Oleh Kelompok 6 :
TMT-4A
Keterangan :
𝑈𝑛 = 𝑠𝑢𝑘𝑢 𝑘𝑒 − 𝑛
𝑈1 = 𝑠𝑢𝑘𝑢 𝑝𝑒𝑟𝑡𝑎𝑚𝑎
𝑎 = 𝑠𝑢𝑘𝑢 𝑝𝑒𝑟𝑡𝑎𝑚𝑎
1
𝑏 = 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑒𝑑𝑎
Contoh:
Tentukan suku ke-40 dari barisan aritmatika 7, 5, 3, 1, …
Penyelesaian:
𝑎=7
𝑏 = -2
𝑈𝑛 = 𝑎 + (𝑛 − 1)𝑏
𝑈40 = 7 + (40 − 1)(−2)
𝑈40 = 7 + 39(−2)
𝑈40 = (−71)
2. Deret Aritmatika
Perhatikan barisan aritmetika 3, 5, 7, 9, …. Dari barisan aritmetika tersebut
dapat dibuat suatu deret aritmetika : 𝑆𝑛 = 3 + 5 + 7 + 9 +…. Dengan demikian jika
diketahui suatu barisan bilangan aritmatika: 𝑈1 + 𝑈2 + 𝑈3 + ⋯ . +𝑈𝑛 . maka dapat
dibuat suatu deret aritmatika:
𝑆𝑛 = 𝑈1 + 𝑈2 + 𝑈3 + ⋯ . +𝑈𝑛
Cara menentukan 𝑆𝑛 sebagai berikut;
𝑈1 = 𝑎
𝑈2 = 𝑎 + 𝑏
𝑈3 = 𝑎 + 2𝑏
…
𝑈𝑛 = 𝑎 + (𝑛 − 1)𝑏
Maka diperoleh,
𝑆𝑛 = 𝑎 + (𝑎 + 𝑏) + (𝑎 + 2𝑏) + (𝑎 + 3𝑏) + ⋯ + (𝑎 + (𝑛 − 1)𝑏)
𝑆𝑛 = (𝑎 + (𝑛 − 1)𝑏) + (𝑎 + (𝑛 − 2)𝑏) + ⋯ + 𝑎
+
2 𝑆𝑛 = (2𝑎 + (𝑛 − 1)𝑏) + (2𝑎 + (𝑛 − 1)𝑏) + ⋯ + (2𝑎 + (𝑛 − 1)𝑏) 𝑎𝑡𝑎𝑢
2 𝑆𝑛 = 𝑛 (2𝑎 + (𝑛 − 1)𝑏)
𝑺𝒏 − 𝑺𝒏−𝟏 = 𝑼𝒏
3
𝑈3
= 𝑎 ⇔ 𝑈3 = 𝑈2 𝑟 = 𝑎𝑟. 𝑟 = 𝑎𝑟 2
𝑈2
𝑈4
= 𝑎 ⇔ 𝑈4 = 𝑈3 𝑟 = 𝑎𝑟 2 . 𝑟 = 𝑎𝑟 3
𝑈3
dan seterusnya, sehingga didapat barisan geometri dalam bentuk baku (standar), yaitu:
𝑎, 𝑎𝑟, 𝑎𝑟 2 , 𝑎𝑟 3 , … , 𝑎𝑟 𝑛−1.
Perhatikan bahwa urutan ke-n merupakan bentuk umum rumus suku ke-n barisan
geometri, yaitu:
𝑼𝒏 = 𝒂𝒓𝒏−𝟏
Keterangan :
𝑈𝑛 = 𝑠𝑢𝑘𝑢 𝑘𝑒 − 𝑛
𝑎 = 𝑠𝑢𝑘𝑢 𝑝𝑒𝑟𝑡𝑎𝑚𝑎
𝑟 = 𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜
Contoh:
Selembar kertas dipotong menjadi dua bagian. Setiap bagian dipotong menjadi dua
dan seterusnya. Berapakah jumlah potongan kertas setelah potongan ke-5
Penyelesaian:
𝑼𝒏 = 𝒂𝒓𝒏−𝟏
𝑎=1
𝑟=2
𝑈5 = 1. 25−1
𝑈5 = 1. 24
𝑈5 = 16
2. Deret Geometri
Seperti halnya deret aritmetika, bahwa suatu deret geometri adalah jumlah suku-suku
dari suatu barisan geometri. Jika barisan geometrinya dinyatakan dalam bentuk baku,
yaitu:
𝑎, 𝑎𝑟, 𝑎𝑟 2 , 𝑎𝑟 3 , … , 𝑎𝑟 𝑛−1
Maka deret geometrinya adalah
𝑎 + 𝑎𝑟 + 𝑎𝑟 2 + 𝑎𝑟 3 + ⋯ + 𝑎𝑟 𝑛−1
Misalkan 𝑆𝑛 adalah notasi yang kita pakai untuk menyatakan jumlah n suku pertama
suatu barisan geometri, maka:
4
𝑆𝑛 = 𝑎 + 𝑎𝑟 + 𝑎𝑟 2 + 𝑎𝑟 3 + ⋯ + 𝑎𝑟 𝑛−1
𝑟 𝑆𝑛 = 𝑎𝑟 + 𝑎𝑟 2 + 𝑎𝑟 3 + 𝑎𝑟 4 + ⋯ + 𝑎𝑟 𝑛−1
(1 − 𝑟)𝑆𝑛 = 𝑎 − 𝑎𝑟 𝑛
𝑎 − 𝑎𝑟 𝑛
𝑆𝑛 =
1−𝑟
𝑎(1 − 𝑟 𝑛 )
𝑆𝑛 = , (𝑟 ≠ 1)
1−𝑟
𝑎(𝑟 𝑛 − 1)
𝑆𝑛 = , 𝑏𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑢 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑟 > 1
𝑟−1
Contoh:
Jumlah 6 suku pertama deret geometri 2+6+18+… adalah
Penyelesaian:
𝑎(𝑟 𝑛 − 1)
𝑆𝑛 =
𝑟−1
𝑎=2
𝑟=3
2(36 − 1)
𝑆6 =
3−1
2(729 − 1)
𝑆6 =
2
𝑆6 = 728
5
a adalah suku pertama dan r adalah rasio. Tanda titik tiga (...) diatas menandakan
bahwa penjumlahan dilanjutkan terus menerus dengan mengikuti pola deret tersebut.
Sifat dan Rumus Deret Geometri Tak Hingga
a. Deret geometri tak hingga yang konvergen (memusat atau tidak
menyebar) adalah deret geometri tak hingga yang memiliki limit jumlah.
b. Deret geometri tak hingga yang divergen (menyebar) adalah deret geometri
tak hingga yang tidak memiliki limit jumlah.
6
𝑆∞𝑔𝑒𝑛𝑎𝑝
dengan 𝑟 = 𝑆∞𝑔𝑎𝑛𝑗𝑖𝑙
Contoh Soal
1 1 1
1. Tentukan Jumlah dari 1 + 4 + 16 + 64 + ⋯
Penyelesaian:
𝑎
𝑆∞ =
1−𝑟
𝑎=1
1
𝑟=
4
1
𝑆∞ =
1
1−4
1
𝑆∞ =
3
4
4
𝑆∞ =
3
2. Jumlah tak hingga untuk suku ganjil dan genap berturut-turut dari deret
1
geometri tak hingga 16 + 8 + 4 + 2 + 1 + 2 + ⋯ adalah
Penyelesaian:
Sebelum mencari nilai dari deret tak hingga, kit acari dulu rasionya
𝑈2 8 1
𝑟= = =
𝑈1 16 2
𝑎
𝑆∞𝑔𝑎𝑛𝑗𝑖𝑙 =
1 − 𝑟2
16
𝑆∞𝑔𝑎𝑛𝑗𝑖𝑙 =
1
1 − (2)2
16
𝑆∞𝑔𝑎𝑛𝑗𝑖𝑙 =
1
1−4
16
𝑆∞𝑔𝑎𝑛𝑗𝑖𝑙 =
3
4
4
𝑆∞𝑔𝑎𝑛𝑗𝑖𝑙 = 16 ×
3
7
64
𝑆∞𝑔𝑎𝑛𝑗𝑖𝑙 =
3
𝑎𝑟
𝑆∞𝑔𝑒𝑛𝑎𝑝 =
1 − 𝑟2
1
16 × 2
𝑆∞𝑔𝑒𝑛𝑎𝑝 =
1
1 − (2)2
8
𝑆∞𝑔𝑒𝑛𝑎𝑝 =
1
1−4
8
𝑆∞𝑔𝑒𝑛𝑎𝑝 =
3
4
4
𝑆∞𝑔𝑒𝑛𝑎𝑝 = 8 ×
3
32
𝑆∞𝑔𝑒𝑛𝑎𝑝 =
3
Dengan demikian jumlah tak hingga untuk suku ganjil dan genap berturut-turut dari
64 32
deret geometri tak hingga tersebut adalah dan
3 3
D. RELASI REKURENSI
Definisi Relasi Rekurensi
• Relasi rekurensi barisan (𝑎𝑛 ) adalah sebuah persamaan yang
mengekspresikan 𝑎𝑛 dalam bentuk suku-suku sebelumnya yaitu 𝑎𝑛−1 ; 𝑎𝑛−2 ; … , 𝑎1 , 𝑎0.
Suatu barisan merupakan solusi dari relasi rekurensi jika suku - suku pada barisan itu
memenuhi relasi rekurensi.
• Elemen barisan ke-n yaitu 𝑎𝑛 , ditentukan dari suatu persamaan.
• Persamaan penentuan dari 𝑎𝑛 didefinisikan secara rekursif dalam 1 atau lebih
term elemen 𝑎0 , 𝑎1 , 𝑎2 , … , 𝑎𝑛−1.
• Dari poin 1 dan 2 kita dapat menyebutkan bahwa suatu persamaan tersebut
termasuk relasi rekuens.
• Contoh penulisan persamaan untuk 𝑎𝑛 dengan memanfaatkan term dari
elemen sebelumnya,
𝑎𝑛 = 2𝑎𝑛−1 + 1
𝑎𝑛 = 𝑎𝑛−1 + 2𝑎𝑛−2
8
𝑎𝑛 = 2𝑎𝑛−1 − 𝑎𝑛−2
• Pentingnya menentukan kondisi awal barisan dalam relasi rekurens ini, secara
spesifik menentukan elemen-elemen barisan. Kondisi awal yang tidak sama akan juga
menghasilkan elemen-elemen barisan yang berbeda dengan kondisi awal.
• Kondisi awal barisan adalah satu atau lebih nilai awal yang diperlukan untuk
memulai menghitung elemen-elemen selanjutnya.
Contoh 1 :
𝑎𝑛 = 2𝑎𝑛−1 + 1; 𝑎0 = 1
𝑎𝑛 = 𝑎𝑛−1 + 2𝑎𝑛−2 ; 𝑎0 = 1 𝑑𝑎𝑛 𝑎1 = 2
• Contoh 1 :
Barisan bilangan ganjil lebih besar dari 2, yaitu 3,5,7,…
yang dapat dinyatakan dalam bentuk berikut :
Untuk semua bilangan bulat 𝑘 ≥ 1,
𝑎𝑘 = 𝑎𝑘−1 (relasi rekurensi) dan
𝑎0 = 3 (kondisi awal)
Setelah kita mengetauhi dengan relasi rekurensi dan kondisi awal, suku-suku barisan
selanjutnya dapat dihitung :
𝑎1 = 𝑎0 + 2 = 3 + 2 = 5
𝑎2 = 𝑎1 + 2 = 5 + 2 = 7
𝑎3 = 𝑎2 + 2 = 7 + 2 = 9
… dst
9
• Contoh 2 :
Misalkan f didefinikan secara rekursif sebagai berikut :
Permodelan
1. Bilangan Fibonacci
Relasi rekursi yang paling terkenal dan sering digunakan yaitu barisan Fibonacci.
Relasi rekursi ini merupakan salah satu relasi rekursi yang paling tua di dunia, dibahas
pada buku Liber Abbaci yang ditulis oleh Leonardo of Pisa atau yang lebih dikenal
dengan nama Fibonacci pada tahun 1202. Pada saat itu dicoba untuk menghitung jumlah
pasangan kelinci yang ada, jika setiap pasangan kelinci setiap bulan dapat menghasilkan
sepasang anak kelinci baru. 𝐻𝑛 = 2𝐻𝑛−1
Jika syarat awal diberikan dengan harga 𝑎0 = 1 dan 𝑎1 = 1, maka bilangan yang
10
diperoleh dengan rumus rekursi 𝑎𝑛 = 𝑎𝑛−1 + 𝑎𝑛−2 untuk n = 2, 3, 4, ... disebut barisan
Fibonacci dan suku 𝑎0 disebut bilangan Fibonacci.
Jadi, barisan Fibonacci sebagai berikut:
1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, 34, 55, 89, 144, 233, ...
2. Menara Hanoi
Permainan ini terdiri dari tiga tiang dan sejumlah cakram/piringan dengan ukuran
berbeda-beda yang bisa dimasukkan ke tiang manapun. Kondisi awal piringan yang
tertumpuk rapi berurutan berdasarkan ukurannya dalam salah satu tiang, piringann
terkecil diletakkan teratas, sehingga membentuk kerucut. Tujuan dari pemindahan
seluruh tumpukkan tersebut ke tiang yang lain, dengan melihat aturan :
1. Hanya satu piringan yang boleh dipindahkan dalam satu waktu.
2. Setiap perpindahan berupa pengambilan piringan teratas dari satu tiang dan
memasukkannya ke tiang lainnya, diatas piringan lain yang mungkin sudah ada di tiang
tersebut.
3. Tidak boleh meletakkan piringan diatas piringan lain yang lebih kecil.
Dikisahkan bahwa di kota Hanoi, Vietnam, terdapat tiga buah tiang tegak setinggi 5
meter dan 64 buah piringan (disk) dari berbagai ukuran. Tiap piringan mempunyai
lubang di tengahnya yang memungkinkannya untuk dimasukkan ke dalam tiang. Pada
mulanya piringan tersebut tersusun pada sebuah tiang sedemikian rupa sehingga piringan
yang di bawah mempunyai ukuran lebih besar daripada ukuran piringan di atasnya.
Pendeta Budha memberi pertanyaan kepada murid-muridnyanya: bagaimana
memindahkan seluruh piringan tersebut ke sebuah tiang yang lain; setiap kali hanya satu
piringan yang boleh dipindahkan, tetapi tidak boleh ada piringan besar di atas piringan
kecil. Tiang yang satu lagi dapat dipakai sebagai tempat peralihan dengan tetap
memegang aturan yang telah disebutkan. Menurut legenda pendeta Budha, bila
pemindahan seluruh piringan itu berhasil dilakukan, maka dunia akan kiamat!
Ilustrasi Menara Hanoi
11
PEMODELAN
Kita harus memindahkan piringan paling bawah terlebih dahulu ke tiang B sebagai
alas bagi piringan yang lain. Untuk mencapai maksud demikian, berpikirlah secara
rekursif: pindahkan n – 1 piringan teratas dari A ke C, lalu pindahkan piringan paling
bawah dari A ke B, lalu pindahkan n – 1 piringan dari C ke B.
pindahkan n – 1 piringan dari A ke C
pindahkan 1 piringan terbawah dari A ke B
12
pindahkan n – 1 piringan dari C ke B
Jika satu kali pemindahan piringan membutuhkan waktu 1 detik, maka waktu yang
diperlukan adalah 18.446.744.073.709.551.615 detik atau setara dengan 584.942.417.355
tahun atau sekitar 584 milyar tahun!
Karena itu, legenda yang menyatakan bahwa dunia akan kiamat bila orang berhasil
memindahkan 64 piringan di Menara Hanoi ada juga benarnya, karena 584 milyar tahun
13
tahun adalah waktu yang sangat lama, dunia semakin tua, dan akhirnya hancur.
➢ Tabungan Deposito
Solusi : 𝑃𝑛 = (1 + 𝑟)𝑛 𝑃
Contoh :
Misalkan uang sebanyak Rp10.000 disimpan di bank dengan system bunga 11% per
tahun. Berapa banak uang setelah 10 tahun?
• Misal 𝑃𝑛 menyatakan nilai uang setelah n tahun
• Nilai uang setela n tahun sama dngan nilai uang tahun sebelumnya ditambah
dengan bunga uang
𝑃𝑛 = 𝑃𝑛−1 + 0,11𝑃𝑛−1 , 𝑃0 = 10.000
14
𝑃𝑛 = 𝑃𝑛−1 + 0,11𝑃𝑛−1 = 1,11𝑃𝑛−1
𝑃1 = (1,11)𝑃1−1 = 1,11𝑃0
𝑃2 = (1,11) 𝑃2−1 = (1,11) 𝑃1 = (1,11)[1,11𝑃0 ] (1,11)2 𝑃0
𝑃3 = (1,11)𝑃3−1 = (1,11)𝑃2 = (1,11)[(1,11)2 𝑃0 ] = (1,11)3 𝑃0
𝑃𝑛 = (1,11)𝑛 𝑃0
• Jadi, 𝑃𝑛 = (1,11)𝑛 𝑃0 = (1,11)𝑛 10.000 . setelah 10 tahun, banyaknya uang
adalah 𝑃10 = (1,11)10 10.000 = 𝑅𝑝28.394,2
15
Untuk 𝑟1 = 𝑟2, penyelesaian awal 𝑎𝑛 = (𝑐1 + 𝑐2 . 𝑛)𝑟 𝑛
3. Menentukan nilai-nilai koefisien 𝑐1 𝑑𝑎𝑛 𝑐2
16