Anda di halaman 1dari 9

1.

Barisan dan Deret Aritmatika dan Barisan dan Deret


Geometri

Barisan bilangan merupakan susunan bilangan yang memiliki pola atau


aturan tertentu antara satu bilangan dengan bilangan berikutnya. Jika bilangan
pertama dilambangkan dengan 𝑈1 maka bilangan ke-2 adalah 𝑈2 , dan bilangan
ke-3 adalah 𝑈3 … dan bilangan ke-n adalah 𝑈𝑛 . Maka barisan bilangan itu dapat
dituliskan 𝑈1 , 𝑈2 , 𝑈3 , … . , 𝑈𝑛 .

Misalkan 𝑈1 , 𝑈2 , 𝑈3 , … . , 𝑈𝑛 merupakan suku-suku suatu barisan. Jumlah


beruntun dari suku – suku barusan itu dinamakan sebagai deret, dan ditulis
sebagai berikut : 𝑈1 + 𝑈2 + 𝑈3 + ⋯ + 𝑈𝑛 dan jumlah dari suatu deret
dilambangkan dengan 𝑆𝑛 .

2.1 Barisan Aritmatika (Barisan Hitung)

Secara umum dirumuskan dengan bentuk

𝑈𝑛 = 𝑎 + (𝑛 − 1)𝑏 dengan 𝑏 = 𝑈𝑛 −𝑈𝑛−1

Dengan keterangan :
a adalah suku pertama
n adalah banyak suku
𝑈𝑛 adalah suku ke-n

Contoh soal

1. Jika diketahui barisan Aritmatika 3,7,11,15,….,carilah rumus ke-n dan


suku ke – 30 !
Penyelesaian :
Nilai a = 3 dan b = 7- 3 = 4
Suku ke-n 𝑈𝑛 = 𝑎 + (𝑛 − 1)𝑏
= 3 + (n-1)4
= 3 + 4n-4 = 4n -1
Suku ke -30 𝑈30 = 3 + 4(30) -1
=119

Suatu barisan Aritmatika dengan banyak suku ganjil . Maka dapatlah suku
tengah dari barisan Aritmatika itu dengan :

𝑈1 + 𝑈𝑛 1 1
𝑈𝑡 = 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑈𝑡 = (𝑈1 + 𝑈𝑛 ) 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑡 = (𝑛 + 1)
2 2 2
𝑪𝒐𝒏𝒕𝒐𝒉 𝒔𝒐𝒂𝒍

1
1. Jika barisan Aritmatika 3,8,13,…,283. Tentukanlah suku tengahnya dan
suku keberapakah suku tengah tersebut !
Penyelesaian :
Dik : 𝑈1 = 3 ; 𝑈𝑛 = 283
𝑈1 +𝑈𝑛
Maka 𝑈𝑡 = 2
3+283
= = 143
2
Dan untuk, 𝑈𝑡 = 143
a + (t-1)b = 143
3 + 5t – 5 = 143
5t = 145
t = 29

Namun bila dalam sebuah barisan disisipkan k buah bilangan antara x dan y
maka beda barisan yang terbentuk :
𝑦−𝑥
𝑏=
𝑘+1
Dengan keterangan :

k adalah banyak bilangan


x adalah bilangan ke -1
y adalah bilangan ke -2

Contoh soal

1. Jika antara bilangan 21 dan 117 disisipkan 11 bilangan yang berakibat


terbentuklah barisan Aritmatika. Tentukan beda dan suku ke-10 !
Penyelesaian :
𝑦−𝑥 117 + 21 96
𝑏= = = =8
𝑘+1 11 + 1 12
Maka didapat , 𝑈10 = 𝑎 + (𝑛 − 1)𝑏
= 21 + (10-1) 8
= 93
2. Tiga bilangan diantara 8 dan 60 .
Penyelesaian :
𝑦−𝑥 60 − 8 52
𝑏= = = = 13
𝑘+1 3+1 4
Maka barisan Aritmatika yang terbentuk adalah 8,21,34,47,60.
2.2 Deret Aritmatika (Deret Hitung)

Deret Aritmatika dilembangkan dengan 𝑆𝑛 . Berikut adalah sifat – sifat 𝑆𝑛 :

Bila a adalah suku pertama dari 𝑈𝑛


𝑛 𝑛
𝑆𝑛 = (2𝑎 + (𝑛 − 1)𝑏 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑆𝑛 = (𝑎 + 𝑈𝑛 )
2 2

2
Contoh soal

1. Diketahui deret bilangan 10 + 12 + 14 + 16 + ….+ 98 dari deret bilangan


itu jumlah bilangan yang habis dibagi 2 dan tidak habis di bagi 5
adalah…
Penyelesaian :
𝑈𝑛 = a + (n-1)b 𝑆𝑛 = 𝑛⁄2 (𝑎 + 𝑈𝑛 )
98 = 10 + (n-1)2 𝑆45 = 45⁄2 (10 + 98)
98 = 10 + 2n -2 = 45⁄2 (108)
n = 45 = 2430
Bila yang dimaksud adalah 10,20,30,40,50,….90.
𝑈𝑛 = 𝑎 + (𝑛 − 1)𝑏 𝑆𝑛 = 𝑛⁄2 (𝑎 + 𝑈𝑛 )
90 = 10 + (n - 1)10 𝑆9 = 9⁄2 (10 + 90)
90 = 10 + 10n -10 = 9(50)
n =9 = 450
Maka, jumlah bilangan yang dimaksud pada soal adalah
𝑆𝑛 = 𝑆45 − 𝑆9 = 2430 – 450 = 1980
2. Bila diketahui suatu deret Aritmatika adalah 12 +15 +18 +… maka 𝑆10?
Penyelesaian :
𝑛
𝑆𝑛 = (𝑎 + (𝑛 − 1)𝑏)
2
10
𝑆10 = (12 + (10 − 1)3)
2
= 5 (51) = 255
2.3 Barisan Geometri (Barisan Ukur)

Barisan Geometri adalah barisan dengan rasio (pembandingan / pengali)


antara dua suku yang berurutan selalu konstan . Bentuk umum dari Deret
Geometri :
𝑎
𝑈1 , 𝑈2 , 𝑈3 , … , 𝑈𝑛 atau 𝑟 , 𝑎, 𝑎𝑟, 𝑎𝑟 2 , … , 𝑎𝑟 𝑛−1 , dengan 𝑟 ≠ 0
Yang berarti 𝑈𝑛 = 𝑎𝑟 𝑛−1

Sehingga berlaku :
𝑈𝑛
𝑟=
𝑈𝑛−1

Dengan keterangan :

r adalah rasio
a adalah suku pertama
𝑈𝑛 adalah suku ke –n
n adalah banyak suku

3
Barisan Geometri dibagi menjadi 3 yaitu :

2.3.1. Geometri naik yaitu r > 1 disebut dengan barisan


devergen. Contoh: 2,4,8,16,32,64 memiliki r = 2.
2.3.2. Geometri turun yaitu r < 1 disebut jugabarisan
konvergen. Contoh: 96,48, 24,12,6,3,3/2,…, memiliki
r = 1⁄2.
2.3.3. Geometri bergoyang yaitu suku – sukunya bergantian
positif dan negative , jika r < 0 yang disebut alternate.

Contoh soal

1. Bila terdapat barisan Geometri 24,12,6,3, dengan suku ke-n adalah 𝑈𝑛 .


Tentukan 𝑈𝑛 dan suku ke-6 dari barisan tersebut !
Penyelesaian :
Suku ke-n → 𝑈𝑛 = 𝑎𝑟 𝑛−1
1
= 24.(2)𝑛−1
= 3.8 (2−1 )𝑛−1
= 3.23 . 2−𝑛+1
= 3. 24−𝑛
Suku ke -6 adalah 𝑈𝑛 = 3. 24−𝑛
𝑈6 = 3. 24−6
= 3. 2−2 = 3⁄4

Bila Barisan Geometri memiliki banyak suku ganjil n sebagai suku pertama
𝑎
dan 𝑈 dan suku akhir 𝑈𝑛 maka 𝑈𝑡 adalah :
1

𝑈𝑡 = √𝑈1 . 𝑈𝑛 atau 𝑈𝑡 2 = 𝑎. 𝑈𝑛 , 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑡 = 1⁄2 (𝑛 + 1)

Contoh soal

1. Barisan bilangan 1⁄2,1,2,4,….,128 merupakan barisan geometri dengan


banyak suku ganjil. Tentukan suku tengahnya dan suku keberapakah
suku tengah tersebut?
Penyelesaian :
𝑈𝑡 = √𝑈1 . 𝑈𝑛
1
= √2 . 128 = √64 =8
maka 𝑈𝑡 = 8 → t-1 = 4
𝑡−1
𝑎𝑟 = 8 t =5
1 𝑡−1
.2 = 8
2

4
2𝑡−1 = 16
2𝑡−1 = 24

Dan apabila diantara x dan y disipkan k buah bilangan , maka x,xr,x𝑟 2 ,

√𝑦⁄𝑥.
𝑘+1
…x𝑟 𝑘 , y dan dapat dirumuskan 𝑟 =

Contoh soal :

1. Sisipkan beberapa bilangan dibawah ini agar menjadi barisan geometri!


a. Tiga bilangan diantara 6 dan 48.
Penyelesaian :
3+1
𝑟= √48⁄6
4
= √8
= 2
Maka barisan Geometri yang terbentuk 6 , 12 , 24 ,48.
1
Hasil perkalian suku – suku barisan Geometri adalah P = 𝑎𝑛 𝑟 2(𝑛−1)
Dapat dibuktikan dengan

Barisan Geometri : 𝑎 , 𝑎𝑟, 𝑎𝑟 2 , … , 𝑎𝑟 𝑛−1

𝑃 = 𝑎 × 𝑎𝑟 × 𝑎𝑟 2 × … × 𝑎𝑟 𝑛−1

= 𝑎𝑛 𝑟 1+2+3+⋯+(𝑛−1)
𝑛
= 𝑎𝑛 𝑟 2 (𝑛−1)

2.4 Deret Geometri

Pada keseharian pertambahan penduduk mengikuti dari pola deret Geometri .


Rumus jumlah n suku pertama dari barisan geometri dengan suku pertama a dan
rasio r adalah

𝑎 (𝑟 𝑛 − 1) 𝑎(1 − 𝑟 𝑛 )
𝑆𝑛 = untuk 𝑟 > 1 atau 𝑆𝑛 = untuk 𝑟 < 1
𝑟−1 1−𝑟
Contoh soal

1. Jumlah n suku pertama dari barisan Geometri adalah 𝑆𝑛 = 2𝑛+1 − 2.


Tentukan rumus suku ke –n dan nilai suku ke – 7.
Penyelesaian :
𝑆𝑛 = 2𝑛+1 − 2. Maka, 𝑈𝑛 = 𝑆𝑛 − 𝑆𝑛−1
= (2𝑛+ − 2) − (2𝑛+1−1 − 2)

5
= 2. 2𝑛 + 2
= 2𝑛
Maka , 𝑈7 = 27 = 128

2.5 Geometri Tak Hingga

Deret Geometri tak hingga dapat dirumuskan menjadi :


𝑎
𝑆∞ = 1−𝑟

Juga dapat ditulis dengan notasi sigma :



𝑎
𝑆 = ∑ 𝑎𝑟 𝑛−1 = 𝑎 + 𝑎𝑟 + 𝑎𝑟 2 + … =
1−𝑟
𝑘+1

Contoh soal

1. Tentukan nilai deret Geometri berikut !


a. 24 + 12 + 6 +…
2 2
b. 1 + 2⁄3 + (3)2 + (3)3 + …

Penyelesaian :

a. 24 + 12 + 6 + …
Diperoleh:
1
a = 24 dan r = 2
Jadi nilai jumlah tak hingga suku – suku nya adalah
𝑎 24
𝑆∞ = = 1 = 48
1−𝑟 1−
2
2 2
b. 1 + 2⁄3 + (3)2 + (3)3 + …
Diperoleh :
a = 1 dan r = 2⁄3
𝑎 1
maka , 𝑆∞ = = 2 =3
1−𝑟 1−
3

6
3. Induksi Matematika

Metode pembuktian dalam matematika yang dikenal dengan istilah Induksi


Matematika. Atau dalam kalimat yang lain Induksi Matematika adalah proses
pembuktian pernyataan dari kasus – kasus khusus yang harus berlaku untuk
setiap bilangan asli.
Misalnya untuk 𝑃𝑛 suatu parnyataan bilangan asli n, kebenaran 𝑃𝑛 untuk
semua bilangan asli n dibuktikan dengan langkah :

1. 𝑃(1) adalah benar.


2. Andai 𝑃𝑛 benar maka untuk 𝑃𝑛+1 juga benar

Secara sistematisnya , prosedur (algoritma) pembuktian dengan Induksi


Matematika adalah:

1. Langkah 1 (baris Induksi) pemeriksaan untuk bilangan asli terkecil , 𝑃(1)


* catatan: kadang bukti tidak selalu dari n=1 , tetapi boleh n=2 dan
seterusnya.
2. Bila 𝑃𝑛 benar maka buktikan bahwa 𝑃𝑛+1 juga benar.
3. Bila pernyataan itu berlaku untuk semua bilangan asli n , maka 𝑃𝑛
adalah benar.

Contoh soal

1. Buktikan bahwa 1+ 3+ 5 + 7 + … + (2n -1) = 𝑛2


Penyelesaian :
Misal 𝑃𝑛 = 1 + 3 + 5 + 7 + ⋯ + (2𝑛 − 1) = 𝑛2
a. Untuk n = 1, 𝑃(1) = 12 , adalah benar.
b. Missal untuk n = k, 𝑃𝑘 = 𝑘 2 , adalah benar.
Untuk n = k artinya 1+ 3+ 5 + 7 + … + (2k -1) = 𝑘 2
c. Ditunjukkan untuk n = k+1 , maka berlaku
𝑃𝑘+1 = (𝑘 + 1)2 untuk n = k+1 akan di buktikan
1+ 3+ 5 + 7 + … + (2k -1) + (2(k+1)-1) = (𝑘 + 1)2
= 𝑘 2 + (2(𝑘 − 1) − 1)
=𝑘 2 + 2𝑘 + 1 = (𝑘 + 1)2 , terbukti
Jadi, 𝑃𝑛 berlaku untuk n∈A , maka rumus tersebut benar.

7
LATIHAN AKBAR

1. Tentukan rumus umum suku ke-n deret dibawah ini dan tentukan
pula jumlah 7 suku pertama!
a. 1 + 2 + 4 + 8 + ….
16 32
b. 12 + 8 + + +⋯
3 9
2. Tulislah jumlah – jumlah tersebut dalam notasi sigma !
a. 13 + 23 + 33 + 43 + 53
b. −2 + 4 − 8 + 16 − 32
3. Tiga bilangan bentuk Aritmatika jika suku ke-3 ditambah 2 dan suku
ke-2 dikurang 2, diperoleh Barisan Geometri. Jika suku ke-3barisan
Aritmatika ditambah 2 maka hasilnya menjadi 4 suku pertama .
Maka suku pertama deret Aritmatika itu adalah ….
4. Bila diketahui suku ke-2 dan ke-6 suatu deret Geometri dengan suku
positif berturut – berturut adalah 6 dan 96. Jumlah 5 suku pertama
deret tersebut adalah….
5. Buktikan bahwa 32𝑛 + 22𝑛+2 habis dibagi 5 untuk n bilangan asli!
6. Tentukan beda pada Barisan Aritmatika berikut ini
a. 3, 5, 7, 9 c. 4, -2 , -8 , -14
b. 4, 104, 204 d. -10, -5, 0, 5
7. Sisipkan Berbagai bilangan di bawah ini agar membentuk barisan
Aritmatika!
a. Empat bilangan diantara 2 dan 12
8. Tentukan jumlah deret Aritmatika yang diminta pada deret
Aritmatika berikut!
a. 6 + 9 + 12 + 15 +… 𝑆10 = ⋯
b. 12 + 5 – 2 – 9 – 16…. 𝑆13 = ⋯

8
Daftar Pustaka

Bird, John. 2002. Teori dan Aplikasi Praktis. Jakarta: Erlangga

Depdiknas. 2003. Standar Kompetensi Mata Pelajaran


Matematika Sekolah Menengah Atas Dan Madrasah Aliyah.
Jakarta : depdiknas

Purcell, Edwinj.1990.Kalkulus dan Geometri Analitik . Jakarta :


Erlangga

Sembiring, Suwah. 2006. Rahasia Pintar Matematika Untuk SMA/


MA. Bandung : Yrama Widya

Setyaningtyas, Yualind. 2009. Buku Sakti Matematika SMP.


Yogyakarta: Kendi Mas Media

Tampomas, Husein. 2007. Seribupena Matematika. Jakarta :


Erlangga

Wahyudin, H.2002. Ensiklopedi Matematika dan Peradaban


Manusia. Jakarta: Tarity Samudra Berlian

Wirodiktomo,. 2010. Matematika SMA. Jakarta: Yudistira

Anda mungkin juga menyukai