan
kedalam lebih dari satu pertanyaan. Sebagai contoh, seorang evaluator bisa bertanya:
“Apakah Anda Setuju atau Tidak Setuju atau Anda netral?”.

Contoh Pengembangan:
Tingkatkan kesenangan dalam menjalankan bisnis dengan:
A. Teknisi
_______Selalu _______Kadang-Kadang
_______Biasanya _______Tidak Pernah
B. Dokter Hewan
_______Selalu _______Kadang-Kadang
_______Biasanya _______Tidak Pernah
C. Petugas Daerah
_______Selalu _______Kadang-Kadang
_______Biasanya _______Tidak Pernah
Dsb.
BEBERAPA PANDUAN
DALAM PERUMUSAN
DAN PEMBUATAN
KUISIONER DALAM
EVALUASI
• Pertanyaan-pertanyaan harus jelas, sederhana, dan singkat.
• Menggunakan kata-kata, isi, dan konsep yang dipahami oleh semua responden.
• Pertanyaan janganlah mengatur responden.
• Tata letak (format) seperti ukuran halaman (media cetak) harus mudah diikuti.
• Pertanyaan harus melindungi diri dan imej dari responden.
• Jika anda memilih untuk menyediakan alternatif jawaban dalam kuesioner yang mencakup semua
kemungkinan yang mungkin diharapkan.
• Memberi ruang yang cukup untuk pertanyaan terbuka.
• Di dalam kuesioner, diidentifikasi jenis pewawancara ,tempat, dan tanggal wawancara, serta lamanya
waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan wawancara.
• Tidak merancang satu wawancara bahwa akan berlangsung selama lebih dari satu jam.
• Selalu sopan pada responden.
• Selalu adakan pretest pada kuesioner sebelum pelaksanaan terakhir.
• Beberapa pertanyaan penting mungkin akan ditanyakan lebih dari sekali ,tetapi harus dalam bentuk
yang berbeda, ini akan berguna dalam menentukan dengan keandalannya dan validitas respon.
Terdapat 3 metode yang dapat digunakan untuk mengevaluasi program
pelatihan. Evaluasi prestasi dapat diterapkan untuk menentukan tingkat
prestasi, pengaruh pada pengetahuan peserta, atau dampak atau tingkat

Kesimpulan perubahan yang dilakukan. Model CIPP (Context, Input, Process, and
Product) digunakan untuk mengevaluasi program dari segi sistem.
Evaluasi Formatif dan Sumatif dilakukan untuk mengetahui delta
(perubahan) peserta pelatihan baik sebelum ataupun saat pelatihan
maupun sesudah pelatihan.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai