Anda di halaman 1dari 41

CARA PAKAI MULTITESTER DIGITAL

Multimeter sering dignakan dalam pengukuran besaran-besaran listrik . Selain itu alat
ini juga atau biasa disebut AVO (ampere, volt, dan ohm) meter yang artinya suatu alat
ukur yang dapat digunakan untuk mengukur kuat arus listrik (I) dengan satuan ampere,
mengukur tegangan listrik (V) dengan satuan volt, dan untuk mengukur besarnya
tahanan listrik (W) dengan satuan ohm.

Kegunaan multimeter ini selain untuk mengukur besaran-besaran listrik juga sangat
berguna untuk mencari dan menemukan gangguan yang terjadi pada semua jenis
pesawat atau alat-alat elektronika.

Multimeter adalah alat ukur yang dipakai untuk mengukur tegangan listrik, arus listrik,
dan tahanan (resistansi). Itu adalah pengertian multimeter secara umum, sedangkan
pada perkembangannya multimeter masih bisa digunakan untuk beberapa fungsi
seperti mengukur temperatur, induktansi, frekuensi, dan sebagainya. Ada juga orang
yang menyebut multimeter dengan sebutan AVO meter, mungkin maksudnya A
(ampere), V(volt), dan O(ohm).

1. Spesifikasi Multitester
- Batas Ukur dan Skala Tegangan searah (DC&AC), arus (DC), dan resistensi

- Sensitivitas pengukuran tegangan

sensitivitas pengukuran tegangan dalam /V/V

ketelitian dalam %

jangkauan frekuensi tegangan bolak bolak-balik

yang mampu diukur (misalnya antara 20 Hz -

30 KHz).

- batere yang diperlukan

Multimeter dibagi menjadi dua jenis yaitu multimeter analog dan multimeter
digital.
Multimeter analog
Multimeter analog lebih banyak dipakai untuk kegunaan sehari-hari, seperti para
tukang servis TV atau komputer kebanyakan menggunakan jenis yang analog ini.
Kelebihannya adalah mudah dalam pembacaannya dengan tampilan yang lebih simple.
Sedangkan kekurangannya adalah akurasinya rendah, jadi untuk pengukuran yang
memerlukan ketelitian tinggi sebaiknya menggunakan multimeter digital.

Multimeter digital
Multimeter digital memiliki akurasi yang tinggi, dan kegunaan yang lebih banyak jika
dibandingkan dengan multimeter analog. Yaitu memiliki tambahan-tambahan satuan
yang lebih teliti, dan juga opsi pengukuran yang lebih banyak, tidak terbatas pada
ampere, volt, dan ohm saja. Multimeter digital biasanya dipakai pada penelitian atau
kerja-kerja mengukur yang memerlukan kecermatan tinggi, tetapi sekarang ini banyak
juga bengkel-bengkel komputer dan service center yang memakai multimeter digital.
Kekurangannya adalah susah untuk memonitor tegangan yang tidak stabil. Jadi bila
melakukan pengukuran tegangan yang bergerak naik-turun, sebaiknya menggunakan
multimeter analog.

Mari kita mulai belajar menggunakan Multitester.Sebelumnya kenali dulu


tombol-tombol yang ada pada Multitester sebagai berikut :
Menggunakan Multitester sebagai Volt Meter
Bertujuan untuk mengukur suatu obyek tegangan baik DC maupun AC

1. Pasang Kabel hitam ke COM (Ground), dan pasang Kabel Merah ke Lubang paling
kanan (V/Ohm).
2. Tentukan object pengukuran, misalnya akan mengukur battere Nokia yg berkapasitas
3,7V.
3. Lihat skala pada Multitester pd bagian V (Volt) ada dua yaitu:
DC Volt (Tegangan searah) : Tegangan Batere, Teg. Output IC Power, dsb
(Terdapat Polaritas + dan -)
AC Volt ~ (Tegangan Bolak Balik) : Tegangan PLN, dan sejenisnya.

Umumnya yg digunakan dalam pengukuran arus lemah seperti pengukuran ponsel, dll
dipilih yg DC Volt

Setelah dipilih skala DC Volt, ada nilai2 yg tertera pada bagian DC Volt tsb. Contoh:

200mV artinya akan mengukur tegangan yg maximal 0,2 Volt


2V artinya akan mengukur tegangan yg maximal 2 Volt
20V artinya akan mengukur tegangan yg maximal 20 Volt
200V artinya akan mengukur tegangan yg maximal 200V
750V artinya akan mengukur tegangan yg maximal 750V

Gunakan skala yg tepat utk pengukuran, misal Battere 3,6 Volt gunakan skala pada
20V. Maka hasilnya akan akurat mis terbaca : 3,76 Volt.

Jika menggunakan skala 2 V akan muncul angka 1 (pertanda overload/ melebihi skala)
Jika menggunakan skala 200V akan terbaca hasilnya namun tdk akurat mis terbaca :
3,6V atau 3,7 V sja (1digit belakang koma)
Jika menggunakan 750V bisa saja namun hasilnya kaan terbaca 3 atau 4 volt
(Dibulatkan lsg tanpa koma)

Setelah object pengukuran sdh ada, dan skala sdh dipilih yg tepat, maka lakukan
pengukuran dgn menempelkan kbl merah ke positif battere dan kabel hitam ke negatif
batere. Akan muncul hasil pengukurannya.

Jika kabel terbalik hasilnya akan tetap muncul, namun ada tanda negatif didepan
hasilnya. Beda dgn Multitester Analog. Jika kbl terbalik jarum akan mentok kekiri.

NB : jika Multitester ada tombol DH, artinya Data Hold. Jika ditekan maka hasilnya akan
freeze, dan bisa dicatat hasilnya.

Menggunakan Multitester sebagai Volt Meter

1. Perhatikan Object yg akan diukur. (Resistor, hambatan jalur, dll)


2. Perhatikan skala Pengukuran pada Ohm Meter
200 artinya akan mengukur hambatan yg nilainya max. 200 Ohm
2K artinya akan mengukur hambatan yg nilainya max. 2000 Ohm (2KOhm)
20 K artinya akanmengukur hambatan yg nilainya max. 20.000 Ohm (20K Ohm)
200K artinya akan mengukur hambatan yg nilainya max. 200.000 Ohm (200K Ohm)
2M artinya akan menguur hambatan yg nilainya 2.000.000 Ohm (2000K Ohm atau 2
Mega Ohm)

Bila tdk tau besaran nilai yg mau diukur, dianjurkan pilih skala tengah misalnya skala
20K. Lalu lakukan pengukuran.
Jika hasilnya 1 (Overload) maka naikkan skala
Jika hasilnya digit dibelakang koma kurang akurat, maka turunkan skala.

Contoh pembacaan hasil :


Pd skala 2K hasilnya 1,76 itu artinya hambatan yg terukur adalah 1,76 K Ohm
Pd skala 2K hasilnya 0,378 itu artinya hambatan yg terukur adalah 0,378 K Ohm alias
378 Ohm. (KOhm ke Ohm dikali 1000)
Pd skala 20K hasilnya 1 , artinya object yg mau diukur melebihi skala 20K,maka naikan
skala menjadi 200K, hasilnya menjadi 38,78 itu artinya hambatan yg terukur adalah
sebesar 38,78 KOhm
Pada pengukuran tegangan PLN, maka skala dipindahkan ke bagian AC Volt (~) lalu
skala ke 750 V.

Colok kabel merah dan hitam ke masing2 lobang stop kontak, bolak balik boleh. Namun
hati2 takut ada kabel yg terkelupas, bisa tersengat listrik.
Hasil yg akan muncul mis: 216 artinya tegangan PLN tsb sebesar 216 Volt.

Jika memakai skala 200, maka hasilnya akan 1 pertanda over load alias melebihi skala
200 Volt tsb.

Menggunakan Multitester sebagai pengukur kapasitas Condensator

Kondensator (Capasitor) adalah suatu alat yang dapat menyimpan energi di dalam
medan listrik, dengan cara mengumpulkan ketidakseimbangan internal dari muatan
listrik. Kondensator memiliki satuan yang disebut Farad. Ditemukan oleh Michael
Faraday (1791-1867). Kondensator kini juga dikenal sebagai kapasitor, namun kata
kondensator masih dipakai hingga saat ini. Pertama disebut oleh Alessandro Volta
seorang ilmuwan Italia pada tahun 1782 (dari bahasa Itali condensatore), berkenaan
dengan kemampuan alat untuk menyimpan suatu muatan listrik yang tinggi dibanding
komponen lainnya. Kebanyakan bahasa dan negara yang tidak menggunakan bahasa
Inggris masih mengacu pada perkataan bahasa Italia condensatore, seperti bahasa
Perancis condensateur, Indonesia dan Jerman Kondensator atau Spanyol
Condensador.

* Kondensator diidentikkan mempunyai dua kaki dan dua kutub yaitu positif dan negatif
serta memiliki cairan elektrolit dan biasanya berbentuk tabung.

Lambang kondensator (mempunyai kutub positif dan negatif) pada skema elektronika.

* Sedangkan jenis yang satunya lagi kebanyakan nilai kapasitasnya lebih rendah, tidak
mempunyai kutub positif atau negatif pada kakinya, kebanyakan berbentuk bulat pipih
berwarna coklat, merah, hijau dan lainnya seperti tablet atau kancing baju yang sering
disebut kapasitor (capacitor).
Lambang kapasitor (tidak mempunyai kutub) pada skema elektronika. Namun
kebiasaan dan kondisi serta artikulasi bahasa setiap negara tergantung pada
masyarakat yang lebih sering menyebutkannya. Kini kebiasaan orang tersebut hanya
menyebutkan salah satu nama yang paling dominan digunakan atau lebih sering
didengar. Pada masa kini, kondensator sering disebut kapasitor (capacitor) ataupun
sebaliknya yang pada ilmu elektronika disingkat dengan huruf (C).
Satuan dalam kondensator disebut Farad. Satu Farad = 9 x 1011 cm yang artinya luas
permukaan kepingan tersebut menjadi 1 Farad sama dengan 106 mikroFarad (F), jadi
1 F = 9 x 105 cm.
Satuan-satuan sentimeter persegi (cm) jarang sekali digunakan karena kurang praktis,
satuan yang banyak digunakan adalah:

* 1 Farad = 1.000.000 F (mikro Farad)


* 1 F = 1.000.000 pF (piko Farad)
* 1 F = 1.000 nF (nano Farad)
* 1 nF = 1.000 pF (piko Farad)
* 1 pF = 1.000 F (mikro-mikro Farad)

Langkah pengukuran :

1. Pilih Skala bagian F dan pilih skala yg sesuai.


2. maka nilai yg tampil adalah nilai kapasitas kondensator tsb dgn satuan Farad atau
Mikro Farad (10 pangkat -6) atau Nano Farad (10 pangkat -9) atau Piko Farad (10
pangkat -12) Farad.

Menggunakan Multitester Digital sebagai Pengukur Jalur (Kontinuitas)

1. Pilih Skala Buzzer, yg ada icon Sound atau ada LED nya. Jika kabel tester Merah
dan hitam ditempelkan lsg, maka Multitester akan berbunyi pertanda jalur OK. Tanpa
hambatan (<50 Ohm).

2. Pilih object pengukuran. Misal akan mengukur jalur Power ON dari IC UEM kaki P7
ke Switch On off. Tempel salah satu kabel (bebas yg mana aja) ke kaki Switch ON Off,
satu lagi ke kaki IC UEM P7 atau capasitor terdekatnya. Jika bunyi maka pertanda jalur
bagus dan terhubung. Jika tdk bunyi, coba apakah sdh benar letak pengukurannya. Jika
sdh, dipastikan jalur putus dan harus di jumper.

Menggunakan Multitester Digital sebagai pengukur arus rangkaian

1. Pindahkan kabel merah ke 20A. Dan kabel hitam tetap di COM (ground). Dipilih
lobang 20A karena akan mengukur arus yg > 0,2 A.

Misalnya akan mengukur arus pengisian battere. Salah satu cara antara lain salah satu
kabel charger dipotong. Dan masing2 kabel ditempelkan ke kabel merah & kabel hitam
Multitester. Lakukan pengukuran saat ponsel dicharger. Misalnya nilai yg tertera 0,725
berarti arus pengisian sebesar 0,725 A alais 725 mA.
Atau mencabut Sekring (Fuse) lalu tempelkan msg2 kbl ke msg kutub sekring pd PCB.
Lalu ukur hasilnya.

Mengukur Batere Lithium Original atau Palsu.

1. Kabel Merah tetap di 20A, kbl hitam di GND.


2. Skala tetap di 20A
3. Tempel kabel Merah di + batere
4. Tempel kbl hitam di batere
5. lihat hasil yg muncul :
Jika secara refleks, menunjuk ke angka tertentu dan kembali ke Nol, pertanda Batere
Lithium asli.

Jika hasilnya menunjuk ke angka tertentu, dan stabil. Pertanda Batere Lithium palsu,
dan cept2 cabut kbl dari Batere. Karena Batere akan menjadi panas.. karena didalamya
tdk ada rangkaian IC Pengontrolnya.

Untuk Batere lithium asli, walaupun kbl ditempel terus ke batere, tdk masalah

Makanya sering ponsel panas atau bahkan meledak saat dicharging. Karena
menggunakan Batere Lithium palsu. Yg tdk ada rangkaian IC pengontrolnya. Sehingga
saat batere Penuh. Sensor BTEMP tdk bekerja. Maka batere yg telah penuh tsb akan
terus terisi sehingga menjadi panas panas dan akhirnya dpt mengakibatkan
kerusakanpada ponsel, atau bahkan bisa saja batere menjadi kembung da dpt
meledak. Click the image to open in full size.

Oleh karen itu gunakan selalu batere yg asli Lithium yg mengandung IC Pengontrol
short Circuit didalamnya.

Cara pengukuran tegangan pada ponsel


Alat-alat yang dibutuhkan :1. Multitester Digital/Analog, lebih bagus Digital, karena
hasilnya lebih akurat terbaca.
2. DC Power Supply, diatur Voltagenya antara 3,6V 4,1 Volt.
3. Kabel jumper. (Utk PCB yg Connector Batterenya terpisah, maka kabel jumper hrs
disolder ke PCB (Kutub Batt + dan -) baru dihubungkan ke Power Supply.Quote:
Persiapan Pengukuran :
1. Nyalakan Power Supply, atur tegangannya 3,6 s/d 4,1 V.
2. Solder 2 buah kbl jumper, satu kabel di Kutub + Batt (Boleh juga di C165), dan satu
kabel lagi di kutub Batt atau di GND mana saja. lalu kedua kabel tsb dihubungkan ke
Power Supply
I. Pengukuran Tegangan pada Ponsel Nokia DCT3 (Ct : 8210/8250)

Quote:
Tegangan penting yg harus diukur :

1. Power ON di Switch On/Off = 3,6V s/d 4,1 V


2. VBB = 2,8 V
3. VCore = 1,8 V
4. VCP = 4,8 V
5. VCOBBA = 2,8 V
6. VREF = 1,5 V
7. VXO = 2,8 V
8. PURX = 2,8 V

Power On : Tegangan dari batt > CCONT -> Saklar.


VBB (Voltage BaseBand) = Teg. untuk bagian baseband spt IC UI, CPU, LCD, COBBA,
IC Flash, dll
VCore = Tegangan Digital utk CPU sbg Processor.
VCP = Voltage Charge Pump, teg. untuk IC Regulator ke VCO & IC RF
VCOBBA = teg. Digital untuk IC Audio COBBA
VREF = Teg. referensi clock untuk IC RF HAGAR (sbg Frequency Synthetizer) dan
untuk IC Audio COBBA (sbg Automatic Frequency Control) dlm mengatur RF Clock 26
Mhz.
VXO = Voltage Xtal Oscillator, tegangan utk IC Crystal 26 Mhz
PURX = Power Up Reset -> Signal Reset utk CPU dari CCONT utk mulai bekerja.
Attachment 168050

Langkah-langkah Pengukuran :

1. Setelah Persiapan Pengukuran sdh dilakukan, maka siapkan Multitester. (Bila ada yg
belum mengerti cara penggunaan, bisa baca petunjuknya lebih lanjut di sini : Petunjuk
Penggunaan Multitester Digital

2. Putar Skala Multitester ke DC Volt 20

3. Tempel Kabel hitam ke Ground. Dan Kabel Merah ke kaki saklar On/Off +, (bagian
bawah). Baca tegangannya, hrs menunjukkan angka >3,6V. Dan jika saklar ditekan
hasilnya harus 0 V. Jika tdk ada teg. Power On, HP tdk bisa hidup, namun jika dicharge
akan muncul gambar battere sdg dicharge, solusinya cek Ccont, R118(resistor Power
On) dan jalur Power On (Batt > Ccont kaki E4 > Switch on/off.

4. Kabel merah pindah ke C152, tekan On/Off, maka hasil nya harus 2,8 VXO, Jika
VXO tdk keluar, otomatis HP akan matot, karena Crystal tdk bekerja mengeluarkan
frekuensi 26 Mhz utk IC RF, yg nantinya oleh HAGAR akan dibagi 2 menjadi 13 Mhz
dan akan dikirim ke CPU, sebagai RF Clock. maka dari itu cek CCONT, jika VXO tdk
muncul.

5. Kbl Merah ke C107, VBB = 2,8V, jika tdk keluar, HP akan matot, cek CCONTnya.

6. Kbl merah ke C108, VCP = 5V, jika tdk keluar, HP akan No Signal, manual searching
lsg No network dlm waktu singkat. Cek CCONT.

7. Kbl merah ke C140, VCore = 1,8V, jika tdk keluar, HP akan matot, karena CPU tdk
akan bekerja, oleh karena itu cek CCONTnya. Bila Vcore <1,0V ada kemungkinan bisa
dari CPU short, atau CCONT lemah.

8. Kbl merah ke C133, VCobba = 2,8 V, jika tdk keluar, HP akan muncul Contact
Service dan di info di UFS COBBA s/n = 000000, karena Cobba tdk dpt bekerja akibat
tdk ada tegangan. solusinya cek CCONT.

9. Kbl merah ke C106, VRef = 1,5V, jika tdk keluar, gejala pd HP No Network, karena
teg. referensi utk IC HAGAR tdk ada. Solusinya cek CCONT.

10. Kbl Merah ke J227, PURX =2,8V (Joint 227 = sambungan ke kaki B13 CPU), Jika
PURX tdk keluar, maka HP akan matot, karena CPU tdk mendapat Signal Power Up
Reset dari CCONT.

Setelah semua teg. keluar pertanda CCONT dalam hal ini berfungsi sbg Regulator
(Pembagi tegangan) telah berfungsi dengan baik. Fungsi lainnya dari CCONT sbg
Penguat frekuensi Sleep Clock dari 32 Khz crystal yg dpt diukur dgn Frequency
Counter. Juga tugas lainnya sbg PWM (Power Management) pengontrol Charging,
Tegangan SIM card, dll.

What is a multimeter?

A multimeter is a handy tool that you use to measure electricity, just like you would use
a ruler to measure distance, a stopwatch to measure time, or a scale to measure
weight. The neat thing about a multimeter is that unlike a ruler, watch, or scale, it can
measure different things kind of like a multi-tool. Most multimeters have a knob on
the front that lets you select what you want to measure. Below is a picture of a typical
multimeter. There are many different multimeter models; visit the multimeter gallery for
labeled pictures of additional models.

Figure 1. A typical multimeter.

What can multimeters measure?

Almost all multimeters can measure voltage, current, and resistance. See the next
section for an explanation of what these terms mean, and click on theUsing a
Multimeter tab, above, for instructions on how to make these measurements.
Some multimeters have a continuity check, resulting in a loud beep if two things are
electrically connected. This is helpful if, for instance, you are building a circuit and
connecting wires or soldering; the beep indicates everything is connected and nothing
has come loose. You can also use it to make sure two things are not connected, to help
prevent short circuits.
Some multimeters also have a diode check function. A diode is like a one-way valve
that only lets electricity flow in one direction. The exact function of the diode check can
vary from multimeter to multimeter. If you're working with a diode and can't tell which
way it goes in the circuit, or if you're not sure the diode is working properly, the check
feature can be quite handy. If your multimeter has a diode check function, read the
manual to find out exactly how it works.
Advanced multimeters might have other functions, such as the ability to measure and
identify other electrical components, like transistors or capacitors. Since not all
multimeters have these features, we will not cover them in this tutorial. You can read
your multimeter's manual if you need to use these features.

What are voltage, current, and resistance?

If you haven't heard of these terms before, we'll give a very simple introductory
explanation here. You can read more about voltage, current, and resistance in
the References tab, above. Remember that voltage, current, and resistance are
measurable quantities that are each measured in a unit that has a symbol, just like
distance is a quantity that can be measured in meters, and the symbol for meters is m.

Voltage is how hard electricity is being "pushed" through a circuit. A higher


voltage means the electricity is being pushed harder. Voltage is measured
in volts. The symbol for volts is V.
Current is how much electricity is flowing through the circuit. A higher current
means more electricity is flowing. Current is measured in amperes. The symbol
for amperes is A.
Resistance is how difficult it is for electricity to flow through something. A higher
resistance means it is more difficult for electricity to flow. Resistance is measured
in ohms. The symbol for ohms is (the capital Greek letter omega).

Technical Note
The symbol that is used for a unit is usually different than the symbol for a variable in an
equation. For example, voltage, current, and resistance are related by Ohm's law (see
the References tab to learn more about Ohm's law):
Voltage=CurrentResistance
which is usually expressed as
V=IR
In this equation, V represents voltage, I represents current, and R represents
resistance. When referring to the units volts, amps, and ohms, we use the
symbols V, A, and , as explained above. So, "V" is used for both voltage and volts, but
current and resistance have different symbols for their variables and units. Don't worry if
this seems confusing; this table will help you keep track:

Variable Symbol Unit Symbol

Voltage V Volts V

Current I Ampere A

Resistance R Ohm

This is very common in physics. For example, in many equations, "position" and
"distance" are represented by the variables "x" or "d," but they are measured in the unit
meters, and the symbol for meters is m.

A simple analogy to better understand voltage, current, and resistance: imagine water
flowing through a pipe. The amount of water flowing through the pipe is like current.
More water flow means more current. The amount of pressure making the water flow is
like voltage; a higher pressure will "push" the water harder, increasing the flow.
Resistance is like an obstruction in the pipe. For instance, a pipe that is clogged with
debris or objects will be harder for water to flow through, and will have a higher
resistance than a pipe that is free of obstruction.
This cartoon illustrates the idea as well; "volt" is trying to push "amp" through a narrow
opening, which is being restricted by "ohm."

What are direct current (DC) and alternating current (AC)?

Direct current (abbreviated DC) is current that always flows in one direction. Direct
current is supplied by everyday batterieslike AA and AAA batteriesor the one in
your cell phone. Most of the Science Buddies projects you do will probably involve
measuring direct current. Different multimeters have different symbols for measuring
direct current (and the corresponding voltage), usually "DCA" and "DCV," or "A" and "V"
with a straight bar above or next to them. See "What do all the symbols on the front of
the multimeter mean?" for more information about the abbreviations and symbols on
multimeters.
Alternating current (abbreviated AC) is current that changes direction, usually many
times in one second. The wall outlets in your house provide alternating current that
switches directions 60 times per second (in the U.S., but 50 times per second in other
countries). (Warning: Do not use a multimeter to measure the wall outlets in your
home. This is very dangerous.) If you need to measure alternating current in a circuit,
different multimeters have different symbols to measure it (and the corresponding
voltage), usually "ACA" and "ACV," or "A" and "V" with a squiggly line (~) next to or
above them.

What are series and parallel circuits?

When you take measurements with a multimeter, you will need to decide whether to
attach it to your circuit in series or in parallel, depending on what you want to measure.
In a series circuit, each circuit element has the same current. So, to measure current in
a circuit, you must attach the multimeter in series. In a parallel circuit, each circuit
measurement has the same voltage. So, to measure voltage in a circuit, you must
attach your multimeter in parallel. To learn how to take these measurements, see
the Using a Multimeter tab.
Figure 2 shows basic series and parallel circuits, without a multimeter connected. To
learn more about voltage, current, and resistance in series and parallel circuits, check
out the References tab.
Figure 2. In a basic series circuit (left), each element has the same current (but not necessarily
the same voltage; that will only happen if their resistances are all the same). In a basic parallel
circuit (right), each element has the same voltage (but not necessarily the same current; that will
only happen if their resistances are all the same).

What do all the symbols on the front of the multimeter mean?

You might be confused by all the symbols on the front of your multimeter, especially if
you don't actually see words like "voltage," "current," and "resistance" spelled out
anywhere. Don't worry! Remember from the "What are voltage, current, and
resistance?" section that voltage, current, and resistance have units of volts, amps, and
ohms, which are represented by V, A, and respectively. Most multimeters use these
abbreviations instead of spelling out words. Your multimeter might have some other
symbols, which we will discuss below.
Most multimeters also use metric prefixes. Metric prefixes work the same way with
units of electricity as they do with other units you might be more familiar with, like
distance and mass. For example, you probably know that a meter is a unit of distance,
a kilometer is one thousand meters, and a millimeter is one thousandth of a meter.
The same applies to milligrams, grams, and kilograms for mass. Here are the common
metric prefixes you will find on most multimeters (for a complete list, see
the References tab):
(micro): one millionth
m (milli): one thousandth
k (kilo): one thousand
M: (mega): one million

These metric prefixes are used in the same way for volts, amps, and ohms. For
example, 200k is pronounced "two hundred kilo-ohms," and means two hundred
thousand (200,000) ohms.
Some multimeters are "auto-ranging," whereas others require you to manually select
the range for your measurement. If you need to manually select the range, you should
always pick a value that is slightly higher than the value you expect to measure. Think
about it like using a ruler and a yardstick. If you need to measure something that is 18
inches long, a 12-inch ruler will be too short; you need to use the yardstick. The same
applies to using a multimeter. Say you are going to measure the voltage of a AA battery,
which you expect to be 1.5V. The multimeter on the left in Figure 3 has options for
200mV, 2V, 20V, 200V, and 600V (for direct current). 200mV is too small, so you would
pick the next highest value that works: 2V. All of the other options are unnecessarily
large, and would result in a loss in accuracy (it would be like using a 50-foot tape
measure that only has markings every foot, and no inch markings; it isn't as accurate as
using a yardstick with 1-inch markings).
Figure 3. The multimeter on the left is manual-ranging, with many different options (indicated
by metric prefixes) for measuring different amounts of voltage, current, and resistance. The
multimeter on the right is auto-ranging (note how it has fewer options for the selection knob),
meaning it will automatically select the appropriate range.

What do the other symbols on the multimeter mean?

You might have noticed some other symbols besides V, A, , and metric prefixes on the
front of your multimeter. We'll explain some of those symbols here, but remember, all
multimeters are different, so we cannot cover every possible option in this tutorial.
Check your multimeter's manual if you still can't figure out what one of the symbols
means. You can also browse our multimeter gallery to see labeled pictures of different
multimeters.

Multimeter Symbol Samples


~ (squiggly line): You might see a
squiggly line next to or above a V or A
on the front of your multimeter, in
addition to metric prefixes. This stands
for alternating current (AC). Note that
the voltage in an AC circuit is usually
referred to as "AC voltage" (even
though it sounds strange to say
"alternating current voltage"). You use
these settings when you are measuring a
circuit with alternating current (or
voltage).

, - - - (solid line or dashed line): Like


the squiggly line, you might see this
next to or above a V or an A. The
straight lines stand for direct current.
You use these settings when you are
measuring a circuit with direct current
(e.g., most circuits that are powered by a
battery).

DCV, ACV, ACA, DCA, VAC,


or VDC: Sometimes, instead of (or in
addition to) using squiggly or dashed
lines, multimeters will use the
abbreviations AC and DC, which stand
for alternating current and direct
current, respectively. Note that some
multimeters might have AC and
DC after the V and A, instead of before.
Continuity check (series of parallel
arcs): This is a setting used to check if
two things are electrically connected.
The multimeter will beep if there is a
conductive path between the two probe
tips (meaning, if the resistance is very
close to zero), and will not make any
noise if there is no conductive path.
Note that sometimes the continuity
check can be combined with other
functions on a single setting.

Diode check (triangle with some lines


through it): This function is used to test
a diode, which is like a one-way valve
for electricity; it only lets current flow
in one direction. The exact function of
the diode check can be different on
different multimeters. Check your
multimeter's manual to learn about how
the diode check function works for your
model.

Table 1. Some symbol examples from different multimeters. Check out the gallery for
more examples.

What are the red and black wires (probes)? Where do I plug them in?

Your multimeter probably came with red and black wires that look something like the
ones in Figure 4. These wires are called probes or leads (pronounced "leeds"). One
end of the lead is called a banana jack; this end plugs into your multimeter (Note: some
multimeters have pin jacks, which are smaller than banana jacks; if you need to buy
replacement probes, be sure to check your multimeter's manual to find out which kind
you need). The other end is called the probe tip; this is the end you use to test your
circuit. Following standard electronics convention, the red probe is used for positive,
and the black probe is used for negative.
Figure 4. A typical pair of multimeter probes.
Although they come with two probes, many multimeters have more than two places in
which to plug the probes, which can cause some confusion. Exactly where you plug the
probes in will depend on what you want to measure (voltage, current, resistance,
continuity test, or diode test) and the type of multimeter you have. We have provided
one example in the images belowand you can check our gallery for a multimeter
similar to yoursbut since all multimeters are slightly different, you might need to
consult the manual for your multimeter.
Most multimeters (except for very inexpensive ones) have fuses to protect them from
too much current. Fuses "burn out" if too much current flows through them; this stops
electricity from flowing, and prevents damage to the rest of the multimeter. Some
multimeters have different fuses, depending on whether you will be measuring high or
low current, which determines where you plug the probes in. For example, the
multimeter shown in Figure 5 has one fuse for 10 amps (10A) and one fuse for 200
milliamps (200mA).
Figure 5. This multimeter has three different ports labeled 10A, COM (which stands for
"common"), and mAV. The fuse between mAV and COM is rated for 200mA, which is a
relatively "low" current. So, in order to measure small currents-or voltage or resistance (very
little current flows through the multimeter when measuring voltage or resistance)you plug the
black probe into COM and the red probe into the port labeled mAV. The fuse between 10A and
COM is rated for 10A, so to measure high currents, you plug the black probe into COM and the
red probe into the port labeled 10A.
SEMOGA BERMANFAAT
MULTIMETER

Gb. Multimeter Digital


Gb. Multimeter Digital ( Sanwa )

Gb. Multimeter Analog ( Sanwa )


Multimeter adalah alat test yang sangat berguna. dengan mengoperasikan sakelar banyak
posisi, meter dapat secara cepat dan mudah dijadikan sebagai sebuah Voltmeter, sebuah
Ammeter atau sebuah Ohmmeter. Alat ini mempunyai berbagai penepatan ( disebut 'range' )
pada setiap range mempunyai pilihan AC atau DC. Beberapa multimeter mempunyai kelebihan
tambahan layaknya sebagai range pengukur transistor dan range untuk pengukuran kapasitansi
dan frekuensi.

1. MULTIMETER ANALOG :

Meter-meter Analog mengambil sedikit tenaga dari rangkaian yang diuji untuk mengoperasikan
jarum penunjuknya. Alat harus bersensitivitas tinggi setidaknya 20k /V atau memposisikan
pembenahan pembacaan untuk rangkaian yang diuji. Cermati pada sesi dibawah ini Sensitivitas
untuk telitinya.

Battery didalam meter untuk menyediakan jangkah pengukuran resistansi, akan habis dalam
masa tahunan tetapi membiarkan meter pada jangkah pengukuran resistansi akan membuat
batteray terus bekerja sampai habis.

Jangkah rata-rata multimeter analog Biasanya ( Nilai Teganagan & Arus adalah Nilai
Max setiap Jangkah Ukur ) :

Tegangan DC: 0.5V, 2.5V, 10V, 50V, 250V, 1000V.


Tegangan AC: 10V, 50V, 250V, 1000V.
Arus DC: 50A, 2.5mA, 25mA, 250mA. Jangkah ukur arus tinggi hilang pada tipe meter ini.
Resistansi: 20 , 200 , 2k , 20k , 200k .

Merupakan ide yang bagus untuk multimeter analog meletakkan jangkah tegangan DC layaknya
10V ketika tidak digunakan, Adalah agar tidak rusak oleh pemakaian yang kurang Hati - Hati,
dan mudah diubah kemanapun sesuai yang diinginkan!
Sensitivitas Dari Multimeter Analog
Multimeter harus berada pada sensitivitas tinggi setidaknya 20k /V dengan kata lain jangkah
tegangan DC berada sangat rendah perlu pembenaran pembacaan. Untuk memenuhi pembacaan
yang benar ( Valid ) Resistansi meter harus sepuluh kali resistansi alat yang diukur (lakukan ini ,
nilai lebih tinggi dekat dengan dimana meter dihubungkan). anda dapat menaikan resistansi
meter dengan memilih jangkah ukur yang lebih tinggi ,tetapi akan mendapatkan pembacaan
dengan akurasi yang sangat rendah!

Pengukuran Arus dan Tegangan Dengan Multimeter :


Pilih jangkah ukur dengan lebih besar dari dengan pembacaan yang masih dapat dilakukan.
Sambungkan meter, yakinkan sambungan pada sisi yang benar. Meter Digital akan selamat pada
penyambungan terbalik, tetapi meter analog mungkin menjadi rusak.
Jika pembacaan melampaui skala : sesegera mungkin lepaskan dan pilih jangkah ukur yang lebih
tinggi.

Multimeter Sangat Mudah Rusak oleh Perlakuan Yang Kurang Berhati-hati mohon
diperhatikan hal ini:
a. Selalu melepas meter sebelum memindah jangkah ukur.
b. Selalu periksa letak jangkah sebelum dihubungkan kerangkaian.
c. Jangan membiarkan jangkah ukur pada pengukuran arus (kecuali saat pembacaan ukuran).
d. Jangkah pengukur arus paling besar resiko kerusakannya karena berada pada resistansi
rendah .

Pembacaan Skala Analog :

Tilik penempatan sakelar jangkah ukur pilih skala yang berhubungan. Untuk beberapa jangkah
ukur anda perlu mengalikan atau membagi 10 atau 100 seperti ditunjukan pembacaan dibawah
ini. Untuk jangkah ukur Teganagn AC Gunakan Tanda Merah sebab Calibrasi Skala Sedikit
Geser.

Contoh Pembacaan skala :

Jangkah Ukur DC 10V : 4.4V ( Baca Langsung Skala 0-10 )


Jangkah Ukur DC 50V : 22V ( Baca Langsung Skala 0-50 )
Jangkah Ukur DC 25mA : 11mA ( Baca 0-250 dan Dibagi Dengan 10 )
Jangkah Ukur AC 10V : 4.45V ( Gunakan Skala Merah, Baca 0-10 )

Pengukuran Resistansi Dengan Multimeter :

Untuk Pengukuran resistansi komponen, harus tidak terhubung pada sebuah rangkaian. jika anda
mencoba mengukur komponen dalam rangkaian anda akan mendapati kesalahan pembacaan, (
Termasuk Jika Catu Daya Tidak Dilepas ) akan merusak multimeter.

# ) Cara yang digunakan setiap meter sangat berbeda maka perlu latihan yang
dipisahkan:

A. Pengukuran resistansi dengan DIGITAL Multimeter :

Letakan jangkah ukur resistansi yang mungkin lebih besar dari yang ada. Perhatikan penampil
menunjukan "off dari skala" ( Biasanya kosong atau 1 pada sisi kiri ). Jangan kuatir ini tidak
salah, itu benar - resistansi udara sangat tinggi !
Sentuhkan ujung pengukur meter bersama dan periksa apakah terbaca nol. jika tidak nol, putar
sakelar ke 'Set Zero' jika tidak coba lagi.
Letakkan ujung penduga ke komponen. Jauhi sentuhan lebih dari satu sambungan pada waktu
yang sama atau anda akan dapatkan kenaikan pembacaan!

B. Pengukuran Resistansi Dengan Multimeter ANALOG :

Skala resistansi meter analog normalnya berada paling atas, skala ini tidak umum sebab
pembacaannya terbalik dan juga tidak linear (pada pembagianya). Ini tidak menguntungkan,
tetapi ini terjadi karena kerjanya meter.
Letakan jangkah ukur resistansi yang paling sesuai. Pilih jangkah ukur resistansi sehingga
mendekati tengah skala.
Sebagai contoh: dengan skala yang ditunjukkan dibawah dengan resistansi sekitar 50k pilih 1k
range.
Pegang ujung pengukur meter bersama dan tepatkan pengaturan didepan yang biasanya ditandai
"0 ADJ" putar sampai jarum menunjukan Nol ( Ingat Skala 0 Bagian Kanan ). jika tidak dapat
ditera pembacaan Nol, maka Batteray didalam meter perlu diganti.
Letakkan penduga pada simpangan komponen . Jauhi sentuhan lebih dari satu sambungan pada
waktu yang sama atau anda akan dapatkan kenaikan pembacaan!

Skala Multimeter Analog


Skala resistansi terletak paling atas, catat dibaca secara terbalik dan tidak linier (termasuk
jaraknya).
Pembacaan skala resistansi
untuk resistansi gunakan skala lebih tinggi, tidak hanya itu dia dibaca terbalik dan tidak linear (
termasuk jaraknya ).
Tilik peletakan sakelar jangkah sehingga anda tahu berapa pengalinya untuk pembacaan .

Pengujian DIODA dengan Multimeter DIGITAL :

Multimeter Digital mempunyai kekhususan untuk mengukur dioda , biasanya diberi penandaan
simbol dioda.
Hubungkan ujung Merah (+) ke Anode dan Hitam (-) ke Cathode. Dioda seharusnya sambung /
terhubung dan meter akan menampilkan nilai ( Biasanya Tegangan yang Melintasi Dioda dalam
mV, 1000mV = 1V ).
Pembalikan sambungan. Pada saat ini dioda seharusnya tidak sambung sehingga meter
menampilkan "off the scale" ( Biasanya Kosong atau Sebuah 1 Pada Sisi Kiri Layer ).
Pengujian Sebuah DIODA Dengan Multimeter ANALOG :

Letakan multimeter analog kejangkah ukur resistansi rendah seperti 10.


Secara Dasar perlu dicatat Polaritas Ujung Ukur Multimeter Analog adalah Kebalikan Dari
Jangkah Ukur Resistansi, sehingga Probe Hitam adalah Positive (+) dan Probe Merah adalah
Negative (-)! Ini tidak menguntungkan, tetapi begitulah meter bekerjanya.
Hubungkan ujung Warna Hitam (+) ke Anode dan Warna Merah (-) ke Cathode. Dioda harus
menghatar / tersambung & Meter menunjukan Resistansi Rendah ( Nilai PastinyaTidak
Berhubungan ).
Balik sambungan ini. sebuah Diode tidak tersambung dengan cara ini sehingga meter
menunjukan Resistansi tak terhingga ( infinite ) / (berada pada sisi kiri skala).

* ) Cara Penggunaan Multimeter Digital Pada Pengukuran Dioda :

1. Atur Jangkah Pada Pilihan Simbol Dioda.


2. Bila Pada Layar Belum Tampil Gambar Simbol Dioda Maka Dapat Diatur Dengan Menekan
Tombol SELECT Sampai Muncul Simbol Dioda.
3. Hubungkan Probe HITAM Pada Catoda & Probe MERAH Pada Anoda.
4. Pastikan Bahwa Pada Layar Menunjukan Drop Tegangan Maju Dioda ( Forward )
5. Apabila Pengukuran Di balik ( Probe HITAM Pada Anoda & Probe Merah Pada Catoda ) Maka
Pada Layar Akan Tercatat OL ( Reverse )
6. Setelah Selesai Dalam Melakukan Pengukuran, Lepaskan Probe Dari Dioda Yang Diukur.

* ) Cara Penggunaan Multimeter Digital Pada Pengukuran Resistansi :

1. Atur Jangkah Pada Pilihan Simbol Ohm ( ).


2. Bila Pada Layar Belum Tampil Gambar Simbol Ohm ( ) Maka Dapat Diatur Dengan Menekan
Tombol SELECT Sampai Muncul Simbol Ohm ( ).
3. Hubungkan Probe HITAM & Probe MERAH Pada Resistor Yang Akan Diukur Resistansinya (
Probe Di Bolak Balik Tidak Masalah )
4. Setelah Probe Terhubung Maka Di Layar Akan Tampil Hasil Dari Resistansi Resistor.

Materi : Melakukan pengukuran resistor menggunakan multimeter

SK : Memahami pengukuran komponen elektronika


KD : Melakukan pengukuran komponen R

Tujuan Pembelajaran :

Kognitif

- Proses

Siswa melaksanakan prosedur kerja dalam pemakaian komponen R

Siswa mampu membaca data hasil yang di ukur oleh alat ukur

Psikomotor

Siswa dapat merangkai komponen R

Siswa mampu mengukur tahanan beberapa resistor menggunakan ohmmeter

Siswa dapat melakukan perawatan alat ukur multimeter

Macam-macam alat ukur multimeter

Bagian-bagian dari multi meter analog :

1. Plat skala ukur


2. Jarum penunjuk skala ukur
3. Sekrup pengatur posisi jarum
4. Knob pengatur nilai nol pada nilai ukur tahanan
5. multimeter berfungsi sebagai voltmeter DC yang terdiri dari lima batas ukur :10; 50; 250; 500;
dan 1000 V.
6. Saklar selektor
7. Posisi DCmA (miliampere DC) berarti multimeter berfungsi sebagai mili amperemeter DC yang
terdiri dari tiga batas ukur : 0,25; dan 250 mAmp.
8. Multimeter berfungsi sebagai voltmeter AC yang terdiri dari lima batas ukur : 10; 50; 250;1000
V.
9. Terminal (probe) +
10. Terminal (probe)
11. Multimeter berfungsi sebagai ohmmeter, yang terdiri dari tiga batas ukur : x 1W; x 10 W ; dan x
1KW

Cara pemakaian multimeter :

Pastikan jarum penunjuk meter diperiksa apakah sudah tepat pada angka 0 pada skala DCmA ,
DCV atau ACV posisi jarum nol di bagian kiri (lihat gambar a),
Untuk skala ohmmeter posisi jarum nol di bagian kanan (lihat gambar b). Jika belum tepat harus
diatur dengan memutar sekrup pengatur kedudukan jarum penunjuk meter ke kiri atau ke
kanan dengan menggunakan obeng pipih (-) kecil.

Ohmmeter

Suatu alat ukur yang digunakan untuk mengetahui besaran hambatan atau besaran tahanan pada
suatu beban atau R (resistor).

Pada jenis alat ukur OHM meter yang digunakan dipasaran mempunyai simbol (omega) pada
alat ukurnya.

Alat ukur Ohm Meter dipasaran selalu menjadi satu dengan alat ukur yang lain, sehingga sering
disebut dengan MULTIMETER atau AVO METER

Ada juga sebagian alat ukur OHM Meter terpisah dengan alat ukur lainnya. Penggunaan alat
ukur Ohm Meter ini dilakukan dengan menggunakan sistem perkalian Penggunaan alat ukur
Ohm Meter ini dilakukan dengan posisi terpisah dari sumber tegangan.

Pada alat ukur Ohm meter memiliki faktor kali yang digunakan sebagai nilai pengali yang sering
disebut dengan dikalikan berapa. Faktor pengali ini menentukan berapa besar nilai maksimal
yang akan digunakan dalam pengukuran. Penentuan nilai faktor pengali untuk menentukan
besarnya nilai yang akan terukur, dimana harga nilai tersebut tidak lebih dari batas beban yang
diukur, atau nilai faktor pengali lebih tinggi dari nilai yang akan diukur.

Pembacaan factor pengali :

Jika di alat ukur dipilih X 1 W, berarti angka yang tertulis pada alat ukur OHM meter semuanya
dikalikan 1 W.
Jika di alat ukur dipilih X 10 W, berarti angka yang tertulis pada alat ukur OHM meter semuanya
dikalikan 10 W.

Jika di alat ukur dipilih X 100 W, berarti angka yang tertulis pada alat ukur OHM meter
semuanya dikalikan 100 W.

Jika di alat ukur dipilih X 1 K W, berarti angka yang tertulis pada alat ukur OHM meter
semuanya dikalikan 1 KW atau 1000 W.

Cara menggunakan Ohmmeter :

1. Pastikan posisi membaca alat ukurnya


2. Pastikan membaca dari KANAN ke KIRI
3. Tentukan sistim perkalian yang digunakan
4. Hubungkan kedua ujung probe
5. Kalibrasi terlebih dulu untuk menentukan angka0 , ( dengan tetap kedua ujung probe
terhubung) dengan cara mengatur potensio kalibrasi
6. Setelah yakin jarum menunjuk angka 0 lepas ujung probe yang terhubung,siap untuk
digunakan mengukur tahanan/hambatan/resistor

Cara perhitungan ohmmeter :

Jika yang dipilih adalah pengali 1 (x1), Jarum menunjuk pada angka 20, Maka terbaca
hasil pengukuran adalah 20 , Tetapi jika yang dipilih adalah pengali 10 (x10 ), Maka terbaca
hasil pengukuran adalah 200

Melakukan pengukuran resistor menggunakan multimeter


itulis oleh: Erlangga yudistira -
Cara menggunakan AVOMETER digital Mengukur VOLT Meter

1. Pasang Kabel/Probe hitam ke COM/Ground


2. Pasang Kabel Merah ke Lubang paling kanan (V/Ohm).

3. Tentukan object pengukuran : Misalnya mengukur battere PSP yang berkapasitas 3.6v
4. Lihat skala pada Multitester pd bagian V (Volt) ada dua yaitu:

DCVolt = (Tegangan searah) : Tegangan Batere, Output IC Power


ACVolt = (Tegangan Bolak Balik) : Tegangan PLN, dan sejenisnya.

Umumnya yang digunakan dalam pengukuran arus lemah


Seperti pengukuran PSP, Dan lain-lain dipilih yang DCVolt
KETERANGAN GAMBAR :

Incu putar Tombol Pengatur Pada V. Maka dilayar akan ada pilihan
DC dan AC, Untuk Memilih Incu tinggal menekan tombol AUTO.
Setelah dipilih skala DCVolt, ada nilai-nilai yang tertera pada bagian
DC Volt tersebut.

CONTOH :

300mV artinya Incu akan mengukur tegangan yang maximal 0,3 Volt
3V artinya Incu akan mengukur tegangan yang maximal 3Volt
30V artinya Incu akan mengukur tegangan yang maximal 30Volt
300V artinya Incu akan mengukur tegangan yang maximal 300V
950V artinya Incu akan mengukur tegangan yang maximal 950V

KESIMPULAN :

Gunakan skala yang tepat untuk pengukuran


Misalkan Battere PSP 3,6Volt gunakan skala pada 20V.
Maka hasilnya akan akurat mis terbaca : 3,76 Volt.
PEMBACAAN YANG SALAH :

Jika menggunakan skala 2V Maka akan muncul angka 1


Berarti pertanda overload atau melebihi skala
Jika menggunakan skala 200V maka akan terbaca
Hasilnya namun tidak akan akurat
Misalnya akan terbaca : 3,6V atau 3,7V saja
Akan dibaca 1 digit belakang koma.
Jika menggunakan 750V bisa saja
Namun hasilnya akan terbaca 3 atau 4 volt
Dibulatkan langsung tanpa koma.
Dan tentunya sangat tidak akurat sekali hasilnya

CARA MELAKUKAN PENGUKURAN :

Setelah object pengukuran sudah ada


Dan skala sudah dipilih yang tepat sesuai kebutuhan
Maka lakukan pengukuran dengan menempelkan kabel merah ke Positif
Baterai dan kabel hitam ke negatif Baterai.
Maka akan muncul hasil pengukurannya.

Jika kabel terbalik cara memasangnya


Maka hasilnya akan tetap muncul
Namun akan muncul tanda negatif didepan hasilnya.
Beda dengan Multitester Analog. Jika kabelnya terbalik
Maka jarum penunjuk akan mentok kekiri.

PERHATIAN :
Jika AVOMETER memiliki tombol DH artinya Data Hold.
Jika Incu tekan maka hasilnya akan Diam dalam bahasa kampungnya freeze
Hingga hasil akhir penilaiannya bisa dicatat hasilnya

Semoga Dongeng Eyang kali ini bisa menambah


Wawasan Incu semua, Karena seorang tekhnisi harus bisa
Baca DATASHEET, Harus bisa Baca Alat ukur dan Paham untuk menggunakannya
Harus bisa baca dan berpikir algoritme atau FlowChart
Silahkan dikunyah-kunyah dulu kalo suka telan
Ingat bagi bagi untuk semua....
Dikit dikit seipirit-iprit biar semua kebagean Cu...
MULTIMETER DIGITAL
Multimeter digital mampu menampilkan beberapa pengukuran untuk arus miliamper, temperatur
C, tegangan milivolt, resistansi ohm, frekuensi Hz, daya listrik mW sampai kapasitansi nF
Multimeter digital, terdiri dari tiga jenis alat ukur sekaligus, yaitu mengukur tegangan, arus, dan
tahanan. Mampu untuk mengukur besaran listrik DC maupun AC. Sakelar pemilih mode
digunakan untuk pemilihan jenis pengukuran, mencakup tegangan AC/DC, pengukuran arus
AC/DC, pengukuran tahanan, pengukuran diode, dan pengukuran kapasitor.
Terminal kabel untuk tegangan dengan arus berbeda. Terminal untuk pengukuran arus kecil 300
mA dengan arus sampai 10 A dibedakan.
Gambar Multimeter Digital
Multimeter Digital menampilkan kuantitas yang diukur sebagai angka, yang
mencegah paralaks kesalahan.
Fitur pengukuran perangkat tambahan dalam Multimeter Digital
Auto-mulai, yang memilih rentang yang benar untuk kuantitas yang diuji sehingga yang
paling signifikan angka yang akan ditampilkan. Sebagai contoh, empat digit multimeter akan
secara otomatis memilih rentang yang tepat untuk menampilkan 1,234 bukannya 0,012, atau
overloading. Auto-mulai meter biasanya menyertakan fasilitas untuk 'membekukan' meteran
rentang tertentu, karena pengukuran yang menyebabkan berbagai perubahan yang sering
mengganggu pengguna.
Auto-polaritas untuk pembacaan arus langsung, menunjukkan jika tegangan yang diberikan
adalah positif (setuju dengan meteran memimpin label) atau negatif (berlawanan polaritas untuk
meteran lead).
Alat ukur Multimeter digital menunjukan kebesaran yang diukur dalam bentuk angka. Dengan
multimeter digital kesalahan pembacaan dihilangkan oleh penunjukan langsung dengan angka
kebesaran yang diukur dan titik desimal ditunjukan pula secara langsung untuk memudahkan
pengukuran.
Keuntungan Multimeter Digital:
Penggunaan signal-signal digital untuk pencetakan (printing out) atau perekaman pada pita
berlubang.
Penghubungan langsung ke komputer (alat-alat digital) untuk menambah efisiensi pengolahan
data.
II. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Multimeter digital memiliki akurasi yang tinggi, dan kegunaan yang lebih banyak jika
dibandingkan dengan multimeter analog. Yaitu memiliki tambahan-tambahan satuan yang lebih
teliti, dan juga opsi pengukuran yang lebih banyak, tidak terbatas pada ampere, volt, dan ohm
saja. Multimeter digital biasanya dipakai pada penelitian atau kerja-kerja mengukur yang
memerlukan kecermatan tinggi, tetapi sekarang ini banyak juga bengkel-bengkel komputer dan
service center yang memakai multimeter digital. Kekurangannya adalah susah untuk memonitor
tegangan yang tidak stabil. Pada praktik ini mengukur menggunakan multimeter digital untuk
mengukur besarnya tegangan Resistor, Dioda, Kapasitor (non polar), elco (polar), Transistor, dan
arus dari PLN. Sebelum menggunakan multimeter digital, tancapkan kabel merah ke lubang yang
bertanda V/, dan tancapkan kabel hitam ke lubang yang bertanda COM (GROUND), tekan
tombol power pada Multimeter Digital untuk menyalakan, tentukan komponen yang akan diukur.
Resistor adalah suatu komponen yang mempunyai 2 kaki yaitu kaki positif dan kaki negatif,
resistor berfungsi sebagai pembatas pada sebuah rangkaian listrik, mengukur resistor
menggunakan cara tancapkan kabel merah ke lubang yang bertanda V/, dan kabel hitam ke
lubang yang bertanda COM, lalu tekan tombol power untuk menghidupkan Multimetr Digital,
hubungkan kabel merah ke kaki positif dan kabel hitam ke kaki negatif pada resistor, kemudian
amati nilai hasil pengukuran pada layar monitor Multimeter Digital.
Dioda adalah kompenen yang memiliki 2 kaki yaitu kaki positif (anoda) dan kaki negatif
(katoda), dioda berfungsi untuk penyearah arus, dan sebagai penyaring (pendeteksi) dan
stabilisator tegangan. Mengukur dioda munggunakan cara tekan lambang dioda pada Multimeter
Digital, hubungkan kabel merah ke kaki katoda dan kabel hitam ke kaki anoda, amati nilai
besaran pada dioda dengan satuan Volt, jika kabel terbalik maka nilai pada monitor tidak
bergerak.
Kapasitor adalah suatu komponen elektronika yang mempunyai 2 kaki yaitu kaki postif dan kaki
negatif. Kapasitor berfungsi untuk menyimpan suatu muatan listrik. Mengukur
kapasitor/kondensator menggunakan cara hubungkan kabel merah dan kabel hitam kesembarang
kaki pada kapasitor, setelah kabel di hubungkan amati nilai besaran kapasitor.
Transistor adalah suatu komponen elektonika yang mempunyai 3 kutub yaitu Basis, emitor, dan
colector. Transistor mempunyai 2 macam yaitu PNP dan NPN. Untuk mengukur tarnsistor tekan
tombol lambang dioda untuk pengukuran transistor, untuk mengukur NPN menggunakan cara
kabel hitam ke kaki Basis dan kabel merah ke kaki colector/emitor. Untuk mengukur PNP
menggunakan cara kabel hitam ke kaki coloector/emitor dan kabel merah ke kaki basis.
Untuk pengukuran listrik PLN 1 PHASA dan 3 PHASA menggunakan cara tekan tombol V
(volt) pada Multimeter Digital untuk mengukur besarnya tegangan, kemudian tekan tombol
AC/DC untuk memilih pengukuran tegangan AC, uantuk mengukur besarnya tegangan 1 phasa
hubungkan kedua kabel pada stop kontak, kemudian amati nilai tegangan 1 phasa pada layar
monitor Multimeter Digital, dan mengukur tegangan 3 phasa menggunakan cara hubungkan
kabel merah dan kabel hitam ke klem R, S, T, N di dalam box KWH meter, tekan tombol hold
untuk melihat nilai tegangan 3 phasa pada layar monitor
Mengukur tegangan batrai menggunakan cara tancapkan kabel merah pada lubang yang bertanda
V/, dan kabel hitam ke lubang yang bertanda COM, lalu tekan tombol V untuk mengukur
besarnya tegangan, tekan tombol AC/DC dan pilih yang DC, hubungkan kabel merah ke kutub
positif dan kabel hitam ke kutub negatif pada batrai, kemudian amati pada monitor nilai besaran
tegangan pada batrai, jika kabel terbalik maka ilai besaran batrai akan menjadi negatif.
Mengukur arus pada batrai menggunakan cara tancapkan kabel merah kelubang yang bertanda
20A dan kabel hitam ke lubang COM, tekan tombol AC/DC dan pilih yang DC, hubungkan
kabel merah ke kutub positif dan kabel hitam ke kutub negatif pada batrai, kemudian amati nilai
arus pada batrai, dan jika jika kabel terbalik maka nilai arus batrai akan menjadi negatif.

Multimeter dibagi menjadi dua jenis yaitu multimeter analog dan multimeter digital.
Multimeter analog

Multimeter analog lebih banyak dipakai untuk kegunaan sehari-hari, seperti para tukang servis
TV atau komputer kebanyakan menggunakan jenis yang analog ini. Kelebihannya adalah mudah
dalam pembacaannya dengan tampilan yang lebih simple. Sedangkan kekurangannya adalah
akurasinya rendah, jadi untuk pengukuran yang memerlukan ketelitian tinggi sebaiknya
menggunakan multimeter digital.

Multimeter digital

Multimeter digital memiliki akurasi yang tinggi, dan kegunaan yang lebih banyak jika
dibandingkan dengan multimeter analog. Yaitu memiliki tambahan-tambahan satuan yang lebih
teliti, dan juga opsi pengukuran yang lebih banyak, tidak terbatas pada ampere, volt, dan ohm
saja. Multimeter digital biasanya dipakai pada penelitian atau kerja-kerja mengukur yang
memerlukan kecermatan tinggi, tetapi sekarang ini banyak juga bengkel-bengkel komputer dan
service center yang memakai multimeter digital. Kekurangannya adalah susah untuk memonitor
tegangan yang tidak stabil. Jadi bila melakukan pengukuran tegangan yang bergerak naik-turun,
sebaiknya menggunakan multimeter analog.

Mari kita mulai belajar menggunakan Multitester.Sebelumnya kenali dulu tombol-


tombol yang ada pada Multitester sebagai berikut :
Menggunakan Multitester sebagai Volt Meter

Bertujuan untuk mengukur suatu obyek tegangan baik DC maupun AC

1. Pasang Kabel hitam ke COM (Ground), dan pasang Kabel Merah ke Lubang paling kanan
(V/Ohm).
2. Tentukan object pengukuran, misalnya akan mengukur battere Nokia yg berkapasitas 3,7V.
3. Lihat skala pada Multitester pd bagian V (Volt) ada dua yaitu:
DC Volt (Tegangan searah) : Tegangan Batere, Teg. Output IC Power, dsb (Terdapat
Polaritas + dan -)
AC Volt ~ (Tegangan Bolak Balik) : Tegangan PLN, dan sejenisnya.

Umumnya yg digunakan dalam pengukuran arus lemah seperti pengukuran ponsel, dll dipilih yg
DC Volt

Setelah dipilih skala DC Volt, ada nilai2 yg tertera pada bagian DC Volt tsb. Contoh:

200mV artinya akan mengukur tegangan yg maximal 0,2 Volt


2V artinya akan mengukur tegangan yg maximal 2 Volt
20V artinya akan mengukur tegangan yg maximal 20 Volt
200V artinya akan mengukur tegangan yg maximal 200V
750V artinya akan mengukur tegangan yg maximal 750V

Gunakan skala yg tepat utk pengukuran, misal Battere 3,6 Volt gunakan skala pada 20V. Maka
hasilnya akan akurat mis terbaca : 3,76 Volt.

Jika menggunakan skala 2 V akan muncul angka 1 (pertanda overload/ melebihi skala)
Jika menggunakan skala 200V akan terbaca hasilnya namun tdk akurat mis terbaca : 3,6V atau
3,7 V sja (1digit belakang koma)
Jika menggunakan 750V bisa saja namun hasilnya kaan terbaca 3 atau 4 volt (Dibulatkan lsg
tanpa koma)
Setelah object pengukuran sdh ada, dan skala sdh dipilih yg tepat, maka lakukan pengukuran dgn
menempelkan kbl merah ke positif battere dan kabel hitam ke negatif batere. Akan muncul hasil
pengukurannya.

Jika kabel terbalik hasilnya akan tetap muncul, namun ada tanda negatif didepan hasilnya. Beda
dgn Multitester Analog. Jika kbl terbalik jarum akan mentok kekiri.

NB : jika Multitester ada tombol DH, artinya Data Hold. Jika ditekan maka hasilnya akan freeze,
dan bisa dicatat hasilnya.

Definisi Multimeter
Multimeter adalah alat pengukur listrik yang sering dikenal sebagai VOM (Volt/Ohm meter)
yang dapat mengukur tegangan (voltmeter), hambatan (ohm-meter), maupun arus (ampere-
meter).

Jenis Multimeter
ada 2 jenis Multimeter yaitu Multimeter Analog dan Multimeter Digital.
Di bawah ini adalah penampakannya

Gambar Multimeter Analog

Gambar Multimeter Digital


Bagian-bagian Multimeter

Cara Penggunaan Multimeter

Mari kita mulai dari skala DC Volt :


200 mV artinya adalah kita akan mengukur tegangan sebesar 0,2 Volt
2 V artinya adalah kita akan mengukur tegangan sebesar 2 Volt
20 V artinya adalah kita akan mengukur tegangan sebesar 20 Volt
200 V artinya adalah kita akan mengukur tegangan sebesar 200 Volt
750 V artinya adalah kita akan mengukur tegangan sebesar 750 Volt
Gunakan skala yg tepat untuk pengukuran, misal baterai 3,6 Volt gunakan skala pada 20 V.
Maka hasilnya akan akurat misal terbaca 3,76 Volt.
Jika menggunakan skala 2Volt akan muncul angka 1 (pertanda overload/melebihi skala)
Jika menggunakan skala 200 V akan terbaca hasilnya namun tidak akurat misal terbaca : 3,6 V
atau 3,7 V saja (1 digit dibelakang koma)
Jika menggunakan 750 V bisa saja terbaca namun hasilnya akan terbaca 3 atau 4 volt
(Dibulatkan langsung tanpa koma)
Jika kabel terbalik maka hasilnya akan tetap muncul, namun tanda negatif di depan hasilnya.
Beda dengan Multimeter Analog. Jika kabel terbalik jarum akan mentok ke kiri.
NB : Jika multimeter ada tombol DH= Data Hold. Jika ditekan maka hasilnya akan freeze dan
bisa dicatat hasilnya.

Menggunakan Multimeter sebagai Voltmeter :


1. Perhatikan object yang akan diukur. (Resistor, hambatan jalur, dll)
2. Perhatikan skala pengukuran pada Ohmmeter
3. 200 artinya akan mengukur hambatan yang nilainya max 200 Ohm
4. 2K artinya akan mengukur hambatan yang nilainya max 2000 Ohm
5. 20K artinya akan mengukur hambatan yang nilainya max 20.000 Ohm
6. 200K artinya akan mengukur hambatan yang nilainya max 200.000 Ohm
7. 2M artinya akan mengukur hambatan yang nilainya max 2.000.000 Ohm
( 2 Mega Ohm)
Bila tidak tahu besaran nilai yang mau diukur, dianjurkan pilih skala tengah misalkan skala 20K.
Lalu lakukanlah pengukuran.

Jika hasilnya 1 (overload) maka naikkan skala

Jika hasilnya digit dibelakang koma kurang akurat, maka turunkan skala.

Contoh pembacaan hasil :


Pada skala 2K hasilnya adalah 1,76 itu artinya hambatan yang terukur adalah 1,76K Ohm

Pada skala 2K hasilnya adalah 0,378 itu artinya hambatan yang terukur adalah 0,378K Ohm atau
sama dengan 378 Ohm (1Kilo Ohm= 1000 Ohm)

Pada skala 20K hasilnya adalah 1, artinya object yg mau diukur melebihi skala 20K, maka
naikkan skala menjadi 200K, hasilnya menjadi 38,78 itu artinya hambatan yang terukur adalah
sebesar 38,78 KOhm

Pada pengukuran tegangan PLN, maka skala dipindahkan ke bagian AC Volt (~) lalu skala ke
750 Volt maka hasil yang akan muncul misalnya adalah 216 artinya tegangan PLN tersebut
adalah sebesar 216 Volt.

Jika memakai skala 200 maka hasilnya akan sebesar 1 di layar itu adalah pertanda overload alias
melebihi skala 200 Volt tersebut.

Anda mungkin juga menyukai