Anda di halaman 1dari 22

PRECAST CONCRETE

DEFINISI :
Adalah Elemen Bangunan yang menggunakan beton (bertulang/tidak bertulang)
yang dibuat/ dicetak dipabrik atau tempat lain dan jadi sebelum dipasang.

TUJUAN :
Untuk menggunakan sesedikit mungkin komponen yang berbeda sehingga dapat
diulang dalam berbagai ragam kemungkinan.

KEUNTUNGAN :
- Volume produksi
- Pengendalian mutu maksimum
- Waktu konstruksi dihemat
- Pemasangan relatif tidak tergantung pada cuaca
- Sedikit tenaga terampil yang diperlukan dilapangan

CIRI-CIRI :
- Bentuk : linier, dua dimensi, 3 dimensi, spasial
- Bobot : cukup ringan (berat yang bisa diangkat oleh satu atau dua orang),
berat (membutuhkan peralatan khusus.
- Bahan : beton/komposit, precast components (bahan-bahan konvensional,
baja, plastik, kertas)
- Struktur internal : padat, kosong, berongga
- Fungsi di dalam pemasangan : balok, plaat, kolom, dinding, tangga
- Tingkat penyelesaian : dari komponen struktur bangunan yang sederhana
sampai unit jadi.

ALASAN MENGGUNAKAN SISTEM PRECAST


1. Bangunan ingin cepat dilaksanakan
2. Site sempit
3. Tuntutan mutu dan presisi

SYARAT-SYARAT PENGGUNAAN PRECAST


1. Bentuk gedung yang direncanakan bersifat typical

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Muji Indarwanto, MM. MT


TEKNOLOGI BANGUNAN 5
2. Site yang tersedia cukup untuk meletakan komponen-komponen beton precast
sebanyak 2-3 hari kerja atau 2 lantai bangunan
3. Site yang tersedia mampu menampung alat-alat seperti crane dll

STRUKTUR BIAYA :

KLASIFIKASI SISTEM BANGUNAN PRACETAK

Sistem bangunan pracetak dapat diklasifikasikan menjadi sistem pracetak sebagian


dan sistem pracetak penuh. Pada sistem pracetak sebagian, masih ditemui
pekerjaan konvensional dalam volume yang besar, sedangkan pada sistem pracetak
penuh, seluruh elemen bangunan adalah pracetak.
Sistem pracetak penuh dapat diklasifikasikan lagi menurut lokasi sambungan
komponen; yaitu sambungan di tempat tidak kritis dan sambungan ditempat kritis.
Beberapa kalangan terkadang menggolongkan sistem pracetak penuh yang
sambungannya di tempat tidak kritis sebagai sistem pracetak sebagian, dengan
alasan bahwa sambungan tidak mempengaruhi perilaku struktur secara drastic.
Pada sistem pracetak penuh yang sambungannya ditempat kritis, misalnya dititik
kumpul, perilaku struktur jelas akan sangat berbeda dengan sistem konvensional.
Sistem pracetak sebagian yang paling popular adalah pelat pracetak yang

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Muji Indarwanto, MM. MT


TEKNOLOGI BANGUNAN 5
dikombinasikan dengan balok kolom konvensional. Bentuk pelat pracetak tersebut
antara lain hollowcore, double tee, atau grid (gambar 1).

Variasi lain dari sistem ini dikenal dengan hybrid sistem, dimana komponen pracetak
berupa kolom atau balok bertindak mula-mula sebagai perancah, lalu ketika dicor,
berperilaku menjadi struktur komposit (gambar 2).

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Muji Indarwanto, MM. MT


TEKNOLOGI BANGUNAN 5
Sistem pracetak penuh yang lokasi sambungan bukan ditempat kritis pada umumnya
terbagi menjadi dua komponen, yaitu komponen balok kolom dan komponen pelat
pracetak. Kompnen balok kolom diputus pada lokasi kurang lebih sampai
panjang dan tinggi. Konfigurasi terbaik sistem ini adalah menjadikan komponen
balok kolom sebagai struktur perimeter. Variasi lain adalah komponen titik kumpul
pracetak (gambar 3)

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Muji Indarwanto, MM. MT


TEKNOLOGI BANGUNAN 5
Sistem pracetak penuh yang lokasi sambungan di tempat kritis mempunyai berbagai
variasi. Variasi pertama adalah penggunaan elemen balok, kolom, dan pelat terpisah,
lalu ditemukan dititik kumpul. Variasi kedua adalah penggunaan elemen pelat dan
kolom yang ditemukan dititik kumpul. Variasi ketiga adalah penggunaan elemen pelat
dan dinding yang membentuk bearing wall sistem. (gambar 4). Variasi lainnya
biasanya merupakan konbinasi dari 3 variasi dasar tersebut.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Muji Indarwanto, MM. MT


TEKNOLOGI BANGUNAN 5
APLIKASI
Precast dapat digunakan untuk berbagai tipe bangunan dan dapat dilengkapi oleh
shear wall dan sistem rangka

MACAM PRECAST
1. Panel Dinding
Terdiri dari banyak variasi bentuk, tergantung dari kebutuhan arsitektural
Bentuk yang sering digunakan : Flat, Double tee, Ribbed, Window or Mullion

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Muji Indarwanto, MM. MT


TEKNOLOGI BANGUNAN 5
2. Elemen Lantai dan Atap
Elemen ini juga dibuat menjadi banyak variasi disesuaikan dengan kondisi
seperti panjang bentang, beban yang ada, penampilan dan lain-lain.
Berikut adalah bentuk yang sering digunakan :
- Flat Slab
Biasanya memiliki tebal 4, lebar 4-8 dan panjangnya sampai 36. Tergantung
dari beban yang ada, bentangannya berkisar antara 8 22
- Hollow planks
Bentuk ini digunakan untuk meringankan bebat dan mencapai bentang yang
lebih panjang. Tebalnya berkisar antara 4-8, lebar 2-4 dan digunakan pada
bentangan atap 16-34 dan pada bentangan lantai 12-26.
- Double T
Bentuk inilah yang paling banyak digunakan. Tebalnya 14-22. Digunakan
untuk bentangan sampai 60.
- Single T
Biasanya digunakan untuk bentangan sampai 100.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Muji Indarwanto, MM. MT


TEKNOLOGI BANGUNAN 5
3. Balok Precast
Bentuk balok tergantung pada sifat pembalokan
- Segi empat (Rectangular beam)
Bentuk ini digunakan apabila elemen lantai didukung diatas balok
- Ledger Beams dan L beams
Bentuk ini merupakan penyempurnaan dari bentuk segi empat agar tingginya
dapat dikurangi dan diberikan penopang pelat.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Muji Indarwanto, MM. MT


TEKNOLOGI BANGUNAN 5
4. Kolom Precast
- Simple prismatic columns
Kolom ini biasanya hanya digunakan pada bangunan satu tingkat dimana
balok diletakkan diatas kolom.
- Bearing columns
Kolom ini memiliki penompang untuk meletakkan balok.
- T Columns
Biasanya digunakan untuk menyokonglangsung lantai double T tanpa balok
perantara.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Muji Indarwanto, MM. MT


TEKNOLOGI BANGUNAN 5
SISTEM PRECAST DALAM BANGUNAN
Pada waktu proses disain, pertama-tama yang harus dilakukan adalah
mengidentifikasikan secara keseluruhan proyek tersebut atau bagian-bagian dari
bangunan yang dapat dibuat dengan beton precast.Keuntungan utama adalah
proses pembangunan yang cukup cepat, kestabilan dalam melakukan pekerjaan
dalam bangunan dan lebih ekonomis.

KAPAN PRECAST DIGUNAKAN DALAM SUATU PROYEK


Beton precast cocok digunakan dalam konstruksi dari kebanyakan tipe bangunan.
Bangunan dengan perencanaan yang orthogonal sangat cocok bila menggunakan
konstruksi precast, karena bangunan demikian menunjukan pengulangan dalam
struktur modulnya, bentuk dan ukuran.
Pada precast ini menawarkan pertimbangan yang bertujuan untuk mengefisienkan
struktur bangunan, bentuk yang lebih panjang dan mengurangi kedalaman

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Muji Indarwanto, MM. MT


TEKNOLOGI BANGUNAN 5
konstruksiyang dapat dilakukan dengan prestressed concrete untuk balok-balok dan
lantai.
Konstruksi precast tidak hanya menawarkan fleksibilitas dalam bangunan, tetapi juga
memperluas bentuk bangunan itu sendiri, kemudahan adaptasi dari konstruksi
precast menyebabkan bangunan tersebut tetap memiliki harga komersial dalam
waktu yang cukup lama.

KEUNTUNGAN DAN KETERBATASAN SISTEM PRECAST


1. Mempercepat pembangunan konstruksi
2. Mengoptimalkan penggunaan bahan
3. Pelayanan dari bangunan

PENYETELAN

Merupakan kegiatan untuk menempatkan komponen pada posisinya yang tepat.

1. Ketidak Tepatan
- Ketidak Tepatan pada Produksi
Salah ukur pada pembuatan acuan, dan atau salah penyetelan acuan
Deformasi acuan oleh beban statis dinamis ataupun thermis
Tidak/kurang diperhitungkannya perubahan bentuk elastis oleh
perubahan panjang akibat pratekan.

- Ketidak Tepatan Pada Pemasangan


Kurangnya precisie dan/atau salah pengukuran sumbu, elevasi dll.
Kurang cukupnya keseimbangan dari penyimpangan ukuran komponen-
komponen
Timbulnya deformasi pada produksi, yang tidak teratasi pada penyetelan
Ketidak tepatan perhitungan mengenai besarnya perubahan bentuk
elastis dan/atau plastis dari komponen pada keadaan akhir
Deformasi keseluruhan rangka struktur sebagai akibat dari settlement

2. Toleransi
Kemunikinan ketepatan secara teknis pada pembuatan komponen
Kemungkinan ketepatan dari alat penyambung

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Muji Indarwanto, MM. MT


TEKNOLOGI BANGUNAN 5
Nilai ekonomis dari biaya penyambungan komponen
Kemunikinan ketepatan secara teknis pada pembuatan komponen
Kemungkinan ketepatan dari alat penyambung
Nilai ekonomis dari biaya penyambungan komponen
Syaratan ketepatan dari system komponen yang berhubungan
Aesthetis

PENGIKATAN

1. Sambungan

Pada umumnya sambungan-sambungan bisa dikelompokan


sebagai berikut :
A. Sambungan yang pada pemasangan harus langsung menerima
beban (diasanya beban vertical) akibat berat sendiri dari komponen
(Lihat gbr. 24-A)
B. Sambungan yang pada keadaan akhir akan harus menerima beban,
yang selama pemasangan diterima oleh pendukung pembantu (lihat
gbr. 24.B)
C. Sambungan dimana tidak ada persyaratan-persyaratan ilmu gaya, tapi
harus bisa memenuhi persyaratan-persyaratan lain, seperti
kekedapan terhadap air, suara dll (lihat gbr 24.C)

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Muji Indarwanto, MM. MT


TEKNOLOGI BANGUNAN 5
D. Sambungan-sambungan tanpa persyaratan konstrukstif, dan semata-
matamenyediakan ruang gerak untuk pemasangan (lih. Gbr. 24.D)

2. Ikatan

Cara mengikatkan/melekatkan suatu komponen trhadap bagian konstruksi


yang lain, secara prinsipnya bisa dibedakan sebagai berikut :

A. Ikatan Cor
Penyakuran gaya-gaya dilakukan lewat beton yang dicorkan.
-diperlukan penunjang/pengukung pembantu selama pemasangan
sampai beton cor cukup untuk mengeras
-Penyetelan berlangsung dengan bantuan adanya
penunjang/pendukung pembantu. Toleransi diserap oleh coran beton.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Muji Indarwanto, MM. MT


TEKNOLOGI BANGUNAN 5
Perkembangan lebih jauh dari ikatan cor ini dapat dilihat dari contoh-
contoh berikut ini :

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Muji Indarwanto, MM. MT


TEKNOLOGI BANGUNAN 5
B. Ikatan Terapan
Cara neghubungkan komponen satu dengan yang lain secara lego
(permainan balok susun anak), disebut ikatan terapan.
Dimulai dengan hubungan dengan cara perletakan, teknik ini
berkembang menjadi saling menggigit.
Proses pemasangan dimungkinkan tanpa adanya
pendukung/penunjang pembantu.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Muji Indarwanto, MM. MT


TEKNOLOGI BANGUNAN 5
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Muji Indarwanto, MM. MT
TEKNOLOGI BANGUNAN 5
Penyetelan dan perataan beban bisa dilakukan pada bidang
kontak dengan memakai aduk beton, neoprene, pelat baja,
lempeng timah dll.
Untuk menyalurkan gaya horizontal bisa dibantu baut,
angker dll.
Gbr. 29 bisa menggambarkan varian dan perkembangan dari
teknk ikatan ini.

C. Ikatan Baja
Sebagai bahan pengikat dalam ikatan ini dipakai baja, yang dalam hal
ini bisa dibedakan sbb :
Memakai las
Memakai baut/ mur/ ulir
- Harga dari profil baja sebagai bahan pengikat cukup tinggi.
- Mungkin dilaksanakan tanpa pendukung/ penunjang pembantu

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Muji Indarwanto, MM. MT


TEKNOLOGI BANGUNAN 5
- Harus dilindungi terhadap karat dan api, yang kadang-kadang
dilakukan dengan mencor beton sebagai pelindung/ finiching dari
ikatan.
- Contoh-contoh pada gbr. 30, 31 & 32 memberikan gambaran
mengenai berbagai varian dalam pembentukan ikatan baja ini.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Muji Indarwanto, MM. MT


TEKNOLOGI BANGUNAN 5
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Muji Indarwanto, MM. MT
TEKNOLOGI BANGUNAN 5
D. Ikatan Tegangan
Merupakan perkembangan lebih jauh dari ikatan baja, dengan
memasukan factor posttensioing kedalamnya
Memerlukan penunjang/pendukung pembantu selama
pemasanga.
Perlu tempat/ruang gerak untuk melakukan post tensioning

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Muji Indarwanto, MM. MT


TEKNOLOGI BANGUNAN 5
Angker-angker cukup mahal.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Muji Indarwanto, MM. MT


TEKNOLOGI BANGUNAN 5
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Muji Indarwanto, MM. MT
TEKNOLOGI BANGUNAN 5

Anda mungkin juga menyukai