Anda di halaman 1dari 4

PENDAHULUAN

Letak topografi jantug adalah 2/3 bagian jantung terletak di ringga dada kiri 1/3 sisanya
terletak di sebelah kanak. Di bagian bawah terbatas langsug dengan diafragma.

Sisi kanan dibatasi oleh atrium kanan sedangkan sisi kiri dibatasi sebagian besar
ventrikel kiri dan sisanya ventrium kiri, batas anatara atrium kiri dan ventrikel kiri
adalah pinggang jantung. Di bagian atas terdapat vena kava superior, aorta asendes,
arteri pulmonalis dengan percabangan kiri dan kanan.

Dalam melakukan pemeriksaaan fisik jantung dioerlukan patokan berupa garis-garis


dan titik-titik tertentu.

A. Posisis jantung dan batas-batas jatung


- Garis mid sternal, yaitu garis tengah yang ditarik mulai dari manubrium sterni
sampai processus xyphoideus.
- Gari stenal adalah garis yang melalui titik-titik batas antara sternum dengan
tulang rawan iga, dari atas ke bawah dan di dapatkan kiri ke kanan.
- Garis midclavicular didapatkan kira dan kanan mula-mula diraba keseluruh
tulang klavikula kemudian ditentukan titik tengahnya. Dari titik tengah ini
daterik garis lurus ke kaudal. Biasanya pada pri normal garis midclvicula ini
melewati garis sternal.
- Garis parasternal adalah garis pararel dengan garis midclavicula dengan sternal.
- Garis aksila anterior adalah garis yang di tarik melalui tepi lipat ketiak anterior,
ke arah kaudal.
- Garis aksila posterior adalah garis yang di tarik melalui tepi ketiak posterior ke
arah kaudal.
- Garis mid aksila adalah garis di tengah antara garis aksila anterior dan
garisaksila posterior.

Titik-titik patokan

- Angulus ludovici adalah perbatasana antara manubrium sterni dan corpus


sterni, yang bila diraba terasa menonjol, titik ini merupakan perlengkaoanantara
tulang iga II dengan sternum. Titik ini dipakai juga sebagai patokan dalam
mengukur tekanan vena jugularis eksterna
- Area apeks : terletak di sela iga V sekitar 2 jari medial dari garis midclavicula
kiri. Tittik ini merupakan tittik lokasi untuk auskultasi katip miral, karena bunyi
jantung dari katup mitral paling optimal terdengar di titk tersebut
- Area triskupid: terletak di sela iga IV-V sternal kiri dan di sela IV-V sternal
kana. Titik ini merupakan titik lokasi untuk auskultasi katup tricuspidal, karena
jantug trikuspidal paling optimal terdengar di titik tersebut
- Area septal terletak di sela iga III sternal kiri merupakan titik auskultasi optimal
utuk mendengarkan bising akibat aliran shunt di septum karena terdapat defek
yaitu ASD dan VSD.
- Area pulmonal terletak di sela iga II garis sternal kiri merupakan titik auskultasi
optimal untuk nunyi jantung katup pulmonal
- Area aorta terletak di sela iga II garis sternal kana merupakan titik auskultasi
optimal untuk bunyi jantung aorta
- Titik kaortis setinggi processus thyoideus jiri dan kanan untuk mendengarkan
bila ada bising yang menjalar dari katup aorta.

Pada area-area apeks triskupid pulmonal dan orta dapat dilihat pulsasi yang berlebihan,
getaran(thrill), gerakan-gerakan didnding jantung abnormal yang teraba.

Batas-batas jantung

- Bats jantung kanan


Mula-mula ditentukan terlebih dahulu titik tegah garis midklavikula kanan. Jari-
jari tangan diletakan sejajar dengan iga. Kemudian dilakukan perkusi mulai dari
titik tengah tadi, dari kranial ke arah kaudal. Suara normal yang di dapatkan adalah
bunyi sosnor yang berasal dari paru. Perkusi di teruskan sampai timbul suara redup,
biasanya pada sela iga IV kanan. Bunyi redup ini adalah berasal dari batasan antara
paru dan puncak hati. Puncak hati ini ditutupi oleh diafragma dan masih ada
jaringan paru di atas jaringan puncak hati itu, sehingga terdapat gabungan antara
masa padat dan sedikit udara dari paru. Setelah didapat tititk batas soror redup
diukur dua jari ke arah kranial. Pda titik yang baru ini diletakan kembali telapak
tangan dan jari-jarinya diposisikan dengan arah jari tegak lurus terhadap iga.
Kemudian dilakuakn perkusi kearah medail untuk mencari perubahan suara dari
sonor ke redu yang merupakan batas relatif kanan jantung dan normal adalah pada
garis sternal kanan. Dari suara pekak, yang merupakan batas absolut jantung knan
biasanya pada garis midsternal.
- Batas jatung kiri
Mula-mula ditentukan garis aksila anterior kiri, bial terdapat pembesaraan jatung
kekiri, perkusi dapat dimulai dari garis aksila medial, kemuadian jari tengah kiri
diletakan pada titik teratas garis aksila anterior dengan arah jari sejajar denga iga.
Perkusi dari kranial ke kaudal untuk mencari perubahan bunyi sonor ke thympani
yang merupakan batas paru lambung, biasanya pada sela iga VIII kiri, dari titik ini
dapay diukur dua jari kea rah kranial. Dari titik ini dilakukan perkusi lagi ke arah
medial dengan posisi jari kiri tegak lurus terhadap iga sampai timbul perubahan
suara dari sonor ke redup yang merupakan batas relatif jantung kiri biasanya
terletak pada jari 2 medial, sampai terjadi perubahan suara dari redup ke pekak yang
merupakan batas absoulut jantung kiri. Pada keadaan emphisema paru bata-batas
jantung absolut akan mengecil.
Seandainya pasien sudah makn yang banyak, bunyi timpani yang merupakan batas
paru lambung tidak muncul, mak dilakukan teknik pemeriksaaan lain untuk
menentukan batas jantung kiri. Mula-mula dilakukan penentuan batas paru hati
lebih dahulu seperti di ats, kemudian diukurkan 2 jari ke arah kranial. Dari titik
ditarik garis lurus sejajar iga, memotong garis aksila anterior kiri. Dari titik ini
dilakukan perkusi tegak lurus iga, kearah medial untik meentukan titik perubahan
buny senor ke redup yang merupakan batas jantung kiri.
- Batas jantung atas
Tentukan garis sternal kiri telebih dahulu , dari titik ini teratas dilakukan perkusi
dengan arah sejaar dari sonor ke redup. Normal adalah sela iga II kiri.
- Pinggang jantung
- Ditentukan terebih dahulu garis prasternal kiri, kemudian dilakukan perkusi kearah
kaudal mulai dari titik teratas garis tersebut, dengan posisi jari tengah sejajar iga,
yang dicari adalah perubahan bunyi sonor sampai redup. Batas ini normal terletak
pada sela iga III kiri. Bila titik batasanya misal pada selaiga II, berarti pinggang
jantung menghilang. Hal ini terjadi karena pembesaran atrium kiri.

c. tanda tanda vital

a. Tinggi badan
Pasien dengan sindrom Marfan biasanya memiliki regurgitasi aorta,
aneurisma diseksi aorta, dan prolapse katup mitral. Ciri-ciri pasien dengan
sindrom Marfan adalah : postur tinggi kurus, dengan panjang rentangan
tangannya melebihi tingginya, ectopia lentis ()pergeseran atau malposisi lensa
mata, jari tangan yang panjang (gambar 4a), sendi yang hiperekstensi, dan
palatum yang tinggi.
Pasien dengan sindrom Turner memiliki kecenderungan untuk mengalami
coarctation of aorta. Ciri-ciri dengan sindrom turner adalah : pasien perempuan,
tinggi < 5 kaki atau < 152,4 cm, dengan webbing di leher, putting yang lebar, dan
jari keempat yang panjang (gambar 4B).
b. Berat badan
Menurut World Health Organization (WHO) expert consultation, orang Asia
memiliki faktor risiko diabetes tipe 2 dan penyakit kardiovaskular pada orang yang
memiliki indeks massa tubuh (IMT) dengan cut-off point yang lebih rendah
dibandingkan standar IMT WHO. Cut off point IMT untuk risiko yang diamati untuk
populasi orang Asia bervariasi dari 22 kg/m2 hingga 25 kg/m2. Sedangkan untuk
yang berisiko tinggi memiliki IMT bervariasi dari 26 kg/m2 hingga 31
kg/m2.Obesitas yang terlokalisasi di abdomen (tipe sentral) memiliki insidensi
yang tinggi untuk terkena hipertensi dan diabetes.Pasien dengan asites juga harus
dipikirkan kemungkinan memiliki penyakit hati, Ca ovarium pada wanita, atau
gagal jantung kanan, namun gagal jantung kanan lebih jarang terjadi.

Anda mungkin juga menyukai