Anda di halaman 1dari 4

MODUL 3

SEDIMENTASI PARTIKEL FLOKULEN

I. Tujuan
1. Menentukan total removal partikel flokulen dari suatu sumber air baku
2. Menentukan TD, diameter, dan kedalaman bak pengendap dari data hasil percobaan

II. Hasil Percobaan dan Pembahasan


Pada percobaan sedimentasi partikel flokulen ini digunakan tank camp dengan
ketinggian yang berbeda yaitu 20 cm, 40 cm, 60 cm, 80 cm, dan 100 cm. Kemudian isi
air dengan ketinggian tertentu dan ukur diameter tanki camp. Setelah itu, tambahkan
koagulan yang sesuai dengan dosis optimum yang harus ditambahkan. Dosis optimum ini
telah diketahui dari percobaan jar test. Setelah koagulan ditambahkan, dilakukan
opengadukan cepat (rapid mixing) selama 1 menit dan pengadukan lambat (slow mixing)
selama 5 menit. Rapid mixing berfungsi agar terjadi kontak antara partikel dan koagulan
sedangkan rapid mixing berguna agar terjadi pembentukan flok-flok yang kemudian akan
mengendap. Lalu ukur TSS setiap 5 menit sekali selama 30 menit pada setiap sampel
yang air yang diambil dari masing-masing ketinggian. Pengukuran TSS ini dilakukan
dimulai dari menit ke-0, yaitu pada saat koagulan baru ditambahkan ke dalam air. Data-
data yang didapat dari hasil percobaan adalah sebagai berikut.

Tinggi air = 100 cm


Diameter tanki camp = 17 cm
Dosis optimum koagulan = 40 mg/L (1 mL = 10 mg)

Untuk menambahan dosis koagulan yang harus ditambahkan pada air di tanki camp,
maka perlu diketahui dahulu volume air itu sendiri yang dapat dihitung dengan cara
sebagai berikut.


=
4

Dimana d adalah diameter tanki camp sedangkan t adalah tinggi air. Maka:

17
= 100 = 22685.5 cm3 = 22685.5 ml
4

Setelah itu, hitung dosis koagulan yang harus ditambahkan dengan cara berikut. Dosis
optimum koagulan adalah 40 mg/m. Maka:

22685.5 40
= = 90.740 91
10
Kemudian dihitung nilai TSS dengan rentang waktu yang telah disebutkan di atas dan
didapat hasil sebagai berikut.

Tabel 2.1 Data Hasil Percobaan


TSS (NTU)
Kedalaman Waktu (menit)
(cm) 0 5 10 15 20 25 30
20 100 61 30 20 17 9 6
40 100 73 39 25 18 9 7
60 100 69 39 25 19 9 7
80 100 78 48 26 24 11 8
100 100 75 54 39 25 12 9

Kemudian akan dihitung % Removalnya dengan pada setiap titik dan waktu dengan
menggunakan rumus berikut.


% = 100%

Maka didapat nilai % Removal di setiap titik dan setiap waktu adalah sebagai berikut.

Tabel 2.2 Data % Removal

% Removal
Kedalaman Waktu (menit)
(cm) 0 5 10 15 20 25 30
20 100 39 70 80 83 91 94
40 100 27 61 75 82 91 93
60 100 31 61 75 81 91 93
80 100 22 52 74 76 89 92
100 100 25 46 61 75 88 91

Kemudian dibuat grafik isokonsentrasi untuk % Removal dan didapat grafik sebagai
berikut.

Gambar 2.1 Grafik Isokonsentrasi


Besarnya penyisihan total pada waktu tertentu dapat dihitung dengan persamaan berikut.

1 2 1
= + ( ) + ( ) + ( )

Untuk setiap % Removal, dihitung removal total dengan cara perhitungan berikut.
64 76 78 80
% (20) = 20 + (30 20) + (40 30) + (50 40) + (60 50) = 49.8 %
100 100 100 100
76 78 80
% (30) = 30 + (40 30) + (50 40) + (60 50) = 53.4 %
100 100 100

78 80
% (40) = 40 + (50 40) + (60 50) = 55.8 %
100 100
80
% (50) = 50 + (60 50) = 58 %
100

Waktu yang ditentukan adalah waktu yang didapat dari perpotongan garis isokonsentrasi
terhadap sumbu x (waktu dalam menit). Maka didapat tabel hasil perhitungan untuk total
removal pada setiap waktu adalah sebagai berikut.

Tabel 2.3 Total Removal untuk setiap waktu

Waktu (menit) % RT

4.25 49.8

7.5 53.4

9.25 55.8

14 58

Untuk mendapatkan waktu detensi (TD), maka dibuat grafik seperti berikut.
Gambar 2.2 Grafik % RT terhadap Waktu

Waktu detensi (TD) didapatkan dari grafik di atas saat % RT = 65 % karena kriteria desain
sedimentasi adalah saat % Removal = 60-70% maka diambil nilai tengahnya yaitu 65%
dan disubtitusi ke persamaan yang didapat pada grafik. Setelah dilakukan perhitungan,
didapat waktu detensi sebagai berikut.
= 1.1465 + 44.934
Dengan y = % RT dan x = waktu, maka:
65 = 1.1465 TD + 44.934

TD = 17.5019 menit

Anda mungkin juga menyukai