Anda di halaman 1dari 3

a.

Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik adanya perubahan TTV sekunder dari nyeri kolik.
Pasien terlihat sangat kesakitan, keringat dingin, myeri ketuk pada daerah kosto
verterbrata dan pada beeberapa kasus bisa teraba ureter pada sissi sakit hidronefrosis.
Pada pola eliminasi urine terjadi perubahan akibat adanya hematuria, retensi urine dan
sering miksi. Adanya nyeri kolik menyebapkan pasien mual dan muntah.
b. Pemeriksaan sedimen urine
Sedimen urine dapat menunjukan adanya leukosituria, hematuria, dan dijumpai
adanya krista;-kristalpembentuk batu
c. Pemeriksaan fungsi ureter
Digunakan untuk memonitor fungsi ureter tentang adanya penurunan fungsi
d. Pemeriksaaan elektrolit
Memungkinkan menunjukan adanya pertumbuhan dan kuman pemecah urea
e. Pemeriksaan foto polos abdomen,PIV, urogram, dan USG, untuk menilai posisi, besar
dan bentuk batu pada saluran kemih

7. PENATALAKSANAAN
a. medikamentosa
serangan kolik ureter harus segera diatasi dengan medikamentosa dan terapi
lainya. Obat-obatan yang dipakai untuk mengatasi serangan kolik ureter adalah
antispasmodik, aminofilin, meperin atau mofrfin(Purnomo, 2003)
b. D.J Stent
jika pasien mengalami episode kolik yang sulit ditangani maka ditawarkan untuk
pemasangan kateter ureter double J( DJ Stent). DJ stent adalah suatu kateter yang
ditinggalkan mulai dari pevis renali, ureter hingga blader(Purnomo,2003)
dj stent adalah tabung halus yang dimasukan melalui operasi pembedahan. Tabung
ini memiliki lengkung pada kedua ujungnya yang di desain untuk mencegah stent
berpindah ke bawah menuju bladder atau ke atas menuju ginjal. Beberapa stent memiliki
benang yang menghubungkan hingga ureter ke uretra. Steny diletakan di ureter yang
menghubungkan gijal dengan bladder, stent ditempatkan dalam ureter untuk mencegah
atau mengurangi hambatan dalam ureter. Stent mendorong ureter untuk melakukan
dilatasi yang dapat mempermudah batu melewati ureter. Ketika pasien miksi menjelang
akhir, akan terasa kekakuan pada punggung, jika seseorang terlalau kurus atau memiliki
otot punggung yang lebar, stent dapat mendorong saraf di belakang abdomen yang
menghasilkan sensasi terbakar pada daerah punggung atau paha atas. Minum banyak air
menjaga warna urine tetap normal dan tidak terjadi perdarahan
c. diueresis
pasien yang menunjukan gejala-gejala ganggua sistem saluran cerna(mua-
muntah) sebaiknya masuk rawat inap rumah sakit untuk hidrasi pasien tetap terjaga.
Diueresis pasien harus diperbanyak karena peningkatan diuresis dapat mengurangi
frekuensi serangan kolik (Purnomo,2003)
DAFTAR PUSTAKA

Masarani ,M dan Dinnen,M.2007.Ureteric colic : new trends in diagnosis and treatment

Muttaqin,Arif dan Sari, Kumala 2011, Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem


Perkemihan Jakarta : Salemba Medika

Purnomo, Basuki.2003. Dasar-Dasar Urologi.Jakarta :Sagung Seto

Anda mungkin juga menyukai