Anda di halaman 1dari 25

C.

Teknik Sampling

Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel untuk menentukan sampe] yang akan
digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan. Secara skematis,
macam-macam teknik sampling ditunjukkan pada Gambar 1.

Dari gambar tersebut terlihat bahwa, teknik sampling pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua
yaitu Probability Sampling dan Nonprobability Sampling. Probability sampling meliputi, simple random,
proportionate stratified random, disproportionate stratified random, dan area random. Nonprobability
sampling meliputi, sampling sistematis, sampling kuota, sampling insidental, purposive sampling,
sampling jenuh, dan snowball sampling.

Gambar 1. Macam-macam teknik sampling

Sumber: Sugiyono, 2012: 117

1. Probability sampling
Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama
bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjari anggota sampel. Teknik ini meliputi,
Simple random sampling, proportionate stratified random sampling, disproportionate stratified
random, sampling area (cluster) sampling (sampling menurut daerah).

F. Jenis dan Metode Sampling Sampling secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi dua (2)
kelompok, yaitu Probability sampling dan Nonprobability sampling. Adapun Probability sampling
menurut Sugiyono adalah teknik sampling yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur
(anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Sedangkan Nonprobability sampling
menurut Sugiyono adalah teknik yang tidak memberi peluang/kesempatan yang sama bagi setiap
unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. 1) Probability sampling Probability
sampling menuntut bahwasanya secara ideal peneliti telah mengetahui besarnya populasi induk,
besarnya sampel yang diinginkan telah ditentukan, dan peneliti bersikap bahwa setiap unsur atau
kelompok unsur harus memiliki peluang yang sama untuk dijadikan sampel. Adapun jenis-jenis
Probability sampling adalah sebagai berikut : a) Simple random sampling Menurut Kerlinger
(2006:188), simple random sampling adalah metode penarikan dari sebuah populasi atau semesta
dengan cara tertentu sehingga setiap anggota populasi atau semesta tadi memiliki peluang yang
sama untuk terpilih atau terambil. Menurut Sugiyono (2001:57) dinyatakan simple (sederhana)
karena pengambilan sampel anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata
yang ada dalam populasi itu. Margono (2004:126) menyatakan bahwa simple random sampling
adalah teknik untuk mendapatkan sampel yang langsung dilakukan pada unit sampling. Cara
demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen. Teknik ini dapat dipergunakan
bilamana jumlah unit sampling di dalam suatu populasi tidak terlalu besar. Misal, populasi terdiri
dari 500 orang mahasiswa program S1 (unit sampling). Untuk memperoleh sampel sebanyak 150
orang dari populasi tersebut, digunakan teknik ini, baik dengan cara undian, ordinal, maupun tabel
bilangan random. Teknik ini dapat digambarkan di bawah ini. Gambar 1. Teknik Simpel Random
Sampling (Sugiyono, 2001: 58) b) Proportionate stratified random sampling Margono (2004: 126)
menyatakan bahwa stratified random sampling biasa digunakan pada populasi yang mempunyai
susunan bertingkat atau berstrata. Menurut Sugiyono (2001: 58) teknik ini digunakan bila populasi
mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional. Misalnya suatu
organisasi yang mempunyai pegawai dari berbagai latar belakang pendidikan, maka populasi
pegawai itu berstrata. Populasi berjumlah 100 orang diketahui bahwa 25 orang berpendidikan SMA,
15 orang diploma, 30 orang S1, 15 orang S2 dan 15 orang S3. Jumlah sampel yang harus diambil
meliputi strata pendidikan tersebut dan diambil secara proporsional. c) Disproportionate stratified
random sampling Sugiyono (2001: 59) menyatakan bahwa teknik ini digunakan untuk menentukan
jumlah sampel bila populasinya berstrata tetapi kurang proporsional. Misalnya pegawai dari PT
tertentu mempunyai mempunyai 3 orang lulusan S3, 4 orang lulusan S2, 90 orang lulusan S1, 800
orang lulusan SMU, 700 orang lulusan SMP, maka 3 orang lulusan S3 dan empat orang S2 itu
diambil semuanya sebagai sampel. Karena dua kelompok itu terlalu kecil bila dibandingkan denan
kelompok S1, SMU dan SMP. d) Area (cluster) sampling (sampling menurut daerah) Teknik ini
disebut juga cluster random sampling. Menurut Margono (2004: 127), teknik ini digunakan bilamana
populasi tidak terdiri dari individu-individu, melainkan terdiri dari kelompok-kelompok individu atau
cluster. Teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel bila objek yang akan diteliti
atau sumber data sangat luas, misalnya penduduk dari suatu negara, propinsi atau kabupaten.
Indonesia memiliki 34 propinsi dan akan menggunakan 10 propinsi. Pengambilan 10 propinsi itu
dilakukan secara random. Tetapi perlu diingat, karena propinsi-propinsi di Indonesia itu berstrata
maka pengambilan sampelnya perlu menggunakan stratified random sampling. Contoh tersebut
dikemukakan oleh Sugiyono sedangkan contoh lainnya dikemukakan oleh Margono (2004: 127). Ia
mencotohkan bila penelitian dilakukan terhadap populai pelajar SMU di suatu kota. Untuk random
tidak dilakukan langsung pada semua pelajar-pelajar tetapi pada sekolah/kelas sebagai kelompok
atau cluster. Teknik sampling daerah ini sering digunakan melalui dua tahap, yaitu tahap pertama
menentukan sampel daerah, dan tahap berikutnya menentukan orang-orang yang ada pada daerah
itu secara sampling juga. Teknik ini dapat digambarkan di bawah ini. Gambar 2. Teknik Cluster
Random Sampling (Sugiyono, 2001: 59) 2) Nonprobability sampling Non Probability sampling adalah
sebuah teknik sampling yang tidak memperhatikan banyak variabel dalam penarikan sampel.
Sampel-sampel dari Nonprobability Sampling juga disebut sebagai subjek penelitian dimana hasil
dari uji yang dilakukan pada sampling tidak memiliki hubungan dengan populasi. Tujuan
penggunaan teknik sampling ini lebih banyak melekat pada materi yang diujikan sedangkan pada
random samplin atau probability Sampling, tujuan penelitian melekat pada nilai dari materi pada
populasi yang diujikan. a) Sampling sistematis Sugiyono (2001:60) menyatakan bahwa sampling
sistematis adalah teknik penentuan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah
diberi nomor urut. Misalnya anggota populasi yang terdiri dari 100 orang. Dari semua anggota diberi
nomor urut, yaitu nomor 1 sampai dengan nomor 100. Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan
nomor ganjil saja, genap saja, atau kelipatan dari bilangan tertentu, misalnya kelipatan dari bilangan
lima. Untuk itu, yang diambil sebagai sampel adalah 5, 10, 15, 20 dan seterusnya sampai 100. b)
Quota sampling Menurut Sugiyono (2001: 60) menyatakan bahwa sampling kuota adalah teknik
untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota)
yang diinginkan. Menurut Margono (2004: 127) dalam teknik ini jumlah populasi tidak
diperhitungkan akan tetapi diklasifikasikan dalam beberapa kelompok. Sampel diambil dengan
memberikan jatah atau quorum tertentu terhadap kelompok. Pengumpulan data dilakukan langsung
pada unit sampling. Setelah kuota terpenuhi, pengumpulan data dihentikan. Sebagai contoh, akan
melakukan penelitian terhadap pegawai golongan II dan penelitian dilakukan secara kelompok.
Setelah jumlah sampel ditentukan 100 dan jumlah anggota peneliti berjumlah 5 orang, maka setiap
anggota peneliti dapat memilih sampel secara bebas sesuai dengan karakteristik yang ditentukan
(golongan II) sebanyak 20 orang. c) Sampling aksidental Sampling aksidental adalah teknik
penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan
peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok
sebagai sumber data (Sugiyono, 2001: 60). Menurut Margono (2004: 27) menyatakan bahwa dalam
teknik ini pengambilan sampel tidak ditetapkan lebih dahulu. Peneliti langsung mengumpulkan data
dari unit sampling yang ditemui. Misalnya penelitian tentang pendapat umum mengenai pemilu
dengan mempergunakan setiap warga negara yang telah dewasa sebagai unit sampling. Peneliti
mengumpulkan data langsung dari setiap orang dewasa yang dijumpainya, sampai jumlah yang
diharapkan terpenuhi. d) Purposive sampling Sugiyono (2001: 61) menyatakan bahwa sampling
purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Menurut Margono
(2004:128), pemilihan sekelompok subjek dalam purposive sampling didasarkan atas ciri-ciri
tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri populasi yang
sudah diketahui sebelumnya, dengan kata lain unit sampel yang dihubungi disesuaikan dengan
kriteria-kriteria tertentu yang diterapkan berdasarkan tujuan penelitian. Misalnya, akan melakukan
penelitian tentang disiplin pegawai maka sampel yang dipilih adalah orang yang memenuhi kriteria-
kriteria kedisiplinan pegawai. e) Sampling jenuh Menurut Sugiyono (2001:61) sampling jenuh
adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini
sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang. Istilah lain sampel jenuh
adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel. f) Snowball sampling (Sugiyono,
2001: 61), Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil,
kemudian sampel ini disuruh memilih teman-temannya untuk dijadikan sampel begitu seterusnya,
sehingga jumlah sampel semakin banyak. Ibarat bola salju yang menggelinding semakin lama
semakin besar. Pada penelitian kualitatif banyak menggunakan purposive dan snowball sampling.
Teknik sampel ditunjukkan pada gambar di bawah ini. Gambar 3. Snowball Sampling (Sugiyono,
2001: 61)

Source: http://www.eurekapendidikan.com/2015/09/defenisi-sampling-dan-teknik-
sampling.html?m=1
Disalin dan Dipublikasikan melalui Eureka Pendidikan

Question and Answer


METODE SAMPLING
1. Apa yang dimaksud sampel dan metode sampling ?

Sampel adalah himpunan bagian (subset) dari suatu populasi, sedangkan sampling adalah proses
seleksi dan pengambilan sebuah sampel dari populasinya (Zainuddin, 2011).

Metode sampling atau teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang digunakan
dalam penelitian melalui beberapa teknik (Sugiyono).

Dalam menentukan sampel harus dirancang sedemikian rupa dengan memperhatikan beberapa
syarat dan mempergunakan teknik sampling yang dapat dipertanggungjawabkan. Dalam
menentukan teknik sampling hendaknya tidak terlalu sulit untuk dilaksanakan dan ekonomis. Oleh
karena itu sebelum dilakukan penelitian harus melakukan survei terhadap kemungkinan cara
penentuan sampel. Dengan survey tersebut dapat diperoleh informasi yang berharga untuk
merancang dan menentukan jumlah sampel dan teknik sampling yang tepat.

Pemilihan sampel perlu mengikuti langkah-langkah yang sama, yaitu pengidentifikasian populasi,
penentuan sampel yang dikehaendaki dan pemilihan sampel.

2. Berapa banyak metode sampling yang anda ketahui?

Teknik sampling dibagi menjadi dua macam, yaitu probabilitas atau random sampling dan non-
probabillitas atau non-random sampling (Zainuddin, 2011).

Teknik sampling probabilitas terdiri atas lima macam, antara lain:

a. Simple random sampling (acak sederhana)

Sampling ini digunakan jika populasi dianggap homogen berdasarkan kriteria tertentu. Pengambilan
unit sampel dari sampling frame dapat dilakukan dengan undian maupun dengan pertolongan
bilangan random.

b. Systematic random sampling (acak sistematis)

Pada sampling ini yang dipilih secara acaknya hanyalah nomor sampel urutan pertama, kemudian
nomer urutan selanjutnya ditentukan secara sistematik dengan meloncat sebesar kelipatan angka
sebesar N/n.
c. Stratified random sampling (acak berlapis)

Sampling ini digunakan jika populasinya heterogen dan setelah ditelaah lebih mendalam, ternyata
terdiri atas strata atau lapisan yang homogen.

c.1 Simple stratified random sampling

Pada sampling ini, jumlah unit populasi dalam setiap strata sama sehingga jumlah sampel yang
berasal dari setiap strata juga sama.

c.2 Proportional stratified random sampling

Pada sampling ini, jumlah unit populasi dalam setiap strata tidak sama sehingga jumlah sampel
yang berasal dari setiap strata juga tidak sama.

d. Cluster atau area random sampling(acak kelompok atau acak area)

Sampling ini digunakan jika populasi heterogen, dimana ciri-ciri unit populasi tidak serbasama (tidak
homogen), dan terdiri dari kelompok-kelompok. Heterogenitas dalam cluster atau area sama
dengan heterogenitas populasinya.

e. Multistage atau double random sampling (acak bertahap atau acak ganda). Sampling ini digunakan
pada populasi yang sangat kompleks terdiri atas unit populasi yang terdiri dari beberapa strata dan
berada dalam clusters atau areas yang heterogen. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan sampel
yang semaksimal mungkin mewakili semua ciri-ciri yang ada dalam populasinya.

Simple Stratified Cluster random Multistage Systematic random


random random sampling random sampling
sampling sampling sampling

Karakteristik Populasi Populasi Populasi Populasi Sampel urutan


homogen, heterogen heterogen dan kompleks pertama dipilih
nomor urut dilakukan dua kali secara acak.
randomisasi. Sedangkan sampel
kedua dan
seterusnya
ditentukan secara
sistematik dengan
meloncat sebesar
kelipatan N/n.

Kelebihan Pelaksanaan Pelaksanaan Penyebaran unit Mendapatkan


mudah mudah dan populasi dapat sampel yang
adanya dihindari. maksimal dan
stratifikasi benar-benar
da[at mewakili dari
meningkatkan ciri-ciri
presisi dari populasi.
sampel
terhadap
populasi.

Kelemahan Letak Letak Sulit diperoleh


populasi populasi suatu cluster
jauh dan dapat jauh dengan
menyebar heterogenitas
yang benar-benar
sama.

Teknik non probabilitas terdiri atas beberapa macam sampling sebagai berikut:

a. Acceidental/Convenient sampling

Sampling secara kebetulan pada subjek yang ditemui atau mudah ditemui

b. Purposive judgment sampling

Sampling yang dipilih atau ditetapkan berdasarkan kesesuaiannya dengan tujuan penelitian.

c. Snowball sampling (mirip M-lm)

Neuman (2007) juga membagi teknik sampling menjadi dua macam, yaitu:

1. Tipe sampel non probabilitas


a. Haphazard

Mendapatkan setiap kasus dengan cara yang telah disepakati.

b. Kuota

Mendapatkan nomor yang telah ditetapkan pada kasus dalam beberapa kategori yang telah
ditentukan yang akan mencerminkan keragaman populasi, menggunakan metode haphazard.

c. Purposive

Mendapatkan semua kasus yang mungkin sesuai dengan kriteria tertentu, dengan menggunakan
berbagai macam metode.

d. Snowball

Mendapatkan kasus menggunakan rujukan dari satu atau beberapa kasus, dan kemudian rujukan
dari kasus tersebut, dan seterusnya.

e. Case Deviant

Mendapatkan kasus yang secara substansial berbeda dari pola yang dominan (khusus jenis sampel
purposive).

f. Sequential

Mendapatkan kasus hingga tidak ada tambahan formasi atau karakteristik baru (sering digunakan
dengan metode pengambilan sampel lainnya).

2. Tipe sampel probabilitas.

a. Simple Random

Membuat kerangka sampling untuk semua kasus, kemudian pilih kasus menggunakan proses
sepenuhnya acak (misalnya, acak-nomor meja atau program komputer).

b. Stratified
Membuat kerangka sampling untuk masing-masing beberapa kategori kasus, mengambil sampel
acak dari masing-masing kategori, kemudian menggabungkan beberapa sampel.

c. Sistematis

Membuat kerangka sampling, menghitung sampling interval 1/k, memilih tempat mulai secara acak,
kemudian mengambil setiap 1/k dari kasus.

d. Cluster

Membuat kerangka sampling untuk unit cluster yang lebih besar, mengambil sampel acak dari unit
cluster, membuat kerangka sampling untuk kasus-kasus dalam setiap unit klaster yang dipilih,
kemudian mengambil sampel secara acak dari kasus, dan seterusnya.

Menurut literatur lain, metode sampling dapat dikelompokkan menjadi empat yaitu probability
sampling, purposive sampling, convenience sampling, dan mixed method sampling dengan penjelasan
masing-masing sebagai berikut:

a. Teknik probability sampling seringkali digunakan dalam penelitian kuantitatif, yaitu dengan cara
memilih jumlah yang relatif besar dalam unit dari suatu populasi atau dari suatu sub-kelompok yang
spesifik (strata) dari suatu populasi, secara acak dimana penggabungan dari tiap anggota populasi
dapat ditentukan (Tashakkori & Teddlie, 2003 dalam Teddlie & Yu, 2007).

b. Teknik purposive sampling (sampel bertujuan), biasa digunakan dalam penelitian kualitatif, yaitu
ditentukan dengan cara pemilihan unit terlebih dahulu (misal individual, kelompok individu, atau
institusi) didasarkan pada tujuan spesifik terkait dengan jeawaban dari pertanyaan penelitian.

c. Convenience sampling melibatkan penggambaran sampel yang baik dan mudah diakses serta
bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian, baik yang dipilih (captive) maupun relawan
(volunteer).

d. Mixed method sampling (metode campuran), melibatkan pemilihan satuan unit atau kasus
penelitian menggunakan sampling probabilitas untuk meningkatkan validitas eksternal serta
strategi sampling bertujuan untuk meningkatkan transferabilitas.

3. Mengapa metode sampling sangat diperlukan?

Dalam suatu penelitian, metode sampling menjadi salah satu aspek yang penting dan diperlukan,
karena akan menentukan validitas eksternal dari hasil penelitian, dalam arti menentukan seberapa
luas atau sejauhmana keberlakuan atau generalisasi kesimpulan hasil penelitian. Dengan demikian,
kualitas sampling akan menentukan kualitas kesimpulan suatu penelitian. Oleh karena itu, setiap
kelemahan dalam metode sampling akan menyebabkan kelemahan kesimpulan, kelemahan ramalan
atau dalam tindakan yang mendasarkan pada hasil penelitian tersebut (Zainuddin, 2011).

4. Kapan metode sampling tidak diperlukan?

Pada hakekatnya sebagai seorang peneliti kita perlu menerapkan metode sampling untuk
mendapatkan sample yang tepat untuk mewakili populasi penelitian. Namun tidak menutup
kemungkinan bahwa kita tidak memerlukan metode sampling ketika dihadapkan dalam kondisi
sebagai berikut:

a. Anggaran penelitian yang sangat besar sehingga memungkinkan untuk mengambil data dari
semua populasi. Dalam hal ini menggunakan pendekatan sensus atau menggunakan seluruh
anggota populasi dalam penelitian.

b. Saat populasi penelitian hanya sedikit atau lingkup penelitian yang sempit sehingga
memungkinkan bagi penelitian untuk mengambil data dari keseluruhan populasi.

5. Seberapa banyak manfaat menggunakan metode sampling?

Keuntungan yang didapatkan dengan menggunakan metode sampling antara lain (Zainuddin, 2011):

a. Dari segi biaya akan menjadi lebih murah


b. Dari segi waktu akan lebih cepat, sehingga hasilnya up to date
c. Dari segi tenaga akan lebih hemat
d. Variabel yang diteliti dapat lebih banyak dan mendalam, sehingga kedalaman serta
ketepatan informasi akan lebih baik
e. Walaupun hanya menggunakan sebagian saja dari subjek atau objek penelitian, tetapi
hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Menurut Hartanto (2003), manfaat menggunakan metode sampling adalah sebagai berikut :

a. Dapat menghindari kerugian, jika dalam pengumpulan data objek penelitian harus
dirusak.
b. Kesimpulan umum (tentang populasi) diperoleh dengan relatif murah, cepat dan dapat
dipertanggungjawabkan.
c. Tingkat kesalahan pada kesimpulan umum dapat diperhitungkan, yaitu melalui penghitungan sampling
error.

d. Validitas informasi atau validitas pengukuran dapat ditingkatkan, karena dapat dilakukan kontrol terhadap
variabel-variabel tertentu, sehingga hasilnya lebih teliti.

6. Mengapa pendekatan sampling lebih baik dibandingkan dengan pendekatan sensus atau seluruh
populasi?

a. Jika pengambilan sampel didasarkan atas dasar prinsip probabilitas, maka penggunaan data dari
sampel untuk pengambilan kesimpulan tentang populasi tetap dapat dipertanggungjawabkan
secara ilmiah.

b. Jika populasi homogen, maka sampel adalah identik dengan populasinya

c. Jika observasi atau eksperimentasi bersifat merusak unit sampel, maka jika digunakan sensus akan
sangat merugikan.

d. Jika populasi jumlahnya tak terbatas, maka pendekatan sensus adalah mustahil atau tidak mungkin
untuk dilakukan.

e. Jika ada keterbatasan waktu, tenaga, dan biaya penelitian, maka pendekatan sampling lebih baik.

f. Jika diperlukan adanya kontrol atau pengaturan terhadap variabel-variabel tertentu, maka
pendekatan sampling lebih efektif.

g. Jika menggunakan sampling, maka variabel penelitian dapat diperluas dan diperdalam oleh karena
jumlah yang diobservasi dan diberi perlakuan lebih sedikit, dengan demikian informasi penelitian
yang diperoleh akan lebih tepat dan teliti (Zainuddin, 2011).

7. Bagaimana langkah-langkah dalam melakukan sampling?

Langkah-langkah atau tahapan yang perlu diperhatikan dalam melakukan sampling adalah sebagai
berikut (Zainuddin, 2011):

a. menetapkan populasi penelitian yang relevan dengan tujuan penelitian

b. menentukan variabel-variabel yang akan diamati dan diukur

c. menentukan kerangka sampel (sampling frame) yang akan digunakan


d. menentukan teknik sampling yang relevan dengan tujuan penelitian

e. menentukan jumlah sampel yang akan digunakan

f. menyesuaikan dan mempertimbangkan biaya yang harus disediakan

8. Jelaskan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keterwakilan atau representativitas suatu sampel
terhadap populasinya?

a. Teknik sampling yang digunakan

Teknik sampling yang dapat menjamin keterwakilan yang lebih tinggi adalah random sampling
atau probabilitas sampling.

b. Jumlah sampel yang digunakan

Untuk jumlah sampel berlaku prinsip bahwa makin banyak sampel maka makin representatif.

c. Kejelasan kriteria unit sampel yang digunakan

Kejelasan kriteria unit populasi penelitian, baik inclusion criterionmaupun exclusion


criterion sangat erat hubungannya dengan variasi antarunit populasi. Makin ketat kriteria unit
ppulasi akan meningkatkan validitas internal, tetapi akan menurunkan validitas eksternal.
Sebaliknya, makin longgar kriteria unit populasinya, akan meningkatkan validitas eksternal, tetapi
akan menurunkan validitas internal.

d. Variasi antarunit populasi penelitian

Faktor ini merupakan faktor yang sudah given, atau begitu adanya, sehingga tidak dapat
dikendalikan (Zainuddin, 2011).

9. Jelaskan perbedaan antara random sampling dan non-random sampling?

Random sampling, memiliki ciri-ciri sebagai berikut (Zainuddin, 2011):

a. Tiap unit atau individu populasi mempunyai kesempatan atau probabilitas yang sama untuk
menjadi sampel. jadi nilai probabilitas tiap unit populasi untuk terpilih sebagai unit sampel adalah
sama, tidak = 0 dan atau tidak = 1.

b. Random sampling merupakan salah satu asumsi pemakaian statistik inferensial.


c. Jika menggunakan teknik random sampling dapat dilakukan generalisasi dengan tingkat validitas
generalisasi sangat baik. Dengan kata lain, jika tujuan penelitian adalah untuk melakukan
generalisasi, maka teknik sampling yang terbaik adalah random sampling.

Non-random sampling, memiliki ciri-ciri sebagai berikut (Zainuddin, 2011):

e. Kesempatan atau probabilitas setiap unit atau individual populasi untuk menjadi sampel tidak
sama. Dengan demikian, ada unit populasi yang nilai probabilitasnya untuk terpilih menjadi unit
sampel adalah = 0 atau = 1.

f. Jika pengambilan sampel dilakukan dengan cara nonrandom, maka penggunaan statistika
inferensial parametrik dipertanyakan keabsahannya.

g. Jika menggunakan teknik nonrandom sampling, dan dilakukan generalisasi terhadap populasinya,
maka tingkat validitas generalisasinya kurang baik. Dengan kata lain, generalisasi hanya berlaku
untuk sampel yang digunakan saja.

10. Bagaimana cara menentukan jumlah sampel?

Banyaknya sampel tergantung pada jenis analisis data yang direncanakan oleh peneliti, yaitu pada
seberapa akurat sampel harus menjadi tujuan penelitian dan karakteristik populasi. Seperti yang kita
tahu, bahwa ukuran sampel yang besar saja tidak menjamin sampel dapat representatif. Sebuah
sampel besar tanpa random sampling akan memiliki representative yang kurang dibandingkan dengan
yang memiliki sampel kecil dengan random sampling. Penentuan sampel didasarkan pada dua hal
yaitu pertama, dengan membuat asumsi tentang populasi dan menggunakan persamaan statistik
tentang proses random sampling. Peneliti ini harus membuat asumsi tentang tingkat kepercayaan
(atau jumlah kesalahan) yang diterima dan tingkat variasi dalam populasi. Metode kedua adalah yang
paling sering digunakan yaitu dengan petunjuk praktis tentang jumlah konvensional atau yang biasa
diterima. Para peneliti menggunakannya karena mereka jarang memiliki informasi yang dibutuhkan
oleh metode statistik dan karena memberikan ukuran sampel dekat dengan orang-orang dari metode
statistik.

Menurut Zainuddin (2011) Terdapat dua pendekatan yang dapat digunakan dalam penentuan jumlah
sampel (n),

a. Pendekatan empiris
Pendekatan empiris atau intuisional menggunakan analogi dengan jumlah sampel yang digunakan
oleh peneliti sebelumnya, misalnya tujuan penelitian untuk survey di bidang kesehatan
menggunakan teknik kuisioner di tingkat provinsi dengan jumlah penduduk di atas 10 juta, maka
menggunakan jumlah sampel sekitar 20.000 90.000 respinden.

b. Pendekatan analitis

Pendekatan ini juga dikenal sebagai metode estimasi atau prakiraan menggunakan pendekatan
perhitungan secara statistik. Sebelum melakukan perhitungan statistik tersebut, peneliti perlu
menentukan parameter apa yang akan diteliti, berapa tingkat kesalahan yang dinyatakan dalam
bentuk harga alfa dan beta yang akan digunakan, serta berapa besarnya batas toleransi
penyimpangan terhadap harga parameter (d) yang mempunyai arti dalam keperluan praktis atau
klinis. Ciri-ciri dari pendekatan ini antara lain: (1) jumlah sampel hanya perkiraan/estimasi, (2)
tergantung pada batas toleransi kesalahan dan derajat kepercayaan yang digunakan, (3) dapat
diperoleh dari tabel atau dihitung dengan rumus, (4) rumus atau tabel yang dipakai ditentukan oleh
skala variabel tergantung (nominal/rasio) dan sifat populasinya (finit/infinit), (5) melalui dialog
antara peneliti dengan statistik, serta (6) perlu memahami bahasa statistik tertentu.

Keputusan peneliti tentang ukuran sampel yang baik tergantung pada tiga hal, yaitu : (1) tingkat
akurasi yang diperlukan, (2) tingkat variabilitas atau keragaman dalam populasi, dan (3) jumlah
variabel yang berbeda diteliti secara bersamaan dalam analisis data.

11. Bilamana generalisasi dikatakan valid?

Generalisasi akan dikatakan valid jika target populasi sama dengan sampled population. Selain itu,
populasi yang akan diberlakukan suatu kesimpulan merupakan populasi dimana sampel diambil. Jika
tidak demikian, maka kesimpulan akan menjadi bias (Zainuddin, 2011).

12. Bagaimana perbedaan metode sampling dalam pendekatan kuantitatif dan kualitatif?

Peneliti kualitatif dan kuantitatif memiliki pendekatan sampling yang berbeda. Sebagian besar metode
sampling digunakan oleh peneliti yang menggunakan pendekatan kuantitatif. Tujuan utamanya untuk
mendapatkan sampel yang representatif, atau sekumpulan kecil unit atau kasus dari kumpulan yang
jauh lebih besar atau populasi, sehingga peneliti bisa mempelajari kelompok yang lebih kecil dan
menghasilkan generalisasi akurat tentang kelompok yang lebih besar. Peneliti tersebut cenderung
menggunakan sampling berdasarkan teori probabilitas dari matematika (disebut probability
sampling). Para peneliti menggunakan probabilitas atau random sampling, karena menghemat waktu
dan biaya, serta lebih akurat. Selain itu, probability sampling lebih disukai oleh para peneliti kuantitatif
karena menghasilkan sampel yang mewakili populasi dan memungkinkan peneliti untuk menggunakan
teknik statistik yang kuat.

Peneliti kualitatif fokus pada keterwakilan sampel atau teknik yang detail untuk menggambar sampel
probabilitas. Mereka fokus pada bagaimana sampel atau sekumpulan kecil kasus, unit, atau kegiatan
menggambarkan fitur kunci dari kehidupan sosial. Tujuan dari pengambilan sampel adalah untuk
mengumpulkan kasus, peristiwa, atau tindakan yang memperjelas dan memperdalam pemahaman.
Perhatian peneliti kualitatif adalah untuk menemukan kasus yang akan meningkatkan apa yang para
peneliti pelajari mengenai proses kehidupan sosial dalam konteks tertentu. Peneliti kualitatif memilih
kasus secara bertahap, dengan konten kasus spesifik yang menentukan apakah kasus tersebut
dipilih. Untuk alasan ini, peneliti kualitatif cenderung untuk menggunakan tipe sampel non-
probabilitas (Neuman, 2007).

13. Mengapa sampling harus secara random?

Bidang matematika terapan atau yang disebut teori probabilitas bergantung pada proses acak. Kata
acak dalam matematika mengacu pada proses yang menghasilkan hasil matematis secara acak; yaitu,
seleksi. Dalam proses acak yang benar, setiap elemen memiliki probabilitas yang sama untuk terpilih.
Sampel acak yang paling mungkin untuk menghasilkan sampel yang benar-benar mewakili populasi.
Selain itu, random sampling memungkinkan peneliti menghitung hubungan statistik antara sampel
dan populasi, yaitu ukuransampling error.

14. Apakah dalam penelitian kualitatif terdapat metode sampling?

Dalam penelitian kualitatif ada metode sampling juga. Terdapat dua metode sampling yaitu :

CRITERION-BASED or PURPOSIVE SAMPLING : subyek penelitian dipilih berdasarkan


karakteristik dan ciri yang sesuai dengan tujuan penelitian (symbolic representation).

THEORETICAL SAMPLING : subyek penelitian dipilih sesuai berdasarkan konsep teori yang
digunakan dan diasumsikan memiliki kontribusi dalam pengembangan suatu teori.

15. Pada populasi yang bagaimana metode sampling dapat diterapkan?

Pada populasi yang menjadi setting dari kasus yang hendak diteliti. Sebagai contoh; jika kita ingin
meneliti tentang sikap mahasiswa di kampus Psikologi terhadap pelayanan petugas perpustakaan
maka populasi dari penelitian tersebut adalah seluruh mahasiswa di kampus Psikologi. Jadi, populasi
yang dituju bukanlah seluruh mahasiswa tetapi spesifik pada mahasiswa kampus Psikologi.

16. Bagaimana hubungan antara question research dengan metode sampling?

Question research atau pertanyaan penelitian menunjukkan fokus dari penelitian atau riset yang akan
dilakukan. Dari rumusan masalah tersebut dapat diketahui sasaran populasi penelitian tersebut.
Contoh rumusan masalah penelitian: Sikap mahasiswa di kampus Psikologi terhadap pelayanan
petugas perpustakaan. Dari kalimat tersebut maka diketahui bahwa populasi penelitian adalah
mahasiswa kampus Psikologi. Rumusan masalah juga menjadi acuan metode sampling. Jika populasi
yang diharapkan adalah mahasiswa kampus Psikologi, maka peneliti perlu menentukan metode
penelitian, misalkan metode sensus atau kah metode survey. Apabila kita memilih metode sensus,
maka metode sampling yang digunakan bisa nonprobability sampling yaitu, setiap mahasiswa
memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi sample, atau juga bisa mengggunakan tipe probability
samplingdimana ada karakteristik yang diminta oleh peneliti dalam menentukan sample. Pemilihan
metode sampling bergantung kepada tujuan dari penelitian tersebut.

17. Bagaimana metode sampling digunakan pada riset yang menggunakan studi kasus?

Studi kasus merupakan penelitian yang melakukan deskripsi dan analisis dari subjek tunggal. Pemilihan
subjek penelitian dilakukan berdasarkan pendekatan Purposive sampling ataupunCriterion based
sampling.

18. Kapan metode sampling diperlukan?

Metode sampling diperlukan ketika seorang peneliti ingin mendapatkan data yang representatif.
Representatif disini dimaksudkan mampu mewakili populasi keseluruhan yang ingin di teliti.
Diharapkan dengan menggunakan sampel yang representatif, kesimpulan penelitian yang dilakukan
akan akurat ketika dilakukan generalisasi dalam populasi penelitian. (Neuman,2007)

19. Bagaimana ciri-ciri dari metode sampling yang tepat?

Metode sampling yang tepat menurut Neuman (2007) dapat dilihat dari kemampuan suatu metode
sampling untuk mengakomodir hal hal berikut ini:

a. Mampu menghemat waktu dan biaya


b. Mampu mendapatkan sample yang akurat atau dengan kata lain memperoleh sample yang
dapat mewakili populasi.

20. Bagaimana langkah-langkah yang diperlukan untuk menentukan metode sampling?

a. Mendefinisikan karakteristik populasi yang ingin diteliti

b. Menentukan kerangka sampling(sampling frame), kumpulan (set)item atau kejadian yang


mungkin diukur.

c. Menentukan metode sampling untuk memilih aitem atau kejadian dari kerangka sampling.

d. Menghitung ukuran sample

e. Melaksanakan sampling berdasarkan perencanaan yang dibuat

f. Pengambilan sampling dan data

g. Mereview proses sampling

21. Mengapa metode sampling harus dapat menjamin bahwa sampel yang digunakan mewakili
populasi yang ada?

Metode sampling harus dapat menjamin bahwa sampel yang digunakan mewakili populasi yang ada,
karena diharapkan generalisasi hasil penelitian dapat valid untuk populasi yang ada. Generalisasi akan
valid (sahih, tepat) jika target populasi sama dengan sampel populasi. Maka sampel yang digunakan
haruslah mewakili populasi yang ada.

22. Apa saja konsep-konsep kunci untuk menggunakan metode sampling?

Konsep-konsep yang perlu diperhatikan dalam menggunakan metode sampling adalah :


- Kepada siapa kita akan menggeneralisasikan hasil penelitian?
- Populasi apa yang dapat kita akses?

- Bagaimana cara mengakses populasi tersebut?

- Siapa saja yang terlibat dalam penelitian ini?

- Teori populasi

- Studi populasi
- Kerangka metode sampling

- Sampel

23. Apakah yang dimaksud dengan sampling errors?

Sampling errors atau kesalahan-kesalahan metode sampling didefinisikan sebagai kesalahan yang
dihasilkan dari mengambil satu sampel saja dengan tidak memperhatikan seluruh populasi. Sampel
dianggap Undercoverage yaitu tidak mengkafer (mewakili) atau tidak terlalu memberikan
respon(nonresponse) yang mewakili populasi serta adanya kecerobohan dalam pengumpulan
data. Undercoverage (tidak mewakili) adalah memilah sebuah sampel yang tidak terlalu luas.
Kesalahannya adalah informasi yang didapatkan dari sampel tersebut tidak mewakili populasi dan
tidak dapat digeneralisasikan pada populasi yang ada. Kecilnya jumlah sampel dapat menyebabkan
bias konservatif pada aplikasi statistik yang menyebabkan H-0 tidak ditolak. Nonresponse adalah
kondisi kesalahan dikarenakan adanya salah seorang anggota populasi yang sudah ditetapkan menjadi
sampel tidak memberikan respon jawaban yang seharusnya (lengkap) pada kuisioneratau perlakuan
yang diterapkan pada sampel. Sedangkan kesalahan non samplingterjadi dikarenakan kurang
tepatnya menentukan target dan studi populasi serta kesalahan yang terjadi pada desain survey dan
pengukurannya

24. Bagaimana cara mereduksi sampling errors?

Cara untuk mereduksi kesalahan dalam sampling (sampling errors) adalah peneliti harus
memperhatikan untuk meningkatkan jumlah sampel dan meningkatkan homogenitas elemen-
elemen yang digunakan sebagai sampel

25. Apa tujuan sebuah penelitian meenggunakan probabilitas atau random sampling ?

Penelitian memiliki dua tujuan dalam menggunakan probabilitas atau random sampling, yaitu :
motivasi pertama adalah menghemat waktu dan biaya. Jika dilakukan dengan benar, hasil dari sampel
dapat menghasilkan 1/1000 biaya dan waktu. Tujuan kedua probability sampling adalah akurasi. Hasil
yang dirancang dengan baik dan hati-hati dilakukan probabilitas sampel akan menghasilkan hasil yang
sama jika tidak lebih akurat daripada mencoba untuk menjangkau setiap orang di seluruh populasi.
26. Apa yang dimaksud dengan hidden populasi?

Hidden populasi adalah populasi yang berbeda dengan sampel pada populasi umum atau orang-orang
yang terlihat dan dapat diakses dengan mudah. Pengambilan sampel pada hidden populasi (orang-
orang yang terlibat dalam kegiatan tersembunyi) adalah isu yang berulang pada penelitian perilaku
yang menyimpang. Hal ini menggambarkan penerapan yang kreatif dalam prinsip pengambilan
sampel, pencampuran gaya penelitian kualitatif dan kuantitatif, dan seringnya menggunakan teknik
non probability. Contoh hidden populasi adalah pengguna ilegal narkoba, pelacur, homoseksual,
orang dengan HIV / AIDS, tunawisma, dan lain-lain.

27. Apa yang dimaksud dengan mixed method sampling?

Mixed method sampling adalah penggabungan teknik kualitatif dan kuantitatif untuk menjawab
pertanyaan penelitian yang diajukan oleh desain penelitian metode campuran (Teddlie & Yu dalam
Sagepub).

28. Apa yang dimaksud dengan teknik pengambilan sampel bertujuan?

Teknik pengambilan sampel bertujuan(purposive method sampling) yaitu teknik pengambilan sampel
yang melibatkan pemilihan unit/ permasalahan tertentu (didasarkan pada tujuan spesifik) (Teddlie &
Yu, 2007).

29. Sebutkan strategi-strategi spesifik dari teknik pengambilan sampel bertujuan!

Teddlie & Yu, (2007) menyampaikan teknik pengambilan sampel untuk mencapai hasil yang
representative dan bisa diperbandingkan.

Teknik pengambilan sampel yang istimewa/dari kasus yang unik.

Teknik pengambilan sampel yang berurutan

Teknik pengambilan sampel yang menggunakan teknik multiple purposive.

30. Sebutkan tipologi dari strategi pengambilan sampel bertujuan (Teddlie & Yu, 2007)!

Teknik pengambilan sampel untuk mencapai hasil yang representative dan bisa
diperbandingkan dengan kasus yang khas/khusus; dengan kasus yang menyimpang/ekstrim;
memiliki intensitas; memiliki variasi yang maksimum; sampel yang homogeny; memiliki reputasi
kasus.

Teknik pengambilan sampel yang istimewa/dari kasus yang unikkasus penyataan; kasus-kasus
kritis; mengenai kasus politis penting; koleksi lengkap atau criterion sampling.

Teknik pengambilan sampel yang berurutan bersifat teoritis atau disebut juga pengambilan
sampel berdasarkan teori; kasus yang mengkonfirmasi maupun tidak; pengambilan sampel
oportunis (sampel yang bermunculan); teknik bola salju (pengambilan sampel berantai)

Teknik pengambilan sampel yang menggunakan kombinasi dari teknik bertujuan

31. Apa karakteristik dari strategi pengambilan sampel dengan metode penggabungan (Mixed
Method)?

strategi pengambilan sampel dengan metode penggabungan merupakan kombinasi dari teknik
pengambilan sampel probabilitas secara kuantitatif serta teknik pengambilan sampel bertujuan secara
kualitatif (Teddlie & Yu, 2007).

32. Apakah yang dimaksud dengan strategi pengambilan sampel dengan metode campuran dasar?

Pengambilan sampel dengan menggunakan metode campuran dasar disebut juga sebagai teknik
pengambilan sampel secara bertingkat dan bertujuan, dimana peneliti awalnya membagi kelompok
kedalam strata (misal, siswa diatas rata-rata, rata-rata, dan dibawah rata-rata) dan kemudian memilih
sejumlah kecil kasus untuk mempelajari secara intensif dalam tiap strata berdasarkan teknik
pengambilan sampel bertujuan (purposive sampling techniques) atau yang disebut Patton (2002)
sebagai sampel dalam sampel (Teddlie & Yu, 2007).

33. Apa perbedaan dari teknik pengambilan sampel multilevel mixed method dengan concurrent mixed
method dalam penelitian?

Teknik pengambilan sampel dengan metode campuran yang bersamaan (concurrent) memerlukan
setidaknya dua hal dan 98 jurnal penelitian metode campuran yang berfokus pada hanya satu tingkat
atau unit analisis, sedangkan pengambilan sampel dengan metode campuran yang multilevel dapat
digunakan dalam satu studi dan membutuhkan setidaknya dua tingkat atau unit analisis (Teddlie &
Yu, 2007).
34. Sebutkan tipologi dari strategi pengambilan sampel dengan metode campuran!

Strategi metode campuran dasar :

pengambilan sampel dengan metode campuran berurutan

pengambilan sampel dengan metode campuran secara bersamaan

pengambilan sampel dengan metode campuran bertingkat

pengambilan sampel dengan metode campuran berkelipatan

35. Apakah yang dimaksud dengan strategi pengambilan sampel dengan metode campuran berurutan?

Teknik pengambilan sampel yang melibatkan pemilihan unit analisis melalui penggunaan simultan
dari teknik pengambilan sampel probabilitas dan pengambilan sampel bertujuan secara bersamaan
dan dalam waktu yang sama (Teddlie & Yu, 2007).

36. Jelaskan perbedaan prosedur sampling multi-tahap dan prosedur sampling satu-tahap?

Prosedur sampling multi-tahap atauclustering sampling adalah prosedur sampling yang ideal ketika
peneliti merasa tidak mungkin mengumpilkan daftar semua elemen yang membentuk populasi
(Babbie (2007) dalam Creswell,2012)

Prosedur sampling satu-tahap merupakan prosedur sampling yang di dalamnya peneliti sudah
memiliki akses atas nama-nama dalam populasi dan dapat mensampling sejumlah individu (atau
elemen-elemen) secara langsung (Creswell, 2012).

37. Jelaskan perbedaan proses pemilihan individu dengan proses random sample dan systematic
sample atau non probability sample?

Random sample atau sampel acak adalah proses pemilihan individu sebagai sampel yang dilakukan
secara acak dengan syarat seriap individu dalam populasi memiliki kemungkinan yang sama untuk
dipilih.
Non probability sample adalah proses pemilihan individu sebagai sample dengan tujuan tertentu di
mana di dalamnya para responden/individu dipilih berdasarkan kemudahan (convenience) dan
ketersediaannya (Babbie (1990) dalam Creswell,2012)

38. Apa arti stratifikasi dalam proses pengambilan sampel?

Stratifikasi berarti karatkteristik-karakteristik tertentu dari individu-individu yang dipilih (seperti jenis
kelamin, laki-laki dan perempuan) direpresentasikan dalam sampel agar sampel ini nantinya dapat
merefleksikan proporsi yang tepat dalam populasi sesuai dengan karakteristik karakteristiknya
masing-masing (Fowler (2002) dalam Creswell, 2012)

39. Jelaskan bagaimana prosedur pemgambilan sample? Dan apa kelebihan dan kekurangan dari
masing-masing prosedur tersebut?

Ada 5 cara pengambilan sampel yang termasuk secara random, yaitusebagai berikut:

a. Sampel Random Sederhana (Simple Random Sampling).

Proses pengambilan sampel dilakukan dengan memberi kesempatan yangsama pada setiap anggota
populasi untuk menjadi anggota sampel. Jadi disini proses memilih sejumlah sampel n dari populasi
N yang dilakukan secararandom. Ada 2 cara yang dikenal yaitu:

Bila jumlah populasi sedikit, bisa dilakukan dengan cara mengundi "Cointoss".

Tetapi bila populasinya besar, perlu digunakan label "Random Numbers" yang prosedurnya
adalah sebagai berikut:

Misalnya populasi berjumlah 300 (N=300).

tentukan nomor setiap unit populasi (dari 1 s/d 300 = 3 digit/kolom).

tentukan besar sampel yang akan diambil. (Misalnya 75 atau 25 %)

tentukan skema penggunaan label random numbers. (misalnya dimulai dari 3 kolom
pertama dan baris pertama) dengan menggunakan tabel random numbers, tentukan unit
mana yang terpilih, sebesar sampel yang dibutuhkan, yaitu dengan mengurutkan angka-
angka dalam 3 kolom pertama, dari atas ke bawah, setiap nomor 300, merupakan nomor
sampel yang diambil (100, 175, 243, 101), bila ada nomor 300, tidak diambil sebagai sampel
(N = 300). Jika pada lembar pertama jumlah sampel belum mencukupi, lanjutkan kelembaran
berikutnya, dan seterusnya. Jika ada nomor yang serupa dijumpai, di ambil hanya satu,
karena setiap orang hanya mempunyai 1 nomor identifikasi.

Keuntungan : Prosedur estimasi mudah dan sederhana

Kerugian :

Membutuhkan daftar seluruh anggota populasi.

Sampel mungkin tersebar pada daerah yang luas, sehingga biaya transportasi besar.

b. Sampel Random Sistematik (Systematic Random Sampling).

Proses pengambilan sampel, setiap urutan ke K dari titik awal yangdipilih secara random, dimana:

- K= N/n

- N adalah jumlah anggota populasi

- n adalah jumlah anggota sampel

- Misalnya, setiap pasien yang ke tiga yang berobat ke suatu Rumah Sakit, diambil sebagai
sampel (pasien No. 3,6,9,15) dan seterusnya.

- Cara ini dipergunakan bila ada sedikit Stratifikasi Pada populasi.

Keuntungan :

- Perencanan dan penggunaanya mudah.

- Sampel tersebar di daerah populasi.

Kerugian : Membutuhkan daftar populasi

c. Sampel Random Berstrata (Stratified Random Sampling).

Populasi dibagi strata-strata, (sub populasi), kemudian pengambilan sampel dilakukan dalam setiap
strata baik secara simple random sampling, maupun secara systematic random sampling. Cara ini
dipakai : bila populasi dapat dibagi dalam kelompok-kelompok dan setiap karakteristik yang dipelajari
ada dalam setiap kelompok.
Keuntungan :

- Tidak memerlukan daftar populasi.

- Biaya transportasi kurang

Kerugian : Prosudur estimasi sulit.

d. Sampel Bertingkat (Multi Stage Sampling). Proses pengambilan sampel dilakukan bertingkat, baik
bertingkat dua maupun lebih. Misalnya:
provinsi kabupaten Kecamatan desa Lingkungan KK. Cara ini dipergunakan bila:

Populasinya cukup homogen

Jumlah populasi sangat besar

Populasi menempati daerah yang sangat luas

Biaya penelitian kecil

Keuntungan : Biaya transportasi kurang

Kerugian :

- Prosedur estimasi sulit

- Prosedur pengambilan sampel memerlukan perencanaan yang lebih cermat

40. Jelaskan perbedaan jenis sample non-probability? Dan sebutkan pengertian dari masing-masing
jenis tersebut!

Non probability smple merupakan proses pemilihan sample yang tidak menghiraukan prinsip-prinsip
probability. Pemilihan sampel tidak secara random. Hasil yang diharapkan hanya merupakan
gambaran kasar tentang suatu keadaan. Cara ini dipergunakan :

a. Bila biaya sangat sedikit

b. Hasilnya diminta segera,

c. Tidak memerlukan ketepatan yang tinggi, karena hanya sekedar gambaran umum saja.

Cara-cara yang dikenal adalah sebagai berikut :


Sampel Dengan Maksud (Purposive Samping). Pengambilan sampel dilakukan hanya atas dasar
pertimbangan penelitinya saja yang menganggap unsur-unsur yang dikehendaki telah ada dalam
anggota sampel yang diambil.

Sampel Tanpa Sengaja (Accidental Sampling). Sampel diambil atas dasar seandainya saja, tanpa
direncanakan lebih dahulu. Juga jumlah sampel yang dikehenadaki tidak berdasrkan pertimbangan
yang dapat dipertanggung jawabkan, asal memenuhi keperluan saja.Kesimpulan yang diperoleh
bersifat kasar dan sementara saja.

Sampel Berjatah (Quota Sampling). Pengambilan sampel hanya berdasarkan pertimbangan


peneliti saja, hanya disini besar dan kriteria sampel telah ditentukan lebih dahulu. Misalnya Sampel
yang akan di ambil berjumlah 100 orang dengan perincian 50 laki dan 50 perempuan yang berumur
15-40 tahun. Cara ini dipergunakan kalau peneliti mengenal betul daerah dan situasi daerah
dimana penelitian akan dilakukan.

41. Siapa yang mempelajari tentang sampling?

Peneliti, mahasiswa statistik dan kuantitatif.

Tokoh yang memperkenalkan :

a. Roscoe (1975)

b. Slovin

c. Jacob Cohen

d. Isaac dan Michae

42. Kemana arah metode sampling?

Tujuan sampling adalah menggunakan sebagian obyaek penelitian yang diselidiki tersebut untuk
memperoleh informasi tentang populasi.Yang dimaksud populasi adalah kelompok dimana seseorang
peneliti akan memperoleh hasil penelitian yang dapat disamaratakan (digeneralisasikan). Suatu
populasi mempunyai sekurang-kurangnya satu karakteristik yang membedakan keloimpok lainnya

43. Mengapa perlu metode sampling?

Metode sampling diperlukan agar :


a. Biaya penelitian lebih murah.

b. Waktu penelitian lebih cepat, sehingga hasilnya up to date.

c. Tenaga peneliti lebih hemat.

d. Variabel yang diteliti dapat lebih banyak dan mendalam, sehingga kedalaman serta ketepatan
informasi akan lebih baik.

e. Walaupun hanya menggunakan sebagian saja dari subjek atau objek penelitian, tetapi hasil
penelitian secara ilmiah dapat dipertanggungjawabkan.

f. Dapat menghindari kerugian, jika dalam pengumpulan data objek penelitian harus dirusak.

44. Pada saat kapan teknik sampling yang digunakan menghasilkan generalisasi yang rendah?

Apabila jumlah tidak memadai dan ciri-ciri populasi tidak dipenuhi secara ketat meskipun
pengambilan sampel dilakukan secara random. Dan apabila jumlah sampel sangat besar ciri-ciri
populasi dipenuhi namun pengambilan sampel tidak dilakukan secara random. Sehingga untuk
menghasilkan generalisasi yang baik ketiga faktor tersebut harus terpenuhi.

Anda mungkin juga menyukai