Teknik Bedah Dasar, Restrain & Casting PDF
Teknik Bedah Dasar, Restrain & Casting PDF
Oleh :
Sudarminto
PENDAHULUAN.
Ilmu bedah merupakan cabang dari ilmu kedokteran hewan, termasuk ilmuilmu klinik
veteriner.
Ilmu bedah ditujukan untuk :meringankan, menyembuhkan, membetulkan serta
menghilangkan gejala penyakit, trauma dan kelainan kongenital dengan menggunakan alat,
manual, mekanik atau pembedahan.
Tujuan pokoknya adalah memulihkan ke keadaan normal dari suatu gangguan
penyakit untuk penyelamatan jiwa dan secara ekonomi untuk kepentingan tertinggi pemilik
serta membantu untuk penetapan suatu diagnosa. Contoh kasus: luksasi coxofemural,
cabut gigi, menolong partus/kelahiran, sectio caesaria, potong telinga,operasi urolithiasis.
Macam-macam operasi:
Operasi sederhana contohnya papilloma, lipoma cukup dengan pemasangan
torniquet pada pangkal dari tumor tsb.
Operasi yang komplikated misal adanya operasi tumor gangs , carcinoma pada
intesinal.
-operasi berdarah misalnya harus melakukan pengambilan jaringan dan terpaksa
mengorbankan pembuluh darah yang terpotong.
Operasi tak berdarah misal dengan menggunakan torniquet untuk mengatasi lipoma.
Operasi urgent: adalah operasi yang tak boleh ditunda karena akan membahayakan
jiwa pasien misal kecelakaan, hernia diafragmatika, distokia dll
Operasi tak urgent adalah operasi yang terencana dan dapat dipersiapkan dengan
baik misal operasi kosmetik, spaying pada anjing , kucing atau hewan lain.
Proof operasi: merupakan operasi pendahuluan untuk kepentingan diagnosa misal
laparatomi
Proof pungsi : pengambilan cairan dari organ/jaringan tubuh dengan menusuk
memakai jarum. Cairan yang keluar dapat berupa : pus/nanah artinya abcses. Darah/ serum
artinya hematom.
A. RIWAYAT
Suatu catatan yang lengkap mengenai latar belakang kesehatan haruslah diperoleh
termasuk penyakit yang pernah, sedang diderita ataupun hal lain yang berhubungan dengan
penyakit tsb, juga termasuk riwayat /catatan vaksinasi terutama anjing.
Carilah keterangan tentang kemungkinan reaksi allergi terhadap obat
tertentu ataukah hewan tersebut pernah mengalami operasi pada organ yang sama,
sehingga keterangan tersebut akan memberi gambaran pada operator apa yang akan
dihadapi nanti dan juga dapat memberi keterangan yang tepat pada pemiliknya.
B. PEMERIKSAAN FISIK.
Harus dijalankan secara menyeluruh dan teliti terutama sistema kardiovaskuler, sistema
respirasi, perkencingan terutama ginjal.
Pemeriksaan rectal diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya feses yang mengumpul
direktum dan ini harus dikeluarkan, juga pemeriksaan lambung apakan saran untuk puasa
sudah dijalankan atau belum.
C.TEST LABORATORIUM.
Terutama pemeriksaan darah rutin.Untuk operasi yang tidak urgent diperlukan
pemeriksaan fungsi ginjal yaitu kreatinin dan fungsi hepar SGPT.
D. PEMERIKSAAN RADIOLOGI.
Ini dijalankan untuk menguatkan diagnosa dan mengetahui tempat gangguannya
misal pada kasus urolithiasis, obstruksi intestinal, fraktur tulang, tempat peluru dijaringan ,
II. PERSIAPAN.
Untuk pasien yang rawat inap maka persoalan yang menyakut resiko pembedahan dapat
diketahui dengan demikian maka resiko pembedahan dapat diminimalkan.
B. PERSETUJUAN PEMILIK.
Pemilik harus diberitahu resiko operasi dan diminta persetujuannya untuk dilakukan
pembedahan/ operasi untuk penyelamatan jiwa ataupun tujuan khusus termasuk resiko
pembiayaan operasi. Tidak sedikit hewan dibawa keklinik bukan oleh pemiliknya tetapi oleh
pembantunya untuk itu tanda tangan persetujuan pemilik mutlak diperlukan, kecuali dalam
keadaan gawat darurat.
C. CATATAN SEBELUM PEMBEDAHAN.
Dokter hewan bedah wajib menulis status pasiennya tentang latar belakang
penyakit/gangguan beserta indikasi operasinya.
ENDOTRACHEALINTUBATION.
Indikasi :
Pertolongan pada gangguan pernafasan.
Tindakan rutin pada waktu dilakukan anestesi umum
Inhalasi anestesi.
Tehnik pelaksanaan.
Hewan harus dalam keadaan teranestesi umum, atau mendapatkan sedativa kuat
misal dengan campuran xylazine dan ketamin , atau gas halothane. Hewan diposisikan
rebah ventral dan seorang asisten memegang rahang atas bawah , dengan menggunakan
laringoskop pangkal lidah ditekan dan dibantu dengan lidah ditarik kedepan maka akan
terlihat laring diujungnya terlihat epiglotis yang sudah sedikit membuka
Endotracheal tube dengan ukuran yang pas dimasukan dengan ujungnya menekan
kebawah dari epiglotis dan Endotracheal tube didorong kedalam laring terus ke trachea.
Untuk anjing bermoncong pendek (brachiocephalik) seringkali epiglotis melekat dengan
palatum dorum dan palatum mollenya melipat-lipat (berlebihan) sehingga menyulitkan
waktu memasukan Endotracheal tube tsb.
Catatan.
Kateter harus dalam keadaan steril.
Memasukan kateter tidak boleh terlalu panjang , akan menggulung dan melukai mukosa
vesika.
Pada sapi tidak bisa dilakukan kateterisasi karena adanya fleksura sigmoidea, untuk
keperluan tsb harus dilakukan light epidural dengan lidocaine 2% sebanyak 1 cc untuk berat
150 Lbs.
Tehnik pelaksanaan.
Hewan dalam posisi berdiri dan direstrain secara baik, ada beberapa drh yang lebih suka
hewan dalam posisi rebah lateral.
Spekulum yang telah diberi lubrikan dimasukan kedalam vagina mengarah kedorsal dan
dihindari mengenai clitoris.
Amati dan cari orifisium urethra eksternum, biasanya seperti klep kecil didinding
dasar mukosa vagina dan berada didekat dari ujung dari spekulum, pakailah bateri penerang
untuk memastikan tempat tadi , kemudian masukan kateter tadi dengan sedikit dorongan
kemudian urine akan keluar.
Jangan sampai keliru dengan fossa clitoridis , bila keliru dorongan kateter akan
melukai dan timbul rasa sakit dan urine tidak keluar.
Untuk yang sudah berpengalaman , kateterisasi dilakukan tanpa dengan menggunakan
spekulum.
Hewan dalam keadaan berdiri, alat kelamin luar dibersihkan dengan kapas kallau
perlu disabun dibilas dengan air .
Ujung commisura dari vulva dipegang dan ditarik kebawah, kateter dimasukan
mengarah keatas muka dan didepan dari clitoris sampai ke orifisium urethra eksternum
terasa dan kateter didorong kedepan pelan-pelan masuk ke vesika urinaria.
Untuk kontrolnya dengan ujung jari diurut kedepan mulai dari pangkal kateter, dan
kateter akan terbenam dimukosa jari tidak menyentuh ujung kateter.
LETAK IRISAN.
Untuk melakukan operasi daerah abdomen pada anjing dan kucing ada 5 tempat irisan
pokok yaitu
1. Kranial midline insisi dimulai dari umbilikus kedepan sampai di kartilago
xiphoideus Pendekatan ini lebih memudahkan untuk operasi daerah
diafragma, liver, gastrium dan pylorus.
2. Kaudal midline insisi pada anjing/kucing betina dimulai dari umbilikus kebelakang
sampai tepi pelvis. Pendekatan ini mempermudah untuk operasi ovarium, uterus,
intestinum, vesika urinaria dan organ abdomen bagian bawah.
POLA JAHITAN.
Pada dasarnya ada dua pola dasar jahitan yaitu jahitan yang putus-putus atau
interrupted dan menerus atau continous.Interrupted suturing adalah jahitan yang selalu
diputus setelah simpul achir dibuat dan dil;anjutkan dengan jahitan serupa sampai
sepanjang tepi luka tertutup. Sedangkan jahitan menerus simpul achir diputus setelah
jahitan luka selesai hanya ada dua simpul.
2. Horizontal mattres.
Ada dua type yaitu inverting dan everting. Untuk yang inverting tidak diadviskan
untuk kulit karena akan memperlama kesembuhankarena tepi luka tertekuk kedalam dan
sukar saat mengambil benang jahit.
Untuk yang everting , pola ini baik untuk kulit , tetapi waktu menarik benangnya jangan
terlalu keras sehingga tepi luka tetap flat atau dater sehingga aposisi tepi luka tepat, kalau
menariknya terlalu keras maka tepi luka akan terangklat keatas dan akan memperlama
kesembuhan.
4. Cross mattres.
Pola ini mirip diatas hanya saja benang yang diluar bersilangan dan ini
menguntungkan karena tepi luka tidak terangkat keatas.
6. Stent.
Jahitan ini digunakan untuk menghilangkan celah dan untuk mencegah perdarahan.
Kain kassa yang digulung ditempatkan diatas luka dan diteruskan dengan jahitan sederhana
tunggal ataupun mattres. Contoh untuk kasus othematom.
7.Jahitan subcuticular.
Disini bisa menggunakan pola horizontal mattres ataupun vertical mattres, benang
yang dipakai adalah plain cat gut, jahitan ini untuk mencegah adanya celah /death space
sebelum kulit dijahit.
2.Lock Stitch
Dapat dikerjakan dari kiri kekanan atau dari kanan kekiri, dimulai dengan jahitan
tunggal kemudian setipa akan memulai jahitan baru jarum dan benang dimasukan diantara
benang dan kulit (seperti itik-itik kancing baju) pada akhir dari jahitan simpul dibuat dengan
5.Purse string.
Pola ini biasa digunakan untu organ yang berongga dan bulat, tusukan dibuat
melingkar + 1 cm dipinggir dari organ tsb. Biasa dipakai pada kasus prolapsus ani,
vagina dll
Catatan:
-Bila ada simpul yang lepas, maka akan lepas semua dan luka akan terbuka.
-Benda asing yang tertinggal diluka lebih banyak pada jahitan menerus dibanding
dengan yang tunggal.
-Aposisi luka tidak seakurat yang putus-putus.
-Yang mennguntungkan cepat mengerjakannya dan juga waktu mengambil
benangnya(kecuali yang lock stitch).
2. Pola Halstead.
Pola ini sebenarnya interrupted inverting mattres.
Disini jelas adanya penekukan tepi luka kedalam dan terlihat ada 2 benang yang paralel
dengan tepi luka.
4. Cushing.
Cara ini merupakan modifikasi dari lembert dan jahitannya diarahkan sejajar dengan
insisi, cara ini dapat dilakukan secara tunggal ataupun secara menerus. Perbedaannya
dengan Connel yaiti cara ini tidak sampai menembus pada lumen jadi hanya serosa dan
muskularisnya saja.
5. Metode Parker-Kerr.
Cara ini adalah aplikasi dari jahitan cushing untuk penutupan luka usus secara
aseptis.Usus yang telah dipotong pada ujungnya yang terbuka diklem dengan klem usus,
ujungnya dibersihkan kemudian dimulai dari sisi lateral klem dinding usus dijahit secara
cushing tetapi pada jahitan pertama tidak disimpulkan, kemudian jahitan diteruskan sampai
selesai kemudian kedua ujung benang ditarik sambil menarik klem tadi dengan demikian
ujung dari usus telah tertutup dengan balk. Ujung satunya dsilakukan dengan prosedur yang
sama setelah selesai kedua ujung usus yang telah tertutup didekatkan satu sama lain dan
dikuti dengan jahitan lembert setelah selesai dua benang yang pertama ditarik maka usus
telah tersambung.(lihat gambar)
6. Bell
Pola ini direncanakan untuk mengurangi penekukan kedalam yang dapat
menyebabkan stenosis. Jahitan ini selalu ditusukan dari luar yang kemudian kedalam dan
diteruskan kesisi lain, demikian seterusnya sampai tepi luka dapat tertutup rapat.
1. Anestesi sebelum dilakukan harus betul sempurna , sehingga tidak ada rasa sakit
dan muskulus juga dalam keadaan relaksasi sempurna, bila ada rasa sakit maka isi
abdomen akan dihentakan dan berhamburan keluar.
3. Insisi yang dilakukan tidak boleh kurang tetapi tidak berlebihan, yang penting dapat
mengekspose organ yang dimaksud, bila terlalu kecil akan menyebabkan trauma
atau bisa sobek.
4. Jangan memperlakukan organ secara kasar karena akan menyebabkan edema atau
nekrosa jaringan.
6. Kembangkan sikap dan trampil dalam operasi dan berorientasi pada hubungan
anatomi dan fisiologi struktur organ yang dioperasi.
3. Buat sayatan vertikal ditengah dari fossa paralumbal dan dibagian ventral processes
transversus vertebrae lumbalis
4. Sayatan kulit ditekan secara halus,kemudian pisahkan kulit dengan subkutan dari
m.obliq abdominis eksternus ,lapisan ini juga disayat vertikal sampai m obliq abd
internus.
6. Penutupan dilakukan lapis demi lapis dengan urutan pertama yaitu peritoneum
dengan pola jahitan menerus atau kombinasi menerus dengan jahitan matras atau
kombinasi dengan sederhana tunggal dengan catgut chromic ataupun benang katun.
Paracostal insisi.
Indikasi: operasi ren,lien,Hernia nucleus pulposus
Insisi mulai dari belakang costae terachir kebawah sampai ke m rektus abdominis.
Tehnik:
- Siapkan anjing untuk operasi hewan pd posisi rebah lateral kanan/kiri.
- Irisan kulit 2-3 cm belakang rusuk terachir mulai pinggang kebawah sampai dekat dengan
linea mediana, pisahkan jaringan subkutan, lemak dng gunting dan teruskan membuka
m.obliq externus, biasanya ada perdarahan dipertengahan dari panjang insisinya.
-Pisahkan aponeorosis dari muskulus obliq externus dng gunting atau skalpel dan lakukan
perpanjangan irtisan dengan arah yang sama dng gunting. Dengan cara yang sama lakukan
insisi pd m.obliq internus.
-M transversus abd dan peritoneum dinsisi dengan gunting.Untuk memperlebar pandangan
tepi luka ditarik dng Allis forceps atau kait.
-Penutupan lapis demi lapis
-Pertama dijahit peritoneum dan transversus abdominis kedua m.oblq internus dan ketiga
m.obliq eksternus dengan catgut 00 atau bahan lain .
-Kulit dijahit dengan sutera atau cotton dengan sederhana tunggal atau mattras.
RING HIDUNG.
Pemasangan ring besi bentuk bulat atau seperti tang atau dipedesaan namanya -keluh
yang terbuat dai anyaman bambu atau dari plastik yang ditusukan di septumnasi
kemudian talinya dilingkarkan dibelakang telinga dan disimpul. Tarikan dari ring atau
keluh akan menimbulkan rasa sakit sehingga sapi mudah dikuasai. Tarikan keatas dari
keluh,ring dan dikatkan dibagian yang lebih tinggi dari kepala akan mempermudah untuk
suntikan irtravena,operasi daerah ambing,pemeriksaan kuku.
PRAM TELINGA.
Tarikan pada tali akan menyebabkan rasa sakit pd telinga dan dapat mengalihkan
perhatian sapi dari bagian tubuh lain, caranya dengan mengikatkan tali dibawah tanduk
dan diteruskan kepangkal telinga.