Anda di halaman 1dari 59

1.

KEANEKARAGAMAN PADA MANUSIA


A. Landasan Teori
Tidak ada dua manusia yang tepat sama, individu satu dengan yang
lainnya mempunyai persamaan dan perbedaan, sifat yang menurun, baik sifat
kualitatif maupun kuantitatif.
Perbedaan yang ada diantara individu satu dengan yang lainnya ditentukan
oleh faktor genetic dan faktor lingkungan. Akibat adanay pengaru lingkungan ini,
maka individu yang bergenotip sama kemungkinan akan mempunyai fenotip yang
berbeda. Adanya pewarisan sifat, dalam populasi dapat kita lihat adanya sifat yang
sangat bervariasi sehingga kecil kemungkinan dilihat adanya persamaan.
Fenotip

Genotip

Lingkungan

Berbagai sifat diwariskan secara poligenik sehingga variasimya cukup luas


seperti warna kulit, tinggi badan, kecerdasan (IQ), sidik jari, refraksi mata, dan
lain-lain.
Sifat-sifat pada manusia tersebar dengan penyebaran yang khas untuk
populasi tertentu.
B. Tujuan Praktikum
1. Untuk mengetahui variasi sifat pada manusia khususnya sifat-sifat fisik.
2. Untuk mengetahui penyebaran sifat-sifat dan melihat persamaan sifat yang
terbanyak dalam populasi kelas.
C. Cara Kerja
1. Kegiatan ini dilakukan secara berkelompok, tiap kelompok terdiri dari 4
5 orang diusahakan terdapat mahasiswa putra dan putri.
2. Lakukan pencandraan pada sifat-sifat yang tampak pada setiap anggota
kelompok, sekurang-kurangnya 8 sifat. (lihat tabel 1)

3. Tuliskan hasil pencandraan pada tabel 2 yang tersedia, tentukan pula


kemungkinan genotip dari sifat tersebut dengan mengingat sifat dominan
dan resesifnya.
4. Buat cakram genetika berdasarkan hasil yang tertulis dalam tabel.
Usahakan sifat setiap individu dalam anggota kelompok diberi warna yang
berbeda. Jika kelompok terdiri dari 5 anggota berarti ada lima warna
dalam cakram genetika.
5. Tentukan angka indeks setiap anggota kelompok.
Tabel 1
No.
Sifat/ciri
1.
Daun telinga

Keterangan
Daun telinga bebas/menggantung dominan
terhadap yang melekat (2 fenotip).

Lekuk pipi

Pipi yang berlekuk pipi dominan terhadap


yang tidak berlekuk pipi (2 fenotip).

Widows peak

Dominan terhadap yang biasa/lurus (2


fenotip).

Rambut keriting

Dominan terhadap yang biasa/lurus (2


fenotip).

Ibu

jari

dibengkokkan

dapat Dominan

terhadap

dibengkokkan

yang

sampai

ke

tidak

dapat

pergelangan

tangan (2 fenotip).
Lidah

Dapat menggulung dominan terhadap yang


tidak dapat menggulung (2 fenotip).

Bulu mata

Bulu mata panjang dominan terhadap yang


pendek (2 fenotip).

Ibu jari

Membentuk sudut dominan terhadap yang


tidak membentuk sudut (2 fenotip).

Warna rambut

Hitam dominan terhadap yang cokelat (2


fenotip).

Golongan darah

Gol. A dan B dominan terhadap 0,


sedangkan Gol. A dan B tidak dominan
sesamanya (4 fenotip).

Telapak kaki

Leper dominan terhadap yang melengkung


(2 fenotip).

D. Hasil Pengamatan
Tabel 2
No.

Ciri yang diamati

Nama mahasiswa

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Untuk mengisi tabel ini ciri dibandingkan dengan teman satu kelompok, dan tidak
perlu membandingkan dengan kelompok lain.
Ciri yang diperoleh tidak menunjukkan sifat atau ciri yang satu lebih unggul dari
sifat yang lain.
Cakram Genetika
3

Pembahasan

Kesimpulan

Jawaban Pertanyaan

2. IMITASI PERBANDINGAN GENETIK MENURUT MENDEL


I.

Imitasi Persilangan Monohibrida

Landasan Teori
Tiap sifat dari makhluk hidup dikendalikan oleh sepasang faktor keturunan yang
dikenal dengan nama gen. Sepasang gen ini satu berasal dari induk jantan dan
yang lainnya berasal dari induk betina.
Gen yang sepasang ini disebut se-alela atau satu alela. Gen yang se-alela akan
memisah pada waktu gametogenessis (dikenal dengan prinsip segregasi secara
bebas) dan akan kembali berpasang-pasangan pada proses fertilisasi (dikenal
dengan prinsip berpasangan secara bebas).
Tujuan
1. Membuktikan adanya prinsip segregasi dan berpasangan secara bebas.
2. Membuktikan perbandingan Mendel 1 : 2 : 1 (untuk ratio genotip) dan 3 : 1
(untuk ratio fenotip).
Alat dan Bahan
Kancing genetika dua warna, masing-masing berjumlah 50.
Cara Kerja
1. Pisahkan kancing (misalnya warna merah) menjadi dua bagian masing-masing
terdiri dari 25 buah sebagai gamet betina dan gamet jantan. Demikian juga 50
kancing warna lain (misalnya kancing putih) dibagi menjadi 2 yaitu 25 sebagai
gamet jantan dan 25 sebagai gamet betina.
2. 25 kancing merah + 25 kancing putih sebagai gamet jantan dimasukkan ke
dalam kotak, demikian pula untuk yang sisanya dimasukkan ke dalam kotak
yang lain sebagai gamet betina.
3. Ambil secara acak satu kacing dari kotak I dan satu kancing dari kotak II,
pertemukan dan catat dalam tabulasi.
4. Dengan cara yang sama lakukan terus sampai kancing-kancing yang berfungsi
sebagai gen ini habis.

5. Hitung perbandingan yang diperoleh baik perbandingan genotip maupun


fenotip setelah sebelumnya ditentukan lebih dahulu lambang gen dari setiap
kancing dan fenotip yang dikenalikannya.
Masalah
1. Berapa perbandingan genotip dan fenotip yang saudara peroleh?
2. Bagaimana hasil saudara dibandingkan dengan hasil dalam kelompok lain?
3. Kesimpulan apa yang saudara dapat tentukan dari percobaan ini?
Hasil Percobaan
Pasangan Gen

Tabulasi

Frekuensi

Merah Merah
(MM)
Merah Putih
(Mm)
Putih Putih
(mm)
Perhitungan Chi Square (Genotip)
o

X2

X2

MM
Mm
mm
x2

Perhitungan Chi Square (Fenotip)


o
Merah
Putih
x2

*bandingkan nilai x yang saudara peroleh dengan nilai x tabel pada halaman 30.
Pembahasan

Kesimpulan

Jawaban Pertanyaan

10

II.

Imitasi Persilangan Dihibrida

Tujuan Percobaan
Untuk membuktikan perbandingan Mendel (perbandingan fenotip F2) 9 : 3 : 3 : 1
Alat dan Bahan
Kancing genetika empat macam warna masing-masing 50 buah.
Cara Kerja
1. Pisahkan tiap-tiap warna menjadi dua bagian yang sama, satu bagian sebagai
gamet jantan dan satu bagian lain sebagai gamet betina.
2. Kancingkan atau tangkupkan dua kancing menjadi satu dengan kombinasi
warna yang berbeda-beda. Misalkan warna kancing adalah merah (M), putih
(m), hijau (H), kuning (h) maka kombinasi kancing yang harus dibuat adalah
merah hijau (MH), merah kuning (Mh), putih hijau (mH), dan putih
kuning (mh).
3. Tempatkan gamet jantan dan betina dalam kotak yang berbeda kemudian
ambil satu persatu dari setiap kotak, pertemukan dan catat dalam tabel yang
telah tersedia.
Masalah
1. Berapa perbandingan genotip yang saudara peroleh?
2. Bagaimana hasil saudara jika dibandingkan dengan hasil dari kelompok
lain?
3. Beri kesimpulan atas percobaan yang saudara lakukan!

11

Hasil Percobaan
Kombinasi Gen

Genotip

Fenotip

Tabulasi

Frekuensi

Perhitungan Chi Square (Genotip)


o

X2

X2

MMHH
MMHh
MMhh
MmHH
MmHh
Mmhh
mmHH
mmHh
mmhh
x2

Perhitungan Chi Square (Genotip)


o

12

x2
*bandingkan nilai x yang saudara peroleh dengan nilai x tabel pada halaman 30.
Pembahasan

13

Kesimpulan

Jawaban Pertanyaan

14

15

3. ALEL GANDA
Landasan Teori
Pada tumbuhan, hewan dan manusia dikenal beberapa sifat keturunan yang
ditentukan oleh suatu seri alel ganda.
Tujuan
Mengenal beberapa sifat keturunan pada manusia yang ditentukan oleh pengaruh
alel ganda dan mencoba menetapkan genotip dirinya sendiri.
Alat dan Bahan
1. Jari tangan dan darahnya sendiri.
2. Loupe.
Percobaan I
Dengan menggunakan sebuah loupe, tiap orang praktikan mengamati sisi atas dari
jari-jari tangannya sendiri. Perhatikan dengan seksama apakah pada segmen
digitalis tengah dari jari-jari tangan tampak jelas tumbuh rambut. Sifat ini
ditentukan oleh suatu seri alel ganda:
H1= rambut terdapat pada semua jari. Ibu jari tidak dipakai.
H2= rambut pada jari kelingking, manis dan tengah.
H3= rambut pada jari manis dan tengah.
H4= rambut pada jari manis saja.
H5= tidak ada rambut pada semua jari.
Dominan dari alel-alel tersebut adalah:
H1 H2 H3 H4 H5

16

Hasil Pengamatan
Percobaan : rambut di ruas tengah jari tangan
Alel Ganda

Hasil Pribadi

Hasil Kelas
Jumlah
Persentase

H1
H2
H3
H4
H5

Pembahasan

17

Kesimpulan

Jawaban Pertanyaan

Percobaan II

18

Golongan darah AB0 yang ditemukan oleh Landsteiner tahun 1900 dan faktor Rh
yang ditemukan oleh Landsteiner bersama Wiener pada tahun 1942 juga
ditentukan oleh alel ganda. Untuk golongan darah tipe AB0 misalnya dikenal alel
ganda IA, IB, dan I0. Harus dipahami pengertian tentang zat anti (anti bodi) dan
aglutinasi (proses penggumpalan darah).
Meskipun semua praktikan sebenarnya telah mengetahui golongan darah masingmasing. Namun dalam percobaan ini mereka belajar menetapkan sendiri
goolongan darahnya. Disediakan 3 macam anti serum, yaitu anti serum A, anti
serum B, dan anti Rh (D).
Antigen: aglutinogen yang dibawa oleh eritrosit orang.
Zat anti: aglutinin yang dibawa oleh serum darah.
Dengan bantuan tabel di bawah ini saudara akan mengetahui golongan darah
saudara, yaitu:
Bila diteteskan dengan
Serum anti A
Serum anti B
Anti A dan anti B
Anti A dan anti B
Anti Rh (D)

Aglutinasi
+
+
+
+

Golongan darah
A
B
AB
0
Rh+

19

Buatlah diagram silsilah dalam keluarga ayah dan ibu saudara khusus mengenai
golongan darah AB0 (jika diketahui). Tunjukkan letak saudara di dalam lingkaran
silsilah itu. Bagaimana kira-kira genotip saudara?
Pertanyaan
1. Separuh dari sejumlah anak dalam suatu keluarga besar ternyata
mempunyai golongan darah B, seperempat AB dan seperempat lagi A.
Bagaimana kemungkinan fenotip dan genotip orangtua anak-anak itu?
Berikan buktinya!
2. Tidak ada seorang anak memiliki golongan darah AB0 yang sama dengan
kepunyaan orangtuanya. Mungkinkah itu? Berikan buktinya!
3. Seorang ibu Rh- mempunyai seorang anak Rh+. Berapakah kemungkinan
bahwa anak kedua:
a.
Akan bersifat Rhb.
Akan bersifat Rh+
c.
Akan menderita eritroblastosis fetalis.
4. Selain golongan darah AB0 dan Rh dikenal pula golongan darah MN.
Mengapa sebelum dilakukan transfusi darah, golongan sarah MN tidak
diperiksa lebih dahulu?
5. Mengingat adanya kemungkinan inkompatibilitas dalam golongan darah
AB0 manakah yang dianggap lebih menguntungkan apakah laki-laki
golongan darah A menikah dengan perempuan golongan 0 atau
sebaliknya? Berikan bukti untuk jawaban saudara!

20

Hasil Pengamatan
Tes untuk

Hasil pribadi
(beri tanda X)

Hasil kelas
Jumlah
Persentase

Gol darah A
Gol darah B
Gol darah AB
Gol darah 0
Rh+
Rh-

Pembahasan

21

Kesimpulan

Jawaban Pertanyaan

22

23

4. GEN GANDA
I.

Penentuan Sidik Jari Pada Tangan Manusia

Landasan teori
Sulur-sulur dermis diwariskan secara poligen. Sulur-sulur dermis
seseorang akan tetap mulai usia 3-4 bulan kehamilan, dan tidak dipengaruhi oleh
lingkungan.
Berdasarkan sistem Galton dapat dibedakan 3 pola utama, yaitu :
1. Pola Arch atau pola lengkung (A)
2. Pola Loop atau pola sosok (L)
3. Pola Whorl atau pola lingkaran (W)
Pola Loop ada 2 macam yakni :
1. Loop Radial bila yang terbuka ke ujung jari
2. Loop Ulnar bila yang terbuka ke pangkal jari

Arch

Loop

Whorl

Pola loop mempunyai satu triradius, pola whorl mempunyai lebih dari satu
triradius sedang pola arch tidak memiliki triradius. Frekuensi pola-pola tersebut
diatas berbeda untuk setiap bangsa, juga berbeda untuk laki-laki dan wanita. Pada
populasi orang kulit putih dan kulit hitam banyak dijumpai yang memiliki pola
loops. Sedang pola whorl banyak dijumpai pada populasi bangsa Mongoloid,
populasi penduduk asli Australia, dan populasi bangsa Melanesia di Pasifik. pola
arch dijumpai paling sedikit ditemukan untuk semua populasi bangsa, biasanya

24

jumlahnya kurang dari 10%. Hanya pada populasi Bushman (Bangsa negroit yang
hidup di Afrika Selatan) pola arch dijumpai lebih dari 10%.
Dalam populasi rata-rata pola arch dijumpai 5% pola loop 65-70%, sedang
pola whorl 25-30%.
Tujuan praktikum

1. Mengetahui pola sulur jari tangan


2. Menguji perbandingan genetik pola sulur dari populasi mahasiswa dalam
satu kelas. (dengan menggunakan Chi-Square)
Alat/Bahan yang dibutuhkan :
1.
2.
3.
4.

Tinta stempel
Kertas tulis
Kaca pembesar/Lup
Bantal stempel

Cara kerja

1. Kenakan 10 jari tangan Saudara pada bantal stempel


2. Tempelkan masing-masing jari tangan pada kertas yang tersedia
3. Amati bekas sidik jari Saudara pada kertas dengan menggunakan kaca
pembesar.
4. Tentukan tipe/pola sulur ke sepuluh jari tangan Saudara
5. Hitung frekuensi masing-masing pola pada seluruh kelas masukkan dalam
tabel kolom 0 (=Observad value) kemudian uji dengan statistik x 2
(pergunakan taraf signifikansi 5%)

25

Tabel 1: Hasil Pengamatan


Nama : ...............................................................................................
Ibu jari

Telunjuk

Jari tengah

Jari manis

Kelingking

Tangan
kanan

Tangan
kiri

26

Tabel 2

: Jari tangan pada kelompok kelas

Jumlah tiap jenis pola


No.

sulur jari

Nama
Arch

Loop

Jumlah

Keterangan

Whorl

Jumlah

27

Tabel 3: Perhitungan Chi square


Arch

Loop

Whorl

Jumlah

70

25

100

O
e
d
d2/e
Pertanyaan/masalah

1. Samakah pola sulur dari kesepuluhan jari tangan Sdr. Jika tidak sama pola
mana yang terbanyak ?
2. Pola apa yang terbanyak dari kelas Sdr. ?
Berapa % frekuensi masing-masing pola ?
3. Jika ada penyimpangan, apakah penyimpangan itu terjadi secara kebetulan
? penyimpangan itu dapat kita terima atau tidak. Diskusikan dengan
kelompok Sdr.
Catatan :
Chi square (x2) = jumlah dari penyimpangan yang dikwadratkan dibagi
jumlah hasil yang diharapkan.

x2 = (d2 / e)

x2 = Chi-square
d

= deviation (penyimpangan) = (0 - e)
28

= Expectid value (hasil yang diharapkan)

= Observed value (hasil yang diperoleh)

Hasil x2 dibandingkan dengan tabel


Derajat
kebebasan

p = 0,00

p = 0,50

p = 0,25

p = 0,10

p = 0,05

p = 0,01

0,02

0,45

1,32

2,71

3,84

6,64

0,21

1,39

2,77

4,60

5,99

9,21

0,58

2,37

4,11

6,25

7,82

11,34

1,06

3,36

5,39

7,78

9,49

13,28

1,61

4,35

6,63

9,24

11,07

15,09

2,20

5,35

7,84

10,64

12,59

16,81

2,83

6,35

9,04

12,02

14,07

18,48

3,49

7,34

10,22

13,36

15,51

20,09

4,17

8,34

11,39

14,68

16,92

21,67

10

4,87

9,34

12,55

15,99

18,32

23,21

dapat diterima --------------------------------------------ditolak

Pembahasan

29

Kesimpulan

Jawaban Pertanyaan

30

31

II.

Penentuan Jumlah Sulur / Rigi Jari Tangan

Landasan teori:
Jumlah sulur atau rigi-rigi jari tangan berbeda untuk laki-laki dan
perempuan. Jumlah rigi dihitung mulai dari triradius sampai ke pusat dari pola
sulur jari. Triradius yaitu titik-titik dari mana rigi-rigi menuju ke tiga arah dengan
sudut kira-kira 1200 , pola arch tidak memiliki triradius sehingga perhitungan rigi
tidak dilakukan. Jika ada dua atau lebih triradius maka yang diambil adalah hasil
perhitungan sulur terbanyak.
Untuk mendapatkan jumlah perhitungan rigi maka rigi dari semua jari
dijumlahkan : hal ini disebut dengan Total Finger Ridge Count . Pada
perempuan jumlah rigi rata-rata 127 sedang pada laki-laki 144 (Suryo, Genetika
Manusia, 1986).
Tujuan Praktek

1. Untuk mengetahui jumlah rigi pada setiap mahasiswa


2. Untuk mengetahui ada tidaknya penyimpangan dengan frekuensi pada
populasi pada umumnya (dengan chi-square)
Alat dan Bahan yang dibutuhkan
1.
2.
3.
4.

Tinta stempel
Kertas tulis
Kaca pembesar
Bak dan stempel

Cara kerja

1. Kenakan 10 ujung jari tangan Sdr. pada tinta stempel dan tempelkan pada
kertas yang tersedia. (dapat menggunakan hasil cap jari pada praktikum
penentuan sulur).
2. Hitung jumlah rigi-rigi dari kesepuluhan jari tangan Sdr.
3. Masukkan hasil perhitungan Sdr. dalam tabel
4. Hitung rata-rata jumlah rigi pada mahasiswa putra dan putri
Uji perbandingan genetik dengan menggunakan chi-square dengan taraf
signifikansi 5%.
Masalah

:
32

1. Berapa jumlah sulur Sdr. ? (Total Finger Ridge Count)


2. Berapa rata-rata sulur pada Mahasiswa putra dan putri di kelas Sdr. ?
3. Setelah diuji dengan chi-square kesimpulan apa yang Sdr. dapatkan ?
Hasil pengamatan

Telunjuk*
A L W

Jari tengah*
A L W

Jari manis*
A L W

Kelingking*
A L W

0-

0-

0-

0-

0-

Ibu Jari*
L W

Pola
Sulur
Jml.
Rigi

A = Arch

L = Loop

W = Whorl

*Pada pola sulur beri tanda cek () pada kolom yang sesuai

33

Jumlah rigi pada mahasiswa seluruh kelas.


Jumlah Rigi
No. Mahasiswa

Putra

Putri

...........................

.........................

1.
2.
3.
4.
5.
dst
Jumlah :

Uji Perbandingan genetik.


Jumlah Rigi
Putra

Putri

................

................

144

127

................

................

d2/e

................

................

Lihat tabel pada halaman 30.

34

5. ANALISIS KROMOSOM MANUSIA


Landasan Teori
Kromosom manusia ada 23 pasang terdiri dari 22 pasang autosom dan 1 pasang
kromosom seks sehingga formulanya biasa ditulis dengan 44A+XX untuk wanita
dan 44A+XY untuk laki-laki.
Perubahan jumlah kromosom mungkin terjadi pada manusia yang disebabkan oleh
berbagai faktor. Perubahan jumlah kromosom pada manusia ada beberapa macam
antara lain:

Monosomi
Trisomi 21

: 45X0 (Turner Sindrom)


: 47XX + 21 (Down Sindrom)
47XY + 21

Jumlah kromosom manusia tersebut dapat dikelompokkan menjadi 7 kelompok


yaitu:

Kelompok A: kromosom 1 3
Kelompok B: kromosom 4 5
Kelompok C: kromosom 6 12 + X
Kelompok D: kromosom 13 15
Kelompok E: kromosom 16 18
Kelompok F: kromosom 19 20
Kelompok G: kromosom 21 22

Berdasarkan letak sentromernya kromosom pada manusia dibedakan menjadi


kromosom metasentris, telosentris, submetasentris, akrosentris.
Tujuan
Dapat menganalisis kromosom manusia.
Alat dan Bahan
1.
2.
3.
4.

Fotocopy atau foto kromosom manusia dalam staium metafase.


Kertas
Guntuing
Lem kertas

35

Cara Kerja
1. Dua helai gambar kromosom manusia dalam keadaan metafase digunting
tiap-tiap kromosom.
2. Lekatkan guntingan gambar kromosom tadi pada satu halaman kertas dan
susun sehingga terbentuk susunan kariotipe.
Hasil Pengamatan

(1

3)

(4

5)
B

(6

10

11

12)

(13

14
D

15)

(16

17
E

18)

36

(19

20)

(21

22)

Diagnosis dari karyotipe

:.............................

Formula kromosom

:.............................

Masalah
1. Isilah daftar berikut ini!
Penderita

Formula

Seks

Juml. Seks

Kromosom

1/P

Kromosom

Sindrom Turner
Down Sindrom
Klinifelter Sindrom
Manusia XYY

2. Isilah daftar berikut ini!


Formula
XO
XO
XO
XO
XO

Makhluk
Ayam
Drosophila
Kucing
Belalang
Manusia

Seks

Fertil/Steril

37

6. PENGAMATAN SIKLUS HIDUP LALAT BUAH (Drosophila


melanogaster)
Landasan Teori
Drosophila melanogastermulai bertelur setelah berumur 8 jam.
Drosophila betina sanggup menghasilkan lebih kurang 50 75 butir telur per hari
atau dapat menghasilkan sekitar 400 sampai 500 butir telur. Telur Drosophila
berwarna putih susu, berbentuk bulat panjang dengan ukuran 0,5mm, pada ujung
interior terdapat lobang yang disebut microphyle dan terdapat tonjolan memanjang
seperti sendok.

Keterangan gambar:
A. Telur B. Telur nampak dari lateral (kiri) dorsal (kanan)
III.

C. larva instar

D. Pupa

Telur yang dikeluarkan umumnya sudah dalam tahap blastula, berkembang


dalam waktu 24 jam dan akan menetas menjadi larva. Larva akan mengalami
pergantian kulit empat kali dan berubah menjadi pupa. Pupa akan menetas setelah
8 11 hari (tergantung spesies dan suhu lingkungan).
38

Alat dan Bahan


1.
2.
3.
4.

Botol kultur yang berisi medium APRG


Drosophila 20 pasang
Mikroskop
Kuas

Cara Kerja
1. Masukkan Drosophila dalam botol kultur.
2. Amati perubahan yang terjadi pada medium dan catat saat terjadinya telur,
larva, pupa, imago.
3. Pengamatan dilakukan secara periodik sekitar 4 5 jam sekali.

39

Tabel Pengamatan
Jam

Hari

Stadium Perkembangan

Pembahasan
40

Kesimpulan
41

42

7. PENGAMATAN MORFOLOGI LALAT BUAH (Drosophila


melanogaster)
Landasan Teori
Drosophila sp. banyak digunakan dalampenelitian dibidang genetika
karena mempunyai sifat mudah dan cepat berkembangbiak, serta mempunyai
kromosom yang besar dan jumlahnya hanya empat pasang. Berbagai mutan
Drosophila dapat dijumpai dengan perbedaan warna mata, bentuk dan ukuran
sayap, ciri abdomen, penataan bulu. Panjang tubuh lalat Drosophila kurang lebih
3mm dapat menghasilkan generasi baru dalam waktu 10 15 hari. Siklus hidup
pendek hanya sekitar 2 minggu. Lalat betina lebih besar daripada yang jantan,
ujung abdomen meruncing dan terdapat garis-garis melintang pada abdomen.
Pada lalat jantan ujung abdomen tumpul, pada kaki depan terdapat sisir kelamin
(sex comb).
Tujuan
Dapat membedakan antara Drosophila melanogaster tipe liar dengan
Drosophila sp. lain yang tersedia.
Cara Kerja
1. Tangkap lalat Drosophila dengan umpan buah pisang yang masak di dalam
botol.
2. Pelihara dalam botol dan tutup dengan penyumbat busa (dalam botol
tersedia medium PT / APRG).
3. Ambil beberapa lalat dan pindahkan dalam cawan petri yang dilengkapi
kapas yang ditetesi ether, lakukan pembiusan ini lebih kurang 30 detik.
4. Lalat yang sudah dalam keadaan pingsan selama 30 60 detik diamati di
bawah mikroskop, bila pengamatan belum selesai lalat sudah sadar/bangun
dapat dimasukkan kembali dalam cawan petri.
5. Lakukan pengamatan tentang:
a. Jenis kelamin: jantan atau betina.
b. Mata majemuk: bentuk, ukuran, dan warna.
c. Mata ocelli: 3 mata tunggal pada bagian atas kepala.
d. Sungut: bentuk dan cabang-cabangnya.
e. Kepala.
f. Thorax: warna dasar.
43

g. Abdomen: garis-garis hitam pada segmen abdomen.


h. Sayap: bentuk, panjang, warna, dan posisi.
6. Gambarkan hasil pengamatan saudara.
Masalah:
1. Adakah variasi dari lalat Drosophila yang saudara amati?
2. Ciri apakah yang terbanyak, tentukan persamaan dan perbedaan yang
menonjol terutama warna mata, bentuk mata, ukuran dan bentuk sayap.
Hasil Pengamatan

44

Pembahasan

45

Kesimpulan

Jawaban Pertanyaan

46

8. DETERMINASI LALAT BUAH (Drosophila sp)


Landasan Teori
Jenis Drosophila di Indonesia tercatat sekitar 600 jenis, pulau jawa sekitar
120 jenis dari suku Drosophilidae (Wheeler, 1981). Drosophila yang sering
ditemukan di Indonesia dan Asia Tenggara adalah jenis Drosophila ananassae,
Drosophila kikkawai, Drosophila malerkotliana, Drosophila repleta, Drosophila
hipocausta, Drosophila imigran dan lainnya. Lalat buah dari suku Drosophilidae
termasuk dalam filum Arthropoda, kelas Insekta (serangga), bangsa Diptera
(lalat), anak bangsa Cyclophrpha (pengelompokan lalat yang pupanya terdapat
pada kulit instar III, mempunyai Jaww Hooks, seri Acaliptrata (imago menetas
dengan keluar dari bagian anterior pupa).
Ciri umum Drosophila sp:
1. Beruuran kecil, antara 3 5 mm.
2. Urat tepi sayap (costal vein) mempunyai dua bagian yang terinteruptus
3.
4.
5.
6.

dekat dengan tubuhnya.


Sungut (arista) umumnya berbentuk bulu, memiliki 7 12 percabangan.
Crosvein posterior umumnya lurus, tidak melengkung.
Mata berwarna merah.
Setiap jenis Drosophila khususnya yang jantan memiliki susunan yang
berbeda antara jenis yang satu dengan jenis yang lainnya.

Tujuan
Dapat mengidentifikasi jenis Drosophila yang tersebar di alam.
Alat dan Bahan
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Mikroskop stereo dan transmisi.


Jarum serangga atau jarum jahit.
Larutan Polivinil lacto fenol.
Alkohol 70%.
Kaca objek dan kaca penutup.
Cawan embrio atau kaca objek berlekuk.

Cara Kerja

47

1. Sediakan lalat buah jantan yang baru dibunuh dalam kaca objek berlekuk
yang berisi alkohol 70%.
2. Di bawah mikroskop stereo, pisahkan sepasang sayap, kaki depan dan
ujung abdomen dengan menggunakan jarum serangga atau jarum jahit.
3. Tempatkan bagian-bagian tersebut pada objek gelas tepat di atas pilivinil
lacto fenol yang telah diteteskan sebelumnya.
4. Aturlah sayap agar tidak terlipat, kaki depan yang satu terlihat bagian luar
dan yang satu lagi terlihat muka bagian dalam.
5. Setelah bagian tersebut rapih, teteskan alkohol 70% agar bagian tubuh
tersebut tetap basah.
6. Tutup dengan kaca penutup dengan hati-hati, biarkan mengering.
7. Amati di bawah mikroskop transmisi.
8. Determinasi Drosophila tersebut dengan bantuan kunci determinasi (lihat
lampiran).

Pertanyaan :
1. Jelaskan perbedaan antara bagian-bagian tubuh Drosophila melanogaster
dengan jenis Drosophila liar yang saudara temukan!
2. Jenis Drosophila manakah yang paling banyak ditemukan (tanyakan pada
mahasiswa lainnya)?
3. Bagaimanakah ciri-ciri Drosophila sp jantan dan Drosophila sp betina?

48

Hasil Pengamatan

Sexcomb

Bagian Tubuh (Gbr)


Sayap

Abdomen Akhir

Keterangan

Pembahasan

49

Kesimpulan
50

Jawaban Pertanyaan

51

I.

9. PENGAMATAN KROMOSOM
Mitosis pada Akar Bawang (Allium cepa)

Landasan Teori
Mitosis adalah proses pembelahan sel yang terjadi baik pada sel hewan maupun
pada sel tumbuhan. Pembelahan ini penting untuk pertumbuhan dan menjaga agar
jumlah kromosom sel induk sama dengan sel anak (2n 2n). Pada akar Allium
cepa yaitu pada bagian ujungnya, bila diwarnai dapat dilihat beberapa stadium
pembelahan mitosis yaitu: propase, metafase, anafase, dan telofase.
Ujung akar bawang terbagi menjadi tiga daerah yaitu: daerah meristem,
perpanjangan sel, dan daerah diferensiasi. Fase-fase pembelahan mitosis dapat
dilihat pada daerah meristem ujung akar Allium cepa.
Tujuan Percobaan
Mengetahui kedudukan kromosom pada fase-fase pembelahan mitosis pada akar
Allium cepa.
Alat dan Bahan
1. Mikroskop
2. Gelas objek
3. Gelas penutup
4. Jarum preparat
5. Cawan petri
6. Gelas piala
7. Lampu spiritus atau bunsen
8. Silet
9. Asetokarmin
10. Asam klorida
11. Fenil lacto fenol
12. Akar bawang

1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 botol
1 botol
1 botol
1 buah

Cara Kerja
1. Rendam bawang pada air dalam gelas selama 2 3 hari.
2. Potong akar bawang sepanjang 1cm kemudian rendam pada aseto karmin
dan HCl 1 N dengan perbandingan 9 : 1.

52

3. Panaskan preparat tersebut diatas api bunsen atau lampu spiritus sampai
menguap, tetapi jangan sampai mendidih.
4. Pindahkan potongan akar bawang yang sudah dipanaskan ke gelas objek
dan beri satu tetes aseto karmin, biarkan lebih kurang 30 menit.
5. Hisaplah kelebihan aseto karmin dengan kertas hisap.
6. Tetesi preparat tersebut dengan polivinil alkohol di sampingnya (jangan
kena preparat).
7. Tutup dengan gelas penutup, kemudian ditekan dengan menggunakan
pensil sampai preparat pipih (hati-hati gelas penutup jangan sampai
pecah).
8. Amati di bawah mikroskop.
Masalah
1.
2.
3.
4.
5.

II.

Apa kegunaan pemberian HCl 1 N pada preparat tersebut?


Mengapa bawang perlu direndam sampai 2 3 hari?
Fase pembelahan mitosis apa yang Anda temukan?
Fase mitosis mana yang paling banyak Anda temukan?
Bagaimana kedudukan kromosom akar bawang pada fase metafase?

Membuat Preparat Kromosom Drosophila sp / Chironomus sp

Landasan Teori
Kromosom Drosophila sp merupakan kromosom yang sangat untuk
dipelajari sebab selain jumlahnya hanya 4 pasang, ukurannya sangat besar yaitu
lebih kurang 1000 X lebih besar kromosom organisme lain.

Tujuan

1. Membuat preparat kromosom Drosophila sp / Chironomus sp


2. Mengenal struktur/bentuk kromosom Drosophila sp / Chironomus sp
3.
Alat dan Bahan
1.
2.
3.
4.

Mikroskop stereo / disecting


Mikroskop
Jarum pentul
Kaca objek dan penutup

53

5. Larva Drosophila sp instar III / Chironomus sp


6. Asam asetat 45%
7. NaCl 0,85%
8. Asam HCL 1 N
9. Pewarna aseto-laktik orcein 1%
10. Larutan polivinil alkohol 15%
Cara kerja.
1. Teteskan 1 tetes asam asetat 45% pada kaca objek, letakkan diatasnya
larva Drosophila sp.
2. Dibawah mikroskop stereo tusuk bagian anterior larva tepat pada
jawhock dengan menggunakan jarum, kemudian dengan jarum yang lain
tusukkan pada sekitar 1/3 bagian anterior larva tersebut.
3. Tarik kedua jarum dengan arah yang berlawanan maka kelenjar ludah akan
keluar.
4. Pindahkan kelenjar ludah tersebut pada kaca objek yang lain yang telah
diberi 1-2 tetes HCl, dibawah mikroskop, kemudian diamankan 1 menit.
5. HCl dihisap dengan kertas saring, kemudian tambahkan 1 tetes Aseto
laktik orcein. Diamkan 30-60 menit jaga jangan sampai kering.
6. Amati dibawah mikroskop dengan pembesaran lemah. Bila inti telah
terwarnai, hisaplah kelebihan zat zat perwarna dengan menggunakan
kertas saring.
7. Buat lingkaran kecil polivinil alkohol disekitar kelenjar ludah. Tutup hatihati sediaan tersebut dengan kaca penutup dan tekan kuat-kuat sampai
kelenjar ludah kelihatan hancur dan tidak berbentuk sama sekali.
8. Amati sediaan dibawah mikroskop.
Hasil Pengamatan

54

Pembahasan

55

Kesimpulan

56

Lampiran
TATA CARA MENANGANI
LALAT BUAH (Drosophila melanogaster)
A. Medium Pemeliharaan
Pemeliharaan dan pembiakan Drosophila membutuhkan media yang tepat
supaya Drosophila dapat hidup dan berkembang dengan baik. Untuk
pemeliharaan Drosophila dapat digunakan bermacam-macam medium yaitu
medium yang sederhana yang hanya terdiri dari pisang ambon dan tape ketela
pohon dengan perbandingan 6 : 1 atau medium lengkap yang terdiri dari pisang
ambon, agar, gula merah, dan ragi roti.
Alat dan Bahan

Botol kultur
Timbangan lumping martil
Pengaduk
Kompor pemanas
Beker glass
Kertas saring/pupasi
Penyumbat gabus/busa

Pisang ambon
Papaya
Tape ketela pohon
Agar
Gula merah
Air
Asam benzoate/nipagin
Ragi roti (yeast)

Cara Pembuatan
I. Medium Pisang Tape
1. Pisang ambon dan tape dengan perbandingan 6 : 1 dihaluskan sampai
rata/homogen.
2. Masukkan dalam botol kultur yang sebelumnya telah disterilkan.
3. Msukkan/pasangkan kertas saring/pupasi dengan posisi miring.
4. Tutup dengan penyumbat busa.
II. Medium Pepaya Tape
Cara yang sama dengan medium pisang tape, hanya perbandingan yang
dianjurkan pepaya 40% : tape 60%
III. Medium Agar Pisang Ragi Gula Merah
1. 400ml air direbus sampai mendidih, masukkan 7 gram agar (1 bungkus)
kedalamnya dan diaduk.

57

2. Gula merah 150 gram dimasukkan dalam larutan agar,aduk sampai semua
gula merah larut.
3. Pisang ambon 600 gram dihaluskan dengan martil atau blander. Kemudian
masukkandalam campuran tersbut. Masak terus sampai matan, kemudian
tambahkan ragi roti sebanyak 20 gram.
4. Bila telah masak, dinginkan sebentar kemudian beri zat anti jamur yakni
larutan nipagen 7 ml yang dicampur dengan asam sorbic 5 ml.
5. Masukkan dalam botol kultur kurang lebih 40 ml perbotol.
6. Adonan tersebut dapat digunakan untuk 25 botol.
B. Membius Lalat
Dalam melakukan praktikum genetika kita selalu akan berhubungan
dengan pembuktian hukum-hukum genetika dengan cara pengamatan fenotip
penghitungan jumlahnya. Berhubungan bahwa percobaan (Drosophila sp)
adalah bersayap, maka hewan tersebut dapat dibunuh atau dibius terlebih
dahulu sesuai dengan kebutuhan kita.
Untuk pengamatan mutan Drosophila sp maka sebaiknya hewan tersebut
dibius sebab:
1) Drosophila sp mati akan berubah warnanya yaitu warna mata dan
tubuhnya.
2) Posisi sayap yang sudah mati umumnya naik ke atas dan ini sangat
berbeda dengan posisi sayap Drosophila sp hidup.
Cara Membius:
1. Botol kultur disentakkan pelan-pelan pada bantalan karet atau styrofoam
agar semua lalat yang ada dalam ruangan sebelah atas botol jatuh ke
bawah.
2. Buka sumbat busanya dan perautkan botol eterisasi dihadapan mulut botol
biakan tersebut. Arahkan kedua botol dengan mulut saling berhadapan ke
arah datangnya cahaya (Drosophila sp bersifat geotaksis negatif dan
fototaksis positif) dengan memegang kedua botol itu pada tempat
pertautan dengan tangan kiri.
3. Dengan tangan kanan yang masih bebas botol kultur diputar pelan-pelan
untuk merangsang lalat dalam botol kultur ke arah botol eterisasi.

58

4. Apabila sejumlah Drosophila sp telah masuk ke dalam botol eterisasi,


sumbatlah kedua botol tersebut dengan cepat tetapi hati-hati.
5. Teteskan beberapa tetes eter atau etil asetat. Biarkan beberapa saat sampai
semua lalat pingsan dan tunggu antara 30 60 detik, jangan lebih lama.
6. Lalat dapat dikeluarkan dan dapat diamati selama kurang lebih 5 menit.
Lalat yang bangun kembali sebelum selesai perhitungan dapat dibius
dengan menggunakan cawan petri berkapas.
7. Lalat yang sudah dihitung dan tidak dipergunakan lagi harus dibunuh
dalam botol yang berisi larutan detergent untuk menghindari kontaminasi
dari mutan-mutan lain yang tidak kita kehendaki.

59

Anda mungkin juga menyukai