Anda di halaman 1dari 22

Laporan Kebakaan

00:06 |

I.         Landasan Teori
Mekanisme penurunan sifat dari parental kepada individu anaknya pertama kali
dikemukakan oleh George Mendel (1826- 1884) dengan meneliti penurunan ciri-ciri baka pada
kacang kapri (Pisum Sativum). Dengan mengawinkan strain galur murni dari suatu fenotif yang
berbeda, misalnya kacang kapri yang bunganya berwarna merah disilangkan dengan bunganya
yang berwarna putih. Hasil pesilangan tersebut menunjukkan bahwa turunan pertama (F1)
semuanya mempunyai warna bunga seperti salah satu dari parentalnya(merah atau putih semua).
Kalau generasi F1 tersebut dibiarkan menyerbuk sendiri maka warna bunga dari generasi F2
akan memisah dengan perbandingan 3 bagian bunganya berwarna seperti parentalnya (generasi
F1) dan 1 bagian seperti bunga kakek atau neneknya yang tidak muncul pada generasi F1.
Dengan demikian Mendel menjelaskan bahwa masing-masing sifat baka diatur oleh sepasang
“factor” yang akan memisah pada waktu pembentukan gamet, sehingga masing-masing gamet
hanya mengandung satu “factor” untuk sifat baka tertentu. Penelitian Mendel selanjutnya dengan
mengamati dua sifat baka yang berbeda, mengungkapkan bahwa pada  waktu pembentukan
gamet, alel mengalami segregasi secara bebas, sehingga disebutnya ”hukum pemisahan secara
bebas”                           (Anonim, 2011).
Ilmu genetika mendefinisikan dan menganalisis keturunan (heredity) atau konstansi dan
perubahan pengaturan dari berbagai fungsi fisiologis yang membentuk karakter organisme. Unit
keturunan disebut gen, adalah suatu segmen DNA yang nukleotidanya membawa informasi
karakter biokimia atau fisiologis tertentu. Pendekatan tradisional pada genetika telah
mengidentifikasikan gen sebagai dasar kontribusi karakter fenotip atau karakterdari keseluruhan
stuktural dan fisiologis dari suatu sel atau organisme, karakter fenotip seperti warna mata pada
manusia atau resistensi terhadap antibiotik pada bakteri, pada umumnya di amati pada tingkat
organisme. Dasar kimia untuk variasi daam fenotip, atau perubahan urutan DNA dalam suatu
gen atau dalam organisasi gen (Sastrodinoto, 1990).
Menurut Surya (1996), ada dua hukum Mendel yang pokok yaitu :
a.     Hukum Mendel I
Dalam pembentukan gamet, pasangan alel akan memisah secara bebas. Untuk
membuktikan hukum Mendel dilakukan penyilangan dengan memperhatikan satu sifat beda dan
monohybrid.
b.    Hukum Mendel II
Pada saat pembelahan miosis yaitu pada pembentukan gamet gen sealel akan memisahkan
diri secara bebas dan akan mengelompokkan dengan gen lain yang bukan alelnya.
Menurut Kimball (1994), bahwa hukum segregasi secara bebas (Hukum Pertama Mendel)
secara garis besar mencakup tiga pokok yaitu :
1.    Gen memiliki bentuk-bentuk alternatif yang mengatur variasi pada karakter. Ini adalah konsep
mengenai alel.
2.    Setiap individu membawa sepasang gen, satu dari tetua jantan dan satu dari tetua betina.
3.    Jika sepasang gen ini merupakan dua alel yang berbeda, alel dominan akan terekspresikan.  Alel
resesif yang tidak terekspresikan tetap akan diwariskan pada gamet yang dibentuk.
Hukum Mendel kedua menyatakan bahwa, setiap ahli dari sepasang alel boleh bergabung
secara acak dengan satu alel mana saja dari pasangan gen yang lain ketika berlangsung
pembelahan reduksi (meoisis) pada waktu pembentukan gamet-gamet.  Jadi, segregasi pasangan
gen tersebut tidak saling ketergantungan dengan pemisahan gen lainnya. Dalam salah satu
percobaanya, Mendel menyilangkan varietas biji bulat dengan biji keriput. Generasi parentalnya
disebut generasi P, serbuk sari dari benang sari varietas biji bulat dan diserbuki oleh putik
varietas biji keriput. Silang berlawanan dilakukan serbuk sari, benang sari varietas biji keriput
dioleskan pada puti varietas biji bulat. Dalam kasus ini dihasilkan oleh bunga yang diserbuk
silang ini bulat- bulat tidak ada biji yang berbentuk pertengahan (Kimball, 1994).
Menurut Anonim (2011), untuk mengembangkan teori tentang pewarisan sifat, Mendel
menggunakan objek kajiannya berupa tanaman kacang kapri yang banyak dikebun belakang
gereja parokinya. Dipilihnya tanaman kacang kapri untuk objek kajiannya karena tanaman ini
memiliki sifat-sifat berikut:
a.          Memiliki pasangan-pasangan sifat kontras
b.         Melakukan autogami atau penyerbukan sendiri
c.          Mudah disilangkan
d.         Mampu menghasilkan banyak tanaman
e.          Cepat menghasilkan atau daur hidupnya pendek
Berdasarkan hasil percobaannya tersebut Mendel menyusun beberapa hipotesis sebagai
berikut :
a.         Sertiap sifat pada organisme dikendalikan oleh sepasang faktor keturunan, satu faktor berasal
dari induk betina dan satu sari induk jantan.
b.         Setiap pasangan faktor keturunan menunjukkan bentuk alternatif sesamanya, miasalnya tinggi
atau rendah, warna bunga merah atau putih, biji bulat atau keriput dan lain-lain.
c.         Bila pasangan faktor itu berada bersama-sama dalam satu individu tanaman, faktor dominan
akan tampak menutupi faktor lain yang resesif.
d.        Pada saat pembentukan  gamet, yakni pada waktu meosis pasangan faktor atau pada masing-
masing alel akan memisah secara bebas.
e.         Pasangan individu murni mempunyai pasangan sifat (alel) yang sama, yaitu dominan saja atau
resesif saja dalam satu individu yang dikajiannya.
Untuk menguji hipotesisnya, Mendel mengadakan eksperimen setelah diuji berkali-kali,
ternyata hasilnya tetap sama pada saat pertama kalinya, maka hipotesis Mendel ditetapkan
menjadi hukum Mendel.

II.      Tujuan Praktikum
Membuktikan perbandingan genotif dan fenotif dari hukum Mendel dan dasar genotif
beberapa sifat baka pada manusia.
                                        
III.   Metode Kerja
A.    Waktu dan Tempat Praktikum
              Hari/Tanggal                :    Senin, 12 Desember 2011
 Waktu                          :    Pukul 13.00  s.d. 15.00 WITA
 Tempat                         :    Laboratorium Biologi Lantai III sebelah timur FMIPA UNM.
B.     Alat dan Bahan
1. Alat     

a.  Daftar fenotip
    

2. Bahan
    

b. Praktikan sendiri (Probandus)


      
C. Prosedur Kerja
    

1. Memeriksa fenotif dari setiap sifat baka yang ada pada daftar fenotif pada diri
      

sendiri. Apabila kesulitan, meminta bantuan pada teman sejenis dalam kelompok.
Mencatat hasil sendiri dalam bentuk tabel.
2. Apabila mempunyai fenotif yang dominan, maka diberi tanda huruf kecil untuk gen
      

kedua.
3. Mencatat dan mendata dari teman-teman kelompok dan menghitung
      

persentasenya.
4. Mencatat dan mendata dari teman-teman dari kelompok lain/setiap kelompok dan
      

menghitung persentasenya.
5. Menggabungkan data kelompok tersebut menjadi data kelas kemudian menghitung
      

persentasenya.
IV. Hasil dan Pembahasan
   

A. Hasil Pengamatan
  

1.    Data individu
Ciri/Sifat Baka (fenotip) Kemungkinan genotip
a.       Ada lesung dagu (D) tak ada (d)             dd
b.      Anak daun telinga menggantung (E) menempel (e)                   E_
c.       Ibu jari tangan kiri di atas (F) di bawah (f)  F_
d.      Ruas jari kelingking terujung menyerong ke dalam (B)
                  bb
tidak menyerong (b)
e.       Rambut dahi menjorok (W) tidak menjorok (w)                   ww
f.       Rambut pada jari (M) tak ada rambut (m)                   mm
g.      Lesung pipi (P) tidak ada (p) pp
h.      Lidah dapat digulung memanjang (L) tidak dapat digulung
                  L_
memanjang (l)
i.        Gigi seri atas bercelah (G) gigi seri atas tidak bercelah (g) gg

2.    Data Kelompok
Sifat Baka
Nama
D_ dd E_ ee F_ ff B_ bb W_ ww M_ mm P_ pp L_ ll G_ gg
Siti
- + + - + - - + - + - + + - + - - +
Hajar
Nur
- + + - + - - + - + - + - + + - - +
Ariani A
Rini
-  + + - - + - + + - - + + - + - - +
Widya
Risma
- + + - - + - + - + + - + - + - - +
yanti
Surianti   - + - + - + - + - + - + - + + - - +
JUMLAH 0 5 4 1 2 3 0 5 1 4 1 4 3 2 5 0 0 5

3.    Data kelas
Kelompok Sifat Baka
D_ dd E_ ee F_ ff B_ bb W_ ww M_ mm P_ pp L_ ll G_ gg
I 0 7 3 4 2 5 2 5 1 6 4 3 1 6 4 3 1 6
II 0 5 0 5 4 1 1 4 1 4 1 4 0 5 2 3 1 4
III 0 6 0 6 3 3 0 5 1 5 0 6 3 3 4 2 5 1
IV 0 6 3 3 4 2 5 1 1 5 5 1 1 5 3 3 0 6
V 0 6 4 2 1 5 4 2 0 6 3 3 1 5 3 3 3 3
VI 0 5 4 1 2 3 0 5 1 4 1 4 3 2 5 0 0 5
VII 0 6 2 4 5 1 2 4 3 3 0 6 1 5 2 4 0 6
Jumlah 0 41 16 25 21 20 14 27 8 33 14 27 10 31 23 18 10 31

B. Analisis Data
  

1. Data kelompok
    

a. Lesung dagu
       

% gen dominan          =   x 100 %

                          D       =   x 100 %

                                   = 0 %
% gen resesif               =   x 100 %

                          dd     =   x 100 %

                                   = 100 %
b. Anak daun telinga
      

% gen dominan          =   x 100 %

                          E       =   x 100 %

                                   = 80 %
% gen resesif               =   x 100 %

                          ee      =   x 100 %

                                   = 20 %
c. Ibu jari tangan kiri
       
% gen dominan          =   x 100 %

                          F       =   x 100 %

                                   = 40 %
% gen resesif              =   x 100 %

                          ff       =   x 100 %

                                   = 60 %
d. Ruas jari kelingking terujung
      

% gen dominan          =   x 100 %

                          B       =   x 100 %

                                   = 0 %
% gen resesif               =   x 100 %

                          bb      =   x 100 %

                                   = 100 %
e. Rambut dahi menjorok
       

% gen dominan          =   x 100 %

                          W      =   x 100 %

                                   = 20 %
% gen resesif               =   x 100 %

                          ww    =   x 100 %

                                   = 80 %

f. Rambut pada jari


       
% gen dominan          =   x 100 %

                          M      =   x 100 %

                                   = 20 %
% gen resesif               =   x 100 %

                          mm    =   x 100 %

                                   = 80 %
g. Lesung pipi
      

% gen dominan          =   x 100 %

                          P       =   x 100 %

                                   = 60 %
% gen resesif               =   x 100 %

                          pp      =   x 100 %

                                   = 40 %
h. Lidah dapat digulung memanjang
      

% gen dominan          =   x 100 %

                          L       =   x 100 %

                                   = 100 %
% gen resesif               =   x 100 %

                          ll        =   x 100 %

                                   = 0 %
i. Gigi seri atas bercelah
        
% gen dominan          =   x 100 %

                          G       =   x 100 %

                                   = 0 %
% gen resesif               =   x 100 %

                          gg      =   x 100 %

                                   = 100 %
2. Data kelas
      

a. Lesung dagu
       

% gen dominan          =   x 100 %

                          D       =   x 100 %

                                   = 0 %
% gen resesif               =   x 100 %

                          dd     =   x 100 %

                                   = 100 %

b. Anak daun telinga


      

% gen dominan          =   x 100 %

                          E       =   x 100 %

                                   = 39,02 %
% gen resesif               =   x 100 %

                          ee      =   x 100 %


                                   = 60,97 %
c. Ibu jari tangan kiri
       

% gen dominan          =   x 100 %

                          F       =   x 100 %

                                   = 51,21 %
% gen resesif              =   x 100 %

                          ff       =   x 100 %

                                   = 48,78 %
d. Ruas jari kelingking terujung
      

% gen dominan          =   x 100 %

                          B       =   x 100 %

                                   = 34,14 %
% gen resesif               =   x 100 %

                          bb      =   x 100 %

                                   = 65,85 %
e. Rambut dahi menjorok
       

% gen dominan          =   x 100 %

                          W      =   x 100 %

                                   = 19,51 %
% gen resesif               =   x 100 %

                          ww    =   x 100 %

                                   = 80,48 %
f. Rambut pada jari
       

% gen dominan          =   x 100 %

                          M      =   x 100 %

                                   = 34,14 %
% gen resesif               =   x 100 %

                          mm    =   x 100 %

                                   = 65,85 %
g. Lesung pipi
      

% gen dominan          =   x 100 %

                          P       =   x 100 %

                                   = 24,39 %
% gen resesif               =   x 100 %

                          pp      =   x 100 %

                                   = 75,60 %
h. Lidah dapat digulung memanjang
      

% gen dominan          =   x 100 %

                          L       =   x 100 %

                                   = 56,09 %
% gen resesif               =   x 100 %

                          ll        =   x 100 %

                                   = 43,90 %
i. Gigi seri atas bercelah
        
% gen dominan          =   x 100 %

                          G       =   x 100 %

                                   = 24,39 %
% gen resesif               =   x 100 %

                          gg      =   x 100 %

                                   = 75,60 %
V.      Pembahasan
Pada data kelompok, gen dominan yang memiliki lesung dagu yaitu 0%
sedangkan gen resesifnya yaitu 100%. Gen dominan yang memiliki ujung daun
telinga menggantung bebas yaitu 80% dan gen yang resesifnya adalah 20%. Gen
dominan yang memiliki ibu jari tangan kiri diatas  saat dijalinkan yaitu 40% dan
gen yang resesifnya adalah 60%. Gen dominan yang memiliki ruas jari kelingking
menyerong kedalam jari manis yaitu 0% dan gen resesifnya yaitu 100%. Gen
dominan yang memiliki rambut dahi menjorok yaitu 20% dan gen resesifnya 80%.
Gen dominan yang memiliki rambut pada jari yaitu 20% dan gen resesifnya 80%.
Gen dominan yang memiliki lesung pipih yaitu 60% dan gen resesifnya 40%. Gen
dominan yang memiliki lidah yang dapat digulung memenjang yaitu 100% dan gen
resesifnya yaitu 0%. Gen dominan yang memiliki gigih seri bercelah yaitu 0% dan
gen resesifnya 100%.
Pada data kelas, gen dominan yang memiliki lesung dagu yaitu 0%
sedangkan gen resesifnya yaitu 100%. Gen dominan yang memiliki ujung daun
telinga menggantung bebas yaitu 39,02% dan gen yang resesifnya adalah 60,97%.
Gen dominan yang memiliki ibu jari tangan kiri diatas saat dijalinkan yaitu 51,21%
dan gen yang resesifnya adalah 48,78%. Gen dominan yang memiliki ruas jari
kelingking menyerong kedalam jari manis yaitu 34,14% dan gen resesifnya
yaitu 65,85%. Gen dominan yang memiliki rambut dahi menjorok yaitu 19,51%
dan gen resesifnya 80,48%. Gen dominan yang memiliki rambut pada jari
yaitu 34,14% dan gen resesifnya65,85%. Gen dominan yang memiliki lesung pipi
yaitu 24,39% dan gen resesifnya 75,60 %. Gen dominan yang memiliki lidah yang
dapat digulung memenjang yaitu 56,09% dan gen resesifnya yaitu 43,90%. Gen
dominan yang memiliki gigi seri bercelah yaitu 24,39% dan gen resesifnya 75,60%.
Berdasarkan analisis data yang dan pengamatan yang telah dilakukan bahwa
frekuensi gen dominan yang telah diperoleh dari data kelas
yaitu 282,89%, sedangkan gen yang resesifnya yaitu 617,03%. Dari hasil yang
diperoleh dapat terlihat bahwa mahasiswa yang memiliki genresesif lebih banyak
dibanding dengan mahasiswa yang memiliki gendominan di dalam kelas
kimia sains.
Dari data diatas kita dapat mengetahui bahwa sifat diantara manusia yang
satu berbeda dengan sifat manusia yang lainnya. Hal ini sesuai dengan hukum
Mendel bahwa sifat dominan akan tampak dengan jelas dan sifat resesif tidak
tampak dengan jelas serta hal ini disebabkan karena penurunan sifat gen yang
diturunkan induk kepada keturunannya.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. Genetika. www.google.co.id. Diakses pada tanggal 26 Desember2011.

Kimbal, John W. 1994..Biologi Umum. Erlangga: Jakarta

Sastrodinoto. 1990. Biologi I. Gramedia: Jakarta


Suryo. 1996. Gienetika. Gaja Mada University Press (UEM): Yogyakarta
LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA
”IMITASI PERBANDINGAN GENETIS PADA MONOHIBRID
DAN DIHIBRID TERANGKAI PADA AUTOSOM”

Disusun Oleh :
Nama : Marice A Rumpaisum
Nim : 31041028
Kelompok : B (12:30 – 14:30)
Assisten :
1. Mba Sita
2. Mickey

FAKULTAS BIOLOGI
UNIVERSITAS KRISTEN DUTA WACANA
YOGYAKARTA
2009
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Banyak sifat pada tanaman, binatang dan mikrobia yang diatur oleh satu gen. Gen-gen. Gen-gen dalam
individu diploid berupa pasangan-pasangan alel dan masing-masing orang tua mewariskan satu alel dari satu
pasangan gen tadi kepada keturunannya. Pewarisan sifat yang dapat dikenal dari orang tua kepada
keturunannya secara genetik disebut hereditas. Hukum pewarisan ini mengikuti pola yang teratur dan terulang
dari generasi ke generasi. Dengan mempelajari cara pewarisan gen tunggal akan dimengerti mekanisme
pewarisan suatu sifat dan bagaimana suatu sifat tetap ada dalam populasi. Demikian juga akan dimengerti
bagaimana pewarisan dua sifat atau lebih (Crowder, 1990).
Sesungguhnya di masa hidup Mendel belum diketahui sifat keturunan modern; belum diketahui adanya
kromosom dan gen, apalagi asam nukleat yang membina bahan genetis itu. Mendel menyebut bahan genetis itu
hanya faktor penentu (determinant) atau disingkat dengan faktor(Yatim Wildan, 2003)..
T.H. Morgan, itu penemu ”gen berangkai” menyusun rumusan penemuan Mendel secara modern (1919),
sehingga mengandung istilah gen dan alel. Ada 2 Hukum Mendel yaitu : Hukum Mendel I ”Pemisahan gen
sealel”/ hukum segregasi dan Hukum Mendel II ”Pengelompokan gen secara bebas”(Yatim Wildan, 2003).
Galur murni akan menampilkan sifat-sifat dominan (alele AA) maupun sifat-sifat resesif (alele aa) dari suatu
karakter tertentu. Bila disilangkan, F1 akan mempunyai kedua macam alele (Aa) tetapi menampakkan sifat
dominan (Apabila dominan lengkap) (Crowder L.V, 1990).
Individu heterozigot (F1) menghasilkan gamet-gamet, setengahnya mempunyai alele dominan A dan
setengahnya mempunyai alele resesif a (Crowder L.V, 1990).
Dengan rekombinasi antara gamet-gamet secara rambang, populasi F2 menampilkan sifat-sifat dominan dan
resesif dengan nisbah yang dapat diramalkan. Nisbah fenotipe yaitu 3 dominan lengkap (AA atau Aa) : 1
resesif (aa). Nisbah genotipe yaitu 1 dominan lengkap (AA) : 2 hibrida (Aa) : 1 resesif lengkap (aa) (Crowder
L.V, 1990).
B. Tujun
1. Membuktikan Hukum Mendel (perkawinan monohibrid) jika dominansi penuh (3:1) dan
apabila dominansi tidak penuh (1:2:1).
2. Membuktikan hukum pemisahan gen yang se alel (Hukum Mendel I)
3. Melakukan pengujian lewat test X2 untuk mengetahui hasil yang didapatkan dari pertemuan
gamet – gamet tadi.
4. Membuktikan adanya gen berangkai pada autosom

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Hukum Mendel I
Hukum Mendel I : pemisahan gen sealel. Dalam bahasa Inggris disebut : ”Segregation of allelic genes”.
Hukum ini disebut juga Hukum Segregasi. Berdasarkan percobaan menyilang 2 individu yang memiliki 1
karakter berbeda : Monohibrid.
Peristiwa pemisahan alel ini terlihat ketika pembikinan gamet individu yang memiliki genotipe heterozigot,
sehingga tiap gamet mengandung salah satu alel itu(Yatim Wildan, 2003).
Mendel menyilang kacang kapri atau ercis normal (tinggi) dengan kacang kapri kerdil (rendah, abnormal).
Ukuran yang normal itu ialah 1,8 m, yang kerdil 0,3 m. Untuk melakukan persilangan itu, penyerbukan sendiri
dicegah lebih dulu dengan membuang benang sari bunga bersangkutan sebelum sempat matang, lalu serbuk
sari dari batang pohon lain yang diinginkan dilekatkan ke kepala putik, sehingga terjadilah penyerbukan silang
buatan. Biji yang dihasilkan oleh bunga yang disilangkan itu ditanam, tumbuhlah tanaman yang memiliki
karakter hasil persilangan, dalam hal ini ercis batang tinggi x batang rendah(Yatim Wildan, 2003).
Mendel mengibaratkan kacang semula bergenotipe TT. Berasal dari kata tall dalam bahasa Inggeris, artinya
tinggi. Sedang kacang kerdil bergenotipe tt. Hasil silangan bergenotipe Tt. Kalau Tt ini melakukan
penyerbukan sendiri (secara alamiah), Tt x tt, maka turunannya memiliki genotipe tiga
macam : TT, Tt dan tt(Yatim Wildan, 2003).
Tanaman bergenotipe TT dan Tt katanya berfenotipe sama, yakni tinggi. Karakter t untuk rendah karena
resesif, ditutupi oleh T yang menumbuhkan karakter tinggi. Jadi karakter tinggi dominan(Yatim Wildan,
2003).
P = TT x tt
F1 = Tt
F2 = F1 x F1
Gb. Monohidrid oleh Mendel pada kacang kapri.

T t

T TT Tt
t Tt tt
Ratio :
Genotipe :
1TT : 2Tt : 1tt
Fenotipe :
3tgg : 1rdh
Mendel menemui pula, bahwa keturunan dari hasil penyerbukan sendiri itu jeuh lebih banyak jumlah yang
tinggi daripada yang rendah. Kalau dihitung tanaman itu langsung di kebun, secara rata-rata dia dapat
bahwa perbandingan (ratio) antara tinggi dengan rendah ialah 3:1(Yatim Wildan, 2003).
Dari hasil persilangan Mendel kelihatan Ratio Genotipe pada turunan kedua ialah: 1TT : 2Tt : 1tt.
Karena fenotipe TT sama dengan Tt, maka ratio fenotipe semua ialah: 1 tinggi : 2 tinggi : 1 rendah. Disingkat:
3 tinggi : 1 rendah(Yatim Wildan, 2003).
Mekanisme Pewarisan (Persilangan Monohibrida)
Kenyataan tentang Faktor dari Mendel (gen-gen):
1. Gen-gen berada dalam keadaan berpasangan (alele)
2. Gen-gen memisah (segregasi) dalam sel kelamin (tepung sari dan sel telur), satu alele menuju salah satu seel
kelamin.
3. Gen tersusun secara rambang dalam tepung sari dan sel telur.
4. Sifat gen tetap dari generasi ke generasi(Crowder L.V, 1990)
Alele memisah (segregasi) satu dari yang lain selama pembentukan gamet dan diwariskan secara
rambang ke dalam gamet-gamet yang sama jumlahnya. Sebagai dasar segregasi satu pasang alele terletak pada
lokus yang sama dari kromosom homolog. Kromosom homolog ini memisah secara bebas pada anafase I dari
meiosis dan tersebar ke dalam gamet-gamet yang berbeda (Crowder L.V, 1990).
Hukum Mendel II
Hukum Mendel II : ”Pengelompokan gen secara bebas”. Dalam bahasa Inggeris : Independent Assortment of
Genes”
Hukum ini berlaku ketika pembentukan gamet, dimana gen sealel secara bebas pergi ke masing-masing kutub
ketika meiosis. Pembuktian hukum ini dipakai padaDihibrid atau Polihibrid, yakni persilangan dari individu
yang memiliki 2 atau lebih karakter berbeda. Disebut juga hukum Asortasi(Yatim Wildan, 2003).
Pada dihibrid, kalau P ialah AABB x aabb, tentulah F1 : AaBb, double hetrozigot, triple-heterozigot, dan
seterusnya sesuai dengan jenis hibridnya, apakah Di-,Tri- atau Poli-hibrid. Waktu Anafase I itu pemisahan dan
pengelompokan gen-gen itu secara bebas (Yatim Wildan, 2003).
Ratio Fenotipe Dihibrid F2 : 9 : 3 : 3 : 1. Ratio fenotipe dihibrid ini juga sesungguhnya baru ratio teoritis,
didapat dari perhitungan diatas kertas, dan melihat pada susunan genotipe individu-individunya(Yatim Wildan,
2003).
Faktor (alele) yang mengatur karakter yang berbeda (dua atau lebih sifat yang dikenal) memisah secara bebas
ketika terbentuk gamet. Apabila dua pasang gen yang tidak bertaut terdapat dalam hibrida, nisbah fenotipe
pada F2 adalah 9:3:3:1. uji silang tanaman dihibrida menghasilkan nisbah 1:1:1:1;. Makin banyak jumlah gen
(pasangan alele) makin banyak jumlah kelas fenotipe dan genotipe pada F2. Metode garis cabang dalam
analisa genetik menyederhanakan penentuan kelas-kelas fenotipe dan genotipe. Huruf digunakan untuk
menyatakan sifat genetik tetapi simbol + dapat untuk menggantikan alele dominan atau digunakan dalam
kombinasinya dengan alele resesif, terutama pada Drosophila(Crowder L.V, 1990).
Teori Kemungkinan dan Chi-Kuadrat (Probability & Chi-square)
Teori kemungkinan merupakan dasar untuk menentukan nisbah yang diharapkan dari tipe-tipe persilangan
genotipe yang berbeda. Penggunaan teori ini memungkinkan kita untuk menduga kemungkinan diperolehnya
suatu hasil tertentu dari persilangan tersebut(Crowder L.V, 1990).
Metode Chi-square adalah cara yang dapat kita pakai untuk membandingkan data percobaan yang diperoleh
dari persilangan-persilangan dengan hasil yang di harapkan berdasarkan hipotesis secara teoritis(Crowder L.V,
1990).
Kita dapat membuat batasan kemungkinan sebagai frekuensi relatif dari suatu peristiwa.
Jumlah kejadian tertentu
Kemungkinan =
Total jumlah kejadian
Chi-square adalah uji nyata (goodness of fit) apakah data yang diperoleh benar menyimpang dari nisbah yang
diharapkan, tidak secara kebetulan. Perbandingan yang diharapkan (hipotesis) berdasarkan pemisahan alele
secara bebas, pembuahan gamet secara rambang dan terjadi segregasi sempurna(Crowder L.V, 1990).
. Biasanya nilai kemungkinan 5% dianggap sebagai garis batas antara menerima dan menolak hipotesis.

BAB III
METODOLOGI
Bahan dan Cara Kerja
1. Bahan
a. Kancing baju
b. Kotak Karton
2. Metode
a. Perkawinan Monohibrid
b. Perkawinan Dihibrid
Perkawinan Monohibrid
a. Dominansi Penuh
Kotak : alat kelamin
Biji kancing : gamet-gamet pembawa gen
A : Dominansi warna hitam
a : Resesip warna putih
Setiap praktikan akan menerima dua buah kotak yang masing-masing berisi 100 biji kancing

Ambil sebutir kancing dari masing-masing kotak tersebut dengan tangan kiri dan kanan bersama-sama tanpa
melihat kedalam kotak

Buat catatan tentang percobaan ini, ada berapa kemungkinan yang akan dihadapi :
Kantong 1 Kantong 2 Fenotip Genotip
Hitam – hitam Hitam – hitam Hitam CC
Putih – putih Hitam – hitam Hitam Cc
Hitam – hitam Putih – putih Hitam Cc
Putih – putih Putih – putih Putih cc

Setelah mencatat hasilnya, kembalikan kancing – kancing tersebut ke kotak asalnya

Ulangi percobaan itu 10x dan buatlah tabel

Setelah diulang 10x jumlahkan hasilnya dan ujilah dengan test X2 bagaimana kesimpulannya?

Hasil masing – masing siswa yang didapat dikumpulkan dan dijumlahkan untuk seluruh kelas sehingga
didapatkan hasil kelas, kemudian ujilah dengan test X2
b. Dominansi tidak Penuh
Cara kerja untuk percobaan dominansi penuh diulangi lagi tetapi harus diingat kemungkinan – kemungkinan
yang akan dihadapi untuk dominansi tidak penuh
Kantong 1 Kantong 2 Fenotip Genotip
Hitam – hitam Hitam – hitam Hitam CC
Putih – putih Hitam – hitam Abu-abu Cc
Hitam – hitam Putih – putih Abu-abu Cc
Putih – putih Putih – putih Putih cc
Perkawinan Monohibrid
Untuk perkawinan dihibrid ini digunakan kancing berwarna (Hitam dan putih) dengan ukuran yang
berbeda, jadi ada 2 sifat beda yang harus diperhatikan.
A : Dominansi warna hitam
a : Resesip warna putih
B : Dominan ukuran
B : Resesip ukuran kecil
a. Dominansi Penuh
Setiap praktikan akan menerima 2 kotak yang masing – masing berisi 150 pasang biji kancing yang terdiri dari
kancing hitam – hitam besar, hitam putih besar, putih – putih besar, putih hitam kecil, putih – putih kecil dan
hitam – hitam kecil masing – masing 25%.

Ambillah secara bersama – sama dua butir biji dari masing – masing kotak tanpa memilih atau meraba
ukurannya

Catat hasilnya dan ulangi percobaan 10x

Catat dan tentukan kemungkinan – kemungkinan fenotipe dan genotip yang dijumpai
b. Dominansi Tidak Penuh
Percobaan untuk dominansi penuh diulangi lagi, tetapi dengan memperhatikan kemungkinan – kemungkinan
dominansi tidak tampak sepenuhnya.
Bagaimanakah kemungkinan – kemungkinan yang akan anda jumpai?
Lakukan uji X2 untuk data perorangan maupun untuk data kelas.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
Tabel hasil 1: Hasil praktikum simulasi MONOHIBRID dominansi penuh dan tidak penuh
A = warna hitam, a = warna putih, Aa = abu-abu
No Dominansi penuh Dominansi tidak penuh
Hasil Observasi (praktikum) Hasil observasi (praktikum)
AA/Aa aa AA Aa aa
Hitam Putih Hitam Abu-abu Putih
01 7 3 3 4 3
02 8 2 3 5 2
03 5 5 2 6 2
04 5 5 3 4 3
05 8 2 5 2 3
06 7 3 4 4 2
07 9 1 2 6 2
08 9 1 2 4 4
09 9 1 2 3 5
10 7 3 4 5 1
11 7 3 4 3 3
12 5 5 2 5 3
13 8 2 3 5 2
14 7 3 5 4 1
15 7 3 1 8 1
16 8 2 2 8 0
17 9 1 3 5 2
18 8 2 3 6 1
19 8 2 4 4 2
20 8 2 3 3 4
21 7 3 5 2 3
22 5 5 1 6 3
23 10 0 2 5 3
24 6 4 2 6 2
25 7 3 1 6 3
26 9 1 2 3 5
27 7 3 1 7 2
28 7 3 2 6 2
29 7 3 2 8 0
30 8 2 4 4 2
Jumlah 222 78 82 147 71
Rata-rata 7,4 2,6 2,7 4,9 2,3
Monohibrid Dominansi Penuh
GEN Q e (Q-e)2/e
Hitam
222 ¾ x 300 = 225 (222 – 225)2/225 = 0,04
(AA/Aa)
Putih 78 ¼ x 300 = 75 (78-75)2/75 = 0,12
(aa)
∑ 300 300 X2 = 0,16
Hitam : Putih = 3:1
df = n – 1 = 2-1 =1
X2 <>
Monohibrid Dominansi Tidak Penuh
GEN Q e (Q-e)2/e
Hitam
82 ¼ x 300 = 75 (82 – 75)2/75 = 0,65
(AA)
Abu – abu
147 2/4 x 300 = 150 (147 – 150)2/150 = 0,06
(Aa)
Putih
71 ¼ x 300 = 75 (71-75)2/75 = 0,21
(aa)
∑ 300 300 X2 = 0,92
Hitam : Abu – Abu : Putih = 1:2:1
df = n-1 = 3-1 = 2
X2 <>
Tabel 2 : Hasil praktikum simulasi DIHIBRID dominansi penuh dan tidak penuh
A = Hitam, a = Putih, Aa = abu-abu, B = uk.besar, b = uk.kecil, Bb = uk.sedang
Dominansi Penuh Dominansi tidak penuh
Hasil Observasi Hasil Observasi (praktikum)
No
A- A-bb aaB- aabb AABB AABb AaBB AaBb AAbb Aabb aaBB aaBb aabb
B-
01 5 0 3 2 0 0 2 1 0 1 4 1 1
02 3 0 5 2 1 1 1 1 0 1 4 0 1
03 6 1 3 0 2 0 1 2 0 0 4 1 0
04 4 2 3 1 1 3 4 0 0 0 1 1 0
05 5 1 4 0 2 2 2 2 0 0 2 0 0
06 5 0 5 0 1 1 3 0 0 0 5 0 0
07 7 0 3 0 0 1 3 3 1 0 0 2 0
08 9 1 0 0 1 0 3 2 0 0 1 3 0
09 6 1 3 0 3 1 2 3 0 0 0 1 0
10 4 1 5 0 0 1 3 3 0 0 2 1 0
11 8 1 1 0 2 1 3 2 0 0 2 0 0
12 8 1 1 0 3 0 2 3 0 0 1 1 0
13 6 1 2 0 2 1 1 1 1 0 3 0 1
14 8 0 2 0 2 0 2 1 0 0 3 2 0
15 7 0 3 0 0 1 5 1 0 0 2 1 0
16 5 0 4 1 2 1 5 0 0 1 1 0 0
17 8 1 1 0 1 1 1 3 0 1 2 1 0
18 5 1 3 1 1 0 5 4 0 1 0 0 0
19 6 1 3 0 2 0 2 2 0 0 3 0 1
20 4 1 4 1 3 2 0 2 0 1 0 2 0
21 6 1 2 1 1 1 0 2 0 1 4 0 1
22 5 0 5 0 0 1 4 3 1 0 1 0 0
23 4 0 6 0 0 0 3 3 0 0 3 1 0
24 5 1 4 0 0 0 1 3 0 0 3 1 2
25 8 1 1 0 1 3 1 3 1 0 0 1 0
26 8 0 2 0 1 3 4 0 0 0 2 0 0
27 8 0 1 1 1 1 3 4 0 0 0 1 0
28 7 0 3 0 0 2 1 2 0 0 1 3 1
29 6 1 2 1 4 4 0 1 0 0 1 0 0
30 8 2 0 0 1 2 4 3 0 0 0 0 0
Jumlah 184 20 84 12 38 34 71 59 4 7 55 24 8
Rata- 6,1 0,6 2,8 0,4 1,2 1,1 2,3 1,9 0,1 0,2 1,8 0,8 0,2
rata
Dihibrid Dominansi Penuh
GEN Q e (Q-e)2/e
Hitam Besar
184 9/16 x 300 = 168,75 (184 – 168,75)2/168,75 = 1,37
(AABB ; AaBb)
Hitam Kecil
20 3/16 x 300 = 56,25 (20 – 56,25) 2/56,25 = 23,36
(Aabb)
Putih Besar
84 3/16 x 300 = 56,25 (84 – 56,25)2/56,25 = 13,69
(aaBb)
Putih Kecil
12 1/16 x 300 = 18,75 (12 – 18,75)2/18,75 = 2,43
(aabb)
∑ 300 300 X2 = 40,85
Hitam besar : Hitam kecil : Putih Besar : Putih kecil = 9 : 3 : 3 : 1
df = n – 1 = 4 – 1 = 3
X2 > 7,815 (Signifikan)
Dihibrid Dominansi Tidak Penuh
GEN Q e (Q-e)2/e
Hitam besar
38 27/64 x 300 = 126,56 (38 – 126,56)2/126,56 = 61,97
(AABB)
Hitam sedang
34 18/64 x 300 = 84,375 (34 – 84,375)2/84,375 = 30,075
(AABb)
Abu-abu besar
71 9/64 x 300 = 42,18 (71 – 42,18)2/42,18 = 19,69
(AaBB)
Abu-abu sedang
59 9/64 x 300 = 42,18 (59 – 42,18)2/42,18 = 6,70
(AaBb)
Hitam kecil
4 9/64 x 300 = 42,18 (4 – 42,18)2/42,18 = 34,56
(AAbb)
Abu-abu kecil
7 3/64 x 300 = 14,06 (7 – 14,06)2/14,06 = 3,54
(Aabb)
Putih besar
55 3/64 x 300 = 14,06 (55 – 14,06)2/14,06 = 119,21
(aaBB)
Putih sedang
24 3/64 x 300 = 14,06 (24 – 14,06)2/14,06 = 7,03
(aaBb)
Putih kecil
8 1/64 x 300 = 4,69 (8 – 4,69)2/4,69 = 2,33
(aabb)
∑ 300 384,345 X2 = 285,105
Hitam besar : Hitam sedang : Abu-abu besar : Abu-abu sedang : Hitam kecil : Abu-abu kecil : Putih besar :
Putih sedang : Putih kecil = 27 : 18 : 9 : 9 : 9 : 3 : 3 : 3 : 1
df = n-1 = 9-1 = 8
X2 > 15,507 (Signifikan)
B. PEMBAHASAN
Dari praktikum yang telah dilakukan dengan judul ”Imitasi perbandingan genetis pada monohibrid dan dihibrid
terangkai pada autosom” dengan tujuan membuktikan hukum Mendel (perkawinan monohibrid) jika dominansi
penuh (3:1) dan apabila dominansi tidak penuh (1:2:1); Membuktikan hukum pemisahan gen yang se alel
(Hukum Mendel I); Melakukan pengujian lewat test X2 untuk mengetahui hasil yang didapatkan dari
pertemuan gamet-gamet; Membuktikan adanya gen berangkai pada autosom memperoleh hasil sebagai berikut.
Perkawinan Monohibrid
(Dominansi penuh)
Hasil yang diperoleh untuk perkawinan monohibrid (dominansi penuh) yaitu gen hitam (AA/Aa) 222 dan putih
(aa) 78 sehingga total Q = 300 dan total e-nya 300 sehingga setelah dihitung menggunakan rumus memperoleh
X2 = 0,16 dan derajat bebasnya 1 sehingga dengan perbandingan antara nilai Chi-square 3,841 dan X2dapat
disimpulkan bahwa hasil yang diperoleh nonsignifikan atau dianggap baik.
(Dominansi tidak penuh)
Hasil praktikum ini untuk dominansi tidak penuh dapat dilihat pada tabel hasil, jumlah gen hitam (AA) 82,
Abu-abu (Aa) 147 dan Putih (aa) 71 sehingga totalnya 300 dan total e = 450, setelah di hitung dengan rumus
memperoleh X2 = 0,92 dan perbandingan dengan derajat bebas 2 maka dapat disimpulkan bahwa X2 kurang
dari 5,991 sehingga dapat di simpulkan bahwa hasil yang diperoleh nonsignifikan atau dianggap baik..
Perkawinan Dihibrid
(Dominansi penuh)
Dari hasil praktikum perkawinan Dihibrid dominansi penuh dapat dilihat pada tabel bahwa gen Hitam besar
(AABB ; AaBb) berjumlah 184, Hitam kecil (Aabb) 20, Putih Besar (aaBb) 84, Putih kecil (aabb) 12 sehingga
totalnya 300 dan total e = 300 dan setelah dihitung dengan rumus memperoleh X2 = 40,85 dan derajat
bebasnya 3 sehingga dapat disimpulkan bahwa X2 lebih besar daripada 7,815 yaitu signifikan atau dianggap
tidak baik.
(Dominansi Tidak penuh)
Untuk dominansi tidak penuh hasil yang diperoleh yaitu gen hitam besar (AABB) 38, hitam sedang (AABb)
34, Abu-abu besar (AaBB) 71, abu-abu sedang (AaBb) 59, Hitam kecil (AAbb) 4, abu-abu kecil (Aabb) 7,
putih besar (aaBB) 55, Putih sedang (aaBb) 24, Putih kecil (aabb) 8 sehingga total keseluruhan 300 dan total
nilai e = 384,345 maka setelah dihitung dengan rumus memperoleh X2 = 285,105 dan derajat bebasnya 8
sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil yang diperoleh signifikan atau dianggap tidak baik.

BAB V
KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpullkan bahwa :
1. Telah dibuktikan hukum Mendel (perkawinan Monohibrid) dan hasilnya sebagai berikut :
Dominansi penuh :
Hitam : Putih = 3:1
Dominansi tidak penuh :
Hitam : Abu – Abu : Putih = 1:2:1
2. Setelah dilakukan pengujian lewat test X2 diperoleh hasil :
Dominansi penuh :
df = n – 1 = 2-1 =1
X2 <>
Dominansi tidak penuh :
df = n-1 = 3-1 = 2
X2 <>
3. Perkawinan Dihibrid
Dominansi penuh :
Hitam besar : Hitam kecil : Putih Besar : Putih kecil = 9 : 3 : 3 : 1
df = n – 1 = 4 – 1 = 3
X2 > 7,815 (Signifikan)
Dominansi tidak penuh :
Hitam besar : Hitam sedang : Abu-abu besar : Abu-abu sedang : Hitam kecil : Abu-abu kecil : Putih besar :
Putih sedang : Putih kecil = 27 : 18 : 9 : 9 : 9 : 3 : 3 : 3 : 1
df = n-1 = 9-1 = 8
X2 > 15,507 (Signifikan)
DAFTAR PUSTAKA
Crowder L.V, 1990. Genetika Tumbuhan. Gajah Mada University Press, Yogyakarta
Goodenough U, 1984. Genetics. Third edition. CBS College Publishing, Washington
Yatim Wildan, 2003. Genetika. Edisi ke-5. Penerbit Tarsito, Bandung

Anda mungkin juga menyukai