Anda di halaman 1dari 9

Androgini / androgyny

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Androgini adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan pembagian peran yang sama dalam
karakter maskulin dan feminin pada saat yang bersamaan. Istilah ini berasal dari dua kata
dalam bahasa Yunani yaitu (anr, yang berarti laki-laki) dan (gun, yang berarti
perempuan)[1] yang dapat merujuk kepada salah satu dari dua konsep terkait tentang gender.
Artinya pencampuran dari ciri-ciri maskulin dan feminin, baik dalam pengertian fesyen, atau
keseimbangan antara "anima dan animus" dalam teori psikoanalitis.

Androgini[sunting | sunting sumber]


Androgini berasal dari dua kata Yunani, namun kata ini muncul pertama kali sebagai sebuah kata
majemuk dalam Yudaisme Rabinik (lih. mis. Kejadian Rabba 8.1; Imamat Rabba 14.1),
kemungkinan sekali sebagai alternatif untuk penggunaan istilah hermafrodit yang berkaitan dengan
budaya kafir-Yunani.
Online Etymology Dictionary menunjukkan bahwa kata ini pertama kali muncul dalam bahasa Inggris
pada 1552, meskipun kadang-kadang kata ini (keliru) diklaim diciptakan oleh Prof. Sandra Bem,
yang menolong memopulerkan konsepnya.
Seorang androgini dalam arti identitas gender, adalah orang yang tidak dapat sepenuhnya cocok
dengan peranan gender maskulin dan feminin yang tipikal dalam masyarakatnya. Mereka juga
sering menggunakan istilah ambigender untuk menggambarkan diri mereka. Banyak androgini yang
menggambarkan dirinya secara mental "di antara" laki-laki dan perempuan, atau sama sekali tidak
bergender. Mereka dapat menggolongkan diri mereka sebagai orang yang tidak bergender, a-
gender, antar-gender, bigender, atau yang gendernya mengalir (genderfluid).

Referensi[sunting | sunting sumber]


1. ^ Online Etymology Dictionary

5 Model Androgini yang Tidak Mengenal Batas Gender


SHARE:

Konsep model androgini di dunia fashion kini semakin populer di internasional maupun dalam
negeri.

Kata androgini sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu, andros yang berarti laki-laki dan
gyn yang berarti wanita. Dalam dunia fashion, androgini sendiri
berarti genderless atau unisex. Jika kebanyakan model pria tampil dengan postur tubuh tegap dan
kekar, model pria androgini justru memiliki tubuh ramping. Sebaliknya model wanita androgini
memiliki tubuh tinggi dan tegap dengan rahang yang tegas.

Model androgini kembali menjadi perbincangan sejak munculnya Agyness Deyn dan Freja
Beha Erichsen, yang sempat menjadi muse sejumlah desainer fashion, termasuk Henry
Holland hingga Karl Lagerfeld. Sejak itu, model bertitel androgini pun semakin banyak
bermunculan, di antaranya Elliot Sailors, Jack Paulo, Jana Knauer, Willy Cartier, dan Beck
Holladay.

Bagaimana dengan Indonesia? Menurut founder sekaligus Public Relations dari agensi model
The A Team, Tengku Arshyaly Faith atau yang biasa disapa Mirza, model androgini belakangan
ini sudah lebih diminati dibandingkan 10 tahun lalu. Hal ini diakuinya dengan mengatakan
bahwa hampir semua model yang berada dalam manajemennya memiliki gaya androgini.
Sayang, walau laris, permintaan atas model androgini ini belum sebesar di luar negeri. Hal ini
mungkin karena market fashion di Indonesia sangat luas dan juga budaya ketimuran yang masih
sangat kental. Jadi, masih banyak pelaku bisnis yang takut-takut untuk menggunakan
model genderless, jelas Mirza.

Di antara sekian banyak model androgini, ada 5 orang yang terbilang cukup ikonik di
dunia fashion internasional dan dalam negeri. Siapa saja mereka?
1. Andreja Pejic

Andreja Pejic mulai menjadi perbincangan sejak tampil di majalah Vogue Paris edisi September
2010, di mana ia difoto oleh 3 fotografer legendaris dunia, yaitu Willy Vanderperre, Steven
Meisel, dan Juergen Teller. Wajah tirus dan rambut pirang panjang menjadikannya sebagai ikon
androgini terbaru.

Dalam beberapa pemotretan serta peragaan busana, Pejic sering didandani layaknya wanita. Ia
sempat memeragakan busana wanita rancangan Vivienne Westwood, menjadi
model transgender dari kampanye iklan Marc Jacobs untuk label Marc by Marc Jacobs dan
bahkan terpilih untuk mengenakan gaun pengantin sebagai model
penutup show koleksi couture Jean Paul Gaultier

Kecintaan Pejic memeragakan busana wanita ternyata dilatarbelakangi oleh keinginannya untuk
memiliki jenis kelamin wanita. Ia telah mengubah statusnya dari pria menjadi wanita atau yang
sering disebut transgender pada 2014 lalu. Melalui akun media sosialnya, Pejic menjelaskan
bahwa keputusannya tersebut telah mendapatkan persetujuan dari keluarganya di Australia. Ia
juga mengungkapkan harapannya untuk menjadi lebih sukses sebagai model wanita transgender.

2. Ruby Rose

Model sekaligus aktris asal Australia, Ruby Rose, menjadi perbincangan sejak dirinya
mengunggah video ke YouTube pada pertengahan 2015 lalu. Dalam video berjudul Break Free-
Ruby Rose tersebut, wanita berusia 29 tahun ini bercerita tentang peperangan batinnya sebagai
seorang wanita yang justru tidak merasa nyaman untuk berpakaian feminin,
menggunakan makeup, dan memiliki rambut panjang terurai. Video tersebut menjadi wujud
pernyataannya untuk berani menjadi diri sendiri.

Tapi, jauh sebelum video tersebut muncul ke publik, Ruby Rose sudah berkarir di dunia
modeling. Ia mengawali karirnya melalui ajang pencarian model untuk majalah Girlfriend pada
tahun 2002. Sejak saat itu, Ruby sudah sering tampil di berbagai majalah ternama, seperti Vogue
Australia, InStyle, Marie-Claire, Cleo, Cosmopolitan, Maxim, Nylon hingga Inked Magazine.
Ia juga pernah berkolaborasi dengan label fashion Australia, Milk and Honey, dengan merilis
koleksi busana limited edition yang diberi nama Milk and Honey Designed by Ruby Rose. Di
tahun 2014, Ruby Rose bersama dengan tunangannya, desainer asal Inggris Phoebe Dahl yang
juga cucu dari penulis ternama Roald Dahl, membuat fashionlabel yang diberi nama Faircloth
Lane.

3. Erika Linder

Erika Linder yang sering dibilang mirip dengan Leonardo DiCaprio, mengawali kariernya
sebagai model fashion wanita. Wanita kelahiran 11 mei 1990 ini memang sudah memiliki sifat
tomboy sejak kecil, di mana ia menghabiskan masa kecilnya dengan bermain bola.

Tapi, model asal Stockholm ini tidak hanya mampu berpose ala model pria, ia juga bisa
bertransformasi menjadi model wanita, seperti yang pernah ia lakukan untuk salah
satu brand asal Swedia, Crocker by JC Jeans Company. Tidak berhenti di dunia modeling, Erika
meluncurkan brand fashion miliknya, Erika Linder. Melalui brand-nya tersebut, Erika
menghadirkan koleksi pakaian unisex yang bisa dipakai baik oleh pria maupun wanita.
4. Darrell Ferhostan

Darell Ferny Hosea Langitan atau yang akrab dengan nama Darrell Ferhostan disebut-sebut
sebagai model androgini pertama di Indonesia. Pria kelahiran 16 November 1991 yang memulai
kariernya sejak Februari 2011 ini mengaku bahwa menjadi model androgini adalah identitasnya.

Meski begitu, Darell tidak setuju jika ia disamakan dengan model transgender. Menurutnya,
seorang model transgender memiliki passionuntuk hanya menjadi seorang wanita sementara
dirinya bisa tampil layaknya seorang wanita maupun pria.

Prestasi yang diperoleh Darell pun tidak terlepas dari dukungan kedua orangtuanya. Awalnya,
ibunda Darell sempat kaget saat melihat dirinya tampil dengan riasan wanita di sebuah majalah.
Namun setelah Darrel menjelaskan definisi model androgini, sang ibu pun mengerti dan
memberikan dukungan penuh untuk karier Darrel. pun diterima oleh Darell yang mengidolakan
model transgender Willy Cartier.
Kiprah model yang mengidolakan model androgini Willy Cartier ini juga sudah diakui di
dunia fashion Indonesia. Ia sering tampil di berbagai fashion show desainer, seperti Eddy Betty,
Yosafat, Nikicio, Enny Ming, dan Jeffry Tan. Tak hanya di Indonesia, keinginan Darell
untuk go-international pun sudah di depan mata. Saat ini ia telah menjalin hubungan baik
dengan agensi model Darley di Melbourne, Australia.

5. Misyam Digail Amani

Misyam Digail dengan bangga menyebut dirinya sebagai model androgini. Ia beranggapan
bahwa model androgini memiliki kesan flawless, keren, unik, dan tidak dibatasi oleh gender.
Keuntungan menjadi model androgini itu kita bisa pakai baju cewek. Model androgini juga
kelihatan flawless. Lebih keren dan unik, ujar Misyam saat diwawancara.

Pria kelahiran Sukabumi, 1 April 1994 ini memiliki postur tubuh yang ramping dengan tinggi
182 cm dan berat 55 kg. Hal itu menjadikan Misyam tampil beda bila dibandingkan dengan
model pria kebanyakan yang kekar dan berotot. Banyak klien yang bilang (badan) aku terlalu
kecil, karena orang Indonesia pengen model yang buffed, ujar pria yang mengidolakan
supermodel Freja Beha Erichsen. Dengan kondisi tubuh seperti itulah, Misyam meyakinkan
dirinya sebagai model genderless.

Selama tiga tahun berkarir dalam dunia mode, Misyam sudah pernah beberapa kali didandani
layaknya wanita. Ia pernah mengenakan atasan meyerupai bikini yang dipadu dengan rok serta
sepatu high heels. Saat itu, ia juga tampil dengan riasan wajah full make up untuk acara pameran
yang digelar oleh agensi modelnya, The A Team. Misyam juga sempat difoto bersama beberapa
model termasuk Darell Ferhostan untuk kampanye label busana Nikicio yang menampilkan
koleksi unisex. Brand ternama, seperti Danjiyo Hiyoji pun pernah memakai Misyam sebagai
model dan mendandaninya dengan pakaian wanita. Hingga saat ini, Misyam baru mencoba
busana wanita sebatas pemotretan saja. Ketika ditanya apakah ia mau berjalan di
atas runway dengan memakai pakaian wanita, ia menjawab, Why not?.

(Sumber foto: tumblr.com, ververeps.com, etoall.se, treschicnow.com)

Anda mungkin juga menyukai