Dokumen - Tips - Makalah Zeolit 55c995b525445
Dokumen - Tips - Makalah Zeolit 55c995b525445
MINERAL ZEOLIT
OLEH:
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena
atas berkat dan penyertaan-Nya, pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan tugas
makalah Genesa bahan galian dan batu bara mengenai mineral zeolit ini dengan
baik dan bisa di serahkan tepat pada waktunya.
Penulis pun ingin mengucapkan terima kasih kepada pak DR. Herry Z. Kotta,
S.T, M.T selaku dosen untuk mata kuliah Genesa bahan galian dan batu bara yang
telah memberikan tugas makalah ini, karena pada kenyataanya melalui sangatlah
bermanfaat bagi penulis dalam memahami bagaimana pemanfaatan mineral zeolit ini
dengan baik dan benar.
Penulis pun menyadari bahwa makalah yang dibuat ini masih terlalu jauh dari
kesempurnaan oleh karena itu harap untuk di maklumi. Namun kiranya makalah ini
bisa bermanfaat menambah pengetahuan bagi kita semua.
Penulis
2
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang 1
1.2 .Tujuan & manfaat penulisan 2
1.3. Rumusan masalah 2
DAFTAR PUSTAKA 55
3
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Rangka zeolit yang terbentuk dari ikatan 4 atom O dengan 1
atom Si (Bell, 2001)
4
Gambar 2.2. Kerangka utama zeolit 5
Gambar 2.3. Ukuran kristal zeolit 7
Gambar 2.4. Struktur karoten 12
Gambar 2.5. Struktur karoten 12
Gambar 2.6. Proses Alterasi 24
Gambar 2.7. Proses Zeoponik 34
Gambar 2.8. Pengaruh penggunaan zeolit dalam bidang pertanian dan perkebunan 34
Gambar 2.9. Skematik proses pervaporasi 39
Gambar 2.10. Diagram blok sistem pengukuran ultrasonic 44
4
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Nama mineral zeolit dan rumus kimianya 14
Tabel 2.2. Komposisi dan formula dari zeolit yang bertipe kalsik (Deer,1963 dalam Hay,
1966) 16
Tabel 2.3. Komposisi dan formula zeolit yang bertipe alkalik (Deer, 1963 dalam Hay,
1966) 16
Tabel 2.4. Jenis-Jenis Mineral Zeolit Beserta Rumus Kimianya 18
Tabel 2.5. Proses-proses dalam pembuatan zeolit sintetis (Lefond, 1983) 29
Tabel 2.6. Contoh penggunaan zeolit sintetis 29
24
5
BAB I
PENDAHULUAN
6
saling berhubungan membentuk saluran ke segala arah dengan ukuran
saluran tergantung dari garis tengah logam alkali ataupun alkali tanah
yang terdapat pada srukturnya. Di mana rongga-rongga tersebut akan terisi
oleh air yang disebut air kristal.
Jadi, zeolit merupakan senyawa alumino silikat terhidrasi yang terdiri dari
tetrahedral (Si, Al) dan dikelilingi oleh atomatom O dalam ikatan tiga
dimensi. Mineral zeolit yang paling umum dijumpai adalah (Na,K) 2O,
Al2O310SiO28H2O. Perbandingan antara atom Si dan Al yang bervariasi
akan menghasilkan banyak jenis atau spesies zeolit yang terdapat di
alam. Penggunaan zeolit pada umumnya didasarkan pada sifat-sifat kimia
dan fisika zeolit, seperti penyerap, penukar kation dan katalis.
1.2. Tujuan & Manfaat Penulisan
Tujuan dan manfaat penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui
tentang proses pembentukan hingga proses pengolahan dan pemanfaatan
mineral zeolit.
1.3. Rumusan Masalah
1. Apa itu mineral zeolit?
2. Bagaimana proses pembentukan mineral zeolit?
3. Bagaimana Pengolahan & Pemanfaatan mineral zeolit?
7
BAB II
PEMBAHASAN
8
Tasikmalaya, Cikembar, Sukabumi, Nanggung, Bogor, dan Lampung dalam
jumlah besar dengan bentuk hampir murni dan harga murah. Mineral zeolit
mempunyai struktur framework tiga dimensi dan menunjukkan sifat penukar
ion, sorpsi molecular sieving dankatalis sehingga memungkinkan digunakan
dalam pengolahan limbah industri dan limbah nuklir.
Zeolit juga ditemukan sebagai bantuan endapan pada bagian tanah jenis
basalt dan komposisi kimianya tergantung pada kondisi hidrotermal
linkungan lokal, seperti suhu, tekanan uap air setempat dan komposisi air
tanah lokasi kejadiannya. Hal itu menjadikan zeolit dengan warna dan tekstur
yang sama mungkin berbeda komposisi kimianya bila diambil lokasi yang
berbeda, disebabkan karena kombinasi mineral yang berupa partikel halus
dengan impuritis lainnya.Pada dasarnya zeolit merupakan mineral yang
terdiri dari kristal alumuno silikat terhidrasi yang mengandung kation alkali
atau alkali tanah dalam kerangka tiga dimensi. Zeolit biasanya ditulis dengan
rumus kimia oksida atau berdasarkan satuan sel kristal
Mc/n{(AlO2)c(SiO2)d}b H2O
Gambar 2.1. Rangka zeolit yang terbentuk dari ikatan 4 atom O dengan
1 atom Si (Bell, 2001)
Zeolit pada dasarnya memiliki tiga variasi struktur yang berbeda yaitu:
a. Struktur seperti rantai (chain-like structure), dengan bentuk kristal
acicular dan prismatic, contoh: natrolit.
9
b. Struktur seperti lembaran (sheet-like structure), dengan bentuk kristal
platy atau tabular biasanya dengan basal cleavage baik, contoh:
heulandite.
10
Volume dan ukuran garis tengah ruang hampa dalam kisi-kisi kristal
inilah yang menjadi dasar penggunaan mineral zeolit sebagai bahan
penyaring (molecular sieving). Molekul zat yang disaring yang ukurannya
lebih kecil dari ukuran garis tengah ruang hampa mineral zeolit dapat
melintas, sedangkan yang berukuran lebih besar akan tertahan atau
ditolak. Kapasitas atau daya saring mineral zeolit tergantung dari volume
dan jumlah ruang hampanya. Makin besar jumlah ruang hampa, maka makin
besar pula daya saring zeolit alam yang bersangkutan. Mineral zeolit
-4
mempunyai struktur tiga dimensi tetrahedral (SiO4 ) yang biasa disebut
tektosilikat, dimana masing-masing berhubungan dengan ion silicon
sebagai pusatnya, sehingga masing-masing atom oksigen terdapat diantara
atom silicon dan aluminium. Setiap atom terikat oleh dua struktur
yang tetrahedral. Struktur yang hanya terdiri dari silicon dan oksigen ini
bersifat netral. Dalam struktur zeolit terdapat pergantian silicon bervalensi
empat dengan aluminium bervalensi tiga. Dalam struktur ini sebahagian
silicon (tidak bermuatan listrik atau netral ) dapat diganti oleh aluminium
(bermuatan listrik) sehingga muatan listrik zeolit tersebut bertambah.
Kelebihan muatan ini biasanya diimbangi oleh kation logam, seperti K, Na,
Ca, yang menduduki tempat-tempat tersebar dalam struktur Kristal mineral
zeolit.
+4 +3
Pada zeolit terjadi pergantian maksimum Si oleh Al dengan
perbandingan 1:1, sedangkan pergantian maksimum 1: 5, seperti yang
terdapat pada zeolit jenis modernit. Setiap tetrahedral oksigen adalah unit
pembangun primer. Unit pembangun sekunder terbentuk dari penggabungan
tetrahedral oksigen, membentuk cincin lingkar 4, 6 dan 8 atau gabungan 2
cincin lingkar 6 dan dua cincin lingkar 4. Struktur kisi Kristal zeolit terbuka
dan mudah lepas. Volume ruang kosong dalam struktur zeolit cukup
0
besar, kadang-kadang mencapai 50A , sedang garis ruang tengah kosong
0 0
tersebut bermacam-macam, berkisar 2A hingga lebih besar dari 8A ,
tergantung dari jenis mineral zeolit yang bersangkutan. Volume dan ukuran
garis tengah ruang kosong dalam kisi-kisi Kristal inilah yang menjadi dasar
penggunaan mineral zeolite sebagai bahan penyaring molekul (molekul
11
sieving).
12
lebih yang dapat melintasi saluran rongga, tetapi karena adanya
pengaruh kutub atau hubungan antara molekul-molekul zeolit itu
sendiri dengan zat-zat yang diserap, maka hanya satu buah saja yang
diloloskan sedang yang lain ditahan atau ditolak. Hal ini merupakan
suatu sifat yang tidak terdapat pada penyerapan oleh bahan jenis lain.
CO2 yang polar akan lebih disukai untuk diserap oleh zeolit
dibandingkan dengan CH4 yang bukan polar. Molekul yang berkutup
atau tidak jenuh diterima daripada yang tidak berkutup atau jenuh.
13
akan menyebabkan terjadinya dehidroksilasi gugus OH pada
struktur zeolit. Akibat terjadinya pemutusan ikatan Si-O-Al,
menyebabkan pembentukan gugus siloksan (Si-O-Al) dan aluminium
yang miskin gugus hidroksil. Akibatnya bila terjadi kerusakan
pada struktur zeolit tersebut maka kemempuan mempertukarkan
kation dan adsorbsinya berkurang/menurun. Kestabilan zeolit
terhadap temperatur tergantung pada jenis kandungan
mineral zeolitnya (perbandingan Si dengan Al, dan kation yang
terdapat dalam zeolit). Umumnya zeolit dengan silika lebih banyak
mempunyai kestabilan yang lebih besar. Clinoptilolit alam yang kaya
0
akan kalsium rusak pada temperature 500 C, jika kationnya diganti
0
dengan kalium, maka akan tetap utuh pada temperature 800 C.
komposisi kation yang berbeda dan perbandingan Si dan Al yang
berbeda dan perbandingan Si dengan Al yang berbeda pada beberapa
zeolit alam menyebabkan kestabilannya pada temperature yang
0
berbeda- beda. Seperti modernit yang stabil pada 800-1000 C
0
sedangkan philipsit stabil pada 360-400 .
- -+
SiO2 + H2 O SiOH + OH
15
dan asam linoleat (11%). Komposisi tersebut ternyata agak berbeda jika
dibandingka n dengan minyak nabati inti sawit dan minyak kelapa.
16
juga merupakan sumber provitamin A yang cukup potensial. Karoten yang
terdiri dari karoten dan karoten ini, tersimpan di dalam daging buah
kelapa sawit.
17
Dengan metode yang telah diperbaharui, pemucatan dilakukan pada
o
suhu 50 C selama satu jam, konsentrasi bahan pemucat yang digunakan
sebesar 10%. Selanjutnya dilakukan penyaringan. Perubahan metode ini
mengakibatkan karoten tidak rusak dan minyak sawit tetap diperoleh.
Selanjutnya karoten yang terkandung dalam tanah pemucat diekstraksi
secara bertahap. Langkah pertama adalah melunakkan tanah pemucat
dengan aseton, dan perbandingan penambahannya adalah 1:1. Untuk
melapaskan karoten dilakukan penyabunan dengan tambahan larutan KOH
atau alcohol sebanyak 12,5%. Setelah itu, karoten yang terlepas diambil
dengan cara menambahkan petroleum eter secukupnya dan diaduk. Dengan
cara destilasi, karoten yang terdapat pada petroleumeter dikristalkan.
Mx/n(AlO2)x(SiO2)y.H2O
18
pemanasan. Ikatan ion Al-Si-O adalah pembentuk struktur kristal
sedangkan logam alkali adalah kation yang mudah tertukar
(exchangeable cation). Jumlah molekul air menunjukka n jumlah pori-
pori atau volume ruang kosong yang terbentuk bila unit sel kristal tersebut
dipanaskan.
Hingga kini sudah 40 jenis (species) mineral zeolit yang telah
diketahui. Dari jumlah tersebut, hanya 20 jenis saja yang diketahui
terdapat dalam bentuk sedimen, terutama dalam bentuk piroklastik. Nama
dan rumus kimia mineral zeolit yang terdapat dalam piroklastik (tufa)
tercantum dalam tabel.
Tabel 2.1. Nama mineral zeolit dan rumus kimianya
NO Nama Mineral Rumus kimia unit sel
1 Analsim Na16(Al16Si16O96).16H2O
2 Kabasit (Na2Ca)6(Al12Si24O72).40H2O
3 Klinoptilolt (Na4K4)(Al8Si40O96).24H2O
4 Erionit (Na7Ca5K)9(Al9Si27O72).27H2O
5 Paujasit (Na58(Al58Si134O384).18H2O
6 Perrierit (Na2Mg2)(Al6Si30O72).18H2O
7 Wairakit Ca(Al2Si4O12).2H2O
8 Yugawaralit Ca(Al2Si4O12).6H2O
9 Pillipsit (Na,K)10(Al10Si22O64).20H2O
10 Epistilbit (Ca,Na2)3(Al6Si18O48).16H2O
11 Gismondin (Na,Ca2,K2)4(Al8,Si8O48).16H2O
12 Connardit (Na2Ca)(Al4Si6O20).5H2O
13 Harmotom (Ba,Na2)2(Al4Si12O32).12H2O
14 Natrolit Na4(Al4Si6O20).4H2O
15 Scolecit Ca2(Al4Si6O20).6H2O
0,5 cm3 tiap cm3 volume zeolit. Contoh zeolit silika rendah adalah
zeolit A dan X.
b. Zeolit silika sedang, Jenis zeolit modernit mempunyai perbandingan
Si/Al = 5 sangat stabil, maka diusahakan membuat zeolit Y dengan
perbandingan Si/Al = 1-3. Contoh zeolit sintetis jenis ini adalah
zeolit omega, Mordernit, Erionit, Klinoptilolit, zeolit Y.
20
Tabel 2.2. Komposisi dan formula dari zeolit yang bertipe kalsik
(Deer,1963 dalam Hay, 1966)
Nama Kation Rumus kimia Massa
Stilbit Ca, Na
dominan Ca0,5 AlSiM2,63,5 O7,29,2 8-3,5H2 O 2,18
jenis
Kabasit Ca, Na Ca0,5 AlSi1,73,0 O5,48,0 7-4H2 O 2,08
Heuland Ca, Na Ca0,5 AlSi2,73,7 O7,49,4 2,5-3,1H2 O 2,18
Epistilbi Ca, Na Ca0,5 AlSi2,43,2 O7,88,4 2,6-2,8H2 O 2,25
Filipsit Ca, Na Ca0,5 AlSi1,32,2 O4,66,4 1,7-2,4H2 O 2,0-2,3
Gismon Ca, Na Ca0,5 AlSi11,2 O44,4 2-2,2H2 O 2,1-2,2
Laumon Ca Ca0,5 AlSi2 O6 2H2 O 2,29
Skolesit Ca Ca0,5 AlSi1.5 O5 1.5H2 O 2,27
Thomso Ca, Na Ca0,5 AlSi11.1 O49,2 2H2 O 2,37
Wairaki Ca Ca0,5 AlSi2 O6 H2 O 2,265
t
Tabel 2.3. Komposisi dan formula zeolit yang bertipe alkalik
(Deer, 1963 dalam Hay, 1966)
Nama Kation Rumus kimia Massa
Faujasit Na, Ca
dominan NaAlSi2,4 O7,2 4.6H2 O 1.92
jenis
Klinoptil K, Na, Ca NaAlSi4,25 O10,412 3,5-4H2 O 2.13-2.17
Mordenit Na, Ca NaAlSi4,55 O1112 3,2-3,5H2 O 2.12
Erionit Na, K, Ca NaAlSi33,5 O89 3-3,4H2 O 2.07
Kabasit Na, Ca NaAlSi1,73 O5,48 2,7-4H2 O 2.08
Filipsit K, Na, Ca NaAlSi1,33,4 O4,68,8 1,7-3,3H2 O 2.0-2.3
Gonardit Na, Ca NaAlSi1,11,4 O4,44,8 1,2-1,3H2 O 2.27
Analsim Na NaAlSi22,8 O67,6 1-1,3H2 O 2.26
Natrolit Na NaAlSi1,5 O5 H2 O 2.24
22
Tabel 2.4. Jenis-Jenis Mineral Zeolit Beserta Rumus Kimianya
Nama
Rumus Kimia Gambar
Mineral
(Na2,Ca)6(Al12Si24O72).
Kabasit
40H2O
(Na4K4)(Al8Si40O96).
Klipnoptolotit
24H2O
(Na2Mg2)(Al6Si30O72).
Ferrierit
18H2O
23
Laumonit Ca(Al8Si16O48). 16H2O
(Na,K)10(Al10Si22O64).
Filipsit
20H2O
zH2 O, M+ berupa Na atau K dan M2+ berupa Mg, Ca, atau Fe. Li, Sr atau
Ba dalam jumlah kecil dapat menggantikan M+ atau M2+, g dan z bilangan
koefisien. Beberapa specimen zeolite berwarna putih, kebiruan, kemerahan,
coklat, dll., karena hadirnya oksida besi atau logam lainnya. Densitas zeolit
antara 2,02,3 g/cm3, dengan bentuk halus dan lunak. Kilap yang dimiliki
bermacam-macam. Struktur zeolit dapat dibedakan dalam tiga komponen
yaitu rangka aluminosilikat, ruang kosong saling berhubungan yang berisi
24
kation logam, dan molekul air dalam fase occluded (Flanigen, 1981 dalam
Harben & Kuzvart, 1996).
Sifat-sifat unik zolit meliputi dehidrasi, adsorben dan penyaring
molekul, katalisator dan penukar ion dan katalis. Penjabarannya adalah sebagai
berikut:
25
D. Warna
a. Pada keadaan murni (pure state), mineral zeolit tidak berwarna
Colourless.
b. Berwarna (bila ada pengotor logam-logam transisi).
c. Besi berwarna pink pada Chabazite.
d. Bubuk dari zeolit sintesis: Putih (umumnya).
e. Pertukaran kation: Golongan IA atau IIA ditukar dengan logam
transisi dapat memberikan warna pada zeolit yang bergantung dari
tingkat hidrasi dari kation tersebut.
f. Ni-zeolite: lilac (terhidrasi) berwarna light green (dehidrasi).
g. Co-zeolite: pink (terhidrasi) dan biru (dehidrasi).
h. Perubahan warna pada zeolite dapat digunakan sebagai indikator
adanya uap air .
E. Daya hantar listrik
a. Dipengaruhi oleh kehadiran kation dan molekul air dalam rongga
(cavities).
b. Hantaran listrik pada zeolit bersifat ionik, disebabkan oleh
perpindahan kation-kation.
26
b. Proses hidrasi/dehidrasi kadang irreversible.
27
Kemampuan zeolit sebagai katalis berkaitan dengan tersedianya
pusat-pusat aktif dalam saluran antar zeolit. Pusat-pusat aktif tersebut
terbentuk karena adanya gugus fungsi asam tipe Bronsted maupun
Lewis. Perbandingan kedua jenis asam ini tergantung pada proses
aktivasi zeolit dan kondisi reaksi. Pusat-pusat aktif yang bersifat
asam ini selanjutnya dapat mengikat molekul-molekul basa secara
kimiawi. Sifat katalitis zeolit disebabkan kation pada atom Al zeolit
yang dapat dipertukarkan dengan ion H dan aktif sebagai katalisis
reaksi.
2.6. Pembentukan Mineral Zeolit
Secara geologi, zeolit ditemukan dalam batuan tufa dari reaksi antara
batuan tufa asam berbutir halus dan bersifat riolitik dengan air pori atau air
meteoric (air hujan). Zeolit terbentuk dari hasil sedimentasi debu vulkanik
yang telah mengalami proses alterasi. Ada empat proses sebagai gambaran awal
terbentuknya zeolit, yaitu proses sedimentasi debu vulkanik pada lingkungan
danau yang bersifat alkali, proses alterasi, proses diagenesis dan proses
hidrotermal.
1. Proses sedimentasi
Pada tahap ini, terbentuk karena proses sedimentasi, yakni meliputi
pelapukan, dapat berupa pelapukan fisik maupun pelapukan kimia. Erosi dan
transportasi terutama dilakukan oleh media air. Proses pengendapan terjadi
jika energi transport sudah tidak mampu mengangkut detritus tersebut.
Kerangka tektonik pada suatu proses sedimentasi adalah sebagai kombinasi
antara adanya penurunan (subsiding), keadaan stabil dan pengangkatan
(rising) dari elemen-elemen tektonik di daerah batuan asal dan daerah
pengendapan.
2. Alterasi
Alterasi merupakan perubahan komposisi mineralogi batuan (dalam
keadaan padat) karena pengaruh suhu dan tekanan yang tinggi, dan tidak
dalam kondisi isokimia menghasilkan mineral lempung, kuarsa, oksida atau
sulfida logam. Proses alterasi merupakan peristiwa sekunder pembentukan
batuan. Alterasi terjadi pada intrusi batuan beku yang mengalami pemanasan
28
dan pada struktur tertentu yang memungkinkan masuknya air meteoric
untuk dapat mengubah komposisi mineralogi batuan.
3. Proses Diagenesis
Diagenesis merupakan proses fisika, kimia dan biologi yang secara
umummengubah sedimen menjadi batuan sedimen. Diagenesis kemungkinan
berlanjut bekerja setelah sedimen menjadi batuan, mengubah tekstur dan
mineraloginya. Proses diagenesis material organik yang diakibatkan
oleh proses biologis lebih dominan terjadi dalam sedimen yang baru
29
terendapkan (recently deposited) dan biasa terjadi pada kedalaman hingga
2 km serta temperatur maksimal 75oC. Proses diagenesis, antara lain:
a. Kompaksi
Kompaksi adalah proses yang menyebabkan volume sedimen berkurang.
Ini dihasilkan oleh tekanan penutup (overburden), yang diakibatkan
oleh berat dari sedimen dan batuan di atasnya. Tekanan ini
mengakibatkan penyusunan kembali butiran dan pengeluaran fluida, hal
ini menghasilkan pengurangan porositas batuan sedimen. Kemungkinan
tingkat kompaksi merupakan fungsi dari ukuran butir, bentuk butir,
pemilahan, porositas awal dan jumlah fluida yang terdapat dalam
sedimen.
b. Rekristalisasi dan pelarutan
Rekristalisasi adalah proses dimana kondisi fisika dan kimia
menyebabkan pengorientasian kembali kristal lattice pada butir
mineral. Rekristalisasi bekerja melalui pelarutan dan presipitasi dari
fase mineral yang terdapat pada batuan. Ketika fluida melewati
batuan atau sedimen, komponen pada sedimen yang tidak stabil
karena tekanan, pH, dan temperatur akan mengalami pelarutan.
Kemudian material yang terlarut itu akan mengalami transportasi dan
akan terpresipitasi pada pori-pori sedimen yang memiliki kondisi yang
berbeda.
c. Sementasi
Sementasi adalah proses di mana terjadi presipitasi kimia pada
pembentukan kristal baru, terbentuk didalam pori-pori sedimen atau
batuan yang mengikat satu butir dengan butir lainnya. Semen yang
umum yaitu kuarsa, kalsit dan hematit.
d. Autigenisasi
Autigenesis (neocrystalitation) adalah proses saat fase mineral baru
mengalami kristalisasi di dalam sedimen atau batuan selama proses
diagenesis maupun setelahnya. Mineral baru terbentuk melalui reaksi
di dalam fase yang terdapat dalam sedimen atau batuan, dan juga
muncul karena presipitasi dari material yang masuk melalui fase
fluida, atau dihasilkan dari kombinasi sedimen primer dan material
30
yang masuk. Beberapa yang tergolong dalam fase autogenesis, silikat
seperti kuarsa, carbonat seperti kalsit dan dolomite, evaporate mineral
seperti gypsum dan oksida seperti hematite.
e. Replacement
Replacement yaitu proses ketika mieral baru menggantikan (secara
kimia dan fisika) kondisi dalam pada endapan mineral. Replacement
mungkin bersifat:
a) neomorphic, yang mana butiran yang baru memiliki fase
yang sama dengan asalnya atau polimorpisme dari fase asalnya.
b) Pseudomorfic yang mana fase baru merupakan tiruan dari
bentuk eksternal dari fase yang digantikan tetapi fasenya
berbeda.
c) Allomorphic yaitu replacement dalam bentuk fase baru yang
biasanya berbeda bentuk kristalnya dan menggantikan
sepenuhnya fase sediment asal. Fase replacement sama
beragamnya dengan fase autigenesis, tetapi fase replacement
yang penting yaitu dolomite, opal, kuarsa dan ilite.
f. Bioturbasi
Bioturbasi adalah aktifitas biologis yang terjadi dekat
permukaan, termasuk burrowing, boring dan pencampuran sedimen
oleh organisme. Pada beberapa kasus proses ini dapat meningkatkan
kompaksi, menghancurkan laminasi dan perlapisan. Selama proses
bioturbasi beberapa organisme mempresipitasikan material yang
berfungsi sebagai semen.
4. Proses hidrotermal
Produk akhir dari proses diferensiasi magmatik adalah suatu
larutan yang disebut larutan magmatik yang mungkin dapat mengandung
konsentrasi logam yang dahulunya berada dalam magma. Larutan
magmatik ini yang juga disebut larutan hidrotermal banyak mengandung
logam-logam yang berasal dari magma, yang sedang membeku dan
diendapkan di tempat-tempat sekitar magma yang sedang membeku
31
tadi. Larutan yang makin jauh dari magma, akan makin kehilangan
panasnya.
Dalam perjalanan menerobos batuan, larutan hidrotermal akan
mendepositkan mineral-mineral yang dikandungnya di rongga-rongga
batuan dan membentuk deposit celah (cavity filling deposit) atau
melalui proses metasomatik membentuk deposit pergantian (replacement
deposit).
Berikut adalah penjelasan umum tentang macam macam deposit:
a. Deposit hipotermal
Secara umum deposit hipotermal atau deposit replasemen terjadi
pada kondisi suhu dan tekanan tinggi, pada daerah lebih dekat
dengan batuan intrusifnya.
b. Deposit epitermal
Deposit epitermal atau deposit celah adalah deposit yang lebih
banyak terjadi di daerah dengan suhu dan tekanan rendah yang
terletak agak jauh dari batuan intrusifnya.
32
1. Zeolit sintetis dibuat dari bahan kimia dan bahan-bahan alam yang
kemudian diproses dari tubuh bijih alam.
2. Zeolit sintetis memiliki perbandingan silika dan alumina yaitu 1:1 dan
sedangkan pada zeolit alam hingga 5:1.
3. Zeolit alam tidak terpisah dalam lingkungan asam seperti halnya zeolit
sintetis.
Zeolit sintetik sudah banyak digunakan di industri. Namun di Indonesia
belum banyak diproduksi dan umumnya diperoleh dari impor. Untuk memenuhi
kebutuhan zeolit ini, maka para ahli melakukan penelitian sehingga didapatkan
berbagai macam zeolit sintetik. Indonesia banyak membutuhkan zeolit sintetik
untuk proses-proses kimia di industri kimia seperti sebagai katalis, ion
exchanger, dan adsorbent dalam pengolahan limbah. Untuk itu dibutuhkan zeolit
sintetik yang mempunyai kemurnian tinggi dan kualitas baik. Bahan baku
pembuatan zeolit adalah bahan yang mengandung silika dan alumunium. Kedua
bahan baku ini jika diambil dari alam dan bahan logam tentunya mahal, namun
dalam bentuk senyawa banyak diperoleh dan harganya murah. Silika dapat
diperoleh dari bahan gelas/water glass, dan alumunium dapat diperoleh dari
tawas, dan masih banyak bahan yang dapat digunakan untuk pembuatan zeolit
sintetik.
33
dibanding dengan zeolit alam. Perbedaan terbesar antara zeolit sinteis
dengan zeolit alam adalah:
(1) Zeolit sintetis dibuat dari bahan kima dan bahan-bahan alam
yang kemudian diproses dari tubuh bijih alam.
(2) Zeolit sintetis memiliki perbandingan silika dan alumina yaitu
1:1 dan sedangkan pada zeolit alam hingga 5:1.
(3) Zeolit alam tidak terpisah dalam lingkungan asam seperti halnya
zeolit sintetis.
35
1. Tahap preparasi
- Ukuran 3 cm
Mesin giling
aliran atas
Pengayakan tenaga penambangan
manusia Siklun -siklun
aliran bawah
aliran bawah
pengaktifan
Pereaksi kimia
Pemanasan NaOH dan HSO
(oven)
Pengantongan siap
dipasarkan
36
memisahkan menjadi fraksi menyebabkan masih diperlukannya
pengayakan. Jika berhasil maka dapat dilakukan aktifasi.
2. Proses aktifasi
Proses ini dilakukan dengan pemanasan atau dengan pereaksi zat
yang digunakan sebagai pereaksi adalah NaOH dan H2SO4 selanjutnya
siap diaplikasikan sesuai dengan keinginan.
38
rendah dan kejenuhan alumunium tinggi. Secara keseluruhan tanah
ini mempunyai tingkat kesuburan rendah.
Padahal kita ketahui bahwa tanaman darat dapat tumbuh baik
pada tanah yang gembur dan subur, maka agar tanaman dapat tumbuh
baik pada tanah latosol, perlu dilakukan usaha untuk meningkatkan
kesuburan tanah. Salah satu usaha yang dilakukan antara lain
dengan penambahan bahan amelioran seperti zeolit. Penambahan
zeolit dapat meningkatkan jumlah unsur K, Ca, Mg dan Na serta
meningkatkan KTK tanah. Hal ini bisa terjadi karena zeolit memiliki
kemampuan mempertukarkan kationkation. Prinsipnya adalah,
kationkation yang dimiliki berupa alkali dan alkali tanah pada
struktur zeolit dapat bergerak bebas, sehingga dengan adanya
dorongan keluar oleh ion H+, kation seperti K, Ca, Mg dan Na dapat
berpindah dari zeolit ke medium tanah yang dapat menyebabkan suplai
basabasa.
Selain itu zeolit mengandung unsur-unsur hara makro dan
mikro yang dapat disumbangkan ke dalam tanah. Penambahan
zeolit dapat memperbaiki agregasi tanah sehingga meningkatkan
pori-pori udara tanah yang berakibat merangsang pertumbuhan
akar tanaman. Luas permukaan akar tanaman menjadi bertambah
yang berakibat meningkatnya jumlah unsur hara yang dapat diserap
oleh tanaman.
Untuk memperoleh manfaat tersebut zeolit dapat digunakan
dengan bebagai cara, di antaranya adalah dengan cara ditebarkan
langsung ke tanah sebagai bahan pembenah tanah, dicampur dengan
pupuk untuk meningkatkan efisiensinya, atau dapat juga
dicampurkan langsung pada media tumbuh tanaman.
39
Gambar 2.7. Proses Zeoponik
Gambar 2.8. Pengaruh penggunaan zeolit dalam bidang pertanian dan perkebunan
2. Bidang Peternakan
Dalam bidang ini, zeolit telah digunakan secara komersial ,
terutama di negara-negara Eropa dan Jepang. Di Indonesia
zeolit telah digunakan sebagai tambahan dalam makanan ternak
domba dan sapi hingga sekarang ini masih dalam tahap
penelitian. Penggunaan zeolit dalam bidang peternakan didasarkan
kepada dua sifat zeolit yang penting, yaitu kapasitas pengikat
40
ion NH4+yang berasal dari ammonia sangat besar dan afinitas
zeolit terhadap ion-ion yang bersifat racun. Sifat zeolit sebagai
penukar ion masih berperan dalam kegunaannya di bidang ini.
Selain itu mineral zeolit yang banyak mengandung Ca, K, Mg dan
Na juga baik bagi tubuh hewan dengan kadar tertentu. Tambahan
zeolit pada pakan ternak hewan hewan ruminensia juga
diketahui dapat mereduksi penyakit lembuhg yang dideritanya.
3. Bidang Perikanan
Zeolit disini berfungsi sebagai pengontrol kandungan ion NH4+di
dalam air. Kandungan amonia yang tinggi dalam kolam bisa jadi
berasal dari kotoran ikan, bakas pakan ikan yang membusuk, atau
karena sirkulasi air kolam yang kurang baik. Tingginya kadar amonia
dalam kolam akan sangat tidak baik bagi ikan ataupun hewan tambak
lainnya.
Oleh karena kemampuannya sebagai penukar kation, zeolit
dapat dimanfaatkan untuk mengikat kation NH4+, cara yang digunakan
biasanya hanya dengan menebarkan serbuk zeolit ke dalam kolam.
Reaksi antara zeolit dengan ion amonium sebagai berikut :
41
nilainya selalu sesuai dengan syarat hidup ikan. Berikut ini adalah
beberapa kegunaan tepung zeolite:
1. Mampu meningkatkan kadar oksigen terlarut dalam air (DO),
khususnya elemen SiO2 dan Al2O3. Pada tahap ini,
peningkatan kadar DO secara tidak langsung terjadi akibat
pengikatan amoniak yang bersifat mereduksi.
2. Mampu menjaga derajat keasaman (pH) dalam tambak melalui
daya tukar ion yang terkandung di dalamnya.
3. Mampu menjaga kesadahan air (hardness) dalam tambak
melalui daya tukar ion yang terkandung didalamnya.
4. Mempunyai daya absorbsi terhadap gas-gas dalam wujud pakan
yang tersisa (tidak termakan) maupun yang berasal dari
metabolisme organisme lain yang hidup didasar tambak.
5. Mampu mengikat logam-logam berat, seperti Pb, Fe, Hg, Sn, Bi
dan As, yang terdapat didalam air maupun tanah dasar tambak,
yang dapat mengancam kelangsungan hidup ikan.
6. Mampu mengembalikan kesuburan tanah dasar tambak,
dikarenakan mineral yang terdapat didalam zeolite dapat
mengembalikan mineral tanah dasar tambak yang hilang selama
masa operasional produksi.
7. Membantu tumbuh dan berkembangnya fitoplankton di tambak,
sehingga ketersediaan pakan alami untuk udang selalu terjaga.
8. Membantu udang terhindar dari penyakit kulit lembek
dikarenakan tepung zeolite mengandung kalsium dalam jumlah
banyak.
9. Dapat memperbaiki nilai konversi pakan ikan.
10. Mampu menjaga kestabilan suhu air tambak dan suhu
dilingkungan tambak.
Meskipun mempunyai banyak kegunaan, dalam setiap
penggunaannya, harus memperhatikan beberapa hal, diantaranya:
1. Dosis tepat guna. Selain mencegah membengkaknya biaya
produksi, penggunaan zeolite secara berlebihan dapat
menyebabkan terjadinya blooming plankton. Blooming
42
plankton ini dapat menyebabkan naiknya derajat keasaman (pH)
air tambak yang pada akhirnya nanti dapat membahayakan
hidup ikan.
2. Zeolit berkualitas tinggi. Tepung Zeolit yang dipilih (dibeli)
adalah zeolite yang telah mendapat rekomendasi mutu dari
Ditjen Pertambangan Umum Bagian Pusat Pengembangan
Teknologi Mineral.
4. Bidang pengolahan air
Pada bidang pengolahan air, zeolit bisa dimanfaatkan untuk
penghilangan kesadahan air. Dalam hal ini zeolit dimanfaatkan
sebagai media filter dan media adsorpsi. Air sadah adalah air yang
banyak mengandung mineral kalsium atau magnesium di
dalamnya. Air sadah sukar digunakan untuk mencuci karena
senyawa kalsium dan magnesium bereaksi dengan sabun membentuk
endapan dan mencegah terjadinya busa dalam air. Oleh karena
senyawa-senyawa kalsium dan magnesium relatif sukar larut dalam
air, maka senyawa-senyawa itu cenderung untuk memisah dari
larutan dalam bentuk endapan atau presipitat yang akhirnya
menjadi kerak.
Untuk memperoleh air bersih yang layak dikonsumsi diperlukan
suatu cara untuk mengatasi kasadahan air tersebut. Salah satu cara
yang bisa adigunakan adalah filtrasi, dan dengan sifat yang dimiliki
zeolit dapat berperan baik sebagai penyaring air sadah untuk
memperoleh air bersih. Tidak semua zeolit bisa digunakan, dipilih
zeolit yang kationnya bukan merupakan penyebab kesadahan air,
untuk hal ini zeolit jenis klinoptilolit yang kationnya adalah Na
dapat digunakan. Zeolit yang diletakkan sebagai filter dan akaa dileati
oleh air sadah akan bereaksi kontinu sesuai persamaan reaksi berikut :
Na Zeolit + CaCl2 Ca Zeolit + 2NaCl
Dari reaksi di atas terliihat bahwa antara kation Ca dan Na
dipertukarkan.
43
5. Penambahan zeolit terhadap kualitas pelet Mentah uo2
44
6. Zeolit sebagai adsorben untuk kemurnian bioetanol
Proses pemisahan menjadi kendala utama dalam industri-
industri kimia, salah satunya pada industri etanol. Pemisahan etanol
dengan distilasi konvensional tidak dapat dihasilkan etanol dengan
kemurnian tinggi, karena etanol memiliki titik azeotrop, sedangkan
pemisahan dengan distilasi ekstraktif membutuhkan biaya tinggi.
Dengan berkembangnya teknologi membran, pemisahan larutan yang
memiliki titik azeorop dapat dilakukan dengan mudah. Membran
PVA dapat digunakan untuk memisahkan etanol-air secara
pervaporasi.
Pervaporasi adalah salah satu proses pemisahan
menggunakan membran yang merupakan alternatif pemisahan
senyawa organik dari larutan organik dari larutan akuatik atau
dehidrasi pelarut skala industrial dengan kebutuhan energi rendah.
Prinsip pemisahan pada pervaporasi adalah dengan
memanfaatkan perbedaan solubilitas dan difusifitas komponen.
Unjuk kerja proses pervaporasi diukur dengan selektivitas pemisahan
dan fluks permeate (Gambar 2.9). Kualitas pemisahan akan semakin
baik dengan meningkatnya selektivitas. Di sisi lain, peningkatan
selektivitas umumnya berbanding terbalik dengan fluks yang
dihasilkan sehingga diperlukan suatu optimasi. Unjuk kerja proses
pervaporasi ditentukan oleh membran yang digunakan dan kondisi
operasi yang optimum.
45
Karakteristik dari proses pervaporasi :
1. Konsumsi energi rendah
2. Tidak ada kontaminasi
3. Permeate harus mudah menguap pada kondisi operasi
4. Fungsi kesetimbangan uap/air bebas
Membran PVA merupakan membran polimer berkinerja tinggi, sifat
kimia dan sifat mekanik baik, afinitas terhadap air baik, serta
permeabilitas tinggi. Untuk menambah selektivitas membran dapat
dilakukan beberapa proses, antara lain : crosslinking, blending, dan grafting.
Proses crosslinking dengan PVA dapat dilakukan dengan penambahan
crosslinking agent, seperti formaldehid, glutaraldehid, asam oksalat, asam
maleat, dianhidrid, dan sebagainya. (Moerniati,1991). Pengaruh crosslinking
memiliki dua aspek, yaitu :
1. Pembentukan struktur tiga dimensi yang berpengaruh pada
swelling dan mobility selectivity
2. Perubahan struktur kimia yang berhubungan dengan
solubility selectivity
Penambahan zat aditif seperti zeolit sebagai filler dapat
memperbaiki karakteristik dan meningkatkan kinerja membran. Zeolit
merupakan kristal mikroporous yang mengandung Si-O dan Al-O yang
lebih dikenal dengan aluminosilikat. Penelitian menunjukkan bahwa
membran polimer yang diisi silika dapat mencapai fluks dan selektivitas
yang lebih tinggi dibandingkan dengan membran polimer sendiri dalam
pervaporasi pemisahan alkohol dan air. Untuk proses pervaporasi, membran
pengisi zeolit mempunyai dua area nyata, yaitu : fase membran dan fase
zeolit. Molekul terlarut berada pada fase membran dan proses sorpsi
mengikuti hukum Henry. Fase zeolit memberikan bagian adsorpsi dari difusi
molekul.
a. Metoda Pembuatan Membran Zeolit
Untuk menghasilkan membrane zeolit, zeolit alam di hancurkan
menggunakan ball mill atau bisa digerus secara manual (kira-kira 3 x 3
cm), selanjutnya dilakukan proses penyaringan, untuk memudahkan saat
dilakukan aktifasi. Penyaringan dilakukan selama 30 menit menggunal
molecular siever sampai dengan ukuran 10m.
46
Hasilnya dipanaskan agar terjadi aktifasi. Pemanasan dapat dilakukan
o o
pada suhu 200 C hingga 900 C pada kondisi tekanan 1 atm.
Material hasil aktifasi tersebut dapat diaktifasi untuk
meningkatkan luas permukaan dan kemampuan adsorpsinya.
47
oleh gugus-gugus hidroksil yang berada di permukaan pori dari membran
zeolit.
Adsorpsi terjadi pada permukaan pori membran. Partikel zeolit
memiliki tiga tipe pori, yaitu macropore dan micropore (masing-masing
dengan ukuran
>50nm dan <2nm). Di antara keduanya terdapat mesopore. Macropore
merupakan jalan masuk ke dalam partikel menuju micropore. Macropore
tidak berkontribusi terhadap besarnya luas permukaan membran zeolit.
Sebaliknya, micropore adalah penyebab besarnya luas permukaan membran
zeolit. Micropore tersebut sebagian besar terbentuk selama proses aktifasi.
Pada micropore inilah sebagian besar peristiwa adsorpsi terjadi.
Proses adsorpsi terjadi melalui tiga tahap, yaitu:
1. macro transport: pergerakan material organik melalui sistem
macropore membran zeolit.
c. Kemurnian Etanol
48
dibawah titik didih komponen-komponen penyusunnya (positive azeotrop)
sedangkan apabila berada diatas titik didih komponen-komponen
penyusunnya (negative azeotrop). Sebuah contoh positive azeotrop yang
cukup dikenal yaitu etanol 95.6% dan air 4.4% (persen berat). Etanol
o o
mendidih pada suhu 78.4 C, air pada 100 C tapi azeotrop mendidih pada
o
78.1 C, yang mana lebih kecil dari unsur penyusunnya. Tentu saja
o
78.1 C merupakan temperatur minimum solution ethano/air dapat
dipanaskan. Positive azeotrop dikenal juga dengan istilah minimum
boiling mixtures.
Berdasarkan ketentuan etanol institute, etanol yang dapat dipergunakan
untuk octane enhancer dalam bensin harus memiliki kemurnian diatas 99% wt.
Sehingga diharapkan dapat dijadikan sebagai pengganti MTBE, campuran
bensin dan etanol dari E-10 sampai dengan E-85.
Kemurnian etanol yang diperoleh proses fermentasi sangat ditentukan
pada hilir pembuatan gasohol, yaitu pada distillation column yang terjadi
dehydration etanol dari ~90% menjadi ~99% agar dapat dipergunakan sebagai
bahan bakar alternatif yang sustainable. Dengan ketentuan minimal 7%-volume
etanol dari broth fermentasi untuk menunjang kualitas produk yang dihasilkan.
Adanya absorben berperan sangat penting dalam rangka mencapai tujuan kita
memperoleh kemurnian etanol yang sesuai untuk pembuatan E-10.
Komponen yang harus dihilangkan dalam larutan etanol adalah air dan
komponen terlarut lain. Pada proses filtrasi, dalam air yang lebih besar dari
pori membran akan tertahan, dengan sifat fisik tersebut dapat ditunjang sifat
kimiawi yang hidrofilik sehingga proses pemisahan semakin sempurna.
49
dianalisis dan diuji sesuai non-destructive testing.
Hasil uji diperbandingkan dengan sampel yang tidak diuji sehingga terlihat
penurunan kadar air dalam etanol. Untuk mempelajari dan memperkirakan
komposisi dari air dan alkohol di dalam larutan fermentasi etanol. Metode
yang digunakan metode akustik yaitu gelombang berfrekuensi tinggi
(ultrasonik). Parameter mengukur kecepatan gelombang dan koefisien
atenuasi dilakukan percobaan-percobaan pada berbagai sampel larutan yang
diambil selama proses fermentasi berlangsung. Diharapkan sampel-sampel
larutan ini mempunyai komposisi glukosa dan alkohol yang berbeda sehingga
sifat-sifat akustiknyapun berbeda.
Sampel
Ultrasonic
FlawDetector
OsiloskopDigital
komputer
Gambar 2.10. Diagram blok sistem pengukuran ultrasonic
51
menguapkan air yang terperangkap dalam pori kristal zeolit.
52
Zeolit Alam
Molecular siever
Aktivasi
Silika
Powder NaOH+air
Pencampuran
Pencetakan
Drying
Karakterisasi
Uji
Uji XRD. SEM Uji kemurnian efektivitas
Katalitik membran
53
g. Pencetakan (forming)
Metoda pencetakan yang digunakan adalah metoda semi-dry pressing
dan slip casting. Alat dan bahan yang digunakan antara lain powder
ZA, air biodestilasi, silika, PVA 90%, larutan HCl 5M, asam oksalat,
NaOH 0.3M, catalyst, gelas kimia, pipet, pengaduk elektronik, timbangan
elektronik dengan ketelitian 0.1 gram (Precisa 8000D-PAG Oerlikon AG),
termometer, mesin pres dengan tekanan maksimum 20 kN dan tubullar support
SS.
Pada metoda pencetakan, zeolit alam, asam oksalat, PVA
dan dicampurkan dan ditambahkan air dengan komposisi 50 % dari berat
total bahan. Campuran kemudian diaduk dengan pengaduk elekronik
hingga zeolit alam terdispersi secara merata dalam air. Setelah itu
campuran tersebut dituangkan ke dalam cetakan SS (stainless steel) dan
dibiarkan mengering secara alami selama kurang lebih 24 jam. Setelah
kering sampel dikeluarkan dari cetakan. Sampel (AA, AB, dan AC) yang
dicetak tadi hasil aktivasi di pres sampai tekanan ~20 kN, yang dicampur
dengan polystyrene sebagai additive (nucleation agent) sebagai template.
Semi dry pressing dimulai dengan mencampurkan zeolit alam
dengan asam oksalat dan NaOH. Campuran diaduk secara manual
dan terakhir ditambahkan larutan PVA dan catalyst. Pengadukan dilakukan
sampai powder berubah menjadi larutan sol yang lebih merata dan
terdistribusi dengan ukuran yang hampir sama satu sama lain dengan arus
0.1A dan 2 Volt (~150 rpm) selama satu jam.
Selanjutnya campuran tersebut dimasukkan ke dalam cetakan dan
ditekan secara manual dengan bantuan mesin press. Setelah itu sampel
dikeluarkan dari cetakan dan dibiarkan selama sekitar 24 jam agar terjadi
pengeringan secara alami. Terdapat tubullar support yang digunakan yaitu
terbuat dari SS dengan pori ~500nm dengan ketebalan 1mm (i.d. 8.5mm dan
o.d. 9.5mm) dengan berat 7.6 gr.
54
h. Drying
Drying dilakukan dengan dua metoda. Metoda pertama dengan
menggunakan oven dan yang kedua menggunakan microwave. Pada
metoda pertama, dilakukan uji coba perlakuan panas di dalam oven .
o
Pengujian dilakukan sekali pada suhu 80 C selama 18jam.
i. Pengujian
- Pengujian massa jenis
Sampel yang berbentuk silinder diukur jari-jari, tinggi dan
tebalnya dengan menggunakan jangka sorong. Setelah itu sampel
ditimbang dengan timbangan elektronik.
- Pengujian porositas
Sampel berbentuk balok sebelumnya ditimbang dalam keadaan
kering. Data tersebut kemudian disebut berat kering (Wd). Sampel kemudian
direndam dalam air pada wadah kaca tertutup dan divakum selama kurang
lebih 2 jam hingga tidak lagi muncul gelembung udara dari dalam sampel.
Setelah itu sampel dikeluarkan dan air yang berlebih pada permukaannya
dihilangkan dengan di lap. Setelah itu sampel ditimbang. Data yang
diperoleh kemudian disebut sebagai berat basah (Ww).
- Pengujian Membran
Untuk menguji efektifitas membran dalam mengurangi kadar air di
dalam larutan etanol-air, digunakan sampel yang berbentuk silinder (gambar
3.3). Etanol yang digunakan adalah etanol teknis yang berasal dari toko
bahan-bahan kimia Bratachem. Alasan digunakannya air keran karena
membran yang akan dibuat akan diaplikasikan pada tingkat akhir proses
fermentasi, salah satunya keran pada wastafel. Hasilnya dibandingkan dengan
kadar zat padat terlarut dalam air yang belum disaring.
55
Gambar 2.12. Skematik pengujian membran dalam proses pervaporasi
Pada metoda dip coating, zeolit alam, sodium silikat, PVA dan
PEG dicampurkan dan ditambahkan air dengan komposisi 50 % dari berat
total bahan. Campuran kemudian diaduk dengan pengaduk elekronik
hingga zeolit alam terdispersi secara merata dalam air.. Setelah terbentuk
sol, substrat alumina dan stainless steel dengan panjang 5cm, 10 cm, dan
15 cm dicelupkan ke dalam larutan sol tersebut kemudian diangkat dan
dikeringkan di udara terbuka selam 24 jam. Pembuatan gel dimulai dengan
mencampurkan zeolit alam dengan sodium silikat dan PEG. Campuran
diaduk secara manual dan terakhir ditambahkan larutan PVA. Proses
modifikasi dimaksudkan untuk mengubah sifat permukaan zeolit alam
dengan cara melapiskan polimer organic (sintesis dan alamiah) pada zeolit
tersebut. Penentuan luas permukaan zeolit alam dilakukan dengan alat
surface areameter. Hasil penelitian menunjukkan bahwa zeolit yang
diimpregnasi dengan logam yang disertai oksidasi dan reduksi mempunyai
luas permukaan yang lebih besar, dibanding dengan zeolit alam, zeolit aktif
dan zeolit aktif yang diimpregnasi dengan pembakaran.
- Karakterisasi Membran
Dibawah ini merupakan hasil XRD dari zeolit yang telah
mengalami proses pertama, dengan hasil ini dapat diketahui kemiripan peak
tertinggi dengan zeolit komersial hasil dari sintesis, dimaksudkan diperoleh
56
0
temperatur optimal hasil dari exstrapolasi antara hasil suhu 200-900 C.
Tahap ini bertujuan untuk mengetahui properties dan karakter apakah
material yang kita hasilkan sesuai yang diharapkan. Metode karakterisasi
dengan menggunakan SEM (Scanning Electron Microscope) dan XRD (X-
ray Diffractometer). XRD yang dipergunakan Philips Analytical X-Ray B.V.
dengan maximum intensity: 954.8100 untuk hasil sampel pertama dan
maximum intensity: 492.8400 pada sampel kedua (kalsinasi) serta panjang
gelombang alfa =1.54056 Angstrom. Hasil karakterisasi ini untuk
memperlihatkan properties dari material yang dihasilkan dari proses reaksi
kimia, dimana karakteristik material tentu berbeda dengan bahan baku
5. Bidang pengolahan limbah
Zeolit yang telah diaktifkan baik secara fisika dengan pemanasan
maupun secara kimia dengan penambahan asam atau basa mampu
meredam/ menurunkan kandungan logam Fe, Mn, Zn, dan Pb yang
terdapat dalam air tanah. Selain itu juga mampu menurunkan
kandungan amoniak dalam air buangan. Zeolit yang telah diaktifkan
atau didehidrasi sehingga kehilangan molekul airnya menyebabkan
rongga yang ada akan lebih efektif untuk menjerap logamlogam berat
yang ada pada limbah.
6. Bidang Lingkungan
Dalam masalah lingkungan terutama masalah polusi udara zeolit juga
pernah ditaburkan dari pesawat terbang diatas reaktorChernobil untuk
maksud menyerap hasil fisi yang terdapat dalam jatuhan debu radioaktif
(Fall out) akibat kebakaran reaktor sovyet tahun 1985.
Zeolit digunakan dalam proses penyerapan gas seperti :
Gas mulia antara lain Ar,Kr dan gas He
Gas rumah kaca (NH3, CO2, SO2, SO3 dan NO3)
Gas organik CS2, CH4, CH3CN, CH3, OH, termasuk pirogas
dan fraksi etanan/etilen.
Pemurnian udara bersih mengandung O2 .
Penyerapan gas N2 dari udara sehingga meningkatkan
kemurnian O2 di udara.
57
Gambar 2.13. Penggunaan zeolit dalam kehidupan sehari-hari
58
2.9 Potensi Zeolit Alam Di Indonesia
Mineral alam zeolit tersebar di berbagai belahan di Indonesia seperti
Bayah,Banten,Cikalong, Tasikmalaya, Cikembar, Sukabumi, Nanggung,
Bogor, dan Lampung dalam jumlah besar dengan bentuk hampir murni dan
harga murah. Mineral zeolit mempunyai struktur framework tiga dimensi dan
menunjukkan sifat penukar ion, sorpsi molecular sieving dankatalis sehingga
memungkinkan digunakan dalam pengolahan limbah industri dan limbah
nuklir.
59
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Zeolit merupakan senyawa alumino-silikat hidrat terhidrasi dengan unsur
utama yang terdiri dari kation alkali dan alkali tanah terutama Ca, K dan Na,
dengan rumus umum (LmAlx Sig O2nH2O) dimana L adalah logam. Sifat umum
dari zeolit adalah kristal yang agak lunak dengan warna putih coklat atau
kebiru-biruan.
Mineral zeolit terbentuk melalui beberapa proses, yaitu:
1. Proses sedimentasi
2. Alterasi
3. Proses Diagenesis
Proses diagenesis, antara lain:
a. Kompaksi
b. Rekristalisasi dan pelarutan
c. Sementasi
d. Autigenisasi
e. Replacement
f. Bioturbasi
4. Proses hidrotermal
Pada prinsipnya pengolahan mineral zeolit dilakukan dengan 2 tahap
yaitu:
11. Tahap preparasi
12. Proses aktifasi
Mineral zeolit dapat dimanfaatkan dalam berbagai bidang seperti:
1. Bidang pertanian dan perkebunan.
2. Bidang Peternakan.
3. Bidang Perikanan.
4. Bidang pengolahan air.
5. Bidang pengolahan limbah
60
3.2. Saran
Mineral zeolit memiliki manfaat baik itu dalam bidang pertanian,
perkebunan, peternakan, perikanan, pegolahan air, maupun dalam bidang
pengolahan limbah. Untuk itu pegolahan mineral zeolit, harus dilakukan dengan
baik, sehingga mineral ini dapat menjadi mineral yang lebih bernilai ekonomis.
61
DAFTAR PUSTAKA
Negeri Malang.
Limbah Industri.(http://pdf-search-engine.com/katalis)
Sukandarrumidi, 2004. Bahan Galian Industri. Yogyakarta : UGM Press.
Ulfah, Eli Maria, Fani Alifia Yasnur, dan Istadi. 2006. Optimasi Pembuatan
Katalis Zeolit X dari Tawas, NaOH dan Water Glass Dengan Response
http://iqmal.staff.ugm.ac.id/wp-content/2004-ijc-iqmal-4-2-04-10-132-138-
dwiretno.pdf
http://mputantular.tripod.com/pra.html http://darsono-sigit.um.ac.id/wp-
content/uploads/2009/04/zeolit1.pdf http://openpdf.com/ebook/sifat-kimia-zeolit-
62
pdf.html http://openpdf.com/ebook/pengolahan-zeolit-pdf.html
http://www.dim.esdm.go.id/index.php?
option=com_content&view=article&id=493 &Itemid=395
http://www.nesmd.com/shtml/33181.shtml
http://www.dim.esdm.go.id/index.php?
option=com_content&view=article&id=199 &Itemid=236
63