Anda di halaman 1dari 144

Anatomi Fisiologi Organ Reproduksi Wanita "Genitalia Eksterna"

A. Pendahuluan

Ada yang istimewa di dalam tubuh seorang wanita dibandingkan kaum lelaki,
yaitu kemampuan untuk membesarkan janin dalam rahimnya. Sebenarnya
perbedaan antara laki laki dan perempuan adalah pada rahimnya. Tapi selain rahim,
organ lainnya juga sangat menentukan keberhasilan seorang wanita untuk dapat
hamil dan membesarkan janin dalam rahimnya karena organ yang satu dengan yang
lainnya saling berhubungan sehingga proses kehamilan yang fisiologis dapat
terjadi. Pada dasarnya alat reproduksi wanita dibedakan menjadi 2, yaitu alat
reproduksi eksterna dan interna. Alat reproduksi eksterna yaitu alat reproduksi yang
terletak dan tampak dari luar. Dan alat reproduksi interna yaitu alat reproduksi
wanita yang terletak di bagian dalam tubuh wanita.
Dalam merencanakan, melakukan dan mengevaluasi asuhan atau perawatan
yang akan dilakukan pada wanita, baik dalam asuhan kehamilan, persalinan, nifas,
manpun dalam pelayanan kesehatan reproduksi dan KB, sangat penting bagi kita
sebagai calon bidan atau tenaga kesehatan untuk mengetahui struktur dan anatomi
alat reproduksi wanita. Sehingga kita dapat memberikan asuhan yang
benar, maksimal dan berkualitas pada wanita.

B. Uraian Materi
Organ reproduksi eksterna pada wanita sering disebut vulva, mencakup
semua organ yang dapat terlihat dari luar. Bentuk vulva pada masing masing wanita
bervariasi, tapi pada dasarnya alat alat reproduksinya sama saja

Mons Pubis, Labia Mayora, Labia Minora


1. Mons Pubis/ Mons
Veneris
a. Bagian yang
menonjol
yang banyak
berisi jaringan
lemak yang
terletak
dipermukaan
anterior simpisis
pubis

b. Setelah pubertas, kulit mons veneris ditutup oleh rambut-rambut


c. Seiring peningkatan usia, jumlah jaringan lemak ditubuh wanita
akan berkurang dan rambut pubis akan menipis

2. Labia Mayora
a. Berupa dua buah lipatan jaringan lemak, berbentuk lonjong dan
menonjol yang berasal dari mons veneris dan berjalan kebawah
dan ke belakang yang mengelilingi labia minora.
b. Terdiri dari 2 permukaan, yaitu bagian luar yang menyerupai kulit
biasa dan ditumbuhi rambut, dan bagian dalam menyerupai
selaput lendir dan mengandung banyak kelenjar sebacea
c. Labia mayora kiri dan kanan bersatu di bagian belakang dan
batas depan dari perinium disebut Commisura posterior/
frenulum.
d. Homolog dengan skrotum pada laki laki

3. Labia Minora
a. Merupakan dua buah lipatan jaringan yang pipih dan berwarna
kemerahan - yang terlihat jika labia mayora dibuka.
b. Pertemuan lipatan labia minora kiri dan kanan di bagian atas
disebut - preputium klitoris, dan di bagian bawah disebut frenulum
klitoris.
c. Pada bagian inferior kedua lipatan labia minora memanjang
mendekati - garis tengah dan menyatu dengan fuorchette.

4. Clitoris/ Klentit
a. Merupakan suatu
tanggul
berbentuk
silinder dan
erektil yang
terletak di -
ujung superior
vulva
b. Mengandung
banyak urat urat
saraf sensoris dan pembuluh pembuluh darah.
c. Jumlah pembuluh darah dan persyarafan yang banyak membuat klitoris
sangat sensitif terhadap suhu, sentuhan dan sensasi tekanan. Fungsi
utama klitoris adalah menstimulasi dan meningkatkan keregangan
seksual.
d. Ujung badan klitoris dinamai Glans dan lebih sensitif dari pada
badannya
e. Panjang klitoris jarang melebihi 2 cm dan bagian yang terlihat adalah
sekitar 6x6 mm atau kurang pada saat tidak terangsang dan akan
membesar jjika secara seksual terangsang.
f. Klitoris analog dengan penis pada laki-laki

Vestibulum
5. Vestibulum
a. Merupakan rongga yang sebelah
lateral dibatasi oleh kedua labia
minora, anterior oleh klitoris dan
dorsal oleh fourchet.
b. Vestibulum merupakan muara
muara dari 6 buah lubang yaitu
vagina, urethra, 2 muara kelenjar
bartolini yang terdapat di samping
dan agak ke belakang dari introitus
vagina dan 2 muara kelenjar skene
di samping dan agak ke dorsal urethra.

6. Kelenjar Bartholini dan Skene


a. Kelenjar yang penting didaerah
vulva karena dapat mengeluarkan
lendir.
b. Pengeluaran lendir meningkat
saat hubungan seks.

7. Ostium Uretra
a. Walaupun bukan merupakan
sistem reproduksi sejati, namun
dimasukkan ke dalam bagian
ini karana letaknya
menyatu dengan vulva.
b. Biasanya terletak sekitar
2,5 cm dibawak klitoris.
8. Ostium Vagina
a. Liang vagina sangat
bervariasi bentuk dan
ukurannya. Pada gadis,
kebanyakan vagina
tertutup sama sekali
oleh labia minora dan jika
dibuka, terlihat hampir
seluruhnya tertutup
oleh himen.
9. Hymen
a. Berupa lapisan
yang tipis dan
menutupi
sebagian
besar introitus
vagina
b. Biasanya himen
berlubang
sebesar
ujung jari
berbentuk bulan sabit atau sirkular sehingga darah menstruasi dapat keluar.
Namun
kadang kala ada banyak lubang kecil (kribriformis),
bercelah (septata), atau berumbai tidak beraturan (fimbriata). Pada
tipe himen fimbriata, pada gadis sulit membedakannya dengan himen
yang sudah mengalami penetrasi saat koitus.
10. Perineum
a. Adalah daerah muskular yang
dititupi kulit antara introitus
vagina dan anus.

Kesimpulan

Organ reproduksi eksterna pada wanita sering disebut vulva, mencakup semua
organ yang dapat terlihat dari luar, yaitu :
1. Mons Pubis / Mons Veneris
Bagian yang menonjol yang banyak berisi jaringan lemak yang terletak di
permukaan anterior simpisis pubis

2. Labia Mayora
Berupa dua buah lipatan jaringan lemak, berbentuk lonjong dan menonjol
yang berasal dari mons veneris dan berjalan kebawah dan ke belakang
yang mengelilingi labia minora. Homolog dengan skrotum pada laki laki

3. Labia Minora
Merupakan dua buah lipatan jaringan yang pipih dan berwarna
kemerahan yang labia terlihat jika mayora dibuka.
4. Clitoris
Merupakan suatu tanggul berbentuk silinder dan erektil yang erletak di
ujung superior vulva. Mengandung banyak urat urat saraf sensoris dan
pembuluh pembuluh darah.

5. Vestibulum
Merupakan rongga yang sebelah lateral dibatasi oleh kedua labia minora,
anterior oleh klitoris dan dorsal oleh fourchet.. Vestibulum merupakan
muara muara dari 6 buah lubang yaitu vagina, urethra, 2 muara kelenjar
bartolini 2 muara kelenjar skene

6. Ostium urethra
Walaupun bukan merupakan sistem reproduksi sejati, namun
dimasukkan ke dalam bagian ini karana letaknya menyatu dengan
vulva.

7. Ostium vagina
Liang vagina sangat bervariasi bentuk dan ukurannya. Pada gadis,
kebanyakan vagina tertutup sama sekali oleh labia minora dan jika
dibuka, terlihat hampir seluruhnya tertutup oleh himen.

8. Himen
Berupa lapisan yang tipis dan menutupi sebagian besar introitus vagina

9. Perinium
Adalah daerah muskular yang dititupi kulit antara introitus vagina dan
anus.

Makalah Sistem Reproduksi Wanita

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Sistem reproduksi adalah sistem yang berfungsi untuk berkembang biak. Terdiri dari
ovarium, uterus dan bagian alat kelamin lainnya. Reproduksi atau perkembangbiakan
merupakan bagian dari ilmu faal (fisiologi). Reproduksi secara fisiologis tidak vital bagi
kehidupan individual dan meskipun siklus reproduksi suatu manusia berhenti, manusia
tersebut masih dapat bertahan hidup, sebagai contoh manusia yang dilakukan tubektomi pada
organ reproduksinya atau mencapai menopause tidak akan mati. Pada umumnya reproduksi
baru dapat berlangsung setelah manusia tersebut mencapai masa pubertas atau dewasa
kelamin, dan hal ini diatur oleh kelenjar-kelenjar endokrin dan hormon yang dihasilkan
dalam tubuh manusia.

Reproduksi juga merupakan bagian dari proses tubuh yang bertanggung jawab
terhadap kelangsungan suatu generasi. Untuk kehidupan makhluk hidup reproduksi tidak
bersifat vital artinya tanpa adanya proses reproduksi makhluk hidup tidak mati. Akan tetapi
bila makhluk tidup tidak dapat bereproduksi maka kelangsungan generasi makhluk hidup
tersebut terancam dan punah, karena tidak dapat dihasilkan keturunan (anak) yang merupakan
sarana untuk melanjutkan generasi.

Pada pelajaran ini akan dibahas tentang sistem organ reproduksi wanita yang meliputi
struktur organ reproduksi wanita, oogenesis dan siklus menstruasi.

Struktur organ reproduksi wanita terdiri organ reproduksi eksternal dan organ reproduksi
internal. Organ reproduksi luar wanita disebut juga vulva meliputi mons veneris (mons
pubis), labium mayora, labium minora dan clitoris. Organ reproduksi dalam wanita meliputi
ovarium, tuba falopii, uterus dan vagina.

Oogenesis atau pembentukan ovum pada wanita telah dimulai sejak dalam kandungan
ibunya. Setelah bayi lahir, dalam tubuhnya telah ada sekitar satu juta oosit primer. Sebagian
oosit primer mengalami degenerasi sehingga ketika memasuki masa puber jumlah tersebut
menurun hingga tinggal sekitar 200 ribu pada tiap ovariumnya. Oosit primer ini mengalami
masa istirahat (dorman), kemudian proses oogenesis akan dilanjutkan setelah wanita
memasuki masa puber.
Sejak pertama mendapat menstruasi (menarche) yang terjadi antara usia 9-14 tahun
organ reproduksi aktif bekerja hingga wanita tersebut berhenti menstruasi (menophause) yang
terjadi antara usia 46-54 tahun. Menstruasi merupakan pendarahan yang keluar melalui
vagina karena luruhnya dinding rahim (endometrium). Menstruasi juga merupakan pertanda
tidak terjadi kehamilan, tiga perempat bagian jaringan lembut endometrium yang telah
dipersiapkan untuk menerima konsepsi (penanaman embrio) akan terlepas. Kemudian
endometrium akan terbentuk kembali; dipersiapkan untuk menerima kemungkinan konsepsi
berikutnya, demikian seterusnya terulang kembali secara periodik dan dikenal dengan siklus
menstruasi. Remaja putri tidak perlu merasa takut karena menstruasi merupakan peristiwa
biologis yang normal dan biasa seperti halnya bernafas dan darah yang mengalir dalam tubuh.

Seorang wanita harus mengenal anatomi dan fisiologi organ reproduksinya. Dengan
mengetahui anatomi dan memahami fisiologi reproduksinya maka seorang wanita tak perlu
merasa cemas dan gelisah terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada masa remaja dan
itu adalah suatu hal yang normal.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan anatomi fisiologi sistem reproduksi perempuan?


2. Bagaimana anatomi sistem reproduksi perempuan?
3. Bagaimana fisiologi sistem reproduksi perempuan?
4. Apa yang dimaksud siklus menstruasi?
5. Bagaimana siklus menstruasi terjadi?
6. Apa saja ganguan pada reproduksi wanita?

C. Tujuan Makalah

Sejalan dengan rumusan di atas, makalah ini disusun untuk mengetahui dan
mendeskripsikan:
1. Pengertian anatomi fisiologi sistem reproduksi perempuan;
2. Anatomi sistem reproduksi perempuan;
3. Fisiologi sistem reproduksi perempuan;
4. Pengertian siklus menstruasi;
5. Proses terjadinya menstruasi.
6. Gangguan pada reproduksi wanita.

D. Kegunaan Makalah

Penyusunan makalah ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun
praktis. Secara teoritis makalah ini berguna sebagai pengembangan pengetahuan mengenai
reproduksi wanita. Secara praktis makalah ini berguna bagi:
1. Penulis, sebagai wahana penambah pengetahuan dan keilmuan di bidang kebidanan
khususnya tentang anatomi fisiologi system reproduksi wanita dan siklus menstruasi.
2. Pembaca / dosen, sebagai media informasi dalam pembuatan makalah.

E. Metode Penelitian

Makalah ini disusun dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Metode yang


digunakan adalah metode studi literatur. Data teoritis dalam makalah ini dikumpulkan dengan
menggunakan teknik studi pustaka, artinya penulis mengambil data melalui kegiatan
membaca berbagai literatur yang relevan dengan tema makalah. Data tersebut diolah dengan
teknik analisis isi melalui kegiatan meneksposisikan data serta mengaplikasikan data tersebut
dalam konteks tema makalah.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Anatomi Fisiologi Sistem Reproduksi Perempuan


Berasal dari bahasa latin, yaitu: Anatomi; Ana= bagian, memisahkan, Tomi (tomie) =
Tomneinei = iris, potong. Fisiologi: Fisis (Phisys) = alam atau cara kerja, Logos (logi) = ilmu
pengetahuan. Jadi anatomi dan fisiologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang
susunan atau potongan tubuh dan bagaimana alat tubuh itu bekerja.
Sistem reproduksi adalah suatu rangkaian dan interaksi organ dan zat dalam
organisme yang dipergunakan untuk berkembang biak. Sistem reproduksi pada suatu
organisme berbeda antara jantan dan betina. Sistem reproduksi pada perempuan berpusat di
ovarium.
Jadi anatomi fisiologi sistem reproduksi perempuan merupakan ilmu pengetahuan
yang mempelajari tentang susunan suatu rangkaian dan interaksi organ dan zat dalam
organisme yang dipergunakan untuk berkembang biak.

B. Anatomi Sistem Reproduksi Perempuan


Genetalia Eksterna & Genetalia Interna

Genetalia Eksterna

1. Mons Veneris
Daerah yang menggunung di atas simfisis, yang akan ditumbuhi rambut kemaluan
(pubis) apabila wanita berangkat dewasa. Rambut ini membentuk sudut lengkung (pada
wanita) sedang pria membentuk sudut runcing ke atas.

2. Labia Mayora (bibir besar)


Berada pada kanan dan kiri, berbentuk lonjong, yang pada wanita menjelang dewasa
di tumbuhi rambut lanjutan dari mons veneris.bertemunya labia mayor membentuk komisura
posterior.

3. Labia Minora (bibir Kecil)


Bagian dalam dari bibir besar yang berwarna merah jambu. Merupakan suatu lipatan
kanan dan kiri bertemu diatas preputium klitoridis dan dibawah klitoris. Bagian belakang
kedua lipatan setelah mengelilingi orifisium vagina bersatu disebut faurchet (hanya nampak
pada wanita yang belum pernah melahirkan).

4. Klitoris (kelentit)
Identik dengan penis pria, kira-kira sebesar kacang hijau sampai cabe rawit dan
ditutupi frenulum klitorodis. Glans klitoris berisi jaringan yang dapat berereksi, sifatnya amat
sensitif karena banyak memiliki serabut saraf.
5. Vestibulum
Merupakan rongga yang sebelah lateral dibatasi oleh kedua labia minora, anterior oleh
klitoris dan dorsal oleh faurchet. Pada vestibulum juga bermuara uretra dan 2 buah kelenjar
skene dan 2 buah kelenjar bartholin, yang mana kelenjar ini akan mengeluarkan sekret pada
waktu koitus. Introitus vagina juga terdapat disini.

6. Hymen (selaput dara)


Merupakan selaput yang menutupi introitus vagina, biasanya berlubang membentuk
semilunaris, anularis, tapisan, septata, atau fimbria. Bila tidak berlubang disebut atresia
himenalis atau hymen imperforata. Hymen akan robek pada koitus apalagi setelah bersalin
(hymen ini disebut karunkulae mirtiformis). Lubang-lubang pada hymen berfungsi untuk
tempat keluarnya sekret dan darah haid.

7. Perineum
Terletak diantara vulva dan anus, panjang sekitar 4 cm.

8. Vulva
Bagian dari alat kandungan yang berbentuk lonjong, berukuran panjang mulai dari
klitoris, kanan kiri diatas bibir kecil, sampai ke belakang di batasi perineum.
Genetalia Interna

Merupakan alat kelamin yang tidak dapat dilihat dari luar, terletak disebelah dalam
dan hanya dapat dilihat dengan alat khusus atau dengan pembedahan.

1. Vagina (liang sanggama)


Liang atau saluran yang menghubungkan vulva dan rahim, terletak diantara kandung
kencing dan rectum. Dinding depan vagina panjangnya 7-9 cm dan dinding belakang 9-11
cm. dinding vagina berlipat-lipat yang berjalan sirkuler dan disebut rugae, sedangkan
ditengahnya ada bagian yang lebih keras disebut kolumna rugarum.

Dinding vagina terdiri dari 3 lapisan yaitu: lapisan mukosa yang merupakan kulit,
lapisan otot dan lapisan jaringan ikat. Berbatasan dengan serviks membentuk ruangan
lengkung, antara lain forniks lateral kanan kiri, forniks anterior dan posterior.

Bagian dari serviks yang menonjol ke dalam vagina disebut portio. Suplai darah
vagina diperoleh dari arteria uterina, arteria vesikalis inferior, arteria hemoroidalis mediana
san arteria pudendus interna. Fungsi penting vagina adalah :
 Saluran keluar untuk mengalirkan darah haid dan sekret lain dari rahim.
 Alat untuk bersenggama.
 Jalan lahir pada waktu bersalin.

2. Uterus (rahim)
Suatu struktur otot yang cukup kuat, bagian luarnya ditutupi oleh peritoneum,
sedangkan rongga dalamnya dilapisi oleh mukosa rahim. Dalam keadaan tidak hamil, rahim
terletak dalam rongga panggul kecil diantara kandung kencing dan rektum. Bentuknya seperti
bola lampu yang gepeng atau buah alpukat yang terdiri dari 3 bagian yaitu :
- badan rahim (korpus uteri) berbentuk segitiga
- leher rahim (serviks uteri) berbentuk silinder
- rongga rahim (kavum uteri)

Bagian rahim antara kedua pangkal tuba disebut fundus uteri, merupakan bagian
proksimal rahim. Besarnya rhim berbeda-beda, tergantung pda usia dan pernah melahirkan
anak atau belum. Ukurannya kira-kira sebesar telur ayam kampung. Pada nulipara ukurannya
5,5-8 cm x 3,4-4 cm x 2-2,5 cm, multipara 9-9,5 cm x 5,5-6 cm x 3- 3,5 cm. Beratnya 40-50
gram pada nulipara dan 60-70 gram pada multipara. Serviks uteri terbagi 2 bagian yaitu pars
supravaginal dan pars vaginal (portio) saluran yang menghubungkan orifisium uteri interna
(oui) dan orifisium uteri eksterna (oue) disebut kanalis servikalis. Bagian rahim antara
serviks dan korpus disebut isthmus atau segmen bawah rahim (SBR), bagian ini penting
dalam kehamilan dan persalinan karena akan mengalami peregangan.
Dinding rahim terdiri dari 3 lapisan yaitu :
- lapisan serosa (lapisan peritoneum), di luar
- lapisan otot (lapisan miometrium)di tengah
- lapisan mukosa (endometrium) di dalam
Dalam siklus menstruasi yang selalu berubah adalah endometrium.
Sikap dan letak uterus dalam rongga panggul terfiksasi dengan baik karena disokong
dan dipertahankan oleh :
# tonus rahim sendiri
# tekanan intra abdominal
# otot-otot dasar panggul
# ligamentum-ligamentum

Ligamentum-ligamentum uterus antara lain :


a. Ligamentum Latum
Terletak di kanan kiri uterus meluas sampai dinding rongga panggul dan dasar
panggul, seolah-olah menggantung pada tuba. Ruangan antar kedua lembar dari lipatan ini
terisi oleh jaringan yang longgar disebut parametrium dimana berjalan arteria, vena uterina
pembuluh limpa dan ureter.

b. Ligamentum Rotundum (Ligamentum Teres Uteri)


Terdapat pada bagian atas lateral dari uterus, kaudal dari insersi tuba, kedua ligamen
ini melelui kanalis inguinalis kebagian kranial labium mayus. Terdiri dari jaringan otot polos
dan jaringan ikat ligamen. Ligamen ini menahan uterus dalam antefleksi. Pada saat hamil
mengalami hypertrophi dan dapat diraba dengan pemeriksaan luar.

c. Ligamentum Infundibulo Pelvikum ( Ligamen suspensorium)


Ada 2 buah kiri kanan dari infundibulum dan ovarium, ligamen ini menggantungkan
uterus pada dinding panggul. Antara sudut tuba dan ovarium terdapat ligamentum ovarii
propium.

d. Ligamentum Kardinale ( lateral pelvic ligament/Mackenrodt’s ligament)


Terdapat di kiri kanan dari serviks setinggi ostium internum ke dinding panggul.
Ligamen ini membantu mempertahankan uterus tetap pada posisi tengah (menghalangi
pergerakan ke kanan ke kiri) dan mencegah prolap.

e. Ligamentum Sakro Uterinum


Terdapat di kiri kanan dari serviks sebelah belakang ke sakrum mengelilingi rektum.
f. Ligamentum Vesiko Uterinum

Dari uterus ke kandung kencing


Letak Uterus
 Ante dan retrofleksio uteri
Sumbu serviks dan sumbu korpus uteri membentuk sudut, jika membuka ke depan
disebut : antefleksio, jika membuka ke belakang disebut : retrofleksio.
 Ante dan retroversio uteri
Sumbu vagina dan uterus membentuk sudut, jika membuka ke depan disebut : ante versio,
jika membuka ke belakang disebut : retro versio.
 Positio
Uterus tidak terletak pada sumbu panggul, bisa lebih ke kiri (sinistro), ke kanan (dextro),
ke depan (antero) dan bisa lebih ke belakang (dorso positio).
 Torsio
Letak uterus biasanya agak berputar
Pembuluh darah uterus :
 Arteri uterina
Berasal dari arteria hypogastrica yang melalui ligamentum latum menuju ke sisi
uterus kira-kira setinggi OUI dan memberi darah pada uterus dan bagian atas vagina dan
mengadakan anastomose dengan arteria ovarica.
 Arteri ovarica
Berasal dari aorta masuk ke ligamen latum melalui ligamen infundibulo pelvicum dan
memberi darah pada ovarium, tuba dan fundus uteri.
Darah dari uterus dialirkan melalui vena uterina dan vena ovarica yang sejalan dengan
arterinya hanya vena ovarica kiri tidak masuk langsung ke dalam vena cava inferior, tetapi
melalui vena renalis sinistra.

Seraf-seraf uterus :
Kontraksi dinding uterus adalah autonom, uterus dipengaruhi serat-serat
saraf sympathis maupun parasympatis yang menuju ke ganglion cervicale dari
Frankenhauser yang terletak dipangkal ligamen sacro uterinum.
Fungsi utama uterus :
1. Setiap bulan berfungsi dalam pengeluaran darah haid dengan adanya perubahan dan
pelepasan dari endometrium.
2. Tempat janin tumbuh dan berkembang.
3. Tempat melekatnya plasenta.
4. Pada kehamilan, persalinan dan nifas mengadakan kontraksi untuk lancarnya persalinan dan
kembalinya uterus pada saat involusi.

3. Tuba Falopii (saluran telur)


Tuba ini terdapat pada tepi atas lig. Latum, berjalan ke arah lateral, mulai dari kornu
uteri kanan kiri. Panjangnya "12 cm, diameter 3-8 cm.

Tuba ini dibagi 4 bagian :


Pars interstisialis (intramuralis)
Bagian tuba yang berjalan dalam dinding uterus mulai dari ostium tuba.
Pars ismika
Bagian tuba setelah keluar dari dinding uterusa, merupakan bagian tuba yang lurus dan
sempit.
Pars ampullaris
Bagian tuba antara pars ismika dan infundibulum merupakan bagian tuba yang paling lebar
dan berbentuk S, disini biasanya terjadi konsepsi.
 Infundibulum
Merupakan ujung dari tuba dengan umbai-umbai yang disebut fimbriae, lubangnya disebut
ostium abdominale tuba.
Fungsi tuba yaitu untuk menangkap, membawa ovum yang dilepas ovarium ke
jurusan cavum uteri, serta tempat terjadinya konsepsi.
4. Ovarium (indung telur)
Ovarium ada 2, kanan dan kiri, dihubungkan dengan uterus oleh ligamen ovarii
propium dan dihubungkan dengan dinding panggul dengan perantara ligamen infundibulo
pelvicum, disini terdapat pembuluh darah untuk ovarium.
- Ukuran ovarium:2,5-5 cm x 1,5-3 cm x 0.9-1,5 cm dan beratnya 4-5 gram.
- Terletak pada dinding lateral panggul dalam sebuah lekuk yang disebut fossa ovarica
Waldeyeri.
- Ovarium terdiri dari bagian luar (korteks) dan bagian dalam (medulla). Pada korteks
terdapat folikel-folikel primordial kira-kira 100.000 setiap bulan satu folikel akan matang dan
keluar, kadang keluar 2 sekaligus secara bersamaan, folikel primer ini akan menjadi folikel
de graaf. Pada medulla terdapat pembuluh darah, urat saraf, dan pembuluh lympha. Fungsi
ovarium adalah:
1. mengeluarkan hormon estrogen dan progesterone,
2. mengeluarkan telur setiap bulan.

5. Parametium
Jaringan ikat yang terdapat diantara kedua lembar ligamentum latum disebut
parametrium. Parametrium ini dibatasi oleh :
 Bagian atas terdapat tuba falopii dengan mesosalphing
 Bagian depan mengandung ligamentum teres uteri
 Bagian kaudal berhubungan dengan mesometrium
 Bagian belakang terdapat ligamentum ovarii propium
Ke samping berjalan ligamentum suspensorium ovarii. Pada parametrium ini terdapat
uretra kanan dan kiri dan pembuluh darah arteria uterina.
Pertumbuhan alat genetalia wanita berasal dari duktus Muller (tuba falopii, uterus, vagian
bagian atas) dan kloaka (vagina bagian bawah, hymen, kandung kemih, anus).
Panggul

Panggul yang dikenal penting dalam ilmu kebidanan adalah panggul kecil (pelvis
minor) yang merupakan wadah alat kandungan dan menentukan bentuk jalan lahir.
Sedangkan panggul besar (pelvis mayor) berfungsi mendukung isi perut dan bisa
menggambarkan keadaan panggul kecil.
Panggul wanita terdiri dari :
I. Bagian keras yang dibentuk oleh 4 buah tulang:
 2 tulang pangkal paha (os coxae)
 1 tulang kelangkang (os sacrum)
 1 tulang tungging (os coccygis)
II. Bagian lunak : diafragma pelvis, dibentuk oleh :
 Pars muskularis levator ani
 Pars membranasea
 Regio perineum

I. Bagian Panggul Yang Keras:


Tulang pangkal paha terdiri atas 3 tulang yang berhubungan satu sama lain pada
acetabulum (cawan untuk kepala tulang paha;caput femuralis) yaitu:
 Tulang usus (os ilium)
Merupakan tulang terbesar dari panggul dan membentuk bagian atas dan belakang
dari panggul.

 Tulang duduk (os ischium)


Terdapat sebelah bawah dari tulang usus, pinggir belakang berduri ialah spina
ischiadica, pinggir bawah tulang duduk sangat tebal, bagian inilah yang mendukung berat
badan kalau kita duduk yang disebut tuber ischiadicum.

 Tulang kemaluan (os pubis)


Terletak dibawah dan depan dari tulang usus. Dengan tulang duduk tulang ini
membatasi sebuah lubang dalam tulang panggul yang disebut foramen obturatorium, tangkai
tulang kemaluan yang berhubungan dengan tulang usus disebut ramus superior ossis pubis,
sedang yang behubungan dengan tulang duduk disebut ramus inferior ossis pubis. Ramus kiri
kanan membentuk arcus pubis. Sedang hubungan antara kanan dan kiri disebut symphisis.

 Tulang kelangkang
Tulang ini berbentuk segitiga dengan lebar di bagian atas dan mengecil di bagian
bawah. Tulang ini terletak diantara kedua tulang pangkal paha yang terdiri dari dan
mempunyai ciri :
 Terdiri dari 5 ruas tulang yang berhubungan erat.
 Permukaan depan licin dengan lengkungan dari atas ke bawah dan dari kanan maupun kiri.
 Di kanan dan kiri, garis tengah terdapat lubang yang akan dilalui saraf :
foramina sacralia anterior.
 Tulang kelangkang berhubungan dengan tulang pinggang ruas ke-5
 Tulang kelangkang yang paling atas mempunyai tonjolan besar ke depan disebut
promontorium.
 Ke samping tulang kelangkang berhubungan dengan tulang pangkal paha melalui
artikulasio
sacro-iliaca.
 Ke bawah tulang kelangakng berhubungan dengan tulang tungging.

 Tulang tungging
Bentuk segitiga dan terdiri 3-5 ruas yang bersatu. Pada waktu persalinan ujung tulang
ini dapat ditolak sedikit ke belakang sehingga ukuran panggul bertambah besar.

II. Bagian Panggul Yang Lunak


Yang membentuk dasar panggul disebut diafragma pelvis yang dibentuk oleh :
1. Pars muskularis levator ani yang terdiri dari :
Muskulus pubococcygeus dari ossis pubis ke septum anococcygeum
 Muskulus iliococcygeus, dari arkus tendineus muskulus levator ani ke os coccygeus dan
septum anococcygeum
Muskulus ischiococcygeus dari spina ischiadica ke pinggir os sacrum dan os
coccygis
2. Pars membranasea
a. Hiatus urogenitalis
 Terletak antara ke dua muskulus pubococcygeus
 Berbentuk segitiga
b. Diafragma urogenitalis
 Menutupi hiatus urogenitalis
 Dibagian depannya ditembus oleh uretra dan vagina.
3. Regio perineum
Merupakan bagian permukaan pintu bawah panggul terbagi menjadi :
a. Bagian anal; (sebelah belakang)
Terdapat muskulus sfingter ani eksternum yang mengelilingi anus dan liang senggama bagian
bawah.
b. Regio urogenitalis
Terdapat muskulus ischiokavernosus dan muskulus transversus perinei superfisialis.
Ligamen-ligamen yang penting adalah :
- ligamen sakro-iliaka
- ligamen sakro-spinosum
- ligamen sakro-tuberosum

Fungsi umum panggul wanita


1. Bagian keras panggul wanita
Panggul besar untuk menyangga isi abdomen
Panggul kecil untuk membentuk jalan lahir dan tempat alat genetalia
2. Bagian lunak panggul wanita
a. Membentuk lapisan dalam jalan lahir
b. Menyangga alat genetalia agar tetap dalam posisi yang normal saat hamil maupun
saat kala nifas
c. Saat persalinan, berperan dalam proses kelahiran dan kala uri.

Panggul Kecil (Pelvis Minor)


Panggul kecil dalam ilmu kebidanan mempunyai arti penting karena merupakan
tempat alat reproduksi wanita dan membentuk jalan lahir. Jalan lahir berbentuk corong
dengan luas bidang yang berbeda-beda sehingga dapat menentukan posisi dan letak terendah
janin yang melalui jalan lahir itu.
Ciri-ciri khas jalan lahir adalah sebagai berikut:
1. Terdiri dari 4 bidang
a. Pintu atas panggul
b. Bidang terluas panggul
c. Bidang tersempit panggul
d. Pintu bawah panggul
2. Jalan lahir merupakan corong yang melengkung ke depan dengan sifat :
 Jalan lahir depan panjangnya 4,5 cm
 Jalan lahir belakang panjangnya 12,5 cm
 Pintu atas panggul menjadi pintu bawah panggul seolah berputar 90
 Bidang putar pintu atas panggul menjadi pintu bawah panggul terjadi pada bidang
tersempit
 pintu bawah panggul bukan merupakan satu bidang, tetapi 2 segitiga dengan dasar pada :
- segitiga belakang pangkal (dasar) pada tuber ossis ischii dan ujung belakangnya os
sacrum.
- segitiga depannya dengan ujung (puncak) pada symphisis pubis.

a. Pintu atas panggul


Pintu atas panggul merupakan bulatan oval dengan panjang ke samping dan di batasi oleh:
 Promontorium
 Sayap os sacrum
 Linea terminalis kanan kiri
 Pinggir atas symphisis pubis

Pada pintu atas panggul (PAP) ditentukan 3 ukuran penting, yaitu ukuran muka
belakang (konjugata vera), ukuran melintang (diameter transversa), dan ukuran serong
(diameter obliqua).

Konjugata Vera
Panjang sekitar 11 cm, tidak dapat diukur secara langsung, tetapi ukurannya dapat
diperhitungkan melalui pengukuran konjugata diagonalis. Panjang konjugata diagonalis
antara promontorium dan tepi bawah symphisis pubis. Konjugata vera (CV) = CD-1,5 cm.
konjugata obstetrika yaitu ukuran antara promontorium dengan tonjolan symphisis pubis.

Ukuran Melintang
Jarak antara kedua linea terminalis diambil tegak lurus pada konjugata vera,
ukurannya12,5 cm-13,5 cm.

Ukuran Obliqua
Jarak antara artikulasio sacro-iliaca menuju tuberkulum pubikum yang bertentangan.
Kedua ukuran ini tidak dapat diukur pada wanita yang masih hidup. Ukuran normalnya 13
cm.

b. Bidang terluas panggul


Merupakan bidang dengan ukuran-ukuran terbesar. Bidang ini terbentang antara
pertengahan symphisis, pertengahan asetabulum, dan pertemuan antara ruas kedua dan ketiga
tulang kelangkang. Ukuran muka belakang 11,75 cm, ukuran melintang 12,5 cm.

c. Bidang sempit panggul


Bidang ini mempunyai ukuran-ukuran terkecil jalan lahir. Membentang setinggi tepi
bawah symphisis menuju kedua spina ischiadika dan memotong tulang kelangkang setinggi
1-2 cm diatas ujungnya. Ukuran muka belakang 11,5 cm dan ukuran melintangnya 10 cm.
bidang ini merupakan titik putar dari PAP menjadi PBP. Kesempitan PBP biasanya disertai
kesempitan bidang sempit panggul

d. Pintu bawah panggul


PBP terdiri dari 2 segitiga dengan dasar yang sama
- Segitiga depan: dasarnya tuber ossis ischiadica dengan dibatasi arcus pubis
- Segitiga belakang: dasarnya tuber ossis ischiadica dengan dibatasi oleh
ligamentum sacrotuberosum kanan dan kiri. Ukuran muka belakang 11,5 cm (tepi bawah
simfisis menuju ujung tulang kelangkang, ukuran melintang 10,5 cm jarak antara kedua tuber
ossis ischiadica kanan kiri, diameter sagitalis posterior 7,5 cm (ujung tulang kelangkang ke
pertengahan ukuran melintang.

Ukuran-Ukuran Panggul :
1. Distantia Spinarum
Jarak antara spina iliaka anterior superior kanan dan kiri, ukuran normal 23-26 cm.
2. Distantia Kristarum
Jarak yang terjauh antar krista iliaka kanan dan kiri 26-29 cm.
3. Konjugata Eksterna (Boudeloque)
Jarak antara pinggir atas symphisis dan ujung processus spinosum ruas tulang lumbal ke V 
18-20 cm.
4. Ukuran Lingkar Panggul
Dari pinggir atas symphisis ke pertengahan antara spina iliaka anterior superior dan
trocanter mayor sepihak dan kembali melalui tempat yang sama, di pihak yang lain
ukurannya  80-90cm.
Inclinatio Pelvis
Adalah sudut antara PAP dengan bidang sejajar pada wanita berdiri sudut ini sebesar
55. Besar dan kecilnya bisa berpengaruh pada proses persalinan.
Sumbu Panggul
Adalah garis yang menghubungkan pusat-pusat dari beberapa bidang di dalam
panggul berupa garis yang lurus dibagian atas sampai suatu titik sedikit diatas spina
ischiadika dan kemudian melengkung ke depan di daerah PBP.

Bidang Hodge
Adalah bidang khayal untuk menentukan seberapa jauh bagian depan anak turun ke
dalm rongga panggul.
Hodge I = sama dengan PAP
Hodge II = sejajar Hodge I melalui pinggir bawah symphisis
Hodge III = sejajar Hodge I melalui spina ischiadika
Hodge IV = sejajar Hodge I melalui ujung os coccygis

Bentuk Panggul
Caldwell-Moloy mengemukakan 4 bentuk dasar panggul yang didasarkan pada
bentuk segmen posterior dan anterior dari PAP yaitu :
1. panggul gynecoid
2. panggul android
3. panggul anthropoid
4. panggul platypelliod

C. Oogenesis dan Siklus Menstruasi

Oogenesis
Oogenesis merupakan proses pembentukan ovum di dalam ovarium. Di dalam
ovarium atau indung telur terdapat oogonium (oogonia = jamak). Oogonium bersifat diploid
(2n = mengandung 23 pasang kromosom atau 46 buah kromosom). Oogenesis telah dimulai
sejak bayi perempuan masih dalam kandungan ibunya berusia sekitar 5 bulan. Oogonium
akan memperbanyak diri dengan membelah berulang kali secara mitosis, membentuk oosit
primer. Oosit primer terbungkus dalam folikel yang penuh dengan cairan nutrisi yang
diperlukan untuk pertumbuhan ovum.
Pada saat bayi perempuan lahir, di dalam tiap ovariumnya mengandung sekitar satu
juta oosit primer. Oosit primer ini mengalami dorman atau mengalami fase istirahat beberapa
tahun hingga anak perempuan tersebut mengalami pubertas. Selama pertumbuhan anak
perempuan, beberapa oosit primer akan mengalami degenerasi, hingga ketika mencapai usia
pubertas jumlah oosit primer hanya tinggal sekitar 200.000 buah.

Memasuki usia pubertas sekresi hormon estrogen akan memacu oosit primer untuk
melanjutkan proses oogenesis; oosit primer mengalami meiosis pertama menghasilkan 2 sel
berbeda ukuran yaitu oosit sekunder (berukuran besar) dan polosit primer (berukuran kecil).

Oogenesis terhenti hingga terjadi ovulasi, bila tidak terjadi fertilisasi oosit sekunder
akan mengalami degenerasi. Namun bila ada penetrasi sperma dan terjadi fertilisasi,
oogenesis akan dilanjutkan dengan pembelahan meiosis kedua; oosit sekunder membelah
menjadi 2 yaitu ootid (berukuran besar) dan polosit sekunder (berukuran kecil). Sedangkan
polosit primer membelah menjadi 2 polosit sekunder. Sehingga pada akhir oogenesis
dihasilkan 3 polosit dan 1 ootid yang berkembang menjadi ovum

Perkembangan folikel di dalam ovarium

Selama perkembangan oosit primer hingga menjadi oosit sekunder berada dalam
folikel, yaitu suatu kantung pembungkus yang penuh cairan yang menyediakan nutrisi bagi
oosit. Semula oosit primer berada dalam folikel primer kemudian berkembang menjadi
folikel sekunder. Ketika terbentuk oosit sekunder, folikel telah berkembang menjadi folikel
tersier dan akhirnya menjadi folikel de Graaf (folikel yang telah matang) Setelah ovulasi
atau lepasnya oosit sekunder folikel telur akan berubah menjadi korpus luteum. Korpus
luteum mengalami degenersi membentuk korpus albikan.
Siklus Menstruasi

Menstruasi atau haid merupakan pendarahan yang terjadi akibat luruhnya dinding
sebelah dalam rahim (endometrium) yang banyak mengandung pembuluh darah. Lapisan
endometrium dipersiapkan untuk menerima implantasi embrio. Jika tidak terjadi implantasi
embrio lapisan ini akan luruh, darah keluar melalui cervix dan vagina. Pendarahan ini terjadi
secara periodik, jarak waktu antara menstruasi yang satu dengan menstruasi berikutnya
dikenal dengan satu siklus menstruasi.

Siklus menstruasi wanita berbeda-beda, namun rata-rata berkisar 28 hari. Hari


pertama menstruasi dinyatakan sebagai hari pertama siklus menstruasi. Siklus ini terdiri atas
4 fase: fase menstruasi, fase pra-ovulasi, fase ovulasi, fase pasca-ovulasi
Siklus Menstruasi

1. Fase menstruasi
Terjadi bila ovum tidak dibuahi sperma, sehingga korpus luteum menghentikan
produksi hormon estrogen dan progesteron. Turunnya kadar estrogen dan progesteron
menyebabkan lepasnya ovum dari endometrium disertai robek dan luruhnya endometrium,
sehingga terjadi pendarahan. Fase menstruasi berlangsung kurang lebih 5 hari. Darah yang
keluar selama menstruasi berkisar antara 50 - 150 mili liter

2. Fase pra-ovulasi atau fase poliferasi

Hormon pembebas gonadotropin yang disekresikan hipotalamus akan memacu


hipofise untuk mensekresikan FSH. FSH memacu pematangan folikel dan merangsang folikel
untuk mensekresikan hormon estrogen. Adanya estrogen menyebabkan pembentukan
kembali (poliferasi) dinding endometrium. Peningkatan kadar estrogen juga menyebabkan
seviks (leher rahim) untuk mensekresikan lendir yang bersifat basa. Lendir ini berfungsi
untuk menetralkan suasana asam pada vagina sehingga mendukung kehidupan sperma.
3. Fase Ovulasi
Jika siklus menstruasi seorang perempuan 28 hari, maka ovulasi terjadi pada hari ke
14. Peningkatan kadar estrogen menghambat sekresi FSH, kemudian hipofise mensekresikan
LH. Peningkatan kadar LH merangsang pelepasan oosit sekunder dari folikel, peristiwa ini
disebut ovulasi.

4. Fase pasca ovulasi atau fase sekresi


Berlangsung selama 14 hari sebelum menstruasi berikutnya. Walaupun panjang siklus
menstruasi berbeda-beda, fase pasca-ovulasi ini selalu sama yaitu 14 hari sebelum menstruasi
berikutnya.Folikel de Graaf (folikel matang) yang telah melepaskan oosit sekunder akan
berkerut dan menjadi korpus luteum. Korpus luteum mensekresikan hormon progesteron dan
masih mensekresikan hormon estrogen namun tidak sebanyak ketika berbentuk folikel.
Progesteron mendukung kerja estrogen untuk mempertebal dan menumbuhkan pembuluh-
pembuluh darah pada endometrium serta mempersiapkan endometrium untuk menerima
implantasi embrio jika terjadi pembuahan atau kehamilan. Jika tidak terjadi pembuahan,
korpus luteum akan berubah menjadi korpus albikan yang hanya sedikit mensekresikan
hormon, sehingga kadar progesteron dan estrogen menjadi rendah. Keadaan ini menyebabkan
terjadinya menstruasi demikian seterusnya.

D. Gangguan pada Sistem Reproduksi Wanita


Adapula macam-macam penyakit kelamin pada wanita selain masalahkeputihan yang
berkaitan erat dengan masalah organ intim kewanitaan beserta penyebab, gejala dan cara
mengobatinya :
1. Gonorrhea / Chlamydia
Gonorrhea atau Chlamydia merupakan salah satu jenis bakteri penyebab keputihan yang
banyak dialami oleh sebagian besar wanita. Penyebabnya ialah:
a. Disebabkan oleh bakteri yang ditularkan dari hubungan seksual dengan orang pasangan atau
pria yang sebelumnya sudah teridentifikasi terkena bakteri tersebut, dapat menyebabkan
infeksi yang dirasakan saat awal beberapa hari sampai beberapa minggu.
b. Jika pada pria, penyakit yang disebabkan oleh bakteri tersebut menyebabkan keluarnya
cairan dari alat vital pria, ketika hendak berkemih dapat terasa sakit. Umumnya gejala ini
dapat terasa berat atau tidak terasa sama sekali. Sedangkan pada wanita gejala dari gonorrhea
dirasakan sangat ringan atau tidak terasa sama sekali, namun jika tidak diobati akan menjadi
semakin parah dan menyebabkan kemandulan.
c. Penyakit keputihan yang disebabkan oleh gonorrhea dapat diatasi dengan antibiotik bila
sudah diketahui sejak dini.

2. Herpes
Disebabkan oleh adanya virus, dapat diobati namun tidak dapat disembuhkan secara
total, gejala awal timbul antara 3-10 hari setelah melakukan hubungan seksual dengan
penderita yang memiliki penyakit ini. Kemudian herpes ini akan menunjukkan gejala awal
dengan keluar seperti lecet yang kemudian terbuka menjadi lubang kecil dan berair. Gejala
seperti ini berakhir dalam 5-10 hari. Herpes ini menyerang hampir seluruh bagian kulit.
Terkadang wanita tidak menyadari bahwa herpes dapat menyerang vagina. Virus herpes ini
bisa hilang sendiri namun terkadang muncul kembali.

3. Infeksi Jamur
Disebabkan oleh jamur yang menimbulkan rasa gatal dan kemerahan di bawah kulit
penis pria yang belum disunat. Sedangkan pada wanita akan keluar cairan putih kental yang
menyebabkan rasa gatal. Infeksi jamur ini dapat diatasi dengan krim anti jamur.

4. Syphilis
Disebabkan oleh bakteria. Muncul antara 3 minggu sampai 3 bulan setelah berhubungan
seksual dengan penderita penyakit ini. Luka terlihat seperti lubang pada kulit dengan tepi
yang lebih tinggi, tidak terasa sakit dan luka akan hilang setelah beberapa minggu, akan tetapi
virus akan tetap menempel pada tubuh dan penyakit dapat muncul kembali seperti lecet-lecet
pada seluruh tubuh dan kemudian akan hilang dengan sendirinya, kemudian virus akan
menyebar ke tubuh lainnya.
Syphilis pada wanita biasanya menyerang vagina. Syphilis ini dapat disembuhkan
dengan fase pemulihan dengan menggunakan penicillin. Hampir sama dengan virus herpes,
namun virus herpes tidak dapat disembuhkan.

5. Vaginitis
Vaginitis merupakan infeksi pada vagina yang biasanya menyebabkan keluarnya cairan
dari vagina, cairan keputihan ini berbau dan menimbulkan rasa tidak nyaman. Karena
disebabkan oleh berbagai bakteri yang hinggap pada vagina seperti jenis bakteri gonorrhea
dan chlamydia atau jamur serta bakteri lainnya yang sudah menetap pada vagina, bakteri-
bakteri pada vagina dapat dilihat dengan mikroskop. Pengobatannya dapat disembuhkan
dengan obat yang tepat dengan penyebabnya.

6. Bisul pada alat kelamin


Bisul pada alat kelamin dapat disebabkan oleh Virus Human Papilloma atau HPV, ditandai
dengan setelah melakukan hubungan seksual dengan pasangan yang sebelumnya memiliki
penyakit kelamin hingga tertular lewat hubungan seksual. Ketika itu akan muncul satu bisul
bahkan lebih sampai terkadang membentuk benjolan yang dapat diderita selama sebulan
sampai setahun. Bisul pada alat kelamin tidak hanya dialami oleh wanita, tetapi pada pria
juga bisa mengalaminya. Namun ada perbedaan jika bisul pada pria terlihat kecil dan pada
wanita tidak terlihat karena berada di dalam vagina. Pengobatan dapat dilakukan dengan cara
pap smear dengan tidak berganti pasangan.
7. Kutu Kelamin
Kutu kelamin berukuran lebih kecil atau sangat kecil atau sama dengan 1/8 inchi.
berwarna kelabu kecokelatan dan hidup menetap pada rambut kemaluan. Kutu kelamin dapat
disembuhkan dengan cara memakai obat cair yang digosokkan pada rambut kelamin atau
dengan menggunting rambut kemaluan sebagian guna menghindari kuman dan bakteri yang
menempel bersamaan dengan keringat dan masuk ke bibir dalam vagina.
Kutu kelamin dapat menyebabkan rasa gatal yang luar biasa dan dapat menyebabkan luka-
luka kecil jika digaruk akan terasa perih. Hal ini disebabkan oleh kebersihan yang tidak
diperhatikan. Cobalah dengan mengganti celana dalam tiap kali Anda selesai buang air kecil
atau air besar dan jangan menggunakan handuk secara bergantian.

8. AIDS ( Acquired Immune Deficiency Syndrome ) / HIV Disease


Penyakit kelamin satu ini diakibatkan dari hubungan seksual yang sering berganti
pasangan, pemakaian narkoba dengan menggunakan jarum suntik. Hal ini disebabkan oleh
karena sistem kekebalan tubuh yang semakin melemah. Gejala untuk menentukan bakteri
atau virus AIDS ini hanya dapat dilihat dengan melakukan pemeriksaan melaui tes darah.
Virus AIDS ini banyak merenggut nyawa. Namun saat ini telah ditemukan obat untuk
mengatasi virus HIV AIDS

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian bab sebelumnya, kami dapat mengemukakan simpulan sebagai
berikut:
1. anatomi fisiologi sistem reproduksi perempuan merupakan ilmu pengetahuan yang
mempelajari tentang susunan suatu rangkaian dan interaksi organ dan zat dalam organisme
yang dipergunakan untuk berkembang biak;
2. menstruasi atau haid atau datang bulan adalah perubahan fisiologis dalam tubuh wanita
yang terjadi secara berkala dan dipengaruhi oleh hormon reproduksi baik FSH-Estrogen atau
LH-Progesteron.
B. Saran
Penysun mengetahui bahwa makalah ini sangat jauh dari kata sempurna, oleh karena
itu saran dan kritik dari bapak/ibu guru sangat kami harapkan. Agar makalah ini bisa lebih
baik lagi dan bisa menjadi pembelajaran untuk kami dikemudian hari.
Sekali lagi kami tunggu saran dan kritiknya. Terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA

Firman. (2009). Anatomi Fisiologi Sistem Reproduksi Pria dan Wanita. [Online]. Tersedia:
http://hendyuuk.blogspot.com/2009/12/anatomi-fisiologi-sistem-reproduksi.html. [6 April
2013].
Nopiana, Helse. (2011). Anatomi Fisiologi Organ Reproduksi Wanita. [Online]. Tersedia:
http://bidansuper.blogspot.com/2011/02/anatomi-fisiologi-organ-reproduksi.html. [6 April
2013].
Riani, Intan. (2009). Siklus Menstruasi. [Online]. Tersedia:
http://intanriani.wordpress.com/siklus-menstruasi-pada-wanita/. [7 April 2013].

MAKALAH ANATOMI FISIOLOGI SISTEM REPRODUKSI

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sistem reproduksi atau genetalia baik pria ataupun wanita terdiri dari 2 bagian, yaitu
genetalia interna dan genetalia eksterna.
Sistem reproduksi laki-laki atau sistem kelamin laki-laki terdiri dari sejumlah organ seks
yang merupakan bagian dari proses reproduksi manusia. Pada laki-laki, organ-organ
reproduksi ini terletak di luar tubuh manusia, sekitar panggul wilayah.
Organ utama pada laki-laki adalah penis dan testis yang memproduksi air mani dan
sperma, yang sebagai bagian dari hubungan seks pupuk sebuah ovum dalam wanita tubuh dan
ovum dibuahi ( zigot ) secara bertahap berkembang menjadi janin, yang kemudian lahir
sebagai anak.
Fungsi sistem reproduksi wanita dikendalikan / dipengaruhi oleh hormon-hormon
gondaotr opin / steroid dari poros hormonal thalamus – hipothalamus – hipofisis – adrenal –
ovarium.
Selain itu terdapat organ/sistem ekstragonad/ekstragenital yang juga dipengaruhi oleh
siklus reproduksi : payudara, kulit daerah tertentu, pigmen dan sebagainya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakan organ reproduksi wanita?
2. Bagaimanakah organ reproduksi pria?

C. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan organ reproduksi wanita.
2. Menjelaskan organ reproduksi pria.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sistem Reproduksi Wanita


Terdiri alat / organ eksternal dan internal, sebagian besar terletak dalam rongga
panggul. Eksternal (sampai vagina) : fungsi kopulasi
Internal : fungsi ovulasi, fertilisasi ovum, transportasi blastocyst, implantasi, pertumbuhan
fetus, kelahiran.

Fungsi sistem reproduksi wanita dikendalikan / dipengaruhi oleh hormon-hormon


gondaotropin / steroid dari poros hormonal thalamus – hipothalamus – hipofisis–adrenal–
ovarium. Selain itu terdapat organ/sistem ekstragonad/ ekstragenital yang juga dipengaruhi
oleh siklus reproduksi : payudara, kulit daerah tertentu, pigmen dan sebagainya.

1. Genitalia Eksterna

a. Vulva
Tampak dari luar (mulai dari mons pubis sampai tepi perineum), terdiri dari mons
pubis, labia mayora, labia minora, clitoris, hymen, vestibulum, orificium urethrae externum,
kelenjar-kelenjar pada dinding vagina.
b. Mons pubis / mons veneris
Lapisan lemak di bagian anterior symphisis os pubis.
Pada masa pubertas daerah ini mulai ditumbuhi rambut pubis.
c. Labia mayora
Lapisan lemak lanjutan mons pubis ke arah bawah dan belakang, banyak mengandung
pleksus vena. Homolog embriologik dengan skrotum pada pria. Ligamentum rotundum uteri
berakhir pada batas atas labia mayora. Di bagian bawah perineum, labia mayora menyatu
(pada commisura posterior).
d. Labia minora
Lipatan jaringan tipis di balik labia mayora, tidak mempunyai folikel rambut. Banyak
terdapat pembuluh darah, otot polos dan ujung serabut saraf.
e. Clitoris
Terdiri dari caput/glans clitoridis yang terletak di bagian superior vulva, dan corpus
clitoridis yang tertanam di dalam dinding anterior vagina. Homolog embriologik dengan
penis pada pria.
Terdapat juga reseptor androgen pada clitoris. Banyak pembuluh darah dan ujung serabut
saraf, sangat sensitif.
f. Vestibulum
Daerah dengan batas atas clitoris, batas bawah fourchet, batas lateral labia minora.
Berasal dari sinus urogenital. Terdapat 6 lubang/orificium, yaitu orificium urethrae externum,
introitus vaginae, ductus glandulae Bartholinii kanan-kiri dan duktus Skene kanan-kiri.
Antara fourchet dan vagina terdapat fossa navicularis.
g. Introitus / orificium vagina
Terletak di bagian bawah vestibulum. Pada gadis (virgo) tertutup lapisan tipis
bermukosa yaitu selaput dara / hymen, utuh tanpa robekan.
Hymen normal terdapat lubang kecil untuk aliran darah menstruasi, dapat berbentuk bulan
sabit, bulat, oval, cribiformis, septum atau fimbriae. Akibat coitus atau trauma lain, hymen
dapat robek dan bentuk lubang menjadi tidak beraturan dengan robekan (misalnya berbentuk
fimbriae). Bentuk himen postpartum disebut parous.
Corrunculae myrtiformis adalah sisa2 selaput dara yang robek yang tampak pada
wanita pernah melahirkan/ para.
Hymen yang abnormal, misalnya primer tidak berlubang (hymen imperforata) menutup total
lubang vagina, dapat menyebabkan darah menstruasi terkumpul di rongga genitalia interna.
h. Vagina
Rongga muskulomembranosa berbentuk tabung mulai dari tepi cervix uteri di bagian
kranial dorsal sampai ke vulva di bagian kaudal ventral. Daerah di sekitar cervix disebut
fornix, dibagi dalam 4 kuadran : fornix anterior, fornix posterior, dan fornix lateral kanan dan
kiri. Vagina memiliki dinding ventral dan dinding dorsal yang elastis. Dilapisi epitel
skuamosa berlapis, berubah mengikuti siklus haid.
Fungsi vagina : untuk mengeluarkan ekskresi uterus pada haid, untuk jalan lahir dan
untuk kopulasi (persetubuhan).
Bagian atas vagina terbentuk dari duktus Mulleri, bawah dari sinus urogenitalis. Batas dalam
secara klinis yaitu fornices anterior, posterior dan lateralis di sekitar cervix uteri.
Titik Grayenbergh (G-spot), merupakan titik daerah sensorik di sekitar 1/3 anterior
dinding vagina, sangat sensitif terhadap stimulasi orgasmus vaginal.
i. Perineum
Daerah antara tepi bawah vulva dengan tepi depan anus. Batas otot-otot diafragma pelvis
(m.levator ani, m.coccygeus) dan diafragma urogenitalis (m.perinealis transversus profunda,
m.constrictor urethra).
Perineal body adalah raphe median m.levator ani, antara anus dan vagina.
Perineum meregang pada persalinan, kadang perlu dipotong (episiotomi) untuk memperbesar
jalan lahir dan mencegah ruptur.

2. Genitalia Interna

a. Uterus (rahim)
Suatu organ muskular berbentuk seperti buah pir, dilapisi peritoneum (serosa). Selama
kehamilan berfungsi sebagai tempat implatansi, retensi dan nutrisi konseptus. Pada saat
persalinan dengan adanya kontraksi dinding uterus dan pembukaan serviks uterus, isi
konsepsi dikeluarkan. Terdiri dari corpus, fundus, cornu, isthmus dan serviks uteri. Dinding
rahim terdiri dari 3 lapisan yaitu :
- Lapisan serosa (lapisan peritoneum), di luar
- Lapisan otot (lapisan miometrium)di tengah
- Lapisan mukosa (endometrium) di dalam.
Fungsi utama uterus :
1) Setiap bulan berfungsi dalam pengeluaran darah haid dengan adanya perubahan dan
pelepasan dari endometrium
2) Tempat janin tumbuh dan berkembang
3) Tempat melekatnya plasenta
4) Pada kehamilan, persalinan dan nifas mengadakan kontraksi untuk lancarnya persalinan dan
kembalinya uterus pada saat involusi.

1) Serviks uteri (mulut rahim)

Bagian terbawah uterus, terdiri dari pars vaginalis (berbatasan / menembus dinding
dalam vagina) dan pars supravaginalis. Terdiri dari 3 komponen utama: otot polos, jalinan
jaringan ikat (kolagen dan glikosamin) dan elastin. Bagian luar di dalam rongga vagina yaitu
portio cervicis uteri (dinding) dengan lubang ostium uteri externum (luar, arah vagina)
dilapisi epitel skuamokolumnar mukosa serviks, dan ostium uteri internum (dalam, arah
cavum).

Sebelum melahirkan (nullipara/primigravida) lubang ostium externum bulat kecil,


setelah pernah/riwayat melahirkan (primipara/ multigravida) berbentuk garis melintang.
Posisi serviks mengarah ke kaudal-posterior, setinggi spina ischiadica. Kelenjar mukosa
serviks menghasilkan lendir getah serviks yang mengandung glikoprotein kaya karbohidrat
(musin) dan larutan berbagai garam, peptida dan air. Ketebalan mukosa dan viskositas lendir
serviks dipengaruhi siklus haid.

2) Corpus uteri (batang/badan rahim)


Terdiri dari : paling luar lapisan serosa/peritoneum yang melekat pada ligamentum
latum uteri di intraabdomen, tengah lapisan muskular/miometrium berupa otot polos tiga
lapis (dari luar ke dalam arah serabut otot longitudinal, anyaman dan sirkular), serta dalam
lapisan endometrium yang melapisi dinding cavum uteri, menebal dan runtuh sesuai siklus
haid akibat pengaruh hormon-hormon ovarium. Posisi corpus intraabdomen mendatar dengan
fleksi ke anterior, fundus uteri berada di atas vesica urinaria.

Proporsi ukuran corpus terhadap isthmus dan serviks uterus bervariasi selama
pertumbuhan dan perkembangan wanita.

3) Ligamenta penyangga uterus

Ligamentum latum uteri, ligamentum rotundum uteri, ligamentum cardinale,


ligamentum ovarii, ligamentum sacrouterina propium, ligamentum infundibulopelvicum,
ligamentum vesicouterina, ligamentum rectouterina.

a) Ligamentum Latum
Terletak di kanan kiri uterus meluas sampai dinding rongga panggul dan dasar panggul,
seolah-olah menggantung pada tuba. Ruangan antar kedua lembar dari lipatan ini terisi oleh
jaringan yang longgar disebut parametrium dimana berjalan arteria, vena uterina pembuluh
limpa dan ureter.
b) Ligamentum Rotundum (Ligamentum Teres Uteri)
Terdapat pada bagian atas lateral dari uterus, kaudal dari insersi tuba, kedua ligamen ini
melelui kanalis inguinalis kebagian kranial labium mayus. Terdiri dari jaringan otot polos dan
jaringan ikat ligamen. Ligamen ini menahan uterus dalam antefleksi. Pada saat hamil
mengalami hypertrophi dan dapat diraba dengan pemeriksaan luar.
c) Ligamentum Infundibulo Pelvikum ( Ligamen suspensorium)
Ada 2 buah kiri kanan dari infundibulum dan ovarium, ligamen ini menggantungkan uterus
pada dinding panggul. Antara sudut tuba dan ovarium terdapat ligamentum ovarii propium.
d) Ligamentum Kardinale ( lateral pelvic ligament/Mackenrodt’s ligament)
Terdapat di kiri kanan dari serviks setinggi ostium internum ke dinding panggul. Ligamen ini
membantu mempertahankan uterus tetap pada posisi tengah (menghalangi pergerakan ke
kanan ke kiri) dan mencegah prolap.
e) Ligamentum Sakro Uterinum
Terdapat di kiri kanan dari serviks sebelah belakang ke sakrum mengelilingi rektum.
f) Ligamentum Vesiko Uterinum
Dari uterus ke kandung kencing
4) Vaskularisasi uterus

Terutama dari arteri uterina cabang arteri hypogastrica/illiaca interna, serta arteri ovarica
cabang aorta abdominalis.
a) Arteri uterina
Berasal dari arteria hypogastrica yang melalui ligamentum latum menuju ke sisi uterus kira-
kira setinggi OUI dan memberi darah pada uterus dan bagian atas vagina dan mengadakan
anastomose dengan arteria ovarica.
b) Arteri ovarica
Berasal dari aorta masuk ke ligamen latum melalui ligamen infundibulo pelvicum dan
memberi darah pada ovarium, tuba dan fundus uteri.
Darah dari uterus dialirkan melalui vena uterina dan vena ovarica yang sejalan dengan
arterinya hanya vena ovarica kiri tidak masuk langsung ke dalam vena cava inferior, tetapi
melalui vena renalis sinistra.
b. Salping / Tuba Falopii

Embriologik uterus dan tuba berasal dari ductus Mulleri. Sepasang tuba kiri-kanan,
panjang 8-14 cm, berfungsi sebagai jalan transportasi ovum dari ovarium sampai cavum uteri.

Dinding tuba terdiri tiga lapisan : serosa, muskular (longitudinal dan sirkular) serta
mukosa dengan epitel bersilia. Terdiri dari pars interstitialis, pars isthmica, pars ampularis,
serta pars infundibulum dengan fimbria, dengan karakteristik silia dan ketebalan dinding
yang berbeda-beda pada setiap bagiannya.
1) Pars isthmica (proksimal/isthmus)
Merupakan bagian dengan lumen tersempit, terdapat sfingter uterotuba pengendali transfer
gamet.
2) Pars ampularis (medial/ampula)
Tempat yang sering terjadi fertilisasi adalah daerah ampula / infundibulum, dan pada hamil
ektopik (patologik) sering juga terjadi implantasi di dinding tuba bagian ini.
3) Pars infundibulum (distal)
Dilengkapi dengan fimbriae serta ostium tubae abdominale pada ujungnya, melekat dengan
permukaan ovarium. Fimbriae berfungsi “menangkap” ovum yang keluar saat ovulasi dari
permukaan ovarium, dan membawanya ke dalam tuba.
4) Mesosalping
Jaringan ikat penyangga tuba (seperti halnya mesenterium pada usus).

c. Ovarium

Organ endokrin berbentuk oval, terletak di dalam rongga peritoneum, sepasang kiri-
kanan. Dilapisi mesovarium, sebagai jaringan ikat dan jalan pembuluh darah dan saraf.
Terdiri dari korteks dan medula. Ovarium berfungsi dalam pembentukan dan pematangan
folikel menjadi ovum (dari sel epitel germinal primordial di lapisan terluar epital ovarium di
korteks), ovulasi (pengeluaran ovum), sintesis dan sekresi hormon-hormon steroid (estrogen
oleh teka interna folikel, progesteron oleh korpus luteum pascaovulasi). Berhubungan
dengan pars infundibulum tuba Falopii melalui perlekatan fimbriae. Fimbriae “menangkap”
ovum yang dilepaskan pada saat ovulasi.

Fungsi ovarium adalah :


1. Mengeluarkan hormon estrogen dan progesteron
2. Mengeluarkan telur setiap bulan
Ovarium terfiksasi oleh ligamentum ovarii proprium, ligamentum
infundibulopelvicum dan jaringan ikat mesovarium. Vaskularisasi dari cabang aorta
abdominalis inferior terhadap arteri renalis.

d. Vagina
Adalah liang atau saluran yang menghubungkan vulva dan rahim, terletak diantara
kandung kencing dan rectum. Dinding depan vagina panjangnya 7-9 cm dan dinding
belakang 9-11 cm. dinding vagina berlipat-lipat yang berjalan sirkuler dan disebut rugae,
sedangkan ditengahnya ada bagian yang lebih keras disebut kolumna rugarum. Dinding
vagina terdiri dari 3 lapisan yaitu : lapisan mukosa yang merupakan kulit, lapisan otot dan
lapisan jaringan ikat. Berbatasan dengan serviks membentuk ruangan lengkung, antara lain
forniks lateral kanan kiri, forniks anterior dan posterior.
Bagian dari serviks yang menonjol ke dalam vagina disebut portio. Suplai darah vagina
diperoleh dari arteria uterina, arteria vesikalis inferior, arteria hemoroidalis mediana san
arteria pudendus interna. Fungsi penting vagina adalah :
- Saluran keluar untuk mengalirkan darah haid dan sekret lain dari rahim
- Alat untuk bersenggama
- Jalan lahir pada waktu bersalin

B. Sistem Reproduksi Pria


Sistem reproduksi pria meliputi organ-organ reproduksi, spermatogenesis dan hormon
pada pria. Organ reproduksi pria terdiri atas organ reproduksi dalam dan organ reproduksi
luar.

1. Organ Reproduksi Dalam

Organ reproduksi dalam pria terdiri dari:

a. Testis

Testis (gonad jantan) berbentuk oval dan terletak didalam kantung pelir (skrotum).
Testis berjumlah sepasang (testes = jamak). Testis terdapat di bagian tubuh sebelah kiri dan
kanan. Testis kiri dan kanan dibatasi oleh suatu sekat yang terdiri dari serat jaringan ikat dan
otot polos. testis adalah sepasang struktur oval , agak gepeng dengan panjang 4 cm sampai 5
cm (1,5 inci sampai 2 inci) dan berdiameter 2,5 cm (1 inci).
Fungsi testis, terdiri dari :
1) Membentuk gamet-gamet baru yaitu spermatozoa, dilakukan di Tubulus seminiferus.
2) Menghasilkan hormon testosteron, dilakukan oleh sel interstial.
Bersama dengan epididimis, testis berada dalam kantung skrotum. Dinding yang
memisahkan testis dengan epididimis disebut tunica vaginalis. Tunica vaginalis dibentuk dari
peritoneum abdominalis yang mengadakan migrasi kedalam skrotum saat berkembangnya
genitalia interna pria.
1) Turnika albuginca adalah kapsul jaringan ikat yang membungkus testis dan merentang ke
arah dalam untuk membaginya menjadi sekitar 250 lobulus.
2) Tubulus seminiferus, tempat berlangsungnya spermatogenesis, terlilit dalam lobulus.
epitelium germinal khusus yang melapisi tubulus seminiferus mengandung sel-sel batang
(spermatogonia) yang kemudian menjadi sperma: sel-sel Sertoli yang menompang dan
memberi nutrisi sperma yang sedang berkembang : dan sel-sel interstisial (leydig), yang
memiliki fungsi endokrin.
b. Saluran Pengeluaran

Saluran pengeluaran pada organ reproduksi dalam pria terdiri dari epididimis, vas
deferens, saluran ejakulasi dan uretra.

1) Epididimis

Epididimis merupakan saluran berkelok-kelok di dalam skrotum yang keluar dari


testis. Epididimis berjumlah sepasang di sebelah kanan dan kiri. Epididimis berfungsi sebagai
tempat penyimpanan sementara sperma sampai sperma menjadi matang dan bergerak menuju
vas deferens.

2) Vas Deferens

Vas deferens atau saluran sperma (duktus deferens) merupakan saluran lurus yang
mengarah ke atas dan merupakan lanjutan dari epididimis dengan panjang sekitar 45 cm dan
dimulai dari ujung bawah epididimis kemudian naik sepanjang aspek posterior testis.

Setelah meninggalkan bagian belakang testis, vas deferen melewati chorda spermatica
menuju kedalam abdomen. Setelah menyilang ureter, vas deferen menuju ke duktus vesikula
seminalis.. Vas deferens tidak menempel pada testis dan ujung salurannya terdapat di dalam
kelenjar prostat. Vas deferens berfungsi sebagai saluran tempat jalannya sperma dari
epididimis menuju kantung semen atau kantung mani (vesikula seminalis).

3) Saluran Ejakulasi
Saluran ejakulasi merupakan saluran pendek yang menghubungkan kantung semen
dengan uretra. Saluran ini berfungsi untuk mengeluarkan sperma agar masuk ke dalam uretra.

4) Uretra

Uretra merupakan saluran akhir reproduksi yang terdapat di dalam penis. Uretra
berfungsi sebagai saluran kelamin yang berasal dari kantung semen dan saluran untuk
membuang urin dari kantung kemih.

c. Kelenjar Asesoris

Selama sperma melalui saluran pengeluaran, terjadi penambahan berbagai getah


kelamin yang dihasilkan oleh kelenjar asesoris. Getah-getah ini berfungsi untuk
mempertahankan kelangsungan hidup dan pergerakakan sperma. Kelenjar asesoris
merupakan kelenjar kelamin yang terdiri dari vesikula seminalis, kelenjar prostat dan kelenjar
Cowper.

1) Vesikula seminalis

Vesikula seminalis atau kantung semen (kantung mani) merupakan kelenjar berlekuk-
lekuk yang terletak di belakang kantung kemih. Dinding vesikula seminalis menghasilkan zat
makanan yang merupakan sumber makanan bagi sperma.

2) Kelenjar prostat

prostat
Kelenjar Prostat sebagian struktur berupa kelenjar dan sebagian lainnya otot. Struktur
ini mengelilingi urethra pria. Organ berukuran 2.5x3-5x4.5 cm. Lobus media prostat secara
histologis merupakan zona transisional berbentuk baji yang secara langsung mengelilingi
urethra dan memisahkannya dengan ductus ejaculatorius. Saat terjadi hipertrofi, lobus media
dapat menyumbat aliran urine. Prostat bagian anterior sebagian besar terdiri dari jaringan
fibromuskular. Semua jaringan otot pada vas deferen , prostat , prostat disebitar urethra dan
vesicula seminalis terlibat dalam proses ejakulasi. Sekresi prostat menyumbang 15% volume
total cairan semen.

Kelenjar prostat melingkari bagian atas uretra dan terletak di bagian bawah kantung
kemih. Kelenjar prostat menghasilkan getah yang mengandung kolesterol, garam dan
fosfolipid yang berperan untuk kelangsungan hidup sperma. Menambah cairan alkalis pada
cairan seminalis yang berguna untuk menlindungi spermatozoa terhadap sifat asam yang
terapat pada uretra dan vagina. Di bawah kelenjar ini terdapat Kelenjar Bulbo Uretralis yang
memilki panjang 2-5 cm. fungsi hampir sama dengan kelenjar prostat.
3) Kelenjar Cowper
Kelenjar Cowper (kelenjar bulbouretra) merupakan kelenjar yang salurannya langsung
menuju uretra. Kelenjar Cowper menghasilkan getah yang bersifat alkali (basa).

2. Organ Reproduksi Luar

Organ reproduksi luar pria terdiri dari penis dan skrotum.

a. Penis

Penis terdiri dari tiga bagian akar batang dan glans penis yang membesar yang banyak
mengandung ujung – ujung saraf sensorik. Penis terdiri dari tiga rongga yang berisi jaringan
spons. Dua rongga yang terletak di bagian atas berupa jaringan spons korpus kavernosa. Satu
rongga lagi berada di bagian bawah yang berupa jaringan spons korpus spongiosum yang
membungkus uretra. Uretra pada penis dikelilingi oleh jaringan erektil yang rongga-
rongganya banyak mengandung pembuluh darah dan ujung-ujung saraf perasa.

1) Kulit penis tipis dan tidak berambut kecuali didekat akar organ. Preposium ( kulup ) adalah
lipatan sirkular kulit longgar yang merentang menutupi glans penis kecuali jika diangkat
melalui sirkumsisi. Korona adalah ujung proksimal glans penis.

2) Badan penis dibentuk dari tiga masa jaringan erektil silindris dua korpus kavernosum
spongiosum vebtral di sekitar uretra.

a) Jaringan erektil adalah jaring – jaring ruang darah ireguler (vinusa sinusoid) yang diperdarai
oleh arteriol aferen dan kapiler didrainase oleh venula dan dikelilingi jaringan ikat rapat yang
disebut tunika albuginea
b) Korpus konvernosum dikelilingi oleh jaringan ikat rapat disebut tunika albugnea.
3) Mekanisme ereaksi penis. Ereksi adalah salah satu fungsi vaskular korpuskavernosum
dibawah pengendalian SSO.

b. Skrotum

Adalah kantong longgar yang tersusun dari kulit, fasia, dan otot polos yang
membungkus dan menompangtestis di luar tubuh pada suhu optimum untuk produksi
spermatozoa.
1) Dua kantong skrotal, satiap skrotal berisi satu testis tungggal, dipisahkan oleh septum
internal.
2) Otot dartos adalah lapisan serabut dalam fasia dasar yang berkontraksi untuk membentuk
kerutan pada kulit skrotal sebagai respons terhadap udara dingin atau eksitasi seksual.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Terdiri alat / organ eksternal dan internal, sebagian besar terletak dalam rongga
panggul. Eksternal (sampai vagina) : fungsi kopulasi
Internal : fungsi ovulasi, fertilisasi ovum, transportasi blastocyst, implantasi, pertumbuhan
fetus, kelahiran.

Anatomi Saluran Reproduksi pada pria, terdiri dari:

1. Struktur luar

a. Penis

o Akar (menempel pada didnding perut)

o Badan (merupakan bagian tengah dari penis)

o Glans penis (ujung penis yang berbentuk seperti kerucut).

o Lubang uretra (saluran tempat keluarnya semen dan air kemih)

o Pada pria yang tidak disunat (sirkumsisi), kulit depan (preputium)

b. Skrotum

c. Testis

2. Struktur dalamnya
a. Vas deferens.

b. Kelenjar Prostat .

c. Vesikula seminalis.

d. Epididimis

e. Funikulus Spermatikus

f. Uretra

DAFTAR PUSTAKA

Gibson, John. 1995. Anatomi dan Fisiologi Modern Untuk Perawat. Jakarta: EGC.

Jarvis, Sarrah. 2011. Ensiklopedi Kesehatan Wanita. Jakarta: Erlangga.

Heffner, Linda. 2008. Sistem Reproduksi. Jakarta: Erlangga.

Salmah, dkk. 2006. Asuhan Kebidanan Antenatal. Jakarta: EGC

Scott, J. 2002. Danforth Buku Saku Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: Widya Medika.

Syaifuddin,1997, Anatomi Fisiologi untuk siswa perawat.jakarta:EGC.

Dewi, Rosana & dkk, 2003,biologi 2B, Klaten: Intan pariwara.

Http//rudyregobiz.wordpress.com/2009/11/18/system-reproduksi-pada-manusia/

Http//info.medis.blogspot.com

MAKALAH BIOLOGI ORGAN REPRODUKSI MANUSIA

MAKALAH BIOLOGI ORGAN REPRODUKSI MANUSIA

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................................. ii

Daftar Isi ............................................................................................................................ iii


BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................................................. 1


1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................. 2
A. Reproduksi pada Manusia ................................................................................................ 2
1. Organ Reproduksi Pada Pria ............................................................................................. 2
a. Organ Reproduksi Bagian Luar .......................................................................................... 2
b. Organ Reproduksi Bagian Dalam ...................................................................................... 2
2. Organ Reproduksi Pada Wanita ........................................................................................ 5
a. Organ Reproduksi Bagian Luar .......................................................................................... 5
b.Organ Reproduksi Bagian Dalam ....................................................................................... 5
c. Siklus Menstruasi............................................................................................................... 7
3. Kelainan Dan Penyakit Pada Sistem Reproduksi ............................................................... 11

BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 17


2.1 Kesimpulan ................................................................................................................. 17
2.2 Saran ...................................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................. 18


KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami panjatkan
puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya
kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah biologi tentang SISTEM
REPRODUKSI MANUSIA.

Adapun makalah ilmiah biologi SISTEM REPRODUKSI MANUSIA ini telah kami usahakan
semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.

Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadar sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari
segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan
terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada
kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah ilmiah biologi ini.

Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah ilmiah biologi tentang limbah dan
pemanfaatannya ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi
terhadap pembaca.

BauBau, 4 Mei 2013

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Biologi (ilmu hayat) adalah ilmu yang mengenai kehidupan. Istilah ini diambil dari bahasa
Belanda “Biologie”, yang juga diturunkan dari gabungan kata bahasa Yunani, bios (hidup) dan logos
(lambang, ilmu). Dahulu sampai tahun 1970-an digunakan istilah ilmu hayat (diambil dari bahasa
Arab), artinya “ilmu kehidupan”.
Objek kajian biologi sangat luas dan mengcangkup semua makhluk hidup. Karenanya dikenal
berbagai cabang biologi yang menghususkan diri pada setiap kelompok organisme, seperti botani,
zoology, dan mikrobiologi. Berbagai aspek kehidupan digali. Cir-ciri fisik dipelajari dalam anatomi
sedang fungsinya dalam fisiologi; perilaku dipelajari dalam etologi, interaksi antarsesama makhluk
dengan alam sekitar mereka dipelajari dalam ekologi.
Salah satu yang dipelajari dalam anatomi fisiologi manusia adalah sistem reproduksi. Dimana
reproduksi adalah salah satu cara yang dilakukan oleh manusia untuk mempunyai keturunan. Alat
reproduksi pada manusia secara garis besar dibagi atas dua yaitu alat reproduksi pria dan alat
reproduksi wanita.
Alat reproduksi pria terdiri dari penis, skrotum, testis, saluran kelamin, kelenjar kelamin.
Sedangkan alat reproduksi wanita adalah bagian-bagian tubuh yang berfungsi dalam proses
melanjutkan keturunan. Bila tidak berfungsi maka dengan sendirinya akan menghambat
(mengganggu fungsi reproduksi wanita)

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa saja bagian-bagian reproduksi manusia?
b. Apa saja penyakit yang menyerang sistem reproduksi manusia?

1.3 Tujuan Penulisan


a. Agar kita dapat mengetahui bagian-bagian dari sistem reproduksi pada manusia serta penyakit yang
mungkin terjadi pada sistem reproduksi manusia
BAB II

PEMBAHASAN

A. Organ Reproduksi Manusia


Organ reproduksi merupakan penyusun sistem reproduksi. Organ reproduksi manusia
dibedakan menjadi organ reproduksi pada pria dan wanita. Organ reproduksi pria menghasilakan
sperma dan organ reproduksi wanita menghasilkan ovum (sel telur).
1. Organ Reproduksi Pria
Organ reproduksi pada pria dibedakan menjadi dua, yaitu alat reproduksi luar dan organ
reproduksi dalam. Organ reproduksi luar berupa penis dan skrotum. Organ reproduksi dalam berupa
testis, saluran kelamin, dan kelenjar kelamin.

a. Organ Reproduksi Bagian Luar


1) Penis
Penis merupakan alat untuk memasukan sperma ke dalam saluran kelamin wanita. Di dalam
penis terdapat tiga rongga. Dua rongga bagian atas tersusun atas jaringan spons korpus kavernosa.
Satu ronggabawahnya tersusun atas jaringan spons korpus spongiosum. Korpus spongiosum
membungkus uretra. Uretra pada penis dikelilingi oleh pembuluh darah dan ujung-ujung saraf
perasa.

2) Skrotum (kantong pelir)


Skrotum merupakan kulit terluar yang melindungi testis. Skrotum berjumlah dua buah, yaitu
skrotum kanan dan skrotum kiri. Antara skrotum kanan dan skrotum kiri terdapat jaringan ikat dan
otot polos. Adanya otot polos mengakibatkan skrotum dapat mengerut dan mengendur. Dalam
skrotum terdapat otot lurik yang berfungsi mengatur suhu di sekitar testis agar selalu stabil
(pembentukan sperma memerlukan suhu sedikit di bawah suhu tubuh).

b. Organ Reproduksi Bagian Dalam


1) Testis (Gonad Jantan)
Testis merupakan alat untuk memproduksi sperma. Untuk memproduksi sperma
diperlukan suhu yang sedikit lebih rendah dari suhu tubuh. Dalam testis terdapat saluran-saluran
halus yang disebut saluran penghasil sperma (tubulus seminiferus). Dalam tubulus seminiferus inilah
terjadi pembentukan sperma.
2) Saluran kelamin
Saluran kelamin berfungsi menyalurkan sperma dari testis ke luar tubuh. Saluran
kelamin meliputi epididimis, vas deferens, saluran ejakulasi, dan uretra.
a) Epididimis merupakan saluran berkelok-kelok dalam skrotum yang keluar dari testis. Epididimis
berfungsi sebagai tempat penyimpanan sperma sementara. Sperma yang telah matang disalurkan
menuju vas deferens.
b) Vas deferens merupakan saluran yang mengarah ke atas dan merupakan lanjutan dari epididimis.
Vas deferens berfungsi sebagai saluran yang dilalui sperma dari epididimis menuju vesikula seminalis
(kantong sperma).
c) Saluran ejakulasi merupakan saluran penghubung vesikula seminalis dengan uretra. Fungsi saluran
ejakulasi untuk mengeluarkan sperma menuju uretra.
d) Uretra merupakan saluran reproduksi terakhir. Fungsi uretra sebagai saluran kelamin dari vesikula
seminalis dan saluran urine dari kantong kemih.
3) Kelenjar kelamin
Di dalam saluran kelamin, sperma mengalami penambahan cairan-cairan kelamin. Cairan
kelamin berguna untuk mempertahankan hidup gerak sperma. Cairan-cairan kelamin dihasilkan oleh
vesikula seminalis, kelenjar prostat, dan kelenjar cowper.
a) Vesikula seminalis menghasilakan cairan yang berfungsi sebagi sumber energi dan untuk
memudahkan gerakan sperma.
b) Kelenjar prostat menghasilkan cairan yang memberi suasana basa pada cairan sperma. Cairan
tersebut mengandung kolesterol, garam, dan fosfolipid.
c) Kelenjar cowper/kelenjar bulbouretra yang menghasilkan cairan yang bersifat basa.

Terjadinya spermatogenesis melibatkan spermatogonium, sel sertoli, dan sel ledyg yang
ketiganya terdapat di dalam tubulus seminiferus ( saluran penghasil sperma):
a) Sel induk sperma (spermatogonium), yaitu calon sperma.
b) Sel sertoli memberikan nutrisi spermatozoa.
c) Sel leydig yang berfungsi testosterone. Hormone ini berperan dalam

Hormon Reproduksi pada Pria


a. Hormone gonadotropin
Dihasilkan oleh hipotalamus (di bagian dasar dari otak) yang merangsang kelenjar hipofisis sebagian
depan (anterior) agar mengeluarkan hormone FSH dan LH.

b. Follicle Stimulating Hormon/FSH


Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar hipofisis anterior. FSH berfungsi untuk merangsang
perkembangan tubulus seminiferus dan sel Sertoli untuk menghasilkan ABP (Androgen Binding
Protein/protein pengikat androgen) yang akan memacu pembentukan sperma.
c. Luteinizing Hormone/LH
Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar hipofisis anterior. Fungsi LH adalah merangsang sel-sel interstial
(sel Leydig) untuk menghasilkan hormone testosterone.

d. Hormone Testosterone
Testosterone adalah hormone yang berfungsi merangsang perkembangan organ seks primer pada
saat embrio belum lahir, mempengaruhi perkembangan alat reproduksi dan ciri kelamin sekunder
pria seperti jambang, kumis, jakun, suara membesar, pertambahan massa otot, dan perubahan
suara.
Spermatogenesis terjadi melalui tiga tahap, yaitu tahap penggandaan, tahap pertumbuhan,
dan tahap pematangan.
Pada proses spermatogenesis terjadi proses-proses dalam istilah sebagai berikut :

Spermatositogenesis (spermatocytogenesis) adalah tahap awal dari spermatogenesis yaitu


peristiwa pembelahan spermatogonium menjadi spermatosit primer (mitosis), selanjutnya
spermatosit melanjutkan pembelahan secara meiosis menjadi spermatosit sekunder dan spermatid.
Istilah ini biasa disingkat proses pembelahan sel dari spermatogonium menjadi spermatid.
Spermiogenesis (spermiogensis) adalah peristiwa perubahan spermatid menjadi sperma yang
dewasa. Spermiogenesis terjadi di dalam epididimis dan membutuhkan waktu selama 2 hari. Terbagi
menjadi tahap 1) Pembentukan golgi, axonema dan kondensasi DNA, 2) Pembentukan cap akrosom,
3) pembentukan bagian ekor, 4) Maturasi, reduksi sitoplasma difagosit oleh sel Sertoli.

Spermiasi (Spermiation) adalah peristiwa pelepasan sperma matur dari sel sertoli ke lumen
tubulus seminiferus selanjutnya ke epididimidis. Sperma belum memiliki kemampuan bergerak
sendiri (non-motil). Sperma non motil ini ditranspor dalam cairan testicular hasil sekresi sel Sertoli
dan bergerak menuju epididimis karena kontraksi otot peritubuler. Sperma baru mampu bergerak
dalam saluran epidimis namun pergerakan sperma dalam saluran reproduksi pria bukan karena
motilitas sperma sendiri melainkan karena kontraksi peristaltik otot saluran.

2. Organ Reproduksi Wanita


Organ reproduksi wanita terdiri atas organ kelamin luar dan organ kelamin dalam. Organ
kelamin luar berupa vulva dan labium. Organ kelamin dalam berupa ovarium dan saluran kelamin.
a. Organ Reproduksi Bagian Luar
1) Vulva merupakan celah paling luar dari alat kelamin wanita. Pada bagian dalam vulva terdapat
saluran urine dan saluran reproduksi. Pada daerah dekat ujung saluran kelamin terdapat
hymen/selaput dara. Hymen mengandung banyak pembuluh darah.
2) Labium merupakan bagian yang membatasi Vulva. Ada dua macam labium, yaitu labium mayora
(terletak di sebelah luar) dan labium minora (terletak di sebelah dalam). Antara labium mayora dan
minora bagian atas terbentuk tonjolan kecil yang disebut klitoris. Pada klitoris terdapat korpus
kavernosa yang mengandung banyak pembuluh darah dan ujung saraf perasa.

b. Organ Reproduksi Bagian Dalam


1) Vagina merupakan saluran akhir organ reproduksi wanita. Vagina bermuara di vulva. Vagina
mengandung banyak lendir yang dihasilkan kelenjar Bartholin. Lender ini berguna pada saat koitus
dan mempermudah kelahiran bayi.
2) Uterus merupakan rongga besar yang merupakan pertemuan oviduk kanan dan kiri. Bagian
terbawah uterus menyempit yang disebut serviks (leher rahim). Uterus berfungsi sebagai tempat
pertumbuhan dan perkembangan embrio hingga siap lahir. Uterus dibatasi oleh dinding
endometrium yang kaya pembuluh dara. Dinding endometrium akan menebal ketika terjadi
kehamilan.
3) Oviduk atau tuba fallopi merupakan sepasang saluran yang ujungnya berbentuk corong yang disebut
infundibulum.
4) Ovarium merupakan penghasil ovum. Terdapat dua buah ovarium, sebelah kiri dan kanan.
Organ kelamin wanita berfungsi menghasilkan ovum (sel telur). Sel telur terbentuk melalui
oogenesis yang terjadi di dalam ovarium.

Oogenesis adalah proses pembentukan sel telur (ovum) di dalam ovarium. Oogenesis dimulai
dengan pembentukan bakal sel-sel telur yang disebut oogonia (tunggal: oogonium). Pembentukan
sel telur pada manusia dimulai sejak di dalam kandungan, yaitu di dalam ovari fetus perempuan.
Pada akhir bulan ketiga usia fetus, semua oogonia yang bersifat diploid telah selesai dibentuk dan
siap memasuki tahap pembelahan. Semula oogonia membelah secara mitosis menghasilkan oosit
primer. Pada perkembangan fetus selanjutnya, semua oosit primer membelah secara miosis, tetapi
hanya sampai fase profase. Pembelahan miosis tersebut berhenti hingga bayi perempuan dilahirkan,
ovariumnya mampu menghasilkan sekitar 2 juta oosit primer mengalami kematian setiap hari
sampai masa pubertas. Memasuki masa pubertas, oosit melanjutkan pembelahan miosis I. hasil
pembelahan tersebut berupa dua sel haploid, satu sel yang besar disebut oosit sekunder dan satu sel
berukuran lebih kecil disebut badan kutub primer.
Pada tahap selanjutnya, oosit sekunder dan badan kutub primer akan mengalami pembelahan
miosis II. Pada saat itu, oosit sekunder akan membelah menjadi dua sel, yaitu satu sel berukuran
normal disebut ootid dan satu lagi berukuran lebih kecil disebut badan polar sekunder. Badan kutub
tersebut bergabung dengan dua badan kutub sekunder lainnya yang berasal dari pembelahan badan
kutub primer sehingga diperoleh tiga badan kutub sekunder. Ootid mengalami perkembangan lebih
lanjut menjadi ovum matang, sedangkan ketiga badan kutub mengalami degenerasi (hancur).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada oogenesis hanya menghasilkan satu ovum.

Hormon - Hormon Yang Berperan Dalam proses Oogenesis

Proses pembentukan oogenesis dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon, diantaranya:


Pada wanita usia reproduksi terjadi siklus menstruasi oleh aktifnya aksis hipothalamus-hipofisis-
ovarium. Hipothalamus menghasilkan hormon GnRH (gonadotropin releasing hormone) yang
menstimulasi hipofisis mensekresi hormon FSH (follicle stimulating hormone) dan LH (lutinuezing
hormone). FSH dan LH menyebabkan serangkaian proses di ovarium sehingga terjadi sekresi hormon
estrogen dan progesteron. LH merangsang korpus luteum untuk menghasilkan hormon progesteron
dan meransang ovulasi. Pada masa pubertas, progesteron memacu tumbuhnya sifat kelamin
sekunder. FSH merangsang ovulasi dan meransang folikel untuk membentuk estrogen, memacu
perkembangan folikel. Hormon prolaktin merangsang produksi susu.
Mekanisme umpan balik positif dan negatif aksis hipothalamus hipofisis ovarium.
Tingginya kadar FSH dan LH akan menghambat sekresi hormon GnRH oleh hipothalamus. Sedangkan
peningkatan kadar estrogen dan progesteron dapat menstimulasi (positif feedback, pada fase
folikuler) maupun menghambat (inhibitory/negatif feedback, pada saat fase luteal) sekresi FSH dan
LH di hipofisis atau GnRH di hipothalamus.
Oosit sekunder yang diovulasikan dari ovarium dilindungi oleh dua lapisan, lapisan luar
disebut Corona dan lapisan dalam di sebut Zona Pelusida. Oosit sekunder menghasilkan senyawa
fertilisin yang mempunyai fungsi berikut:

a. Mengaktifkan sperma agar bergerak lebih cepat.


b. Menarik secara komotaksis positif.
c. Mengumpulkan sperma di sekeliling ovum.

c. Siklus Menstruasi

Ovarium seorang wanita mampu memproduksi sel telur setelah masa puber sampai dewasa
subur, yaitu berkisar antara umur 12 sampai dengan 50 tahun. Setelah sel telur habis diovulasikan,
maka seorang wanita tidak lagi mengalami menstruasi (haid), dan disebut masa menopause. Pada
masa menopause alat reproduksi tidak berfungsi lagi dan mengecil, karena berkurangnya produksi
hormon kelamin.

Menstruasi terdiri dari beberapa siklus yang selalu dilalui. Mempelajari siklus menstruasi sangat
dibutuhkan khususnya untuk reporduksi. Karena, dengan mengetahui dan memahaminya, maka
dapat dideteksi kapan sel telur siap untuk dibuahi. Selain manusia, beberapa hewan khususnya
primate besar seperti monyet, gorilla dan siamang juga mengalami siklus menstruasi.

Umumnya, siklus menstruasi pada wanita terjadi dalam rentang waktu 28 hari, namun tidak
menutup kemungkinan, antara satu wanita dengan wanita lain memiliki rentang waktu siklus yang
sama, dimana ada yang lebih pendek yaitu 21 hari atau bahkan lebih panjang yaitu 30 hari. Lamanya
masa menstruasi cukup bervariasi antara 5 sampai 7 hari, tergantung hormonal wanita tersebut.
Berikut ini tahapan siklus menstruasi yang terjadi pada wanita setiap 1 periode siklus:

Fase Menstruasi

Pada fase siklus menstruasi ini, dinding Rahim meluruh dan keluar dari tubuh dalam bentuk
darah. Peluruhan dinding rahim terjadi akibat berkurangnya kadar hormone yang berperan dalam
aktivitas seksual tubuh seperti hormone esterogen dan progesterone. Fase untuk siklus menstruasi
ini, terjadi selama antara 1 hingga 7 hari. Namun tidak menutup kemungkinan lebih lama dari itu
untuk beberapa wanita tertentu. Selain itu, jumlah darah yang keluar pada setiap menstruasi
berbeda dari 10 mL hingga mencapai 80 mL setiap hari selama waktu siklus menstruasi dengan pola:
sedikit di waktu-waktu awal dan semakin banyak di hari-hari berikutnya hingga semakin berkurang
menjelang akhir fase.

Fase Praovulasi

Pada fase ini dalam siklus menstruasi, ovum yang ada didalam ovarium terbentuk dan mulai
mematangkan diri. Pematangan sel telur atau ovum ini dipicu oleh hormone yang bernama
hormone estrogen dimana semakin meningkat tingkat hormone esterogen, sel telur di dalam
ovarium semakin matang. Siklus menstruasi pada fase ini berlangsung selama antara hari ke 7 singga
hari ke 13.

Fase Ovulasi

Didalam fase ovulasi dalam siklus menstruasi, sel telur atau ovum berada dalam kondisi
yang sangat baik dan tepat untuk dibuahi. Dengan terjadinya pembuahan pada masa ovulasi, maka
wanita yang mengalami siklus menstruasi ini akan cenderung hamil. Namun, hal itu tergantung pula
dengan kondisi sel sperma yang datang. Jika sel sperma tersebut cukup kuat untuk membuka
dinding sel telur yang dirancang sangat kuat, maka kehamilan dapat terjadi.

Pada masa fase ovulasi di dalam siklus menstruasi inilah, wanita disebut berada pada
masa subur. Untuk pasangan suami istri yang sangat mendambakan kehadiran seorang anak, maka
inilah saat yang tepat meningkatkan frekuensi berhubungan seksual. Agar tingkat keberhasilan untuk
hamil lebih tinggi, maka perlu dideteksi kapan tepatnya waktu subur sang istri dalam siklus
menstruasi nya terjadi. Berikut ini beberapa ciri-ciri yang dapat menjadi indikasi bahwa sang istri
berada pada masa subur yaitu adanya perubahan lender serviks, terjadi perubahan suhu basal tubuh
serta perubahan periode siklus menstruasi. Untuk lebih akurat, pasangan dapat memanfaatkan alat
pendeteksi masa subur yang saat ini banyak dijual di pasaran maupun apotek-apotek.

Fase Pascaovulasi

Fase ini merupakan fase atau masa di dalam siklus menstruasi dimana ovum mengalami
kemunduran jika fertilisasi atau pembuahan tidak terjadi. Pada masa ini, hormone
progesteron mengalami kenaikan sehingga menyebabkan dinding endometrium semakin menebal.
Penebalan ini mengindikasikan kesiapan endometrium untuk menerima embrio untuk berkembang.
Jika pembuahan atau fertilisasi tidak terjadi dalam fase ini, maka siklus menstruasi akan berulang
dengan kembali ke fase menstruasi.

Mekanisme produksi sel telur oleh folikel diatur oleh hormon yang dihasilkan hipofisis.
Mekanisme produksi sel telur dan siklus menstruasi adalah sebagai berikut.

- Kelenjar hipofisis menghasilkan hormon FSH (Follicle Stimulating Hormone). Hormon ini berfungsi
untuk memacu pembentukan folikel dalam ovarium.

- Folikel yang sedang tumbuh tersebut memproduksi hormon estrogen. Fungsi hormon estrogen
ialah:

 merangsang pertumbuhan endometrium dinding rahim

 menghambat produksi FSH oleh pituitari

 memacu pituitari untuk memproduksi hormon LH (Luteinizing Hormone). Keluarnya LH dari hipofisis
menyebabkan telur masak, dan keluar dari dalam folikel, peristiwa inilah yang disebut ovulasi.

- Setelah telur masak dan meninggalkan ovarium, LH mengubah folikel menjadi badan berwarna
kuning yang disebut korpus luteum. Dan sekarang tidak mampu memproduksi estrogen lagi, tetapi
mampu memproduksi hormon progesteron. Hormon progesteron berfungsi untuk mempercepat
dan mempertahankan pertumbuhan endometrium.

- Bila sel telur yang keluar dari ovarium tidak dibuahi, produksi estrogen terhenti. Hal ini
menyebabkan kadar estrogen dalam darah sangat rendah, akibatnya aktivitas hipofisis untuk
memproduksi LH juga menurun. Penurunan produksi LH menyebabkan korpus luteum tidak dapat
memproduksi progesteron. Tidak adanya progesteron dalam darah menyebabkan penebalan dinding
rahim tidak dapat dipertahankan, selanjutnya akan luruh dan terjadilah pendarahan. Inilah yang
disebut menstruasi.

- Bila terjadi pembuahan sel telur oleh sperma, maka zigot yang terbentuk akan melakukan nidasi /
transplantasi (penanaman diri) pada endometrium. Zigot akan berkembang menjadi embrio, terus
menjadi janin. Selanjutnya placenta janin yang terbentuk akan menghasilkan HCG (Human Chorionic
Gonadotropic) yang akan menggantikan peran progesteron. Janin ini mendapat makanan dari tubuh
induknya dengan perantaraan plasenta (ari-ari / tembuni).

3. Kelainan dan Penyakit pada Organ Reproduksi Manusia


Gangguan Kelainan pada Alat Reproduksi Pria Wanita dapat mengalami gangguan, baik
disebabkan oleh kelainan maupun penyakit. Penyakit pada sistem reproduksi manusia dapat
disebabkan juga oleh virus ataupun bakteri. Penyakit yang menyerang sistem reproduksi manusia
dinamakan juga penyakit kelamin. Pada umumnya, penyakit kelamin ditularkan melalui hubungan
seksual. Penyakit tersebut dapat menyerang pria maupun wanita.

1. Hipogonadisme

Hipogonadisme adalah penurunan fungsi testis yang disebabkan oleh gangguan


interaksi hormon, seperti hormon androgen dan testoteron. Gangguan ini menyebabkan infertilitas,
impotensi dan tidak adanya tanda-tanda kepriaan. Penanganan dapat dilakukan dengan terapi
hormon.

2. Kriptorkidisme

Kriptorkidisme adalah kegagalan dari satu atau kedua testis untuk turun dari rongga abdomen ke
dalam skrotum pada waktu bayi. Hal tersebut dapat ditangani dengan pemberian hormon human
chorionic gonadotropin untuk merangsang terstoteron. Jika belum turun juga, dilakukan
pembedahan.

3. Uretritis

Uretritis adalah peradangan uretra dengan gejala rasa gatal pada penis dan sering
buang air kecil. Organisme yang paling sering menyebabkan uretritis adalah Chlamydia trachomatis,
Ureplasma urealyticum atau virus herpes.

4. Prostatitis

Prostatitis adalah peradangan prostat yang sering disertai dengan peradangan pada
uretra. Gejalanya berupa pembengkakan yang dapat menghambat uretra sehingga timbul rasa nyeri
bila buang air kecil. Penyebabnya dapat berupa bakteri, seperti Escherichia coli maupun bukan
bakteri.

5. Epididimitis

Epididimitis adalah infeksi yang sering terjadi pada saluran reproduksi pria. Organisme
penyebab epididimitis adalah E. coli dan Chlamydia.
6. Orkitis

Orkitis adalah peradangan pada testis yang disebabkan oleh virus parotitis. Jika terjadi
pada pria dewasa dapat menyebabkan infertilitas.

7. Anorkidisme

Anorkidisme adalah penyakit dimana testis hanya bejumlah satu atau tidak ada sama
sekali.

8. Hyperthropic prostat

Hyperthropic prostat adalah pembesaran kelenjar prostat yang biasanya terjadi pada
usia-usia lebih dari 50 tahun. Penyebabnya belum jelas diketahui.

9. Hernia inguinalis

Hernia merupakan protusi/penonjolan isi rongga melalui defek atau bagian lemah dari
dinding rongga yang bersangkutan.

10. Kanker prostat

Gejala kanker prostat mirip dengan hyperthropic prostat. Menimbulkan banyak


kematian pada pria usia lanjut.

11. Kanker testis

Kanker testis adalah pertumbuhan sel-sel ganas di dalam testis (buah zakar), yang bisa
menyebabkan testis membesar atau menyebabkan adanya benjolan di dalam skrotum (kantung
zakar).

12. Impotensi

Impotensi yaitu ketidakmampuan ereksi ataupun mempertahankan ereksi penis pada pada
hubungan kelamin yang normal.

13. Infertilitas (kemandulan)


Yaitu ketidakmampuan menghasilkan ketururan. Infertilitas dapat disebabkan faktor di
pihak pria maupun pihak wanita. Pada pria infertilitas didefinisikan sebagai ketidakmampuan
mengfertilisasi ovum. Hal ini dapat disebabkan oleh:

- Gangguan spermatogenesis, misalnya karena testis terkena sinar radio aktif, terkena racun, infeksi,
atau gangguan hormon

- Tersumbatnya saluran sperma

- Jumlah sperma yang disalurkan terlalu sedikit

14. Gangguan menstruasi

Gangguan menstruasi pada wanita dibedakan menjadi dua jenis, yaitu amenore primer
dan amenore sekunder. Amenore primer adalah tidak terjadinya menstruasi sampai usia 17 tahun
dengan atau tanpa perkembangan seksual. Amenore sekunder adalah tidak terjadinya menstruasi
selama 3 – 6 bulan atau lebih pada orang yang tengah mengalami siklus menstruasi.

15. Kanker vagina

Kanker vagina tidak diketahui penyebabnya tetapi kemungkinan terjadi karena iritasi
yang diantaranya disebabkan oleh virus. Pengobatannya antara lain dengan kemoterapi dan bedah
laser.

16. Kanker serviks

Kanker serviks adalah keadaan dimana sel-sel abnormal tumbuh di seluruh lapisan epitel
serviks. Penanganannya dilakukan dengan mengangkat uterus, oviduk, ovarium, sepertiga bagian
atas vagina dan kelenjar limfe panggul.

17. Kanker ovarium

Kanker ovarium memiliki gejala yang tidak jelas. Dapat berupa rasa berat pada panggul,
perubahan fungsi saluran pencernaan atau mengalami pendarahan vagina abnormal. Penanganan
dapat dilakukan dengan pembedahan dan kemoterapi.

18. Kanker rahim

Kanker rahim (uterus) atau yang sebenarnya adalah kanker jaringan endometrium
adalah kanker yang sering terjadi di endometrium, tempat dimana janin tumbuh, sering terjadi pada
wanita usia 60-70 tahun.
19. Kanker payudara

Yaitu tumor yang bersifat ganas. Kanker payudara banyak terdapat pada wanita yang
telah menopause. Pengobatannya dengan operasi, sinar radio aktif, dan obat-obatan.

20. Fibroadenoma

Yaitu tumor yang bersifat jinak. Gejalanya berupa benjolan kenyal pada payudara.
Pengobatannya dengan operasi.

21. Endometriosis

Endometriosis adalah keadaan dimana jaringan endometrium terdapat di luar uterus,


yaitu dapat tumbuh di sekitar ovarium, oviduk atau jauh di luar uterus, misalnya di paru-paru. Gejala
endometriosis berupa nyeri perut, pinggang terasa sakit dan nyeri pada masa menstruasi. Jika tidak
ditangani, endometriosis dapat menyebabkan sulit terjadi kehamilan. Penanganannya dapat
dilakukan dengan pemberian obat-obatan, laparoskopi atau bedah laser.

22. Infeksi vagina

Gejala awal infeksi vagina berupa keputihan dan timbul gatal-gatal. Infeksi vagina
menyerang wanita usia produktif. Penyebabnya antara lain akibat hubungan kelamin, terutama bila
suami terkena infeksi, jamur atau bakteri.

23. Condyloma

Yaitu tumbuhnya bejolan keras berbungkul seperti bunga kol atau jengger ayam atau
dikenal sebagai kutil kelamin. Kutil kelamin atau condyloma merupakan penyakit menular seksual
yang disebabkan oleh human papilloma virus (HPV), atau virus yang menyebabkan keganasan pada
jaringan. Penyakit ini ditularkan melalui kontak langsung secara seksual dengan penderita HPV
lainnya. Penyakit ini ditemukan di seputar alat kelamin bagian luar, di dalam liang vagina, di sekitar
anus, hingga mulut rahim. Jika sampai menginfeksi leher rahim, dapat menyebabkan kanker mulut
rahim atau kanker serviks. Kutil kelamin dapat diobati dengan obat oles, suntik, maupun tindakan
operasi. Untuk tindakan operatif dapat dilakukan dengan menggunakan alat kotter (pemotong) oleh
tenaga medis. Pengobatan bisa dilakukan dengan obat topikal (oles).
24. Bartolinitis

Yaitu infeksi pada kelenjar bartolin. Bartolinitis dapat menimbulkan pembengkakan pada
alat kelamin luar wanita. Biasanya, pembengkakan disertai dengan rasa nyeri hebat bahkan sampai
tak bisa berjalan. Juga dapat disertai demam, seiring pembengkakan pada kelamin yang memerah.
Bartolinitis disebabkan oleh infeksi kuman pada kelenjar bartolin yang terletak di bagian dalam
vagina agak keluar. Penyakit ini disebabkan oleh Chlamydia, Gonorrhea, dsb. Bartolinitis dapat
menyumbat mulut kelenjar tempat diproduksinya cairan pelumas vagina. Akibat penyumbatan ini,
lama kelamaan cairan memenuhi kantong kelenjar sehingga disebut sebagai kista (kantong berisi
cairan). Untuk mengatasinya, pemberian antibiotik untuk mengurangi radang dan pembengkakan.
Jika terus berlanjut, dokter akan melakukan tindakan operatif untuk mengangkat kelenjar yang
membengkak.

25. Vulvovaginatis

Merupakan suatu peradangan pada vulva dan vagina yang sering menimbulkan gejala
keputihan (flour albus) yaitu keluarnya cairan putih/putih kehijauan dari vagina. Penyakit ini dapat
disebabkan oleh berbagai mikroorganisme misalnya Gardnerella vagimalis, Trichomonas vaginalis,
Candida albicans, virus herpes, Candyloma accuminata, dll.

26. Candidiasis / keputihan

Yaitu munculnya gumpalan seperti endapan susu berwarna putih. Disebabkan karena
infeksi jamur Candida albicans. Keputihan ini dapat muncul akibat ketidakseimbangan hormonal
yang disebabkan oleh kegemukan, pasca menstruasi, kehamilan, pemakaian alat kontrasepsi
hormonal, pengunaan obat-obatan steroid, kondisi organ intim yang terlalu lembap, dan lainnya.
Juga bisa merupakan akibat dari gula darah yang tidak terkontrol. Penanganan untuk candidiasis
cukup dengan menjaga kebersihan dan kelembapan organ intim wanita. Peggunaan sabun khusus
pembersih vagina dan menjaga agar di bagian intim tak terlalu lembap bisa dilakukan. Namun, jika
memang tak tertahankan dan menimbulkan gatal yang amat sangat, dapat diberikan obat antijamur
misalnya triazol atau imidazol.

27. Kista ovarium

Kista ovarium merupakan suatu pengumpulan cairan yang terjadi pada indung telur atau
ovarium. Cairan yang terkumpul ini dibungkus oleh semacam selaput yang terbentuk dari lapisan
terluar dari ovarium.

28. Infertilitas (kemandulan)

Pada wanita infertilitas disebabkan oleh:


- Kerusakan pada ovarium karena infeksi, racun, atau sinar radio aktif sehingga pembentukan ovum
terganggu

- Penyumbatan pada tuba fallopi

- Gangguan sistemik, misalnya gangguan hormon, diabetes mellitus, dsb

Sexually Transmitted Disease

Selain kelainan-kelainan di atas, ada juga beberapa penyakit yang ditularkan melalui
hubungan kelamin (Sexually Transmitted Disease), yaitu:

29. Syphilis

Syphilis ialah penyakit menular yang disebabkan oleh suatu bakteri berbentuk spiral
yaitu Treponema pallidum. Penyakit ini dapat menyerang berbagai organ dalam tubuh, dapat
ditularkan melalui hubungan seksual atau badaniah yang intim (misalnya ciuman), melalui transfusi
darah, serta melalui plasenta dari ibu ke bayinya.

30. Gonorrhoea

Gonorrhoea ialah suatu penyakit akut yang menyerang selaput lendir dari uretra,
serviks, rectum, kadang-kadang mata. Penyakit ini disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae.

31. Herpes Simplex Genitalis

Merupakan gangguan pada bagian luar kelamin berupa gelembung-gelembung berisi


cairan. Gelembung air diakibatkan karena infeksi virus Herpes (HSV2). Gejalanya dapat berupa
demam dan menimbulkan sensasi perih bila tersentuh. Bila menginfeksi sampai bagian dalam organ
intim wanita, virus ini bisa menyebabkan nyeri sendi hingga rasa pegal di area pinggang. Pengobatan
penyakit ini dengan obat antivirus. Pencegahannya dilakukan dengan menjaga daerah organ intim
agar tidak terlalu lembap dan tetap bersih.

32. Penyempitan Saluran Telur/ Oviduck

Kelainan ini merupakan faktor bawaan, tetapi adapula yang disebabkan karena infeksi
kuman tertentu. Saluran oviduk yang sempit akan membuat sperma sulit untuk menjangkau bagian
dalam saluran tersebut, sehingga menyebabkan pembuahan sulit terjadi.
33. Gonorhoe (Kencing Nanah)

Merupakan penyakit kelamin yang disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae.


Penyakit kelamin ini bisa menular melalui seks bebas. Gejalanya adalah keluar cairan berwarna
putih, rasa nyeri pada saat buang air kecil, pada pria mulut uretra bengkak dan agak merah.

34. HIV (AIDS)

Merupakan penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh sehingga dalam waktu
yang lama, penderita tidak memiliki sistem kekebalan tubuh. Akibatnya, penderita dapat terbunuh
oleh infeksi penyakit ringan, seperti flu atau tifus.
BAB II

PENUTUP

2.1 Kesimpulan
Dari pembahasan yang kita bahas di atas dapat disimpulkan bahwa:

ž Reproduksi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menghasilkan keturunan yang baru.
Tujuannya adalah untuk mempertahankan jenisnya dan melestarikan jenis agar tidak punah. Pada
manusia untuk mengahasilkan keturunan yang baru diawali dengan peristiwa fertilisasi. Sehingga
dengan demikian reproduksi pada manusia dilakukan dengan cara generative atau seksual.

2.2 Saran

Semoga makalah yang saya susun ini dapat sangat bermanfaat bagi para pembaca, dan
dapat memberikan pengetahuan seddikit tentang reproduksi yang dialami manusia, dan berbagai
macam penyakit yang bisa terjangkit pada sistem reproduksi. Saya mengetahui bahwa dalam
penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan baik dari segi penulisannya, bahasa dan
lain sebagainnya. Untuk itu saran dari pembaca yang bersifat membangun sangat saya harapkan
agar dapat terciptannya makalah yang baik yang dapat memberi pengetahuan yang benar kepada
penmbaca. Pesan dari saya mulailah membaca dari hal yang kecil untuk dapat mengetahui lebih
banyak hal yang belum anda ketahui. Dan jadikanlah membaca sebagai kebiasaan anda, karna
melalui membaca akan membuka lebih banyak gerbang ilmu untuk diri anda.
DAFTAR PUSTAKA

: http://memetmulyadi.blogspot.com/2010/03/sistem-reproduksi-pada-
manusia.html#ixzz2SENPgvXn
: http://ariefbudiyantoo.blogspot.com/2013/03/kelainan-dan-penyakit-pada-
sistem.html#ixzz2Sbb94VLa

MAKALAH ANATOMI FISIOLOGI SISTEM REPRODUKSI

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sistem reproduksi atau genetalia baik pria ataupun wanita terdiri dari 2 bagian, yaitu
genetalia interna dan genetalia eksterna.
Sistem reproduksi laki-laki atau sistem kelamin laki-laki terdiri dari sejumlah organ seks
yang merupakan bagian dari proses reproduksi manusia. Pada laki-laki, organ-organ
reproduksi ini terletak di luar tubuh manusia, sekitar panggul wilayah.
Organ utama pada laki-laki adalah penis dan testis yang memproduksi air mani dan
sperma, yang sebagai bagian dari hubungan seks pupuk sebuah ovum dalam wanita tubuh dan
ovum dibuahi ( zigot ) secara bertahap berkembang menjadi janin, yang kemudian lahir
sebagai anak.
Fungsi sistem reproduksi wanita dikendalikan / dipengaruhi oleh hormon-hormon
gondaotr opin / steroid dari poros hormonal thalamus – hipothalamus – hipofisis – adrenal –
ovarium.
Selain itu terdapat organ/sistem ekstragonad/ekstragenital yang juga dipengaruhi oleh
siklus reproduksi : payudara, kulit daerah tertentu, pigmen dan sebagainya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakan organ reproduksi wanita?
2. Bagaimanakah organ reproduksi pria?

C. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan organ reproduksi wanita.
2. Menjelaskan organ reproduksi pria.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sistem Reproduksi Wanita


Terdiri alat / organ eksternal dan internal, sebagian besar terletak dalam rongga
panggul. Eksternal (sampai vagina) : fungsi kopulasi
Internal : fungsi ovulasi, fertilisasi ovum, transportasi blastocyst, implantasi, pertumbuhan
fetus, kelahiran.

Fungsi sistem reproduksi wanita dikendalikan / dipengaruhi oleh hormon-hormon


gondaotropin / steroid dari poros hormonal thalamus – hipothalamus – hipofisis–adrenal–
ovarium. Selain itu terdapat organ/sistem ekstragonad/ ekstragenital yang juga dipengaruhi
oleh siklus reproduksi : payudara, kulit daerah tertentu, pigmen dan sebagainya.

1. Genitalia Eksterna

a. Vulva
Tampak dari luar (mulai dari mons pubis sampai tepi perineum), terdiri dari mons
pubis, labia mayora, labia minora, clitoris, hymen, vestibulum, orificium urethrae externum,
kelenjar-kelenjar pada dinding vagina.
b. Mons pubis / mons veneris
Lapisan lemak di bagian anterior symphisis os pubis.
Pada masa pubertas daerah ini mulai ditumbuhi rambut pubis.
c. Labia mayora
Lapisan lemak lanjutan mons pubis ke arah bawah dan belakang, banyak mengandung
pleksus vena. Homolog embriologik dengan skrotum pada pria. Ligamentum rotundum uteri
berakhir pada batas atas labia mayora. Di bagian bawah perineum, labia mayora menyatu
(pada commisura posterior).
d. Labia minora
Lipatan jaringan tipis di balik labia mayora, tidak mempunyai folikel rambut. Banyak
terdapat pembuluh darah, otot polos dan ujung serabut saraf.
e. Clitoris
Terdiri dari caput/glans clitoridis yang terletak di bagian superior vulva, dan corpus
clitoridis yang tertanam di dalam dinding anterior vagina. Homolog embriologik dengan
penis pada pria.
Terdapat juga reseptor androgen pada clitoris. Banyak pembuluh darah dan ujung serabut
saraf, sangat sensitif.
f. Vestibulum
Daerah dengan batas atas clitoris, batas bawah fourchet, batas lateral labia minora.
Berasal dari sinus urogenital. Terdapat 6 lubang/orificium, yaitu orificium urethrae externum,
introitus vaginae, ductus glandulae Bartholinii kanan-kiri dan duktus Skene kanan-kiri.
Antara fourchet dan vagina terdapat fossa navicularis.
g. Introitus / orificium vagina
Terletak di bagian bawah vestibulum. Pada gadis (virgo) tertutup lapisan tipis
bermukosa yaitu selaput dara / hymen, utuh tanpa robekan.
Hymen normal terdapat lubang kecil untuk aliran darah menstruasi, dapat berbentuk bulan
sabit, bulat, oval, cribiformis, septum atau fimbriae. Akibat coitus atau trauma lain, hymen
dapat robek dan bentuk lubang menjadi tidak beraturan dengan robekan (misalnya berbentuk
fimbriae). Bentuk himen postpartum disebut parous.
Corrunculae myrtiformis adalah sisa2 selaput dara yang robek yang tampak pada
wanita pernah melahirkan/ para.
Hymen yang abnormal, misalnya primer tidak berlubang (hymen imperforata) menutup total
lubang vagina, dapat menyebabkan darah menstruasi terkumpul di rongga genitalia interna.
h. Vagina
Rongga muskulomembranosa berbentuk tabung mulai dari tepi cervix uteri di bagian
kranial dorsal sampai ke vulva di bagian kaudal ventral. Daerah di sekitar cervix disebut
fornix, dibagi dalam 4 kuadran : fornix anterior, fornix posterior, dan fornix lateral kanan dan
kiri. Vagina memiliki dinding ventral dan dinding dorsal yang elastis. Dilapisi epitel
skuamosa berlapis, berubah mengikuti siklus haid.
Fungsi vagina : untuk mengeluarkan ekskresi uterus pada haid, untuk jalan lahir dan
untuk kopulasi (persetubuhan).
Bagian atas vagina terbentuk dari duktus Mulleri, bawah dari sinus urogenitalis. Batas dalam
secara klinis yaitu fornices anterior, posterior dan lateralis di sekitar cervix uteri.
Titik Grayenbergh (G-spot), merupakan titik daerah sensorik di sekitar 1/3 anterior
dinding vagina, sangat sensitif terhadap stimulasi orgasmus vaginal.
i. Perineum
Daerah antara tepi bawah vulva dengan tepi depan anus. Batas otot-otot diafragma pelvis
(m.levator ani, m.coccygeus) dan diafragma urogenitalis (m.perinealis transversus profunda,
m.constrictor urethra).
Perineal body adalah raphe median m.levator ani, antara anus dan vagina.
Perineum meregang pada persalinan, kadang perlu dipotong (episiotomi) untuk memperbesar
jalan lahir dan mencegah ruptur.

2. Genitalia Interna

a. Uterus (rahim)

Suatu organ muskular berbentuk seperti buah pir, dilapisi peritoneum (serosa). Selama
kehamilan berfungsi sebagai tempat implatansi, retensi dan nutrisi konseptus. Pada saat
persalinan dengan adanya kontraksi dinding uterus dan pembukaan serviks uterus, isi
konsepsi dikeluarkan. Terdiri dari corpus, fundus, cornu, isthmus dan serviks uteri. Dinding
rahim terdiri dari 3 lapisan yaitu :
- Lapisan serosa (lapisan peritoneum), di luar
- Lapisan otot (lapisan miometrium)di tengah
- Lapisan mukosa (endometrium) di dalam.
Fungsi utama uterus :
1) Setiap bulan berfungsi dalam pengeluaran darah haid dengan adanya perubahan dan
pelepasan dari endometrium
2) Tempat janin tumbuh dan berkembang
3) Tempat melekatnya plasenta
4) Pada kehamilan, persalinan dan nifas mengadakan kontraksi untuk lancarnya persalinan dan
kembalinya uterus pada saat involusi.

1) Serviks uteri (mulut rahim)

Bagian terbawah uterus, terdiri dari pars vaginalis (berbatasan / menembus dinding
dalam vagina) dan pars supravaginalis. Terdiri dari 3 komponen utama: otot polos, jalinan
jaringan ikat (kolagen dan glikosamin) dan elastin. Bagian luar di dalam rongga vagina yaitu
portio cervicis uteri (dinding) dengan lubang ostium uteri externum (luar, arah vagina)
dilapisi epitel skuamokolumnar mukosa serviks, dan ostium uteri internum (dalam, arah
cavum).

Sebelum melahirkan (nullipara/primigravida) lubang ostium externum bulat kecil,


setelah pernah/riwayat melahirkan (primipara/ multigravida) berbentuk garis melintang.
Posisi serviks mengarah ke kaudal-posterior, setinggi spina ischiadica. Kelenjar mukosa
serviks menghasilkan lendir getah serviks yang mengandung glikoprotein kaya karbohidrat
(musin) dan larutan berbagai garam, peptida dan air. Ketebalan mukosa dan viskositas lendir
serviks dipengaruhi siklus haid.

2) Corpus uteri (batang/badan rahim)

Terdiri dari : paling luar lapisan serosa/peritoneum yang melekat pada ligamentum
latum uteri di intraabdomen, tengah lapisan muskular/miometrium berupa otot polos tiga
lapis (dari luar ke dalam arah serabut otot longitudinal, anyaman dan sirkular), serta dalam
lapisan endometrium yang melapisi dinding cavum uteri, menebal dan runtuh sesuai siklus
haid akibat pengaruh hormon-hormon ovarium. Posisi corpus intraabdomen mendatar dengan
fleksi ke anterior, fundus uteri berada di atas vesica urinaria.
Proporsi ukuran corpus terhadap isthmus dan serviks uterus bervariasi selama
pertumbuhan dan perkembangan wanita.

3) Ligamenta penyangga uterus

Ligamentum latum uteri, ligamentum rotundum uteri, ligamentum cardinale,


ligamentum ovarii, ligamentum sacrouterina propium, ligamentum infundibulopelvicum,
ligamentum vesicouterina, ligamentum rectouterina.

a) Ligamentum Latum
Terletak di kanan kiri uterus meluas sampai dinding rongga panggul dan dasar panggul,
seolah-olah menggantung pada tuba. Ruangan antar kedua lembar dari lipatan ini terisi oleh
jaringan yang longgar disebut parametrium dimana berjalan arteria, vena uterina pembuluh
limpa dan ureter.
b) Ligamentum Rotundum (Ligamentum Teres Uteri)
Terdapat pada bagian atas lateral dari uterus, kaudal dari insersi tuba, kedua ligamen ini
melelui kanalis inguinalis kebagian kranial labium mayus. Terdiri dari jaringan otot polos dan
jaringan ikat ligamen. Ligamen ini menahan uterus dalam antefleksi. Pada saat hamil
mengalami hypertrophi dan dapat diraba dengan pemeriksaan luar.
c) Ligamentum Infundibulo Pelvikum ( Ligamen suspensorium)
Ada 2 buah kiri kanan dari infundibulum dan ovarium, ligamen ini menggantungkan uterus
pada dinding panggul. Antara sudut tuba dan ovarium terdapat ligamentum ovarii propium.
d) Ligamentum Kardinale ( lateral pelvic ligament/Mackenrodt’s ligament)
Terdapat di kiri kanan dari serviks setinggi ostium internum ke dinding panggul. Ligamen ini
membantu mempertahankan uterus tetap pada posisi tengah (menghalangi pergerakan ke
kanan ke kiri) dan mencegah prolap.
e) Ligamentum Sakro Uterinum
Terdapat di kiri kanan dari serviks sebelah belakang ke sakrum mengelilingi rektum.
f) Ligamentum Vesiko Uterinum
Dari uterus ke kandung kencing
4) Vaskularisasi uterus
Terutama dari arteri uterina cabang arteri hypogastrica/illiaca interna, serta arteri ovarica
cabang aorta abdominalis.
a) Arteri uterina
Berasal dari arteria hypogastrica yang melalui ligamentum latum menuju ke sisi uterus kira-
kira setinggi OUI dan memberi darah pada uterus dan bagian atas vagina dan mengadakan
anastomose dengan arteria ovarica.
b) Arteri ovarica
Berasal dari aorta masuk ke ligamen latum melalui ligamen infundibulo pelvicum dan
memberi darah pada ovarium, tuba dan fundus uteri.
Darah dari uterus dialirkan melalui vena uterina dan vena ovarica yang sejalan dengan
arterinya hanya vena ovarica kiri tidak masuk langsung ke dalam vena cava inferior, tetapi
melalui vena renalis sinistra.
b. Salping / Tuba Falopii

Embriologik uterus dan tuba berasal dari ductus Mulleri. Sepasang tuba kiri-kanan,
panjang 8-14 cm, berfungsi sebagai jalan transportasi ovum dari ovarium sampai cavum uteri.

Dinding tuba terdiri tiga lapisan : serosa, muskular (longitudinal dan sirkular) serta
mukosa dengan epitel bersilia. Terdiri dari pars interstitialis, pars isthmica, pars ampularis,
serta pars infundibulum dengan fimbria, dengan karakteristik silia dan ketebalan dinding
yang berbeda-beda pada setiap bagiannya.
1) Pars isthmica (proksimal/isthmus)
Merupakan bagian dengan lumen tersempit, terdapat sfingter uterotuba pengendali transfer
gamet.
2) Pars ampularis (medial/ampula)
Tempat yang sering terjadi fertilisasi adalah daerah ampula / infundibulum, dan pada hamil
ektopik (patologik) sering juga terjadi implantasi di dinding tuba bagian ini.
3) Pars infundibulum (distal)
Dilengkapi dengan fimbriae serta ostium tubae abdominale pada ujungnya, melekat dengan
permukaan ovarium. Fimbriae berfungsi “menangkap” ovum yang keluar saat ovulasi dari
permukaan ovarium, dan membawanya ke dalam tuba.
4) Mesosalping
Jaringan ikat penyangga tuba (seperti halnya mesenterium pada usus).
c. Ovarium

Organ endokrin berbentuk oval, terletak di dalam rongga peritoneum, sepasang kiri-
kanan. Dilapisi mesovarium, sebagai jaringan ikat dan jalan pembuluh darah dan saraf.
Terdiri dari korteks dan medula. Ovarium berfungsi dalam pembentukan dan pematangan
folikel menjadi ovum (dari sel epitel germinal primordial di lapisan terluar epital ovarium di
korteks), ovulasi (pengeluaran ovum), sintesis dan sekresi hormon-hormon steroid (estrogen
oleh teka interna folikel, progesteron oleh korpus luteum pascaovulasi). Berhubungan
dengan pars infundibulum tuba Falopii melalui perlekatan fimbriae. Fimbriae “menangkap”
ovum yang dilepaskan pada saat ovulasi.

Fungsi ovarium adalah :


1. Mengeluarkan hormon estrogen dan progesteron
2. Mengeluarkan telur setiap bulan
Ovarium terfiksasi oleh ligamentum ovarii proprium, ligamentum
infundibulopelvicum dan jaringan ikat mesovarium. Vaskularisasi dari cabang aorta
abdominalis inferior terhadap arteri renalis.

d. Vagina
Adalah liang atau saluran yang menghubungkan vulva dan rahim, terletak diantara
kandung kencing dan rectum. Dinding depan vagina panjangnya 7-9 cm dan dinding
belakang 9-11 cm. dinding vagina berlipat-lipat yang berjalan sirkuler dan disebut rugae,
sedangkan ditengahnya ada bagian yang lebih keras disebut kolumna rugarum. Dinding
vagina terdiri dari 3 lapisan yaitu : lapisan mukosa yang merupakan kulit, lapisan otot dan
lapisan jaringan ikat. Berbatasan dengan serviks membentuk ruangan lengkung, antara lain
forniks lateral kanan kiri, forniks anterior dan posterior.
Bagian dari serviks yang menonjol ke dalam vagina disebut portio. Suplai darah vagina
diperoleh dari arteria uterina, arteria vesikalis inferior, arteria hemoroidalis mediana san
arteria pudendus interna. Fungsi penting vagina adalah :
- Saluran keluar untuk mengalirkan darah haid dan sekret lain dari rahim
- Alat untuk bersenggama
- Jalan lahir pada waktu bersalin
B. Sistem Reproduksi Pria
Sistem reproduksi pria meliputi organ-organ reproduksi, spermatogenesis dan hormon
pada pria. Organ reproduksi pria terdiri atas organ reproduksi dalam dan organ reproduksi
luar.

1. Organ Reproduksi Dalam

Organ reproduksi dalam pria terdiri dari:

a. Testis

Testis (gonad jantan) berbentuk oval dan terletak didalam kantung pelir (skrotum).
Testis berjumlah sepasang (testes = jamak). Testis terdapat di bagian tubuh sebelah kiri dan
kanan. Testis kiri dan kanan dibatasi oleh suatu sekat yang terdiri dari serat jaringan ikat dan
otot polos. testis adalah sepasang struktur oval , agak gepeng dengan panjang 4 cm sampai 5
cm (1,5 inci sampai 2 inci) dan berdiameter 2,5 cm (1 inci).
Fungsi testis, terdiri dari :
1) Membentuk gamet-gamet baru yaitu spermatozoa, dilakukan di Tubulus seminiferus.
2) Menghasilkan hormon testosteron, dilakukan oleh sel interstial.
Bersama dengan epididimis, testis berada dalam kantung skrotum. Dinding yang
memisahkan testis dengan epididimis disebut tunica vaginalis. Tunica vaginalis dibentuk dari
peritoneum abdominalis yang mengadakan migrasi kedalam skrotum saat berkembangnya
genitalia interna pria.
1) Turnika albuginca adalah kapsul jaringan ikat yang membungkus testis dan merentang ke
arah dalam untuk membaginya menjadi sekitar 250 lobulus.
2) Tubulus seminiferus, tempat berlangsungnya spermatogenesis, terlilit dalam lobulus.
epitelium germinal khusus yang melapisi tubulus seminiferus mengandung sel-sel batang
(spermatogonia) yang kemudian menjadi sperma: sel-sel Sertoli yang menompang dan
memberi nutrisi sperma yang sedang berkembang : dan sel-sel interstisial (leydig), yang
memiliki fungsi endokrin.
b. Saluran Pengeluaran

Saluran pengeluaran pada organ reproduksi dalam pria terdiri dari epididimis, vas
deferens, saluran ejakulasi dan uretra.

1) Epididimis

Epididimis merupakan saluran berkelok-kelok di dalam skrotum yang keluar dari


testis. Epididimis berjumlah sepasang di sebelah kanan dan kiri. Epididimis berfungsi sebagai
tempat penyimpanan sementara sperma sampai sperma menjadi matang dan bergerak menuju
vas deferens.

2) Vas Deferens

Vas deferens atau saluran sperma (duktus deferens) merupakan saluran lurus yang
mengarah ke atas dan merupakan lanjutan dari epididimis dengan panjang sekitar 45 cm dan
dimulai dari ujung bawah epididimis kemudian naik sepanjang aspek posterior testis.

Setelah meninggalkan bagian belakang testis, vas deferen melewati chorda spermatica
menuju kedalam abdomen. Setelah menyilang ureter, vas deferen menuju ke duktus vesikula
seminalis.. Vas deferens tidak menempel pada testis dan ujung salurannya terdapat di dalam
kelenjar prostat. Vas deferens berfungsi sebagai saluran tempat jalannya sperma dari
epididimis menuju kantung semen atau kantung mani (vesikula seminalis).

3) Saluran Ejakulasi

Saluran ejakulasi merupakan saluran pendek yang menghubungkan kantung semen


dengan uretra. Saluran ini berfungsi untuk mengeluarkan sperma agar masuk ke dalam uretra.

4) Uretra

Uretra merupakan saluran akhir reproduksi yang terdapat di dalam penis. Uretra
berfungsi sebagai saluran kelamin yang berasal dari kantung semen dan saluran untuk
membuang urin dari kantung kemih.
c. Kelenjar Asesoris

Selama sperma melalui saluran pengeluaran, terjadi penambahan berbagai getah


kelamin yang dihasilkan oleh kelenjar asesoris. Getah-getah ini berfungsi untuk
mempertahankan kelangsungan hidup dan pergerakakan sperma. Kelenjar asesoris
merupakan kelenjar kelamin yang terdiri dari vesikula seminalis, kelenjar prostat dan kelenjar
Cowper.

1) Vesikula seminalis

Vesikula seminalis atau kantung semen (kantung mani) merupakan kelenjar berlekuk-
lekuk yang terletak di belakang kantung kemih. Dinding vesikula seminalis menghasilkan zat
makanan yang merupakan sumber makanan bagi sperma.

2) Kelenjar prostat

prostat
Kelenjar Prostat sebagian struktur berupa kelenjar dan sebagian lainnya otot. Struktur
ini mengelilingi urethra pria. Organ berukuran 2.5x3-5x4.5 cm. Lobus media prostat secara
histologis merupakan zona transisional berbentuk baji yang secara langsung mengelilingi
urethra dan memisahkannya dengan ductus ejaculatorius. Saat terjadi hipertrofi, lobus media
dapat menyumbat aliran urine. Prostat bagian anterior sebagian besar terdiri dari jaringan
fibromuskular. Semua jaringan otot pada vas deferen , prostat , prostat disebitar urethra dan
vesicula seminalis terlibat dalam proses ejakulasi. Sekresi prostat menyumbang 15% volume
total cairan semen.

Kelenjar prostat melingkari bagian atas uretra dan terletak di bagian bawah kantung
kemih. Kelenjar prostat menghasilkan getah yang mengandung kolesterol, garam dan
fosfolipid yang berperan untuk kelangsungan hidup sperma. Menambah cairan alkalis pada
cairan seminalis yang berguna untuk menlindungi spermatozoa terhadap sifat asam yang
terapat pada uretra dan vagina. Di bawah kelenjar ini terdapat Kelenjar Bulbo Uretralis yang
memilki panjang 2-5 cm. fungsi hampir sama dengan kelenjar prostat.
3) Kelenjar Cowper
Kelenjar Cowper (kelenjar bulbouretra) merupakan kelenjar yang salurannya langsung
menuju uretra. Kelenjar Cowper menghasilkan getah yang bersifat alkali (basa).

2. Organ Reproduksi Luar


Organ reproduksi luar pria terdiri dari penis dan skrotum.

a. Penis

Penis terdiri dari tiga bagian akar batang dan glans penis yang membesar yang banyak
mengandung ujung – ujung saraf sensorik. Penis terdiri dari tiga rongga yang berisi jaringan
spons. Dua rongga yang terletak di bagian atas berupa jaringan spons korpus kavernosa. Satu
rongga lagi berada di bagian bawah yang berupa jaringan spons korpus spongiosum yang
membungkus uretra. Uretra pada penis dikelilingi oleh jaringan erektil yang rongga-
rongganya banyak mengandung pembuluh darah dan ujung-ujung saraf perasa.

1) Kulit penis tipis dan tidak berambut kecuali didekat akar organ. Preposium ( kulup ) adalah
lipatan sirkular kulit longgar yang merentang menutupi glans penis kecuali jika diangkat
melalui sirkumsisi. Korona adalah ujung proksimal glans penis.

2) Badan penis dibentuk dari tiga masa jaringan erektil silindris dua korpus kavernosum
spongiosum vebtral di sekitar uretra.

a) Jaringan erektil adalah jaring – jaring ruang darah ireguler (vinusa sinusoid) yang diperdarai
oleh arteriol aferen dan kapiler didrainase oleh venula dan dikelilingi jaringan ikat rapat yang
disebut tunika albuginea
b) Korpus konvernosum dikelilingi oleh jaringan ikat rapat disebut tunika albugnea.
3) Mekanisme ereaksi penis. Ereksi adalah salah satu fungsi vaskular korpuskavernosum
dibawah pengendalian SSO.

b. Skrotum

Adalah kantong longgar yang tersusun dari kulit, fasia, dan otot polos yang
membungkus dan menompangtestis di luar tubuh pada suhu optimum untuk produksi
spermatozoa.

1) Dua kantong skrotal, satiap skrotal berisi satu testis tungggal, dipisahkan oleh septum
internal.
2) Otot dartos adalah lapisan serabut dalam fasia dasar yang berkontraksi untuk membentuk
kerutan pada kulit skrotal sebagai respons terhadap udara dingin atau eksitasi seksual.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Terdiri alat / organ eksternal dan internal, sebagian besar terletak dalam rongga
panggul. Eksternal (sampai vagina) : fungsi kopulasi
Internal : fungsi ovulasi, fertilisasi ovum, transportasi blastocyst, implantasi, pertumbuhan
fetus, kelahiran.

Anatomi Saluran Reproduksi pada pria, terdiri dari:

1. Struktur luar

a. Penis

o Akar (menempel pada didnding perut)

o Badan (merupakan bagian tengah dari penis)

o Glans penis (ujung penis yang berbentuk seperti kerucut).

o Lubang uretra (saluran tempat keluarnya semen dan air kemih)

o Pada pria yang tidak disunat (sirkumsisi), kulit depan (preputium)

b. Skrotum

c. Testis

2. Struktur dalamnya

a. Vas deferens.

b. Kelenjar Prostat .

c. Vesikula seminalis.

d. Epididimis

e. Funikulus Spermatikus

f. Uretra
DAFTAR PUSTAKA

Gibson, John. 1995. Anatomi dan Fisiologi Modern Untuk Perawat. Jakarta: EGC.

Jarvis, Sarrah. 2011. Ensiklopedi Kesehatan Wanita. Jakarta: Erlangga.

Heffner, Linda. 2008. Sistem Reproduksi. Jakarta: Erlangga.

Salmah, dkk. 2006. Asuhan Kebidanan Antenatal. Jakarta: EGC

Scott, J. 2002. Danforth Buku Saku Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: Widya Medika.

Syaifuddin,1997, Anatomi Fisiologi untuk siswa perawat.jakarta:EGC.

Dewi, Rosana & dkk, 2003,biologi 2B, Klaten: Intan pariwara.

Http//rudyregobiz.wordpress.com/2009/11/18/system-reproduksi-pada-manusia/

Http//info.medis.blogspot.com

Anatomi sistem reproduksi wanita dan pria

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Sistem reproduksi laki-laki dan perempuan atau sistem kelamin laki-laki dan
perempuan terdiri dari sejumlah organ seks yang merupakan bagian dari proses reproduksi
manusia. Pada laki-laki, organ-organ reproduksi ini terletak di luar tubuh manusia sekitar
panggul wilayah. Sedangkan pada perempuan terletak dalam panggul.
Cara organ tubuh reproduksi berkembang sangat menakjubkan. Sel benih ovarium
pada wanita maupun sel benih sperma pada laki-laki tampak pada awal kehidupan janin.
Kejadian bagaimana sel reproduksi ini digerakan ke daerah tepat yang telah ditentukan,yaitu
ovarium dan testis merupakan suatu rahasia agung dan indah.
Ovum adalah sel benih dalam ovarium. Pada saat remaja sel benih ini berkembang
bersamaan dengan perubahan yang sangat menentukan sifat perempuan. Organ-organ
reproduksi membentuk apa yang dikenal sebagai traktus genitalis, yang berhubungan dengan
traktus urinarius. Pada wanita,meskipun traktus genitalisnya erat berhubungan dengan traktus
urinarius, tidak bersambung. Traktus genitalis wanita bersambung dengan rongga
peritoneum.

2. Tujuan Penulisan
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memberikan penjelasan yang lebih
mendalam mengenai anatomi dan fisiologi sistem reproduksi pada pria dan wanita.
Diharapkan mahasiswa dapat memahami konsep-konsep dan teori mengenai sistem
reproduksi pada pria dan wanita.

3. Rumusan Masalah
 Apa saja bagian genetalia pria dan wanita.
 Menjelaskan tentang anatomi fisiologi genetalia pria dan wanita.

BAB II
PEMBAHASAN

1. ANATOMI SISTEM REPRODUKSI WANITA

 Organ Genitalia Feminina Eksterna

a. Vulva
Tampak dari luar (mulai dari mons pubis sampai tepi perineum), terdiri dari mons pubis,
labia mayora, labia minora, clitoris, hymen, vestibulum, orificium urethrae externum,
kelenjar-kelenjar pada dinding vagina.

b. Mons pubis / mons veneris


Lapisan lemak di bagian anterior symphisis os pubis. Pada masa pubertas daerah ini mulai
ditumbuhi rambut pubis.
c. Labia mayora
Lapisan lemak lanjutan mons pubis ke arah bawah dan belakang, banyak mengandung
pleksus vena. Homolog embriologik dengan skrotum pada pria. Ligamentum rotundum uteri
berakhir pada batas atas labia mayora. Di bagian bawah perineum, labia mayora menyatu
(pada commisura posterior).

d. Labia minora
Lipatan jaringan tipis di balik labia mayora, tidak mempunyai folikel rambut. Banyak
terdapat pembuluh darah, otot polos dan ujung serabut saraf.

e. Clitoris
Terdiri dari caput/glans clitoridis yang terletak di bagian superior vulva, dan corpus
clitoridis yang tertanam di dalam dinding anterior vagina. Homolog embriologik dengan
penis pada pria. Terdapat juga reseptor androgen pada clitoris. Banyak pembuluh darah dan
ujung serabut saraf, sangat sensitif.

f. Vestibulum
Daerah dengan batas atas clitoris, batas bawah fourchet, batas lateral labia minora.
Berasal dari sinus urogenital. Terdapat 6 lubang/orificium, yaitu orificium urethrae externum,
introitus vaginae, ductus glandulae Bartholinii kanan-kiri dan duktus Skene kanan-kiri.
Antara fourchet dan vagina terdapat fossa navicularis.

g. Introitus / orificium vagina


Terletak di bagian bawah vestibulum. Pada gadis (virgo) tertutup lapisan tipis bermukosa
yaitu selaput dara / hymen, utuh tanpa robekan. Hymen normal terdapat lubang kecil untuk
aliran darah menstruasi, dapat berbentuk bulan sabit, bulat, oval, cribiformis, septum atau
fimbriae. Akibat coitus atau trauma lain, hymen dapat robek dan bentuk lubang menjadi tidak
beraturan dengan robekan (misalnya berbentuk fimbriae). Bentuk himen postpartum disebut
parous.
Corrunculae myrtiformis adalah sisa2 selaput dara yang robek yang tampak pada wanita
pernah melahirkan / para. Hymen yang abnormal, misalnya primer tidak berlubang (hymen
imperforata) menutup total lubang vagina, dapat menyebabkan darah menstruasi terkumpul di
rongga genitalia interna.
h. Perineum
Daerah antara tepi bawah vulva dengan tepi depan anus. Batas otot-otot diafragma pelvis
(m.levator ani, m.coccygeus) dan diafragma urogenitalis (m.perinealis transversus profunda,
m.constrictor urethra).
Perineal body adalah raphe median m.levator ani, antara anus dan vagina. Perineum
meregang pada persalinan, kadang perlu dipotong (episiotomi) untuk memperbesar jalan lahir
dan mencegah ruptur.

i. Bulbus Vestibuli
Jaringan erektil pada sisi ostium vagina dan ditutup oleh m. bulbospongiosum. Homolog
dengan bulbus penis pada pria. Bulbus vestibuli dextra dan sinistra merupakan pengumpulan
vena dibawah selaput lendir vestibulum, dekat ramus ossis pubis. Panjangx 3-4 cm, lebarnya
1-2 cm, dan tebalnya 0,5-1 cm. Bulbus vestibuli mengandung banyak pembuluh darah,
sebagian tertutup oleh muskulus iskio kavernosum dan muskulus konstriktor vagina.
Glandula Vestibularis Major (glandula bartholini) dibelakang bulbus vestibule.

 Organ Genitalia Feminine Interna

a. Uterus
Struktur uterus adalah organ yang tebal, berotot, berbentuk buah pir, dan terletak di
dalam pelvis, antara rektum di belakang dan kandung kencing di depan. Ototnya disebut
miometrium dan selaput lendir yang melapisi sebelah dalamnnya disebut endometrium.
Ligamentum latum uteri di bentuk oleh dua lapis peritoneum, di setiap sisi uterus terdapat
ovarium dan tuba uterina. Persediaan darah didapatkan dari arteri uterina dan arteri ovaria.
Panjang uterus adalah 5 sampai 8 cm, dan beratnya 30 sampai 60 gram. Uterus terbagi atas
tiga bagian, yaitu:
- Fundus ,bagian cembung diatas muara tuba uterina.
- Badan uterus melebar dari fundus ke serviks
- Serviks,bagian bawah yang sempit pada uterus
Dinding uterus terdiri dari 3 lapisan yaitu:
1. Endometrium, mempunyai dua bagian yaitu stratum fungsionale yang mengalami perubahan
sesuai dengan siklus menstruasi dan stratum basale.
2. Myometrium
3. Perimetrium, merupakan peritoneum yang menutupi uterus. Kelateral melanjutkan diri
kedalam ligamentum latum.

Fungsi uterus yaitu, untuk menahan ovum yang telah dibuahi selama
perkembangan.sebutir ovum setelah keluar dari ovarium diantarkan melalui tuba uterina ke
uterus.Sewaktu hamil secara normal berlangsung selama kira-kira 40 minggu, uterus
bertambah besar, dindingnya menjadi tipis, tetapi lebih kuat dan membesar sampai keluar
pelvis masuk ke dalem rongga abdomen pada masa pertumbuhan fetus. Pada waktu saatnya
tiba dan mulas tanda melahirkan mulai, uterus berkonstraksi secara ritmis dan mendorong
bayi dan plasenta keluar kemudian kembali ke ukuran normalnya melalui proses yang dikenal
sebagai involusi.

b. Vagina (liang kemaluan atau liang senggama)


Vagina adalah tabung berotot yang dilapisi membran dari jenis epitelium bergaris
yang khusus, dialiri pembuluh darah dan serabut saraf secara berlimpah. Panjang vagina
yaitu, dari vestibula hingga uterus(rahim). Permukaan anterior vagina menyentuh basis
kandung kencing dan uretra, sedangkan dinding posteriornya menyentuh rektum dan kantong
rekto-vaginal (ruang douglas). Seperampat sebelah bawah vagina menyentuh badan
perineum.
Sturktur vagina, dinding vagina terdiri atas tiga lapis, antara lain lapisan dalam adalah
selaput lender (membran mukosa) yang dilengkapi lipatan-lipatan atau rugae, sehingga
mempunyai rupa seakan-akan ditutupi papilla (selaput lendir vagina teerdiri atas sel epitel
gepeng berlapis), lapisan luar adalah lapisan berotot yang terdiri atas serabut longitudinal dan
melingkar,dan diantara kedua lapisan ini terdapat sebuah lapisan dan jaringan erektil terdiri
atas jaringan areoler, pembuluh darah, dan beberapa serabut otot tak bergaris.
Fungsi vagina : untuk mengeluarkan ekskresi uterus pada haid, untuk jalan lahir dan
untuk kopulasi (persetubuhan).
Bagian atas vagina terbentuk dari duktus Mulleri, bawah dari sinus urogenitalis. Batas
dalam secara klinis yaitu fornices anterior, posterior dan lateralis di sekitar cervix uteri. Titik
Grayenbergh (G-spot), merupakan titik daerah sensorik di sekitar 1/3 anterior dinding vagina,
sangat sensitif terhadap stimulasi orgasmus vaginal.
c. Serviks uteri
Bagian terbawah uterus, terdiri dari pars vaginalis (berbatasan / menembus dinding
dalam vagina) dan pars supravaginalis. Terdiri dari 3 komponen utama: otot polos, jalinan
jaringan ikat (kolagen dan glikosamin) dan elastin. Bagian luar di dalam rongga vagina yaitu
portio cervicis uteri (dinding) dengan lubang ostium uteri externum (luar, arah vagina)
dilapisi epitel skuamokolumnar mukosa serviks, dan ostium uteri internum (dalam, arah
cavum). Sebelum melahirkan (nullipara/primigravida) lubang ostium externum bulat kecil,
setelah pernah/riwayat melahirkan (primipara/ multigravida) berbentuk garis melintang.
Posisi serviks mengarah ke kaudal-posterior, setinggi spina ischiadica. Kelenjar mukosa
serviks menghasilkan lendir getah serviks yang mengandung glikoprotein kaya karbohidrat
(musin) dan larutan berbagai garam, peptida dan air. Ketebalan mukosa dan viskositas lendir
serviks dipengaruhi siklus haid.

d. Corpus uteri
Terdiri dari : paling luar lapisan serosa/peritoneum yang melekat pada ligamentum
latum uteri di intraabdomen, tengah lapisan muskular/miometrium berupa otot polos tiga
lapis (dari luar ke dalam arah serabut otot longitudinal, anyaman dan sirkular), serta dalam
lapisan endometrium yang melapisi dinding cavum uteri, menebal dan runtuh sesuai siklus
haid akibat pengaruh hormon-hormon ovarium. Posisi corpus intraabdomen mendatar dengan
fleksi ke anterior, fundus uteri berada di atas vesica urinaria.
Proporsi ukuran corpus terhadap isthmus dan serviks uterus bervariasi selama
pertumbuhan dan perkembangan wanita.

e. Ligamenta penyangga uterus


Ligamentum latum uteri, ligamentum rotundum uteri, ligamentum cardinale,
ligamentum ovarii, ligamentum sacrouterina propium, ligamentum infundibulopelvicum,
ligamentum vesicouterina, ligamentum rectouterina.

f. Salping / Tuba Falopii


Embriologik uterus dan tuba berasal dari ductus Mulleri. Sepasang tuba kiri-kanan,
panjang 8-14 cm, berfungsi sebagai jalan transportasi ovum dari ovarium sampai cavum uteri.
Dinding tuba terdiri tiga lapisan : serosa, muskular (longitudinal dan sirkular) serta mukosa
dengan epitel bersilia.
Terdiri dari pars interstitialis, pars isthmica, pars ampularis, serta pars infundibulum
dengan fimbria, dengan karakteristik silia dan ketebalan dinding yang berbeda-beda pada
setiap bagiannya (gambar).

g. Pars isthmica (proksimal/isthmus)


Merupakan bagian dengan lumen tersempit, terdapat sfingter uterotuba pengendali
transfer gamet.

h. Pars ampularis (medial/ampula)


Tempat yang sering terjadi fertilisasi adalah daerah ampula / infundibulum, dan pada
hamil ektopik (patologik) sering juga terjadi implantasi di dinding tuba bagian ini.

i. Pars infundibulum (distal)


Dilengkapi dengan fimbriae serta ostium tubae abdominale pada ujungnya, melekat
dengan permukaan ovarium. Fimbriae berfungsi “menangkap” ovum yang keluar saat ovulasi
dari permukaan ovarium, dan membawanya ke dalam tuba.

j. Mesosalping
Jaringan ikat penyangga tuba (seperti halnya mesenterium pada usus).

k. Ovarium
Kedua ovarium adalah kelenjar berbentuk biji buah kenari, terletak di kanan dan kiri
uterus, di bawah uba uterina, dan terikat di sebelah belakang oleh ligamentum latum uteri.
Ovarium berisi sejumlah besar ovum belum matang, yang disebut oosit primer. Setiap oosit
dikelilingi sekelompok sel folikel pemberi makanan. Setiap bulan sebuah folikel berkembang
dan sebuah ovum dilepaskan dan dikeluarkan pada saat kira-kira pertengahan (hari ke-14)
siklus menstruasi.

Pematangan folikel graaf dan pengeluaran ovum disebut ovulasi. Bila folikel graaf
sobek, maka terjadi sedikit perdarahan, terjadi penggumpalan darah di dalam ruang folikel,
dan sel-sel yang berwarna kuning yang berasal dai dinding folikel tumbuh masuk ke dalam
gumpalan itu dan membentuk korpus luteum atau badan kuning. Bila ovum yang keluar itu di
buahi, korpus luteum tumbuh terus sampai beberapa bulan, menjadi sangat besar, dan mulai
atrofik setelah kia-kira5 sampai 6 bulan kemudian. Bila ovum tidak di buahi, korpus luteum
bertahan hanya sampai 12 sampai 14 hari, sampai tepat sebelum permulaan masa menstruasi
berikutnya, kemudian menjadi atrofik dan diganti jaringan perut.

2. ANATOMI SISTEM REPRODUKSI PRIA

 Organ Genetalia Masculine Externa


a. Penis
Penis terdiri jaringan kavernosa (erektil) dan dilalui uretra. Ujung penis disebut glans.
Glands penis ini mengandung jaringan erektil dan berlanjut ke korpus spongiosum. Glans
dilapisi lapisan kulit tipis berlipat, yang dapat ditarik ke proksimal disebut preputium (kulit
luar), preputium ini dibuang saat dilkukan pembedahaan (sirkumsisi). Penis berfungsi sebagai
penetrasi. Penetrasi pada wanita memungkinkan terjadinya deposisi semen dekat serviks
uterus.

 Penis terdiri dari:


1. Akar (menempel pada didnding perut)
2. Badan (merupakan bagian tengah dari penis)
3. Glans penis (ujung penis yang berbentuk seperti kerucut).
4. Lubang uretra (saluran tempat keluarnya semen dan air kemih) terdapat di ujung glans penis.
Dasar glans penis disebut korona.
5. Pada pria yang tidak disunat (sirkumsisi), kulit depan (preputium) membentang mulai dari
korona menutupi glans penis.
 Badan penis terdiri dari 3 rongga silindris (sinus) jaringan erektil:
1. 2 rongga yang berukuran lebih besar disebut korpus kavernosus, terletak bersebelahan.
2. Rongga yang ketiga disebut korpus spongiosum, mengelilingi uretra. Jika rongga tersebut
terisi darah, maka penis menjadi lebih besar, kaku dan tegak (mengalami ereksi).
b. Skrotum
Skrotum merupakan kantung berkulit tipis yang mengelilingi dan melindungi testis.
Skrotum juga bertindak sebagai sistem pengontrol suhu untuk testis, karena agar sperma
terbentuk secara normal, testis harus memiliki suhu yang sedikit lebih rendah dibandingkan
dengan suhu tubuh.
Otot kremaster pada dinding skrotum akan mengendur atau mengencang sehinnga testis
menggantung lebih jauh dari tubuh (dan suhunya menjadi lebih dingin) atau lebih dekat ke
tubuh (dan suhunya menjadi lebih hangat).

 Organ Genetalia Masculine Interna

a. Testis
Testis merupakan sepasang struktur berbentuk oval,agak gepeng dengan panjang sekitar 4
cm dan diameter sekitar 2.5 cm. Testis berada didalam skrotum bersama epididimis yaitu
kantung ekstraabdomen tepat dibawah penis. Biasanya testis kiri agak lebih rendah dari testis
kanan.
Testis menghasilkan Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing Hormone (LH)
juga hormon testosterone. Fungsi testis, terdiri dari :
1.Membentuk gamet-gamet baru yaitu spermatozoa, dilakukan di Tubulus seminiferus.
2.Menghasilkan hormon testosteron, dilakukan oleh sel interstial.
3.Struktur dalamnya terdiri dari : vas deferens, uretra, kelenjar prostat dan vesikula
seminalis.Alat kelamin laki-laki terbagi atas 3 bagian :
b. Vas deferens
Vas deferens merupakan saluran yang membawa sperma dari epididimis. Panjangnya 45
cm yang berawal dari ujung bawah epididimis, saluran ini berjalan ke bagian belakang prostat
lalu masuk ke dalam uretra dan membentuk duktus ejakulatorius. Struktur lainnya (misalnya
pembuluh darah dan saraf) berjalan bersama-sama vas deferens dan membentuk korda
spermatika.
c. Uretra
Uretra merupakan saluran akhir reproduksi yang terdapat di dalam penis. Uretra berfungsi
sebagai saluran kelamin yang berasal dari kantung semen dan saluran untuk membuang urin
dari kantung kemih.
 Uretra memiliki 2 fungsi:
1. Bagian dari sistem kemih yang mengalirkan air kemih dari kandung kemih
2. Bagian dari sistem reproduksi yang mengalirkan semen.
d. Kelenjar Prostat
Kelenjar prostat merupakan organ dengan sebagian strukturnya merupakan kelenjar dan
sebagian lagi otot dengan ukuran sekitar 2,3 x 3,5 x 4,5 cm. Biasanya ukurannya sebesar
walnut dan akan membesar sejalan dengan pertambahan usia. Kelenjar prostat terletak di
bawah kandung kemih di dalam pinggul dan mengelilingi bagian tengah dari uretra. Prostat
mengeluarkan sekeret cairan yang bercampur secret dari testis, perbesaran prostate akan
membendung uretra dan menyebabkan retensi urin.
 Kelenjar prostat, merupakan suatu kelenjar yang terdiri dari 30-50 kelenjar yang terbagi
atas 4 lobus yaitu:
1. Lobus posterior
2. Lobus lateral
3. Lobus anterior
4. Lobus medial
 Fungsi Prostat:
Menambah cairan alkalis pada cairan seminalis yang berguna untuk menlindungi
spermatozoa terhadap sifat asam yang terapat pada uretra dan vagina. Di bawah kelenjar ini
terdapat Kelenjar Bulbo Uretralis yang memilki panjang 2-5 cm. fungsi hampir sama dengan
kelenjar prostat.
e. Vesikula seminalis.
Merupakan sepasang struktur berongga dan berkantung-kantung pada dasar kandung
kemih di depan rectum. Masing-masing vesicular memiliki panjang 5 cm dan menempel
lebih erat pada kandung kemih daripada pada rectum. Vesikula seminalis memproduksi
sekitar 50-60 % dari total volume cairan semen. Komponen penting pada semen yang berasal
dari vesukula seminalis adalah fruktosa dan prostaglandin. Cairan lainnya yang membentuk
semen berasal dari vas deferens dan dari kelenjar lendir di dalam kepala penis.
 Fungsi Vesika seminalis :
Mensekresi cairan basa yang mengandung nutrisi yang membentuk sebagian besar cairan
semen
f. Epididimis
Merupakan saluran halus yang panjangnya ± 6 m terletak sepanjang atas tepi dan belakang
dari testis. Saluran epididimis dikelilingi oleh jaringan ikat, spermatozoa melalui duktuli
eferentis merupakan bagian dari kaput (kepala) epididimis. Duktus eferentis panjangnya ± 20
cm, berbelok-belok dan membentuk kerucut kecil dan bermuara di duktus epididimis tempat
spermatozoa disimpan, masuk ke dalam vas deferens.
Fungsi dari epididimis yaitu sebagai saluran penhantar testis, mengatur sperma sebelum di
ejakulasi, dan memproduksi semen.
g. Duktus Deferens
Merupakan kelanjutan dari epididimis ke kanalis inguinalis, kemudian duktus ini berjalan
masuk ke dalam rongga perut terus ke kandung kemih, di belakang kandung kemih akhirnya
bergabung dengan saluran vesika seminalis dan selanjtnya membentuk ejakulatorius dan
bermuara di prostate. Panjang duktus deferens 50-60 cm.

3. SIKLUS MENSTRUASI
Menstruasi disebut juga haid merupakan pendarahan yang terjadi akibat luruhnya
dinding sebelah dalam rahim (endometrium) yang banyak mengandung pembuluh darah.
Lapisan endometrium dipersiapkan untuk menerima pelekatan embrio. Jika tidak terjadi
pelekatan embrio, maka lapisan ini akan luruh, kemudian darah keluar melalui serviks dan
vagina. Pendarahan ini terjadi secara periodik, jarak waktu antara menstruasi yang satu
dengan menstruasi berikutnya dikenal dengan satu siklus menstruasi.
Siklus menstruasi wanita berbeda-beda, namun rata-rata berkisar 28 hari. Hari
pertama menstruasi dinyatakan sebagai hari pertama siklus menstruasi. Siklus ini terdiri atas
4 fase, yaitu:
1. Fase menstruasi
Fase menstruasi ini terjadi jika ovum tidak dibuahi sperma, sehingga korpus luteum
menghentikan produksi hormon esterogen dan progesteron. Turunnya kadar esterogen dan
progesteron menyebabkan lepasnya ovum dari endometrium yang disertai robek dan luruhnya
endometrium, sehingga terjadi pendarahan. Fase menstruasi ini berlangsung kurang lebih 5
hari. Darah yang keluar selama menstruasi berkisar antara 50-150 mili liter.
2. Fase pra-ovulasi
Fase pra-ovulasi disebut juga dengan fase poliferasi. Hormon pembebas gonadotropin
yang dikeluarkan hipotalamus akan memacu hipofise untuk mengeluarkan FSH. FSH
singkatan dari folikel stimulating hormon. FSH memacu pematangan folikel dan merangsang
folikel untuk mengeluarkan hormon esterogen. Adanya esterogen menyebabkan
pembentukan kembali (poliferasi) dinding endometrium. Peningkatan kadar esterogen juga
menyebabkan serviks untuk mengeluarkan lendir yang bersifat basa. Lendir ini berfungsi
untuk menetralkan suasana asam pada vagina sehingga mendukung kehidupan sperma.
3. Fase ovulasi
Jika siklus menstruasi seorang perempuan 28 hari, maka ovulasi terjadi pada hari ke 14.
Peningkatan kadar esterogen menghambat pengeluaran FSH, kemudian hipofise
mengeluarkan LH. LH singkatan dari luternizing hormon. Peningkatan kadar LH merangsang
pelepasan oosit sekunder dari folikel, peristiwa ini disebut ovulasi.
4. Fase pasca ovulasi
Fase ini berlangsung selama 14 hari sebelum menstruasi berikutnya. Walaupun panjang
siklus menstruasi berbedabeda, fase pasca-ovulasi ini selalu sama yaitu 14 hari sebelum
menstruasi berikutnya. Folikel de Graaf (folikel matang) yang telah melepaskan oosit
sekunder akan berkerut dan menjadi korpus luteum. Korpus luteum mengeluarkan hormon
progesteron dan masih mengeluarkan hormon esterogen namun tidak sebanyak ketika
berbentuk folikel. Progesteron mendukung kerja esterogen untuk mempertebal dan
menumbuhkan pembuluh-pembuluh darah pada endometrium serta mempersiapkan
endometrium untuk menerima pelekatan embrio jika terjadi pembuahan atau kehamilan. Jika
tidak terjadi pembuahan, korpus luteum akan berubah menjadi korpus albikan yang hanya
sedikit mengeluarkan hormon, sehingga kadar progesteron dan esterogen menjadi rendah.
Keadaan ini menyebabkan terjadinya menstruasi demikian seterusnya.

Gambar siklus menstruasi

4. HORMON-HORMON REPRODUKSI WANITA

a. GnRH (Gonadotrophin Releasing Hormone)


Diproduksi di hipotalamus, kemudian dilepaskan, berfungsi menstimulasi hipofisis
anterior untuk memproduksi dan melepaskan hormon-hormon gonadotropin (FSH / LH ).
b. FSH (Follicle Stimulating Hormone)
Diproduksi di sel-sel basal hipofisis anterior, sebagai respons terhadap GnRH.
Berfungsi memicu pertumbuhan dan pematangan folikel dan sel-sel granulosa di ovarium
wanita (pada pria : memicu pematangan sperma di testis).
Pelepasannya periodik / pulsatif, waktu paruh eliminasinya pendek (sekitar 3 jam),
sering tidak ditemukan dalam darah. Sekresinya dihambat oleh enzim inhibin dari sel-sel
granulosa ovarium, melalui mekanisme feedback negatif.
c. LH (Luteinizing Hormone) / ICSH (Interstitial Cell Stimulating Hormone)
Diproduksi di sel-sel kromofob hipofisis anterior. Bersama FSH, LH berfungsi
memicu perkembangan folikel (sel-sel teka dan sel-sel granulosa) dan juga mencetuskan
terjadinya ovulasi di pertengahan siklus (LH-surge). Selama fase luteal siklus, LH
meningkatkan dan mempertahankan fungsi korpus luteum pascaovulasi dalam menghasilkan
progesteron.
Pelepasannya juga periodik / pulsatif, kadarnya dalam darah bervariasi setiap fase
siklus, waktu paruh eliminasinya pendek (sekitar 1 jam). Kerja sangat cepat dan singkat.
(Pada pria : LH memicu sintesis testosteron di sel-sel Leydig testis).
d. Estrogen
Estrogen (alami) diproduksi terutama oleh sel-sel teka interna folikel di ovarium
secara primer, dan dalam jumlah lebih sedikit juga diproduksi di kelenjar adrenal melalui
konversi hormon androgen. Pada pria, diproduksi juga sebagian di testis. Selama kehamilan,
diproduksi juga oleh plasenta.
Berfungsi stimulasi pertumbuhan dan perkembangan (proliferasi) pada berbagai organ
reproduksi wanita.
Pada uterus : menyebabkan proliferasi endometrium.
Pada serviks : menyebabkan pelunakan serviks dan pengentalan lendir serviks.
Pada vagina : menyebabkan proliferasi epitel vagina.
Pada payudara : menstimulasi pertumbuhan payudara.

Juga mengatur distribusi lemak tubuh. Pada tulang, estrogen juga menstimulasi
osteoblas sehingga memicu pertumbuhan / regenerasi tulang. Pada wanita pascamenopause,
untuk pencegahan tulang keropos / osteoporosis, dapat diberikan terapi hormon estrogen
(sintetik) pengganti.
e. Progesteron
Progesteron (alami) diproduksi terutama di korpus luteum di ovarium, sebagian
diproduksi di kelenjar adrenal, dan pada kehamilan juga diproduksi di plasenta.
Progesteron menyebabkan terjadinya proses perubahan sekretorik (fase sekresi) pada
endometrium uterus, yang mempersiapkan endometrium uterus berada pada keadaan yang
optimal jika terjadi implantasi.
f. HCG (Human Chorionic Gonadotrophin)
Mulai diproduksi sejak usia kehamilan 3-4 minggu oleh jaringan trofoblas (plasenta).
Kadarnya makin meningkat sampai dengan kehamilan 10-12 minggu (sampai sekitar 100.000
mU/ml), kemudian turun pada trimester kedua (sekitar 1000 mU/ml), kemudian naik kembali
sampai akhir trimester ketiga (sekitar 10.000 mU/ml).
Berfungsi meningkatkan dan mempertahankan fungsi korpus luteum dan produksi
hormon-hormon steroid terutama pada masa-masa kehamilan awal. Mungkin juga memiliki
fungsi imunologik.
Deteksi HCG pada darah atau urine dapat dijadikan sebagai tanda kemungkinan
adanya kehamilan (tes Galli Mainini, tes Pack, dsb).
g. LTH (Lactotrophic Hormone) / Prolactin
Diproduksi di hipofisis anterior, memiliki aktifitas memicu / meningkatkan produksi
dan sekresi air susu oleh kelenjar payudara. Di ovarium, prolaktin ikut mempengaruhi
pematangan sel telur dan mempengaruhi fungsi korpus luteum.
Pada kehamilan, prolaktin juga diproduksi oleh plasenta (HPL / Human Placental
Lactogen). Fungsi laktogenik / laktotropik prolaktin tampak terutama pada masa laktasi /
pascapersalinan.
Prolaktin juga memiliki efek inhibisi terhadap GnRH hipotalamus, sehingga jika
kadarnya berlebihan (hiperprolaktinemia) dapat terjadi gangguan pematangan follikel,
gangguan ovulasi dan gangguan haid berupa amenorhea.
 Hipotalamus
Kumpulan nukleus pada daerah di dasar otak, di atas hipofisis, di bawah talamus. Tiap
inti merupakan satu berkas badan saraf yang berlanjut ke hipofisis sebgai hipofisis posterior
(neurohipofisis).
Menghasilkan hormon-hormon pelepas : GnRH (Gonadotropin Releasing Hormone),
TRH (Thyrotropin Releasing Hormone), CRH (Corticotropin Releasing Hormone) , GHRH
(Growth Hormone Releasing Hormone), PRF (Prolactin Releasing Factor). Menghasilkan
juga hormon-hormon penghambat : PIF (Prolactin Inhibiting Factor).
 Pituitari / hipofisis
Terletak di dalam sella turcica tulang sphenoid. Menghasilkan hormon-hormon
gonadotropin yang bekerja pada kelenjar reproduksi, yaitu perangsang pertumbuhan dan
pematangan folikel (FSH – Follicle Stimulating Hormone) dan hormon lutein (LH –
luteinizing hormone).
Selain hormon-hormon gonadotropin, hipofisis menghasilkan juga hormon-hormon
metabolisme, pertumbuhan, dan lain-lain.

5. HORMON REPRODUKSI PADA LAKI-LAKI


a. FSH (Follicle Stimulating Hormone)
FSH juga disekresi oleh sel-sel kelenjar hipofisis anterior dan berfungsi menstimulasi
sel-sel sertoli. Tanpa stimulasi ini, pengubahan spermatid menjadi sperma (spermiasi) tidak
akan terjadi.
b. LH (Luteinizing Hormone)
LH disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior. LH berfungsi menstimulasi sel-sel
Leydig untuk mensekresi testoteron.
c. Testosteron
Testoteron disekresi oleh sel-sel Leydig yang terdapat di antara tubulus seminiferus.
Hormon ini penting bagi tahap pembelahan sel-sel germinal untuk membentuk sperma,
terutama pembelahan meiosis untuk membentuk spermatosit sekunder.
Testosteron bertanggung jawab dalam perubahan fisik laki-laki terutama organ seks
sekundernya. Efek hormon testoteron pada pria:
 Sebelum lahir:
1. Maskulinasi saluran reproduksi dan genital eksterna
2. Mendorong penurunan testis ke skrotum
 Efek reproduksi
1. Pertumbuhan dan pematangan organ reproduksi
2. Penting dalam spermatogenesis
d. Estrogen
Estrogen dibentuk oleh sel-sel sertoli ketika distimulasi oleh FSH. Sel-sel sertoli juga
mensekresi suatu protein pengikat androgen yang mengikat testoteron dan estrogen serta
membawa keduanya ke dalam cairan pada tubulus seminiferus. Kedua hormon ini tersedia
untuk pematangan sperma.
e. Hormon Pertumbuhan
Hormon pertumbuhan diperlukan untuk mengatur fungsi metabolisme testis. Hormon
pertumbuhan secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada spermatogenesis.
 Spermatogenesis
Spermatogenesis adalah perkembangan spermatogonia menjadi spermatozoa.
Berlangsung 64 hari. Spermatogonia berkembang menjadi spermatozit primer. Spermatozit
primer menjadi spermatozit sekunder.
Spermatozit sekunder berkembang menjadi spermatid. Tahap akhir spermatogenesis
adalah pematangan spermatid menjadi spermatozoa. Ukuran spermatozoa adalah 60 mikron.
Spermatozoa terdiri dari kepala, badan dan ekor.

BAB III
PENUTUP

 Kesimpulan

Sistem reproduksi wanita dan pria terdiri dari organ genetalia externa dan interna,
organ wanita untuk pembentukan keturunan, vagina, uterus, dan ovarium. Vagina adalah
tabung berotot yang dilapisi membran dari jenis epitelium bergaris yang khusus dialiri
pembuluh darah dan serabut saraf secara berlimpah. Uterus adalah organ yang tebal, berotot,
berbentuk buah pir, terletak di dalam pelvis antara rektum di belakang dan kandung
kencing di depan. Ovarium memiliki tiga fungsi yaitu produksi ova, produksi estrogen, dan
produksi progesteron. Eestrogen dan progesterone digunakan untuk pengaturan menstruasi.
Sedangkan organ reproduksi pada pria berfungsi untuk ejakulasi atau pengeluaran sperma.

 Kriktik Dan Saran


Makalah ini jauh dari kesempurnaan.Dengan dibuatnya makalah ini diharapkan dapat
menambah pengetahuan serta wawasan pembaca. Selanjutnya pembuat makalah
mengharapkan kritik dan saran pembaca demi kesempurnaan makalah ini untuk kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA

 Sarwono. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta : P.T. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
 Anjarwati, Andari, Desi. 2012. Modul Asuhan Kebidanan. Stikes Aisyiyah Yogyakarta.
 Heffner, Linda. 2008. Sistem Reproduksi. Jakarta: Erlangga

 Gibson, John. 1995. Anatomi dan Fisiologi Modern Untuk Perawat. Jakarta: EGC
 file:///C:/Users/user/Downloads/anatomi/anatomi-fisiologi-sistem-reproduksi_9118.html

Rabu, 14 Januari 2015

Sistem Reproduksi Wanita

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem reproduksi adalah sistem yang berfungsi untuk berkembang biak. Terdiri dari
ovarium, uterus dan bagian alat kelamin lainnya.Reproduksi atau perkembangbiakan merupakan
bagian dari ilmu faal (fisiologi). Reproduksi secara fisiologis tidak bersifat vital artinya tanpa adanya
peroses reproduksi manusia dapat bertahan hidup walau menopause akan terus berlangsung. Pada
umumnya reproduksi baru dapat berlangsung setelah manusia tersebut mencapai masa pubertas
atau dewasa kelamin, dan hal ini diatur oleh kelenjar-kelenjar endokrin dan hormon yang dihasilkan
dalam tubuh manusia.Akan tetapi bila makhluk tidup tidak dapat bereproduksi maka kelangsungan
generasi makhluk hidup tersebut terancam dan punah, karena tidak dapat dihasilkan keturunan
(anak) yang merupakan sarana untuk melanjutkan generasi.

Struktur organ reproduksi wanita terdiri organ reproduksi eksternal dan organ reproduksi
internal.Organ reproduksi luar wanita disebut juga vulva meliputi mons veneris (mons pubis), labium
mayora, labium minora dan clitoris.Organ reproduksi dalam wanita meliputi ovarium, tuba falopii,
uterus dan vagina.

Oogenesis atau pembentukan ovum pada wanita telah dimulai sejak dalam kandungan
ibunya. Oosit primer ini mengalami masa istirahat (dorman), kemudian proses oogenesis akan
dilanjutkan setelah wanita memasuki masa puber.

Sejak pertama mendapat menstruasi (menarche) yang terjadi antara usia 9-14 tahun organ
reproduksi aktif bekerja hingga wanita tersebut berhenti menstruasi (menophause) yang terjadi
antara usia 46-54 tahun.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan anatomi sistem reproduksi perempuan?

2. Bagaimana anatomi sistem reproduksi perempuan?

3. Apa yang dimaksud siklus menstruasi?

4. Bagaimana siklus menstruasi terjadi?

5. Pengertian Oogenesis

6. Cairan yang keluar dari vagina

7. Apa saja ganguan pada reproduksi wanita?

1.3 Tujuan Makalah

a. Agar kita dapat mengetahui bagian-bagian system reproduksi pada wanita serta penyakit yang
mungkin bisa terjadi pada organ reproduksi wanita.

1.4 Kegunaan Makalah


Penyusunan makalah ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun
praktis.Secara teoritis makalah ini berguna sebagai pengembangan pengetahuan mengenai
reproduksi wanita. Secara praktis makalah ini berguna bagi:

1. Penulis, sebagai wahana penambah pengetahuan dan keilmuan di bidang kebidanan khususnya
tentang anatomi fisiologi system reproduksi wanita dan siklus menstruasi.
2. Pembaca / dosen, sebagai media informasi dalam pembuatan makalah.

1.5 Metode Penelitian

Makalah ini disusun dengan menggunakan pendekatan kualitatif.Metode yang digunakan


adalah metode studi literatur.Data teoritis dalam makalah ini dikumpulkan dengan menggunakan
teknik studi pustaka, artinya penulis mengambil data melalui kegiatan membaca berbagai literatur
yang relevan dengan tema makalah.Data tersebut diolah dengan teknik analisis isi melalui kegiatan
meneksposisikan data serta mengaplikasikan data tersebut dalam konteks tema makalah.

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN SISTEM REPRODUKSI WANITA

Berasal dari bahasa latin, yaitu: Anatomi; Ana= bagian, memisahkan, Tomi(tomie) =
Tomneinei = iris.Jadi anatomi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang susunan
atau potongan tubuh dan bagaimana alat tubuh itu bekerja.

Sistem reproduksi adalah suatu rangkaian dan interaksi organ dan zat dalam organisme yang
dipergunakan untuk berkembang biak. Sistem reproduksi pada suatu organisme berbeda antara
jantan dan betina.Sistem reproduksi pada perempuan berpusat di ovarium.
Jadi anatomi sistem reproduksi perempuan merupakan ilmu pengetahuan yang
mempelajari tentang susunan suatu rangkaian dan interaksi organ dan zat dalam organisme yang
dipergunakan untuk berkembang biak.

1. ORGAN REPRODUKSI PADA WANITA

a. Genitalia Internal
1) Vagina (lubang senggama) yaitu,saluran yang berbentuk silinder yang sangat elastis dan berlipat-
lipat. Fungsinya adalah sbagai tempat penis pada saat bersanggama,tempat keluarnya bayi dan
menstruasi.

Tuba Fallopii (saluran telur), yaitu saluran yang terdapat di kiri dan kanan rahim yang berfungsi
untuk dilalui oleh ovum dari indung telur menuju rahim.

2) Ovarium (indung telur), yaitu organ di kiri dan kanan rahim yang berfungsi memproduksi sel telur
(ovum). Setiap satu bulan sekali indung telur kiri dan kanan secara bergiliran akan mengeluarkan sel
telur. Apabila tidak terjadi pembuahan, maka sel telur akan ikut keluar pada saat menstruasi.
Ovarium mengandung 400.000 sel telur, namun hanya akan mengeluarkan 400 sel telur sepanjang
kehidupannya.

Overum memiliki dua lapisan jaringan :


1. Medula yaitu berada di bagaian pusat (tengah) dan terdiri atas jaringan fibrosa
2. Korteks yaitu menglilingi medulla,Dan korteks memiliki kerangka jaringan ikat atau stroma yang
dilapisi oleh epitelium germinal.

3) Tuba Fallopi bagaian terluar antara Suplai darah,drainase limfe,dan saraf,karena Tuba Fallopi
berfungsi untuk menyalurkan ovum dari ovarium ke uterus oleh gerakan ovum dan
spermatozoa dan pembuahannya berlangsung di tuba fallopi kemudian zigot didorong ke utrus
untuk implantasi.

Tuba Fallopi terdiri dari :

1. Pars interstisialis
2. Pars ismika/istmus
3. Pars ampularis/ampula
4. Infundibulum
4) Uterus (rahim), yaitu tempat janin dibesarkan, bentuknya seperti buah alpukat gepeng dan berat
normalnya 30-50 gram. Pada saat dalam keadaan tidak hamil, besar rahim hanya sebesar telur ayam
kampong.

 Fusing Uterus
Fusing uterus pada organ reproduksi perempuan adalah sebagai tempat untuk mematang
sel telur yang telah dibuahi. Setelah sel telur bertemu dengan sperma, dinding bagian dalam uterus
akan menebal untuk pelekatan dan perkembangan embrio bayi. Setelah terjadi elekatan fungsi
uterus berubah menjadi penghatar oksigen.

 Dinding uterus terdiri dari tiga lapisan :


a. Peritonium
Meliputi dinding rahim bagian luar.Menutupi bagian luar uterus.Merupakan penebalan yang
diisi jaringan ikat dan pembuluh darah limfe dan urat syaraf.Peritoneum meliputi tuba dan mencapai
dinding abdomen.

b. Lapisan otot
Susunan otot rahim terdiri dari tiga lapisan yaitu lapisan luar, lapisan tengah, dan lapisan
dalam.Pada lapisan tengah membentuk lapisan tebal anyaman serabut otot rahim.Lapisan tengah
ditembus oleh pembuluh darah arteri dan vena.Lengkungan serabut otot ini membentuk angka
delapan sehingga saat terjadi kontraksi pembuluh darah terjepit rapat, dengan demikian
pendarahan dapat terhenti.Makin kearah serviks, otot rahim makin berkurang, dan jaringan ikatnya
bertambah.Bagian rahim yang terletak antara osteum uteri internum anatomikum, yang merupakan
batas dari kavum uteri dan kanalis servikalis dengan osteum uteri histologikum (dimana terjadi
perubahan selaput lendir kavum uteri menjadi selaput lendir serviks) disebut isthmus. Isthmus uteri
ini akan menjadi segmen bawah rahim dan meregang saat persalinan.

5) Endometrium
Pada endometrium terdapat lubang kecil yang merupakan muara dari kelenjar
endometrium.Variasi tebal, tipisnya, dan fase pengeluaran lendir endometrium ditentukan oleh
perubahan hormonal dalam siklus menstruasi.Pada saat konsepsi endometrium mengalami
perubahan menjadi desidua, sehingga memungkinkan terjadi implantasi (nidasi).Lapisan epitel
serviks berbentuk silindris, dan bersifat mengeluarakan cairan secara terus-menerus, sehingga dapat
membasahi vagina.Kedudukan uterus dalam tulang panggul ditentukan oleh tonus otot rahim
sendiri, tonus ligamentum yang menyangga, tonus otot-otot panggul.

b. Genitalia Eksternal

a) Cervix (leher rahim), yaitu bagian bawah rahim.Pada saat persalinan tiba, maka leher rahim
membuka sehingga bayi dapat keluar.
b) Mulut vagina, yaitu awal dari vagina, merupakan rongga penghubung rahim dengan bagian luar
tubuh.
c) Klitoris (klentit), yaitu sebuah benjolan daging kecil yang paling peka dari seluruh alat kelamin
perempuan. Klitoris banyak mengandung pembuluh darah dan syaraf,yang hamper mirip dengan
penis laki-laki.
d) Bibir vagina, terdiri dari labia mayora dan labia minora. Labia mayora adalah bagian yang terluar dari
mulut vagina yang ditumbuhi oleh bulu, labia minora terletak dibelakang labia mayora yang banyak
menganding pembuluh darah dan syaraf.
e) Vulva, adalah organ seksual perempuan yang paling luar atau sering juga disebut sebagai bukit
kemaluan (mons veneris), tempat tumbuhnya rambut kemaluan,seperti :

 Labia mayora yaitu,merupakan dua lapisan besar yang membentuk batas vulva.

 Labia minora yaitu,merupakan dua lipatan kecil kulit di antara labia mayora dan mengandung banyak
kelenjar sabasea.

f) Tulang kemaluan, adalah tulang yang terletak didepan kantung kencing.


g) Rambut kemaluan, terletak pada daerah bukit kemaluan dan labia mayora. Rambut kemaluan ini
berfungsi untuk menyering kotoran agar tidak langsung masuk ke dalam vagina.
h) Kandung kencing, adalah tempat penampungan sementara air yang berasal dari ginjal(air seni)
i) Uretra (saluran kencing), adalah saluran untuk mengeluarkan air seni.
j) Mulut uretra, adalah akhir dari uretra.
k) Selaput dara (hymen), adalah selaput tipis yang terletak pada 1/3 luar vagina. Selaput dara tidak
mengandung pembuluh darah.Robeknya selaput dara biasanya karena hubungan seks (masuknya
alat kelamin laki-laki ke dalam vagina), tetapi selaput dara juga bisa robek akibat dari olah raga berat
misal berkuda atau bersepeda.
l) Kelenjar Bartholini adalah kelenjar yang berada pada setiap sisi di dekat lubang vagina yang melekat
pada hymen dan bereaksi mukus yang menjaga vulva tetap lembab.

c. Siklus Menstruasi

Siklus menstruasi merupakan siklus terlepasnya dinding rahim (endometrium) yang


dibarengi dengan pendarahan dimana proses ini terjadi satu kali tiap bulan kecuali jika si wanita
sedang hamil. Menstruasi umumnya terjadi pada anak yang berumur 11 tahun hingga mengalami
menopause (sekitar usia 45 – 55 tahun). Pada umumnya menstruasi berlangsung selama 3 – 7
hari.Setiap wanita mempunyai siklus menstruasi yang berbeda-beda.Dipastikan bahwa sekitar 90%
wanita mempunyai siklus 25-35 hari serta sebanyak 10-15% wanita mempunyai siklus menstruasi
panjang 28 hari.Tetapi ada juga wanita yang mempunyai siklus menstruasi tidak teratur.Jika siklus
menstruasi tidak teratur, maka ada indikasi wanita tersebut mengalami masalah kesuburan.

Cara menghitung berapa lama siklus menstruasi seorang wanita adalah dihitung mulao
dari hari pertama siklus menstruasi sampai hari terakhir. Hari pertama adalah hari dimana
perdarahan mulai terjadi, sementara yang dimaksud dengan hari terakhir menstruasi adalah 1 hari
sebelum terjadinya perdarahan menstruasi pada bulan berikutnya.

1) Fase-fase siklus menstruasi

Setiap wanita setiap bulan mengalami siklus menstruasi.Pada siklus menstruasi, ada 4 fase
yaitu fase menstruasi, fase praovulasi, fase ovulasi, dan fase pascaovulasi.

a. Fase menstruasi
Pada fase menstruasi dinding rahim dari tubuh luruh dan keluar yang disertai keluarnya
darah. Hal ini dikarenakan adanya penurunan kadar estrogen yang adalah hormon seks. Fase
menstruasi berlangsung pada hari ke pertama hingga hari ketujuh.

b. Fase praovulasi

Pada fase praovulasi terjadi pematangan sel telur (ovum) dalam indung telur (ovarium)
setelah sebelumnya terjadi pembentukan sel telur dimana hal ini terjadi karena meningkatnya kadar
estrogen dalam tubuh. Fase praovulasi umumnya berlangsung mulai hari ke-7 hingga hari ke-13.

c. Fase ovulasi

Fase ovulasi disebut juga masa subur karena pada fase ini sel telur sudah siap untuk dibuahi
dan matang .Jika wanita ingin hamil, maka pada fase inilah waktu yang tepat untuk bersetubuh
karena besar kemungkinan sel telur dapat dibuahi sel sperma. Cara mencari tahu kapan masa subur
seorang wanita dapat diketahui melalui berbagai cara diantaranya : mengamati adanya periode
menstruasi yang berubah, lendir servik yang juga berubah, dan suhu basal tubuh yang berubah.

d. Fase pascaovulasi

Fase pascaovulasi merupakan masa kemunduran dari sel telur (ovum) bila tidak dibuahi oleh
sperma atau yang biasa disebut dengan istilah fertilisasi.Fertilisasi merupakan peristiwa bertemunya
sel sperma dan sel telur sehingga terbentuk zigot. Pada fase ini, terjadi peningkatan pembentukan
progesteron yang mengakibatkan dinding rahim atau endometrium menebal serta siap untuk
menerima bakal bayi atau embrio agar dapat berkembang di dalamnya. Progesteron merupakan
hormon yang berpengaruh pada siklus menstruasi sedangkan endometrium merupakan lapisan
paling dalam pada rahim dan tempatnya menempelnya sel telur yang telah dibuahi. Apabila proses
fertilisasi tidak terjadi, maka akan terjadi pengulangan kembali hormon seks yang ada di dalam
tubuh serta terjadinya pengulangan fase menstruasi.

d. Pengertian Oogenesis
Oogenesis merupakan proses pembentukan ovum di dalam ovarium. Di dalam ovarium atau
indung telur terdapat oogonium (oogonia = jamak). Oogonium bersifat diploid (2n = mengandung 23
pasang kromosom atau 46 buah kromosom). Oogenesis telah dimulai sejak bayi perempuan masih
dalam kandungan ibunya berusia sekitar 5 bulan. Oogonium akan memperbanyak diri dengan
membelah berulang kali secara mitosis, membentuk oosit primer. Oosit primer terbungkus dalam
folikel yang penuh dengan cairan nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan ovum.

Pada saat bayi perempuan lahir, di dalam tiap ovariumnya mengandung sekitar satu juta
oosit primer.Oosit primer ini mengalami dorman atau mengalami fase istirahat beberapa tahun
hingga anak perempuan tersebut mengalami pubertas. Selama pertumbuhan anak perempuan,
beberapa oosit primer akan mengalami degenerasi, hingga ketika mencapai usia pubertas jumlah
oosit primer hanya tinggal sekitar 200.000 buah.

Memasuki usia pubertas sekresi hormon estrogen akan memacu oosit primer untuk
melanjutkan proses oogenesis; oosit primer mengalami meiosis pertama menghasilkan 2 sel berbeda
ukuran yaitu oosit sekunder (berukuran besar) dan polosit primer (berukuran kecil).

Oogenesis terhenti hingga terjadi ovulasi, bila tidak terjadi fertilisasi oosit sekunder akan
mengalami degenerasi. Namun bila ada penetrasi sperma dan terjadi fertilisasi, oogenesis akan
dilanjutkan dengan pembelahan meiosis kedua; oosit sekunder membelah menjadi 2 yaitu ootid
(berukuran besar) dan polosit sekunder (berukuran kecil). Sedangkan polosit primer membelah
menjadi 2 polosit sekunder.Sehingga pada akhir oogenesis dihasilkan 3 polosit dan 1 ootid yang
berkembang menjadi ovum

e. Cairan yang keluar dari vagina


Semua wanita mengalami pengeluaran cairan dari vagina selain darah haid.Cairan tersebut
membantu membasahi, membersihkan dan melindungi vagina dari bacteri-bacteri
tertentu.Pengeluaran cairan ini bersifat normal; jumlahnya relatif sedikit tetapi dapat membuat
noda pada celana dalam. Jenis cairan yang keluar ada yang jernih, ada yang keruh kental berwarna
kekuning-kuningan. Cairan yang jernih, mulur seperti putih telur disekresikan oleh kelenjar yang
terdapat pada cervix selama 3-5 hari menjelang ovulasi karena pengaruh hormon estrogen.

Di saat lain vagina juga mengeluarkan cairan pekat, keruh berwarna kekuningan serta
mempunyai bau yang khas. Dinding vagina mempunyai sifat yang sama seperti kulit lainnya yaitu sel-
selnya selalu membelah, sel-sel yang telah tua dan mati akan terlepas. Hal ini akan menyebabkan
terjadinya pengeluaran cairan keruh kental/pekat berwarna kekuning-kuningan karena mengandung
sel-sel mati, bacteri dan lendir. Di dalam vagina terdapat beberapa jenis bacteri, pada pada orang
sehat; 95% diantaranya merupakan bacteri menguntungkan dan 5% diantaranya merupakan bacteri
patogen.Bacteri menguntungkan tersebut terutama dari genus Lactobacillus yaitu Lactobacillus
doderlein dan Lactobacillus acidophylus yang menghasilkan asam laktat dan membantu
mempertahankan lingkungan asam dalam vagina, beberapa jenis lainnya menghasilkan
hidrogenperoksida dan antibiotik.Suasana asam dalam vagina ini merupakan pertahanan alami
terhadap kemungkinan infeksi.campuran zat yang dihasilkan bacteri dan sekresi dinding vagina
mengasilkan aroma khas vagina.

Bila cairan yang keluar dari vagina mempunyai sifat; berwarna lain (putih seperti susu,
kuning kehijauan, merah coklat), berbau busuk, jumlahnya relatif banyak, disertai keluhan gatal,
panas, nyeri dsb. Hal ini merupakan tanda; mungkin ada suatu gangguan pada organ
reproduksi.Untuk itu sebaiknya segera periksakan ke dokter.

 Sindrom pramenstruasi (PMS)


a. Jika suatu saat tiba-tiba seorang wanita merasakan cincin yang biasa dipakai menjadi lebih sesak,

b. merasa sedih yang tak beralasan,

c. mudah tersinggung dan gampang marah,

d. nafsu makan berlebihan, mengidam jenis makanan tertentu,

e. mungkin wanita tersebut sedang mengalami sindrom pramenstruasi.

f. Sindrom pramenstruasi adalah perubahan-perubahan fisik dan psikis yang terjadi di antara hari ke
empat belas hingga hari kedua sebelum mestruasi, dan akan hilang segera setelah datang
menstruasi.

 Perubahan fisik tersebut antara lain: kenaikan berat badan, terjadi pembesaran bagian tubuh
terutama daerah tertentu (perut, jari tangan, kaki) karena tubuh menahan cairan, pegal dan nyeri
otot terutama daerah pinggang, payudara membesar dan nyeri tekan, timbul jerawat, air seni
berkurang, pusing, mual, nafsu makan meningkat.
 Perubahan psikis meliputi: kontrol emosi rendah, cepat marah, reaksi emosi yang tidak logis, daya
ingat dan konsentrasi rendah, lesu, depresi, rasa kurang percaya diri dan perasaan tidak berharga.

Derajad keseriusan gejala sindrom pramenstruasi yang dialami wanita satu dengan yang lain
tidak sama. Pada umumnya wanita; perubahan fisik sindrom pramenstruasi tidak menjadi masalah
yang berarti dan dapat menjalani aktifitas hidupnya dengan normal.Namun pada beberapa wanita;
perubahan psikis sindrom pramenstruasi dapat menjadi masalah yang serius.Dengan
mengidentifikasi perubahan fisik yang terjadi pada dirinya sebagai sindrom pramenstruasi, wanita
dapat mengantisipasi dengan lebih berusaha mengontrol dan mengendalikan emosinya sehingga
hubungan harmonis dalam keluarga dan lingkungan sosialnya tetap terjaga.

2. KELAINAN DAN PENYAKIT PADA SISTEM REPRODUKSI WANITA

Penyakit pada Sistem Reproduksi Wanita, bisa disebabkan karena virus, tumor, bakteri atau
memang terjadi disfungsi organ reproduksi yang disebabkan oleh hal-hal yang tidak terduga,seperti
makanan atau zat-zat kimia yang masuk ke dalam tubuh manusia, termasuk cara membersikan
daerah kewanitaan yang tidak tepat.

Beberapa Penyakit yang sering terjadi pada sistem reproduksi wanita, berupa kanker di
wilayah genital, gangguan menstruasi, infeksi pada vagina dan juga endometriosis. Adapun
pembahasan dari masing-masing penyakit tersebut adalah sebagai berikut:

1. Gangguan Menstruasi

Gangguan Menstruasi bisa berupa amenore sekunder atau amenore primer.Amenore


sekunder ditandai dengan tidak terjadinya siklus menstruasi selama 3 - 6 bulan, pada wanita yang
sebelumnya telah mengalami siklus menstruasi. Sedangkan Amenore primer ditandai dengan gejala
seorang wanita tidak mendapatkan siklus menstruasi untuk pertama kali saat usia 17 tahun, dan
diikuti gejala lain seperti tidak berkembangnya unsur seksual sekunder. Gangguan Menstruasi
Amenore primer bisa menjadi indikasi wanita tersebut mandul, sehingga harus dikonsultasikan
dengan dokter agar mendapatkan penanganan medis.
2. Kanker Pada Wilayah Genital

Penyakit Sistem Reproduksi Wanita Yang Sering Terjadi ini biasanya pada wilayah serviks,
ovarium, dan vagina.Para ahli menduga penyebab kanker vagina adalah infeksi virus, dan bisa
diobati dengan kemoterapi atau bedah menggunakan laser.Sedangkan, kanker serviks disebabkan
karena adanya sel yang tumbuh secara abnormal di wilayah lapisan epiter mulut rahim.Sedangkan
kanker ovarium biasanya tidak menujukan tanda-tanda yang jelas, hanya sebatas keluhan rasa pegal
luar biasa pada panggul, terjadi perubahan saluran pencernaan dan terjadinya pendarahan yang
abnormal pada vagina. Untuk mengetahui dan mencegah kanker tersebut harus dilakukan
pemeriksaan Skrining / Pap Smear secara rutin.

3. Gangguan Kesehatan Endometriosis

Penyakit Endometriosis adalah kondisi jaringan endometrium wanita berada di luar wilayah
rahim namun berada di oviduk, ovarium, ataupun di jalur luar rahim wanita.Gejala Penyakit
Endometriosis yang paling umum adalah rasa nyeri pada bagian perut, pinggang yang sakit, serta
rasa tidak nyaman saat menstruasi.

4. Infeksi vagina

Penyakit ini menampakkan gejala antara lain keputihan berlebih dengan bau yang sangat
menyengat dan disertai dengan rasa gatal. Infeksi ini biasanya menyerang wanita pada usia yang
produktif khususnya bagi mereka yang telah memiliki pasangan dan aktif melakukan kegiatan
seksual. Penyebab utamanya adalah hubungan seksual.

5. Penyempitan Oviduk

Oviduk (saluran telur) yang menyempit, bisa disebabkan karena genetis atau karena kuman
jenis tertentu. Penyempitan Oviduk, menyebabkan sulitnya terjadi kehamilan pada wanita, karena
jalan sperma menjadi terhalangi.

6. Mola Hidalidosa
Hamil anggur (Mola Hidalidosa) adalah kondisi wanita mengalami kehamilan (dilihat
menggunakan USG) namun sebenarnya tidak ada janin yang tumbuh di dalam rahim.Bayangan mirip
bayi tersebut hanya gelembung darah yang membeku bernama mola.Gangguan Kesehatan ini bisa
mengakibatkan rasa sakit yang luar biasa, bahkan memicu pendarahan hingga kematian.

7. Kista

Kista ovarium adalah kantung kecil berisi cairan yang berkembang dalam ovarium (indung
telur) wanita.Kebanyakan kista tidak berbahaya.Namun, beberapa dapat menimbulkan masalah,
mulai dari nyeri haid, kista pecah, perdarahan, hingga penyakit serius, seperti: terlilitnya batang
ovarium, gangguan kehamilan, infertilitas hingga kanker endometrium.

Selain pada ovarium kista juga dapat tumbuh di vagina dan di daerah vulva (bagian luar alat
kelamin perempuan).Kista yang tumbuh di daerah vagina, antara lain inklusi, duktus gartner,
endometriosis, dan adenosis. Sedangkan kista yang tumbuh di daerah vulva, antara lain pada
kelenjar bartholini, kelenjar sebasea serta inklusi epidermal

Penyebab terjadinya kista ovarium pada wanita biasanya diakibatkan oleh peningkatan
hormon estrogen.Wanita punya hormon estrogen dan progesteron.Waktu menjelang menopause,
keduanya menurun secara kuantitas.Tapi jumlah progesteron menurun lebih drastis daripada
estrogen, jadi seolah-olah estrogen naek padahal ngga. Akibatnya mempengaruhi ke beberapa
organ, salah satunya ovarium(indung telur). Di sana ia merangsang pertumbuhan di luar normal
sehingga terbentuklah kista. Intinya penyebab kista itu salah satunya ketidakseimbangan hormon.

8. Myom

Myom adalah bungkus otot rahim yang berubah menjadi tumor jinak. Istilah mudahnya,
daging tumbuh di rahim.Biasnya penderita sulit mendapatkan kehamilan karena menghambat
masuknya seperma ke rahim

Gejala-gejala myom:

1. Nyeri perut atau pinggul.


2. Perut terasa penuh dan kadang membesar seperti wanita hamil.
3. Nyeri saat bersenggama.
4. Gejala anemia karena kehilangan darah haid.
5. Sering berkemih karena miom menekan kandung kemih.
6. Tekanan pada panggul.
7. Gangguan haid seperti tidak teratur, nyeri, dna pendarahan tidak normal (lebih banyak atau lebih
lama).Dan gejala tersebut dapat dirasakan apabila kondisi myom sudah membesar.

Bila myom tumbuhnya di dinding rahim dan bisa terjadi kehamilan dan akan terjadi ancaman
keguguran sebab miom yang membesar akan mendorong embrio sehingga tidak bisa menempel
dengan baik di dinding rahim.

9. Kanker Serviks

Kanker serviks adalah penyakit kanker yang terjadi pada daerah leher rahim.Yaitu daerah
pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim. Letaknya antara rahim
(uterus) dengan liang senggama wanita (vagina).

Penyebab kanker serviks:

1. kanker serviks disebabkan oleh virus HPV (Human Papilloma Virus). Virus ini memiliki lebih dari 100
tipe, di mana sebagian besar di antaranya tidak berbahaya dan akan lenyap dengan sendirinya. Jenis
virus HPV yang menyebabkan kanker serviks dan paling fatal.Akibatnya adalah virus HPV tipe 16 dan
18.
2. selain disebabkan oleh virus HPV, sel-sel abnormal pada leher rahim juga bisa tumbuh akibat
paparan radiasi atau pencemaran bahan kimia yang terjadi dalam jangka waktu cukup lama.

10. Sifilis

Sifilis adalah penyakit kelamin yang disebabkan oleh bakteri. Tanda-tanda sifilis, antara lain
terjadinya luka pada alat kelamin, rektum, lidah, dan bibir; pembengkakan getah bening pada bagian
paha; bercak-bercak di seluruh tubuh; tulang dan sendi terasa nyeri ruam pada tubuh, khususnya
tangan dan telapak kaki.Tanda-tanda penyakit ini dapat hilang, namun bakteri penyebab penyakit
tetap masih di dalam tubuh, setelah beberapa tahun dapat menyerang otak sehingga bisa
mengakibatkan kebutaan dan gila. Penyakit ini dapat disembuhkan jika dilakukan pengobatan
dengan penggunaan antibiotik secara cepat.
11. Gonore (kencing nanah)

Gonore (kencing nanah) disebabkan oleh bakteri. Gejala dari gonore, antara lain keluarnya
cairan seperti nanah dari saluran kelamin; rasa panas dan sering kencing. Bakteri penyebab penyakit
ini dapat menyebar ke seluruh tubuh sehingga menyebabkan rasa nyeri pada persendian dan dapat
mengakibatkan kemandulan.Penyakit ini dapat disembuhkan jika dilakukan pengobatan dengan
penggunaan antibiotik secara cepat.

12. Vulvovaginitis

Vulvovaginitis adalah peradangan pada vulva danvagina yang sering menimbulkan gejala
keputihan (flour albus) yaitu keluarnya cairan putih kehijauan dari vagina.Penyakit ini disebabkan
oleh bakteri Gardnertella vaginalis.Dapat pula disebabkan oleh protozoa, misalnya Trichomonas
vaginalis atau oleh jamur Candida albicans.

13. 1Sindrom Premenstrual

Sindrom Premenstrual adalah keadaan dimana terjadi gangguan emosi, lesu, sakit kepala,
bengkak pada tungkai, rasa pedih, dan nyeri payudara yang terjadi beberapa hari sebelum
menstruasi. Penyebabnya diduga adalah kadar estrogen tinggi, progesterone rendah, gangguan
metabolisme karbohidrat, kadar prolaktin tinggi, dan gangguan psikis.

Kelainan Pada Organ Reproduksi Wanita


BAB III

PENUTUP

1.1 KESIMPULAN
Dari permasalahan yang kita bahas diatas dapat kita simpulkan bahwa;

Alat reproduksi wanita adalah suatu organ wanita yang mampu menghasilkan keturunan baru ketika
dia mendapatkan suatu Injeksi dari organ reproduksi pria yang menghasilkan sperma kemudian
dapat disimpan didalam pembuhan organ reproduksi wanita.Akan tetapi banyak sekali gangguan
penyakit yang kapan saja bisa diketahui yang berada di dalam vagina wanita,apabila pemilik vagina
tersebut tidak menjaga kebersihan di daerah kewanitaannya.

2.2 SARAN

Semoga makalah yang disusun oleh anggota kelompok kami dapat bermanfaat bagi para
pembaca,dan dapat memberikan pengetahuan tentang organ reproduksi wanita serta kelainannya
dan penyakit pada organ reproduksi wanita. Saya mengetahui bahwa dalam penyusunan makalah ini
masih banyak kekurangan baik dari segi penyusunan penulisanyan,bahasan dan lainnya. Untuk itu
saran dari pembaca yang bersifat membangun sangat saya harapkan agar dapat terciptanya makalah
dan benar untuk para pembaca.

Pesan dari kami,mulailah membaca dari hal yang kecil untuk dapat mengetahui lebih banyak
hal yang belum anda ketahui. Dan jadikan membaca sebagai kebiasan anda,karena mulai membaca
akan membuka lebih banyak gerbang ilmu untuk diri anda.

DAFTAR PUSTAKA

http://bawenduyuliana.blogspot.com/2014/03/makalah-anatomi-fisiologi-sistem.html

http://belajarpsikologi.com/organ-reproduksi-wanita/

http://pewidya.blogspot.com/p/sistem-organ-reproduksi-wanita.html

http://tips-sehat-keluarga-bunda.blogspot.com/2013/11/penyakit-sistem-reproduksi-wanita-
yang.html
http://larasati-jalanmeraihimpian.blogspot.com/2012/12/kelainan-pada-sitem-reproduksi-
wanita.html

KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (KESPRO)

KONSEP KESEHATAN REPRODUKSI (KESPRO)

1. Konsep Dasar Kesehatan Reproduksi


a. Pengertian kesehatan reproduksi
- Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial secara utuh,
tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal yang berkaitan
dengan system reproduksi serta fungsi dan prosesnya.
- Kesehatan reproduksi adalah keadaan kesejahteraan fisik, mental, sosial yang utuh dalam
segala hal yang berkaitan dengan sistim, fungsi-fungsi dan proses reproduksi (cholil,1996).
b. Ruang lingkup kesehatan reproduksi dalam lingkup kehidupan
1) Kesehatan ibu dan bayi baru lahir
2) Pencegahan dan penanggulangan infeksi saluran reproduksi termasuk PMS-HIV/AIDS.
3) Pencegahan dan penanggulangan komplikasi aborsi
4) Kesehatan reproduksi remaja
5) Pencegahan dan penanganan infertile
6) Kanker pada usia lanjut
7) Berbagai aspek kesehatan reproduksi lain, misalnya kanker servik, mutilasi genital, fistula,
dll.
c. Hak-hak reproduksi
Konferensi internasional kependudukan dan pembangunan, disepakati hal-hal reproduksi
yang bertujuan untuk mewujudkan kesehatan bagi individu secara utuh, baik kesehatan
rohani dan jasmani, meliputi :
1) Hak mendapat informasi dan pendidikan kesehatan reproduksi
2) Hak mendapat pelayanan dan perlindungan kesehatan reproduksi
3) Hak kebebasan berfikir tentang pelayanan kesehatan reproduksi
4) Hak dilindungi dan kematian karena kehamilan
5) Hak untuk menentukan jumlah dan jarak kehamilan
6) Hak atas kebebasan dan keamanan yang berkaitan dengan kehidupan reproduksinya
7) Hak untuk bebas dari penganiayaan dan perlakuan buruk termasuk perlindungan dari
pelecehan, perkosaan, kekerasan, penyiksaan seksual
8) Hak mendapatkan manfaat kemajuan ilmu penetahuan yang berkaitan dengan kesehatan
reproduksi
9) Hak atas pelayanan dan kehidupan reproduksinya
10) Hak untuk membangun dan merencanakan keluarga
11) Hak untuk bebas dari segala bentuk diskriminasi dalam berkeluarga dan kehidupan kesehatan
reproduksi
12) Hak atas kebebasan berkumpul dan berpartisipasi dalam politik yang berkaitan dengan
kesehatan reproduksi

Menurut BKKBN tahun 2000, kebijakan teknis operasional di Indonesia untuk


mewujdkan pemenuhan hak-hak reproduksi :
a) Promosi hak-hak kesehatan reproduksi
b) Advokasi hak-hak kesehatan reproduksi
c) KIE hak-hak kesehatan reproduksi
d) System pelayanan hak-hak reproduksi
2. Menerapkan peran dan tugas bidan dalam PHC untuk kesehatan wanita yang menekankan
pada aspek pencegahan penyakit dan promosi kesehatan
a. Asuhan kesehatan reproduksi pada remaja
1) Tujuan program kesehatan reproduksi remaja
Untuk membantu remaja agar memahami dan menyadari ilmu tersebut, sehingga memiliki
sikap dan perilaku sehat dan bertanggung jawab kaitannya dengan masalah kehidupan
reproduksi
a) Tujuan Umum :
Mewujudkan keluarga berkualitas tahun 2015 melalui peningkatan pengetahuan, kesadaran
sikap, dan perilaku remaja dan orang tua agar peduli dan bertanggung jawab dalam
kehidupan berkeluarga serta pemberian pelayanan kepada remaja yang memiliki
permasalahan khusus.
b) Tujuan khusus
1. Seluruh lapisan masyarakat mendapatkan informasi tentang KRR. Sasarannya :
meningkatnya cakupan penyebaran informasi KRR mll mass media
2. Seluruh remaja di sekolah. Sasarannya : meningkatanya cakupan penyebaran info KRR di
sekolah umum, SLTP, SMU, pesantren.
3. Seluruh remaja dan keluarga yang menjadi anggota kelompok masyarakat mendapat
informasi ttg KRR. Sasarannya : karang taruna, remaja masjid, perusahaan, remaja gereja,
PKK, pramuka, pengajian, dan arisan.
4. Seluruh remaja di perusahaan di tempat kerja mendapatkan info ttg KRR. Sasarannya :
memperoleh informasi dan layanan KRR mll perusahaan di tempat kerja
5. Seluruh remaja yang membutuhkan konseling serta pelayanan khusus dapat dilayani.
Sasarannya : meningkatkan jumlah dan pemanfaatan pusat konseling dan pelayanan khusus
bagi remaja
6. Seluruh masyarakat mengerti dan mendukung pelaksanaan program KRR. Sasarannya :
meningkatkan komitmen bg politisi, toga, toma, LSM dalam pelaksanaan KRR.
2) Kesehatan reproduksi remaja
a) Remaja
1) Pengertian remaja
· Remaja adalah masa transisi antara masa anak dan dewasa, dimana terjadi pacu tumbuh
(growth spurt), timbul ciri-ciri seks sekunder, tercapai fertilitas dan terjadi perubahan-
perubahan psikologik serta kognitif (soetjiningsih,2004).
· Remaja sebetulnya tidak mempunyai tempat yang jelas. Mereka sudah tidak termasuk
golongan anak-anak, tetapi belum juga dapat diterima secara penuh untuk masuk ke golongan
orang dewasa. Remaja ada diantara anak dan orang dewasa. Oleh karena, itu remaja sering
kali dikenal dengan fase “mencari jati diri” atau fase “topan dan badai”. Remaja masih belum
mampu menguasai dan memfungsikan secara maksimal fungsi fisik maupun psikisnya.
Namun, yang perlu ditekankan di sini adalah bahwa fase remaja merupakan fase
perkembangan yang tengah berada pada masa amat potensial, baik dilihat dari aspek kognitif,
emosi, maupun fisik (Mohammad Ali, 2010).
· Masa remaja adalah masa transisi yang ditandai oleh adanya perubahan fisik, emosi dan
psikis. Masa remaja, yakni antara usia 10-19 tahun, adalah suatu periode masa pematangan
organ reproduksi manusia, dan sering disebut masa pubertas (Widyastuti Yani, 2009).
2) Tahap-tahap Remaja
Perkembangan dalam segi rohani atau kejiwaan juga melewati tahapan-tahapan yang
dalam hal ini dimungkinkan dengan adanya kontak terhadap lingkungan atau sekitarnya.
Masa remaja dibedakan menjadi:
a) Masa remaja awal (10-13 tahun)
1) Tampak dan memang merasa lebih dekat dengan teman sebaya
2) Tampak dan merasa ingin bebas
3) Tampak dan memang lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya dan mulai berfikir
khayal (abstrak)
b) Masa remaja tengah (14-16 tahun)
1) Tampak dan merasa ingin mencari identitas diri
2) Ada keinginan untuk berkencan atau tertarik pada lawan jenis
3) Timbul perasaan cinta yang mendalam
4) Kemampuan berfikir abstrak (berkhayal) makin berkembang
5) Berkhayal mengenai hal-hal yang bekaitan dengan seksual
c) Masa remaja akhir (17-19 tahun)
1) Menampakkan pengungkapan kebebasan diri
2) Dalam mencari teman sebaya lebih selektif
3) Memiliki citra (gambaran, keadaan, peranan) terhadap dirinya
4) Dapat mewujudkan perasaan cinta
5) Memiliki kemampuan berfikir khayal atau abstrak
3) Manfaat remaja mengetahui kesehatan reproduksi
Agar memiiliki informasi yang benar mengenai proses reproduksi serta berbagai faktor
yang ada disekitarnya sehingga remaja memiliki sikap dan tingkah laku yang bertujuan
mengenai proses reproduksi.
4) Pengetahuan dasar apa yg perlu diberikan kpd remaja agar mereka mempunyai kespro yang
baik
a) Pengenalan mengenai sistem, proses dan fungsi alat reproduksi dan hak – hak reproduksi
b) Mengapa remaja perlu menDWSkan usia kawin serta bgmn merencanakan kehamilan agar
sesuai dengan keinginnannya dan pasangannya
c) PMS,HIV/AIDS serta dampaknya terhadap kondisi kesehatan reproduksi
d) Bahaya narkoba dan miras pada kesehatan reproduksi
e) Pengaruh sosial & media thdp perilaku sexual
f) Kekerasan seksual dan bagaimana menghindarinya
g) Mengembangkan kemampuan berkomunikasi termasuk memperkuat kepercayaan diri agar
mampu menangkal hal-hal yang bersifat negative.
5) Perubahan pada remaja
a) Perubahan Fisik
Perubahan yang cukup menyolok terjadi ketika remaja baik perempuan dan laki-kali
memasuki usia antara 9 – 15 tahun, pada saat itu mereka tidak hanya tubuh menjadi lebih
tinggi dan lebih besar saja, tetapi terjadi juga perubahan-perubahan di dalam tubuh yg
memungkinkan untuk bereproduksi atau berketurunan. Perubahan dari masa kanak-kanak
menuju masa dewasa atau sering dikenal dengan istilah masa pubertas ditandai dengan
datangnya menstruasi pada perempuan atau mimpi basah pada laki-laki.
1) Mimpi basah
Remaja laki-laki memproduksi sperma setiap harinya. Sperma bisa dikeluarkan melalui
proses yang disebut ejakulasi, yaitu keluarnya sperma melalui penis. Ejakulasi bisa terjadi
secara alami (tidak disadari oleh remaja laki-laki) melalui mimpi basah.
2) Proses terjadinya menstruasi
Menstruasi terjadi karena sel telur yang diproduksi ovarium tidak dibuahi oleh sel sperma
dalam rahim. Sel telur tersebut menempel pada dinding rahim dan membentuk lapisan yang
banyak mengandung PemDa, kemudian menipis dan luruh keluar melalui mulut rahim dan
vagina dalam bentuk darah, yang biasanya terjadi antara 3-7 hari. Jarak antara satu haid
dengan haid berikutnya tidak sama pada setiap orang. Adakalanya 21 hari atau bisa juga 35
hari.
b) Alat reproduksi
1) Pada perempuan
Ø Bibir luar dan labia minora
Ø Kelentit (clitoris)
Ø Lubang vagina
Ø Rambut kemaluan (mons veneris)
Ø Vagina
Ø Mulut rahim (cervix)
Ø Rahim (uterus)
Ø Sal telur (tuba fallopi )
Ø Indung telur (ovarium)

2) Pada laki-laki
Ø Zakar (penis)
Ø Buah zakar (testis)
Ø Saluran zakar (uretra)
Ø Skrotum
Ø Sal sperma (vas deferens)
Ø Kelenjar prostat
Ø Bladder (kandung kencing)
c) Masa subur
Masa subur adalah masa dimana terjadinya pelepasan sel telur pada perempuan. Titik puncak
kesuburan terjadi pada hari ke 14 sebelum masa menstruasi berikutnya Tanggal menstruasi
berikutnya sering kali tidak pasti pada remaja. Biasanya diambil perkiraan masa subur 3-5
hari sebelum dan sesudah hari ke 14.
b) Permasalahan prioritas kesehatan reproduksi pada remaja dapat di kelompokan sebagai
berikut :
Ø kehamilan tak dikehendaki
Ø kehamilan dan persalinan usia muda
Ø masalah PMS, termasuk infeksi HIV/AIDS
Ø tindak kekerasan seksual, seperti pemerkosaan, pelecehan seksual dan transaksi seks komersil
c) Pembinaan kesehatan reproduksi pada remaja, berupa pembekalan ilnu pengetahuan
diantaranya :
Ø Perkembangan fisik, kejiwaan dan kematangan seksual remaja
Ø Proses reproduksi yg bertanggung jawab
Ø Pergaulan yg sehat antara remaja laki-laki dan perempuan
Ø Persiapan pra nikah
Ø Kehamilan dan persalinan, serta cara Pencegahannya
3) Peran bidan dalam menanggulangi masalah seksual
a) Ikut serta dalam kelompok remaja sehingga lebih mudah mengadakan pendekatan misal :
pengajian remaja & karang taruna
b) Melakukan penyuluhan- penyuluhan pada remaja yang berkaitan dengan kesehatan
reproduksi

b. Peran dan tugas bidan melibatkan wanita dalam pengambilan keputusan


Secara umum dalam penanggulangan masalah pada remaja, peran bidan adalah sebagai
fasilitator dan konselor yang bisa dijadikan tempat mencari jawaban dari suatu permasalahan
yang dihadapi oleh remaja sehingga bidan harus memiliki pengetahuan dan wawasan yg
cukup
Contoh peran yang bisa dilakukan oleh bidan adalah:
Ø Mendengarkan keluhan remaja yang bermasalah, dengan tetap menjaga kerahasiaan kliennya.
Ø Membangun komunikasi dengan remaja.
Ø Ikut serta dalam kelompok remaja
Ø Melakukan penyuluhan- penyuluhan pada remaja berkaitan dengan kesehatan reproduksi
Ø Memberikan informasi yang selengkap- lengkapnya pada remaja sesuai dengan kebutuhannya.
1) Melibatkan wanita dlm pengambilan keputusan
Kenyataan di tengah- tengah masyarakat bahwa perilaku diskriminatif terhadap
perempuan yaitu gender menjadi suatu permasalahan yang tidak pernah tuntas dibahas
sehingga pada akhirnya wanita tidak mempunyai hak untuk mengambil keputusan terbaik
yang berhubungan dengan dirinya.
Ø Gender
§ Adalah pandangan masyarakat tentang perbedaan peran, fungsi dan tujuan antara laki-laki dan
perempuan yang merupakan hasil konstruksi (kebiasaan sosial yang tumbuh dan disepakati
dalam masyarakat) sehingga dapat diubah sesuai perkembangan zaman.
§ Adalah peran masing-masing pria dan wanita berdasarkan jenis kelamin menurut budaya yang
berbeda-beda. Jender sebagai suatu kontruksi sosial mempengaruhi tingkat kesehatan, dan
karena peran jender berbeda dalam konteks cross cultural berarti tingkat kesehatan wanita
juga berbeda-beda.

2) Cara melibatkan wanita dalam pengambilan keputusan


Ø Memberikan informasi yang selengkap-lengkapnya tentang permasalahan sesuai kebutuhan
Ø Memberikan pandangan-pandangan tentang akibat dari keputusan apapun yang akan
diambilnya.
Ø Menyakinkan ibu untuk bertujuan terhadap keputusan yang akan diambilnya.
Ø Pastikan bahwa keputusan yang diambil ibu adalah yang terbaik
Ø Memberi dukungan pada ibu atas keputusan yang diambilnya.

SIKLUS KESEHATAN WANITA, KONSEPSI, BAYI DAN ANAK, REMAJA, DEWASA,


USIA LANJUT SERTA PERUBAHAN YANG TERJADI PADA SETIAP TAHAP.

Setelah lahir kehidupan wanita dapat dibagi dalam beberapa masa yaitu konsepsi, masa bayi,
masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa, masa usia lanjut.
Masing-masing masa itu mempunyai kekhususan, karena itu gangguan pada setiap masa
tersebut juga dapat dikatakan khas karena merupakan penyimpangan dari faal yang khas pula
dari masa yang bersangkutan.
1. Konsepsi

2. Bayi

Periode ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :


- Perubahan dan pertumbuhan yang amat cepat
- Berkurangnya ketergantungan anak pada ibunya dan awal munculnya individualitas
- Mulai belajar mengenal orang lain diluar dirinya dan ibunya
- Menyesuaikan diri dengan berbagai tuntutan lingkungan (sosialisasi)
- Adanya keingintahuan yang sangat besar walau koordinasi otot dan kekuatan fisik belum
sempurna.

Pada bayi lahir cukup bulan, pembentukan genitalia internal sudah selesai, jumlah folikel
primordial dalam kedua ovarium telah lengkap sebanyak 750.000 butir dan tidak bertambah
lagi pada kehidupan selanjutnya. Tuba, uterus, vagina dan genitalia eksternal sudah
terbentuk, labia mayora menutupi labia minora, tetapi pada bayi premature vagina kurang
tertutup dan labia minora lebih kelihatan.
Pada minggu pertama dan kedua kehidupan di luar, bayi masih mengalami pengaruh estrogen
yang sewaktu hamil memasuki tubuh janin melalui placenta. Karena itu, uterus bayi baru
lahir lebih besar dibandingkan dengan uterus anak kecil. Di samping itu estrogen juga
menyebabkan pembengkakan pada payudara bayi wanita maupun pria selama 10 hari
pertama dari kehidupannya, kadang-kadang disertai dengan sekresi cairan seperti air susu.
Selanjutnya 10-15% dari bayi wanita dapat timbul perdarahan pervagina dalam minggu-
minggu pertama yang bersifat withdrawal bleeding.
Genetalia bayi wanita yang baru lahir itu basah karena sekresi cairan yang jernih. Epitel
vagina relatif tebal dan Ph vagina 5, setelah 2-3 minggu epitel vagina tipis dan Ph naik
manjadi 7. Pada 1/3 dari bayi wanita, endoserviks tidak terhenti pada ostium uteri eksternum,
tetapi menutupi juga sebagian dari portioservisis, sehingga terdapat apa yang dinamakan
seudoerosio kongenitalis. Setelah lebih kurang 1,5 tahun, erosio ini hilang dengan sendirinya.
Pada waktu lahir perbandingan servik dan korpus uteri 1:1 karena hipertrofikorpus,
setelah pengaruh estrogen tidak ada perbandingan lambat laun menjadi 2:1. Pada pubertas
dengan pengaruh estrogen yang dihasilkan sendiri oleh anak, perbandingan berubah lagi, dan
pada wanita dewasa berubah menjadi 1:2.
2. anak
Yang khas pada ,masa kanak-kanak ini adalah bahwa perangsangan oleh hormon kelamin
sangat kecil, dan memang kadar hormon estrogen dan gonadotropin sangat rendah. Karena itu
alat-alat genital pada masa ini tidak memperlihatkan pertumbuhan yang berarti samapi
permulaan pubertas. Dalam masa kanak-kanak pengaruh hipofisis terutama terlihat dalam
pertumbuhan badan.
Pada masa kanak-kanak sudah nampak perbedaan antara anak pria dan wanita, terutama
dalam tingkah lakunya. Tetapi perbedaan ini ditentukan oleh lingkungan dan pendidikan.
3. remaja
Pubertas merupakan masa peralihan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa. tidak
ada batas yang tajam antara akhir masa kanak-kanak dan awal masa pubertas, akan tetapi
dapat dikatakan bahwa masa pubertas diawali dengan berfungsinya ovarium. Pubertasa akhir
pada saat ovarium sudah berfungsi dengan mantap dan teratur.
Secara klinis pubertas mulai dengan timbulnya ciri-ciri kelamin sekunder, dan berakhir
kalau sudah ada kemampuan reproduksi. Pubertas pada wanita , mulai kira-kira pada umur 8-
14 tahun dan berlangsung kurang lebih selama 4 tahun.
Awal pubertas dipengaruhi oleh bangsa , iklim, gizi dan kebudayaan. Pada abad ini secara
umum ada pergeseran permulaan pubertas ke arah umur yang lebih muda, dikarenakan
meningkatnya kesehatan umum dan gizi.
Kejadian yang penting dalam pubertas adalah pertumbuhan badan yang cepat, tumbuhnya
ciri-ciri kelamin sekunder, menarche dan perubahan psikis. Ovarium mulai berfungsi
dibawah pengaruh hormin gonadotropin dan hipofisis, dan hormon ini dikeluarkan atas
pengaruh releasing factor dan hipotalamus. Dalam ovarium folikel mulai tumbuh, walaupun
folikel-folikel tidak sampai matang, karena sebelumnya mengalami atresia, namun folikel-
folikel tersebut sudah mampu mengeluarkan estrogen. Pada saat yang kira-kira bersamaan,
korteks kalenjar suprarena mulai membentuk androgen, dan hormon ini memegang peranan
dalam pertumbuhan badan.
Pengaruh peningkatan hormon yang pertama-tama nampak adalah pertumbuhan badan anak
yang lebih cepat, terutama ekstremitasnya dan badan lambat laun mendapatkan bentuk sesuai
jenis kelamin. Walaupun ada pengaruh hormon somatotropin, diduga bahwa pada wanita
kecepatan pertumbuhan terutama disebabkan oleh estrogen. Estrogen ini pula yang pada
suatu waktu menyebabkan penutupan garis epifisis tulang-tulang, sehingga pertumbuhan
badan terhenti. Pengaruh estrogen yang lain ialah pertumbuhan genitalia interna, genitalia
eksterna dan ciri-ciri kelamin sekunder. Dalam masa pubertas genitalia interna dan eksterna
lambat laun tumbuh mencapai bentuk dan sifat seperti masa dewasa.
Perkembangan dalam bidang rohani ialah penyesuaian diri dalam alam pelindung serta aman
menuju arah alam berdiri sendiri dan bertanggungjawab, dari alam ergosentris ke alam
pikiran yang lebih matang.
4. reproduksi
Masa ini merupakan masa terpenting bagi wanita dan berlangsung kira-kira 33 tahun. Haid
pada masa ini paling teratur dan siklus alat genita bermakna untuk memungkinkan
kehamilan. Pada masa ini terjadi ovulasi kurang lebih 450 kali, dan selama ini wanita
berdarah selama 1800 hari. Biarpun pada usia 40 tahun keatas wanita masih mampu hamil,
tetapi fertilitas menurun cepat seduah usia tersebut.
5. klimakterium dan menopouse
1) klimakterium
Klimakterium dalam bahasa yunani tangga, merupakan masa peralihan antara masa
reproduksi dan masa senium. Klimakterium bukan suatu keadaan patologi, melainkan suatu
masa peralihan yang normal, yang berlangsung beberapa tahun sebelum dan beberapa tahun
sesudah menopouse. Kita menjumpai kesulitan dalam menentukan awal dan akhir
klimakterium. Tetapi dapat dikatakan bahwa klimakterium mulai kira-kira 6 tahun sebelum
menopouse, berdasarkan keadaan endokrinologi (kadar estrogen mulai turun dan kadar
hormon gonadotropin naik), dan jika ada gejala-gejala klinis.
Klimakterium kira-kira berakhir 6-7 tahun sesudah menopouse. Pada saat ini kadar estrogen
telah rendah yang sesuai dengan keadaan senium, dan gejala-gejala neurovegetatif telah
terhenti. Dengan demikian lama klimakterium kurang lebih 13 tahun.
Mengenai dasarnya klimakterium dapat dikatakan bahwa jika pubertas disebabkan oleh
mulainya sintesis hormon gonadotropin oleh hipofisis, klimakterium disebabkan oleh kurang
beraksinya ovarium terhadap rangsangan hormon itu. Hal ini disebabkan oleh ovarium
menjadi tua, bisa dianggap ovarium lebih dahulu tua daripada alat-alat tubuh lainnya.’
Proses menjadi tua sudah mulai pada umur 40 tahun. Jumlah folikel waktu lahir adalah
750.000 buah, pada waktu menopouse tinggal beberapa ribu buah folikel yang tersisa ini
lebih resisten terhadap rangsangan gonadotropin. Dengan demikian siklus ovarium yang
terdiri atas pertumbuhan folikel, ovulasi dan pembentukan korpus luteum lambat laun
terhenti. Pada wanita di atas 40 tahun siklous haid untuk 25% tidak disertai ovulasi, jadi
bersifat anovulatoar.
Pada klimakterium terdapat penurunan produksi estrogen dan kenaikan hormon
gonadotropin. Kadar hormon akhir ini tetap tinggi sampai kira-kira 15 tahun setelah
menopouse, kemudian mulai turun. Tingginya kadar hormon gonadotropin disebabkan oleh
berkurangnya oleh hormon estrogen, sehingga native feedback terhadap gonadotropin
berkurang.
Pada wanita dalam klimakterium terjadi perubahan-perubahan tertentu, yang dapat
menyebabkan ganguan ringan dan kadang-kadang berat. Klimakterium merupakan masa
perubahan, umumnya masa itu dilalui oleh wanita tanpa banyak keluhan, hanya pada
sebagian kecil (25% wanita Eropa, pada wanita Indonesia kurang) ditemukan keluhan yang
cukup berat yang menyebabkan wanita bersangkutan minta pertolongan dokter. Perubahan
dan gangguan itu sifatnya berbeda beda menurut waktunya klimakterium. Pada permulaan
klimakterium kesuburan menurun, pada masa premenopouse terjadi kelainan perdarahan,
sedangkan pada pascamenopouse terdapat gangguan vegetative, psikis dan organis.
Gangguan vegetatif biasanya berupa rasa panas dengan keluarnya malam dan perasaan
jantung berdebar debar. Dalam masa pasca menopause dan seterusnya dalam masa senium,
terjadi atrofi alat-alat genital. Ovarium menjadi kecil dan dari seberat 10-12 gr pada wanita
dalam masa reproduksi menjadi 4 gr pada wanita usia 60 tahun.
Uterus juga lambat laun mengecil dan endometrium mengalami atrofi. Uterus masih tetap
dapt bereaksi terhadap estrogen, pemberian estrogen dari luar yang diikuti dengan
penghentiannya, dapt menimbulkan withdrawal bleeding. Epitel vagina menipis, tetapi karena
masih ada estrogen (walaupun sudah berkurang), atrofi selaput-selaput lendir vagina belum
seberapa jelas dan apus vagina memperlihatkangambaran campuran (spread pattern). Mamma
mulai menjadi lembek dan proses ini berlangsung terus selama senium.
Sumber estrogen dalam klimakterium selain ovarium juga glandula suprarenal, sumber utama
dalam pasca menopause adalah konversi dari androstenedion.
Metabolism sekitar menopause memperlihatkan beberapa perubahan, misalnya hiperlipemi
yang merupakan salah satu factor kea rah bertambahnya penyakit koroner pada masa ini.
Pada wanita yang banyak merokok, yang diberi estrogen dan yang menderita hipertensi,
kemungkinan timbulnya penyakit di atas lebih besar.
b. menopause
menopause adalah haid terakhir, atau saat terjadinya haid terakhir atau saat terjadinya haid
terakhir. Diagnosis dibuat setelah terdapat aminorhea sekurang-kurangnya satu tahun.
Berhentinya haid didahului oleh siklus haid yang lebih panjang, dengan perdarahan yang
berkurang. Umur waktu terjadinya menopause dipengaruhi oleh keturunan, kesehatan umum
dan pola kehidupan. Ada kecenderungan dewasa ini untuk terjadinya menopause pada umur
yang lebih tua.
Terjadinya menopause ada hubungannya dengan menarche. Makin dini menarche terjadi,
makin lambat menopause timbul. Pada bad ini tampak bahwa menarche makin dini timbul
dan menopause makin lambat terjadi, sehingga masa reproduksi makin panjang. Walaupun
demikian di Negara-negara maju menopause tidak bergeser lagi keumur yang lebih muda.
Tampaknya batas maksimal telah tercapai.
Menopause yang artificial karena operasi atau radiasi umumnya menimbulkan keluhan lebih
banyak dibandingkan dengan menopause alamiah.
c. senium
pada senium telah tercapai keadaan keseimbangan hormonal yang baru, sehingga tidak ada
lagi gangguan vegetative msupun psikis. Yang mencolok pada masa ini ialah kemunduran
alat-alat tubuh dan kemampuan fisik., sehingga proses menjadi tua. Dalam masa senium
terjadi pula osteoporosis dengan intesitas berbeda pada masing-masing wanita. Walaupun
sebab-sebabnya belum jelas betul, namun berkurangnya osteo trofoblas memegang peranan
dalam hal ini.

A. Faktor-faktor yang mempengaruhi siklus kesehatan wanita


1. Factor genetic
Merupakan modal utama atau dasar factor bawaan yang normal,
Contoh : jenis kelamin, suku, bangsa
2. Factor lingkungan
Komponen biologis, misalnya oragan tubuh, gizi, perawatan, kebersihan lingkungan,
pendidikan, social budaya, tradisi, agama, adat, ekonomi, politik.
3. Factor perilaku
Keadaan perilaku akan mempengaruhi tumbuh kembang anak. Perilaku yang tertanam pada
masa anak akan terbawa dalam kehidupan selanjutnya.

Factor-faktor yang mempengaruhi siklus kesehatan wanita dari konsepsi sampai usia lanjut.
1. Kosepsi, dipengaruhi oleh beberapa factor, yaitu :
a. Keturunan
b. Fertilitas
c. Kecukupan gizi
d. Kondisi sperma dan ovum
e. Factor hormonal
f. Factor psikologis

2. Bayi
Factor yang mempengaruhi siklus kehidupan wanita pada masa bayi :
a. Lingkungan
b. Kondisi ibu
c. Sikap orang tua
d. Aspek psikologi pada masa bayi
e. System reproduksi

3. Masa kanak-kanak
a. Factor dalam
1) Hal-hal yang diwariskan dari orang tua, misalnya bentuk tubuh.
2) Kemampuan intelektual
3) Keadaan hormonal tubuh
4) Emosi dan sifat
b. Factor luar
1) Keluarga
2) Gizi
3) Budaya setempat
4) Kebiasaan anak dalam hal personal hygiene
4. Remaja
Berdasarkan factor-faktor yang berpengaruh buruk terhadap kesehatan remaja, termasuk
kesehatan reproduksi remaja :

a. Masalah gizi
1) Anemia dan kurang gizi kronis
2) Pertumbuhan yang terhambat pada remaja putri
b. Masalah pendidikan
1) Buta huruf
2) Pendidikan rendah
c. Masalah lingkungan dan pekerjaan
1) Lingkungan dan suasana yang kurang memperhatikan kesehatan remaja dan bekerja yang
akan menggangu kesehatan remaja
2) Lingkungan social yang kurang sehat dapat menghambat bahkan merusak kesehatan fisik,
mental dan emosional remaja.
d. Masalah sek dan seksualitas
1) Pengetahuan yang tidak lengkap dan tidak tahu tentang masalah seksualitas, misalnya mitos
yang tidak benar.
2) Kurangnya bimbingan untuk bersikap positif dalam hal yang berkaitan dengan seksualitas.
3) Penyalahgunaan dan ketergantungan NAPZA yang mengarah pada penularan HIV/AIDS
4) Penyalahgunaan seksual
5) Kehamilan remaja
6) Kehamilan pra nikah atau di luar ikatan pernikahan
e. Masalah kesehatan reproduksi remaja
1) Ketidakmatangan secara fisi dan mental
2) Resiko komplikasi dan kematian ibu dan janin lebih besar
3) Kehilangan kesempatan untuk pengembangan diri
4) Resiko bertambah untuk melakukan aborsi yang tidak aman.
5. Dewasa
Factor yang mempengaruhi siklus kehidupan wanita pada masa dewasa.
a. Perkembangan organ reproduksi
b. Tanggapan seksual
c. Kedewasaan psikologi
6. Usia lanjut
a. Factor hormonal
b. Kejiwaan
c. Lingkungan
d. Pola makan
e. Aktifitas fisik (olah raga)

Sumber: : http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/05/konsep-dasar-kesehatan-
reproduksi.html#ixzz4Hf85podC

Alat reproduksi wanita

Seperti halnya pria, alat reproduksi wanita juga terdiri atas alat kelamin luar dan alat kelamin
dalam.

Alat kelamin luar wanita terdiri atas:

Alat reproduksi
wanita bagian luar

a. Celah luar yang disebut vulva.

b. Di sebelah kiri dan kanan celah ini dibatasi oleh sepasang bibir, yaitu bibir besar (labium
mayor) dan bibir kecil (labium minor).
c. Di sebelah depan dari vulva terdapat tonjolan yang disebut kelentit (klitoris), yang
sejarah terjadinya sama dengan perkembangan penis pada pria.

d. Ke dalam vulva ini bermuara dua saluran, yaitu saluran urine (urethra) dan saluran
kelamin (vagina).

Alat kelamin dalam wanita terdiri atas:

Penampang alat
reproduksi wanita

a. Ovarium (indung telur)

Berjumlah sepasang, kecil, dan alat ini terdapat dalam rongga badan, didaerah pinggang,
bentuknya seperti telur. Di dalam ovarium terdapat jaringan kelenjar buntu (kelenjar
endokrin) dan jaringan yang membuat sel telur (ovum) yang disebut folikel.

b. Saluran reproduksi

– Saluran telur (tuba fallopi), berjumlah sepasang, kanan dan kiri. Pada bagian pangkalnya
berbentuk corong yang disebut infundibulum. Infundibulum dilengkapi dengan jumbai-
jumbai yang berfungsi untuk menangkap sel telur yang telah masak dan lepas dari ovarium.

– Rahim (uterus), bertipe simpleks, artinya hanya memiliki satu ruangan. Berbentuk buah
pir, dan bagian bawahnya mengecil disebut leher rahim (cervix). Dinding rahim terdiri atas
beberapa lapisan otot dan jaringan epitel. Lapisan terdalam yang membatasi rongga rahim
terdiri atas jaringan epitel yang disebut endometrium atau selaput rahim. Lapisan ini banyak
menghasilkan lendir dan banyak mengandung pembuluh darah. Sebulan sekali, yaitu pada
waktu menstruasi (haid), lapisan ini dilepaskan yang diikuti dengan pendarahan. Dinding
rahim akan selalu mengalami perubahan ketebalan, dan peristiwanya dipengaruhi oleh
hormon.

– Vagina, merupakan akhir dari saluran kelamin dalam yang terdapat dalam vulva dan
merupakan organ persetubuhan bagi wanita. Karena fungsinya yang penting yakni untuk
melahirkan bayi, maka organ ini banyak mempunyai banyak lipatan. Hal ini mempermudah
wanita pada waktu melahirkan bayinya, sehingga vagina tersebut tidak sobek. Dinding vagina
mempunyai banyak selaput lendir yang berkelenjar, salah satu kelenjar yang penting ialah
glandula Bartholini.

Mekanisme produksi ovum dan siklus menstruasi

Ovarium seorang wanita mampu memproduksi sel telur setelah masa puber sampai dewasa
subur, yaitu berkisar antara umur 12 sampai dengan 50 tahun. Setelah sel telur habis
diovulasikan, maka seorang wanita tidak lagi mengalami menstruasi (haid), dan disebut masa
menopause. Pada masa menopause alat reproduksi tidak berfungsi lagi dan mengecil, karena
berkurangnya produksi hormon kelamin.

Mekanisme produksi sel telur oleh folikel diatur oleh hormon yang dihasilkan hipofisis.
Mekanisme produksi sel telur dan siklus menstruasi adalah sebagai berikut.

– Kelenjar hipofisis menghasilkan hormon FSH (Follicle Stimulating Hormone). Hormon


ini berfungsi untuk memacu pembentukan folikel dalam ovarium.

– Folikel yang sedang tumbuh tersebut memproduksi hormon estrogen. Fungsi hormon
estrogen ialah:

 merangsang pertumbuhan endometrium dinding rahim


 menghambat produksi FSH oleh pituitari
 memacu pituitari untuk memproduksi hormon LH (Luteinizing Hormone). Keluarnya LH dari
hipofisis menyebabkan telur masak, dan keluar dari dalam folikel, peristiwa inilah yang
disebut ovulasi.

– Setelah telur masak dan meninggalkan ovarium, LH mengubah folikel menjadi badan
berwarna kuning yang disebut korpus luteum. Dan sekarang tidak mampu memproduksi
estrogen lagi, tetapi mampu memproduksi hormon progesteron. Hormon progesteron
berfungsi untuk mempercepat dan mempertahankan pertumbuhan endometrium.

– Bila sel telur yang keluar dari ovarium tidak dibuahi, produksi estrogen terhenti. Hal
ini menyebabkan kadar estrogen dalam darah sangat rendah, akibatnya aktivitas hipofisis
untuk memproduksi LH juga menurun. Penurunan produksi LH menyebabkan korpus luteum
tidak dapat memproduksi progesteron. Tidak adanya progesteron dalam darah menyebabkan
penebalan dinding rahim tidak dapat dipertahankan, selanjutnya akan luruh dan terjadilah
pendarahan. Inilah yang disebut menstruasi.

– Bila terjadi pembuahan sel telur oleh sperma, maka zigot yang terbentuk akan
melakukan nidasi / transplantasi (penanaman diri) pada endometrium. Zigot akan
berkembang menjadi embrio, terus menjadi janin. Selanjutnya placenta janin yang terbentuk
akan menghasilkan HCG (Human Chorionic Gonadotropic) yang akan menggantikan peran
progesteron. Janin ini mendapat makanan dari tubuh induknya dengan perantaraan plasenta
(ari-ari / tembuni).

Selaput pembungkus embrio terdiri dari amnion, korion, sakus vitelinus dan alantois.
Janin kucing sebagai contoh perbandingan: 1 umbilicus, 2 amnion, 3 allantois, 4 kantung kuning telur, 5 perdarahan, 6 placenta

Sakus vitelinus (kantong kuning telur) terletak di antara amnion dan plasenta, merupakan
tempat pembentukan sel-sel darah dan pembuluh-pembuluh darah yang pertama. Selaput-
selaput tersebut berfungsi untuk:

 Melindungi embrio terhadap kekeringan dan goncangan-goncangan.


 Membantu proses pernapasan, ekskresi dan fungsi-fungsi penting lainnyaselama
kehidupannya didalam rahim.

Amnion

Merupakan selaput yang membatasi ruangan amnion di mana terdapat embrio. Dinding
amnion menghasilkan cairan berupa air ketuban yang berguna untuk menjaga agar embrio
tetap basah dan tahan goncangan.

Korion

Merupakan selaput yang terdapat di sebelah luar amnion. Korion dan alantois akan tumbuh
keluar membentuk jonjot dan berhubungan dengan dinding rahim. Jonjot-jonjot korion
menempel pada dinding rahim. Di dalamnya terdapat pembuluh-pembuluh darah yang
berhubungan dengan peredaran darah ibu dengan perantaraan plasenta.

Alantois

Terletak di dalam tali pusat. Jaringan epitelnya menghilang dan yang menetap adalah
pembuluh-pembuluh darahnya yang berfungsi untuk menghubungkan sirkulasi embrio
dengan plasenta. Plasenta dengan embrio dihubungkan oleh tali pusat. Di dalamnya terdapat
2 buah pembuluh nadi dan sebuah pembuluh balik yang berhubungan dengan pembuluh-
pembuluh darah di dalam plasenta. Zat makanan dan oksigen dari pembuluh darah induknya
melalui plasenta ke tali pusat dan selanjutnya ke pembuluh darah embrio. Sedang zat sisa
metabolisma dan CO2 dari pembuluh darah embrio, ke tali pusat, terus ke plasenta, dan
akhirnya dialirkan ke pembuluh darah ibu. Bila pertumbuhan dan perkembangan janin telah
sempurna, janin akan keluar melalui vagina. Selubung janin akan pecah, diikuti keluarnya
plasenta.

Berikut ini adalah animasi tentang alat-alat reproduksi pada pria dan wanita, termasuk proses
kelahiran bayi. Perhatikan juga bagaimana bayi melakukan positioning saat keluar dari dalam
rahim:

AKADEMI KEPERAWATAN MUHAMMADIYAH MAKASSAR


TAHUN AJARAN 2012/2013

KATA PENGANTAR
Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga
Makalah Patologi yang berjudul “Hipertensi & Kongesti Kronik Vena” dapat
terselesaikan. Salam dan shalawat kami sampaikan kepada junjungan kita baginda Nabi
Muhammad SAW, karena berkat kegigihannyalah sehingga kita berada di zaman
beradap seperti sekarang ini.
Untuk itu pada kesempatan ini, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada
teman-teman yang telah membantu kami dalam proses penyelesaian penyusunan makalah ini,
serta khususnya kepada Ibu Rahmawati S.Kep,M.Kes. selaku dosen Anatomi Fisiologi yang
telah memberikan bimbingan dan pengarahan pada kami guna terselesainya makalah ini,
dengan tidak mengurangi rasa hormat yangtidak dapat kami sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu kami mohon kritik dan saran dari pembaca dan teman-teman sekalian guna
membangun dan menyempurnakan makalah ini. Untuk itulah kami ucapkan terima kasih.
Wassalam……
Makassar, 11 Januari 2013
Penyusun

DAFTAR ISI
Kata Pengantar……………………………………………………………….i
Daftar
Isi……………………………………………………………………..ii
Bab I
Pendahuluan………………………………………………………………..1
Bab II
Sistem Reproduksi
Wanita…………………………………………….….2
A.Struktur dan Fungsi Sistem Reproduksi Wanita……………………….…2
1.Alat Genetalia Luar (Eksternal)…………………………………………..2
a.Vulva…………………………………………………………………....2
b.Tundun(Mons Veneris)………………………………………………....3
c.Labia Mayora(Bibir
Besar)…………………………………………..….3
d.labio minora (Bibir
Kecil)…………………………………………….…3
e.klitoris
(Klentit)………………….………………………………………3
f.vestibulum
(Serambi)……………………………………………………4
g.Hymen (Selaput
Dara)……………………………………………….….4
2.Genetalia Dalam
(Internal)…………………………………………….…4
a.Vagina (Liang
Kemaluan)………………………………………………..5
b.Uterus
(Rahim)………………………………………………………...…5

c.Ovarium…………………………………………………………………..5
d.Tuba Fallopi
……………………………………………………………..6

e.Ligamentum…………………………………………………………...….6
3.Kelenjar
Mammae………………………………………………………….6

a.Korpus……………………………………………………………...……..7

b.Areola…………………………………………………………………..…8

c.Papilla………………………………………………………………...…...8

B.Regulasi
Hormonal………………………………………………………..9
a.Hormon Estrogen …………………………………………………..…..9
b.Hormon Progesterone………………………………………………......9
c.Follicle Stimulating Hormone (FSH)………………………………..….9
d.Luteinizing Harmone (LH)………………………………………….…..9
e.Prolaktin Luteotropin (LTH)…………………………………….….....10

C.Siklus Menstruasi

1. Stadium Menstruasi
(Desquamasi)…………………………………..………………..11

2. Stadium Post-Menstruum
(Regenerasi)………………………………..……………11

3. Stadium Inter Menstruum


(Proliferasi)………………………………………..…….11

4. Stadium pra Menstruum


(Sekresi)……………………………………………..….....11
BAB I
PENDAHULUAN
Masa pubertas pada wanita merupakan masa produktif yaitu masa untuk mendapat

keturunan, yang berlangsung kurang lebih 40 tahun. Setelah itu, wanita memasuki masa

klimakterium yaitu masa peralihan antara masa reproduksi dengan masa senium

(kemunduran), di mana haid berangsur-angsur berhenti selama 1-2 bulan dan kemudian

berhenti sama sekali, yang disebut menopause. Selanjutnya terjadi kemunduran alat-alat

reproduksi, organ tubuh , dan kemampuan fisik.


BAB II
SISTEM REPRODUKSI WANITA
A. Struktur dan Fungsi Sistem Reproduksi Wanita
Pada wanita pubertas ditandai dengan menstruasi pertama(Menarke),uterus dan vagina
membesar,buah dada membesar,serta jaringan ikat dan saluran darah bertambah,lengkung
tubuh berkembang,adanya bulu ketiak dan pubis pelvis membesar.
Genetalia pada wanita terpisah dari uretra yang mempunyai saluran tersendiri. Alat
reproduksi wanita dibagi menjadi dua bagian:

1. Alat Genetalia Luar (Eksternal)

Alat genetalia luar terdiri:


a) Vulva
Vulva adalah tempat bermuaranya sistem urogenital.
Fungsi :
1. Sebagai indra raba/ sentuhan
2. Kelenjar : menghasilkan cairan untuk membasahi dan melicinkan permukaan vulva

b) Tundun (Mons Veneris)


Tundun (Mons Veneris) adalah bagian yang menonjol yang terdapat di atas dan didepan
simpisis yang terdiri dari jaringan dan lemak. Pada saat puberitas mons veneris ditumbuhi
oleh rambut-rambut. Fungsi dari rambut tersebut untuk melindungi alat genetalia dari
masuknya kotoran, selain itu untuk estetika.
c) Labia Mayora (Bibir Besar)
Labia mayor adalah dua lipatan kulit panjang melengkung yang menutupi lemak dan
jaringan ikat yang menyatu dengan mons pubis. Keduanya memanjang dari mons pubis ke
arah bawah mengelilingi labia minor, berakhir di perineum pada garis tengah. Labia mayor
memiliki panjang 7-8 cm, lebar 2-3 cm, dan tebal 1-1,5 cm dan agak meruncing pada ujung
bawah. Labia mayor melindungi labia minor, meatus urinarius, dan introitus vagina (lubang
vagina). Pada wanita yang belum pernah melahirkan pervagina, kedua labia mayor terletak
berdekatan di garis tengah menutupi struktur-struktur di bawahnya. Setelah melahirkan anak
dan mengalami cedera pada vagina atau perineum, labia sedikit terpisah bahkan introitus
vagina terbuka. Penurunan produksi hormone menyebabkan atrofi labia mayor.

d) Labia Minora (Bibir kecil)


Labia minor terletak di antara dua labia mayor dan merupakan lipatan kulit yang panjang,
sempit, dan tidak berambut, yang memanjang ke arah bawah dari bawah klitoris dab menyatu
dengan fourchette. Sementara bagian lateral dan anterior labia biasanya mengandung pigmen,
permukaan medial labia minor sama dengan mukosa vagina merah muda dan basah.
Pembuluh darah yang banyak membuat labia berwarna merah kemerahan dan memungkinkan
labia minor membengkak, bila ada stimulus emosional dan stimulus fisik. Kelenjar di labia
minor juga melumasi vulva. Suplai saraf yang banyak membuat labia minor menjadi sensitif.
Ruangan antara kedua labia minor disebut vestibulum.
e) Klitoris (Klentit)
Sebuah jaringan ikat erektil kecil kira-kira sebesar kacang hijau yang dapat mengeras dan
tegang (erektil) yang mengandung urat saraf. Klitoris adalah tonjolan yang dibentuk dari
gabungan bagian atas labium mayor dan labium minor. Merupakan suatu tunggul yang efektif
sama dengan penis laki-laki.
Klitoris banyak mengandung saraf sensoris dan pembuluh darah sehingga klitoris
merupakan daerah erotik yang merupakan daerah erotik yang utama pada wanita.
Klitoris akan membesar dan mengeras apabila mendapat rangsangan seksual.

f) Vestibulum (Serambi)
Merupakan daerah parmukaan vagina. Terdapat orifisium uretra dan introitus vagina serta
2 kelenjar bartolini dan 2 kelenjar skene yang berfungsi mengeluarkan cairan apabila
rangsangan seksual berguna melumasi vagina pada saat bersenggama.
g) Hymen (Selaput dara)
Merupakan lapisan tipis yang menutupi sebagian besar dari introitus vagina.Selaput
darah ini berlubang sebesar ujung jari sehingga darah haid maupun sekret dan cairan dari
genetalia internal dapat mengalir keluar.
Selaput darah ini akan robek akibat hubungan seksual dan terjadi sedikit perdarahan
karena putusnya pembuluh darah kapiler yg ada di selaput darah.
Letak mulut vagina pada bagian ini bentuknya berbeda-beda yang seperti bulan
sabit,konsistensi alat yang kaku dan yang lunak,lubangnya ada yang seujung jari,ada juga
dapat dilalui satu jari.

2. Genitalia Dalam (Internal)

Suatu alat reproduksi yang berada didalam yang tak dapat dilihat kecuali dengan
pembedahan.Alat genetalia bagian dalam terdiri dari :

a.Vagina(Liang kemaluan)
Vagina adalah suatu organ yang merupakan saluran yang mempunyai rugae atau lipatan-
lipatan sehingga memungkinkan liang vagina dapat memanjang ataupun memendek.
Fungsi vagina :
a. Sebagai saluran keluar untuk mengeluarkan darah waktu haid dan sekret dari dalam
uterus.
b. Sebagai alat untuk bersenggama
c. Sebagai jalan lahir bayi waktu melahirkan
Juga dapat dikatakan tabung yang dilapisi membrandari jenis epitalium bergaris
khusus,dialiri banyak pembuluh darah dan serabut saraf. Panjangnya dari vestibulum sampai
uterus 7 cm. Bagian ini merupakan penghubung antara introitus vagina dan uterus.Dinding
depan liang senggama 9 cm,lebih pendek dari dinding belakang .Pada puncak vagina
menonjol leher rahim yang disebut porsio.Bentuk vagina sebelah dalan berlipat-lipat yang
disebut rugafe.
b. Uterus (Rahim)
Organ muskuler yang tebal,memiliki rongga yang berada diantara vesika urinaria
disebelah anterior dan rectum disebelah posterior.Panjang uterus 7,5 cm dan lebar 4-5 cm
dengan berat sekitar 60 gram.Uterus terdiri dari:
a. Fundus Uteri (Dasar Rahim).Bagian uterus yang terletak antara kedua pangkal saluran telur.
b. Korpus Uteri.Bagian uterus yang terbesar dari kehamilan,bagian ini berfungsi sebagai tempat
janin berkembang.Rongga yang terdapat pada korpus uteri disebut kavum uteri atau rongga
rahim.
c. Seviks uteri.Ujung serviks yang menuju puncak vagina disebut porsio ,hubungan antara
kavum uteri dan kanalis servikalis disebut ostium uteri internium.
Dinding uterus terdiri dari :
 Lapisan luar (Perimetrium)
 Lapisan tengah (Miometrium)
 Lapisan paling dalam (Endometrium)
Fungsi uterus:
 Sebagai tempat bersarangnya atau tumbuhnya janin didalam rahim pada saat hamil.
 Memberi makanan pada janin melalui placenta yang melekat pada dinding rahim.

c.Ovarium
Merupakan kelenjar berbentuk buah kenari terletek kiri dan kanan uerus dibawah tuba
uterina dan terikat disebelah belakang oleh ligamentum latum uterus.Setiap bulan folikel
berkembang dan sebuah ovum di lepaskan pada saat kira-kira pertengahan (hari ke 14) siklus
menstruasi. Ovarium disebut juga indung telur .

Ovarim mempunyai tiga fungsi:


a) Memproduksi ovum
b) Memproduksi hormon estrogen
c) Memproduksi progesterone
Ovarium ada dua, terletak di kanan dan di kiri uterus.
Ovum telah terbentuk sejak masa bayi sekitar 300.000 – 600.000
Ovum dikelilingi oleh folikel promordial sejak wanita menginjak puberitas, ovum ini akan
matang satu persatu de graff.
Folikel de graff akan mendesak keluar dan pecah.
Matangnya sel telur dan keluarnya dari ovarium disebut ovulasi (masa subur) sel telur ini
biasanya setiap bulan hanya satu yang matang, bisa berasal dari ovarium kanan maupun kiri
 bila saat itu ada pembuahan anak kembar dengan dua telur.
Ovum yang telah dikeluarkan dapat bertahan hidup 24 jam di dalam tubuh.

d. Tuba Falopi
Dua buah saluran muskuler yang terbentang dari sudut superior uterus kearah lateral
dengan panjang masing-masing sekitar 8-14 cm . Tuba falopi terdiri atas :
a) Pars interstitialis ,bagian yang terdapat didinding uterus.
b) Pars ismika/ ismus merupakan bagian medial tuba yang sempit seluruhnya .
c) Infundibulum,bagian yang ujung tuba yang terbuka kearah abdomen dan mempunyai umbai
yang disebut fimbria untuk menangkap telur kemudian menyalurkan telur kedalam tuba.
Tuba falopi berfungsi sebagai saluran yang membawa ovum yang dilepaskan ovarium
kedalam uterus.
e. Ligamentum
Adalah suatu lipatan otot terdiri dari jaringan ikat yang kuat menyerupai tali.Fungsinya
untuk mengikat atau menahan organ –organ reproduksi wanita agar terpiksasi dengan baik
pada tempatnya,tidak bergerak dan berhubungan dengan organ sekitarnya .

3. Kelenjar Mammae
Payudara (mammae, susu) adalah kelenjar yang terletak di bawah kulit, di atas otot dada.
Fungsi dari payudara adalah memproduksi susu untuk nutrisi bayi dan mempunyai peranan
penting dalam respon dan rangsangan seksual. Manusia mempunyai sepasang kelenjar
payudara, yang beratnya kurang lebih 200 gram, saat hamil 600 gram dan saat menyusui 800
gram.
Pada payudara terdapat tiga bagian utama, yaitu :
1. Korpus (badan), yaitu bagian yang membesar.
2. Areola, yaitu bagian yang kehitaman di tengah.
3. Papilla atau puting, yaitu bagian yang menonjol di puncak payudara.
Gambar 1. Anatomi payudara
1. Korpus
Korpus terdiri dari jaringan kelenjar payudara, saluran susu (duktus laktiferus), jaringan
ikat, lemak, pembuluh darah, saraf dan pembuluh limfe.
Alveolus, yaitu unit terkecil yang memproduksi susu. Bagian dari alveolus adalah sel
Aciner, jaringan lemak, sel plasma, sel otot polos dan pembuluh darah. Hormon prolaktin
mempengaruhi sel alveoli untuk menghasilkan ASI.Lobulus, yaitu kumpulan dari
alveolus.Lobus, yaitu beberapa lobulus yang berkumpul menjadi 15-20 lobus pada tiap
payudara.
ASI disalurkan dari alveolus ke dalam saluran kecil (duktulus), kemudian beberapa
duktulus bergabung membentuk saluran yang lebih besar (duktus laktiferus).
Merupakan saluran kecil yang berfungsi menyalurkan ASI dari alveoli ke sinus laktiferus
Disebut juga sebagai ampula. Merupakan saluran ASI yang melebar dan membentuk kantung
di sekitar aerola, yang berfungsi untuk menyimpan ASI.Jaringan lemak di sekeliling alveoli
dan duktus laktiferus menentukan besar kecilnya ukuran payudara. Ukuran payudara yang
besar atau kecil memiliki alveoli dan sinus laktiferusyang sama, sehingga dapat menghasilkan
ASI yang sama banyaknya. Di sekeliling alveoli juga terdapat otot polos yang akan
berkontraksi dan memeras keluar ASI. Keberadaan hormon oksitosin menyebabkan otot
tersebut berkontraksi.
2. Areola
Areola merupakan bagian yang lebih berpigmen di sekeliling puting. Areola terdiri dari
kelenjar-kelenjar kecil yang disebut sebagai kelenjar Montgomery, yang menghasilkan cairan
berminyak untuk menjaga kesehatan kulit di sekitar areola juga berfungsi melemaskan dan
melindungi areola sewaktu menyusui. Selain itu pada areola juga terdapat otot polos dan
ujung-ujung serabut saraf. Fungsi otot polos dalam puting dan areola adalah mengurangi
permukaan areola, menonjolkan puting dan mengosongkan sinus laktiferus waktu menyusui.
3.Papilla
Puting susu bagian dari kulit payudara. Puting mengandung ujung-ujung saraf perasa
yang sensitif, dan otot polos yang akan berkontraksi bila ada rangsangan
Bentuk puting ada empat, yaitu bentuk yang normal, pendek/ datar, panjang dan
terbenam (inverted).
Gambar 2. Bentuk puting susu normal
Gambar 3. Bentuk puting susu pendek
Gambar 4. Bentuk puting susu panjang
Gambar 5. Bentuk puting susu terbenam/ terbalik
Tumbuh kembang payudara berawal saat memasuki pubertas dimana sistem hormonal
wanita mulai berfungsi. Hormon estrogen mempengaruhi pertumbuhan sistem saluran, puting
dan jaringan lemak. Sedangkan hormon progesteron berperan dalam tumbuh kembang
kelenjar susu. Selama masa kehamilan, payudara membesar akibat pengaruh hormon estrogen
dan progesteron yang meningkat. Umumnya air susu belum diproduksi saat hamil. Segera
setelah melahirkan kelenjar hipofisis mulai mengeluarkan hormon prolaktin yang
bertanggung jawab atas produksi air susu pada kelenjar susu akibat adanya rangsang puting
dari hisapan bayi. Sedangkan proses pengeluaran air susu dibantu oleh kontraksi otot
disekitar puting dan areola yang dirangsang oleh hormon oksitosin (hormon yang utamanya
bertanggung jawab dalam kontraksi rahim saat bersalin)

B. Regulasi Hormonal
Pada wanita terdapat releasing factor (RF) yang dikeluarkan dari hipotalamus ke
hipofisis yang merangsang pengeluaran. Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing
Hormone (LH), keduanya dikeluarkan dari hipofisis anterior.
1. Hormon Estrogen. Disekresi oleh sel-sel trache intravolikel ovarium, korpus latum dan
plasenta,sebagian kecil oleh korteks adrenal. Estrogen mempermudah pertumbuhan folikel
ovarium dan meningkatkan tuba uterine dan jumlah otot uterus dan kadar protein ontraktil
uterus.
Estrogen meningkatkan pertumbuhan duktus-duktus yang terdapay pada kelenjar mamae
dan merupakan hormone feminisme wanita terutama disebabkan hormone endrogen. Kerja
estrogen pada uterus,vagina, dan beberapa jaringan lainnya menyangkut interaksi dan
reseptor protein dalam sitoplasma sel. Pengruh terhadap organ seksual, pembesaran tuba
plopii, uterus, vagina, pangndepan lemak pada mons veneris, dan labia mengawali
pertumbuhan mamae. Kelenjar mamae berkembang dengan cepat, tumbuh rambut pada pubis
dan aksila serta kulit menjadi lembut.
2. Hormon Progesteron. Hormone ini dihasilkan oleh korpus luteum dan plsenta, yang
bertanggung jawab atas perubahan endometrium dan perubahan siklik dalam serviks dan
vagina. Progesteron juga memilki penaruh anti-estrogenik pada sel-sel miometrium, ayng
menurunkan kepekaan otot tersebut.
Efek progesteron terhadap tuba falopii meningkatkan sekresi dan mukosa, pada kelenjar
mamae meningkatkan perkembangan lobulus dan alveolus kelenjar mamae, keseimbangan
elektrolit, peningkatan sekresi air dan natrium.

3. Follicle Stimulating Hormone (FSH). Mulai ditemukan pada gadis umur 11 tahun dan
jumlahnya terus bertambah sampai dewasa. FSH dibentuk oleh lobus anterior kelenjar
hipofise. Pembentukan FSH ini akan berkurang pada pembentukan/pemberian estrogen dlam
jumlah yang cukup, suatu kesadaan yang terjadi pada saat kehamilan.

4. Luteinizing Hormone (LH). LH bkerjasama dengan FSH menyebabkan terjadinyasekresi


estrogen dari folikel de Graaf. LH juga menyebabkan penimbunan substansidari progesterone
dalam sel granulosa. Bila estrogen dibntuk dalam jumlah yang cukup besar akan
menyebabkan penguran produksi FSH sedangkan prouksi LH bertambah hingga merangsang
terjadinya ovulasi.
5. Prolaktin (Luteotropin, LTH). Hormone ini ditemukan pada wanita yang mengalmi
menstruasi, terbanyak pada urine wanita hamil, masa laktasi dan menopause dibentuk oleh sel
alfa (asidofi) dari lobus anterior kelenjar hipofise.
Fungsi hormone ini adalah mempertahankan produksi progesteron dari korpus luteum
kelenjar hipofise, dirangsang dan diatur oleh pusat yang lebih tinggi hipotelamus untuk
menghasilkan gonodotrophin releasing factor.

C. Siklus Menstruasi
Wanita yang sehat dan tidak hamil setiap bulan secara teratur mengeluarkan darah dari
alat kandungannya yang disebut menstruasi (haid). Siklus menstruasi, selaput lender rahim
dari hari ke hari terjadi perubahan yang berulang selama 1 bulan mengalami 4 masa
(stadium):

1. Stadium Menstruasi (Desquamasi)


Dalam masa ini endomatrium terlepas dari dinding rahim disertai dengan perdarahan, hanya
lapisan tipis yang tertinggal yang disebut stratum basale. Stadium ini berlangsung selama 4
hari. Melalui haid,keluar darah, potongan-potongan endometrium, dan lendir dari serviks.
Darah ini tidak membeku karena adanya fermen (biokatalisator)yang mencegah pembekuan
darah dan mencairkan potongan-potongan mukosa. Banyaknya perdarahan selama haid
kurang lebih 55cc.

2. Stadium Post-Menstruum (Regenerasi)


Luka yang terjadi karena endomatrium terlepas, berangsur-angsur ditutup kembali oleh
selaput lendir baru yang berasal dari sel epitel endometrium. Pada masa ini , tebal
endometrium kira-kira 0,5mm. Fase ini berlangsung mulai stadium menstruasi awal dan
berlangsung selama kurang lebih empat hari.
3. Stadium Inter Menstruum (Proliferasi)
Pada masa ini endomatrium tumbuh menjadi tebal sekitar 3,5 mm. kelenjar-kelenjar tumbuh
lebih cepat dari jaringan lain. Fase ini berlangsung dari hari ke-5 haid sampai ke-14 dari hari
pertama haid.
4. Stadium pra Menstruum (Sekresi)
Pada stadium ini endomatrium tetap tebalnya tetapi bentuk kelenjar berubah menjadi panjang
dan berliku-liku serta mengeluarkan getah. Dalam endomatrium telah tertimbun glikogen dan
kapur yang diperlukan sebagai makanan untuk sel telur. Perubahan ini untuk mempersiapkan
endometrium menerima sel telur telur. Fase ini berlangsung hari ke-14 sampai hari ke-28
haid. Kalau tidak terjadi kehamilan maka endomatrium dilepas dengan perdarahan dan
berulang lagi siklus menstruasi.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Alat Genetalia Luar (Eksternal)
 Vulva
 Tundun (Mons Veneris)
 Labia Mayora (Bibir Besar)
 Labia Minora (Bibir Kecil)
 Klitoris ( Klentit)
 Vestibulum (Serambi)
 Hymen (Selaput Dara)
2. Alat Genetalia Dalam (Internal)
 Vagina (Liang kemaluan)
 Uterus (Rahim)
 Ovarium
 Tuba Fallopi
 Ligamentum

3. Kelenjar Mammae
Pada payudara terdapat tiga bagian utama, yaitu :
1. Korpus (badan), yaitu bagian yang membesar.
2. Areola, yaitu bagian yang kehitaman di tengah.
3. Papilla atau puting, yaitu bagian yang menonjol di puncak payudara.
4. Regulasi Hormonal
1. Hormon Estrogen
2. Hormon Progesteron
3. Follicle Stimulating Hormone (FSH)
4. Luteinizing Hormone (LH)
5. Prolaktin (Luteotropin, LTH)

5. Siklus Menstruasi

5. Stadium Menstruasi (Desquamasi)


6. Stadium Post-Menstruum (Regenerasi)
7. Stadium Inter Menstruum (Proliferasi)
8. Stadium pra Menstruum (Sekresi)
DAFTAR PUSTAKA
Syaifuddin.(2009).Fisiologi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi
2.Jakarta:Salemba Medika

Pujianto,Sri.(2006).Menjelajah Dunia Biologi 2.Solo:Platinum

Intanriani.wordpress.com/alat-reproduksi-kelamin-wanita/

Anda mungkin juga menyukai